23. penentuan kalsit dan dolomit secara kimia - Digilib

advertisement
Daftar Isi
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
PENENTUAN KALSIT DAN DOLOMIT
SECARA KIMIA DALAM BATU GAMPING DARI MADURA
(P2BGGNIEKS/Kl08/2004
)
Oleh : Tyas Djuhariningrum, Rusmadi
ABSTRAK
PENENTUAN KALSIT DAN DOLOMIT SECARA KIMIA DALAM BATU
GAMPING DARI MADURA. Pada tahun 2003 P2BGGN-BATAN melakukan penelitian
awal yaitu studi tapak secara geologi daerah Ketapang Madura dan sekitarnya. Dari
penelitian ini diketahui bahwa daerah kerja didominasi oleh batu gamping. Pada penelitian
terse but dilakukan pengambilan beberapa contoh batuan untuk dianalisis petrografi. Secara
umum batu gamping disusun oleh kalsit dan atau dolomit. Dalam analisis petrografi terhadap
batu gamping sangat sulit membedakan antara kalsit dan dolomit.Kajian ini bertujuan untuk
identifikasi secara kimia kalsit dan do!omit berdasarkan penentuan kandungan unsUfunsurnya. Secara kimia kandungan mineral kalsit dan dolomit tersusun alch unsur-unsur Ca
dan Mg. Ada lima contoh batu gan1ping asal ~1adura yang dianalisis AAS, dalam
prcparasinya mcnggunakan pelarut asam kuat. Basil yang diperoleh mineral penyusun batu
gamping yang dominan yaitu kalsit CaC03=( 92,11 -98,42)% dan dolamit CaMg (C03)2
(1,15 - 7,28) % dan mineral-mineral kuarsa, siderit, pirit sebagai pengotor. Batu gamping
dari Madura didominasi oleh kalsit dengan sifat yang lebih mudah larut, sangat mungkin akan
terbentuk rongga, saluran, gua bawah tanal1 sehingga perlu kecermatan yang tinggi bila akan
mendirikan bangunan berskala besar diatasnya.
Kata kunci : Mineral kalsit, dolomit, Ketapang Madura.
ABSTRACT
A CHEMICAL
DETERMINATION
OF CALCITE AND DOLOMITE
IN
LIMESTONE
FROM MADURA. In 2003, P2BGGN-BATAN done the preliminary
research which was a geologically site study in Ketapang Madura region and its surrounding.
From this research, was known that a work area was dominated by limestone it and was done
by sampling of several rocks to be analyzed petrographically. Generally, limestone composes
by calcite and lor dolomite mineral. In the petrography analysis of limestone, was very
difficult to distinguish between calcite and dolomite. The aim of the study is to identify
chemically calcite and dolomite mineral based on the composition of their elements.
Chemically calcite and dolomite minerals are composed by Ca and Mg elements. There are
five samples of limestone from Madura which analyzed by AAS in the preparation by strong
acid dissolution. The result obtain the mineral contain in limestone is dominated by calcite
CaC03 =( 92,11-98,42) % , and dolomite CaMg (C03)2 =(1,15 - 7,28) % and quartz, siderite,
pyrite as impurities. The limestone from Madura be dominated by calcite which have an easy
to dissolve character, and there is a high possibility to make a hole, gutter, cave under the
ground so need a great accuracy if we want to build a high scale building up there.
Key word: Calcite and dolomite minerals, Ketapang Madura.
332
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tulisan ini merupakan realisasi dari Usulan Kegiatan Penunjang Penelitian (UKPP)
Bidang Eksplorsi dan Geologi No. Kode : P2BGGN / Eks / K / 08 12004. Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik di pulau Madura pemerintah merencanakan membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pada tahun 2003 P2BGGN-BA TAN melakukan penelitian
awal yaitu studi tapak geologi daerah Ketapang-Madura dan sekitamya. Dari penelitian ini
diketahui bahwa daerah kerja didominasi oleh batu gamping (Lampiran 1). Pada penelitian
tersebut dilakukan pengambilan beberapa contoh batuan untuk dianalisis petrografi. Secara
umum batu gamping disusun oleh kalsit dan dolomit[2,3,4].Apabila batu gamping tersusun atas
mineral dolomit yang dominan jika terdapat bangunan akan kuat karena dolomit lebih
resisten dibandingkan
saluran/sungai/gua
kalsit, dikarenakan
kalsit mudah lamt maka dapat minimbulkan
dibawah tanah. Pada analisis petrografi terhadap batu gamping sangat
suiit membedakan antara kalsit dan dolomit. Kedua mineral tersebut relatip mudah
larut
dalam air pada tekanan parsie1 P = 10-3bar, kelarutan kalsit 100 mgr/lt dan dolomit 90 mgr/lt,
sedangkan
tekanan parsiel P = 10-1 bar, kelarutan kalsit 500 mgr/lt dan dolomit 480 mgr/lt
pada kondisi pH =
7[1]
Kedua mineral tersusun atas unsur Ca dan Mg mempunyai sifat fisik
dan optik relatif sarna sehingga suiit dibedakan,
bentuk
susunan
geometris
molekul
heksagonal sistem/ trigonal sub sistem sp3d2, dan struktur kristal simetri rhombohidral dan
oktahedral[1,2]. Untuk mengatasi kendala tersebut metoda pelarut kimia merupakan salah satu
altematif. Terdapat beberapa metoda kimia untuk menentukan kadar kalsit dan dolomit dalam
batugamping, antara lain metoda pelarutan
(dissolution method) AAS, titrasi
dan
noda
kimia (staining method). Untuk noda kimia batuan dibuat sayatan tipis kemudian diolesi
larutan kimia CU(N03)2, alizarin red yang hasilnya, jika kalsit memberikan wama merah dan
dolomit tak berwama.
Kelemahan analisis secara noda kimia adalah bahan Cu(N03h,
Alizarin red cukup mahal dan beracun sehingga dalam kajian ini digunakan metoda pelarutan
dengan AAS hasil yang diperoleh lebih tepat dan akurat.
Secara umum batu gamping
tersusun oleh mineral kalsit dan dolomit, tetapi sulit
untuk diketahui berapa kadar masing-masing mineral yang terkandung dalam batu gamping
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
333
KUMPULAN
LAPORAN BASIL PENELITIAN
TABUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Tujuan dan kajian ini adalah untuk menentukan kadar mineral kalsit dan dolomit dalam batu
gamping asal Madura, melalui pendekatan analisis kimia terhadap unsur-unsurnya. Dalam
kajian ini masih bersifat studi awal/uji coba, batuan yang dianalisis hanya 5 contoh (peta
pengambilan contoh seperti terlihat lampiran I) sehingga belum representatif.
TEORI
Batu gamping mengandung kalsit dan dolomit yang disusun oleh unsur-unsur Ca, C,
o dan
Mg. Pada tabel periodik, Ca dan Mg terdapat dalam satu golongan, yaitu golongan
alkali tanah. Kedua unsur tersebut karakternya relatif sama, mempunyai konfigurasi elektron
pada blok
S2
energi untuk melepaskan elektron pada kulit terluar hampir sarna, dan mudah
membentuk ion sehingga keberadaan cenderung bersama-sama membentuk asosiasi unsur[I,3].
Di alam kedua unsur tersebut tidak stabil, sedangkan pada kondisi stabil dalam bentuk ion
Ca2+
dan Mg2+. Pada proses geokimia sebagian besar unsur Ca bersenyawa dengan unsur C
dan 0, maka terbentuk mineral kalsit; bila senyawa tersebut terdapat unsur Mg maka
terbentuk
mineral
dolomit.
Susunan
senyawa
dalam
mineral
kalsit (CaC03)
dengan
komposisi Ca = 40,04 %; C=12,0 %; 0=47,96 % atau CaO = 56,03 %; CO2 = 43,96 %,
sedangkan mineral dolomit [CaMg(C03h] dengan komposisi Ca=21,73%,
Mg=13,18%,
C=13,03%, 0=52,06%, CaO=30,4%, MgO=21,7%, CO2 =47,9%[3.5]
Sumber Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) di alamo
Di kerak bumi, rata-rata kandungan Calsium (3,6%) dan Magnesium (1,93 %). Sebagian
mineral pembentuk batuan sebagai sumber Ca dan Mg diantaranya seperti pada Tabel 1 di
bawah ini
[2].
Tabell. Mineral yang mengandung unsur Ca, Mg.
Mineral
e
in
itnde
as
334
Kimia
CaC03
(Fe,
Mg)
Si
K
Ca(Mg3
Mg
P04
(Si
C03
2)303
0Si3
04
(.F3
)2
9(Al
)408
CI,
Si6022
F3)010 ( OH
) (OHh
h
~
5Mg,Fe
(Rumus
(Si
Ca3
(Na,Ca)
Al2
Mg2
Al
.Si
MgC03
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Karena proses kimia dan fisika batuan/mineral menjadi lapuk, mengakibatkan
unsur-unsur
kimia pembentuk mineral terurai. Unsur-unsur tersebut akan termobilisasi sesuai dengan
sifatnya masing-masing. Seperti dalam tabel periodik, unsur Ca dan Mg terdapat dalam satu
golongan, sehingga mempunyai
sifat kimia dan fisikanya relatif sarna, sehingga cenderung
dijumpai pada kondisi yang relatif sarna.
Mineral yang mengandung Ca dan Mg pada umumnya lebih mudah lapuk dibandingkan
minerallainnya
[2].Karena pelapukan, kadar Ca dan Mg dalam mineral (batuan) cenderung
menjadi koloid bersama-sama
disebabkan karena:
air. Berkurang/bertambahnya
Ca dan Mg dalam batuan
1. terbawa air akibat perkolasi
2. diserap oleh organisme (flora dan fauna)
3. diserap oleh partikel-partikel tanah liat
4. di daerah beriklim kering karena tidak ada pencucian (flushing) oleh air
Pada curah hujan rendah, pencucian kecil, sehingga terdapat kandungan kalsium dan
magnesium terjadi pengurangan kecil
dan diendapkan sebagai mineral-mineral
kalsium
karbonat, kalsium sulfat, magnesium sulfat [2].
Klasifikasi Batu gamping berdasarkan pembentukannya
Proses pembentukan batu gamping dapat dikelompokan menjadi 3[2]:
1. Batugamping organik, merupakan kumpulan dari sisa flora dan fauna yang telah mati
(fosil) dan terendapkan. Di masa hidupnya flora dan fauna, memerlukan unsur-unsur
Ca, Mg, 0 dan C yang terdapat dalam air. Proses kimia yang terjadi pada flora dan
fauna setelah mati menjadi fosil dan terbentuklah
sistem kristal mineral tanpa
merubah bentuk fisik fosil. Secara mineralogi fosil tersebut tersusun oleh mineral
kalsit
(CaC03)
dan atau dolomit
CaMg(C03)2.
Pada
umumnya
fosil
fauna
mengandung kalsit bermagnesium dengan kadar 4 %-16 % mol MgC03 , sedangkan
fosil flora sekitar 7,7 %- 28,75 % mol MgcoF] . Bila mineral kalsit atau dolomit
sebagian besar berukuran kecil (± 0,2 mikron atau lebih) disebut lumpur karbonat[5],
karena berukuran kecil, mempunyai sifat optik dan fisik yang relaif sarna, maka kedua
mineral tesebut sulit dibedakan. Karena proses geologi kumpulan
menjadi batugamping
fosil tersebut
[3,4].
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
335
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
2. Batu gamping
endapan kimia, terbentuk
ISBN. 978-979-99141-2-5
dari kristalisasi
larutan yang jenuh
mengandung larutan Ca dan atau Mg. Umumnya bentuk kristalnya baik, ukuran relatif
besar. Dalam air senantiasa terdapat unsur CO2, sehingga terjadi proses pengendapan
kimia, pembentukan mineral kalsit dan dolomit secara kimia sebagai berikut:
Ca ( HC03 )2
CaC03 + CO2 + H20
Ca2+
+ 2( HC03)
CaC03 + H20 + CO2
•••
•
Ca ( HC03 )2
CaC03 + H20 + CO2
• Ca ( HC03)2 •••
CaC03 mengendap sebagai kristal mineral kalsit. Reaksi tersebut akan berjalan terus
selama persyaratan
kondisi fisika kimia terpenuhi, dan akan terjadi akumulasi
sehingga terbentuk batu gamping yang lazim disebut batu gamping kristalin. Bila
unsur-unsur tersebut di atas ada penambahan garam Mg maka akan terbentuk mineral
dolomit dengan reaksi sebagai berikut:
3. Batu gamping sedimen mekanik adalah batu gamping yang terbentuk dari rombakan
batu gamping yang telah ada. Karena proses fisika dan kimia batuan tersebut menjadi
lapuk kemudian tertranspotasi oleh air dan diendapkan di tempat lain dan mengalami
proses geologi menjadi batu gamping klastik. Unsur
utama
adalah CaC03 (kalsit)
dan CaMg(C03h (dol omit), umumnya batuan ini dicirikan dengan adanya frakmen
dan matrik dan lebih mudah dikenali [2].
Batu gamping umumnya berwama putih kadang-kadang
kelabu, kemerahan. Batu
gamping mudah dikenali dengan meneteskan HCI 10 % dengan reaksi kimia:
CaC03 + 2 HCI --.
CaCh + C02 + H20
If
gas carbon dioksida (C02) mengeluarkan asap dan berbuih[l,2J.
Apabila batu gamping banyak mengandung mineral dolomit, umumnya lapisan soil
tipis., karena dolomite lebih resisten dibandingkan kalsit
336
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
Celektron
CaC03
n 30
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kalsit dan dolomit bersarnasarna adalah :
I Sifat Kimia Ca dan Mg [1,2]
•
Dalam sistem periodik termasuk logam alkali tanah (golongan II)
•
Kedua unsur mudah membentuk ion, energi ionisasi
Ca = 6, III eV,
Mg = 7,644 eV
•
Konfigurasi elektron pada blok S2, Elektron valensi I bilangan oksidasi 2
•
Energi ikat Mg = 919 Kllmol dan Ca = 817 Kllmol
Dengan sifat kimia Ca dan Mg yang hampir mirip kecenderungannya untuk bersamasarna membentuk mineral kasit dan dolomit.
0246 I 2[2]
12
=6
2 Estimasi Geometri molekul CaC03
Elektron valensi Ca
Susunan elektron : ( sp3d2) hexagonal sistem I trigonal piramid sub sistem
mempunyai bilangan koordinasi 6 terdiri dari 2 PEl dan 4 PEB, artinya jumlah 6 anion
yang mengelilingi kation yang disebut hexagonal sistem dengan struktur kristal disebut
oktahedral. Bilangan koordinasi dari kation ditentukan oleh rasio radius kation dan anion.
Kekuatan muatan yang disumbangkan oleh Ca adalah 2/6=113 kepada anion (C03)2-
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
[5,6,7]
337
ISBN. 978-979-99141-2-5
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
3
Konfigurasi elektron YJ
1s=ls2s 2psP p
1s
+222s2222
2 2242 6
35
[JJ [8J
U]
~ [DJ
25
-,"'1'1'
3p
3d
2p
25
25
25
C03 -2
[f][I] -.
2p
[ill ~
[8]
2p
0R[]
2p
35
[ill]]]]] OJ
DIIJ
GAMBAR 1 : Estimasi Susunan Geometris Molekul CaC03
CaC03 mempunyai orbital hibriditasi sp3d2 dengan susunan electron 2PEI ( pasangan
electron ikat) dan 4 PEB ( pasangan electron bebas) bentuk struktur molekul trigonal
bipiramid. CaC03 terdiri atom Ca sebagai pusat dikelilingi CO/- dengan bilangan koordinasi
6 membentuk mineral CaC03. Ion Mg2+ lebih mudah mengisi pasangan electron bebas Ca
untuk berikatan
karena Mg mempunyai energi ikat lebih besar dibandingkan Ca sehingga
terbentuk mineral CaMg(C03)2 / dolomit
338
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Dalam Tabel 2 dengan kadar Mg yang rendah mengindikasikan terjadinya dolomit
berasal dari fosil flora dan fauna laut. Pada saat masih hidup membutuhkan Mg dan setelah
mengalami proses fisik dan kimia dalam batu gamping setalah mati terendapkan sebagai
CaMg(C03)2 dan tidak terjadi secara substitusi Mg kedalam CaC03 untuk kadar Mg >20%.
BAHAN DAN PERALATAN
Bahan
•
5 contoh batu gamping dari Ketapang Madura
•
Asam nitrat
•
Asam per chlorat
Peralatan
•
Alat timbangan
•
Furnace
•
1 Unit AAS
METODA DAN TAT A KERJA
Metoda :
Metoda pelarutan dan analisis AAS
Tata Kerja
1. Lima contoh (lokasi pengambilan
contoh terlihat lampiran 1) dipreparasi
sampa!
kehalusan -100 mesh
2. Menimbang 1 gram dari setiap contoh secara duplo.
3. Melarutkan masing-masing contoh dengan pelarut asam kuat campuran (HCl03, HF
dan HN03)'
4. Mengukur kadar Ca, Mg pada setiap contoh batuan dengan metoda AAS
5. Menghitung kandungan/ jumlah mineral kalsit dan dolomit dalam batu gamping.
6. Evaluasi dan interpretasi kadar kasit dan dolomit terhadap hasil analisis petrografi
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
339
KUMPULAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
ISBN. 978-979-99141-2-5
TAHUN 2004
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Untuk mencapai sasaran penelitian ini sebanyak lima contoh batu gamping dari daerah
Ketapang Madu:ra dianalisis kadar Ca dan Mg dengan metoda pendekatan AAS. Hasil
analisis dapat dillhat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil analisis kadar Ca dan Mg dengan AAS
MD
MD51
14 37,71
Kode
Contoh
MD55
MD22
MD33
0,95
39,42
39,64
0,22
0,15
37,99
0,18
0,52
Mg
38,47
Ca
Kadar %
PEMBAHASAN
I.
Perhitungan
mineral kalsit dan dolomit dalam batugamping
Perhitungan dengan menggunakan Contoh MD 55 seberat 100 gr
Ca total = 38,47 gr, Mg total = 0,95 gr
Ca Mg ( C03)2
CaC03
~
CaC03
+ Mg C03
= 54,3.5 %
Mg C03 = 45,65 %
Menghitung kandungan dolomit dalam batu gamping ( Kiol )
BM
BM
MgC03
CaMg(C03)2
Kiol
x
BM
340
K MgC03 ( gr )
MgC03
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA TAN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 1004
Menghitung
kandungan
kalsit dalam batu gamping
BAca
=
Kcadol
ISBN. 978-979-99141-2-5
x
%CaC03
X
(KCatotal - K Cadol)gr
X
Klol (gr)
BMCa(C03)
BM CaC03
BAca
BM MgC03
BAMg
84
--------
K MgC03
X
3,325 gr
0,95 gr
24
BM CaMg(C03)2
K MgC03( gr )
X
BM MgC03
184
----------
X
3,325
=
gr
7,283 gr
84
Menghitung
kandungan
Ca dalam dolomit
BACa
KCadol
X
% CaC03
X
Klol
BMcaC03
40
KCadol
------
X
0,5435
7,283
1,583 gr
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
X
100
Menghitung
kandungan
mineral kalsit
BM CaC03
Kkal
= -------------
X
(KCatotal - K Cadol)gr
BAca
PUS AT PENGEMBANGAN
341
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
100
x
(38,47 gr-l,583)gr
= 92,217gr
40
Contoh lainnya dihitung kadar mineral kalsit dan dolomit dengan metoda dan persamaan
reaksi yang sarna seperti diatas (MO 55), hasil perhitungannya dapat dilihat
seperti dalam
Tabel 3 berikut ini.
Tabel3. Kadar mineral kalsit dan dolomit dalam batu gamping
Kadar mineral (%)
Kalsit
Dolomit
MD
M022
M033
MD51
MD55
14
98,42
92,11
94,22
92,21
4,00
7,28
1,40
0,67
0,43
97,63
1,70
1,15
4,38
03(C03h
,51
,89
CaMg
Impurities
Contoh
Kode
No.
(CaC03)
1.
Dari analisis petrografi yang telah dilakukan sebelumnya[8] pada kelima contoh yang
dianalisis dengan AAS, tidak teridentifikasi
mineral magnesit atau mineral magnesium
lainnya, tetapi dalam analisis AAS menunjukkan bahwa contoh batu gamping mengandung
unsur Mg (Tabel 2). Karena dari analisis petrografi tidak dijumpai
adanya mineral
magnesium (magnesit), sementara antara kalsit dan dolomit sangat sulit dibedakan, maka
kehadiran unsur Mg mengindikasikan
adanya kandungan dolomit [CaMg(C03)2] dalam
contoh batu gamping.
Hasil analisis AAS, kadar kalsit lebih dominan dibandingkan
dolomit, hal ini
dimungkinkan karena dol omit terbentuk dari flora dengan kadar 7.7%-28,75%, MgC03
dan fauna 4,0%-16,17% MgC03
[5] .
[5]
Flora dan fauna tersebut dalam laut memerlukan Mg dan
setelah mati menjadi fosil yang mengandung MgC03 kemudian mengendap sebagai mineral
dolomit sekunder setelah mengalami proses fisika dan kimia
[5].
Analisis AAS menghasilkan
kalsit kadar 92,11 %-98.42% dan dol omit kadar 1,15-7,28 % dan mineral lain sekitar 1-4%.
342
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Rasil perhitungan kadar mineral kasit dan dolomit dari analisis AAS bila dibandingkan
dengan hasil analisis petrografi masing-masing contoh menunjukkan hasil yang setara seperti
terlihat pada Tabe14 dibawah ini.
Tabel 4 Kandungan Kalsit dan dolomit dari hasil analisisAAS dan Petrografi
Contoh
No.
Kode
MO
MOSS
M051
M02214Impuritis
M033
AAS
99,49
95,62
93,40
98,24
4,38
6,60
1,76
99,33
99,62
96,11
99,80
97,78
0,51
0,67
0,38
3,89
2,22
0,20
1,31Kadar mineral Kalsit dan dolomit (%)
Petrografi
98,69
Impuritis
Unsur Ca dan Mg dialam dalam bentuk ion Ca2+ dan Mg2+ (stabil) dan pada tabel periodik
satu golongan ada di blok
sehingga keberadaannya
S2
energi untuk melepaskan elektron kulit terluar berdekatan
cenderung bersama-sama
dan membentuk
asosiasi unsur. Pada
proses geokimia sebagian besar Ca2+ dalam cairan bereaksi dengan RC03- yang berasal dari
CO2 terjadi CaC03 pada tekanan persiel tertentu dan terendapkan sebagai mineral kalsit. Di
alam Ca2+ mempunyai tingkat kelarutan lebih besar dibandingkan Mg2+ dan mineral kalsit
sangat dominan dalam batu gamping. Jika kadar Mg2+ >20% sebagian ion Ca akan digantikan
ion Mg2+ terbentuk dolomit pada tekanan dan temperatur tertentu Mg mempunyai energi ikat
> dari Ca
Dalam rangka menunjang penelitian awal
BATAN diperlukan identifikasi
studi tapak geologi 2003 P2BGGN-
mineral kalsit dan dolomit dalam batu gamping. Apabila
terdapat mineral yang mengandung kalsit dominan dimana kadar yang mempunyai sifat yang
mudah larut dalam air maka dapat menimbulkan saluranlgua/sungai
bawah tanah, untuk itu
diperlukan ketelitian tinggi dalam mendirikan bangunan diatasnya.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
343
ISBN. 978-979-99141-2-5
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN TAHUN 2004
KESIMPULAN
Hasil kajian secara kimia mineral kalsit dan dolomit dalam batugamping Madura dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Batu gamping dari Ketapang Madura tersusun oleh mineral kalsit sangat dominan
dengan kadar 92,11 % - 98,42 % dan kadar mineral dolomit 1,15 % - 7,28 %.
2. Mineral kalsit dan dolomit tersusun oleh unsur Ca dan Mg yang mempunyai karakter
mirip (sifat fisik dan kimia), keberadaannya cenderung bersama-sama membentuk
asosiasi mineral
3. Batu gamping dari Madura didominasi oleh kalsit dengan sifat lebih mudah larut,
sangat mungkin akan terbentuk rongga, saluran, gua bawah tanah sehingga perlu
kecermatan yang tinggi bila akan mendirikan bangunan berskala besar diatasnya.
DAFT AR PUSTAKA
1. R.ALLAN FREEZE / JONH A. CHERRY," Ground Water," USA, 1979.
2. M.ISA
DARMA WIDJA YA, Ir, DR ";Klasifikasi
Tanah,"
Fakultas
Pertanian
Universitas Gadjah Mada, 1992.
3. HISKIA ACMAD Drs, MS TUPAMAHU Ir" ,Struktur Atom, Struktur Molekul Dan
Sistem Periodik , Bandung , 2001
4. UNIVERSITY
OF COLORADO
GEOLOGY
3010," Mineralogy
Fundamental
Science of Earth Materials," 1995.
5. S.HARJANTO,"
Sumber Daya Mineral"
,Direktorat Jendral Geologi dan Sumber
Daya Mineral RI, 200 1
6. ORNELIUS S, HURLBUT KLIEN, CORNELIUS KLEIN" ,Manual Of Mineralogy,
" Edisi 19, USA, 1977.
7
KRAUS HUNT RAMSDELL, "Mineralogy"
,Edisi 4, New York, 1959.
8
RUSMADI," Analisa petrografi terhadap contoh batuan dari Madura,"
P2BGGN-BATAN, Jakarta, 2004
344
PUS AT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
Daftar Isi
Download