Terobosan untuk Meningkatkan Efisiensi Penanaman Kacang Tanah Kacang tanah mempunyai peluang agribisnis yang sangat menguntungkan. Namun dalam usaha tani hulunya, ditemui masalah biaya penanaman yang relatif tinggi. Peningkatan efisiensi penanaman merupakan jawaban untuk mengembangkan agribisnis komoditas ini. K acang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu komoditas palawija yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri terutama industri makanan. Permintaan kacang tanah terus meningkat, sementara produksi dalam negeri belum mampu memenuhi gunakan tugal. Penanaman secara manual ini efisiensinya sangat rendah, membutuhkan tenaga 30 OH/ha, dan merupakan kegiatan yang sangat melelahkan karena harus membungkuk lima kali dalam satu menit. Dengan menggunakan alat penanam biji-bijian, waktu Penanam benih kacang tanah dengan tenaga tarik traktor roda dua dan penakar benih tipe plat horizontal (inzet). kebutuhan sehingga dilakukan impor. Pada tahun 1996, produksi kacang tanah mencapai 738 ribu ton, kemudian turun menjadi 688 ribu ton pada tahun 1997 dengan rata-rata hasil nasional 1,1 t/ha. Pada penanaman kacang tanah skala luas, penggunaan alsin penanam sangat diperlukan agar dapat menanam secara serempak. Dalam sistem usaha agribisnis, kecukupan pasokan bahan baku dan tepat waktu menjadi syarat mutlak untuk menjamin kelanggengan usaha. Penanaman kacang tanah di Indonesia umumnya masih dilakukan secara manual dengan meng- kerja tanam dengan tugal dapat dikurangi sampai 92,78%. Penakar Benih Plat Horizontal Berbagai tipe alat penanam biji-bijian telah dikembangkan. Salah satu masalah teknis pada alat tanam biji-bijian adalah penakar benih. Berdasarkan penelitian, 40,79% dari total waktu yang hilang disebabkan oleh masalah pengeluaran benih akibat macet atau bertumpuk. Benih yang tidak keluar dari lubang pada alat tanam berbentuk tugal berkisar 22,035,7%. Hal ini menunjukkan bahwa penakar benih yang tepat untuk alat tanam palawija masih perlu dimodifikasi sehingga benih dapat terdistribusi secara merata sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Serpong telah membuat mesin penanam kacang tanah dengan menggunakan tipe penakar benih plat horizontal. Konstruksi Rangka alat penanam kacang tanah ini dibuat dari konstruksi besi yang kuat dan mempunyai panjang 1.600 mm, lebar 620 mm, tinggi 600 mm, dan berat 62,5 kg. Penggeraknya adalah roda besi berjarijari dari bahan besi plat tebal 3 mm, sebanyak 4 buah sesuai dengan jumlah penampung benih yang dibuat dari plat setebal 1 mm. Penggerak roda besi dan penakar benih dibuat terpisah untuk menghindari kegagalan putaran as penakar benih karena slip roda besi atau kurang ratanya lahan. Penggerak roda dihubungkan dengan poros melalui bevel gear box dan transmisi rantai-sprocket (sprocket and chain). Penakar benih dibuat dari bahan nilon; penyalur pengeluaran benih menggunakan selang plastik berserat; pembuka alur dibuat dari besi plat dan besi siku; dan penutup alur menggunakan plat tebal 2 mm dengan pengikat ke rangka berupa rantai besi. Prinsip Kerja Alat penanam kacang tanah ini mempunyai lebar kerja 160 cm, dengan jumlah baris tanam 4 baris. Untuk mengoperasikannya, alat harus digandeng dengan traktor roda dua berpenggerak diesel dengan daya minimum 5 HP, digandeng pada bagian penggandeng traktor (hitching). Mekanisme kerja alat penanam benih kacang tanah adalah sebagai berikut. Daya dan putaran dari motor penggerak diteruskan menggunakan unit sistem transmisi belt and 1 puley ke bagian gear box traktor sampai ke bagian poros roda penggerak traktor. Selanjutnya, roda penanam berputar dan memutar poros penakar benih melalui bevel gear box, sehingga benih yang ada di penampung benih (hopper) keluar melalui lubang yang ada pada penakar. Benih jatuh melalui tabung penyalur dan jatuh pada alur tanaman yang telah dibuka oleh pembuka alur tipe sekop (shovel) pada kedalaman 3 cm. Selanjutnya benih ditutup dengan tanah menggunakan penutup alur yang berupa plat. Persyaratan Kerja Alat penanam benih kacang tanah ini digunakan pada lahan yang rata yang sebelumnya telah dilaku-kan pengolahan sempurna dengan bajak 2 atau rotari. Kedalaman roda masuk ke dalam tanah (zinkage) dan kecepatan maju yang diper-bolehkan masingmasing adalah maksimum 10 cm dan 2 km/jam. Untuk mengoperasikan alat ini hanya dibutuhkan satu operator. Harga bahan dan ongkos pembuatan alat sekitar Rp 6 juta rupiah per unit. Biaya operasional alat sebesar Rp 75.000/ha, jauh lebih murah dibandingkan dengan penanaman menggunakan tugal sekitar Rp 300.000-Rp 450.000/ ha bila upah tenaga kerja Rp 10.000-Rp 15.000/hari. Alat ini tidak memerlukan trak-tor khusus, tetapi dapat digandeng dengan berbagai traktor roda dua dengan cara mengubah ketinggian pada bagian penggandengan, sehingga dapat menambah fungsi traktor selain sebagai alat peng-olah tanah. Selain itu, jarak antar- baris tanam dan jarak dalam baris dapat diatur masing-masing dengan jarak 3040 cm dan 15-20 cm serta kerusakan benih hanya sekitar 5% (Carolus Yusup P., Koes Sulistiadji, FX. Lilik Tri M.). Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Situgadung Legok, Tangerang Kotak Pos 2 Serpong 15310 Telepon : (021) 5376780 Faksimile : (021) 5376784 E-mail : [email protected]