BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anjing ialah hewan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anjing ialah hewan yang dapat beradaptasi dengan mudah dan
menjadi teman baik manusia sehingga banyak yang disayangi (Setyarini,
Putra, & Purnawan, 2013). Wells (2007) mengatakan bahwa anjing dapat
mencegah seseorang jatuh sakit, memfasilitasi penyembuhan dari penyakit,
dan memprediksi penyakit tertentu yang tidak terdeteksi, seperti massa
kanker dengan mencium bau yang dihasilkan tumor dan dilepaskan ke udara
melalui saluran pernapasan, mendeteksi dan memberikan tanda bila penyakit
ayan akan kambuh, dan mendeteksi hypoglycaemia, komplikasi umum dan
berbahaya pada diabetes.
Menurut Wells (2007),
merupakan
spesies
yang
anjing sebagai pendamping manusia,
membutuhkan
latihan
sehingga
memiliki
kemungkinan berkontribusi secara tidak langsung terhadap kesehatan fisik
jangka panjang. Warga senior yang memiliki peliharaan anjing memiliki
tingkat gliserid yang lebih rendah dibandingkan yang memiliki peliharaan
lainnya, dimana tingkat gliserid tinggi dihubungkan dengan meningkatnya
resiko serangan jantung. Pemilik anjing memiliki peluang 8,6 kali lebih besar
untuk tetap hidup selama satu tahun setelah serangan jantung dibandingkan
mereka yang tidak memiliki anjing.
Wells (2007) mengatakan bahwa anjing tidak hanya memfasilitasi
aspek tertentu dari kesehatan fisik, namun juga kesehatan psikologis manusia.
Ritual penyambutan, pengungkapan kasih sayang yang alamiah, loyalitas, dan
kemampuan seekor anjing untuk mencintai tanpa syarat mampu membuat
seseorang merasa berharga dan percaya diri. Menurut Wells (2007), seekor
anjing asisten dapat berperan sebagai katalis yang kuat dalam membantu
menormalisasikan hubungan dengan orang lain. Berjalan dengan anjing
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan berbincang dengan orang asing
dibandingkan bila berjalan sendiri.
1
2
Potgieter et al. (2013) menyatakan bahwa anjing penjaga atau LGD
(Livestock Guarding Dogs) juga merupakan metode populer di kalangan
petani dan konservasionis untuk melindungi ternak dari predator. Survei di
Amerika Serikat dan Namibia mengungkapkan bahwa peternak menganggap
LGD sebagai sarana yang berguna, praktis, dan ekonomis untuk mengurangi
kerugian ternak.
Namun, banyak pemilik anjing yang tidak memperhatikan kesehatan
peliharaan mereka karena membawa anjing ke dokter hewan membutuhkan
biaya besar dan keberadaan dokter hewan yang masih jarang. Sementara, ada
beberapa penyakit yang dapat dengan mudah ditularkan ke manusia
(Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013).
Selain itu, Saurkar dan Watane (2012) juga mengatakan bahwa hewan
peliharaan tidak mampu berbicara dan mengekspresikan masalah kesehatan
mereka. Hal ini menyebabkan seringkali pemilik hewan peliharaan kesulitan
mengambil tindakan berdasarkan observasi terhadap pelihaaran mereka
sehingga pemilik mencari bantuan melalui buku ataupun bertanya kepada
pemilik lain yang lebih berpengalaman. Padahal, menurut Wells (2007)
kematian seekor hewan pendamping dapat menimbulkan masalah, khususnya
karena adanya hubungan dekat yang tercipta antara pemilik dan hewan
pembantu mereka.
Tingginya minat terhadap anjing menyebabkan para pemilik
membutuhkan informasi cara melindungi dan merawat anjing mereka secara
mudah tanpa perlu mengunjungi klinik atau dokter hewan (Setyarini, Putra, &
Purnawan,
2013).
Untuk
memenuhi
kebutuhan
tersebut,
diusulkan
menggunakan sistem pakar dalam mencari informasi.
Sistem pakar adalah program komputer yang meniru kemampuan ahli
untuk mengambil keputusan (Sarma, 2012). Dasar sistem pakar adalah
bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ahli ke
dalam komputer dan bagaimana menyimpulkan atau mengambil keputusan
berdasarkan pengetahuan tersebut (Setyarini, Putra, & Purnawan, 2013).
Setyarini, Putra, dan Purnawan (2013) membuat sistem pakar untuk
mendeteksi penyakit anjing dengan membandingkan dua algoritma, yaitu
metode Certainty Factor (CF) dan metode Dempster – Shafer. Viswandha
(2012) membuat sistem pakar untuk mentransfer informasi teknis pada
3
bidang pertanian dengan menggunakan metode forward chaining. Nestorovic
(2010) membuat sistem pakar untuk mendeteksi penyakit pada anjing yang
disederhanakan dengan membandingkan dua algoritma yaitu backward
chaining dan forward chaining dan melakukan pengoptimalan berdasarkan
algoritma alpha-beta pruning.
Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan
bahwa sistem pakar dapat dibuat dengan banyak metode. Diharapkan dengan
adanya sistem pakar ini, pemilik anjing dapat dengan mudah menemukan
informasi yang dibutuhkan berdasarkan kecocokan observasi dengan
pengetahuan yang ada di dalam sistem.
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat
presisi antara hasil diagnosa sistem pakar yang dibuat dalam mendiagnosa
penyakit pada anjing dengan diagnosa ahli.
1.3
Hipotesis
Hipotesis terkait dengan rumusan masalah di atas adalah sistem pakar
mampu menghasilkan diagnosa yang presisi sesuai dengan diagnosa pakar.
1.4
Ruang Lingkup
Ruang lingkup perancangan sistem pakar meliputi :
•
Penyakit menular di Indonesia yang memiliki vaksinasi, terdiri
atas :
o Parainfluenza (virus)
o Bordetella bronchiseptica (bakteri)
o Kennel Cough (virus)
o Leptospirosis (virus)
o Hepatitis (virus)
o Distemper (virus)
o Parvovirus (virus)
4
o Rabies (virus)
o Coronavirus (virus)
•
Algoritma yang digunakan berupa backward chaining
algorithm dan metode pencarian depth – first search.
•
Data input berupa pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak” dan
output berupa hasil diagnosa penyakit.
•
Representasi pengetahuan dalam backward chaining tree.
•
Rule disusun berdasarkan gejala dominan (gejala yang pasti
ada dan dapat dilihat).
1.5
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah membuat aplikasi sistem
pakar yang berisi pengetahuan tentang penyakit menular pada anjing dan cara
mengatasinya.
Manfaat penulisan skripsi ini adalah adanya aplikasi yang dapat
digunakan oleh pemilik anjing maupun orang yang tertarik terhadap anjing
untuk mendiagnosa penyakit yang mungkin diderita berdasarkan pengamatan
gejala.
1.6
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dikategorikan menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Analisis kebutuhan dan masalah yang terdiri dari :
a. Analisis masalah
Membahas permasalahan yang dihadapi sesuai
dengan kajian jurnal, yaitu biaya besar dan keberadaan
dokter hewan yang masih jarang (Setyarini, Putra, &
Purnawan, 2013), serta kesulitan mengambil tindakan
berdasarkan observasi (Saurkar & Watane, 2012).
5
b. Analisis kebutuhan
Menentukan apa yang dibutuhkan oleh pengguna
dengan melihat permasalahan pada analisis masalah.
c. Analisis wawancara
Membahas hasil wawancara dengan pakar, berupa
penentuan penyakit menular di Indonesia yang telah
memiliki vaksinasi dan gejala dominan dari penyakit
tersebut.
d. Analisis kuesioner
Membahas hasil jawaban kuesioner untuk melihat
apakah aplikasi akan diminati oleh banyak orang.
2. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir menjelaskan alur metode penelitian secara
garis besar dengan urutan :
a. Menyebarkan kuesioner
b. Menentukan data untuk knowledge – base
c. Menentukan rule
d. Menentukan
algoritma
dan
membuat
representasi
pengetahuan
e. Menjelaskan alur algoritma
f. Menentukan bahasa pemrograman
g. Membuat aplikasi
h. Pengujian aplikasi oleh pakar
3. Metodologi
Pada bagian ini dilakukan pembahasan secara mendetail
dari alur kerangka berpikir, antara lain mengenai :
a. Menyebarkan kuesioner
a. Daftar pertanyaan
b. Struktur kuesioner
6
b. Menentukan data untuk knowledge – base
Data didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar
berupa penyakit menular yang memiliki vaksinasi
beserta gejala dominannya.
c. Menentukan rule
a. Rule kombinasi gejala
Berisi
penjelasan
rule
dari
gejala
yang
dikombinasikan.
b. Rule kelengkapan gejala
Berisi penjelasan rule lengkap dari setiap penyakit.
d. Menentukan
algoritma
dan
membuat
representasi
pengetahuan
Algoritma yang digunakan adalah backward chaining
algorithm
dan
representasi
pengetahuan
dalam
backward chaining tree.
e. Menjelaskan alur algoritma
a. Menjelaskan alur pembuktian hipotesis.
b. Menjelaskan
alur
perpindahan
pembuktian
hipotesis.
f. Menentukan bahasa pemrograman
Bahasa pemrograman yang akan digunakan adalah
Java dan Jess.
g. Membuat aplikasi
Pembuatan aplikasi berdasarkan rule yang telah
ditetapkan dengan bahasa pemrograman yang telah
ditentukan (Java dan Jess).
h. Pengujian oleh pakar
Pengujian aplikasi dilakukan oleh pakar untuk
menentukan tingkat presisi.
7
1.7
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini akan terbagi menjadi 5 bagian, yaitu :
BAB 1 – Pendahuluan
Isi dari bab 1 meliputi latar belakang permasalahan,
rumusan masalah yang ingin diselesaikan, hipotesis yang ingin
dibuktikan sehubungan dengan rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan yang ingin dicapai, untuk siapa dan apa manfaat
penelitian ini, metode penelitian yang akan digunakan, dan
sistematika penulisan laporan penelitian.
BAB 2 - Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dipaparkan teori – teori yang berkaitan
dengan penelitian serta pembahasan dari penelitian lain yang
bersangkutan.
BAB 3 – Metodologi
Bab 3 berisi kerangka berpikir penyelesaian masalah dan
metodologi pelaksanaan kerangka berpikir.
BAB 4 - Hasil dan Pembahasan
Pada bab 4 berisi pembahasan hasil dari metodologi yang
digunakan.
BAB 5 - Simpulan dan Saran
Pada bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, apakah
tujuan dan manfaat yang ingin dicapai terpenuhi beserta
alasannya, dan saran agar penelitian ini bisa dikembangkan
dengan lebih baik.
Download