BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Teori 1. Audit Manajemen

advertisement
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
1.
Kajian Teori
Audit Manajemen
Perusahaan memiliki keterbatasan dalam berbagai hal untuk
melaksanakan operasional dalam perusahaannya, baik dalam hal kepemilikan
sumber daya, informasi, dan teknologi. Karena alasan itulah perusahaan perlu
membuat sebuah perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya
yang dimiliki perusahaan untuk mendukung operasional yang akan dilakukan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang disusun
secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya operasi yang efisien dan
secara efektif mampu mencapai tujuan perusahaan (Bayangkara, 2008:1).
Untuk memastikan bahwa rencana yang telah dibuat dijalankan dengan
benar dan sesuai tujuan, maka perusahaan perlu membentuk fungsi
pengawasan dan pengendalian manajemen. Fungsi pengawasan dan
pengendalian manajemen inilah yang pada akhirnya menimbulkan aktivitas
audit.
1.
Pengertian Audit Manajemen
Audit manajemen seringkali diartikan sama dengan audit operasional.
Audit Manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap
efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan atau institusi. Audit manajemen
dirancang sistematis untuk mengaudit program yang diselenggarakan
13
keseluruhan atau sebagian dari entitas untuk menilai dan melaporkan
apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien dan apakah
tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan telah dicapai dan
tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan atau
institusi
(bayangkara,
2008:2).Audit
manajemen
pada
hakikatnya
merupakan suatu instrumen ilmiah yang diperuntukkan bagi manajemen
puncak. Di lingkungan pemerintahan tugas fungsional audit manajemen
biasanya diserahkan kepada inspektur jenderal dan aparatnya (Siagian,
1997:13).
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat diketahui bahwa pada
umumnya definisi dari audit manajemen menekankan pada penilaian
efektivitas, efisiensi dan ekonomis. Audit manajemen dapat dilaksanakan
pada seluruh entitas atau hanya sebagian entitas dalam perusahaan.
2.
Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Manajemen
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan
manajemen. Ruang lingkup ini dapat juga hanya mencakup bagian tertentu
dari program atau aktifitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi,
bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan
untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
(Bayangkara, 2008:4).
Menurut Bayangkara (2008: 15-18) fungsi dan ruang lingkup audit
manajemen meliputi beberapa bagian, yaitu:
1. Audit manajemen pada fungsi pemasaran
14
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana
setiap program atau aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai
tujuanya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
Ruang lingkup audit manajemen pemasaran diantaranya meliputi:
1.
Lingkungan pemasaran
2.
Strategi pemasaran
3.
Organisasi pemasaran
4.
Produktivitas pemasaran
5.
Fungsi pemasaran
6. Audit manajemen pada fungsi produksi dan operasi
Audit manajemen pada fungsi produksi dan operasi bertujuan untuk
melakukan pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan
berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi
perusahaan dan institusi. Disamping itu, audit pada fungsi ini juga
ditujukan untuk menilai efisiensi dan ekonomisasi pengelolaan sumber
daya dan efektivitas pencapaian tujuan. Ruang lingkup audit ini
meliputi:
1.
Perencanaan produksi
2.
Pengendalian kualitas
3.
Produktivitas dan efisiensi
4.
Metode dan standar kerja
5.
Pemeliharaan peralatan
6.
Organisasi manajemen produksi dan operasi
15
7.
Plant and layout
7. Audit manajemen pada fungsi sumber daya manusia
Audit manajemen pada fungsi sumber daya manusia bertujuan untuk
menilai apakah kebutuhan akan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi
dengan cara yang hemat, efisien, dan efektif. Ruang lingkup audit ini
mencangkup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi:
1.
Perencanaan tenaga kerja
2.
Penerimaan (rekrutmen) karyawan
3.
Seleksi
4.
Orientasi dan penempatan
5.
Pelatihan dan pengembangan
6.
Penilaian kinerja
7.
Pengembangan karier
8.
Sistem imbalan dan kompensasi
9.
Perlindungan Karyawan
10.
Pemutusan hubungan kerja (PHK)
8. Audit manajemen pada fungsi sistem informasi
Audit manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada
penilaian terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki
perusahaan untuk menghasilkan berbagai informasi yang dimiliki
perusahaan untuk menghasilkan berbagai informasi yang diperlukan
secara akurat dan tepat waktu. Ruang lingkup audit ini meliputi:
1.
Dukungan satuan pengolahan data
16
2.
Perencanaan pengolahan data
3.
Organisasi pengolahan data
4.
Pengendalian pengolahan data
5. Audit manajemen lingkungan
Tujuan utama manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh
mana perusahaan telah melaksanakan tanggungjawab lingkungannya.
Pada fungsi ini mencangkup baik tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan internalnya (keselamatan dan kesehatan kerja) maupun
tanggungjawab lingkungan eksternalnya (pencemaran limbah).
6. Audit manajemen sistem manajemen kualitas
Audit manajemen kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah
sistem kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu
memandu proses proses operasi perusahaan untuk dapat mencapai
kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Produk
yang memenuhi standar kualitas pada dasarnya adalah produk yang
sesuai kebutuhan pelanggan.
7. Audit manajemen perpajakan
Fungsi perpajakan pada perusahaan sebenarnya bukan hanya pada
bagaimana perusahaan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara
benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana
perusahaan mengelola fungsi ini untuk meminimalkan kewajiban
perpajakannnya.
17
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan serta pengendalian agar lebih memusatkan perhatiannya pada
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan yang meliputi sasaran strategi, auditor
manajemen dapat mengembangkan teknik-teknik pemeriksaan yang
semakin baik dan juga dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen
dalam pengambilan keputusan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Tujuan umum dari audit manajemen menurut (Tunggal, 2010:3),
adalah memberikan keyakinan kepada manajemen tentang efisiensi dan
efektivitas operasi serta kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan menurut AICPA yang dikutip oleh Amin Widjaja
(2000:275) dalam bukunya “Auditing Kontemporer” tujuan dari
pelaksanaan Audit manajemen adalah untuk memeriksa dan menilai operasi
perusahaan serta prosedur pelaksanaannya, juga menyangkut pemberian
informasi kepada manajemen tentang masalah-masalah operasi yang
diperlukan untuk melakukan koreksi dalam peningkatan, penghematan dan
produktivitas. Ada tiga elemen pokok dalam tujuan audit (Bayangkara,
2008:4), yaitu :
1.
Kriteria (criteria)
18
Kriteria merupakan standar, norma bagi setiap individu maupun
kelompok di dalam perusahaan atau institusi dalam melakukan
aktivitasnya.
8. Penyebab (causes)
Penyebab merupakan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh setiap
individu maupun kelompok didalam perusahaan atau institusi.
Penyebab dapat bersifat positif seperti program/aktivitas berjalan
dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi, atau
sebaliknya bersifat negatif seperti program/aktivitas berjalan dengan
tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih rendah dari standar yang
telah ditetapkan.
9. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang
berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan
program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian lebih rendah dari
standar yang ditetapkan. Begitu pula sebaliknya, akibat positif
menunjukkan program/aktivitas terselenggara dengan baik dan tingkat
pencapaian lebih tinggi dari kriteria.
Menurut Bayangkara tujuan dari audit manajemen dilihat dari tipe
audit, diantaranya adalah sebagai berikut (Bayangkara, 2008: 4) :
1. Audit laporan keuangan
19
Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menentukkan apakah
laporan keuangan audit telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
2. Audit kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukkan tingkat kepatuhan
sesuai dengan prinsip-prinsip kepatuhan suatu entitas terhadap hukum,
peraturan, kebijakan, rencana, dan prosedur.
3. Audit internal
Tujuan audit internal adalah :
1.
Menilai keandalan laporan keuangan.
2.
Menentukkan tingkat kepatuhan suatu entitas terhadap hukum,
peraturan, kebijakan, rencana dan prosedur.
3.
Menilai pengendalian internal organisasi.
4.
Menilai efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya.
5.
Program peninjau terhadap konsistensi hasil dengan tujuan
oganisasi.
6. Audit operasional
Tujuan dari audit manajemen yaitu menilai efisiensi dan efektifitas
penggunaan sumber daya.
1.
Prinsip Dasar Audit Manajemen
20
Menurut Bayangkara, ada tujuh prinsip dasar audit manajemen yang
harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan
dengan baik, yang meliputi (Bayangkara, 2008: 5-6) :
2.
Audit dititikberatkan pada obyek audit yang mempunyai peluang untuk
diperbaiki.
Sesuai dengan tujuan audit manajemen, yaitu menciptakan
perbaikan terhadap program/aktivitas perusahaan, maka
audit
dititikberatkan pada berbagai hal yang masih memerlukan perbaikan
untuk mencapai kondisi optimal dalam pengelolaan sumber daya yang
dimiliki perusahaan.
7. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan obyek audit.
Penilaian yang akurat baik terhadap kinerja manajemen maupun
berbagai program atau metode operasi yang telah dilaksanakan,
membutuhkan audit yang saksama. Dari hasil audit yang dilakukan
akan diketahui apakah program yang ditetapkan, metode pelaksanaaan
operasi, atau kebijakan yang ditetapkan manajemen secara efektif dapat
mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian, audit
merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian
dilakukan.
8. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat
positif.
21
Disamping
menyajikan
temuan-temuan
yang
merupakan
kelemahan dalam pengelolaan perusahaan, auditor juga harus
menyajikan temuan-temuan positif yang biasanya berupa keberhasilan
yang dicapai manajemen dalam mengelola berbagai program atau
aktifitas dalam operasinya. Hal ini dilakukan untuk memberikan
penilaian yang obyektif terhadap obyek yang diaudit.
9. Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangankekurangan yang terjadi.
Auditor harus dapat mengidentifikasi dan menemukan individuindividu yang bertanggungjawab terhadap berbagai kelemahan yang
terjadi pada perusahaan. Hal ini sangat penting karena dengan
mengetahui individu-individu tersebut akan dapat digali lebih dalam
lagi mengenai permasalahan dan penyebab terjadinya kelemahan
tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan dilakukan menjadi lebih
tepat dan lebih cepat.
10. Penentuan tindakan petugas yang seharusnya bertanggungjawab.
Walaupun auditor tidak memiliki wewenang untuk memberikan
sanksi atau tindakan terhadap petugas yang bertanggung jawab
terhadap kelemahan yang terjadi, tetapi bedasarkan hasil audit yang
dilakukan, auditor dapat memberikan berbagai pertimbangan dalam
menentukan sanksi yang diberikan oleh pihak yang lebih tinggi dari
petugas yang bersangkutan.
11. Pelanggaran hukum
22
Dalam proses audit, tidak tertutup kemungkinan auditor
menemukan berbagai pelanggaran terhadap hukum yang berlaku.
Walaupun bukan tugas utama auditor untuk melakukan penyelidikan
terhadap pelanggaran hukum, auditor harus segera menyampaikan
temuan tersebut kepada atasanya tentang adanya pelanggaran tersebut.
12.Peneyelidikan dan pencegahan kecurangan
Jika terdapat individu terjadinya kecurangan (fraud) pada objek
audit, auditor harus memberikan perhatian khusus dan melakukan
penyelidikan yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga
diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.
1.
Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan
Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dari
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pengelolaan program/aktivitas
perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut
dan menemukan tindakan perbaikan (rekomendasi) yang berkaitan dengan
kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan pengelolaan
dimasa yang akan datang. Audit keuangan menekankan auditnya pada datadata transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat
perusahaan.
Menurut Bayangkara (2008: 7-9) beberapa hal yang membedakanaya
diuraikan sebagai berikut :
1.
Tujuan audit
23
Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah
disusun melalui proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan
dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal
pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut. Sedangkan
audit manajemen ditujukan untuk mencapai perbaikan atas berbagai
program atau aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih
memerlukan perbaikan. Oleh sebab itu, auditnya dirancang untuk
menemukan kelemahan dalam operasional perusahaan, menentukan
penyebab, meneganilis akibat dan mencari jalan perbaikan atas
kelemahan tersebut.
13.Ruang lingkup audit
Audit keuangan menekankan auditnya pada data-data akuntansi
perusahaan dan proses penyajian laporan yang disajikan manajemen,
sedangkan audit manajemen ruang lingkup audit meliputi keseluruhan
fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada di dalamnya. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh program/aktivitas atau dapat juga
hanya mencangkup bagian tertentu dari program atau aktivitas yang
dilakukan.
14. Dasar yuridis
Secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporanlaporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen pada
24
pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.
Sedangkan audit manajemen bukanlah suatu keharusan bagi suatu
perusahaan. Audit ini berangkat dari kepedulian manajemen atau yang
memiliki wewenang yang lebih tinggi untuk memeperbsiki berbagai
progaram/aktivitas yang berjalan di perusahaan.
15.Pelaksana audit
Audit keuanagan dilakasanakan dalam rangka mendapatkan
pengesahan (opini) secara independen dari pihak auditor atas kewajaran
laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan tersebut,
sedangkan audit manajemen dilaksanakan dalam rangka untuk
menemukan berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan
yang dilakukan manajemen, sehingga dapat ditentukan langkahlangkah perbaikan terhadap kekurangan tersebut.
16. Frekuensi audit
Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan
laporan keuangan, audit keuangan dilakukan paling sedikit satu kali
dalam setahun, sedangkan audit manajemen, tidak ada ketentuan
mengikat yang mengharuskan untuk melakukan audit pada setiap
periode tertentu.
17. Orientasi hasil audit
Audit
keuangan dilakukan terhadap data-data keuangan
perusahaan yang bersifat historis, sedangkan audit manajemen lebih
25
merupakan anticipatory audit, sebagai sarana untuk mengantisispasi
atau mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan akibat kelemahankelemahan yang ada pada perusahaan.
18.Bentuk laporan audit
Audit laporan keuangan telah memiliki standar bentuk laporan
audit yang bersifat baku bagi seluruh akuntan independen yang
melakukan audit keuangan, sedangkan laporan hasil audit manajemen,
biasanya disajikan dalam bentuk laporan yang bersifat komprehensif,
dimana didalam laporan-laporan tersebut disamping menyampaikan
kesimpulan hasil audit, juga disajikan temuan-temuan penting hasil
audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan
rekomendasi.
19. Pengguna laporan
Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok
pengguna yang berada diluar perusahaan (eksternal). Sedangkan
laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal
perusahaan.
1.
Tahapan Audit Manajemen
26
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen.
Secara garis besar menurut (Bayangkara, 2008: 9-11) tahapan audit
manajemen dikelompokkan menjadi lima, yaitu :
1. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap obyek yang diaudit. Disamping itu, pada audit ini
juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan,
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis
berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan
audit sementara.
2. Review dan pengujian pengendalian
Pada tahap ini melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen obyek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih
memahami pengendalian yang berlaku pada obyek audit sehingga lebih
mudah mengetahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai
aktivitas yang dilakukan.
3. Audit terperinci
27
Tahapan ini melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditetapkan. Pada
tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari
keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji
permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup,
relevan dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas
kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan
rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit
termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Hal ini untuk meyakinkan pihak manajemen (obyek
audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang
ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan
temuan-temuan pentng hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit
dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang
operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
5. Tindak lanjut sebagai tahap akhir dari audit manajemen
Tindak lanjut bertujuan mendorong pihak-pihak yang berwenang
untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang
disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil
28
diskusidengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan
perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang disepakati oleh obyek
audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil
audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan
tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.
1.
Efektivitas, Ekonomis dan Efisiensi
Pengertian
efektivitas,
ekonomisasi,
dan
efisiensi
menurut
Bayangkara (2005: 11-14) adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas
Secara singkat pengertian efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat
keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuanya. Efektivitas ini
merupakan ukuran dari output.
2. Ekonomis
Berhubungan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber daya
yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Ekonomis merupakan
input yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola.
3. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan
operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya
yang dimiliki.
Dari penjabaran diatas yang dikemukakan oleh beberapa pendapat ahli
maka dapat diambil kesimpulan bahwa efektivitas (hasil guna), ekonomis
(kehematan), dan efisiensi (daya guna) merupakan tiga hal penting yang
31
Perencanaan sumber daya manusia mempunyai beberapa manfaat
(Bayangkara, 2008: 72), yaitu :
1.
Perusahaan dapat memanfaatkan secara optimal SDM yang sudah ada di
perusahaan.
2.
Meningkatkan efektivitas kerja.
3.
Meningkatkan produktivitas karyawan.
4.
Tersedianya SDM yang memenuhi kualifikasi untuk memegang wewenang
dan tanggungjawab yang lebih besar dimasa yang akan datang.
5. Menyediakan dasar penyusunan program SDM bagi fungsi SDM.
1.
Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Audit sumber daya manusia merupakan salah satu aktivitas audit
operasional yang dilakukan seseorang atau kelompok yang independen
untuk mengevaluasi atau mengukur perusahaan dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan kriteria yang telah ditentukan.
Menurut Willy Susilo (2002: 63) dalam bukunya “Audit SDM”
menyatakan bahwa audit SDM adalah pemeriksaan dan penilaian secara
sistematis, objektif dan terdokumentasi terhadap fungsi-fungsi organisasi
yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia dengan tujuan
memastikan dipenuhinya asas kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi dalam
pengelolaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaransasaran fungsional maupun tujuan organisasi secara keseluruhan baik untuk
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
32
Menurut Veitzhal Rivai (2004:550) dalam bukunya “Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” mengemukakan bahwa audit
Sumber Daya Manusia adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh
kegiatan sumber daya manusia dalam suatu departemen, divisi atau
perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan dengan menitik beratkan pada peningkatan
atau perbaikan kegiatan.
Sedangkan menurut (Bayangkara, 2008: 60) melihat audit sumber
daya manusia sebagai penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas
sumber daya manusia yang terjadi pada perusahaan dalam rangka
memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,
efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi
perbaikan atas berbagai kekurangan yang maish terjadi pada aktivitas
sumber daya manusia yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari
program / aktivitas tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, terdapat beberapa butir penting
mengenai audit sumber daya manusia, antara lain :
1. Audit sumber daya manusia adalah kegiatan pemeriksaan dan penilaian
artinya merupakan sebuah proses mencari dan mengumpulkan data dan
informasi faktual, signifikan dan relevan sampai pada tahap
pengambilan keputusan yang didasarkan pada hasil verifikasi dan
penilaian auditor.
33
2. Auditor memerlukan data. Data adalah fakta yang merupakan realita atau
keadaan yang sebenarnya yang ada atau dapat dibuktikan bener-benar
ada atau terjadi.
3. Data yang diperlukan oleh auditor adalah data yang relevan dan signifikan,
artinya data yang ada hubungannya dengan permasalahan SDM atau
kapantingan perusahaan secara keseluruhan dan dapat menjelaskan
permasalahan secara lebih terarah dan mendalam.
4. Audit sumber daya manusia dilakukan secara sistematis, artinya dilakukan
dengan pola logika dan menetapkan azas-azas manajemen. Audit SDM
direncanakan, dievaluasi dan hasilnya ditindak lanjuti.
5. Audit sumber daya manusia dilakukan secara objektif, artinya auditor
sedapat mungkin meminimalkan unsur subjektivitas dalam interaksi
pemeriksaan tidak mencampur aduk fakta dengan opini.
6. Kegiatan audit terdokumentasi, artinya semua yang dilakukan dalam proses
audit secara keseluruhan mulai dari perencanaan audit, pelaksanaan,
pelaporan dan hasil tindak lanjut hasil audit oleh auditee harus dicatat
dan catatan dikelola dengan baik sehingga mudah ditemukan sewaktuwaktu diperlukan.
7. Keluaran dari kegiatan audit sumber daya manusia adalah infermasi yang
disimpulkan dari data dan fakta yang telah dikumpulkan dan diolah
sehingga menjadi lebih informative dan mengandung informasi penting
untuk diberikan perhayian dan ditindaklanjuti oleh auditee atau oleh
manajemen.
34
8. Audit sumber daya manusia dilakukan untuk mengetahui dipenuhi tidaknya
azas kesesuaian, artinya audit diarahkan untuk mengetahui tingkat
ketaatan terhadap persyaratan-persyaratan yang wajib dipenuhi dalam
pengelolaan sumber daya manusia.
9. Audit sumber daya manusia dilakukan untuk memeriksa efektivitas dan
efisiensi dalam pengelolaan sumber daya manusia, artinya diarahkan
selain pada aspek ketaatan azas dan pencapaian tujuan juga diarahkan
untuk menilai tingkat efisiensi dalam pengelolaan sumber daya
manusia.
10. Audit sumber daya manusia dimaksudkan untuk mendukung tercapainya
sasaran-sasaran
fungsional
maupuan
tujuan
organisasi
secara
keseluruhan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa audit sumber daya manusia
adalah pemeriksaan dan penilaian kualitas secara menyeluruh terhadap
aktivitas pengelolaan sumber daya manusia yang tujuannya untuk menilai
efektivitas, efisiensi dan kesesuaian dalam pengelolaan sumber daya
manusia dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
1.
Tujuan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Audit merupakan kegiatan yang berorientasi pada tujuan, yang
tujuannya sendiri adalah mencari nilai manfaat. Seorang auditor perlu
memahami juga mengingat kebijakan dan tujuan audit itu sendiri. Audit
sumber daya manusia sendiri bukanlah tujuan, melainkan suatu instrumen
untuk membantu mencapai tujuan. Tujuan audit sumber daya manusia
35
adalah membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
dalam perspektif sumber daya manusia untuk memastikan tercapainya
tujuan organisasi secara fungsional maupun secara keseluruhan, baik untuk
saat ini maupun untuk masa yang akan datang.
Menurut IBK. Bayangkara (2008:61) tujuan audit sumber daya
manusia adalah:
1.
Menilai efektivitas dari fungsi sumber daya manusia.
2.
Menilai apakah program/aktivitas sumber daya manusia
telah berjalan secara efektif, dan efisien.
3.
Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas sumber
daya manusia terhadap ketentuan hukum, peraturan dan kebijakan yang
berlaku di perusahaan.
4.
Mengidentifikasi
berbagai
hal
yang
masih
dapat
ditingkatkan terhadap aktivitas sumber daya manusia dalam menunjang
kontribusinya terhadap perusahaan.
5.
Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk
meningkatkan
ekonomis,
efisiensi,
dan
efektivitas
berbagai
program/aktivitas sumber daya manusia.
1.
Manfaat Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
William B Wertther, Jr. dan Keith Davis dalam buku Bayangkara
(2008: 62) menyebutkan beberapa manfaat dari audit SDM antara lain :
1.
Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi;
2.
Meningkatkan citra professional Departemen SDM;
36
3.
Mendorong tanggungjawab dan profesionalisme yang lebih tinggi
karyawan departemen SDM;
4.
Memperjelas tugas-tugas dan tanggungjawab departemen SDM;
5.
Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM;
6.
Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM;
7.
Memastikan ketaatan terhadap hokum dan peraturan, dalam praktik
SDM;
8.
Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif;
9.
Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM;
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi SDM.
1.
Pendekatan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Bayangkara (2008: 62-63) menyebutkan bahwa ada tiga pendekatan
utama dalam audit sumber daya manusia, yang umum digunakan yaitu :
1. Menentukan ketaatan hukum dan berbagai peraturan yang berlaku.
2. Perusahaan harus mampu membuat berbagi kebijakan dan peraturan yang
secara internal diterapkan pada perusahaan tersebut dengan tetap
mentaati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
3. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi
4. Keselarasan tujuan departemen sumber daya manusia mulai dari tujuan para
karyawanya sampai tujuan berbagai program yang ditetapkan pada
departemen ini, dengan tujuan secara keseluruhan, harus menjadi
pertimbangan utama dalam penyusunan rencana di departemen SDM.
37
Pemahaman terhadap tujuan perusahaan dan strategi pencapaianya,
menjadi dasar dalam penyusunan program setiap fungsi bisnis.
Penilaian terhadap kesesuaian dan dukungan program/aktivitas SDM
terhadap strategi pencapaian tujuan perusahaan menjadi sorotan yang
penting dalam audit sumber daya manusia.
5. Menilai kinerja program.
6. Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas aktual
program sumber daya manusia yang diaudit dengan ukuran-ukuran
keberhasilan. Penilaian kinerja program juga dihubungkan dengan
strategi dan rencana yang telah ditetapkan.
1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan Ahmad Dzati Romi (2013) dengan judul penelitian
”Audit Manajemen Fungsi Sumber Data Manusia Studi Kasus RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa aktivitas fungsi sumber daya sudah berjalan efektif dan
memiliki kontribusi positif bagi pencapaian tujuan rumah sakit. Namun
masih ada beberapa aktivitas-aktifitas fungsi yang masih perlu
mendapatkan perhatian lebih dan harus ditingkatkan guna meningkatkan
kualitas kinerja dan pelayanan rumah sakit.
2. Penelitian yang dilakukan Brenda Tiffani (2011) dengan judul penelitian
”Audit Manajemen Untuk Menilai efektivitas fungsi sumber daya manusia
(studi kasus pada fakultas X)”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 9 fungsi sumber daya manusia yang telah diaudit, 7
38
diantaranya yaitu perencanaan SDM, seleksi sumber daya manusia,
pelatihan
dan
pengembangan
tenaga
kerja,
perencanaan
dan
pengembangan karier, penilaian kinerja, perlindungan tenaga kerja, dan
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pemensiunan telah berjalan efektif.
Sedangkan fungsi sumber daya yang tidak efektif adalah fungsi perekrutan
tenaga kerja dan kompensasi. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan
dalam fungsi sumber daya manusia fakultas X tersebut diberikan
rekomendasi alternatif perbaikan untuk dijadikan pertimbangan fakultas
sebagai umpan balik dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia
di masa yang akan datang.
3.
Penelitian yang dilakukan Riska Agustin Widya Pradana dan Nurul
Fachriyah (2011) dengan judul penelitian ” Audit Manajemen Untuk
Menilai Efektivitas Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada
Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang)”. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 10 fungsi sumber daya manusia yang ada 9
diantaranya telah berjalan efektif yaitu fungsi Perencanaan SDM, Prosedur
dan Proses Rekrutmen, Seleksi SDM, Orientasi dan Penempatan, Pelatihan
dan Pengembangan SDM, Penilaian Perstasi Kerja, Manajemen Sistem
Kompensasi,Perlindungan Tenaga kerja, dan Pemutusan Hubungan Kerja,
sedangkan 1 fungsi yang belum berjalan dengan efektif adalah fungsi
Perencanaan dan Pengembangan Karir karena kebijakan yang ada belum
direalisasikan. Namun meskipun 9 fungsi sudah berjalan efektif, fungsi
Penilaian Prestasi Kerja belum berjalan dengan efektif sepenuhnya karena
39
program pemilihan karyawan teladan belum dilaksanakan sesuai
kebijakan.
4.
Penelitian yang dilakukan Fathoni Septa Charisma dengan judul penelitian
”Audit Manajemen Untuk Menilai Efektivitas Fungsi Sumber Daya
Manusia Pada Pdam Kabupaten Situbondo”. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan dari 9 (Sembilan) fungsi audit sumber daya manusia
secara garis besar fungsi-fungsi tersebut telah berjalan dengan efektif.
Fungsi sumber daya manusia yang telah berjalan dengan efektif diantaranya
perencanaan SDM, rekrutmen SDM, seleksi SDM, pelatihan dan
pengembangan SDM, perncanaan dan pengembangan karier, penilaian
kinerja, perlindungan tenaga kerja, dan pemutusan hubungan kerja dan
pemensiunan. Sedangkan fungsi SDM yang tidak efektif adalah fungsi
kompensasi. Karena difungsi kompensasi ditemukan kelemahan yang dapat
diindikasikan terjadi penyelewengan pada absensi karyawan. Selanjutnya
dari pengembangan criteria, causes, effect dari masing-masing fungsi
ditemukan beberapa kelemahan antara lain perencanaan SDM, Perusahaan
masih belum melakukan survey kepuasan karyawan sebagai bahan evaluasi
dan umpan balik bagi perumusn rencana SDM periode berikutnya. Proses
rekrutmen tenaga kerja yang dilakukan oleh Perusahaan hendaknya
membuka lowongan pada khalayak umum dengan demikian dapat disaring
calon karyawan yang memiliki integritas dan kualitas yang mungkin lebih
baik dari tenaga kontrak yang telah ada. Tidak adanya panitia seleksi
eksternal atau independen dalam proses seleksi SDM yang dapat berdampak
40
pada integritas panitia seleksi, dan pemberian insentif berdasrkan absensi
hanya akan memotivasi kedisiplinan karyawan tidak dengan aspek positif
lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan pencarian data primer dengan melakukan
peninjauan dan mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan
yang diteliti dengan beberapa cara:
3.
Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar
pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti yang ada di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten
Download