1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik merupakan

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Probiotik merupakan bakteri menguntungkan yang terdapat pada saluran
pencernaan. Pada keadaan tertentu jumlah normal dari probiotik ini akan berkurang
sehingga akan menyebabkan ketidakseimbangan flora normal yang ditunjukkan oleh
menurunnya daya tahan tubuh. Probiotik sering dihubungkan dengan kesehatan
saluran pencernaan, karena dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri yang
merugikan (Hegar, 2007). Probiotik umumnya berasal dari golongan Bakteri Asam
Laktat (BAL).
Bakteri asam laktat merupakan mikroorganisme yang aman dikonsumsi
karena sifatnya yang tidak toksik, dan mampu menghasilkan zat antimikrobial, seperti
bakteriosin (Manurung, 2008). Kemampuan BAL untuk tumbuh di saluran
pencernaan dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mikroflora normal usus,
sehingga tidak mudah terserang infeksi patogen. Oleh karena itu, BAL sering dipakai
sebagai agensia probiotik (Ray, 1996 ; Gilliland, 1989 dan Fuller, 1989).
Bakteri asam laktat yang akan dikembangkan menjadi probiotik potensial
harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti (1) strain tersebut merupakan
mikroflora alami pada saluran pencernaan manusia; (2) strain tersebut dapat tumbuh
dan tetap hidup pada makanan sebelum dikonsumsi; (3) strain tersebut dapat tumbuh
pada intestin dan memiliki kemampuan menempel pada sel epitel intestin manusia;
(4) strain tersebut mampu menghasilkan komponen antimikrobia yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki, khususnya bakteri
patogen; (5) strain tersebut harus memberi efek yang menguntungkan pada usus,
memproduksi asam dalam jumlah besar dan cepat; (6) strain tersebut memiliki sifat
resisten terhadap pH rendah, dan (7) strain tersebut toleran terhadap asam empedu
(Havenaar dan Huis 1992).
1
Salah satu karakteristik terpenting yang diperlukan untuk pemilihan kandidat
probiotik adalah perlawanan terhadap keasaman lambung, karena bakteri tersebut
harus melewati lambung yang memiliki rentang pH 2 sampai dengan 6 untuk bisa
berkembang biak di usus besar (kolon). Bakteri probiotik juga harus tahan terhadap
asam deoksikolat yang secara normal terdapat di usus halus. Asam deoksikolat ini
bersifat sebagai deterjen biologis yang sangat beracun bagi mikroorganisme.
Diharapkan bakteri probiotik tahan terhadap asam deoksikolat sehingga dapat
beradaptasi pada kondisi usus (Shortt, 1999).
Berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
dapat terjadi akibat dari pergeseran pola makan masyarakat modern. Mereka
cenderung mengkonsumsi bahan makanan yang kandungan lemak dan proteinnya
tinggi, namun kandungan seratnya yang rendah (Saarela, et al., 2002). Tidak jarang
makanan yang dikonsumsi telah tercemar bakteri penyebab infeksi saluran
pencernaan, seperti bakteri Escherichia coli, Shigella sp, Salmonella sp dan
Clostridium perfringens.
Di negara-negara maju seperti Jepang, probiotik banyak dimanfaatkan dalam
penanggulangan berbagai penyakit infeksi, seperti menanggulangi diare pada anakanak (Marteau, et al., 2001), kelainan sistem imun (Isolauri, et al., 2002), dan kanker
kolon (Hirayama dan Rafter, 1999). Untuk menanggulangi masalah saluran
pencernaan, khususnya yang disebabkan oleh bakteri patogen, paramedis umumnya
mengandalkan terapi antibiotika (Ganiswara, 1995). Penggunaan antibiotik dalam
frekuensi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan munculnya masalah baru, seperti
munculnya sifat resisten pada bakteri tertentu (Suwandi, 1991) atau terbunuhnya
mikroba menguntungkan yang ada di saluran pencernaan, karena umumnya
antibiotika tidak membunuh mikroba dalam saluran pencernaan secara selektif
(Surawicz et al., 1989). Banyak pendapat menunjukkan bahwa pemberian antibiotik
akan berpengaruh pada flora normal yang terdapat dalam tubuh (Moubareck, et al.,
2004). Oleh karena itu, perlu dicari pengobatan alternatif untuk mengurangi
2
penggunaan antibiotik sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Fuller, 1989).
Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan antibiotika dalam
menanggulangi masalah infeksi saluran pencernaan adalah memanfaatkan efek
fungsional probiotik yang dikonsumsi secara bersama-sama dengan antibiotika
tertentu yang efek negatifnya rendah. Salah satu Bakteri Asam Laktat yang memiliki
potensi sebagai kandidat probiotik adalah jenis Pediococcus acidilactici.
Pemanfaatan P. acidilactici oleh manusia telah dilakukan sejak lama, yaitu
untuk proses fermentasi makanan, pengawetan, memperbaiki tekstur dan cita rasa
bahan pangan (Rahayu et al., 2001). Erkila, et al., (2000), telah mengisolasi strain P.
acidilactici dari daging yang berpotensi sebagai probiotik karena kemampuannya
untuk bertahan dalam suasana asam dan konsentrasi garam empedu yang tinggi.
Selain itu P.acidilactici dapat menurunkan pH dengan cepat sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri yang bukan merupakan bakteri asam laktat dan
bakteri yang merugikan. Menurut Rahayu et al., (2000) P.acidilactici dapat terjaga
kestabilannya selama penyimpanan dengan preparasi sel kering sebagai bubuk
probiotik. Pediococcus adalah bakteri gram positif, non motil, non spora, bersifat
mesofilik dan homofermentatif (Ray, 2004). P. acidilactici dapat diisolasi dari
berbagai produk, seperti makanan terfermentasi, rumput laut, susu kuda liar, atau dari
susu sapi Bali (Hungate 1966 dan Stewart, 1992).
Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus yang berhasil dijinakkan
dan mengalami perkembangan pesat di Pulau Bali. Sapi Bali memiliki banyak sifat
unggul diantaranya reproduksi sangat baik, cepat bereproduksi, mudah beradaptasi
dengan lingkungannya, tahan terhadap penyakit, dapat hidup di lahan kritis, dan
memiliki daya cerna yang baik terhadap pakan, sehingga sapi Bali tergolong jenis
sapi terbaik diantara sapi-sapi yang ada di dunia (Anonim, 2008). Susu sapi Bali
merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi bakteri asam laktat. Menurut Saleh,
(2004) yang menyebutkan bahwa susu sapi Bali mengandung protein, karbohidrat,
3
lemak, vitamin, dan mineral. Oleh karena itu, susu sapi Bali dapat dijadikan sebagai
sumber untuk mengisolasi BAL potensial untuk dikembangkan menjadi probiotik
masa depan.
Saat ini UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana
memiliki banyak koleksi probiotik potensial yang diisolasi dari susu sapi Bali yang
karakteristiknya, termasuk ketahananya terhadap antibiotika, belum banyak diketahui.
Selain itu diperlukan juga penelitian mengenai kemampuan isolat tersebut bertahan
dalam kondisi saluran pencernaan yaitu pH rendah dan asam deoksikolat.
Berdasarkan pada hal tersebut diatas, maka uji ketahanan bakteri asam laktat isolat
susu sapi bali terhadap pH rendah, asam deoksikolat dan beberapa jenis antibiotik ini
dilakukan, sehingga dapat diketahui potensi Bakteri Asam Laktat dan jenis antibiotik
yang dapat diaplikasikan secara sinergis dengan kandidat probiotik yang diisolasi dari
susu sapi Bali.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah :
1. Apakah 10 strain bakteri P. acidilactici yang diisolasi dari susu sapi Bali
mampu bertahan pada kondisi saluran pencernaan yaitu pH rendah dan
deoksikolat ?
2. Apakah bakteri P. acidilactici yang diisolasi dari susu sapi Bali memiliki
ketahanan terhadap beberapa jenis antibiotik yang umum dipakai untuk
mengobati masalah infeksi saluran pencernaan ?
4
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ketahanan 10 strain bakteri P. acidilactici yang
diisolasi dari susu sapi Bali terhadap pH rendah dan deoksikolat sebelum
dikembangkan sebagai probiotik.
2. Untuk mengetahui ketahanan atau resistensi dari bakteri P. acidilactici
terhadap beberapa jenis antibiotik yang umum dipakai dalam mengobati
masalah infeksi saluran pencernaan.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan
informasi mengenai ketahanan atau resistensi bakteri P. acidilactici
terhadap pH rendah, deoksikolat dan beberapa jenis antibiotik yang
diberikan sebagai syarat bakteri probiotik sehingga nantinya akan
diketahui jenis-jenis Bakteri Asam Laktat yang bisa dijadikan sumber
probiotik lokal.
2.
Untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pemilihan jenis antibiotik yang dapat dipakai secara sinergis dengan
probiotik, khususnya isolat sapi Bali.
3.
Dari sudut pandang mahasiswa, penelitian ini akan memberi ketrampilan
bekerja di laboratorium khususnya dalam menangani isolat hidup dan
melakukan analisis dari hasil pengamatannya.
5
Download