7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori–Teori Umum 2.1.1 Pengantar

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori–Teori Umum
2.1.1
Pengantar Sistem Informasi
2.1.1.1 Pengertian Data
Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang
berarti "sesuatu yang diberikan". Data merupakan properti yang ditemukan dalam
entitas-entitas pada dunia nyata yang berguna untuk menggambarkan arti dari entitas
tersebut. Sebagai contoh salah satu data dari entitas manusia adalah Nama. Data dapat
berbentuk angka, kata, kalimat, gambar, video, ataupun audio. Data merupakan
potongan informasi terkecil, sebelum diolah lebih lanjut, data tidak memberikan
informasi yang berarti bagi pemilik data.
Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 34) kata Data merupakan bentuk jamak
dari datum, walaupun data biasanya mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak. Data
adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau
transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari attribute
(karakteristik) dari entitas (seperti manusia, tempat, barang, dan kejadian).
Menurut Turban & Rainer Jr(2009, p. 6) Data adalah suatu deskripsi dasar dari
suatu hal, aktivitas kejadian dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan
namun tidak diorganisir untuk menyampaikan suatu arti yang spesifik. Data bisa
berbentuk angka, huruf, figur, suara, ataupun gambar. Sebagai contoh data adalah grade
murid dialam sebuah kelas dan jumlah jam kerja dalam satu minggu.
7
8
Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 6) Data merupakan faktafakta yang belum diolah yang mendeskripsikan suatu fenomena tertentu.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan data merupakan fakta mentah yang
mendeskripsikan suatu hal dan jika diolah lebih lanjut akan memberikan informasi yang
berarti bagi pemilik data.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah hasil dari pengolahan lebih lanjut dari data yang disimpan.
Jika perusahaan telah menyimpan data mentah dari kejadian terdahulu, perusahaan bisa
menggunakannya dengan mengolahnya sehingga mendapat informasi salah satunya
tentang trend yang terjadi. Misalnya adalah data penjualan bulan Desember, jika diolah
lebih lanjut, penjualan bulan desember menunjukan trend tentang kenaikan penjualan
baju hangat. Sebalik nya penjualan bulan Juni menunjukan penurunan penjualan baju
hangat. Jadi perusahaan bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi trend yang mungkin
akan terjadi.
Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 34), Informasi adalah data yang telah
diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu
Menurut Turban & Rainer Jr(2009, p. 6), Informasi adalah data yang telah
diorganisir sehingga data-data tersebut mempunyai suatu arti dan nilai terhadap
penggunanya. Contoh : Daftar IPK merupakan data, tetapi Daftar nama Mahasiswa
dengan IPK adalah informasi.
Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 6) informasi adalah suatu
data yang memiliki suatu arti dalam sebuah konteks tertentu.
9
Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 593) informasi adalah fakta yang
dipilih dan relevan bagi suatu tujuan dan kemudian diorganisir atau diproses sedemikian
rupa sehingga mereka mempunyai arti dan tujuan tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan, informasi merupakan hasil dari
pengolahan lebih lanjut dari data-data yang telah tersimpan.
2.1.1.3 Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu kumpulan komponen yang berinteraksi secara teratur
untuk mencapai suatu tujuan. Pada dasarnya, untuk menjalankan sebuah sistem,
dibutuhkan suatu input dari lingkungan sistem, dan sistem memproses input tersebut
secara terorganisir, sehingga memberikan output yang diharapkan oleh lingkungan
sekitar sistem. Didalam suatu sistem, biasanya ditemukan beberapa komponen atau
bagian yang memiliki tugasnya masing-masing, jika satu diantara beberapa komponen
tersebut terganggu sehingga tidak menyelesaikan bagiannya, proses jalannya sistem
akan terganggu secara keseluruhan. Sebagai contoh adalah sistem kerja komputer,
terdapat komponen berupa motherboard, memory, video card, hard disk, power supply.
Untuk dapat beroperasi, seluruh komponen harus bekerja dengan baik, jika sebaliknya,
komputer tidak akan dapat digunakan. Jadi bisa dikatakan sistem merupakan kumpulan
komponen yang berbeda dan saling bekerja sama, memiliki tujuan yang sama, menerima
input dan menghasilkan output.
Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 26) sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur.
10
Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 26) sistem adalah suatu abstrak
dari suatu satuan unsur-unsur yang kompleks dan saling berinteraksi, yang mana untuk
mengidentifikasi suatu batas, suatu lingkungan, input, dan output suatu kendali
mekanisme dan beberapa perubahan bentuk atau proses pencapaian suatu sistem.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen
yang kompleks dan saling berinteraksi dimana sistem tersebut memproses input yang
diterima dan menghasilkan output bagi lingkungan sekitar sistem tersebut.
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah perpaduan teratur antara manusia, data, dan juga
dengan dukungan teknologi informasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada
perusahaan untuk pengembangan perusahaan. Dengan adanya sistem informasi, jika
diterapkan dengan tepat, perusahaan mendapat keuntungan yang membantu dalam
persaingan bisnis. Salah satu keuntungan yang ditawarkan dalam penerapan sistem
informasi pada perusahaan adalah kemudahan analisis data berbentuk laporan periodik
yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Menurut Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 23) Sistem Informasi adalah
pengaturan antara manusia, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan disajikan dalam bentuk informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung organisasi.
Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 4) Sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,
dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi.
11
Menurut Laudon & Laudon(2010, p. 46) sistem informasi adalah sebuah satu
kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau
mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan, sistem informasi merupakan kolaborasi
antara sistem, manusia, komputer, serta jaringan komunikasi dan menghasilkan suatu
informasi bagi pemakai SI itu sendiri.
2.1.2
Pengertian Database
Dalam menyimpan data-data pelanggan, diperlukan suatu wadah atau
penampung yang bisa memudahkan kita untuk mencari data jika suatu saat kita
membutuhkan.Contoh sederhana ialah penyimpanan data penjualan berupa faktur yang
biasanya disimpan dalam satu box file. Sama dengan data fisik, begitu pula dengan data
elektronik, diperlukan suatu wadah yang dapat menampung data tersebut di tempat yang
aman dan jika suatu waktu kita memerlukan data, kita dapat mencari nya, hanya saja
perbedaan nya adalah istilah wadah nya, jika dengan data fisik (faktur penjualan) kita
bisa menyimpan di box file, dengan data elektronik kita memberikan istilah Basis Data,
atau biasa dikenal dengan Database
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 15) database adalah kumpulan data yang
berelasi secara logikal dan sebuah deskripsi dari data tersebut yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan organisasi. Database adalah sebuah tempat penyimpanan besar
dari data yang dapat digunakan secara terus menerus oleh banyak departemen dan user.
Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 173) Database adalah kumpulan
terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling berhubungan. Database
12
mengonsolidasikan berbagai catatan yang dahulu disimpan dalam file-file terpisah ke
dalam satu gabungan umum elemen data yang menyediakan data untuk banyak aplikasi.
Data yang disimpan dalam database independen dari program aplikasi yang
menggunakannya dan dari jenis peralatan penyimpanan tempat mereka disimpan. Jadi,
database berisi berbagai elemen data yang mendeskripsikan berbagai entitas dan
hubungan antar entitas.
Jadi dapat disimpulkan, database merupakan wadah penyimpanan data dan data
yang memiliki kesamaan serta terhubung satu sama lain disimpan ke dalam satu wadah,
sehingga dapat diolah lebih lanjut jika diharapkan menghasilkan informasi lebih lanjut
bagi perusahaan.
2.1.3
Pengertian DBMS
Untuk dapat mengelola database dengan baik, diperlukan aplikasi khusus yang
biasanya disebut dengan Database Management System, yang biasa disingkat dengan
DBMS. DBMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengatur database
yang ditampilkan secara lebih teratur, sehingga memungkinkan kita untuk melakukan
modifikasi ataupun mengatur akses untuk database itu. Contoh DBMS yang sudah
cukup terkenal adalah MySQL, SQL Server, dan Oracle
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 66) DBMS merupakan sistem perangkat
lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan
mengontrol akses ke database.
Fasilitas yang disediakan DBMS biasanya adalah :
-
Memungkinkan pengguna mendefinisikan database, biasanya lewat Data Definition
Language
atau
biasa
disingkat
DDL.
DDL
memungkinkan
user
untuk
13
menspesifikasikan tipe data, struktur, dan batasan pada data yang akan disimpan
didalam database.
-
Memungkinkan user untuk insert, update, delete dan menarik data dari database,
biasanya lewat Data Manipulation Language atau biasa disingkat DML.
-
Menyediakan akses kepada database, seperti :
• Security system, menjaga database diakses oleh pihak luar.
• Integrity system, menjaga konsistensi data yang disimpan.
• Concurrency control system, memungkinkan pembagian akses database
• Recovery control system, memungkinkan pengembalian database ke kondisi
awal jika terjadi kegagalan perangkat lunak maupun perangkat keras.
• User-accessible catalog, menampilkan deskripsi data yang tersimpan dalam
database.
Gambar 2.1 Pendekatan Database dengan DBMS
Connolly &Begg (2010, p. 67)
2.1.4
Pengertian Aplikasi Database
Aplikasi database merupakan program yang menjadi mediator antara sistem
lain dan sistem database pada saat eksekusi database tersebut, aplikasi database
biasanya digunakan untuk membuat serta mengatur database itu sendiri.
14
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 54) Aplikasi database adalah program
yang berinteraksi dengan database pada waktu tertentu dalam eksekusinya. Sistem basis
data adalah kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan database.
2.2
Teori-Teori Khusus
2.2.1
Pemodelan Entitas dan Relasi
2.2.1.1 Tipe-Tipe Entitas
Entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan properti satu sama
lain. Sebagai contoh adalah entitas Mahasiswa, memiliki kesamaan property seperti
NIM, Nama, Alamat, IPK.
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 372) Konsep dasar dari Model Entity
Relationship adalah tipe-tipe entitas, yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat
(properti) yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan mempunyai eksistensi yang
independen.
Setiap objek yang bersifat unik dari sebuah tipe entitas disebut dengan Entity
Occurrence. Setiap tipe entitas dapat diidentifikasi melalui nama dan daftar propertinya.
2.2.1.2 Tipe-Tipe Relasi
Tipe relasi adalah jenis hubungan yang melibatkan satu atau lebih entitas yang
ada, tipe relasi juga diberikan nama yang menggambarkan fungsi hubungan antar entitas
tersebut, sebagai contoh adalah relasi antar Mahasiwa dan Mata Kuliah. Untuk dapat
menggambarkan dengan jelas hubungan mahasiwa dan mata kuliah, maka relasi ini bisa
diberi nama “Mengambil”, sehingga pembacaan relasi bisa disebutkan sebagai
Mahasiswa X “mengambil” mata kuliah Y.
15
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 374) tipe relasi adalah sekumpulan
hubungan antara satu atau lebih tipe entitas yang ada. Relationship Occurrence
menunjukkan entity occurrence tertentu yang saling berhubungan.
Contoh :
Gambar 2.2 Contoh Relationship Occurrence
Connolly & Begg (2010, p. 375)
2.2.1.3 Derajat Relasi
Dalam relasi entitas, terdapat derajat relasi yang mendeskripsikan jumlah
entitas yang masuk kedalam relasi, karena sebuah relasi entitas tidak tertutup
kemungkinan untuk memiliki lebih dari 2 peserta. Sebagai salah satu contoh adalah
relasi antara Mahasiwa, Mata Kuliah dan Dosen, Mahasiswa X mengambil mata kuliah
Y yang pengajar nya adalah Dosen Z, tipe relasi antara Mahasiswa, Mata Kuliah, dan
Dosen biasa disebut sebagai relasi Ternary, karena memiliki 3 peserta. Sedangkan relasi
Mahasiswa dan Mata kuliah biasa disebut relasi Binary, karena memiliki 2 peserta.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 376) Derajat Relasi adalah jumlah entitas
yang berpartisipasi dalam suatu relasi. Derajat relasi terdiri dari:
•
Relasi Binary, hubungan antara dua tipe entitas. Contoh Relasi Binary
antara PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut POwns.
16
Gambar 2.3 Contoh Relasi Binary
Connolly & Begg (2010, p. 376)
•
Relasi Ternary, hubungan antara tiga tipe entitas. Contoh Relasi Ternary
yang dinamakan Registers. Relasi ini melibatkan tiga tipe entitas yaitu Staff, Branch dan
Client. Relasi ini menggambarkan staff mendaftarkan client pada branch.
Gambar 2.4 Contoh Relasi Ternary
Connolly & Begg (2010, p. 377)
•
Relasi Quarternary, hubungan antar empat tipe entitas. Contoh Relasi
Quaternary yang dinamakan Arranges. Relasi ini melibatkan 4 entitas yaitu Buyer,
Solicitor, Financial Institution dan Bid. Relasi ini menggambarkan Buyer, diberi
masukan oleh Solicitor, dan didukung oleh Financial Institution, melakukan penawaran
(Bid).
Gambar 2.5 Contoh Relasi Quarternary
Connolly & Begg (2010, p. 377)
17
•
Relasi Unary, hubungan antar satu tipe entitas, di mana tipe entitas
tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut
juga Relasi Rekursif. Relasi dapat diberikan role names untuk mengidentifikasikan
keterkaitan tipe entitas dalam relationship. Contoh entitas Staff yang berperan menjadi
supervisor dan staff bawahannya.
Gambar 2.6 Contoh Relasi Unary
Connolly & Begg (2010, p. 378)
2.2.1.4 Atribut
Atribut merupakan data atau variable yang berada pada suatu entitas atau relasi
yang mendeskripsikan property dari entitas atau relasi tersebut. Contoh bentuk atribut
adalah NIM pada entitas Mahasiswa.
Menurut Rama & Jones(2006, p. 155) Atribut adalah bagian terkecil dari data
yang dapat berarti bagi pengguna.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 379) Atribut merupakan properti dari
sebuah entitas atau sebuah tipe relasi. Contohnya: sebuah entitas Staff digambarkan oleh
atribut staffNo, name, position, dan salary.
Attribute Domain adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau
lebih atribut. Macam-macam atribut :
18
•
Simple Attribute, yaitu atribut yang terbentuk oleh komponen tunggal dengan
keberadaan yang independent dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
•
Composite Attribute, yaitu atribut yang terbentuk dari beberapa komponen, di
mana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independent. Misalkan
atribut Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.
•
Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap
kejadian dari sebuah tipe entitas. Misalnya entitas Branch memiliki satu nilai untuk
atribut branchNo pada setiap kejadian.
•
Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap
kejadian dari sebuah tipe entitas. Misal entitas Branch memiliki beberapa nilai
untuk atribut telpNo pada setiap kejadian.
•
Derived Attribute, yaitu atribut yang mewakili nilai yang dihasilkan dari satu atau
beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan atribut merupakan data terkecil yang
dimiliki oleh suatu entitas atau relasi yang dapat berarti bagi pengguna
2.2.1.5 Keys
Keys adalah atribut yang terpilih yang bisa mewakili sebuah entitas. Didalam
sebuah entitas, kita dapat menemukan beberapa keys, sebagai contoh adalah entitas
Mahasiswa, kita dapat mengambil keys seperti NIM, Nama untuk dijadikan perwakilan
dari entitas Mahasiswa.
19
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 381) ada beberapa jenis relational keys,
yaitu:
•
Candidate Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan table. Jumlah
minimal
atribut-atribut
yang
dapat
mengidentifikasikan
setiap
kejadian/record secara unik. Contoh Candidate Key pada entitas
Mahasiswa adalah NIM, Nama.
•
Primary Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan setiap row dalam
table. Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan setiap
kejadian/record dari suatu entitas secara unik. Contoh Primary Key pada
entitas mahasiswa adalah NIM, karena NIM memiliki nilai yang unik satu
sama lain.
•
Composite Key : Candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
Contohnya adalah Alamat pada entitas Mahasiswa memiliki isi
namaJalan, kodePos, kecamatan, dan kelurahan.
2.2.1.6 Strong and Weak Entity Types
Entitas dapat terbagi menjadi 2, yaitu entitas kuat dan lemah. Pada istilah ini,
kuat dan lemah bukan menggambarkan kekuatan, melainkan menggambarkan
ketergantungan entitas tersebut terhadap keberadaan entitas lain, sebagai entitas kuat
adalah Mahasiswa, dan contoh entitas lemah adalah Peminjaman Buku. Alasan
peminjaman buku disebutkan entitas lemah adalah peminjaman buku sangat bergantung
pada keberadaan entitas Mahasiswa, dan juga keberadaan entitas Buku itu sendiri,
20
apabila entitas mahasiswa dan buku tidak ada, maka peminjaman tidak mengartikan apaapa.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 383) Strong Entity Type, yaitu entitas yang
keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain sedangkan Weak Entity Type adalah
entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain. Strong Entity Type terkadang
disebut dengan parent, owner dominant dan Weak Entity Type disebut child, dependent,
subordinate.
Gambar 2.7 Contoh Strong and Weak Entity
Connolly & Begg (2010, p. 384)
2.2.1.7 Structural Constraints
Dalam sebuah relasi antar entitas, diperlukan adanya batasan untuk jumlah
entitas yang tergabung dalam satu kejadian. Sebagai contoh adalah batasan Mahasiswa
mengambil mata kuliah pada satu semester, mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil
maksimal 24 SKS dalam satu semester.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385), batasan utama pada relationship
disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada
suatu tipe entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan
melalui suatu relationship.
21
Multiplicity membatasi cara entitas berhubungan satu sama lain. Hal ini
merupakan representasi dari policies (atau aturan bisnis) yang ditetapkan oleh pengguna
atau perusahaan. Untuk memastikan hal itu, semua batasan yang diterapkan akan
diidentifikasikan dan di wakilkan sebagai bagian penting dari pemodelan perusahaan.
Relationship yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam
binary relationship yaitu :
•
One-to-one (1:1)
•
One-to-many (1:*)
•
Many-to-many (*:*)
Gambar 2.8 Summary of Multiplicity Constraints
Connolly & Begg (2010, p. 391)
2.2.2
Disain Database
Dalam penyimpanan database, perlu dilakukan rancangan agar data terorganisir
dan mudah mendapatkan data yang tersimpan jika diperlukan. Disain database adalah
proses rancangan struktur basis data yang akan digunakan untuk menyimpan data
kedalam bentuk table-table yang disesuaikan dan diseragamkan.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 320) Disain Database merupakan suatu
proses pembuatan rancangan database yang diperlukan guna mendukung misi dan
tujuan dari perusahaan.
22
Ada dua tujuan utama dari pemodelan data yaitu untuk membantu dalam
memahami arti dari data dan untuk memfasilitasi komunikasi tentang kebutuhan
informasi.
Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal :
• Validasi Struktural (Structural Validity), konsisten dengan cara perusahaan
mendefinisikan dan mengelola informasi.
• Kesederhanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh profesional sistem
informasi maupun pengguna non-teknis.
• Ketepatan (Expressibility), kemampuan untuk membedakan antara data yang
berlainan, relationship antar data dan batasan-batasan.
• Tidak redundan (Nonredundancy), tidak mengikutsertakan informasi yang tidak
berhubungan, dengan kata lain, perwakilan setiap bagian informasi hanya satu
kali.
• Digunakan bersama (Shareability), tidak ditentukan untuk suatu aplikasi atau
teknologi tertentu saja sehingga dapat digunakan oleh banyak pengguna.
• Perluasan Penggunaan (Extensibility), kemampuan untuk berkembang agar
dapat mendukung kebutuhan baru dengan pengaruh seminimal mungkin
terhadap user yang sekarang.
• Integritas (Integrity), konsisten dengan cara perusahaan menggunakan dan
mengelola informasi.
• Representasi Diagram (Diagrammatic Representation), kemampuan untuk
merepresentasikan
dimengerti.
model
menggunakan
notasi
diagram
yang
mudah
23
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 322) ada 3 fase utama dalam perancangan
database yaitu : Conceptual, Logical, dan Physical.
Conceptual database design adalah proses membentuk model dari data yang
digunakan didalam perusahaan, terpisah dari semua pemikiran fisikal. Merupakan fase
pertama pada tahap database design, berhubungan dengan pembuatan data model
konseptual perusahaan.
Logical database design adalah proses membentuk model dari data yang
digunakan didalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi terpisah dari
DBMS tertentu dan pemikiran fisikal lainnya.
Physical
database
design
adalah
proses
pembuatan
deskripsi
dari
impelementasi database didalam penyimpanan kedua, hal ini mendeskripsikan relasi
awal, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien
ke data dan batasan integritas yang terhubung serta ukuran keamanan.
2.2.3
Dashboard
Didalam mobil, terdapat dashboard yang digunakan untuk menggambarkan
status keadaan mobil pada saat itu, terdapat bardan gauge yang menggambarkan dan
memberitahu informasi ke pengguna mobil bahwa mobil membutuhkan tambahan
bensin, mesin overheat, berapa suhu diluar mobil, kecepatan sekarang, total jarak yang
sudah ditempuh, dan lain-lain. Pada praktek bisnis, konsep dashboard seperti dashboard
di mobil dapat diterapkan kepada pihak eksekutif guna mengetahui informasi status
sekarang perusahaan atau organisasi-nya. Sehingga jika terjadi kesalahan atau masalah
pada suatu proses, para eksekutif dapat langsung mengetahui dan menyelesaikan
masalah tersebut.
24
Menurut Laudon & Laudon(Laudon & Laudon, 2010, p. 81) Digital dashboard
merupakan dashboard yang menampilkan, pada satu layar, semua hasil pengukuran
yang penting untuk mengarahkan perusahaan, mirip dengan kokpit pesawat atau dasbor
mobil. Dashboard tersebut menampilkan indikator-indikator kinerja kunci sebagai grafik
dan diagram dalam format browser Web, memberikan gambaran satu halaman dari
semua pengukuran penting yang diperlukan untuk mengambil keputusan di tingkat
eksekutif.
Dalam kutipan Jurnal (Lorence, 2010) Dashboard biasanya menggunakan
metodologi yang berpusat pada pengguna, yang menyatukan data berdasarkan business
problem, key function, atau bisnis proses yang penting. Dashboard sering dirancang
untuk menjawab permasalahan tunggal yang terisolasi dan berkembang dari simple
online report menjadi tampilan visual dari key metric.
Dashboard dapat menampilkan sejumlah besar pengukuran ringkas dan rinci.
Dapat diperbaharui per bulan, minggu, hari ataupun jam, dan digunakan oleh pegawai
dalam perusahaan
Menurut Bray (2011) pada jurnalnya, Business Intelligence Dashboard
memungkinkan senior manajer untuk melihat apa yang sedang terjadi dalam bisnis yang
mungkin mereka tidak lihat, dengan memungkinkan melihat informasi berbeda didalam
sistem berjalan untuk dapat disatukan dan diwakilkan ke dalam tampilan dashboard
grafikal yang mudah di mengerti.
Menurut Person (2009, p. 108) Eksekutif, manajer, dan supervisor
menggunakan dashboard untuk melacak strategi, operasi, dan taktik. Sebuah dashboard
yang dirancang dengan baik dapat membantu pengambilan keputusan yang baik dan
cepat. Pada kenyataannya, survei menunjukkan dua keuntungan utama dari penerapan
25
dashboard yaitu pengambilan keputusan dan pengurangan pekerjaan administratif untuk
analisis dan penelitian.
Menurut (Anonymous, 2010) pada web nya, alasan utama bagi perusahaan
besar seperti Microsoft dan IBM mengeluarkan banyak sumber untuk mengembangkan
teknologi dashboard dan software dashboard adalah kesulitan bagi setiap orang dalam
mengumpulkan, review, analisis data dalam jumlah yang sangat besar. Sebuah
dashboard adalah sebuah program software komputer yang dapat menangani dan
memproses banyak data, sehingga merepresentasikan nilai didalam bahasa numeric yang
singkat dan jelas. Nilai pada sebuah dashboard dapat dimanipulasi dengan cara yang
membantu dalam proses real-time, seperti proses Manufaktur.
Dashboard digunakan pada level taktis dan operasional. Manajer menggunakan
dashboard untuk mengawasi kesuksesan dari inisiatif taktis mereka, seperti kampanye
pemasaran
atau
performa
penjualan
selama
pengenalan
produk
spesifik
tertentu.Operasional termasuk area seperti mengawasi kualitas manufaktur atau variansi
budget dalam project.
2.2.4
Data warehouse
Data warehouse merupakan “gudang” bagi data dari database-database
operasional yang sudah diproses lebih lanjut, agar bisa memberikan arti di hari ke depan
sebagai data historis untuk perusahaan. Seperti halnya museum tentang data, data
warehouse memberikan nilai historis untuk dijadikan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan bagi top management dan bisa memberikan gambaran tentang bagaimana
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.
26
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1197) data warehouse adalah suatu
kumpulan data yang bersifat subject-oriented, integrated, time-variant, dan non-volatile
dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Data warehouse bertujuan agar
perusahaan dapat menggunakan arsip datanya untuk mendapatkan keunggulan bisnis.
Menurut Turban, Aronson, Sharda, & King(2008, p. 39) data warehouse adalah
kumpulan data yang dihasilkan untuk mendukung pengambilan keputusan, juga
merupakan tempat penyimpanan data sekarang dan data historis yang berpotensi untuk
digunakan manager pada perusahaan atau organisasi.
Menurut Loshin (2003, p. 245), dasar dari sebuah data warehouse adalah
sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam
penyimpanan data dimana aplikasi analisis dapat menggunakannya sebagai data
masukan.
Menurut Inmon (2005, p. 29) data warehouse adalah koleksi data yang
berorientasi subyek, terintegrasi, tidak mengalami perubahan, dan berdasarkan variasi
waktu untuk mendukung keputusan manajemen.
Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 142) data warehouse
adalah sebuah koleksi logikal dari informasi yang didapat dari banyak database
operasional, yang digunakan business intelligence yang mendukung aktivitas analisa
bisnis dan pengambilan keputusan.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan, data warehouse merupakan kumpulan
data dari beberapa database operasional yang disimpan dan di rangkum untuk
memberikan arti kepada pengguna dan mendukung proses pengambilan keputusan.
27
2.2.4.1 Karakteristik Data warehouse
• Subject-Oriented : data warehouse dikatakan berorientasi subyek karena
data warehouse dibangun berdasarkan subyek utama perusahaan seperti
pelanggan, pesanan, dan produk.
Gambar 2.9 Subject-Oriented Data warehouse
Inmon (2005, p. 30)
• Integrated : data warehouse dikatakan terintegrasi karena data operasional
dari beberapa database dan sumber data external akan di integrasikan
didalam sebuah data warehouse untuk menyediakan database tunggal untuk
mendukung pengambilan keputusan. Nama data, format data, skala
pengukuran didalam data warehouse akan di samakan agar terintegrasi satu
sama lain (seragam).
28
Gambar 2.10 Integrated data warehouse
Inmon (2005, p. 31)
• Time-Variant : Data warehouse menggunakan stempel data untuk mewakili
data historikal. Dimensi waktu merupakan hal yang kritikal untuk
mengindentifikasi trend, memperkirakan operasi masa depan, dan mengatur
target operasi.
Gambar 2.11 Time-variant data warehouse
Inmon (2005, p. 32)
29
• Non-Volatile : Data baru didalam data warehouse tidak akan ditimpa,
melainkan akan digabungkan, sehingga data warehouse akan menyediakan
data historis yang lebih baik. Data didalam data warehouse diusahakan
untuk tidak mengalami update atau delete dengan tujuan data warehouse
bebas dari anomali-anomali update dan delete. Data transaksi yang akan
dipindahkan ke dalam data warehouse adalah data transaksi final yang tidak
akan ada perubahan lagi.
Gambar 2.12 Non-volatile data warehouse
Inmon (2005, p. 32)
2.2.4.2 Online Transaction Processing (OLTP)
Sesuai dengan pernyataan Larson (2006, p. 27) Transactional data merupakan
informasi yang disimpan, digunakan untuk mengawasi interaksi atau transaksi bisnis
yang dilakukan oleh perusahan. Seperti pembayaran harus dilakukan atas barang dan
jasa yang diterima atau permintaan pesanan dan layanan harus dipenuhi. Secara umum,
perusahaan membutuhkannya untuk terus mengawasi apa yang telah terjadi dan apa
yang harus dilakukan.
OLTP merupakan penyimpanan dan pengelolaan Transaksi oleh komputer dan
menghasilkan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
30
2.2.4.3 Online Analytical Processing (OLAP)
Sesuai dengan pernyataan Connolly & Begg (2010, p. 1250) OLAP adalah
Sintesis, analisis, dan konsolidasi dinamis dari multidimensional data berskala besar.
Merupakan istilah yang menjelaskan teknologi yang menggunakan view multidimensional dari data agregat yang menyediakan akses yang cepat untuk informasi
strategis yang bertujuan untuk analisis lanjutan.
OLAP memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam dan pengetahuan mengenai berbagai aspek dari data perusahaan melalui akses
yang cepat, konsisten dan interaktif ke seluruh view data yang memungkinkan.
2.2.4.4 OLTP vs Data warehouse
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1199) Perbedaan antara sistem OLTP dan
sistem data warehouse:
Tabel 2.1 Perbedaan sistem OLTP dengan sistem data warehouse
Karakteristik
Sistem OLTP
Sistem Data warehouse
Tujuan Utama
Mendukung
operasional
pemrosesan Mendukung
analitikal
pemrosesan
Data Age
Sekarang
Historis
(tetapi
trend
termasuk data sekarang)
Data Latency
Real-Time
Tergantung pada ukuran
siklus suplemen data ke
warehouse
Data granularity
Data mendetail
Data terangkum
Pemrosesan data
Pola
pemasukan
data, Pola query data tidak begitu
penghapusan data, update bisa diperkirakan, transaksi
data, dan query yang bisa jarang terjadi
diperkirakan. Banyak terjadi
transaksi
31
Laporan
Bisa diperkirakan, satu Tidak bisa diperkirakan,
dimensi, biasanya laporan multi-dimensional, laporan
berbentuk fix
lebih dinamis
Pengguna
Banyak
operasional
pengguna Sedikit pengguna manajerial
2.2.4.5 Dimensional Modeling
Dimensional Modeling adalah rancangan logical pada database OLAP untuk
mendeskripsikan struktur table yang ada. Dimensional modeling menghasilkan output
berupa star schema dan juga snowflake schema.
Menurut Loshin (2003, p. 245) dimensional modeling merupakan teknik
modeling yang menyimpan unit standar dari representasi entitas tunggal maupun
multikeyed entity didalam sebuah table fakta.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Dimensional Modeling adalah
sebuah teknik desain logikal yang bertujuan untuk menampilkan data dalam sebuah
standar, format intuitif yang memperbolehkan akses dengan performa yang tinggi.
Dimensional modeling menggunakan konsep entity-relationship (ER) dengan beberapa
batasan penting.
2.2.4.6 Fact Table
Table fakta adalah table yang berisikan fakta yang diinginkan oleh pengguna,
fakta ini didapat dari berbagai table dimensi di sekitar table fakta. Table fakta juga
mengandung perhitungan aggregate yang didapat dari beberapa baris data. Table fakta
memiliki composite primary key yang didapat dari primary key pada table dimensi
disekitarnya.
32
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Tabel fakta merupakan sebuah tabel
yang memiliki sebuah composite primary key dimana tabel tersebut akan membentuk
sebuah model dimensional.
2.2.4.7 Dimension Table
Merupakan hasil dari Dimension Modeling, tersimpan pada database OLAP.
Table dimensi merupakan gabungan dari table yang lebih kecil yang primary key nya
akan diambil untuk menjadi bagian composite key yang berada pada table fakta
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Tabel dimensi merupakan
sekumpulan dari tabel-tabel yang lebih kecil yang memiliki sebuah primary key
sederhana yang merespon secara benar terhadap salah satu komponen dari composite key
yang ada dari tabel fakta.
2.2.4.8 Star Schema
Star schema merupakan bentuk skema hasil dari dimensional modeling. Star
schema memiliki sebuah table fakta yang dikelilingi oleh beberapa tabel dimensi
sehingga bentuknya seperti bintang.
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 1227) star schema adalah struktur logikal
yang memiliki sebuah tabel fakta berisi data aktual yang ditempatkan di tengah,
dikelilingi oleh tabel dimensi berisi data acuan (dapat didenormalisasi). Star schema
mengeksploitasi karakteristik dari data aktual dimana fakta dibuat dari peristiwa yang
muncul di masa lalu dengan mengabaikan bagaimana mereka dianalisis, dan tidak dapat
diubah.
33
2.2.4.9 Data Mart
Data Mart merupakan bagian dari Data warehouse, hanya saja data sudah
dipisahkan agar menjadi database mandiri yang bertujuan untuk keperluan yang lebih
spesifik seperti pembuatan laporan pada departemen tertentu. Sebagai contoh data mart
HRD yang memuat tentang data karyawan.
Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey (2005, p. 145) Data Mart adalah
sekumpulan data warehouse dimana hanya bagian yang terfokus dari informasi data
warehouse yang disimpan.
Menurut Turban, Aronson, Sharda, & King(2008, p. 40) data mart merupakan
bagian dari data warehouse, yang biasanya hanya ditujukan bagi satu area subyek saja
(marketing, operational).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, data mart merupakan data
warehouse yang data nya telah dikhususkan serta memberikan arti yang spesifik pada
daerah atau departemen tertentu dari suatu organisasi.
2.2.4.10 Data Mart vs Data warehouse
Perbedaan antara data mart dengan data warehouse menurut Connolly &Begg
(2010, p. 1222) adalah :
• Data mart hanya berfokus pada kebutuhan user yang berkaitan dengan suatu
departemen atau fungsi bisnis.
• Data mart tidak mengandung data operasional secara detil, tidak seperti data
warehouse.
34
• Data yang ada dalam Data mart lebih sedikit dari pada yang ada dalam data
warehouse, data mart juga lebih mudah dimengerti karena lebih sederhana.
2.2.4.11 Meta Data
Meta data merupakan data deskripsi tentang suatu data yang menggambarkan
informasi bagaimana bentuk data tersebut, bagaimana data disimpan, kapan data di
capture.
Menurut Inmon (2005, p. 102) meta data merupakan komponen penting dari
lingkungan data warehouse, tetapi didalam dunia data warehouse, meta data telah
menjadi lebih penting, karena dapat mengusahakan penggunaan data warehouse yang
lebih efektif. Meta data memungkinkan pengguna akhir atau analyst DSS untuk
menunjukan kemungkinan-kemungkinan.
Gambar 2.13 Contoh Meta data pada Properties Files
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2012)
35
2.2.4.12 Extract, Transform, Load (ETL)
Menurut Loshin (2003, p. 246) Landasan dasar dari sebuah data warehouse
adalah bahwa sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke
dalam penyimpanan data dimana aplikasi analitis dapat menggunakannya sebagai data
masukan.
• Extraction
Proses ekstraksi adalah pengambilan data dari sumber data internal dan
external yang ada yang dilanjutkan ke database tujuan. Pada dasarnya, tujuan
proses ekstraksi ini adalah menyiapkan data untuk diproses lebih lanjut pada
proses selanjutnya.
Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) Extraction adalah langkah pertama dalam
proses mendapatkan data ke dalam lingkungan data warehouse.
• Transform
Proses transformasi adalah proses pengubahan bentuk data agar sesuai dan
seragam dengan tujuan data menjadi lebih terintegrasi satu sama lain, sehingga
data dalam database tujuan menjadi konsisten. Sebagai contoh adalah proses
transformasi format tanggal, didalam database A, format tanggal adalah 10-1010, sedangkan di database B adalah 10-Oct-10, data dari database A dan B
akan ditransformasikan sesuai dengan database tujuan, misalnya menjadi 10Oktober-2010.
Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) setelah data di-extract, ada sejumlah
transformation yang mungkin dilakukan, seperti melakukan cleansing data
(memperbaiki kesalahan pengejaan kata, mengatasi masalah elemen yang
36
hilang, atau mengubah ke bentuk standar), mengkombinasikan data dari
berbagai sumber, dan memberikan warehouse keys.
• Load
Setelah data diproses di tahap Extraction dan Transform, data sudah siap untuk
dimuat kedalam database tujuan lewat proses Loading, sehingga data dapat
membantu dalam proses analisis lebih lanjut ke depannya.
Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) setelah melakukan transformasi, maka
data dapat dimuat ke dalam data warehouse.
2.2.5
Analisa dan Perancangan
2.2.5.1 Unified Process (UP)
UP
adalah
salah
satu
bentuk
software
engineering
process
yang
mendeskripsikan bagaimana mengubah kebutuhan menjadi sebuah perangkat lunak yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 23) The Unified Software Development
Process atau yang biasa disebut Unified Process merupakan bentuk standar industri
untuk software engineering process yang mendefinisikan siapa, apa, kapan, dan
bagaimana mengembangkan software. Gambar dibawah menggambarkan proses
pengubahan kebutuhan menjadi perangkat lunak yang membantu pemenuhan kebutuhan.
37
Gambar 2.14 Proses software engineering process
Arlow & Neustadt(2002, p. 24)
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 30) Didalam UP, terdapat lima workflow
inti yang dapat dilakukan pada setiap iterasi dalam fase siklus hidup UP yaitu
•
Requirement – Mengetahui apa yang harus sistem lakukan
•
Analysis –memperbaiki dan menyusun kebutuhan
•
Design – menyadari akan kebutuhan didalam arsitektur sistem
•
Implementation – membangun perangkat lunak
•
Test – melakukan verifikasi apakah implementasi berjalan seperti yang
diharapkan
38
Gambar 2.15 Lima workflow inti dalam UP
Arlow & Neustadt(2002, p. 31)
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 31) Siklus hidup proyek UP terbagi
menjadi 4 fase yaitu Inception, Elaboration, Construction, dan Transition. Setiap fase
berakhir dengan menghasilkan hasilnya masing-masing. Didalam setiap fase, terdapat
kemungkinan untuk terjadi satu atau lebih iterasi, dan didalam setiap iterasi kita dapat
melakukan lima workflow inti dari UP. Jumlah tepat iterasi yang dilakukan pada setiap
fase tergantung terhadap seberapa besar proyek, tetapi setiap iterasi pada satu fase tidak
boleh lebih dari dua atau tiga bulan.
39
Gambar 2.16 Empat fase utama dalam siklus hidup UP
Arlow & Neustadt(2002, p. 32)
2.2.5.1.1 Inception
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 33) Tujuan fase Inception adalah
mengambil proyek yang dimana didalamnya termasuk :
•
Penetapan kelayakan – mungkin melibatkan teknikal prototyping untuk
melakukan validasi terhadap keputusan teknologi atau membuktikan konsep
prototyping untuk validasi terhadap kebutuhan bisnis.
•
Membuat kasus bisnis untuk mendemonstrasikan keuntungan yang dapat
diberikan kepada perusahaan jika menyelesaikan proyek ini.
•
Mencari kebutuhan penting untuk membatasi ruang lingkup sistem.
•
Mengidentifikasikan risiko utama
Pelaku utama dalam fase ini adalah manajer proyek dan arsitek sistem.
Fokus utama dalam Inception adalah identifikasi dan analisis kebutuhan serta
workflow. Setiap fase memiliki tujuan utama yang harus diberikan pada akhir fase, pada
fase Inception, tujuan utamanya adalah Life Cycle Objectives.
40
2.2.5.1.2 Elaboration
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 35) fase Elaboration adalah tentang
pembuatan sebagian sistem tetapi dapat bekerja –dasar arsitektur yang dapat dijalankan.
Tujuan fase Elaboration dapat dirangkum sebagai berikut :
•
Membuat dasar arsitektur yang dapat dijalankan.
•
Memperbaiki Penilaian Risiko
•
Mendefinisikan kualitas atribut
•
Mendapatkan use case sampai 80% dari kebutuhan fungsional
•
Merencanakan rencana detail untuk fase konstruksi
•
Mendapatkan formula yang termasuk didalamnya sumber, waktu, peralatan,
staff dan biaya.
Fokus workflow inti pada fase Elaboration adalah sebagai berikut :
•
Requirement – memperhalus ruang lingkup dan kebutuhan sistem
•
Analysis – membuat dasar apa yang akan dibangun
•
Design – membuat arsitektur yang stabil
•
Implementation – membantun arsitektur baseline
•
Test – melakukan percobaan dengan arsitektur baseline
Fokus fase ini jelas terpusat kepada workflow kebutuhan, analisis, dan
perancangan, dengan implementasi yang menjadi penting pada akhir fase ketika
arsitektur baseline sedang dibuat.
Setelah menyelesaikan fase Elaboration, diharapkan menghasilkan Life Cycle
Architecture.
41
2.2.5.1.3 Construction
Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 36) Tujuan utama dalam fase ini adalah
pemenuhan semua kebutuhan, analisis, dan perancangan dan untuk mengubah hasil fase
Elaboration menjadi sistem final.
Fokus workflow inti pada fase Construction adalah sebagai berikut :
•
Requirement – mengetahui kebutuhan apa saja yang mungkin terlewat
•
Analysis – menyelesaikan model analisis
•
Design – menyelesaikan model perancangan
•
Implementation – membangun kapasitas dasar operasional
•
Test – melakukan percobaan terhadap kapasitas dasar operasional
Hasil yang diharapkan pada fase ini sangatlah sederhana, yaitu software
sistem telah selesai dan siap untuk dilakukan beta testing pada pengguna.
2.2.5.1.4 Transition
Fase Transition adalah fase tentang menyebarkan sistem yang telah dibuat
kepada komunitas para pengguna. Fase ini dimulai saat beta testing telah selesai dan
sistem siap disebarkan.
Fokus workflow inti pada fase Transition adalah sebagai berikut :
•
Requirement – tidak diterapkan
•
Analysis – tidak diterapkan
•
Design – melakukan perubahan jika model perancangan ada masalah yang
ditemukan pada beta testing
42
•
Implementation – membangun software pada situs pengguna dan memperbaiki
masalah yang ditemui jika belum pernah ditemukan pada beta testing
•
Test –beta testing dan percobaan penerimaan didalam situs pengguna.
Pada akhir fase Transition diharapkan penyelesaian terhadap beta testing,
percobaan penerimaan, dan perbaikan yang salah pada sistem serta pengeluaran produk
dan juga diterima oleh komunitas situs pengguna
2.2.5.2
Use Case Diagram
2.2.5.2.1 Pengertian Use Case
Use case adalah deskripsi pandangan pengguna tentang fungsionalitas suatu
sistem yang dapat digunakan untuk menggambarkan kebutuhan sistem, kemampuan
sistem, dan juga siapa saja yang akan menjadi pengguna.
Menurut Bennet, et al (2010, p. 154) use case adalah deskripsi fungsionalitas
dari sistem dari pandangan pengguna.
2.2.5.2.2 Pengertian Actor
Peran actor dalam suatu sistem adalah menjalankan sistem, berinteraksi
dengan sistem itu sendiri, actor dapat mewakili orang, sistem lain yang ingin
berinteraksi guna mendapatkan suatu informasi.
Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 155) Actor mewakili orang,
atau sistem lain ketika berkomunikasi dengan use case tertentu pada sistem.
43
Menurut Bentley & Whitten(2007, p. 247) Actor adalah apapun yang
dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem guna bertukar informasi, baik itu orang,
atau sistem lain.
Menurut Bentley & Whitten(2007, p. 247) ada 4 tipe actor:
1.
Primary Business Actor
2.
Primary System Actor
3.
External Server Actor
4.
External Receiver Actor
2.2.5.2.3 Pengertian Use Case Diagram
Use case diagram secara grafik menggambarkan interaksi antar sistem dan
sistem luar dan juga pengguna.
Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 246) use case diagram adalah sebuah
diagram yang menggambarkan interaksi antar sistem dan sistem external lain dan juga
pengguna lain. Dengan kata lain, diagram ini secara grafik mendeskripsikan siapa yang
akan menggunakan sistem dan cara apa yang user harapkan untuk berinteraksi dengan
sistem.
2.2.5.2.4 Jenis Relasi pada Use case
Menurut Bentley &Whitten (2007, p. 248) ada 4 jenis relasi pada use case.
•
Associations
Sebuah relasi antara actor dan use case dimana terjadi interaksi antara mereka.
44
•
Extends
Use case mungkin saja memiliki fungsionalitas yang rumit, sehingga susah di
mengerti, untuk menyederhanakannya, kita dapat memecah langkah rumit itu
menjadi langkah nya sendiri. Use case hasil proses ini disebut extension use
case. Extension use case adalah sebuah use case yang terdiri dari langkahlangkah
yang
di
keluarkan
dari
use
case
rumit
dengan
tujuan
menyederhanakan kasus asli dan mengekstens fungsionalitas nya.
•
Uses (atau includes)
Kita mungkin sering menemukan dua atau lebih use case dapat menjalankan
langkah fungsionalitas yang sama. Lebih baik memecah langkah yang sama
ini menjadi langkah nya masing-masing, hasil proses ini disebut abstract use
case. Abstract use case adalah use case yang mengurangi pengulangan antara
dua atau lebih use case dengan mengombinasikan langkah sama yang
ditemukan didalam case tersebut.
•
Depends On
Depends on merupakan relasi antara use case yang mengindikasikan bahwa
satu use case tidak dapat dijalankan sampai use case lain sudah dijalankan.
•
Inheritance
Didalam use case, relasi antara actor dibuat untuk menyederhanakan
penggambaran ketika actor abstrak menurunkan role nya kepada beberapa
actor nyata.
45
2.2.5.2.5 Proses Pembuatan Use case
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p. 251) langkah yang dibutuhkan untuk
membuat use case adalah :
• Identifikasikan actor bisnis.
• Identifikasikan kebutuhan bisnis
• Bangun model use case diagram
• Dokumentasikan kebutuhan bisnis secara naratif
2.2.5.3 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan proses interaksi antara sistem, objek dan
pengguna yang menggambarkan logika program, alur program dan semua skenario
yang mungkin terjadi didalam sebuah usecase.
Menurut Wixom, Dennis, & Tegarden(2010, p. 240) Sequence diagram
adalah sebuah model dinamis yang menunjukkan urutan explisit dari pesan yang
disampaikan diantara objek dalam sebuah interaksi. Sequence diagram dapat menjadi
sequence diagram generik yang menunjukkan semua skenario yang memungkinkan
untuk sebuah use case, tetapi biasanya setiap analis mengembangkan sekumpulan
sequence diagram, dimana masing-masing sequence diagram menggambarkan sebuah
skenario tunggal diantara use case.
Menurut Windle & Abreo,(2003, p. 116) Sequence diagram adalah sebuah
kumpulan objek yang saling berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas atau
sederetan tugas yang diberikan pada suatu waktu.
46
Menurut Bennet, et al (2010, p. 262) interaction sequence diagram atau biasa
disebut dengan sequence diagram saja, merupakan satu dari beberapa tipe diagram
interaksi UML. Sequence diagram secara semantis sama dengan diagram komunikasi
untuk interaksi sederhana
Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 659) Sequence diagram adalah sebuah
diagram UML yang memodelkan logika sebuah use case dengan menggambarkan
pesan interaksi antara objek dalam waktu yang sekuensial.
Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 394) System sequence diagram adalah
sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dan sistem untuk sebuah
skenario use case.
Menurut Larman (2005, p. 176) System sequence diagram merupakan
gambaran yang menunjukan satu skenario sebuah use case, kejadian yang
menghasilkan aktor external, pesanan mereka, dan kejadian antar sistem yang terjadi.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan sequence diagram adalah kejadian
yang mungkin terjadi akibat interaksi antara pengguna, objek, dan sistem yang
digambarkan secara sekuensial.
2.2.5.4 Network Diagram
Network diagram adalah pemodelan rancangan arsitektur sistem pada sebuah
jaringan sistem komputer yang dapat memberikan informasi kepada perancang tentang
bagaimana struktur teknologi informasi baik perangkat lunak maupun perangkat keras
berinteraksi pada sistem berjalan.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 337) Network diagram adalah
sebuah model yang menggambarkan bagaimana letak distribusi lapisan aplikasi pada
47
sebuah sistem komputer. Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 349) menyatakan
network diagram mendeskripsikan sumber jaringan dan komputer di dalam sebuah
organisasi serta menjelaskan detail seperti protokol yang diperlukan dan software serta
hardware mana yang perlu dijalankan oleh sistem komputer tertentu.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa network diagram
adalah diagram yang menggambarkan letak distribusi pada jaringan komputer dalam
suatu organisasi dan mendeskripsikan protokol yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan jalannya sistem.
2.2.5.5 Deployment Diagram
Deployment diagram adalah diagram yang memodelkan lokasi komponen
fisik yang tersebar disekitar lingkungan sistem dan dapat membantu perancang untuk
mengetahui bagaimana komponen perangkat lunak dan perangkat keras saling
berinteraksi satu sama lain.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 401) Deployment diagram
merupakan sebuah diagram implementasi yang menunjukkan lokasi komponen fisikal
yang tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda.
2.2.6
Tingkatan Manajemen dan Kebutuhan Informasi
Dalam struktur organisasi perusahaan, terdapat tingkatan-tingkatan manajemen
dalam organisasi yang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda pada masing-masing
tingkatan, pada dasarnya tingkatan manajemen dibedakan menjadi 3 bagian, top
managers, middle managers, dan first-line managers.
Menurut Robbins & Coulter(2007, p. 232), tingkatan manajemen dan
kebutuhan informasi nya adalah :
48
• First-Line Managers, tingkatan paling rendah dari manajement, mengatur
pekerjaan dari karyawan non-managerial yang biasanya berhubungan dengan
pembuatan produk organisasi atau melayani customer organisasi.
• Middle managers, manajemen yang berada di antara first-line managers dan top
managers didalam organisasi yang mengatur pekerjaan dari first-line managers
• Top managers, Manajer yang berada pada tingkatan tinggi didalam struktur
organisasi dan memiliki tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan
menentukan tujuan dan rencana yang berdampak pada organisasi secara
keseluruhan.
2.2.7
Pengertian Manajemen Strategis
Menurut Robbins & Coulter(2007, p. 238) Manajemen Strategi merupakan hal
yang dilakukan manajer untuk mengembangkan strategi organisasi. Strategi organisasi
merupakan keputusan dan aksi yang menentukan performa jangka panjang dari suatu
organisasi.
Menurut (Kyd, 2004) pada website exceluser.com Laporan manajemen
seharusnya berbentuk seperti pyramid. Bagian paling atas pyramid merepresentasikan
laporan summary. Laporan ini memiliki beberapa halaman, yang dimana menunjukan
trends dan hubungan tentang variasi yang luas tentang topik yang harus diikuti oleh
manajer. Bagian bawah pyramid berisikan laporan yang kurang mendetail,
bagaimanapun didalam banyak perusahaan, laporan manajemen bermula dan berakhir
pada bagian bawah pyramid
49
Gambar 2.17 Pyramid laporan manajemen
(Kyd, 2004)
Menurut kami manajemen strategis adalah pengembangan akan strategi yang
sudah ada pada suatu organisasi agar memberikan dampak positif bagi organisasi.
2.2.8
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)
Analisis SWOT merupakan pendekatan analisis tentang pada suatu organisasi
atau perusahaan dengan menjabarkan faktor external dan juga faktor internal yang bisa
menggambarkan apa kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses), serta apa yang
kesempatan yang dapat menguntungkan (Opportunities) dan ancaman yang mungkin
merugikan perusahaan (Threats). Analisis SWOT dimaksudkan untuk memprediksikan
atau menghindari terjadinya ketidakpastian (uncertainty) pada organisasi bersangkutan
sehingga dapat memprediksikan apa yang terlihat atau terjadi di lingkungan internal dan
external organisasi sekitarnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau
baik secara mikro maupun makro. Adapun unsur-unsur dan faktor yang terdapat dalam
analisis SWOT dapat digambarkan sebagai berikut :
50
Unsur-unsur :
Faktor-faktor:
• (S) = Strengths (kekuatan-kekuatan)
1.Bersumber dari lingkungan
• (W) = Weaknesses (kelemahan-kelemahan)
• (O) = Opportunities (peluang-peluang)
internal
2.Bersumber dari lingkungan
• (T) = Threats (ancaman-ancaman)
external
Menurut Rangkuti (2006, p. 18) Analisis SWOT adalah identifikasi faktor
secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).
Empat Faktor analisis SWOT adalah :
•
Strengths(S)—Kekuatan, adalah kemampuan internal yang menonjol dari
sebuah perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan
lainnya. Strength merupakan suatu keunggulan kompetensi yang ada
dalam perusahaan yang dijadikan sebagai perbandingan dengan
kompetitor.
•
Weaknesses
(W)—Kelemahan,
merupakan
sifat-sifat
dari
suatu
perusahaan yang cenderung mengurangi nilai-nilai kompeten dan
perbandingan dengan pesaing-pesaingnya.
51
•
Opportunities (O)—Peluang, merupakan peluang-peluang yang ada
dalam diri perusahaan atau peluang-peluang yang dimiliki oleh
perusahaan / perusahaan.
•
Threats (T)—Ancaman, merupakan kejadian-kejadian yang sangat
mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu bagi
perusahaan.
Gambar 2.18 Diagram SWOT
Rangkuti (2006, p. 19)
Setelah menemukan unsur-unsur internal dan external, kita dapat melanjutkan
dengan menempatkan unsur-unsur tersebut kedalam matriks SWOT, mengacu pada
Rangkuti (2006, p. 31) Matriks SWOT adalah Matriks yang mengintegrasikan faktor
strategis internal dan external dengan tujuan matriks ini dapat menjelaskan gambaran
bagaimana peluang dan ancaman (external) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki.
52
Strength
Weakness
Strategi Strentgth, Strategi Weakness,
Opportunity
Opportunity
Strategi Strengh,
Strategi Weakness,
Threat
Threat
Threat
Tabel 2.2 Tabel Analisis SWOT Matriks
Rangkuti(2006, p. 31)
Opportunity
Dari matriks ini dapat didapatkan empat set kemungkinan strategi alternatif
untuk perusahaan, yaitu :
1.
SO (Strength & Opportunities)
Strategi untuk membangun faktor kekuatan yang bersumber dari pihak
internal organisasi dengan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungan faktor
external secara tepat untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan (dalam hal ini,
posisi yang sangat ideal).
2.
ST (Strengths & Threats)
Sama dengan kasus kombinasi SO diatas, yaitu secara strategis adalah
untuk memperkuat faktor kekuatan (internal) dengan meng-counter unsur-unsur
ancaman yang negatif bakal terjadi dari faktor lingkungan external untuk meraih
kesuksesan (posisi potensi positif-negatif)
3.
WO (Weaknesses & Opportunities)
Secara
strategis
pihak
perusahaan
(organisasi)
berupaya
meminimalisasikan faktor-faktor dari kelemahan internal, sekaligus tetap
memanfaatkan faktor-faktor peluang yang ada dari external untuk meraih
keberhasilan (posisi potensi negatif-positif).
53
4.
WT (Weaknesses & Threats)
Secara strategis pihak perusahaan harus berjuang keras untuk
meminimalisasikan faktor-faktor kelemahan internal dan sekaligus menghadapi
faktor resiko ancaman dari external yang cukup berat untuk mencapai
keberhasilan (posisi ini, sangat lemah, buruk, dan beresiko gagal).
2.2.9
Analisis Value Chain
Value Chain adalah rangkaian aktivitas operasi dalam suatu organisasi dan
menghubungkannya dengan posisi kompetitif perusahaan, dimana aktivitas operasi
tersebut menghasilkan suatu nilai bagi perusahaan.
Mengacu pada pernyataan Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010) pada website
netmba.com, value chain merupakan serangkaian kegiatan aktivitas penghasil nilai yang
didapat dari hasil pemisahan pada sistem bisnis yang bertujuan untuk memberikan
pengertian tentang aktivitas perusahaan yang dapat mengembangkan keuntungan
kompetitif dan membuat nilai shareholder.
Menurut Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010) aktivitas utama dalam value
chain adalah :
1.
Inbound Logistic : penerimaan dan penyimpanan dari bahan mentah, dan
pendistribusian kedalam proses manufacturing
2.
Operation : proses pengubahan inputs ke produk atau jasa yang telah selesai.
3.
Outbound Logistic : penyimpanan dan pendistribusian barang jadi.
4.
Marketing & Sales : Identifikasi dari kebutuhan pelanggan dan penjualan lainnya.
5.
Service : Dukungan pelanggan setelah produk atau jasa terjual kepada mereka
54
Aktifitas utama ini didukung oleh
1.
Instrastruktur Firma: struktur organisasi, sistem kontrol, budaya
perusahaan.
2.
Manajemen Sumber Daya Manusia : penerimaan karyawan, pelatihan
karyawan, pengembangan, dan kompensasi karyawan
3.
Pengembangan Teknologi : Teknologi yang mendukung aktivitas
pembuatan nilai
4.
Pembelian : Pembelian bahan baku, peralatan, dan alat pendukung
lainnya.
Gambar 2.19 – Primary Value Chain Activities
Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010)
55
Analisis Model Value Chain adalah alat analisis yang berguna dalam
mendefinisikan kompetensi perusahaan, dan aktivitas didalamnya yang dapat
menghasilkan keuntungan kompetitif seperti :
•
Cost advantage : dengan mengerti pembiayaan dan dapat menekannya dalam
aktivitas pemberian nilai.
•
Differentiation : dengan mengfokuskan aktivitas yang berhubungan dengan
kompetensi inti dan kemampuan dengan tujuan kelebihannya terhadap
kompetitor
Download