ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILA1AN PENGGUNA JASA /KLIEN PRO YEK KONSTRUKSI DALAM PROSES PEMILIHAN KONTRAKTOR Isnarno Abstrak Pemilihan kontraktor merupakan salah satu tahapan penting yang menentukan keberhasilan proyek konstruksi. Karena itu. dalam tahap prakualifikasi untuk memilih kontraktor, seharusnya terdapat faktor kriteria seleksi yang lebih baik, disamping faktor harga penawaran yang diajukan kontraktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap penting bagi pengguna jasa I klien proyek konstruksi dalam proses pemilihan kontraktor yang meliputi: faktor kemampuan peralatan, kemampuan personil, keuangan, pengalaman kerja, Catalan kegagalan, penerapan asuransi dan keselamatan kerja, serta faktor-faktor lain. Penelitian ini juga mengkaji ranking dan bobot tiap faktor sehingga dapat diterapkan pada sebuah model penilaian prakualifikasi untuk subdinas di lingkungan Dinas Kimpraswil. Hasildari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan-perbedaan diantarapara responden ketika mereka menilai faktor yang dianggap penting dan berpengaruh dalam proses pemilihan kontraktor. Perbedaan lersebut ternyata banyak dipengaruhi oleh adanya perbedaan latar belakang instansi dan spesifikasi / kebutuhan proyek yang ada. Hasil Aritmatic Mean menunjukan urutan bobot faktor: (1) Faktor kemampuan keuangan / fmansiil kontraktor 16,25%, (2) Faktor pengalaman kerja!5,36%, (3) Faktor personil perusahaan kontraktor 14.58%, (4) Faktor kemampuan peralatan 14,28%, (5) Faktor Catalan kegagalan kerja 13,72%, (6) Faktor penerapan asuransi dan keselamatan kerja 12,98%, (7)Faktor domisili dan Iainlainl2,83%. Modelpenilaian prakualifikasi kontraktor selanjutnya dapat digunakan di subdinas yang ada di lingkungan Dinas Kimpraswil. Kata kunci: Pemilihan kontraktor, penawaran, prakualifikasi. 1. PENDAHULUAN Pengadaan barang dan jasa (procurement) dalam proyek konstruksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain : pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan penunjukan langsung. Proses pengadaan barang / jasa dalam proyek konstruksi yang menggunakan sistem pelelangan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : pelelangan pasca kualifikasi dan petelangan prakualiflkasi. Dalam pelelangan pasca kualifikasi, semua penyedia jasa yang memermhi syarat dapat ikut dalam pelelangan, sedangkan dalam pelelangan Prakualifikasi yangdiijinkan ikut adalah penyedia barang/jasa yang lulus kualifikasi diundang oleh pengguna jasa (klien proyek konstruksi). Pengguna jasa kontruksi umumnya melakukan penilaian terhadap kontraktor sebagai penyedia jasa yang meliputi: kemampuan dari segi administrasi dan finansial, kemampuan dari segi peralatan, kemampuan sumber day a manusia serta pengalaman dan prestasi kerja. Calon peserta lelang / kontraktor yang dinyatakan lulus dalam tahap prakualifikasi dicatat dan diundang mengikuti pelelangan. Pengguna jasa / klien proyek konstruksi seharusnya mempunyai kriteria penilaian yang lebih baik dalam memilih kontraktor, disamping pertimbangan wajarnya harga penawaran yang diajukan kontraktor peserta tender. Jika kriteria-kriteria tersebut dapat diidentifikasi dan tingkat kepentingan masingmasing kriteria tersebut diketahui, maka pengembangan model I framework pemilihan kontraktor yang obyektif dapat dijembatani. Pengguna jasa selanjutnya dapat menerapkan metode pemilihan kontraktor yang obyektif untuk mendapatkan penyedia jasa / kontiaktor yang sesuai dengan proyek yang ditawarkan. 2 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian penggunajasa/ klien proyek konstruksi dalam proses 20 pemilihankontraktordan mengkajibobot dari masing-masing faktor tersebut sebagai hasil penilaian dari para klien proyek konstruksi. Mengkaji perbedaan penilaian terhadap faktorfaktor pada 3 (tiga) jenis instansi di lingkungan Dinas KIMPRASWIL, berdasar jenis instansinya (Bina Marga, Cipta Karya dan Pengairan) hingga didapatkan sebuah mode! dapat diterapkan untuk melakukan proses prakualifikasi di masing-masing subdinas maupun secara umum. Keppres No. 80 Tahun 2003 untuk proses pemilihan kontraktor metode pelelangan dengan Prakualifikasi dapat dijelaskan melaiui Gambar 1. Holt, dkk, (1995), menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi penilaian klien konstruksi di Inggris meliputi : (1) organisasi kontraktor, (2) kondisi finansial kontraktor, (3) manajemen sumber daya kontraktor, (4) pengalaman kerja, (5) kinerja pada pekerjaan yang lalu, (6) spesifikasi proyek yang dikerjakan, (7) spesifikasi lainnya. 3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengadaan Barang / Jasa dengan Sistem Pelelangan 21 Dipohusodo, (1996), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dinilai oleh klien proyek konstruksi dalam memilih kontraktor melalui sistem pelelangan adalah faktor: organisasi dan perencanaan lapangan(10%), personil (15%), peralatan dan instalasi konstruksi utama (15%), penga!aman(30%), dan faktor kondisi finansial (30%). Dinas Pengairan Pertambangan dan Energi Kabupaten Banyumas sebagai klien proyek konstruksi memberikan bobot kepada faktor-faktor yang dinilai sebagai berikut : syarat utama (20%), faktor pekerjaan yang telah dilaksanakan (20%), faktor peralatan (12%), faktor personil (18%), dan faktor kemampuan keuangan (30%). 4. METODOLOGIPENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan adalah dengan menyampaikan kuesioner kepada 60 (enam puluh) responden yang merupakan klien proyek kontruksi pada 3 (tiga) instansi pemerintah dalam lingkungan Dinas K1MPRASWIL, di wilayah Jawa tengah 4.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer melalui kuisioner, Responden memberikan penilaian dalam bentuk prosentase (%) terhadap tiaptiap faktor sehingga didapatkanjumlah bobot 100%. 4.3. Teknik Analisis Data Analisis mengenai besar bobot faktor peralatan, person!!, keuangan, pengalaman kerja, catatan kegagalan, astek/ keselamatan dan lain-lain yang berpengaruh dalam proses prakualiflkasi menggunakan analisis Aritmatik Mean. Nilai rata-rata responden terhadap tiaptiap faktor digunakan sebagai pedoman bagi bobot faktor tersebut da tarn pembuatan model penilaian prakualifikasi. Analisis mengenai perbandingan penilaian antar kelompok responden terhadap faktorfaktor penting dalam pemilihan kontraktor dengan berdasar pada jenis instansi / jenis pekerjaan di lingkungan Dinas KIMPRASWIL (Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan), dilakukan dengan menggunakan analisis Compare Mean, Analisis ini dipakai untuk menguji rata-rata penilaian para pengguna jasa di tiga subdinas terhadap tiap faktor-faktor yang disajikan. Hasilnya adalah berupa label perbandingan nilai mean untuk tiap faktor berdasar subdinas Cipta Karya, Bina Marga, dan Pengairan. 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang didapat dan layak dianalisis mengenai jumlah dan frekuensi responden di masing-masing wilayah penelitian dapat dilihat padaTabel 1 22 A. Analisis Bobot Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengguna Jasa dalam Evaluasi Kualifikasi Bobot faktor peralatan, personil, keuangan, pengalaman kerja, Catalan kegagalan, astek / keselamatan kerja dan faktor lain-lain yang mempengaruhi pengguna jasa / klien proyek konstruksi dalam proses pemilihan kontraktor berkaitan dengan seberapa besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap klien proyek konstruksi dalam memberikan penilaian terhadap para penyedia jasa konstruksi yang mengikuti proses pelelangan suatu proyek konstruksi. Dalam ha) ini, klien proyek konstruksi adalah anggota Tim Proyek dari 3 (tiga) instansi di lingkungan Dinas Kimpraswil yang menjadi pekerjaan beton, alat ukur tanah, dan peralatan untuk pekerjaan pondasi. Secara umum penilaian responden terlihat dapat mewakili kepentingan masing-masing subdin terhadap faktor peralatan yang dimiliki penyediajasa. responden di daerah penelitian. Dari tabel 2. terlihat bahwa responden yang berasal dari Subdin Bina Marga memberikan bobot tinggi pada faktor peralatan alat berat pekerjaan jalan raya, alat berat pekerjaan tanah, peralatan AMP, dan peralatan laboratorium. Responden dari Subdin pengairan memberikan penilaian bobot tinggi terhadap faktor peralatan mobilisasi, peralatan 2. Analisis Faktor Personil Perusahaan Analisis yang dilakukan terhadap faktor personil perusahaan meliputi 5 (lima) faktor, personl (Projekmanajer), person 2(site manajer lapangan), person 3( supervisor), person 4 ( site manajer non kepemilikanalatmobilisasimenjadi faktor yang paling berpengaruh dalam menilai kemampuan kontraktor, dilihat dari segi peralatannya. Memang dalam kenyataan di lapangan, peralatan mobilisasi sangat diperlukan oleh kontraktor sebagai penyedia jasa untuk transportasi tenaga kerja maupun transportasi peralatan. 1. Analisis Faktor Peralatan yang Dimiliki Kontraktor Analisis terhadap faktor peralatan yang dimiliki kontraktor meliputi 9 (sembilan) faktor, dimana hasil analisis statistik deskriptif ditunjukkan dalam Tabel 2. Penilaian responden terhadap 9 (sembilan) faktor peralatan yang dimiliki kontraktor menunjukkan bahwa faktor lapangan), person 5 ( supervisor non lapangan) yang menunjukkan kategori personil proyek yang biasanya dimifiki kontraktor. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. penilaian subdinas terhadap faktor personil peruahaan kontraktor Report 23 Responden memberikan bobot yang rendah terhadap personil-personil yang bersifat non lapangan, karena keberadaan para personil yang di lapangan yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi. 3. Analisis Faktur Kemampuan Keuangan Kontraktor Analisis yang dilakukan terhadap faktor kemampuan keuangan kontraktor meliputi 3 (tiga) faktor, sisa kemampuan keuangan (uang 1), sisa kemampuan proyek (uang 2), referensi kredit( uang 3) yang dianggap periling untukdinilaidalam proses pengadaan jasa konstruksi. Hasil analisis statistik terlihat pada Tabel 4. Responden dalam menilai ketiga faktor keuangan cenderung mengatakan bahwa faktor sisa kemampuan keuangan akan memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap klien proyek konstruksi dalam menilai kemampuan kontraktor. Pada kenyataannya niemang kl ien proyek konstruksi lebih percaya pada kontraktor yang memiliki kemampuan keuangan yang nyata, dibandingkan dengan melihat hanya pada referensi kredit dari bank. Tabel 4. Penilaian subdinas tehadap bobot faktor keuangan kontraktor Penilaian responden relatif hampir sama Artinya faktor-faktor tersebut memang pada prakteknya sangat diperhatikan oleh klien proyek konstruksi, terutama klien dari instansi pemerintah, dimana mereka menganggap kontraktor hams mampu secara finansial untuk mengerjakan pelaksanaan proyek. 4. Analisis Faktor Fekerjaan yang Pernah dilaksanakan Analisis terhadap faktor pekerjaan yang pernah dilaksanakan meliputi 3 (tiga) factor yaitu pekerjaan yang sama (kerja 1), pengalaman kerja sejenis (kerja 2), pekerjaan lain-!ain (kerja 3), Hasil statistik ditunjukkan oleh Tabel 5. Tabel 5. Penilaian subdinas terhadap faktor pengalaman kerja kontraktor Responden menilai bahwa pengalaman kerja kontraktor pada proyek yang sama sebelumnya akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek. 5. Analisis Faktor Catalan Kegagalan dalani Pelaksanaan Secara unuim responden memberikan bobot yang lebih tinggi terhadap Catalan kegagalan mutu(catatan l)dibandingkan dengan catatan kegagalan waktu (catatan 2)atau volume (catatan 3). Hasil uji statistik dapat dilihat pada Tabel 6. Responden sepakat bahwa faktor kinerja kontraktor di bidang mutu pekerjaan memang akan sangat mempengaruhi penilaian anggota Tim Proyek . Catatan keterlambatan waktu dianggap wajar, karena memang banyak sekali faktor yang biasanya menyebabkan kontraktor terlambat menyelesaikan pekerjaan, terutama karena faktor cuaca dan faktor alam lain yang seringkali tidak bisa diprediksi sebelumnya. Menurut responden kegagalan volume juga seringkali disebabkan oleh faktor kurang sempurnanya perencanaan proyek sehingga pada waktu pelaksanaan sering terjadi 24 perubahan-perubahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada volume pekerjaan. Tabel 6. Penilaian subdinas terhadap laktor catatan kegagalan kontraktor 6. Analisis Faktor Penerapan Asuransi dan Keselamatan Kerja Analisis yang berkaitan dengan faktor tersebut meliputi 2 (dua) faktor, yaitu :Anggotu Asuransi Tenaga Kerja (astek I) dan catatan kecelakaan kerja (astek 2) yang pernah dilaksanakan kontraktor pada proyek-proyek sebelumnya. Hastl uji statistik terhadap kedua faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Responden sepakat bahwa faktor asuransi tenaga kerja lebih berpengaruh dibandingkan dengan keselamatan kerja dalarn penilaian karena mengasuransikan tenaga kerja merupakan j ami nan pengobatan jika terjadi kecelakaan Tabel 7. Penilaian subdinas terhadap faktor asuransi dan keselamatan kerja 7. Analisis Faktor Lain-Lain Analisis faktor ini meliputi 2 (dua) faktor,yaitu : domisili kontraktor( lain 1) dan bukti lunas pajak (lain 2). Hasil uji statistik terhadap kedua faktor tersebut dapat dilihat padaTabel 8. Responden secara umum memberikan bobot penilaian yang lebih besar terhadap bukti lunas pajak yang dimilikikontraktor, dibandingkan dengan faktor domisili kontraktor. Kontraktor lokal sebenarnya berharap bahwa keberadaan penyediajasa yang berdomisili di lokasi proyek mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk mendapatkan proyek tersebut, tetapi para responden sebagai klien proyek konstruksi ternyata kurang sepakat dengan para kontraktor karena dengan keikutsertaan kontraktor dari luar daerah akan menambah kompetitor sehingga kualitas pekerjaan diharapkan tebih baik Tabel 8. Penilaian subdinas terhadap faktor lain-lain B. Analisis Skor Faktor-Faktor Penilaian Klien Konstruksi Perbedaan penilaian pada masing-masing responden yang berasal dari 3 (tiga) subdinas yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 9. 25 26 27 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Secara umum responden menyatakan bahwa faktor kemampuan finansial (16,25%) dan pengalaman kerja kontraktor (15,36%) merupakan dua faktor lerpenting yang mempengaruhi penilaian responden ketika mereka terlibat dalam tim proyek. Faktor kemampuan sumber daya manusia (14,58%) dan Catalan kegagalan (13,72%) menjadi faktor berikutnya yang dianggap penting. Sedangkan faktor penerapan asuransi dan keselamatan kerja (12,98%) dan faktor lain-lain (12,83%) menempati priorilas dibawahnya. 2. Terdapat perbedaan pada responden dalam memberikan bobot terhadap faktor-faktor penilaian, dimana faktor jenis subdinas tempat responden bekerja ternyata memberikan pengaruh yang besar. Karena masingmasing subdinas mempunyai Karakteristik pekerjaan / proyek konstruksi yang ditangani oleh masing-masing subdinas membutuhkan kualitlkasi kemampuan kontraktor yang berbeda pula. Aplikasi model penilaian yang didapatdari hasil penelitian ini dapat memberikan kemtidahan bagi masingmasing subdinas di lingkungan Dinas Kimpraswil dalam memberikan penilaian ketika mengadakan proses pengadaan jasa konstruksi melalui sistem pelelangan dengan prakuatifikasi. 6.2 Saran 1. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut pada kondisi dimana dunia konstruksi sudah semakin maju sehingga sangat dimungkinkan tindakan-tindakan yang diambil untuk mendapatkan kontraktor yang berkualitas dapat lebih bervariasi dari yang ada saat ini. 2. Model penilaian yang diterapkan pada masa mendatang harus lebih mendetail, mudah dipahami dan harus mampu memberikan penilaian yang seobyektif mungkin sehingga pengguna jasa akan mendapatkan kontraktor yang betul-betul berkualitas sebagai hasil penilaian yang obyektif. 5. DAFTAR PUSTAKA ______, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keppres No. 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Instansi Pemerintah, BP Panca Usaha, Jakarta, 2003. ______, Penilaian Prakualifikasi Pengadaan Barang/Jasa, Dinas Pengairan Pertambangan dan Energi Kabupaten Banyumas, 2003. Dipohusodo, I. (1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2, Kanisius, Jogyakarta. Ervianto, W. (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Audi, Jogyakarta. Holt, G.G., Olomolaiye, P.O., Harris, F.C. (1994) Factors Influencing UK Construction Client's Choice of Contractor, Building Environment 29 (2), 241-248. Biodata Penulis: Isnarno, Ir (Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta-1985), MT( Universitas Atma Jaya Yogyakarta-2004), Dosen Teknik Sipil Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. 28