BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hubungan Kerjasama Kompas TV dan RBTV Model kerjasama RBTV Kompas TV setelah bekerjasama yaitu pembelian jam tayang. Ada perjanjian yang mengikat antara RBTV dengan Kompas TV. Model kerjasama seperti ini mirip dengan model afiliasi jaringan yang ada di Amerika. Tetapi perbedaannya adalah afiliasi merupakan hubungan antar dua LPS, sedangkan Kompas TV hanyalah content provider. 2. Pembagian Siaran Lokal RBTV yang dahulunya memiliki jam siaran lokal 14 jam kemudian setelah melakukan kerjasama hanya memiliki 4 jam. RBTV memiliki waktu tayang 13.33% dari total jam siaran 24 jam dan tidak melanggar PP no 50 th 2005 yang mewajibkan minimal 10% dari total jam siaran, tetapi masih melanggar dalam penempatan waktunya karena tidak ada jam siaran lokal RBTV yang berada pada prime time. Konten lokal yang disiarkan setelah RBTV bekerjasama dengan Kompas TV adalah : a. Pukul 08.30 WIB sampai 09.00 WIB: Embun pagi. b. Pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB: Leyeh-leyeh c. Pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB: Obrolan pagi. d. Pukul 15.00 WIB sampai 15.30 WIB: Program PH (program kerjasama) e. Pukul 15.30 WIB sampai 15.30: Bincang sore. 3. Manajemen Kompas TV dan RBTV di Yogyakarta setelah bekerjasama Manajemen Kompas TV dengan RBTV adalah manajemen independen. Manajemen independen tersebut membuat RBTV tetap memiliki saham penuh di RBTV. Kerjasama yang dibentuk adalah kerjasama konten yang mirip kerjasama jaringan afiliasi di Amerika. 88 Senada dengan model afiliasi Amerika, manajemen dari masing-masing institusi yang bekerjasama memiliki manajemen yang independen. Kedua stasiun televisi tersebut mendapatkan keuntungan dari program acara yang ditayangkan masing-masing. Masalah iklan, antara Kompas TV dan RBTV tetap mencari biro iklan sendiri-sendiri. RBTV mempunyai wewenang untuk menentukan acara apa saja yang akan ditayangkan pada isi program stasiun televisi RBTV, Kompas TV tidak ikut campur dengan acara lokal yang akan ditayangkan oleh RBTV. Kompas TV hanya memberikan konten siaran pada RBTV sebagai afiliasinya. Dampak negatif dari adanya kerjasama antara Kompas Tv dan RBTV yaitu siaran lokal menjadi berkurang. Walau jam tayang RBTV sangat minim, RBTV tetap menyajikan acara lokal dengan sangat maksimal. Memadatkan acara lokal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti acara budaya, talk show mengenai pendidikan, sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, kepolisian daerah, serta danrem. Dampak positif juga terlihat dari produksi program, RBTV tidak perlu membuat program acara yang berstandar nasional karena hal tersebut telah diberikan oleh Kompas TV sebagi pihak content provider yang bekerjasama dengan RBTV sebagai televisi lokal. Selain Itu juga RBTV mendapat kompensasi dari pembelian jam tayang yang dibeli oleh Kompas TV untuk menyiarkan acaranya di Yogyakarta. 4. Kepemilikan Kepemilikan saham Kompas TV di RBTV masih membingungkan karena 2 pendapat yang berbeda antara pihak RBTV dan KPID DIY. Keterbatasn peneliti dalam mengakses data juga menjadi kendala untuk mengetahui masalah kepemilikan ini. Tetapi menurut pengamatan, Kompas TV hanyalah pemasok konten, kalupun ada saham yang dibeli oleh Kompas TV hanyalah sebagian kecil, karena jika Kompas TV sudah memiliki saham setidaknya lebih dari 50% maka yang terjadi adalah logo 89 RBTV dihilangkan dan logo Kompas TV akan disematkan kata Yogyakarta. B. Saran 1. RBTV diharapkan dapat meningkatkan kualitas program sairan lokal dari keuntungannya bekerjasama dengan RBTV. Dan setelah meningkatkan kualitas adalah peningkatan kuantitas siaran lokalnya sendiri. Serta diharapkan dapat menyiarkan acara lokal pada jam-jam prime time. 2. KPID diharapkan membantu televisi lokal dalam mendapatkan biro iklan agar televisi lokal tetap dapat melayani masyarakat daerah ditengah banyaknya televisi swasta Jakarta. 3. Diharapkan kesinergian antara pihak RBTV dan KPID DIY sehingga administrasi dari kedua belah pihak dapat tersusun dengan rapih dan terdokumentasi dengan baik. 90