BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi tetapi juga bagaimana siswa dapat ikut aktif terlibat dalam pembelajaran. Keaktifan dalam pembelajaran dapat ditunjukkan dengan aktif bertanya, menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari teman lain dalam pembelajaran, aktif mengikuti kegiatan diskusi kelompok maupun aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih menjadi kendala atau permasalahan umum yang dirasakan oleh guru di kelas. Siswa masih banyak yang pasif sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran berjalan monoton dan kurang menarik. Kondisi semacam ini juga dialami oleh guru di kelas IV A SD Negeri 2 Wangon dimana masalah keaktifan siswa menjadi kendala yang selama ini belum dapat dicarikan solusi dari permasalahan ini. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri 2 Wangon diperoleh informasi bahwa permasalahan keaktifan kelas menjadi permasalahan klasik yang sudah sering dialami guru namun belum juga bisa diatasi oleh guru. Guru juga menjelaskan bahwa selama ini siswa masih sangat pasif di kelas, sebagai contoh saat ada kegiatan tanya jawab dimana guru memberikan pertanyaan, siswa di kelas hanya diam saja dan tidak ada 1 Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Arief Budi Permana, FKIP, UMP, 2014 2 yang menjawab. Guru juga memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya tidak adas siswa di kelas yang mau bertanya. Hal lain yang menunjukkan kepasifan siswa adalah ketika ada kegiatan diskusi dalam kelompok tidak banyak siswa yang aktif berdiskusi dalam rangka menyelesaikan tugas kelompoknya. Siswa yang aktif hanya ada beberapa di dalam kelas. Kondisi ini dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa atau prestasi belajar siswa. Secara tidak langsung jika siswa aktif maka dapat mendorong peningkatan pengetahuan dan prestasi belajarnya. Dari hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, ada beberapa kondisi yang menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran, diantaranya cara guru menyampaikan pembelajaran yang masih kurang variatif karena metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat satu arah atau teacher-centered. Kondisi yang tidak kalah penting adalah pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru masih monoton, terkait dengan pengaturan tempat duduk siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas IV A SD Negeri 2 Wangon di dapatkan gambaran pengelolaan kelas mengenai model pengaturan tempat duduk siswa yang tidak pernah berubah mulai siswa masuk kelas di awal semester sampai kenaikan kelas. Permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan berbagai cara agar tidak berkelanjutan dan menimbulkan berbagai kerugian. Hasil diskusi peneliti dengan guru menyepakati untuk melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Alternatif tindakan yang dipilih adalah dengan Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Arief Budi Permana, FKIP, UMP, 2014 3 memperbaiki pengelolaan kelas terkait dengan pengaturan tempat duduk siswa. Pengaturan model tempat duduk diharapkan memberikan pengalaman yang berbeda bagi siswa, sekaligus memberikan kesempatan kepada guru untuk melihat perbedaan perilaku dan cara berinteraksi siswa di kelas jika posisi duduk mereka diatur berbeda dengan teman yang berbeda setiap harinya di dalam kelas. Melihat pentingnya pengaturan tempat duduk terhadap pengelolaan kelas, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA dengan memberikan kenyamanan kepada siswa kelas IV A SD Negeri 2 Wangon ketika melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas. Peneliti dan guru telah memilih model tempat duduk yang diterapkan pada saat proses pembelajaran dengan menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat pada saat pembelajaran. Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Arief Budi Permana, FKIP, UMP, 2014 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana model pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA Materi gaya di kelas IV A SD Negeri 2 Wangon ? 2. Apakah pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya di kelas IV A SD Negeri 2 Wangon ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum penelitian ini adalah : Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA materi gaya. 2. Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Mengetahui proses pembelajaran IPA dengan model pengaturan tempat duduk sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa SD Negeri 2 Wangon. b. Meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya melalui model pengaturan tempat duduk di kelas IV A SD Negeri 2 Wangon. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Guru a. Meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Arief Budi Permana, FKIP, UMP, 2014 5 b. Dapat mengelola kelas melalui pengaturan tempat duduk yang membuat siswa aktif. 2. Sekolah a. Dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. b. Dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran di sekolah. 3. Peneliti a. Membantu peneliti memperoleh pengetahuan yang baru dan inovatif dalam pengelolaan kelas khususnya pengaturan tempat duduk. b. Melatih keahlian peneliti dalam hal pengelolaan kelas dengan mengatur posisi tempat duduk siswa. Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Arief Budi Permana, FKIP, UMP, 2014