BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori–Teori Umum 2.1.1 Pengantar Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Data Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Data merupakan properti yang ditemukan dalam entitas-entitas pada dunia nyata yang berguna untuk menggambarkan arti dari entitas tersebut. Sebagai contoh salah satu data dari entitas manusia adalah Nama. Data dapat berbentuk angka, kata, kalimat, gambar, video, ataupun audio. Data merupakan potongan informasi terkecil, sebelum diolah lebih lanjut, data tidak memberikan informasi yang berarti bagi pemilik data. Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 34) kata Data merupakan bentuk jamak dari datum, walaupun data biasanya mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak. Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari attribute (karakteristik) dari entitas (seperti manusia, tempat, barang, dan kejadian). Menurut Turban & Rainer Jr(2009, p. 6) Data adalah suatu deskripsi dasar dari suatu hal, aktivitas kejadian dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan namun tidak diorganisir untuk menyampaikan suatu arti yang spesifik. Data bisa berbentuk angka, huruf, figur, suara, ataupun gambar. Sebagai contoh data adalah grade murid dialam sebuah kelas dan jumlah jam kerja dalam satu minggu. 7 8 Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 6) Data merupakan faktafakta yang belum diolah yang mendeskripsikan suatu fenomena tertentu. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan data merupakan fakta mentah yang mendeskripsikan suatu hal dan jika diolah lebih lanjut akan memberikan informasi yang berarti bagi pemilik data. 2.1.1.2 Pengertian Informasi Informasi adalah hasil dari pengolahan lebih lanjut dari data yang disimpan. Jika perusahaan telah menyimpan data mentah dari kejadian terdahulu, perusahaan bisa menggunakannya dengan mengolahnya sehingga mendapat informasi salah satunya tentang trend yang terjadi. Misalnya adalah data penjualan bulan Desember, jika diolah lebih lanjut, penjualan bulan desember menunjukan trend tentang kenaikan penjualan baju hangat. Sebalik nya penjualan bulan Juni menunjukan penurunan penjualan baju hangat. Jadi perusahaan bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi trend yang mungkin akan terjadi. Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 34), Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu Menurut Turban & Rainer Jr(2009, p. 6), Informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga data-data tersebut mempunyai suatu arti dan nilai terhadap penggunanya. Contoh : Daftar IPK merupakan data, tetapi Daftar nama Mahasiswa dengan IPK adalah informasi. Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 6) informasi adalah suatu data yang memiliki suatu arti dalam sebuah konteks tertentu. 9 Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 593) informasi adalah fakta yang dipilih dan relevan bagi suatu tujuan dan kemudian diorganisir atau diproses sedemikian rupa sehingga mereka mempunyai arti dan tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan, informasi merupakan hasil dari pengolahan lebih lanjut dari data-data yang telah tersimpan. 2.1.1.3 Pengertian Sistem Sistem merupakan suatu kumpulan komponen yang berinteraksi secara teratur untuk mencapai suatu tujuan. Pada dasarnya, untuk menjalankan sebuah sistem, dibutuhkan suatu input dari lingkungan sistem, dan sistem memproses input tersebut secara terorganisir, sehingga memberikan output yang diharapkan oleh lingkungan sekitar sistem. Didalam suatu sistem, biasanya ditemukan beberapa komponen atau bagian yang memiliki tugasnya masing-masing, jika satu diantara beberapa komponen tersebut terganggu sehingga tidak menyelesaikan bagiannya, proses jalannya sistem akan terganggu secara keseluruhan. Sebagai contoh adalah sistem kerja komputer, terdapat komponen berupa motherboard, memory, video card, hard disk, power supply. Untuk dapat beroperasi, seluruh komponen harus bekerja dengan baik, jika sebaliknya, komputer tidak akan dapat digunakan. Jadi bisa dikatakan sistem merupakan kumpulan komponen yang berbeda dan saling bekerja sama, memiliki tujuan yang sama, menerima input dan menghasilkan output. Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 26) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. 10 Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 26) sistem adalah suatu abstrak dari suatu satuan unsur-unsur yang kompleks dan saling berinteraksi, yang mana untuk mengidentifikasi suatu batas, suatu lingkungan, input, dan output suatu kendali mekanisme dan beberapa perubahan bentuk atau proses pencapaian suatu sistem. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen yang kompleks dan saling berinteraksi dimana sistem tersebut memproses input yang diterima dan menghasilkan output bagi lingkungan sekitar sistem tersebut. 2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah perpaduan teratur antara manusia, data, dan juga dengan dukungan teknologi informasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada perusahaan untuk pengembangan perusahaan. Dengan adanya sistem informasi, jika diterapkan dengan tepat, perusahaan mendapat keuntungan yang membantu dalam persaingan bisnis. Salah satu keuntungan yang ditawarkan dalam penerapan sistem informasi pada perusahaan adalah kemudahan analisis data berbentuk laporan periodik yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Menurut Whitten, Bentley, & Dittman(2004, p. 23) Sistem Informasi adalah pengaturan antara manusia, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan disajikan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 4) Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. 11 Menurut Laudon & Laudon(2010, p. 46) sistem informasi adalah sebuah satu kesatuan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam sebuah organisasi. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan, sistem informasi merupakan kolaborasi antara sistem, manusia, komputer, serta jaringan komunikasi dan menghasilkan suatu informasi bagi pemakai SI itu sendiri. 2.1.2 Pengertian Database Dalam menyimpan data-data pelanggan, diperlukan suatu wadah atau penampung yang bisa memudahkan kita untuk mencari data jika suatu saat kita membutuhkan.Contoh sederhana ialah penyimpanan data penjualan berupa faktur yang biasanya disimpan dalam satu box file. Sama dengan data fisik, begitu pula dengan data elektronik, diperlukan suatu wadah yang dapat menampung data tersebut di tempat yang aman dan jika suatu waktu kita memerlukan data, kita dapat mencari nya, hanya saja perbedaan nya adalah istilah wadah nya, jika dengan data fisik (faktur penjualan) kita bisa menyimpan di box file, dengan data elektronik kita memberikan istilah Basis Data, atau biasa dikenal dengan Database Menurut Connolly & Begg(2010, p. 15) database adalah kumpulan data yang berelasi secara logikal dan sebuah deskripsi dari data tersebut yang didesain untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Database adalah sebuah tempat penyimpanan besar dari data yang dapat digunakan secara terus menerus oleh banyak departemen dan user. Menurut O'Brien & Marakas(2010, p. 173) Database adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling berhubungan. Database 12 mengonsolidasikan berbagai catatan yang dahulu disimpan dalam file-file terpisah ke dalam satu gabungan umum elemen data yang menyediakan data untuk banyak aplikasi. Data yang disimpan dalam database independen dari program aplikasi yang menggunakannya dan dari jenis peralatan penyimpanan tempat mereka disimpan. Jadi, database berisi berbagai elemen data yang mendeskripsikan berbagai entitas dan hubungan antar entitas. Jadi dapat disimpulkan, database merupakan wadah penyimpanan data dan data yang memiliki kesamaan serta terhubung satu sama lain disimpan ke dalam satu wadah, sehingga dapat diolah lebih lanjut jika diharapkan menghasilkan informasi lebih lanjut bagi perusahaan. 2.1.3 Pengertian DBMS Untuk dapat mengelola database dengan baik, diperlukan aplikasi khusus yang biasanya disebut dengan Database Management System, yang biasa disingkat dengan DBMS. DBMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengatur database yang ditampilkan secara lebih teratur, sehingga memungkinkan kita untuk melakukan modifikasi ataupun mengatur akses untuk database itu. Contoh DBMS yang sudah cukup terkenal adalah MySQL, SQL Server, dan Oracle Menurut Connolly & Begg(2010, p. 66) DBMS merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan mengontrol akses ke database. Fasilitas yang disediakan DBMS biasanya adalah : - Memungkinkan pengguna mendefinisikan database, biasanya lewat Data Definition Language atau biasa disingkat DDL. DDL memungkinkan user untuk 13 menspesifikasikan tipe data, struktur, dan batasan pada data yang akan disimpan didalam database. - Memungkinkan user untuk insert, update, delete dan menarik data dari database, biasanya lewat Data Manipulation Language atau biasa disingkat DML. - Menyediakan akses kepada database, seperti : • Security system, menjaga database diakses oleh pihak luar. • Integrity system, menjaga konsistensi data yang disimpan. • Concurrency control system, memungkinkan pembagian akses database • Recovery control system, memungkinkan pengembalian database ke kondisi awal jika terjadi kegagalan perangkat lunak maupun perangkat keras. • User-accessible catalog, menampilkan deskripsi data yang tersimpan dalam database. Gambar 2.1 Pendekatan Database dengan DBMS Connolly &Begg (2010, p. 67) 2.1.4 Pengertian Aplikasi Database Aplikasi database merupakan program yang menjadi mediator antara sistem lain dan sistem database pada saat eksekusi database tersebut, aplikasi database biasanya digunakan untuk membuat serta mengatur database itu sendiri. 14 Menurut Connolly & Begg(2010, p. 54) Aplikasi database adalah program yang berinteraksi dengan database pada waktu tertentu dalam eksekusinya. Sistem basis data adalah kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan database. 2.2 Teori-Teori Khusus 2.2.1 Pemodelan Entitas dan Relasi 2.2.1.1 Tipe-Tipe Entitas Entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan properti satu sama lain. Sebagai contoh adalah entitas Mahasiswa, memiliki kesamaan property seperti NIM, Nama, Alamat, IPK. Menurut Connolly & Begg(2010, p. 372) Konsep dasar dari Model Entity Relationship adalah tipe-tipe entitas, yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat (properti) yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan mempunyai eksistensi yang independen. Setiap objek yang bersifat unik dari sebuah tipe entitas disebut dengan Entity Occurrence. Setiap tipe entitas dapat diidentifikasi melalui nama dan daftar propertinya. 2.2.1.2 Tipe-Tipe Relasi Tipe relasi adalah jenis hubungan yang melibatkan satu atau lebih entitas yang ada, tipe relasi juga diberikan nama yang menggambarkan fungsi hubungan antar entitas tersebut, sebagai contoh adalah relasi antar Mahasiwa dan Mata Kuliah. Untuk dapat menggambarkan dengan jelas hubungan mahasiwa dan mata kuliah, maka relasi ini bisa diberi nama “Mengambil”, sehingga pembacaan relasi bisa disebutkan sebagai Mahasiswa X “mengambil” mata kuliah Y. 15 Menurut Connolly & Begg(2010, p. 374) tipe relasi adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe entitas yang ada. Relationship Occurrence menunjukkan entity occurrence tertentu yang saling berhubungan. Contoh : Gambar 2.2 Contoh Relationship Occurrence Connolly & Begg (2010, p. 375) 2.2.1.3 Derajat Relasi Dalam relasi entitas, terdapat derajat relasi yang mendeskripsikan jumlah entitas yang masuk kedalam relasi, karena sebuah relasi entitas tidak tertutup kemungkinan untuk memiliki lebih dari 2 peserta. Sebagai salah satu contoh adalah relasi antara Mahasiwa, Mata Kuliah dan Dosen, Mahasiswa X mengambil mata kuliah Y yang pengajar nya adalah Dosen Z, tipe relasi antara Mahasiswa, Mata Kuliah, dan Dosen biasa disebut sebagai relasi Ternary, karena memiliki 3 peserta. Sedangkan relasi Mahasiswa dan Mata kuliah biasa disebut relasi Binary, karena memiliki 2 peserta. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 376) Derajat Relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi. Derajat relasi terdiri dari: • Relasi Binary, hubungan antara dua tipe entitas. Contoh Relasi Binary antara PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut POwns. 16 Gambar 2.3 Contoh Relasi Binary Connolly & Begg (2010, p. 376) • Relasi Ternary, hubungan antara tiga tipe entitas. Contoh Relasi Ternary yang dinamakan Registers. Relasi ini melibatkan tiga tipe entitas yaitu Staff, Branch dan Client. Relasi ini menggambarkan staff mendaftarkan client pada branch. Gambar 2.4 Contoh Relasi Ternary Connolly & Begg (2010, p. 377) • Relasi Quarternary, hubungan antar empat tipe entitas. Contoh Relasi Quaternary yang dinamakan Arranges. Relasi ini melibatkan 4 entitas yaitu Buyer, Solicitor, Financial Institution dan Bid. Relasi ini menggambarkan Buyer, diberi masukan oleh Solicitor, dan didukung oleh Financial Institution, melakukan penawaran (Bid). Gambar 2.5 Contoh Relasi Quarternary Connolly & Begg (2010, p. 377) 17 • Relasi Unary, hubungan antar satu tipe entitas, di mana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut juga Relasi Rekursif. Relasi dapat diberikan role names untuk mengidentifikasikan keterkaitan tipe entitas dalam relationship. Contoh entitas Staff yang berperan menjadi supervisor dan staff bawahannya. Gambar 2.6 Contoh Relasi Unary Connolly & Begg (2010, p. 378) 2.2.1.4 Atribut Atribut merupakan data atau variable yang berada pada suatu entitas atau relasi yang mendeskripsikan property dari entitas atau relasi tersebut. Contoh bentuk atribut adalah NIM pada entitas Mahasiswa. Menurut Rama & Jones(2006, p. 155) Atribut adalah bagian terkecil dari data yang dapat berarti bagi pengguna. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 379) Atribut merupakan properti dari sebuah entitas atau sebuah tipe relasi. Contohnya: sebuah entitas Staff digambarkan oleh atribut staffNo, name, position, dan salary. Attribute Domain adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam atribut : 18 • Simple Attribute, yaitu atribut yang terbentuk oleh komponen tunggal dengan keberadaan yang independent dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute. • Composite Attribute, yaitu atribut yang terbentuk dari beberapa komponen, di mana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independent. Misalkan atribut Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode. • Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. Misalnya entitas Branch memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada setiap kejadian. • Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. Misal entitas Branch memiliki beberapa nilai untuk atribut telpNo pada setiap kejadian. • Derived Attribute, yaitu atribut yang mewakili nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan atribut merupakan data terkecil yang dimiliki oleh suatu entitas atau relasi yang dapat berarti bagi pengguna 2.2.1.5 Keys Keys adalah atribut yang terpilih yang bisa mewakili sebuah entitas. Didalam sebuah entitas, kita dapat menemukan beberapa keys, sebagai contoh adalah entitas Mahasiswa, kita dapat mengambil keys seperti NIM, Nama untuk dijadikan perwakilan dari entitas Mahasiswa. 19 Menurut Connolly & Begg (2010, p. 381) ada beberapa jenis relational keys, yaitu: • Candidate Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan table. Jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian/record secara unik. Contoh Candidate Key pada entitas Mahasiswa adalah NIM, Nama. • Primary Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan setiap row dalam table. Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian/record dari suatu entitas secara unik. Contoh Primary Key pada entitas mahasiswa adalah NIM, karena NIM memiliki nilai yang unik satu sama lain. • Composite Key : Candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Contohnya adalah Alamat pada entitas Mahasiswa memiliki isi namaJalan, kodePos, kecamatan, dan kelurahan. 2.2.1.6 Strong and Weak Entity Types Entitas dapat terbagi menjadi 2, yaitu entitas kuat dan lemah. Pada istilah ini, kuat dan lemah bukan menggambarkan kekuatan, melainkan menggambarkan ketergantungan entitas tersebut terhadap keberadaan entitas lain, sebagai entitas kuat adalah Mahasiswa, dan contoh entitas lemah adalah Peminjaman Buku. Alasan peminjaman buku disebutkan entitas lemah adalah peminjaman buku sangat bergantung pada keberadaan entitas Mahasiswa, dan juga keberadaan entitas Buku itu sendiri, 20 apabila entitas mahasiswa dan buku tidak ada, maka peminjaman tidak mengartikan apaapa. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 383) Strong Entity Type, yaitu entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain sedangkan Weak Entity Type adalah entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain. Strong Entity Type terkadang disebut dengan parent, owner dominant dan Weak Entity Type disebut child, dependent, subordinate. Gambar 2.7 Contoh Strong and Weak Entity Connolly & Begg (2010, p. 384) 2.2.1.7 Structural Constraints Dalam sebuah relasi antar entitas, diperlukan adanya batasan untuk jumlah entitas yang tergabung dalam satu kejadian. Sebagai contoh adalah batasan Mahasiswa mengambil mata kuliah pada satu semester, mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil maksimal 24 SKS dalam satu semester. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385), batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu tipe entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relationship. 21 Multiplicity membatasi cara entitas berhubungan satu sama lain. Hal ini merupakan representasi dari policies (atau aturan bisnis) yang ditetapkan oleh pengguna atau perusahaan. Untuk memastikan hal itu, semua batasan yang diterapkan akan diidentifikasikan dan di wakilkan sebagai bagian penting dari pemodelan perusahaan. Relationship yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship yaitu : • One-to-one (1:1) • One-to-many (1:*) • Many-to-many (*:*) Gambar 2.8 Summary of Multiplicity Constraints Connolly & Begg (2010, p. 391) 2.2.2 Disain Database Dalam penyimpanan database, perlu dilakukan rancangan agar data terorganisir dan mudah mendapatkan data yang tersimpan jika diperlukan. Disain database adalah proses rancangan struktur basis data yang akan digunakan untuk menyimpan data kedalam bentuk table-table yang disesuaikan dan diseragamkan. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 320) Disain Database merupakan suatu proses pembuatan rancangan database yang diperlukan guna mendukung misi dan tujuan dari perusahaan. 22 Ada dua tujuan utama dari pemodelan data yaitu untuk membantu dalam memahami arti dari data dan untuk memfasilitasi komunikasi tentang kebutuhan informasi. Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal : • Validasi Struktural (Structural Validity), konsisten dengan cara perusahaan mendefinisikan dan mengelola informasi. • Kesederhanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh profesional sistem informasi maupun pengguna non-teknis. • Ketepatan (Expressibility), kemampuan untuk membedakan antara data yang berlainan, relationship antar data dan batasan-batasan. • Tidak redundan (Nonredundancy), tidak mengikutsertakan informasi yang tidak berhubungan, dengan kata lain, perwakilan setiap bagian informasi hanya satu kali. • Digunakan bersama (Shareability), tidak ditentukan untuk suatu aplikasi atau teknologi tertentu saja sehingga dapat digunakan oleh banyak pengguna. • Perluasan Penggunaan (Extensibility), kemampuan untuk berkembang agar dapat mendukung kebutuhan baru dengan pengaruh seminimal mungkin terhadap user yang sekarang. • Integritas (Integrity), konsisten dengan cara perusahaan menggunakan dan mengelola informasi. • Representasi Diagram (Diagrammatic Representation), kemampuan untuk merepresentasikan dimengerti. model menggunakan notasi diagram yang mudah 23 Menurut Connolly & Begg (2010, p. 322) ada 3 fase utama dalam perancangan database yaitu : Conceptual, Logical, dan Physical. Conceptual database design adalah proses membentuk model dari data yang digunakan didalam perusahaan, terpisah dari semua pemikiran fisikal. Merupakan fase pertama pada tahap database design, berhubungan dengan pembuatan data model konseptual perusahaan. Logical database design adalah proses membentuk model dari data yang digunakan didalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi terpisah dari DBMS tertentu dan pemikiran fisikal lainnya. Physical database design adalah proses pembuatan deskripsi dari impelementasi database didalam penyimpanan kedua, hal ini mendeskripsikan relasi awal, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien ke data dan batasan integritas yang terhubung serta ukuran keamanan. 2.2.3 Dashboard Didalam mobil, terdapat dashboard yang digunakan untuk menggambarkan status keadaan mobil pada saat itu, terdapat bardan gauge yang menggambarkan dan memberitahu informasi ke pengguna mobil bahwa mobil membutuhkan tambahan bensin, mesin overheat, berapa suhu diluar mobil, kecepatan sekarang, total jarak yang sudah ditempuh, dan lain-lain. Pada praktek bisnis, konsep dashboard seperti dashboard di mobil dapat diterapkan kepada pihak eksekutif guna mengetahui informasi status sekarang perusahaan atau organisasi-nya. Sehingga jika terjadi kesalahan atau masalah pada suatu proses, para eksekutif dapat langsung mengetahui dan menyelesaikan masalah tersebut. 24 Menurut Laudon & Laudon(Laudon & Laudon, 2010, p. 81) Digital dashboard merupakan dashboard yang menampilkan, pada satu layar, semua hasil pengukuran yang penting untuk mengarahkan perusahaan, mirip dengan kokpit pesawat atau dasbor mobil. Dashboard tersebut menampilkan indikator-indikator kinerja kunci sebagai grafik dan diagram dalam format browser Web, memberikan gambaran satu halaman dari semua pengukuran penting yang diperlukan untuk mengambil keputusan di tingkat eksekutif. Dalam kutipan Jurnal (Lorence, 2010) Dashboard biasanya menggunakan metodologi yang berpusat pada pengguna, yang menyatukan data berdasarkan business problem, key function, atau bisnis proses yang penting. Dashboard sering dirancang untuk menjawab permasalahan tunggal yang terisolasi dan berkembang dari simple online report menjadi tampilan visual dari key metric. Dashboard dapat menampilkan sejumlah besar pengukuran ringkas dan rinci. Dapat diperbaharui per bulan, minggu, hari ataupun jam, dan digunakan oleh pegawai dalam perusahaan Menurut Bray (2011) pada jurnalnya, Business Intelligence Dashboard memungkinkan senior manajer untuk melihat apa yang sedang terjadi dalam bisnis yang mungkin mereka tidak lihat, dengan memungkinkan melihat informasi berbeda didalam sistem berjalan untuk dapat disatukan dan diwakilkan ke dalam tampilan dashboard grafikal yang mudah di mengerti. Menurut Person (2009, p. 108) Eksekutif, manajer, dan supervisor menggunakan dashboard untuk melacak strategi, operasi, dan taktik. Sebuah dashboard yang dirancang dengan baik dapat membantu pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Pada kenyataannya, survei menunjukkan dua keuntungan utama dari penerapan 25 dashboard yaitu pengambilan keputusan dan pengurangan pekerjaan administratif untuk analisis dan penelitian. Menurut (Anonymous, 2010) pada web nya, alasan utama bagi perusahaan besar seperti Microsoft dan IBM mengeluarkan banyak sumber untuk mengembangkan teknologi dashboard dan software dashboard adalah kesulitan bagi setiap orang dalam mengumpulkan, review, analisis data dalam jumlah yang sangat besar. Sebuah dashboard adalah sebuah program software komputer yang dapat menangani dan memproses banyak data, sehingga merepresentasikan nilai didalam bahasa numeric yang singkat dan jelas. Nilai pada sebuah dashboard dapat dimanipulasi dengan cara yang membantu dalam proses real-time, seperti proses Manufaktur. Dashboard digunakan pada level taktis dan operasional. Manajer menggunakan dashboard untuk mengawasi kesuksesan dari inisiatif taktis mereka, seperti kampanye pemasaran atau performa penjualan selama pengenalan produk spesifik tertentu.Operasional termasuk area seperti mengawasi kualitas manufaktur atau variansi budget dalam project. 2.2.4 Data warehouse Data warehouse merupakan “gudang” bagi data dari database-database operasional yang sudah diproses lebih lanjut, agar bisa memberikan arti di hari ke depan sebagai data historis untuk perusahaan. Seperti halnya museum tentang data, data warehouse memberikan nilai historis untuk dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan bagi top management dan bisa memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. 26 Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1197) data warehouse adalah suatu kumpulan data yang bersifat subject-oriented, integrated, time-variant, dan non-volatile dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Data warehouse bertujuan agar perusahaan dapat menggunakan arsip datanya untuk mendapatkan keunggulan bisnis. Menurut Turban, Aronson, Sharda, & King(2008, p. 39) data warehouse adalah kumpulan data yang dihasilkan untuk mendukung pengambilan keputusan, juga merupakan tempat penyimpanan data sekarang dan data historis yang berpotensi untuk digunakan manager pada perusahaan atau organisasi. Menurut Loshin (2003, p. 245), dasar dari sebuah data warehouse adalah sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam penyimpanan data dimana aplikasi analisis dapat menggunakannya sebagai data masukan. Menurut Inmon (2005, p. 29) data warehouse adalah koleksi data yang berorientasi subyek, terintegrasi, tidak mengalami perubahan, dan berdasarkan variasi waktu untuk mendukung keputusan manajemen. Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey(2005, p. 142) data warehouse adalah sebuah koleksi logikal dari informasi yang didapat dari banyak database operasional, yang digunakan business intelligence yang mendukung aktivitas analisa bisnis dan pengambilan keputusan. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan, data warehouse merupakan kumpulan data dari beberapa database operasional yang disimpan dan di rangkum untuk memberikan arti kepada pengguna dan mendukung proses pengambilan keputusan. 27 2.2.4.1 Karakteristik Data warehouse • Subject-Oriented : data warehouse dikatakan berorientasi subyek karena data warehouse dibangun berdasarkan subyek utama perusahaan seperti pelanggan, pesanan, dan produk. Gambar 2.9 Subject-Oriented Data warehouse Inmon (2005, p. 30) • Integrated : data warehouse dikatakan terintegrasi karena data operasional dari beberapa database dan sumber data external akan di integrasikan didalam sebuah data warehouse untuk menyediakan database tunggal untuk mendukung pengambilan keputusan. Nama data, format data, skala pengukuran didalam data warehouse akan di samakan agar terintegrasi satu sama lain (seragam). 28 Gambar 2.10 Integrated data warehouse Inmon (2005, p. 31) • Time-Variant : Data warehouse menggunakan stempel data untuk mewakili data historikal. Dimensi waktu merupakan hal yang kritikal untuk mengindentifikasi trend, memperkirakan operasi masa depan, dan mengatur target operasi. Gambar 2.11 Time-variant data warehouse Inmon (2005, p. 32) 29 • Non-Volatile : Data baru didalam data warehouse tidak akan ditimpa, melainkan akan digabungkan, sehingga data warehouse akan menyediakan data historis yang lebih baik. Data didalam data warehouse diusahakan untuk tidak mengalami update atau delete dengan tujuan data warehouse bebas dari anomali-anomali update dan delete. Data transaksi yang akan dipindahkan ke dalam data warehouse adalah data transaksi final yang tidak akan ada perubahan lagi. Gambar 2.12 Non-volatile data warehouse Inmon (2005, p. 32) 2.2.4.2 Online Transaction Processing (OLTP) Sesuai dengan pernyataan Larson (2006, p. 27) Transactional data merupakan informasi yang disimpan, digunakan untuk mengawasi interaksi atau transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahan. Seperti pembayaran harus dilakukan atas barang dan jasa yang diterima atau permintaan pesanan dan layanan harus dipenuhi. Secara umum, perusahaan membutuhkannya untuk terus mengawasi apa yang telah terjadi dan apa yang harus dilakukan. OLTP merupakan penyimpanan dan pengelolaan Transaksi oleh komputer dan menghasilkan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. 30 2.2.4.3 Online Analytical Processing (OLAP) Sesuai dengan pernyataan Connolly & Begg (2010, p. 1250) OLAP adalah Sintesis, analisis, dan konsolidasi dinamis dari multidimensional data berskala besar. Merupakan istilah yang menjelaskan teknologi yang menggunakan view multidimensional dari data agregat yang menyediakan akses yang cepat untuk informasi strategis yang bertujuan untuk analisis lanjutan. OLAP memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan pengetahuan mengenai berbagai aspek dari data perusahaan melalui akses yang cepat, konsisten dan interaktif ke seluruh view data yang memungkinkan. 2.2.4.4 OLTP vs Data warehouse Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1199) Perbedaan antara sistem OLTP dan sistem data warehouse: Tabel 2.1 Perbedaan sistem OLTP dengan sistem data warehouse Karakteristik Sistem OLTP Sistem Data warehouse Tujuan Utama Mendukung operasional pemrosesan Mendukung analitikal pemrosesan Data Age Sekarang Historis (tetapi trend termasuk data sekarang) Data Latency Real-Time Tergantung pada ukuran siklus suplemen data ke warehouse Data granularity Data mendetail Data terangkum Pemrosesan data Pola pemasukan data, Pola query data tidak begitu penghapusan data, update bisa diperkirakan, transaksi data, dan query yang bisa jarang terjadi diperkirakan. Banyak terjadi transaksi 31 Laporan Bisa diperkirakan, satu Tidak bisa diperkirakan, dimensi, biasanya laporan multi-dimensional, laporan berbentuk fix lebih dinamis Pengguna Banyak operasional pengguna Sedikit pengguna manajerial 2.2.4.5 Dimensional Modeling Dimensional Modeling adalah rancangan logical pada database OLAP untuk mendeskripsikan struktur table yang ada. Dimensional modeling menghasilkan output berupa star schema dan juga snowflake schema. Menurut Loshin (2003, p. 245) dimensional modeling merupakan teknik modeling yang menyimpan unit standar dari representasi entitas tunggal maupun multikeyed entity didalam sebuah table fakta. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Dimensional Modeling adalah sebuah teknik desain logikal yang bertujuan untuk menampilkan data dalam sebuah standar, format intuitif yang memperbolehkan akses dengan performa yang tinggi. Dimensional modeling menggunakan konsep entity-relationship (ER) dengan beberapa batasan penting. 2.2.4.6 Fact Table Table fakta adalah table yang berisikan fakta yang diinginkan oleh pengguna, fakta ini didapat dari berbagai table dimensi di sekitar table fakta. Table fakta juga mengandung perhitungan aggregate yang didapat dari beberapa baris data. Table fakta memiliki composite primary key yang didapat dari primary key pada table dimensi disekitarnya. 32 Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Tabel fakta merupakan sebuah tabel yang memiliki sebuah composite primary key dimana tabel tersebut akan membentuk sebuah model dimensional. 2.2.4.7 Dimension Table Merupakan hasil dari Dimension Modeling, tersimpan pada database OLAP. Table dimensi merupakan gabungan dari table yang lebih kecil yang primary key nya akan diambil untuk menjadi bagian composite key yang berada pada table fakta Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1227) Tabel dimensi merupakan sekumpulan dari tabel-tabel yang lebih kecil yang memiliki sebuah primary key sederhana yang merespon secara benar terhadap salah satu komponen dari composite key yang ada dari tabel fakta. 2.2.4.8 Star Schema Star schema merupakan bentuk skema hasil dari dimensional modeling. Star schema memiliki sebuah table fakta yang dikelilingi oleh beberapa tabel dimensi sehingga bentuknya seperti bintang. Menurut Connolly & Begg(2010, p. 1227) star schema adalah struktur logikal yang memiliki sebuah tabel fakta berisi data aktual yang ditempatkan di tengah, dikelilingi oleh tabel dimensi berisi data acuan (dapat didenormalisasi). Star schema mengeksploitasi karakteristik dari data aktual dimana fakta dibuat dari peristiwa yang muncul di masa lalu dengan mengabaikan bagaimana mereka dianalisis, dan tidak dapat diubah. 33 2.2.4.9 Data Mart Data Mart merupakan bagian dari Data warehouse, hanya saja data sudah dipisahkan agar menjadi database mandiri yang bertujuan untuk keperluan yang lebih spesifik seperti pembuatan laporan pada departemen tertentu. Sebagai contoh data mart HRD yang memuat tentang data karyawan. Menurut Haag, Cummings, & McCobbrey (2005, p. 145) Data Mart adalah sekumpulan data warehouse dimana hanya bagian yang terfokus dari informasi data warehouse yang disimpan. Menurut Turban, Aronson, Sharda, & King(2008, p. 40) data mart merupakan bagian dari data warehouse, yang biasanya hanya ditujukan bagi satu area subyek saja (marketing, operational). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, data mart merupakan data warehouse yang data nya telah dikhususkan serta memberikan arti yang spesifik pada daerah atau departemen tertentu dari suatu organisasi. 2.2.4.10 Data Mart vs Data warehouse Perbedaan antara data mart dengan data warehouse menurut Connolly &Begg (2010, p. 1222) adalah : • Data mart hanya berfokus pada kebutuhan user yang berkaitan dengan suatu departemen atau fungsi bisnis. • Data mart tidak mengandung data operasional secara detil, tidak seperti data warehouse. 34 • Data yang ada dalam Data mart lebih sedikit dari pada yang ada dalam data warehouse, data mart juga lebih mudah dimengerti karena lebih sederhana. 2.2.4.11 Meta Data Meta data merupakan data deskripsi tentang suatu data yang menggambarkan informasi bagaimana bentuk data tersebut, bagaimana data disimpan, kapan data di capture. Menurut Inmon (2005, p. 102) meta data merupakan komponen penting dari lingkungan data warehouse, tetapi didalam dunia data warehouse, meta data telah menjadi lebih penting, karena dapat mengusahakan penggunaan data warehouse yang lebih efektif. Meta data memungkinkan pengguna akhir atau analyst DSS untuk menunjukan kemungkinan-kemungkinan. Gambar 2.13 Contoh Meta data pada Properties Files Sumber : Dokumentasi Pribadi (2012) 35 2.2.4.12 Extract, Transform, Load (ETL) Menurut Loshin (2003, p. 246) Landasan dasar dari sebuah data warehouse adalah bahwa sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam penyimpanan data dimana aplikasi analitis dapat menggunakannya sebagai data masukan. • Extraction Proses ekstraksi adalah pengambilan data dari sumber data internal dan external yang ada yang dilanjutkan ke database tujuan. Pada dasarnya, tujuan proses ekstraksi ini adalah menyiapkan data untuk diproses lebih lanjut pada proses selanjutnya. Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) Extraction adalah langkah pertama dalam proses mendapatkan data ke dalam lingkungan data warehouse. • Transform Proses transformasi adalah proses pengubahan bentuk data agar sesuai dan seragam dengan tujuan data menjadi lebih terintegrasi satu sama lain, sehingga data dalam database tujuan menjadi konsisten. Sebagai contoh adalah proses transformasi format tanggal, didalam database A, format tanggal adalah 10-1010, sedangkan di database B adalah 10-Oct-10, data dari database A dan B akan ditransformasikan sesuai dengan database tujuan, misalnya menjadi 10Oktober-2010. Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) setelah data di-extract, ada sejumlah transformation yang mungkin dilakukan, seperti melakukan cleansing data (memperbaiki kesalahan pengejaan kata, mengatasi masalah elemen yang 36 hilang, atau mengubah ke bentuk standar), mengkombinasikan data dari berbagai sumber, dan memberikan warehouse keys. • Load Setelah data diproses di tahap Extraction dan Transform, data sudah siap untuk dimuat kedalam database tujuan lewat proses Loading, sehingga data dapat membantu dalam proses analisis lebih lanjut ke depannya. Menurut Kimball & Ross(2002, p. 8) setelah melakukan transformasi, maka data dapat dimuat ke dalam data warehouse. 2.2.5 Analisa dan Perancangan 2.2.5.1 Unified Process (UP) UP adalah salah satu bentuk software engineering process yang mendeskripsikan bagaimana mengubah kebutuhan menjadi sebuah perangkat lunak yang berguna untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 23) The Unified Software Development Process atau yang biasa disebut Unified Process merupakan bentuk standar industri untuk software engineering process yang mendefinisikan siapa, apa, kapan, dan bagaimana mengembangkan software. Gambar dibawah menggambarkan proses pengubahan kebutuhan menjadi perangkat lunak yang membantu pemenuhan kebutuhan. 37 Gambar 2.14 Proses software engineering process Arlow & Neustadt(2002, p. 24) Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 30) Didalam UP, terdapat lima workflow inti yang dapat dilakukan pada setiap iterasi dalam fase siklus hidup UP yaitu • Requirement – Mengetahui apa yang harus sistem lakukan • Analysis –memperbaiki dan menyusun kebutuhan • Design – menyadari akan kebutuhan didalam arsitektur sistem • Implementation – membangun perangkat lunak • Test – melakukan verifikasi apakah implementasi berjalan seperti yang diharapkan 38 Gambar 2.15 Lima workflow inti dalam UP Arlow & Neustadt(2002, p. 31) Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 31) Siklus hidup proyek UP terbagi menjadi 4 fase yaitu Inception, Elaboration, Construction, dan Transition. Setiap fase berakhir dengan menghasilkan hasilnya masing-masing. Didalam setiap fase, terdapat kemungkinan untuk terjadi satu atau lebih iterasi, dan didalam setiap iterasi kita dapat melakukan lima workflow inti dari UP. Jumlah tepat iterasi yang dilakukan pada setiap fase tergantung terhadap seberapa besar proyek, tetapi setiap iterasi pada satu fase tidak boleh lebih dari dua atau tiga bulan. 39 Gambar 2.16 Empat fase utama dalam siklus hidup UP Arlow & Neustadt(2002, p. 32) 2.2.5.1.1 Inception Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 33) Tujuan fase Inception adalah mengambil proyek yang dimana didalamnya termasuk : • Penetapan kelayakan – mungkin melibatkan teknikal prototyping untuk melakukan validasi terhadap keputusan teknologi atau membuktikan konsep prototyping untuk validasi terhadap kebutuhan bisnis. • Membuat kasus bisnis untuk mendemonstrasikan keuntungan yang dapat diberikan kepada perusahaan jika menyelesaikan proyek ini. • Mencari kebutuhan penting untuk membatasi ruang lingkup sistem. • Mengidentifikasikan risiko utama Pelaku utama dalam fase ini adalah manajer proyek dan arsitek sistem. Fokus utama dalam Inception adalah identifikasi dan analisis kebutuhan serta workflow. Setiap fase memiliki tujuan utama yang harus diberikan pada akhir fase, pada fase Inception, tujuan utamanya adalah Life Cycle Objectives. 40 2.2.5.1.2 Elaboration Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 35) fase Elaboration adalah tentang pembuatan sebagian sistem tetapi dapat bekerja –dasar arsitektur yang dapat dijalankan. Tujuan fase Elaboration dapat dirangkum sebagai berikut : • Membuat dasar arsitektur yang dapat dijalankan. • Memperbaiki Penilaian Risiko • Mendefinisikan kualitas atribut • Mendapatkan use case sampai 80% dari kebutuhan fungsional • Merencanakan rencana detail untuk fase konstruksi • Mendapatkan formula yang termasuk didalamnya sumber, waktu, peralatan, staff dan biaya. Fokus workflow inti pada fase Elaboration adalah sebagai berikut : • Requirement – memperhalus ruang lingkup dan kebutuhan sistem • Analysis – membuat dasar apa yang akan dibangun • Design – membuat arsitektur yang stabil • Implementation – membantun arsitektur baseline • Test – melakukan percobaan dengan arsitektur baseline Fokus fase ini jelas terpusat kepada workflow kebutuhan, analisis, dan perancangan, dengan implementasi yang menjadi penting pada akhir fase ketika arsitektur baseline sedang dibuat. Setelah menyelesaikan fase Elaboration, diharapkan menghasilkan Life Cycle Architecture. 41 2.2.5.1.3 Construction Menurut Arlow & Neustadt(2002, p. 36) Tujuan utama dalam fase ini adalah pemenuhan semua kebutuhan, analisis, dan perancangan dan untuk mengubah hasil fase Elaboration menjadi sistem final. Fokus workflow inti pada fase Construction adalah sebagai berikut : • Requirement – mengetahui kebutuhan apa saja yang mungkin terlewat • Analysis – menyelesaikan model analisis • Design – menyelesaikan model perancangan • Implementation – membangun kapasitas dasar operasional • Test – melakukan percobaan terhadap kapasitas dasar operasional Hasil yang diharapkan pada fase ini sangatlah sederhana, yaitu software sistem telah selesai dan siap untuk dilakukan beta testing pada pengguna. 2.2.5.1.4 Transition Fase Transition adalah fase tentang menyebarkan sistem yang telah dibuat kepada komunitas para pengguna. Fase ini dimulai saat beta testing telah selesai dan sistem siap disebarkan. Fokus workflow inti pada fase Transition adalah sebagai berikut : • Requirement – tidak diterapkan • Analysis – tidak diterapkan • Design – melakukan perubahan jika model perancangan ada masalah yang ditemukan pada beta testing 42 • Implementation – membangun software pada situs pengguna dan memperbaiki masalah yang ditemui jika belum pernah ditemukan pada beta testing • Test –beta testing dan percobaan penerimaan didalam situs pengguna. Pada akhir fase Transition diharapkan penyelesaian terhadap beta testing, percobaan penerimaan, dan perbaikan yang salah pada sistem serta pengeluaran produk dan juga diterima oleh komunitas situs pengguna 2.2.5.2 Use Case Diagram 2.2.5.2.1 Pengertian Use Case Use case adalah deskripsi pandangan pengguna tentang fungsionalitas suatu sistem yang dapat digunakan untuk menggambarkan kebutuhan sistem, kemampuan sistem, dan juga siapa saja yang akan menjadi pengguna. Menurut Bennet, et al (2010, p. 154) use case adalah deskripsi fungsionalitas dari sistem dari pandangan pengguna. 2.2.5.2.2 Pengertian Actor Peran actor dalam suatu sistem adalah menjalankan sistem, berinteraksi dengan sistem itu sendiri, actor dapat mewakili orang, sistem lain yang ingin berinteraksi guna mendapatkan suatu informasi. Menurut Bennet, McRobb, & Farmer(2010, p. 155) Actor mewakili orang, atau sistem lain ketika berkomunikasi dengan use case tertentu pada sistem. 43 Menurut Bentley & Whitten(2007, p. 247) Actor adalah apapun yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem guna bertukar informasi, baik itu orang, atau sistem lain. Menurut Bentley & Whitten(2007, p. 247) ada 4 tipe actor: 1. Primary Business Actor 2. Primary System Actor 3. External Server Actor 4. External Receiver Actor 2.2.5.2.3 Pengertian Use Case Diagram Use case diagram secara grafik menggambarkan interaksi antar sistem dan sistem luar dan juga pengguna. Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 246) use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antar sistem dan sistem external lain dan juga pengguna lain. Dengan kata lain, diagram ini secara grafik mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan cara apa yang user harapkan untuk berinteraksi dengan sistem. 2.2.5.2.4 Jenis Relasi pada Use case Menurut Bentley &Whitten (2007, p. 248) ada 4 jenis relasi pada use case. • Associations Sebuah relasi antara actor dan use case dimana terjadi interaksi antara mereka. 44 • Extends Use case mungkin saja memiliki fungsionalitas yang rumit, sehingga susah di mengerti, untuk menyederhanakannya, kita dapat memecah langkah rumit itu menjadi langkah nya sendiri. Use case hasil proses ini disebut extension use case. Extension use case adalah sebuah use case yang terdiri dari langkahlangkah yang di keluarkan dari use case rumit dengan tujuan menyederhanakan kasus asli dan mengekstens fungsionalitas nya. • Uses (atau includes) Kita mungkin sering menemukan dua atau lebih use case dapat menjalankan langkah fungsionalitas yang sama. Lebih baik memecah langkah yang sama ini menjadi langkah nya masing-masing, hasil proses ini disebut abstract use case. Abstract use case adalah use case yang mengurangi pengulangan antara dua atau lebih use case dengan mengombinasikan langkah sama yang ditemukan didalam case tersebut. • Depends On Depends on merupakan relasi antara use case yang mengindikasikan bahwa satu use case tidak dapat dijalankan sampai use case lain sudah dijalankan. • Inheritance Didalam use case, relasi antara actor dibuat untuk menyederhanakan penggambaran ketika actor abstrak menurunkan role nya kepada beberapa actor nyata. 45 2.2.5.2.5 Proses Pembuatan Use case Menurut Bentley dan Whitten (2007, p. 251) langkah yang dibutuhkan untuk membuat use case adalah : • Identifikasikan actor bisnis. • Identifikasikan kebutuhan bisnis • Bangun model use case diagram • Dokumentasikan kebutuhan bisnis secara naratif 2.2.5.3 Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan proses interaksi antara sistem, objek dan pengguna yang menggambarkan logika program, alur program dan semua skenario yang mungkin terjadi didalam sebuah usecase. Menurut Wixom, Dennis, & Tegarden(2010, p. 240) Sequence diagram adalah sebuah model dinamis yang menunjukkan urutan explisit dari pesan yang disampaikan diantara objek dalam sebuah interaksi. Sequence diagram dapat menjadi sequence diagram generik yang menunjukkan semua skenario yang memungkinkan untuk sebuah use case, tetapi biasanya setiap analis mengembangkan sekumpulan sequence diagram, dimana masing-masing sequence diagram menggambarkan sebuah skenario tunggal diantara use case. Menurut Windle & Abreo,(2003, p. 116) Sequence diagram adalah sebuah kumpulan objek yang saling berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas atau sederetan tugas yang diberikan pada suatu waktu. 46 Menurut Bennet, et al (2010, p. 262) interaction sequence diagram atau biasa disebut dengan sequence diagram saja, merupakan satu dari beberapa tipe diagram interaksi UML. Sequence diagram secara semantis sama dengan diagram komunikasi untuk interaksi sederhana Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 659) Sequence diagram adalah sebuah diagram UML yang memodelkan logika sebuah use case dengan menggambarkan pesan interaksi antara objek dalam waktu yang sekuensial. Menurut Bentley & Whitten (2007, p. 394) System sequence diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dan sistem untuk sebuah skenario use case. Menurut Larman (2005, p. 176) System sequence diagram merupakan gambaran yang menunjukan satu skenario sebuah use case, kejadian yang menghasilkan aktor external, pesanan mereka, dan kejadian antar sistem yang terjadi. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan sequence diagram adalah kejadian yang mungkin terjadi akibat interaksi antara pengguna, objek, dan sistem yang digambarkan secara sekuensial. 2.2.5.4 Network Diagram Network diagram adalah pemodelan rancangan arsitektur sistem pada sebuah jaringan sistem komputer yang dapat memberikan informasi kepada perancang tentang bagaimana struktur teknologi informasi baik perangkat lunak maupun perangkat keras berinteraksi pada sistem berjalan. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 337) Network diagram adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana letak distribusi lapisan aplikasi pada 47 sebuah sistem komputer. Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 349) menyatakan network diagram mendeskripsikan sumber jaringan dan komputer di dalam sebuah organisasi serta menjelaskan detail seperti protokol yang diperlukan dan software serta hardware mana yang perlu dijalankan oleh sistem komputer tertentu. Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa network diagram adalah diagram yang menggambarkan letak distribusi pada jaringan komputer dalam suatu organisasi dan mendeskripsikan protokol yang harus dipenuhi untuk kelangsungan jalannya sistem. 2.2.5.5 Deployment Diagram Deployment diagram adalah diagram yang memodelkan lokasi komponen fisik yang tersebar disekitar lingkungan sistem dan dapat membantu perancang untuk mengetahui bagaimana komponen perangkat lunak dan perangkat keras saling berinteraksi satu sama lain. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd(2008, p. 401) Deployment diagram merupakan sebuah diagram implementasi yang menunjukkan lokasi komponen fisikal yang tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda. 2.2.6 Tingkatan Manajemen dan Kebutuhan Informasi Dalam struktur organisasi perusahaan, terdapat tingkatan-tingkatan manajemen dalam organisasi yang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda pada masing-masing tingkatan, pada dasarnya tingkatan manajemen dibedakan menjadi 3 bagian, top managers, middle managers, dan first-line managers. Menurut Robbins & Coulter(2007, p. 232), tingkatan manajemen dan kebutuhan informasi nya adalah : 48 • First-Line Managers, tingkatan paling rendah dari manajement, mengatur pekerjaan dari karyawan non-managerial yang biasanya berhubungan dengan pembuatan produk organisasi atau melayani customer organisasi. • Middle managers, manajemen yang berada di antara first-line managers dan top managers didalam organisasi yang mengatur pekerjaan dari first-line managers • Top managers, Manajer yang berada pada tingkatan tinggi didalam struktur organisasi dan memiliki tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan menentukan tujuan dan rencana yang berdampak pada organisasi secara keseluruhan. 2.2.7 Pengertian Manajemen Strategis Menurut Robbins & Coulter(2007, p. 238) Manajemen Strategi merupakan hal yang dilakukan manajer untuk mengembangkan strategi organisasi. Strategi organisasi merupakan keputusan dan aksi yang menentukan performa jangka panjang dari suatu organisasi. Menurut (Kyd, 2004) pada website exceluser.com Laporan manajemen seharusnya berbentuk seperti pyramid. Bagian paling atas pyramid merepresentasikan laporan summary. Laporan ini memiliki beberapa halaman, yang dimana menunjukan trends dan hubungan tentang variasi yang luas tentang topik yang harus diikuti oleh manajer. Bagian bawah pyramid berisikan laporan yang kurang mendetail, bagaimanapun didalam banyak perusahaan, laporan manajemen bermula dan berakhir pada bagian bawah pyramid 49 Gambar 2.17 Pyramid laporan manajemen (Kyd, 2004) Menurut kami manajemen strategis adalah pengembangan akan strategi yang sudah ada pada suatu organisasi agar memberikan dampak positif bagi organisasi. 2.2.8 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) Analisis SWOT merupakan pendekatan analisis tentang pada suatu organisasi atau perusahaan dengan menjabarkan faktor external dan juga faktor internal yang bisa menggambarkan apa kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses), serta apa yang kesempatan yang dapat menguntungkan (Opportunities) dan ancaman yang mungkin merugikan perusahaan (Threats). Analisis SWOT dimaksudkan untuk memprediksikan atau menghindari terjadinya ketidakpastian (uncertainty) pada organisasi bersangkutan sehingga dapat memprediksikan apa yang terlihat atau terjadi di lingkungan internal dan external organisasi sekitarnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau baik secara mikro maupun makro. Adapun unsur-unsur dan faktor yang terdapat dalam analisis SWOT dapat digambarkan sebagai berikut : 50 Unsur-unsur : Faktor-faktor: • (S) = Strengths (kekuatan-kekuatan) 1.Bersumber dari lingkungan • (W) = Weaknesses (kelemahan-kelemahan) • (O) = Opportunities (peluang-peluang) internal 2.Bersumber dari lingkungan • (T) = Threats (ancaman-ancaman) external Menurut Rangkuti (2006, p. 18) Analisis SWOT adalah identifikasi faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Empat Faktor analisis SWOT adalah : • Strengths(S)—Kekuatan, adalah kemampuan internal yang menonjol dari sebuah perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Strength merupakan suatu keunggulan kompetensi yang ada dalam perusahaan yang dijadikan sebagai perbandingan dengan kompetitor. • Weaknesses (W)—Kelemahan, merupakan sifat-sifat dari suatu perusahaan yang cenderung mengurangi nilai-nilai kompeten dan perbandingan dengan pesaing-pesaingnya. 51 • Opportunities (O)—Peluang, merupakan peluang-peluang yang ada dalam diri perusahaan atau peluang-peluang yang dimiliki oleh perusahaan / perusahaan. • Threats (T)—Ancaman, merupakan kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu bagi perusahaan. Gambar 2.18 Diagram SWOT Rangkuti (2006, p. 19) Setelah menemukan unsur-unsur internal dan external, kita dapat melanjutkan dengan menempatkan unsur-unsur tersebut kedalam matriks SWOT, mengacu pada Rangkuti (2006, p. 31) Matriks SWOT adalah Matriks yang mengintegrasikan faktor strategis internal dan external dengan tujuan matriks ini dapat menjelaskan gambaran bagaimana peluang dan ancaman (external) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki. 52 Strength Weakness Strategi Strentgth, Strategi Weakness, Opportunity Opportunity Strategi Strengh, Strategi Weakness, Threat Threat Threat Tabel 2.2 Tabel Analisis SWOT Matriks Rangkuti(2006, p. 31) Opportunity Dari matriks ini dapat didapatkan empat set kemungkinan strategi alternatif untuk perusahaan, yaitu : 1. SO (Strength & Opportunities) Strategi untuk membangun faktor kekuatan yang bersumber dari pihak internal organisasi dengan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungan faktor external secara tepat untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan (dalam hal ini, posisi yang sangat ideal). 2. ST (Strengths & Threats) Sama dengan kasus kombinasi SO diatas, yaitu secara strategis adalah untuk memperkuat faktor kekuatan (internal) dengan meng-counter unsur-unsur ancaman yang negatif bakal terjadi dari faktor lingkungan external untuk meraih kesuksesan (posisi potensi positif-negatif) 3. WO (Weaknesses & Opportunities) Secara strategis pihak perusahaan (organisasi) berupaya meminimalisasikan faktor-faktor dari kelemahan internal, sekaligus tetap memanfaatkan faktor-faktor peluang yang ada dari external untuk meraih keberhasilan (posisi potensi negatif-positif). 53 4. WT (Weaknesses & Threats) Secara strategis pihak perusahaan harus berjuang keras untuk meminimalisasikan faktor-faktor kelemahan internal dan sekaligus menghadapi faktor resiko ancaman dari external yang cukup berat untuk mencapai keberhasilan (posisi ini, sangat lemah, buruk, dan beresiko gagal). 2.2.9 Analisis Value Chain Value Chain adalah rangkaian aktivitas operasi dalam suatu organisasi dan menghubungkannya dengan posisi kompetitif perusahaan, dimana aktivitas operasi tersebut menghasilkan suatu nilai bagi perusahaan. Mengacu pada pernyataan Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010) pada website netmba.com, value chain merupakan serangkaian kegiatan aktivitas penghasil nilai yang didapat dari hasil pemisahan pada sistem bisnis yang bertujuan untuk memberikan pengertian tentang aktivitas perusahaan yang dapat mengembangkan keuntungan kompetitif dan membuat nilai shareholder. Menurut Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010) aktivitas utama dalam value chain adalah : 1. Inbound Logistic : penerimaan dan penyimpanan dari bahan mentah, dan pendistribusian kedalam proses manufacturing 2. Operation : proses pengubahan inputs ke produk atau jasa yang telah selesai. 3. Outbound Logistic : penyimpanan dan pendistribusian barang jadi. 4. Marketing & Sales : Identifikasi dari kebutuhan pelanggan dan penjualan lainnya. 5. Service : Dukungan pelanggan setelah produk atau jasa terjual kepada mereka 54 Aktifitas utama ini didukung oleh 1. Instrastruktur Firma: struktur organisasi, sistem kontrol, budaya perusahaan. 2. Manajemen Sumber Daya Manusia : penerimaan karyawan, pelatihan karyawan, pengembangan, dan kompensasi karyawan 3. Pengembangan Teknologi : Teknologi yang mendukung aktivitas pembuatan nilai 4. Pembelian : Pembelian bahan baku, peralatan, dan alat pendukung lainnya. Gambar 2.19 – Primary Value Chain Activities Gurun, Starnes, Wang, & Barton(2010) 55 Analisis Model Value Chain adalah alat analisis yang berguna dalam mendefinisikan kompetensi perusahaan, dan aktivitas didalamnya yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif seperti : • Cost advantage : dengan mengerti pembiayaan dan dapat menekannya dalam aktivitas pemberian nilai. • Differentiation : dengan mengfokuskan aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti dan kemampuan dengan tujuan kelebihannya terhadap kompetitor