1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian operasi sistem tenaga listrik bertujuan untuk memenuhi keseimbangan pembangkitan dan bebang dengan tuntutan biaya pembangkitan serendah mungkin dan usaha sebaik-baiknya untuk memenuhi berbagai kendala operasi serta antisipasi adanya ketidaktentuan. Bila ditinjau lebih jauh ada 3 unsur utama yang dapat menggambarkan tujuan ini, yaitu : i) Ekonomi, ii) Mutu dan iii) Sekuriti. Untuk mencapai tujuan operasi ini maka perlu dilakukan pembentukan strategi operasi yang merangkum sedapat mungkin segala kendala operasi yang ada, termasuk ketidaktentuan yang muncul. Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang bersifat dinamis. Parameter tegangan, aliran daya, dan kuat arus dapat berubah – ubah sesuai kondisi komponen - komponen ketenagalistrikannya (Stevenson, 1983). Komponen – komponen tersebut yaitu pembangkitan, penyaluran, dan beban. Perubahan kondisi yang terjadi terhadap salah satu komponen tersebut berdampak pada perubahan parameter tegangan, aliran daya, dan kuat arus pada komponen yang lain (Stevenson, 1983). Sistem tenaga listrik sekarang ini kebanyakan sudah merupakan sistem interkoneksi antara pusat pembangkit satu dengan pusat pembangkit lainnya dengan harapan, bila salah satu pusat pembangkit atau transmisi mengalami gangguan maka pasokan tenaga listrik tetap berjalan. Sistem interkoneksi Sumatera dibagi menjadi tiga sistem interkoneksi, yaitu sistem UPB Sumbagut (Sumut dan Aceh), UPB Sumbagteng(Sumbar-Riau-Jambi) dan UPB Sumbagsel (Sumsel-Lampung-Bengkulu). Seperti pada subsistemnya, masih banyak pembangkit tenaga listrik bermasalah disebabkan faktor yaitu : i) Perubahan kondisi yang terjadi pada komponen pembangkitan dapat berupa gangguan pada generator sehingga salah satu bus tegangan tidak mampu menyuplai daya sesuai semestinya ke dalam sistem atau malah tidak mampu menyuplai daya. Karena kondisi tersebut, kekurangan suplai daya pada beban harus ditangani oleh unit pembangkit dari bus lain, ii) Perubahan kondisi yang 1 terjadi pada komponen penyaluran dapat berupa putusnya sebuah saluran atau keluarnya beberapa saluran dari sistem sehingga daya yang seharusnya disalurkan pada saluran tersebut harus disalurkan ke beban melalui saluran lain, iii) Perubahan kondisi yang terjadi pada komponen beban dapat berupa overload yaitu pembebanan berlebih yang menimbulkan kuat arus di atas kemampuan suatu bus ataupun saluran (Mohamed, 2012). Grainger(1994), menyatakan bahwa analisis kontingensi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk memprediksi aliran daya dan kondisi – kondisi tegangan bus, serta arus pada saluran, saat terjadimya kejadian – kejadian antara lain : outage saluran transmisi, outage transformator, outage unit pembangkit, outage beban, outage kapasitor/reactor shunt, pemutus tenaga yang terbuka/tertutup dan sebaginya. Outage merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh pemutusan oprasi atau pelayanan suplai tenaga listrik khususnya pada sistem interkoneksi tenaga listrik. Analisis kontingensi akan melihat batasanbatasan seperti tegangan bus dan pembebanan saluran. Selanjutnya akan disusun rekomendasi-rekomendasi dan solusi agar operasi sistem tetap berjalan baik saat terjadinya outage saluran atau generator dari sistem dan diharapkan perubahan daya dan teganga yang terjadi pada saluran dan bus dapat diketahui secara cepat dan tepat. Hasil akhir dari analisis ini berupa indeks kontingensi yang menunjukkan urutan saluran transmisi yang paling berbahaya terhadap keamanan operasi sistem tenaga listrik apabila terjadi gangguan pada lokasi saluran tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Sistem transmisi 150 kV Sumbagsel membutuhkan pola operasi yang handal sehingga kontinuitas pelayanan dapat tetap terjaga dengan baik. Gangguan yang terjadi pada sistem dapat menyebabkan lepasnya saluran transmisi yang dapat menyebabkan fluktuasi tegangan dan overload pada sistem. Tugas akhir ini ini difokuskan pada studi kontingensi tunggal (N-1) menggunakan bantuan indeks kontingensi dengan objek subsistem 150kV pada sistem tenaga listrik untuk Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Formulasi permasalahan dalam tugas akhir ini dirumuskan sebagai berikut: 2 1. Bagaimana memperoleh urutan indeks kontingensi untuk pada saluran 150kV yang kemudian dapat ditetapkan urutan indeks kontingensi pada saluran dan bus dari nilai terendah ke tertinggi yaitu saluran dan bus yang berbahaya atau kritis menunjukan indeks tertinggi yaitu >1 , sedangkan indeks kontingensi <1 atau rendah menunjukan saluran dan bus aman walau dalam kondisi saluran terganngu. 2. Bagaimana pengaruh kontingensi N-1 pada saluran transmisi 150kV terhadap perubahan tegangan dan pembebanan saluran pada sistem Sumbagsel pada kondisi normal dan setelah terjadi kontingensi berdasarkan urutan indeks kontingensi. 3. Bagaimana perencanaan sistem yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis kontingensi yang dilakukan. 1.3 Batasan Masalah Batasan-batasan yang digunakan untuk penulisan tugas akhir ini yaitu : 1. Data pembebanan, pembangkitan dan saluran yang digunakan sesuai sistem Sumbagsel pada 8Juni 2014 jam 19.30 WIB. 2. Penulisan menggunakan asumsi sistem dalam kondisi tunak (steady state) sebelum dan sesudah kontingensi 3. Simulasi pembebanan dengan asumsi sistem 3 fase seimbang. 4. Pembahasan tidak mencakup aspek-aspek gejala tegangan tinggi dan stabilitas sistem. 5. Pembahasan tidak meliputi sebab-sebab terjadinya gangguan pada saluran. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu : 1. Mempelajari pengaruh kontingensi saluran (N-1) transmisi terhadap tegangan bus dan pembebanan saluran sitem tenaga listrik 3 2. Memperoleh Indeks Performa Kontingensi Saluran Transmisi 3. Menentukan prioritas saluran dari sistem yang paling kritis untuk operasi sistem tenaga listrik. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika yang akan digunakan untuk menyusun penulisan tugas akhir ini yakni sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori Berisi mengenai konsep penyaluran dari sistem pembangkitan menuju sistem distribusi secara umum. Dipaparkan pula mengenai konsep studi aliran beban beserta aspek-aspek terkait secara umum. 3. Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini dipaparkan tahapan penelitian dan metode penghitungan aliran daya pada bus dan saluran. 4. Bab IV Hasil dan Pembahasan Berisi analisis hasil simulasi untuk menunjukkan performa sistem pada kondisi normal dan setelah kontingensi. Pemaparan tentang manfaat indeks kontingensi untuk menentukan prioritas saluran transmisi. 5. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran dari penulis. 4