12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Siaran Televisi Setiap

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Program Siaran Televisi
Setiap stasiun televisi pasti memiliki program yang banyak dan beragam,
setiap stasiun televisi juga pasti memiliki program unggulannya masing-masing.
Namun jenis program tidak selalu sama, ada program informasi dan program
hiburan.
2.1.1
Pengertian Program Televisi
Televisi banyak memberikan manfaat kepada semua orang melalui
program-program yang disiarkan. Mulai dari program yang berfungsi untuk
informasi, hingga program yang berfungsi untuk menghibur. Kata program
berasal dari bahasa Inggris yaitu Programme atau Program yang berarti acara
atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran
untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 10
Program yang dibuat haruslah menarik dan memiliki ciri khas agar mampu
bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat, karena bagaimanapun
masyarakat yang menentukan bagus tidaknya suatu program dan itu akan
berpengaruh terhadap stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan.
10
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi mengelola Radio dan Televisi, Media Grafika
77, 2008, Hal. 200.
12
13
Menurut Vane-Gross (1994) dalam Morissan (2008) menentukan jenis
program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program.
Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program
mampu menarik audiennya. 11
2.1.2
Jenis-Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja
bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik
dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum dan
peraturan yang berlaku.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya, yaitu :12
1. Program Informasi
Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (Informasi) kepada khalayak
audien. Program Informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu :
a). Berita Keras (Hard News)
Segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera
ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Dalam hal
11
Ibid
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi : Kencana,
2008, Hal. 207-208.
12
14
ini, berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita,
yaitu :
a) Straight News adalah suatu berita singkat (tidak detail) dengan
hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup
5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, How).
b) Feature berita ringan namun menarik.
c) Infoteinment
adalah
berita
yang
menyajikan
informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat.
b). Berita Lunak (Soft News)
Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan
secara
mendalam
(Indepth)
namun
tidak
bersifat
segera
ditayangkan. Program yang termasuk kategori berita lunak, yaitu :
a) Current Affair adalah program yang menyajikan informasi
yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul
sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
b) Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah
feature dengan durasi yang lebih panjang.
c) Documenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
d) Talk
Show
atau
perbincangan
adalah
program
yang
menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu
15
topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara
(host).
2. Program Hiburan
Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk :
1. Drama
Pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan
atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang
diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
2. Sinetron
Drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara
bersamaan.
3. Film
Film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film.
4. Permainan (Game Show)
Suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik
secara individu maupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk
mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu :
a.
Quiz Show adalah permainan yang mendekatkan pada
kemampuan intelektualitas.
16
b.
Ketangkasan adalah peserta dalam permainan ini harus
menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasan untuk
melewati suatu halangan.
c.
Reality
Show adalah
menyajikan
program
ini mencoba
situasi seperti konflik,
untuk
persaingan atau
hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.
5. Musik
Program music dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video
clip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan
dilapangan (out door) ataupun di dalam studio (in door).
6. Pertunjukkan
Program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang
atau beberapa orang pada suatu lokasi, baik di studio ataupun di
luar studio, di dalam ruangan (in door) ataupun di luar ruangan
(out door).
2.2
Program Berita Televisi
Hampir seluruh stasiun televisi memiliki program berita. Program berita
merupakan keharusan bagi stasiun televisi untuk menyebarkan informasi kepada
masyarakat luas merupakan salah satu fungsi dari televisi. Tidak berbeda dengan
program-program lainnya, tayangan berita berlomba-lomba untuk menyajikan
informasi yang terbaik kepada masyarakat, tapi program berita seperti apa yang
dianggap berhasil.
17
Banyak definisi berita dikemukakan para pakar komunikasi. Namun, kerap
kali membingungkan karena berbeda satu sama lain. Perbedaan itu sebetulnya
wajar mengingat tidak ada satu pun definisi berita yang baku. Semua sangat
tergantung bagaimana kita mencermati berbagai definisi tersebut dan kemudian
menarik kesimpulan untuk menjadikannya sebagai batasan berita yang mendekati
kesempurnaan.
Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcast Journalism Techniques Of
Radio and TV News” yang dikutip oleh Arifin S. Harahap dalam bukunya
(Jurnalistik Televisi) mengemukakan, “When a dog bites a man, that is not news,
but a man bites a dog, that is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu
bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam
definisi ini Charles Dana mungkin memberikan batasan berita secara filosofi,
bahwa segala sesuatu yang di luar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita.
Eric C. Hepwood (1996) dalam buku Arifin S. Harahap (Jurnalistik
Televisi) mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang
penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan
tiga unsur berita yakni aktual, penting dan menarik.13
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
berita adalah laporan tentang fakta, peristiwa atau pendapat yang actual, menarik,
berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik : surat kabar, majalah,
radio dan TV.
13
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis Berita, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 3.
18
2.2.1
Pengertian Program Berita Televisi
Berita TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan/narasi, tetapi
juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun
film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topic berita dan mampu
memikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah primadona atau paling utama
daripada narasi.
Berita TV merupakan suatu peristiwa yang mengandung unsur penting dan
menarik bagi pemirsa televisi. Sebuah berita tidak selalu harus ada setelah
peristiwa terjadi. Karena pernyataan berita baru pasti ada setelah terjadi sebuah
peristiwa, dikritik oleh James M Neal dan Suzzane S. Brown.14 Informasi
dikatakan penting jika mengandung unsur keamanan, uang maupun gangguan.
Kemanan apabila menyangkut nyawa maupun harta yang berharga bagi
seseorang. Uang apabila informasi menyangkut kondisi keuangan masyarakat, dan
gangguan apabila berita menyangkut hal-hal yang dapat mengganggu aktifitas
kehidupan mereka. Dikatakan menarik apabila informasi tersebut bersifat unik,
mampu membangkitkan kekaguman rasa lucu atau humor atau informasi
mengenai pilihan hidup.15
Fred Morris dalam bukunya “Broadcast Journalism Techniques Of Radio
and TV News” mengatakan “news is immediate, the important, the things that
have impaction our lives”. Artinya adalah sesuatu yang baru penting dan dapat
memberikan dampak dalam kehidupan manusia. 16
14
Morissan, Jurnalistik Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita Televisi. Hal. 2.
Ibid, Hal. 3.
16
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 3.
15
19
Berita adalah informasi tetapi tidak semua informasi adalah berita. Jadi,
definisi berita adalah informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak
audien.17
Berita TV dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :18
1. Berita Fakta Peristiwa
Berita fakta peristiwa laporan tentang segala sesuatu peristiwa
sebagaimana adanya, misalnya kebakaran, bencana alam dan kecelakaan.
Berita ini disusun hanya berdasarkan pengamatan wartawan di Tempat
Kejadian Perkara (TKP).
2. Berita Fakta Pendapat
Berita fakta pendapat adalah laporan tentang pernyataan/pendapat manusia
mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya, pendapat pakar
mengenai implikasi kenaikan BBM. Berita ini disusun hanya berdasarkan
tanggapan saja dan tidak ada peristiwanya.
3. Berita Fakta Peristiwa dan Fakta Pendapat
Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat adalah laporan tentang segala
sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten
mengenai fakta peristiwa tersebut. Misalnya, ratusan ribu TKI dari negeri
Jiran kembali ke tanah air. Berita peristiwa tersebut disisipi dengan
pendapat berbagai kalangan mengenai masalah itu, misalnya komentar
17
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita: Kencana, 2008,
Hal. 8.
18
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis Berita, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 5.
20
TKI. Jadi, berita ini disusun berdasarkan fakta peristiwa dan disisipi
tanggapan manusia yang berkompeten mengenai masalah itu.
2.2.2
Jenis Berita
Berdasarkan karakternya, berita dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :19
1. Berita Langsung (Straight / Hard / Sport News)
Berita langsung digunakan untuk menyampaikan berita penting yang
secepatnya harus diketahui khalayak. Aktualitas merupakan unsur
yang penting dari berita langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi
tidak bernilai untuk berita langsung.
2. Berita Ringan (Soft News)
Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak
diberitahukan, tetapi mengenai sesuatu yang menarik. Berita ini biasa
diambil “sisi lain” suatu kejadian yang penting. Berita ringan cocok
dimuat di majalah karena tidak terikat unsur aktualitas dan biasanya
berita ringan dapat menyentuh perhatian dan emosi pembaca.
3. Berita Kisah (Feature)
Berita kisah adalah tulisan tentang kejadian yang dapat menyentuh
perasaan atau menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan
lengkap dan mendalam. Nilainya ditekankan pada unsur manusiawi,
sekaligus dapat menambah pengetahuan pembaca.
19
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005,
Hal. 31-32.
21
Menurut Fred Wibowo dalam bukunya “Teknik Produksi Program
Televisi” berita dibagi menjadi dua yaitu :20
1. Berita Harian
Berita Harian atau berita hangat adalah berita yang perlu segera
ditampilkan kepada masyarakat. Berita semacam ini sangat terikat waktu
aktual yang singkat. Berita hangat biasanya bersifat linier dan langsung
(Straight News). Di samping bentuk Straight News (berita langsung),
berita harian dapat pula berbentuk Indepth News atau berita mendalam.
Berdasarkan sifat dan kekuatan materi beritanya Straight News
dapat berupa Soft News (berita lunak). Artinya, berita-berita yang
bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum yang penting di
masyarakat.
Misalnya,
kegiatan
pengembangan
daerah
kegiatan
masyarakat dan Human Interest.
Hard News adalah berita yang mengandung konflik dan member
sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau
orang termasyhur (terkenal). Misalnya: korupsi dari pejabat tinggi Negara,
konflik politik antara menteri dan orang berpengaruh di masyarakat, dan
lain-lain.
Spot News adalah berita singkat dan penting yang memberikan
informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Apabila suatu berita
penting, berita itu dapat disiarkan segera tanpa menunggu program berita
dan menghentikan siaran yang sedang berlangsung. Berita semacam ini
20
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007,
Hal. 135.
22
disebut Breaking News atau semacam Stop Press di dalam surat kabar atau
tabloid.
Berita harian yang berbentuk Indepth News atau berita mendalam,
menyajikan berita secara lebih lengkap dan bersifat multilinear. Kejadian
yang memiliki nilai berita, disajikan dengan mengetengahkan berbagai
aspek, latar belakang, hubungan dengan konteks yang lebih luas, dan
menempatkan kejadian atau fakta itu dalam kaitan dengan berbagai
kemungkinan kejadian-kejadian lain. Berita mendalam (Indepth News)
yang mencoba menyikapi hal-hal yang ditutup-tutupi dan menyelidiki
fakta-fakta yang tersembunyi disebut berita Investigatif.
2. Berita Berkala
Berita yang bersifat Time Less (tidak terkait waktu) memiliki
kemungkinan-kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan mendalam.
Sajiannya juga dapat diolah secara lebih artistik. Oleh karena itu, model
berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang artistik. Format
dari karya jurnalistik berupa program documenter, feature, dan magazine.
Ketiga program itu memiliki kemasan dan tata laksana produksi yang
spesifik.
Berita tentang mode dan perkembangannya, termasuk event mode
show yang terjadi, berita olahraga lengkap dengan tinjauan pertandingan
mingguan. Sering hanya di satu cabang olahraga saja, sering beberapa
cabang olahraga sekaligus.
23
2.2.3
Nilai Berita
Dalam memilih materi berita terdapat batasan-batasan atau pertimbangan-
pertimbangan. Dengan alasan agar berita tersebut menarik, karena berita
sesungguhnya memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Nilai berita yang tersebut sangat bergantung pada berbagai
pertimbangan sebagai berikut :21
1. Timelines, artinya tepat waktu. Berita harus disiarkan secepat mungkin
sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama
yang harus dipertimbangkan.
2. Proximity, artinya kedekatan. Kedekatan disini berarti dekat dari segi
lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun
kepentingan yang terkait lainnya.
3. Prominence, artinya orang yang terkemuka. Semakin terkenal
seseorang, maka semakin menarik berita mengenainya.
4. Consequence, artinya konsekuensi atau akibat. Segala tindakan atau
kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat
merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan berita yang
menarik.
5. Conflict, (konflik) merupakan bagian yang terjadi dalam kehidupan
yang memiliki nilai berita yang sangat tinggi.
6. Development, artinya pembangunan. Berita tentang keberhasilan dan
kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diulas secara baik.
21
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, 2003, Hal. 29-40.
24
7. Disaster (bencana) dan Crimes (criminal) merupakan berita yang
sangat menarik karena menyangkut keselamatan orang.
8. Weather (cuaca) karena mempengaruhi kegiatan masyarakat.
9. Sport (olahraga). Berita olahraga memiliki daya tarik tersendiri
terutama jika berlangsung peristiwa olahraga besar, seperti piala dunia
dan sebagainya.
10. Human Interest. Artinya informasi yang dapat menyentuh perasaan,
pendapat dan pikiran manusia.
Untuk Indonesia, masih ada satu unsur lagi yang perlu diperhatikan yakni
unsur security, yakni keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu berita
apabila dilihat dari sisi keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu
berita apabila dilihat dari sisi keamanan dapat membahayakan stabilitas Negara,
berita tersebut tidak layak untuk ditayangkan. Jadi, informasi yang dapat
menimbulkan SARA dapat menyulut kerusuhan dan merugikan stabilitas nasional
harus dihindari.
2.2.4
Sumber Berita
Stasiun TV tidak hanya menunggu berita yang datang. Stasiun TV harus
mengejar berita dan untuk itu mereka harus memiliki reporter TV. Namun, selain
berita stasiun TV membutuhkan gambar dan untuk itu diperlukan seorang juru
kamera (Camera Person). Keunggulan televisi dibandingkan dengan media yang
lainnya adalah pemirsa dapat melihat peristiwa yang terjadi karena berita yang
dibacakan oleh penyiar didampingi dengan gambar.
25
Bagi televisi gambar adalah segala-galanya dan tidak ada yang lebih
buruk bagi seorang reporter televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa
gambar yang dapat menunjang berita yang akan ditulisnya. 22
Kredibilitas stasiun TV yang dibangun dengan susah payah akan turun
drastis dalam semalam, jika tim liputannya gagal mendapatkan dari suatu
peristiwa penting. Sumber berita TV terdiri dari :23
1. Reporter
Sumber berita terpenting bagi stasiun TV adalah reporter dan juru kamera
yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan.
Beberapa stasiun televisi besar dengan skala internasional mempunyai
reporter dan juru kamera yang ditempatkan di berbagai negara di seluruh
dunia.
2. Pelayanan Darurat
Reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat. Reporter tidak hanya menunggu penugasan
yang akan diberikan kepadanya namun ia juga harus mencari informasi
awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita yang penting. Reporter
harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat,
seperti : polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (gawat darurat), pusat
informasi cuaca; terutama saat musim hujan, badan SAR (Search and
Rescue) dan lain-lain. Informasi yang diperoleh dari unit pelayanan darurat
diatas dapat menjadi sumber berita bagi televisi.
22
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita, Kencana, 2008,
Hal. 10.
23
Ibid, Hal. 11.
26
3. Kontak Publik
Kontak public adalah orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi
oleh semua orang (Public) untuk dimintakan keterangan terkait dengan
organisasi atau profesi mereka. Narasumber ini dapat berasal dari
organisasi pemerintah, non-pemerintah, serikat buruh, kelompok oposisi
(penekan) atau pengamat, dan kalangan perguruan tinggi.
4. Kontak Pribadi
Kontak pribadi adalah milik berharga seorang reporter. Reporter biasanya
memiliki kontak pribadi dengan sumber-sumber berita yang terdiri atas
pejabat, tokoh masyarakat atau orang-orang yang bekerja diberbagai
lembaga pemerintah dann non-pemerintah. Seorang reporter biasanya
dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan sudah saling mempercayai.
Disebut kontak pribadi karena nomor telepon mereka tidak tersedia untuk
dapat diakses oleh masyarakat sebagaimana kontak public.
5. Kantor Berita
Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan
kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber
berita yang paling penting dan paling utama bagi program beritanya.
Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau
beberapa kantor berita.
27
6. Siaran Pers
Siaran pers (Press Release) adalah informasi atau pernyataan (Statement)
Yang dikirimkan ke media massa dengan tujuan untuk dapat
dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari berbagai lembaga seperti :
organisasi local dan internasional, kantor-kantor asing, kelompok penekan
(oposisi), lembaga non-pemerintah dan lain-lain. Siaran pers dikeluarkan
untuk menimbulkan citra yang baik atas suatu organisasi.
7. Jumpa Pers
Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers biasanya
mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menguntungkan
lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Jumpa pers dapat menjadi
sumber berita yang bagus namun merupakan sumber gambar yang buruk.
8. Pemirsa
Namun sekarang banyak stasiun televisi yang menghubungi sebuah stasiun
televisi untuk memberikan informasi atau berita penting kepada stasiun
televisi tersebut. Karena merasa dengan menyampaikan kepada stasiun
televisi maka berita tersebut akan cepat disampaikan.
9. Saksi Mata
Saksi mata merupakan salah satu sumber informasi yang baik di dalam
mendapatkan berita. Karena saksi mata dapat memberikan keterangan
dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun
seringkali para saksi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau
terguncang dengan peristiwa yang dialaminya, sehingga reporter tidak bisa
28
sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan
keterangan yang objektif.
10. Media Lainnya
Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi
sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan berita
atau newsroom perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Sudah
seharusnya bila setiap stasiun televisi berlangganan surat kabar yang terbit
di Ibukota dan surat kabar local yang dianggap berwibawa.
11. Beberapa Catatan
Reporter mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti yang
dijelaskan diatas. Jika informasi yang diperoleh itu sama, tentunya tidak
akan menjadi masalah. Namun, cukup banyak informasi yang diperoleh itu
berbeda-beda antara satu sumber dengan sumber yang lainnya, untuk itu
reporter perlu memberi penjelasan siapa yang mengatakannya. Jika
reporter memiliki nama dari sumbernya, maka sebaiknya disebutkan
dalam berita. Dengan demikian pemirsa TV akan dapat memutuskan
seberapa penting informasi tersebut bagi mereka dan kira-kira seberapa
akurat berita tersebut. Stasiun televisi sebaiknya memiliki perpustakaan
yang menyimpan berbagai referensi berupa buku, petunjuk wisata,
klipping atau naskah-naskah.
29
2.3
Strategi
Setiap program pasti memiliki strategi agar program tersebut dapat
ditonton dan diminati oleh banyak orang. Untuk menghadapi tingkat persaingan
yang tinggi, program berita harus memiliki strategi khusus agar tayangan dapat
disukai oleh penonton. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut
strategi berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga
harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 24
Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip
dasar dalam mengelola program siarannya, bahwa setiap menit dalam setiap hari
waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Program siaran tidak hanya bersaing
dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya.25
Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan
menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat dramatis,
mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya
bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi
ini, audien diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin berisiko
kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.26
Sebagai sebuah kata mungkin memiliki usia kata yang lebih tua dari istilah
managemen. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa
24
Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, Rosdakarya, 2000
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, 2008,
Hal. 305.
26
Ibid, Hal. 306.
25
30
Yunani, yaitu “Strategos” ini berasal dari kata “Stratos” yang berarti militer dan
“ag” yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkie Filmansyah, 2005:8).27
Oxford English Dictionary memperkuat pernyataan bahwa strategi dalam
konteks bahasa lebih dekat dengan bidang kemiliteran. Strategi menurut Oxford
English Dictionary mengandung arti sebagai “The Art Of Commander-In-Chef:
The Art Of Projecting And DirectingThe Larger Military Movements And
Operations Of A Campaign” yang artinya “seni seorang panglima tertinggi: seni
memproyeksikan dan mengarahkan gerakan-gerakan yang lebih besar dari militer
dan pengoperasian suatu kampanye”.28
Strategi
produksi
ini
harus
mampu
menunjukkan
bagaimana
operasionalnya secara praktik dan tujuan atau perencanaan awal sebelum proses
produksi Inside dilaksanakan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktuwaktu tergantung pada situasi dan kondisi.
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategia” yang artinya
kepemimpinan (Leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin
dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai
keadaan yang diinginkan tersebut (rute).29
Tokoh yang memiliki andil besar dalam mempopulerkan dan memperkuat
konsep-konsep untuk strategi bisnis baru dimulai pada era 1960-an, yaitu Kenneth
27
Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta,
2007, Hal. 15.
28
Ibid
29
Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Bandung: Rekayasa Sains, 2005, Hal. 18.
31
Andrews, Igor Ansoff, dan Alfred Chandler. Berikut merupakan penjelasan
Strategi menurut para ahli :30
Menurut (Chandler, 1962) strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka
panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta
alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini.
Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang
dan cakupan organisasi. Stratgei juga secara kritis memperhatikan dengan
sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan
dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara
sungguh-sungguh
pengadaan
keunggulan
kompetitif,
yang
secara
ideal
berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan maneuver teknis, tetapi dengan
menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan (Faulkner dan
Johnson, 1992).
Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk
jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan
lingkungan yang beruubah dan secara khusus dengan pasarnya, dengan pelanggan
dan kliennya untuk memenuhi harapan Stakeholder (Johnson dan Scholes,
1993).31
Strategi menurut (Richardson dan Thompson, 1999) memiliki dua elemen
utama, yaitu : harus ada sasaran strategis (yakni sesuatu yang diharapkan dapat
dicapai oleh strategi), dan harus ada rencana tindakan (yakni cara yang diusulkan
untuk memenuhi sasaran).
30
Triton P.B, Manajemen Stratgeis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta,
2007, Hal. 15.
31
Ibid, Hal. 15.
32
Amstrong (2003:39-42) juga menambahkan dalam buku The Art Of HRD
bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategis. Pertama, strategi merupakan
deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai tujuan, dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang
penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan kapabilitas
dengan lingkungan eksternal. Kedua, strategi merupakan perspektif dimana isu
kritis atau faktor keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis
bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada
perilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada dasarnya adalah
mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau
meyesuaikan sumber daya dengan peluang (Strategi berbasis sumber daya),
sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis
sumber dayanya. 32
Berdasarkan sekumpulan definisi diatas, maka strategi adalah sekumpulan
pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana, tindakan dan
alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran,
dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif dan sinergis yang ideal
berkelanjutan, sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan
yang ideal dari individu atau organisasi. Oleh karena itu, maka dibuatlah beberapa
tahapan agar strategi ini dapat berjalan dengan baik.
32
Ibid, Hal. 15.
33
2.3.1
Tahapan Penyusunan Strategi
Penyusunan strategi memerlukan tahapan-tahapan tertentu untuk dipenuhi.
Sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
suatu strategi, yaitu :
1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan
Seleksi mendasar dan kritis terhadap permasalahan dilakukan berdasarkan
faktor internal maupun eksternal yang menjadi penyebab permasalahan
individu atau organisasi. Langkah-langkah seleksi yang mendasar dan
kritis terhadap permasalahan adalah :
a) Mengidentifikasi dan menginvestasi seluruh permasalahan.
b) Mengidentifikasi dan mengelompokkan masing-masing permasalahan
berdasarkan faktor internal dan eksternal.
c) Mengurutkan permasalahan berdasarkan tingkat kepentingannya.
d) Menentukan skala prioritas penyelesaian masalah berdasarkan kuadran
prioritas menurut kepentingan dan urgensi yang telah diurutkan.
2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis33
Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital,
karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan
yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi.
Tujuan dasar dan sasaran strategis yang dirumuskan jangan sampai
bertentangan dengan arah cakupan dan perspektif jangka panjang secara
keseluruhan dari suatu organisasi atau individu. Apabila salah menentukan
33
Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta,
2007, Hal. 15.
34
tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula pemilihan alat
ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi. Ini merupakan kesalahan fatal
dalam merumuskan strategis, karena penyusunan strategi lanjutannya
hanya menjadi pekerjaan sia-sia dan kontra produktif.
3. Menyusun perencanaan tindakan (Action Plan)
Rencana tindakan sering juga disebut dengan cara operasional.
Perencanaan tindakan adalah kegiatan penyusunan langkah-langkah yang
operasional, untuk mencapai hasil-hasil yang telah dirumuskan dalam
strategi. Berdasarkan pengertian ini, maka kata kunci yang penting dalam
membuat rencana tindakan adalah operasional. Suatu rencana mungkin
dinilai baik secara konseptual atau di belakang meja, tetapi belum tentu
dapat dilakukan dilapangan. Suatu rencana mungkin menunjukkan
keberhasilan di suatu tempat ketika di terapkan, namun ternyata belum
tentu berhasil di tempat yang berbeda. Setidaknya ada tiga langkah yang
harus diperhatikan dalam menyusun rencana tindakan atau action plan,
yaitu :
a) Meninjau kembali langkah-langkah dalam rencana strategis yang
mungkin diterapkan.
b) Mengidentifikasi dan menginventarisasi faktor-faktor operasional baik
internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan
menghambat tingkat keberhasilan rencana konsepsional.
35
c) Berdasarkan
perhitungan
dan
pertimbangan
atas
faktor-faktor
operasional di lapangan yang telah teridentifikasi, selanjutnya harus
disusun sedikitnya 3 variasi rencana tindakan, yaitu :
1. Rencana A, yang mendasar pada kemungkinan suksesnya
operasional sesuai perhitungan di “belakang meja”.
2. Rencana
B,
alternative,
kemungkinan
disebut
yaitu
rencana
rencana
terjadinya
modifikasi atau
yang
rencana
mendasar
terhadap
hambatan-hambatan
terhadap
kelancaran rencana di “belakang meja” oleh faktor-faktor
operasional dilapangan.
3. Rencana C, atau rencana darurat yaitu rencana yang bersifat
semi spontan atau bahkan spontan di lapangan yang dilakukan
apabila segala sesuatu yang dirancanakan di “belakang meja”
menjadi berantakan oleh satu atau lebih faktor operasional yang
berisiko fatal.
4. Menyusun rencana penyumberdayaan
Rencana alokasi sumber daya dilakukan untuk mendukung keberhasilan
atas setiap alternative rencana tindakan, baik alokasi sumber daya untuk
rencana A, rencana B, rencana C. Rencana sumber daya (Resources Plan)
menurut isinya mencakup rencana alokasi sumber daya manusia dan
rencana alokasi sumber daya instruktur.
36
Rencana tindakan untuk alokasi sumber daya manusia menurut
(Amstrong:2003:282) mencakup empat tahapan, yaitu :
1. Perekrutan.
2. Pelatihan.
3. Pengurangan Karyawan.
4. Peningkatan Fleksibilitas.
5. Mempertimbangkan keunggulan
Perencanaan strategis pada akhirnya mempertimbangkan keunggulan.
Namun, jauh sebelum disusunnya perencanaan strategis memang sudah
harus didefinisikan keunggulan-keunggulan yang ada pada suatu entitas.
Keunggulan organisasi berdasarkan keberadaannya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu keunggulan internal dan keunggulan eksternal.
Keunggulan internal adalah segala kemampuan kapasitas dan potensi yang
dimiliki oleh sebuah organisasi untuk memperkuat daya saingnya.
Keunggulan organisasi eksternal adalah segala peluang organisasi untuk
memanfaatkan akses dari pihak lain dan lingkungan sekelilingnya dalam
upaya untuk mencapai perkembangan yang lebih baik dan memperkuat
daya saing.
6. Mempertimbangkan keberlanjutan
Pertimbangan keberlanjutan dalam penyusunan strategi dapat disebut
sebagai langkah penilaian terakhir atas keandalan dan kemantapan strategi.
Strategi yang handal tentunya strategi yang mampu melewati berbagai
kendala dan tantangan dalam implementasinya. Kemantapan strategi dapat
37
diukur dari konsistensi terhadap fleksibilitas dan stabilitas untuk
diterapkan dalam situasi sesulit apapun.
2.3.2
Manajemen Strategis
Manajemen strategis sebenarnya dapat diterapkan, tidak hanya dalam
konteks organisasi dan perusahaan. Namun, dapat pula diterapkan dalam konteks
individu sebagai pribadi yang selalu meningkatkan eksistensinya, maupun bagi
individu dalam konteks bagian dari visi perusahaan.
Beberapa pengertian tentang manajemen strategis menurut para ahli dapat
dipaparkan sebagai berikut :34
1. Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang
(Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L., 2003).
2. Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau
program yang dilakukan dengan mmperhatikan lingkungan eksternal
dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam
manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan
yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaan dari hasil
perencanaan strategis tersebut (YIPD, 2004).
3. Manajemen strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang
mengarah pada penyusunan suatu strategi atau jumlah strategi yang
efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses
34
Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta,
2007, Hal. 25.
38
manajemen strategis adalah dengan jalan mana para perencana strategi
menentukan sasaran dan mengambil keputusan (Lawrence R. Jauch
dan William F. Glueck, 1997).
4. Manajemen strategis adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang di desain untuk
mencapai sasaran organisasi (Pearce dan Robinson, 1988).
5. Manajemen strategis berarti manajer melihat ke muka pada sesuatu
yang akan dicapai di masa yang akan datang (Amstrong, 2003).
Kajian manajemen strategis dalam konteks perusahaan, menjadi kebutuhan
penting. Bahkan perusahaan mapan yang telah lama menjadi ikon dan memimpin
para kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat tertinggal
akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap manajemen
strategis dapat menyebabkan perusahaan gagal mengantisipasi perkembangan
jaman, apalagi menciptakan perubahan.
Untuk mendapatkan gambaran manajemen strategis secara utuh, maka
organisasi antara lain perlu menyelenggarakan berbagai pelatihan dan senantiasa
menambah
jam
terbang,
sehingga
diharapkan memperkuat kemampuan
administratif, fungsional dan operasional. Berbagai upaya pengembangan
kompetensi administratif.
39
2.3.3
Strategi Program35
Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan
mencapai hasil yang optimal. Program siaran televisi juga harus bersaing dengan
waktu makan, membaca buku dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audien
dirumah atau dimana saja.
Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terusmenerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran, maka dari itu
sebuah media penyiaran harus mempunyai strategi khusus agar dapat menarik
perhatian audien. Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah
dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling
dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran
yang hanya bisa terjawab jika mengikuti saluran itu.
Menurut Head-Sterling (1982), stasiun televisi memiliki sejumlah strategi
dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun itu sendiri (Inflow) dan menahan
audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi
aliran audien keluar (Outflow), diantaranya :
1. Head to Head
Stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program
televisi saingan yang programnya sama dan sejenis untuk pindah ke
stasiun televisi sendiri yang disiarkan berbarengan. Jika program itu tidak
cukup kuat bersaing, maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. Jenis
35
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta :
Kencana, 2008, Hal. 307.
40
program yang sering bersaing secara Head to Head ini biasanya adalah
program berita.
2. Program Tandingan
Strategi untuk menarik audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah
ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang
memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi
kebutuhannya.
3. Blocking Program
Strategi ini dilakukan, dengan mempertahankan audien agar tidak pindah
saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran
tertentu. Misalnya, menyajikan program sinetron atau drama komedi
sepanjang malam. Bagi pertandingan sepak bola, disusun program diskusi
atau analisis pertandingan yang akan dimainkan sebelum pertandingan
dimulai, kemudian setelah oertandingan selesai dilanjutkan dengan kuis
interaktif mengenai sepak bola.
4. Pendahuluan Kuat
Strategi yang dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien
dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu
siaran. Misalnya, menyajikan program berita lokal atau kriminalitas yang
kuat pada awal waktu siaran Day Time (sekitar jam 10.00 atau 11.00)
sebagai pengantar menuju program berita Nasional.
41
5. Strategi Buaian
Strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan
jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan
popularitas. Misalnya, menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah
diantara dua program unggulan.
6. Penghalangan (Stunting)
Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan
perubahan jadwal program secara tepat. Misalnya, menyajikan suatu seri
film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang.
7. Strategi Lainnya
Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan programprogram yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Pada umumnya
audien
sudah
terbiasa
dengan
jadwal
program
yang
menjadi
kegemarannya, perubahan jadwal program akan membingungkan audien
dan bahkan program itu dapat kehilangan audien.
Dalam menentukan jadwal penayangan suatu acara, ada baiknya
ditentukan atas dasar perilaku audien yang rotasi kegiatan mereka dalam satu hari
dan juga kebiasaan menonton televisi pada jam tertentu. Sedangkan, dalam
menyusun jadwal acaranya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas, jenis pekerjaan,
kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu.
42
Menurut Irwin Starr dan Shelley Markoff, beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan
program, yaitu :36
1. Berpikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis
dengan dua klien yang berbeda, yaitu pemirsa dan pemasang iklan.
2. Pengelola media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan
bahwa medianya sangatlah efektif untuk memasarkan suatu produk.
3. Pengelola media penyiaran harus mengaggap waktu siaran bernilai penting
setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu dengan
mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa.
4. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain
untuk mau menyaksikan acara yang disuguhkan.
5. Pengelola media penyiaran lokal harus pula berpikir secara lokal.
Kebersihan suatu program tergantung pada perencana dan pelaksana
strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam membuat strategi penyiaran harus
tetap berpedoman pada undang-undang penyiaran dan kode etik yang berlaku,
sehingga tidak akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang dapat
merugikan berbagai pihak.
36
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta,
Kencana, Hal. 247-248.
43
2.3.4
Strategi Dasar Produksi
George R. Terry (1977) menyatakan, “manajemen adalah suatu proses
yang berbeda, terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia
dan sumber daya lainnya”. 37
Secara umum di dalam sebuah organisasi atau perusahaan memiliki tujuan.
Untuk itu, diperlukan manajemen yang memiliki Planning, Organizing, Actuating
dan Controlling untuk mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan.
Begitu pun dalam menyusun strategi dasar untuk memproduksi program
televisi,
manajemen
berperan
penting
dalam
sebuah
organisasi
untuk
mengkoordinasikan aspek-aspek yang berkaitan dengan produksi televisi
(manusia dan juga alat yang akan digunakan). Dalam melaksanakan tanggung
jawab manajemennya, manajer umum melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu :38
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran
serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang
harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan
siapa
yang
melakukannya”.
Jadi
perencanaan
adalah
pemilihan
sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana dan oleh siapa.
37
Yayat Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Grasindo, Jakarta, 2001, Hal. 3.
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta,
Kencana, 2008, Hal. 130.
38
44
Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus
menetapkan visi dan misi atau maksud organisasi. Visi adalah cita-cita
atau harapan untuk mewujudkan suatu keadaan atau situasi yang ideal di
masa depan. Sedangkan misi secara bahasa memiliki dua pengertian dasar
yaitu maksud atau tujuan yang ingin dicapai dan pekerjaan penting yang
harus dilakukan. Dengan demikian, misi memiliki pengertian sebagai
maksud atau tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian tindakan atau
pekerjaan yang harus dilakukan.
Perencanaan strategis (Strategic Planning) adalah proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program
strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan
penetapan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan
kebijakan telah diimplementasikan. Dalam hal ini, perencanaan strategis
stasiun penyiaran meliputi kegiatan :39
1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program
penyiaran.
2. Melakukan identifikasi dan sasaran (target) audien.
3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi
yang akan dipilih.
4. Memutuskan strategi yang akan digunakan.
39
Ibid, Hal. 136.
45
Dalam hal ini, harus terdapat hubungan yang erat atas seluruh
tujuan program penyiaran yang sudah ditetapkan, audien yang ingin dituju
dan juga strategi yang dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih
untuk mencapai suatu hasil tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan
atau sasaran yang sudah ditetapkan.
Proses perencanaan dan penetapan program penyiaran mencakup
langkah-langkah sebagai berikut :40
1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang
lingkup tugas yang akan dilaksanakan.
2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana pengelola
media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian
yang dimiliki.
3. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektifitas (Indicators
of Effectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
4. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.
5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkahlangkah sebagai berikut :
a. Menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan.
40
George L. Morrisey, Management by Objectives and Result for Business dan Industry dalam
buku Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta,
Kencana, 2008, Hal. 136.
46
b. Penjadwalan (Scheduling) menentukan waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau
sasaran.
c. Anggaran (Budgeting) menentukaan sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
d. Pertanggung jawaban, menetapkan siapa yang akan mengawasi
pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah
tercapai atau belum.
e. Menguji dan merevisi rencana sementara (Tentative Plan)
sebelum rencana tersebut dilaksanakan.
6. Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.
2. Organizing (Pengorganisasian)41
Pengorganisasian
merupakan
proses
penyusunan
struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang
dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses
penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian
kerja.
Departementalisasi merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan
kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling
berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini tercermin pada struktur
formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan
41
Ibid, Hal. 142.
47
organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap
individual dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan
sekumpulan kegiatan.
Struktur organisasi stasiun penyiaran berbeda-beda satu dengan
yang lainnya. Setiap bagian dari struktur organisasi itu harus memiliki
posisi atau pekerjaan yang jelas. Ini penting untuk memahami batas
wewenang dan tanggung jawab di antara para manajer. Selain itu, struktur
organisasi harus jelas memperlihatkan pembagian tanggung jawab dari
setiap bagian (setiap manajer) dalam struktur organisasi penyiaran
tersebut.
Menurut
Peter
Pringle
dan
rekan
(1991),
kegiatan
mengorganisasikan adalah proses pengaturan sumber daya manusia dan
materi dalam suatu struktur formal dimana tangguung jawab diberikan
kepada berbagai unit,
posisi dan personel tertentu. Proses ini
memungkinkan konsentrasi dan koordinasi kegiatan dan pengawasan
terhadap upaya-upaya untuk mencapai tujuan media penyiaran.
3. Actuating (Pengarahan)42
Setelah perencanaan dan pengorganisasian, kemudian melakukan
pengarahan dan penggerakan agar para karyawan merasa nyaman
menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Fungsi pengarahan
dapat memberikan pengaruh atau mempengaruhi yang tertuju pada upaya
42
Soekarno K., Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, Penerbit Miswar, 1982, Hal. 66.
48
untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung
jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi
ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu :
a. Pemberian motivasi, ialah semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan
maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi
terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun penyiaran.
b. Komunikasi, adalah cara yang digunakan pimpinan agar karayawan
mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar
mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
c. Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
d. Pelatihan, mencakup manajer umum harus memastikan bahwa
pelatihan diberikan dan diawasi oleh personel yang kompeten. Salah
satu keuntungannya adalah pemberian kesempatan kepada karyawan
untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi perkembangan atau
kemajuan stasiun penyiaran.
49
4. Controlling (Pengawasan)43
Menurut Robert J. Mockler (1972), pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan
serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Melalui perencanaan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan
seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau
diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan.
2.4
Faktor Penting Dalam Memproduksi Program Televisi
Berdasarkan strategi dasar produksi tadi, maka seorang produser dituntut
untuk dapat menghasilkan program yang bagus dan baik. Sebelum melakukan
produksi maka produser akan dihadapkan oleh materi produksi. Produser harus
dapat menentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan,
yang kemudian akan lahirnya ide dan gagasan.
43
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, 2008,
Hal. 159.
50
Merencanakan sebuah produksi program, seorang produser akan
dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam; yaitu
materi produksi, sarana produksi (Equipment), biaya produksi (Financial),
organisasi pelaksanaan produksi dan tahapan pelaksanaan produksi. 44
A.
Materi Produksi
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kepekaan
kreatif dalam melihat materi produksi, dimungkinkan oleh pengalaman
pendidikan dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak menentukan
kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi sangat
menentukan pilihan materi produksi.
Ada hal lain yang perlu dicermati yaitu melakukan riset yang lebih
mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi produksi itu
lengkap. Semakin lengkap data yang diperoleh, semakin mudah diolah menjadi
program yang baik. Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang
kemudian akan diubah menjadi tema untuk menjadi suatu program.
Lalu tema yang diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah
pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Dari treatment akan
diciptakan naskah atau langsung dilaksanakan produksi program. Dari sinilah
penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan, sehingga menghasilkan
program yang baik.
44
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007,
Hal. 23.
51
B.
Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang penting
terwujudnya ide menjadi konkret. Sarana produksi berkaitan dengan alat yang
akan digunakan saat proses produksi. Kepastian adanya peralatan itu mendorong
kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang
diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi yaitu
unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara dan unit peralatan
pencahayaan. Kualitas standar dari tiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan
utama seorang produser. Selebihnya peralatan yang berfungsi sebagai penunjang
produksi. Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada
program yang akan diproduksi.
Di dalam perencanaan, daftar peralatan (Equipment List) sangat perlu
unutk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab, jumlah dan
macam peralatan yang dipakai ini kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah
kerabat kerja (Crew) dan perencanaan anggaran produksi (Production Budget).
Pada dasarnya, alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsungnya proses
kreatif dalam produksi.
C.
Biaya Produksi
Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sejauh mana produksi
itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau
stasiun televisi. Perencanaan Budget dapat didasarkan pada dua kemungkinan,
yaitu :
52
1. Financial Oriented
Financial Oriented merupakan perencanaan produksi yang didasarkan
pada kemungkinan keuangan yang ada atau produksi dengan keuangan
yang terbatas. Misalnya, tidak menggunakan artis kelas satu yang
pembayarannya mehal, tidak menggunakan lokasi shooting yang jauh,
konsumsi yang tidak terlalu mewah.
2. Quality Oriented
Quality Oriented merupakan perencanaan biaya produksi yang
didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam
hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi ini diharapkan
mendatangkan keuntungan yang besar dan menjadi produksi yang
sangat bernilai bagi masyarakat.
D.
Organisasi Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang. Agar
pelaksanaan shooting berjalan lancar, produser harus memikirkan juga
penyusunan organisasi pelaksana produksi. Dalam hal ini, produser dapat dibantu
oleh asisten produser.
Selain untuk memperlancar pelaksanaan shooting, organisasi pelaksanaan
produksi juga berfungsi untuk mengefisienkan waktu. Agar ketika produksi tidak
menghambat jalannya produksi karena dapat merugikan waktu dan uang. Untuk
itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci
dengan tanggung jawab yang jelas.
53
2.4.1
Tahap Pelaksanaan Produksi
Semua produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang
dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang
rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap
tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan
suatu program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut Standart
Operating Procedure (SOP), seperti di bawah ini :45
2.4.2
Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Proses pra-produksi adalah dari rapat redaksi yang mencakup rapat
proyeksi dan evaluasi. Tahap ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan
dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan akan
berjalan lancar.
Tahap Pra-Produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini :46
1. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau
gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis
naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
2. Perencanaan
Tahapan ini meliputi persiapan seluruh peralatan liputan, dari kamera,
lokasi, property, narasumber, reporter dan presenter. Penetapan jangka
panjang waktu kerja (Time Schedule), penyempurnaan naskah
45
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Grasindo, 1997, Hal. 39.
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Berita, Yogyakarta, Duta Wacana University Press,
1994, Hal. 157.
46
54
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati
dan teliti untuk melaksanakan produksi.47
3. Persiapan
Tahap ini pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat menyurat.
Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi
peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diseleksikan menurut jangka waktu kerja (Time Schedule) yang sudah
ditetapkan.48
Untuk meliput suatu berita, terutama di daerah yang berbahaya
atau daerah konflik, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :49
1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap daerah yang akan
diliput, seperti jalan yang aman, pos keamanan, tempat penyewaan
kendaraan (jika perlu), kebiasaan atau peraturan yang berlaku di
lokasi tersebut, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu di
daerah berbahaya.
2. Bersifat antisipasif, dapat bertindak cepat dan tepat.
3. Dokumentasi dan identifikasi, simpan baik-baik ID, paspor, visa,
kartu pers, buku alamat dan sebagainya.
4. Kenakan pakaian dan sepatu yang nyaman, sediakan juga
cadangannya.
5. Perlindungan kesehatan, sediakan perlengkapan P3K.
47
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007,
Hal. 39.
48
Ibid
49
Morissan, Jurnalistik Televisi, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005, Hal. 72.
55
6. Sediakan adanya baterai, peta ataupun kompas.
7. Emosi atau perasaan, jangan memperlihatkan emosi yang
dirasakan, misalnya rasa takut, marah, jijik, dan sebagainya.
8. Penampilan dan posisi aman, jangan berada di daerah yang
berbahaya seperti daerah rawan kebakaran, cari tempat yang aman,
jangan memakai pakaian yang mencolok.
2.4.3
Produksi
Setelah melakukan perencanaan dan persiapan selesai, kemudian
pelaksanaan produksi dimulai. Produser bekerja sama dengan penulis naskah dan
crew lainnya untuk mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
(Shooting Script) menjadi gambar, susunan gambar, yang dapat bercerita.50
Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang
akan diambil di dalam adegan (Scene). Dalam penyutradaraan televisi, perlu dikaji
hubungan antara kebutuhan artistic dan kebutuhan teknis dimana dalam industri
televisi kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single
camera dan multi camera. 51
Disini peran produser, kameraman, dan pencatat waktu sangat penting,
dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik peralatan cahaya di
kamera, suara presenter dengan mempertimbangkan mic dengan benar agar suarasuara yang lain tidak menggangu serta yang lain akan menunjang keberhasilan
50
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007,
Hal. 39.
51
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Jakarta, Grasindo, 2004, Hal. 7.
56
program tersebut. Produksi adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk
auditif bagi radio dan bentuk audio-visual untuk televisi.
Program taping di stasiun televisi merupakan format berita TV yang
direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay).
Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan dan
penyiarannya baru dilakukan. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa
reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara
langsung karena pertimbangan teknis dan biaya. Walaupun siarannya ditunda,
aktualitas dalam suatu program televisi tetap harus terjaga. Durasi bisa
disesuaikan dengan kebutuhan, namun biasanya lebih singkat dari format Live on
Cam.
2.5
Teori Agenda Setting
Dalam program berita, penentuan berita yang akan disiarkan menjadi
faktor utama dalam keberhasilan program tersebut. Penentuan agenda media ini
terdiri dari banyak faktor. Apakah dalam penentuan berita ini ditentukan lebih
banyak oleh agenda media, atau lebih banyak oleh agenda publik. Hubungan
antara agenda media dengan agenda public dan hal-hal apa saja yang
mempengaruhi hubungan tersebut. Tingkat pentingnya suatu berita atau issue
dapat ditujukan dengan penampakan yang menonjol (Head-Line) halaman
pertama, judul yang mencolok, frekuensi pembuatan, rubrik-rubrik utama atau
penyajian yang memiliki nilai berita yang tinggi (konflik).
57
Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (1959) mengatakan “Media massa
memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra
public tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menunjukkan apa
yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui dan dirasakan individu-individu
dalam masyarakat”. 52
Norton Long (1958) mengatakan “dalam beberapa hal, surat kabar adalah
penggerak utama dalam menentukan agenda daerah. Surat kabar memiliki andil
besar dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh sebagian besar orang, apa
pendapat sebagian besar orang tentang fakta yang ada, dan apa yang dianggap
sebagian besar orang sebagai cara untuk menangani masalah”. 53
Teori yang dicetuskan oleh Cohen (1963) ini menyatakan bahwa media
membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting,
dengan ungkapan lain apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap
penting juga oleh publik. Ada hubungan positif antara tingkat penonjolan yang
dilakukan media terhadap suatu persoalan (Issue) dan perhatian yang diberikan
publik terhadap yang ditonjolkan media. “The Media May Be Not Successful At
Telling People What To Think (i.e attitude), But They Are Stunningly Successful In
Telling It’s Audience What To Think About”.54
Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan teori agenda setting ini. Teori ini muncul sekitar tahun 1973.
Teori ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil
52
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, Hal. 22.
Ibid
54
Dr. Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, UPT. Universitas Muhammadiyah
Malang, 2007, Hal. 81.
53
58
memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil
memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kepada
kita pada apa yang harus kita lakukan, media memberikan agenda-agenda melalui
pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Pada teori ini media
mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan megarahkan perhatian masyarakat
pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang
penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita
lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung. Dengan kata lain, agenda media adalah
agenda masyarakat. Memang kita dapat mengatakan tidak ada peristiwa penting
dapat terjadi tanpa liputan media massa. Jika memang media tidak meliputnya, hal
ini berarti tidak penting. Akan tetapi, apakah media hanya memusatkan
perhatiannya pada satu peristiwa yang penting saja atau perhatian media yang
membuat peristiwa itu penting? Sebenarnya, media mengarahkan kita untuk
memusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitakan media. Ini artinya,
media massa menentukan agenda kita. 55
Mengikuti pendapat Chaffe dan Berger (1997) ada beberapa catatan yang
perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini. 56
1. Teori ini mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa
orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
2. Teori ini mempunyai kekuatan memprediksi sebab memprediksi
bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama,
mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting.
55
56
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal. 195.
Ibid
59
3. Teori dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media
yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu
media itu penting.
Sementara itu, Stephen W. Littlejohn (1992) pernah mengatakan, agenda
setting ini beroperasi dalam tiga bagian sebagai berikut :57
1. Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan
memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu
pertama kali.
2. Dalam agenda media banyak hal yang mempengaruhi atau berinteraksi
dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik.
Pernyataan ini memunculkan pertanyaan, seberapa besar kekuatan
media mampu mempengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu
melakukannya.
3. Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda
kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan public yang
dianggap penting bagi individu.
Dengan demikian, agenda setting ini memprediksi bahwa agenda media
mempengaruhi agenda publik, sementara agenda publik sendiri akhirnya
mempengaruhi agenda kebijakan. Untuk lebih memperjelas tiga agenda (agenda
media, agenda khalayak dan agenda kebijakan) dalam teori agenda setting ini, ada
57
Ibid, Hal. 198.
60
beberapa dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh Manheim
(Severin dan Tankard Jr, 1992) sebagai berikut :58
1. Agenda Media terdiri dari dimensi-dimensi berikut.
a. Visibility (visibilitas), yakni jumlah dan tingkat menonjol berita.
b. Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni
relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
c. Valence (valendsi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan
cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
2. Agenda Khalayak, terdiri dari dimensi-dimensi berikut.
a. Familiarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan
topik tertentu.
b. Personal
Salience
(penonjolan
pribadi),
yakni
relevansi
kepentingan individu dengan cirri pribadi.
c. Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak
senang akan topik berita.
3. Agenda Kebijakan terdiri dari dimensi-dimensi berikut.
a. Support (dukungan), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi
suatu berita tertentu.
b. Likelihood Of Action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan
pemerintahan melaksanakan apa yang diibaratkan.
58
Ibid, Hal. 198.
61
c. Freedom Of Action (kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan
yang mungkin dilakukan pemerintah.
Kekuatan media dalam membentuk agenda public sebagian tergantung
pada hubungan media yang bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Jika media
memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit masyarakat, maka kelompok
tersebut akan mempengaruhi agenda media dan pada gilirannya juga akan
mempengaruhi agenda publik. Pada umumnya, para pendukung teori kritis
percaya bahwa media dapat menjadi, atau biasanya menjadi instrument ideology
dominan di masyarakat, dan bila hal itu terjadi, maka ideology dominan itu akan
mempengaruhi agenda publik.
2.6
Rating dan Share
Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran; Strategi
Mengelola Radio dan Televisi menyatakan bahwa peringkat program atau rating
menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial.
Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun
penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang.
Rating menjadi indicator apakah program itu memiliki audien atau tidak. Rating
juga menjadi perhitungan bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan
produk atau jasanya. Dengan demikian, laporan rating memiliki peran yang
menentukan bagi stasiun penyiaran. 59
59
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana,
Jakarta, 2008, Hal. 342.
62
Riset Rating meneliti efektifitas program pada saat ditayangkan di staisun
penyiaran. Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat
penerima televisi atau radio. Tindakan audien terhadap pesawat penerima itu
meliputi
tindakan
memeatikan
(Turn
Off),
menghidupkan
(Turn
On),
memindahkan (Switching) saluran pesawat televisi.
Perusahaan atau lembaga rating memberikan laporan kepada siapa saja
yang bersedia membelinya. Laporan rating dapat diberikan dalam periode harian,
mingguan, bulanan, dan dalam periode beberapa bulan sekali.
Sebelum melakukan riset rating, maka ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan peneliti, yaitu : 1). Penentuan wilayah siaran; 2). Unit penghitungan;
3). Konsep Rating.
1. Penentuan Wilayah Siaran
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penelitian
program media penyiaran adalah menentukan wilayah siaran. Peneliti
harus menentukan secara jelas wilayah geografi siaran dari suatu
stasiun penyiaran yang hendak ditelitinya.
Menurut Head-Sterling (1982), pemerintah suatu negara harus
dapat menciptakan suatu sistem penyiaran nasional yang memiliki
batasan-batasan wilayah siaran yang tegas dan menghindari terjadiinya
tumpang-tindih siaran (Overlaping). Wilayah-wilayah siaran ini
merupakan pasar (Market) bagi para pemasang iklan. Hal ini berarti
wilayah siaran yang jelas akan memudahkan pemasang iklan untuk
63
mempersiapkan strategi iklannya dalam mencapai target audien yang
diinginkannya.
2. Unit Perhitungan
Setelah dapat ditentukan secara jelas suatu wilayah siaran, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan audien. Dalam dunia
penyiaran apa yang disebut satu audien adalah satu rumah tangga atau
satu orang. Dengan demikian, peneliti harus menentukan terlebih
dahulu satuan yang ingin digunakannya, apakah rumah tangga atau
perorangan.
Perhitungan jumlah audien berdasarkan jumlah rumah tangga pada
suatu wilayah, merupakan cara perhitungan yang lebih mudah
dibandingkan
dengan
perhitungan
berdasarkan
jumlah
orang
(individu). Rumah tangga lebih mudah dihitung karena jumlahnya
yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang, serta letaknya yang
berubah-ubah. Keuntungan lain, perhitungan berdasarkan jumlah
rumah tangga karena kegiatan menonton televisi pada umumnya
berlangsung dirumah, sehingga sangat masuk akal jika jumlah rumah
tangga menjadi dasar perhitungan jumlah audien. Namun, perhitungan
audien berdasarkan jumlah rumah tangga juga memiliki kelemahan
dalam hal perhitungan jumlah audien yang tinggal pada satu bangunan
tertentu yang bukan rumah misalnya hotel, barak dan semacamnya.
64
3. Konsep Rating
Pengelola stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli dengan
peringkat atau rating dari suatu program yang ditayangkan di stasiun
penyiarannya. Rating yang tinggi berarti penonton yang lebih banyak
dari jumlah pemasang iklan yang lebih besar.
Sydney Head dan Christopher Sterling mendefinisikan rating sebagai
“A Comparative Estimate Of Set Tuning In Any Given Market”, yaitu
perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang
digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu. Kata “komparattif”
digunakan dalam definisi tersebut karena suatu rating akan
membandingkan estimasi jumlah total audien.
Menurut Head Sterling, bagaimanapun menariknya suatu program
siaran, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh rumah tangga untuk
menyaksikan
program
itu.
Ada
rumah
tangga
yang
tidak
menghidupkan televisinya karena berbagai alasan, misalnya : orangnya
sedang tidur, ada anggota keluarga yang sedang sakit, meninggalkan
rumah untuk bepergian, pesawat televisi yang rusak dan sebagainya.
Rating adalah suatu perkiraan, karena perhitungan didasarkan pada jumlah
pesawat televisi yang digunakan oleh satu kelompok audien yang dijadikan
sampel dan sampel tidak akan pernah menghasilkan ukuran yang mutlak (absolut)
tetapi hanya perkiraan. Rating memberikan suatu perkiraan atas kemungkinan
presentase keseluruhan (total) audien yang menonton suatu program.
65
Share adalah jumlah audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi,
atau bagian dari audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi. Hasil dari
pembagian itu disebut dengan audience share. Share diperoleh dari stasiun
televisi dengan membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi
dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan acara televisi.
Hasil perhitungan audience share ini biasanya lebih disukai pengelola stasiun
televisi untuk menarik pemasang iklan dari pada rating, selain karena angkanya
yang lebih tinggi dari pada rating, juga karena audience share memberikan
informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi suatu televisi
terhadap televisi lainnya. 60
2.7
Produser
Dalam dunia penyiaran khususnya pertelevisian, produser memegang
peranan amat penting dalam perputaran roda produksi acara televisi. Produser
sendiri berasal dari kata bahasa inggris yaitu “To Produce” yang berarti
menghasilkan. Produser berarti orang yang memproduksi sebuah acara televisi,
bukan membiayai atau menenam investasi dalam sebuah produksi acara televisi.
Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan
yang ditetapkan bersama sesuai dengan aspek kreatif maupun manajemen
produksi, sesuai dengan anggaran yang telah disepakati. Sementara definisi lain
menyatakan bahwa produser adalah seseorang yang bertanggung jawab secara
umum terhadap seluruh produksi. Produksi yang dimaksud adalah produksi film,
60
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana,
Jakarta, 2008, Hal. 347.
66
sinetron, dan program acara televisi lainnya. Produser juga terlibat secara tidak
langsung dalam pekerjaan lainnya, seperti pada pencari bakat, penulis scenario,
penyunting gambar dan sebagainya.61
Pada program informasi, terdapat berbagai macam produser yaitu produser
eksekutif yang tugasnya bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang
suatu program secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting, dekorasi atau
latar belakang tampilan suatu program informasi yang akan menjadi ciri khas
program itu. Misalnya gaya pembukaan dan penutupan program, menentukan
siapa presenternya dan detail lainnya. Semua itu dilakukan setelah berkonsultasi
terlebih dahulu dengan direktur pemberitaan dan manajer stasiun televisi.
Produser eksekutif juga melakukan pengawasan terhadap kerja reporter
dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan
dan konsisten dengan ketetapan itu. Ia juga memegang keputusan akhir mengenai
berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan, ia harus memikirkan
bagaimana cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara
(rating) agar tetap baik. Jika peringkat suatu acara turun maka ia harus dapat
memberikan penjelasan mengapa peringkatnya turun dan ia harus memberikan
argumentasi bagaimana cara memperbaiki hal itu.62
Produser pada program informasi, khususnya program berita bertanggung
jawab terhadap suatu program berita. Produser akan memutuskan berita-berita apa
61
Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di dunia Broadcasting Televisi dan Radio,
Laskar Aksara, Bekasi, Hal. 21.
62
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana,
Jakarta, 2008, Hal. 282.
67
saja yang disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita
dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan; apakah voice over (VO),
paket, reader dan lain-lain. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya,
apa yang akan ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir.
Singkatnya, produser bertugas membentuk program beritanya. Jika dirinci lagi
maka terdapat beberapa jenis produser, yaitu : Produser Acara (Show Produser),
Produser Rekanan (Associate Produser), Produser lapangan (Field Produser).
1. Produser Acara63
Produser acara atau sering disebut dengan (Line Produser)
bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program
berita. Ia bertugas untuk memilih berita-berita yang akan disiarkan
pada suatu program berita. Produser acara juga harus bisa memutuskan
berita apa yang akan disiarkan dan ia mempersiapkan segala sesuatu,
agar berita itu dapat ditayangkan.
Produser acara
harus mampu
mempersiapkan susunan berita
(rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan
ditampilkan (apakah itu paket, VO, reader, Grafik dan lain-lain) pada
program berita. Produser harus memperhitungkan waktu tayang
(durasi) dari masing-masing format berita itu, dan juga harus
mempersiapkan urutan beritanya, apa saja yang akan tampil pada
segmen pertama, kedua dan seterusnya. Produser acara harus tanggap
terhadap perkembangan berita. Dalam hal ini struktur rundown dapat
63
Ibid, Hal. 283.
68
berubah sewaktu-waktu. Jika terdapat perkembangan yang dinilai
menarik, produser acara akan mengusulkan kepada koordinator liputan
(korlip) untuk menugaskan reporter meliput peristiwa itu.
2. Produser Lapangan
Produser lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan
dan sesuai namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di
lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun
televisi melakukan liputan langsung (Live). Dia akan mengarahkan
juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk mempersiapkan
wawancara, memberikan masukan kepada reporter mengenai materi
wawancara atau siapa narasumber yang akan diwawancarai.
3. Asisten Produser
Tugas seorang asisten produser antara lain membantu reporter
mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu
yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket
beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas
berikutnya. Dengan kata lain, asisten produser akan mengambil alih
tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin mengerjakannya
sendiri. Asisten produser juga bertugas mengumpulkan gambar yang
dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit
atau microwave.64
64
Ibid, Hal. 285.
Download