1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan pengumpulan data dan memodelkan permasalahan pengembangan renewable energy dalam transisi energi untuk meningkatkan perekonomian menuju green economy dan menyongsong ketersediaan energi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan penting menyangkut kebijakan-kebijakan yang terkait. 1.1 Kesimpulan 1. Variabel yang berpengaruh terhadap sistem transisi energy menuju green economy khususnya terkait dengan kebijakan pengembangan renewable energy antara lain adalah : - Jumlah emisi CO 2 - Total biaya investasi listrik - Besar efisiensi sumber daya Faktor tersebut menjadi variabel pemaksa dalam pengembangan renewable energy, yaitu dengan adanya isu global (pemanasan global) yang diidentifikasi dengan jumlah emisi CO2, serta isu lokal berupa tekanan subsidi harga BBM yang menjadikan biaya pembangkitan listrik fosil menjadi lebih rendah padahal harga minyak dunia akan semakin meninggi. Sedangkan faktor besar efisiensi sumber daya menunjukkan kebutuhan untuk menjaga penghematan energi. 2. Transisi dari energi fosil menuju RE dimulai dari semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akibat dari pertumbuhan value added dari sektor-sektor ekonomi yang membutuhkan listrik untuk mendukung aktivitasnya. Permintaan listrik yang meningkat ini menyebabkan adanya kebutuhan produksi listrik untuk memenuhi permintaan listrik. Produksi listrik dipengaruhi oleh ketersediaan cadangan sumber daya alam. Potensi sumber fosil yang tersedia semakin menipis cadangannya akibat semakin besarnya kebutuhan energi. Produksi sumber fosil ini juga di pengaruhi oleh kebutuhan energi yang semakin meningkat, ketika cadangan sumber fosil sudah semakin langka menyebabkan harga bahan bakar fosil semakin mahal. Juga perhatian dunia terhadap lingkugan khususnya adanya emisi CO 2 akibat konsumsi fosil menyebabkan kebutuhan untuk mengembangkan RE. Potensi RE di Indonesia sangat besar dan diperlukan kebijakan Pemerintah untuk mendukung perkembangan RE ini dalam rangka transisi energi menuju pemanafaatan energi yang bersih, sehingga kegitan ekonomi tetap dalam rangka kemampuan alam menetralisir karbon. 3. Simulasi dilakukan dengan skenario pemberlakuan pajak karbon menghasilkan perbandingan biaya ivestasi RE menjadi kompetitif. Pajak karbon dapat menjadi opportunity cost pendapatan pajak pemerintah yang menambah PDB. Sedangkan jika dilakukan skenario penghilangan subsidi BBM menyebabkan harga bahan bakar yang menjadi komponen utama dalam investasi menyebabkan biaya bahan bakar fosil yang harganya mengikuti harga minyak dunia menjadi sangat mahal sehingga biaya investasi yang dihasilkan juga tinggi, dan berpengaruh langsung pada penurunan PDB, sehingga kebijakan ini tidak feasibel. Sedangkan kebijakan pemberian insentif investasi akan meningkatkan kapasitas RE. Penggabungan skenario pajak karbon yang merupakan varibel pemaksa untuk investasi pada renewable energy menghasilkan keuntungan lingkungan berupa pengurangan emisi sebesar 11.92 % dan keuntungan ekonomi berupa penghematan biaya investasi di bidang energi sebesar 16.68%. 1.2 Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini permintaan listrik belum mempertimbangkan saat terjadi beban puncak maupun kondisi normal. Untuk penelitian selanjutnya, permintaan tersebut bisa dipertimbangkan karena besarnya listrik yang dibangkitkan harus disesuaikan dengan kebutuhan beban pada saat yang sama, sehingga bisa dilakukan supply and demand side management. 2. Terdapat beberapa sektor yang menjadi bahasan dalam green economy selain pengembangan renewable energy, antara lain pertanian, kehutanan dan lahan gambut, transportasi, perikanan, industri, transportasi sehingga peluang penelitian untuk masing-masing sektor bisa dilakukan untuk mengetahui dampak konsep penerapan green economy pada lingkungan dan ekonomi bangsa. Halaman ini sengaja dikosongkan