12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Siaran Televisi Setiap stasiun televisi pasti memiliki program yang banyak dan beragam, setiap stasiun televisi juga pasti memiliki program unggulannya masing-masing. Namun jenis program tidak selalu sama, ada program informasi dan program hiburan. 2.1.1 Pengertian Program Televisi Televisi banyak memberikan manfaat kepada semua orang melalui program-program yang disiarkan. Mulai dari program yang berfungsi untuk informasi, hingga program yang berfungsi untuk menghibur. Kata program berasal dari bahasa Inggris yaitu Programme atau Program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 10 Program yang dibuat haruslah menarik dan memiliki ciri khas agar mampu bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat, karena bagaimanapun masyarakat yang menentukan bagus tidaknya suatu program dan itu akan berpengaruh terhadap stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan. 10 Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi mengelola Radio dan Televisi, Media Grafika 77, 2008, Hal. 200. 12 13 Menurut Vane-Gross (1994) dalam Morissan (2008) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya. 11 2.1.2 Jenis-Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu :12 1. Program Informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (Informasi) kepada khalayak audien. Program Informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : a). Berita Keras (Hard News) Segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Dalam hal 11 Ibid Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi : Kencana, 2008, Hal. 207-208. 12 14 ini, berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu : a) Straight News adalah suatu berita singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, How). b) Feature berita ringan namun menarik. c) Infoteinment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat. b). Berita Lunak (Soft News) Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (Indepth) namun tidak bersifat segera ditayangkan. Program yang termasuk kategori berita lunak, yaitu : a) Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b) Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. c) Documenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. d) Talk Show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu 15 topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). 2. Program Hiburan Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk : 1. Drama Pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. 2. Sinetron Drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. 3. Film Film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. 4. Permainan (Game Show) Suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik secara individu maupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : a. Quiz Show adalah permainan yang mendekatkan pada kemampuan intelektualitas. 16 b. Ketangkasan adalah peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasan untuk melewati suatu halangan. c. Reality Show adalah menyajikan program ini mencoba situasi seperti konflik, untuk persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. 5. Musik Program music dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video clip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan dilapangan (out door) ataupun di dalam studio (in door). 6. Pertunjukkan Program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi, baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (in door) ataupun di luar ruangan (out door). 2.2 Program Berita Televisi Hampir seluruh stasiun televisi memiliki program berita. Program berita merupakan keharusan bagi stasiun televisi untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas merupakan salah satu fungsi dari televisi. Tidak berbeda dengan program-program lainnya, tayangan berita berlomba-lomba untuk menyajikan informasi yang terbaik kepada masyarakat, tapi program berita seperti apa yang dianggap berhasil. 17 Banyak definisi berita dikemukakan para pakar komunikasi. Namun, kerap kali membingungkan karena berbeda satu sama lain. Perbedaan itu sebetulnya wajar mengingat tidak ada satu pun definisi berita yang baku. Semua sangat tergantung bagaimana kita mencermati berbagai definisi tersebut dan kemudian menarik kesimpulan untuk menjadikannya sebagai batasan berita yang mendekati kesempurnaan. Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcast Journalism Techniques Of Radio and TV News” yang dikutip oleh Arifin S. Harahap dalam bukunya (Jurnalistik Televisi) mengemukakan, “When a dog bites a man, that is not news, but a man bites a dog, that is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana mungkin memberikan batasan berita secara filosofi, bahwa segala sesuatu yang di luar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita. Eric C. Hepwood (1996) dalam buku Arifin S. Harahap (Jurnalistik Televisi) mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting dan menarik.13 Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta, peristiwa atau pendapat yang actual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik : surat kabar, majalah, radio dan TV. 13 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis Berita, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 3. 18 2.2.1 Pengertian Program Berita Televisi Berita TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan/narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topic berita dan mampu memikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah primadona atau paling utama daripada narasi. Berita TV merupakan suatu peristiwa yang mengandung unsur penting dan menarik bagi pemirsa televisi. Sebuah berita tidak selalu harus ada setelah peristiwa terjadi. Karena pernyataan berita baru pasti ada setelah terjadi sebuah peristiwa, dikritik oleh James M Neal dan Suzzane S. Brown.14 Informasi dikatakan penting jika mengandung unsur keamanan, uang maupun gangguan. Kemanan apabila menyangkut nyawa maupun harta yang berharga bagi seseorang. Uang apabila informasi menyangkut kondisi keuangan masyarakat, dan gangguan apabila berita menyangkut hal-hal yang dapat mengganggu aktifitas kehidupan mereka. Dikatakan menarik apabila informasi tersebut bersifat unik, mampu membangkitkan kekaguman rasa lucu atau humor atau informasi mengenai pilihan hidup.15 Fred Morris dalam bukunya “Broadcast Journalism Techniques Of Radio and TV News” mengatakan “news is immediate, the important, the things that have impaction our lives”. Artinya adalah sesuatu yang baru penting dan dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. 16 14 Morissan, Jurnalistik Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita Televisi. Hal. 2. Ibid, Hal. 3. 16 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 3. 15 19 Berita adalah informasi tetapi tidak semua informasi adalah berita. Jadi, definisi berita adalah informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak audien.17 Berita TV dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :18 1. Berita Fakta Peristiwa Berita fakta peristiwa laporan tentang segala sesuatu peristiwa sebagaimana adanya, misalnya kebakaran, bencana alam dan kecelakaan. Berita ini disusun hanya berdasarkan pengamatan wartawan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). 2. Berita Fakta Pendapat Berita fakta pendapat adalah laporan tentang pernyataan/pendapat manusia mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya, pendapat pakar mengenai implikasi kenaikan BBM. Berita ini disusun hanya berdasarkan tanggapan saja dan tidak ada peristiwanya. 3. Berita Fakta Peristiwa dan Fakta Pendapat Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten mengenai fakta peristiwa tersebut. Misalnya, ratusan ribu TKI dari negeri Jiran kembali ke tanah air. Berita peristiwa tersebut disisipi dengan pendapat berbagai kalangan mengenai masalah itu, misalnya komentar 17 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita: Kencana, 2008, Hal. 8. 18 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi : Teknik Memburu dan Menulis Berita, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 5. 20 TKI. Jadi, berita ini disusun berdasarkan fakta peristiwa dan disisipi tanggapan manusia yang berkompeten mengenai masalah itu. 2.2.2 Jenis Berita Berdasarkan karakternya, berita dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :19 1. Berita Langsung (Straight / Hard / Sport News) Berita langsung digunakan untuk menyampaikan berita penting yang secepatnya harus diketahui khalayak. Aktualitas merupakan unsur yang penting dari berita langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi tidak bernilai untuk berita langsung. 2. Berita Ringan (Soft News) Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberitahukan, tetapi mengenai sesuatu yang menarik. Berita ini biasa diambil “sisi lain” suatu kejadian yang penting. Berita ringan cocok dimuat di majalah karena tidak terikat unsur aktualitas dan biasanya berita ringan dapat menyentuh perhatian dan emosi pembaca. 3. Berita Kisah (Feature) Berita kisah adalah tulisan tentang kejadian yang dapat menyentuh perasaan atau menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan lengkap dan mendalam. Nilainya ditekankan pada unsur manusiawi, sekaligus dapat menambah pengetahuan pembaca. 19 Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005, Hal. 31-32. 21 Menurut Fred Wibowo dalam bukunya “Teknik Produksi Program Televisi” berita dibagi menjadi dua yaitu :20 1. Berita Harian Berita Harian atau berita hangat adalah berita yang perlu segera ditampilkan kepada masyarakat. Berita semacam ini sangat terikat waktu aktual yang singkat. Berita hangat biasanya bersifat linier dan langsung (Straight News). Di samping bentuk Straight News (berita langsung), berita harian dapat pula berbentuk Indepth News atau berita mendalam. Berdasarkan sifat dan kekuatan materi beritanya Straight News dapat berupa Soft News (berita lunak). Artinya, berita-berita yang bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum yang penting di masyarakat. Misalnya, kegiatan pengembangan daerah kegiatan masyarakat dan Human Interest. Hard News adalah berita yang mengandung konflik dan member sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasyhur (terkenal). Misalnya: korupsi dari pejabat tinggi Negara, konflik politik antara menteri dan orang berpengaruh di masyarakat, dan lain-lain. Spot News adalah berita singkat dan penting yang memberikan informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Apabila suatu berita penting, berita itu dapat disiarkan segera tanpa menunggu program berita dan menghentikan siaran yang sedang berlangsung. Berita semacam ini 20 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 135. 22 disebut Breaking News atau semacam Stop Press di dalam surat kabar atau tabloid. Berita harian yang berbentuk Indepth News atau berita mendalam, menyajikan berita secara lebih lengkap dan bersifat multilinear. Kejadian yang memiliki nilai berita, disajikan dengan mengetengahkan berbagai aspek, latar belakang, hubungan dengan konteks yang lebih luas, dan menempatkan kejadian atau fakta itu dalam kaitan dengan berbagai kemungkinan kejadian-kejadian lain. Berita mendalam (Indepth News) yang mencoba menyikapi hal-hal yang ditutup-tutupi dan menyelidiki fakta-fakta yang tersembunyi disebut berita Investigatif. 2. Berita Berkala Berita yang bersifat Time Less (tidak terkait waktu) memiliki kemungkinan-kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan mendalam. Sajiannya juga dapat diolah secara lebih artistik. Oleh karena itu, model berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang artistik. Format dari karya jurnalistik berupa program documenter, feature, dan magazine. Ketiga program itu memiliki kemasan dan tata laksana produksi yang spesifik. Berita tentang mode dan perkembangannya, termasuk event mode show yang terjadi, berita olahraga lengkap dengan tinjauan pertandingan mingguan. Sering hanya di satu cabang olahraga saja, sering beberapa cabang olahraga sekaligus. 23 2.2.3 Nilai Berita Dalam memilih materi berita terdapat batasan-batasan atau pertimbangan- pertimbangan. Dengan alasan agar berita tersebut menarik, karena berita sesungguhnya memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Nilai berita yang tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan sebagai berikut :21 1. Timelines, artinya tepat waktu. Berita harus disiarkan secepat mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. 2. Proximity, artinya kedekatan. Kedekatan disini berarti dekat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya. 3. Prominence, artinya orang yang terkemuka. Semakin terkenal seseorang, maka semakin menarik berita mengenainya. 4. Consequence, artinya konsekuensi atau akibat. Segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan berita yang menarik. 5. Conflict, (konflik) merupakan bagian yang terjadi dalam kehidupan yang memiliki nilai berita yang sangat tinggi. 6. Development, artinya pembangunan. Berita tentang keberhasilan dan kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diulas secara baik. 21 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Hal. 29-40. 24 7. Disaster (bencana) dan Crimes (criminal) merupakan berita yang sangat menarik karena menyangkut keselamatan orang. 8. Weather (cuaca) karena mempengaruhi kegiatan masyarakat. 9. Sport (olahraga). Berita olahraga memiliki daya tarik tersendiri terutama jika berlangsung peristiwa olahraga besar, seperti piala dunia dan sebagainya. 10. Human Interest. Artinya informasi yang dapat menyentuh perasaan, pendapat dan pikiran manusia. Untuk Indonesia, masih ada satu unsur lagi yang perlu diperhatikan yakni unsur security, yakni keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu berita apabila dilihat dari sisi keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu berita apabila dilihat dari sisi keamanan dapat membahayakan stabilitas Negara, berita tersebut tidak layak untuk ditayangkan. Jadi, informasi yang dapat menimbulkan SARA dapat menyulut kerusuhan dan merugikan stabilitas nasional harus dihindari. 2.2.4 Sumber Berita Stasiun TV tidak hanya menunggu berita yang datang. Stasiun TV harus mengejar berita dan untuk itu mereka harus memiliki reporter TV. Namun, selain berita stasiun TV membutuhkan gambar dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (Camera Person). Keunggulan televisi dibandingkan dengan media yang lainnya adalah pemirsa dapat melihat peristiwa yang terjadi karena berita yang dibacakan oleh penyiar didampingi dengan gambar. 25 Bagi televisi gambar adalah segala-galanya dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang dapat menunjang berita yang akan ditulisnya. 22 Kredibilitas stasiun TV yang dibangun dengan susah payah akan turun drastis dalam semalam, jika tim liputannya gagal mendapatkan dari suatu peristiwa penting. Sumber berita TV terdiri dari :23 1. Reporter Sumber berita terpenting bagi stasiun TV adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan. Beberapa stasiun televisi besar dengan skala internasional mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan di berbagai negara di seluruh dunia. 2. Pelayanan Darurat Reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Reporter tidak hanya menunggu penugasan yang akan diberikan kepadanya namun ia juga harus mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita yang penting. Reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat, seperti : polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (gawat darurat), pusat informasi cuaca; terutama saat musim hujan, badan SAR (Search and Rescue) dan lain-lain. Informasi yang diperoleh dari unit pelayanan darurat diatas dapat menjadi sumber berita bagi televisi. 22 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita, Kencana, 2008, Hal. 10. 23 Ibid, Hal. 11. 26 3. Kontak Publik Kontak public adalah orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi oleh semua orang (Public) untuk dimintakan keterangan terkait dengan organisasi atau profesi mereka. Narasumber ini dapat berasal dari organisasi pemerintah, non-pemerintah, serikat buruh, kelompok oposisi (penekan) atau pengamat, dan kalangan perguruan tinggi. 4. Kontak Pribadi Kontak pribadi adalah milik berharga seorang reporter. Reporter biasanya memiliki kontak pribadi dengan sumber-sumber berita yang terdiri atas pejabat, tokoh masyarakat atau orang-orang yang bekerja diberbagai lembaga pemerintah dann non-pemerintah. Seorang reporter biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan sudah saling mempercayai. Disebut kontak pribadi karena nomor telepon mereka tidak tersedia untuk dapat diakses oleh masyarakat sebagaimana kontak public. 5. Kantor Berita Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita yang paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau beberapa kantor berita. 27 6. Siaran Pers Siaran pers (Press Release) adalah informasi atau pernyataan (Statement) Yang dikirimkan ke media massa dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari berbagai lembaga seperti : organisasi local dan internasional, kantor-kantor asing, kelompok penekan (oposisi), lembaga non-pemerintah dan lain-lain. Siaran pers dikeluarkan untuk menimbulkan citra yang baik atas suatu organisasi. 7. Jumpa Pers Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus namun merupakan sumber gambar yang buruk. 8. Pemirsa Namun sekarang banyak stasiun televisi yang menghubungi sebuah stasiun televisi untuk memberikan informasi atau berita penting kepada stasiun televisi tersebut. Karena merasa dengan menyampaikan kepada stasiun televisi maka berita tersebut akan cepat disampaikan. 9. Saksi Mata Saksi mata merupakan salah satu sumber informasi yang baik di dalam mendapatkan berita. Karena saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun seringkali para saksi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau terguncang dengan peristiwa yang dialaminya, sehingga reporter tidak bisa 28 sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang objektif. 10. Media Lainnya Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan berita atau newsroom perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Sudah seharusnya bila setiap stasiun televisi berlangganan surat kabar yang terbit di Ibukota dan surat kabar local yang dianggap berwibawa. 11. Beberapa Catatan Reporter mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti yang dijelaskan diatas. Jika informasi yang diperoleh itu sama, tentunya tidak akan menjadi masalah. Namun, cukup banyak informasi yang diperoleh itu berbeda-beda antara satu sumber dengan sumber yang lainnya, untuk itu reporter perlu memberi penjelasan siapa yang mengatakannya. Jika reporter memiliki nama dari sumbernya, maka sebaiknya disebutkan dalam berita. Dengan demikian pemirsa TV akan dapat memutuskan seberapa penting informasi tersebut bagi mereka dan kira-kira seberapa akurat berita tersebut. Stasiun televisi sebaiknya memiliki perpustakaan yang menyimpan berbagai referensi berupa buku, petunjuk wisata, klipping atau naskah-naskah. 29 2.3 Strategi Setiap program pasti memiliki strategi agar program tersebut dapat ditonton dan diminati oleh banyak orang. Untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, program berita harus memiliki strategi khusus agar tayangan dapat disukai oleh penonton. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 24 Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya, bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya.25 Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audien diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin berisiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.26 Sebagai sebuah kata mungkin memiliki usia kata yang lebih tua dari istilah managemen. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa 24 Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, Rosdakarya, 2000 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, 2008, Hal. 305. 26 Ibid, Hal. 306. 25 30 Yunani, yaitu “Strategos” ini berasal dari kata “Stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkie Filmansyah, 2005:8).27 Oxford English Dictionary memperkuat pernyataan bahwa strategi dalam konteks bahasa lebih dekat dengan bidang kemiliteran. Strategi menurut Oxford English Dictionary mengandung arti sebagai “The Art Of Commander-In-Chef: The Art Of Projecting And DirectingThe Larger Military Movements And Operations Of A Campaign” yang artinya “seni seorang panglima tertinggi: seni memproyeksikan dan mengarahkan gerakan-gerakan yang lebih besar dari militer dan pengoperasian suatu kampanye”.28 Strategi produksi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktik dan tujuan atau perencanaan awal sebelum proses produksi Inside dilaksanakan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktuwaktu tergantung pada situasi dan kondisi. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategia” yang artinya kepemimpinan (Leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).29 Tokoh yang memiliki andil besar dalam mempopulerkan dan memperkuat konsep-konsep untuk strategi bisnis baru dimulai pada era 1960-an, yaitu Kenneth 27 Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 15. 28 Ibid 29 Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Bandung: Rekayasa Sains, 2005, Hal. 18. 31 Andrews, Igor Ansoff, dan Alfred Chandler. Berikut merupakan penjelasan Strategi menurut para ahli :30 Menurut (Chandler, 1962) strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Stratgei juga secara kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan maneuver teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan (Faulkner dan Johnson, 1992). Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang beruubah dan secara khusus dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan Stakeholder (Johnson dan Scholes, 1993).31 Strategi menurut (Richardson dan Thompson, 1999) memiliki dua elemen utama, yaitu : harus ada sasaran strategis (yakni sesuatu yang diharapkan dapat dicapai oleh strategi), dan harus ada rencana tindakan (yakni cara yang diusulkan untuk memenuhi sasaran). 30 Triton P.B, Manajemen Stratgeis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 15. 31 Ibid, Hal. 15. 32 Amstrong (2003:39-42) juga menambahkan dalam buku The Art Of HRD bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategis. Pertama, strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai tujuan, dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. Kedua, strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau faktor keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada perilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau meyesuaikan sumber daya dengan peluang (Strategi berbasis sumber daya), sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis sumber dayanya. 32 Berdasarkan sekumpulan definisi diatas, maka strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana, tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi. Oleh karena itu, maka dibuatlah beberapa tahapan agar strategi ini dapat berjalan dengan baik. 32 Ibid, Hal. 15. 33 2.3.1 Tahapan Penyusunan Strategi Penyusunan strategi memerlukan tahapan-tahapan tertentu untuk dipenuhi. Sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu : 1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan Seleksi mendasar dan kritis terhadap permasalahan dilakukan berdasarkan faktor internal maupun eksternal yang menjadi penyebab permasalahan individu atau organisasi. Langkah-langkah seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan adalah : a) Mengidentifikasi dan menginvestasi seluruh permasalahan. b) Mengidentifikasi dan mengelompokkan masing-masing permasalahan berdasarkan faktor internal dan eksternal. c) Mengurutkan permasalahan berdasarkan tingkat kepentingannya. d) Menentukan skala prioritas penyelesaian masalah berdasarkan kuadran prioritas menurut kepentingan dan urgensi yang telah diurutkan. 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis33 Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital, karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Tujuan dasar dan sasaran strategis yang dirumuskan jangan sampai bertentangan dengan arah cakupan dan perspektif jangka panjang secara keseluruhan dari suatu organisasi atau individu. Apabila salah menentukan 33 Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 15. 34 tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula pemilihan alat ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi. Ini merupakan kesalahan fatal dalam merumuskan strategis, karena penyusunan strategi lanjutannya hanya menjadi pekerjaan sia-sia dan kontra produktif. 3. Menyusun perencanaan tindakan (Action Plan) Rencana tindakan sering juga disebut dengan cara operasional. Perencanaan tindakan adalah kegiatan penyusunan langkah-langkah yang operasional, untuk mencapai hasil-hasil yang telah dirumuskan dalam strategi. Berdasarkan pengertian ini, maka kata kunci yang penting dalam membuat rencana tindakan adalah operasional. Suatu rencana mungkin dinilai baik secara konseptual atau di belakang meja, tetapi belum tentu dapat dilakukan dilapangan. Suatu rencana mungkin menunjukkan keberhasilan di suatu tempat ketika di terapkan, namun ternyata belum tentu berhasil di tempat yang berbeda. Setidaknya ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana tindakan atau action plan, yaitu : a) Meninjau kembali langkah-langkah dalam rencana strategis yang mungkin diterapkan. b) Mengidentifikasi dan menginventarisasi faktor-faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat tingkat keberhasilan rencana konsepsional. 35 c) Berdasarkan perhitungan dan pertimbangan atas faktor-faktor operasional di lapangan yang telah teridentifikasi, selanjutnya harus disusun sedikitnya 3 variasi rencana tindakan, yaitu : 1. Rencana A, yang mendasar pada kemungkinan suksesnya operasional sesuai perhitungan di “belakang meja”. 2. Rencana B, alternative, kemungkinan disebut yaitu rencana rencana terjadinya modifikasi atau yang rencana mendasar terhadap hambatan-hambatan terhadap kelancaran rencana di “belakang meja” oleh faktor-faktor operasional dilapangan. 3. Rencana C, atau rencana darurat yaitu rencana yang bersifat semi spontan atau bahkan spontan di lapangan yang dilakukan apabila segala sesuatu yang dirancanakan di “belakang meja” menjadi berantakan oleh satu atau lebih faktor operasional yang berisiko fatal. 4. Menyusun rencana penyumberdayaan Rencana alokasi sumber daya dilakukan untuk mendukung keberhasilan atas setiap alternative rencana tindakan, baik alokasi sumber daya untuk rencana A, rencana B, rencana C. Rencana sumber daya (Resources Plan) menurut isinya mencakup rencana alokasi sumber daya manusia dan rencana alokasi sumber daya instruktur. 36 Rencana tindakan untuk alokasi sumber daya manusia menurut (Amstrong:2003:282) mencakup empat tahapan, yaitu : 1. Perekrutan. 2. Pelatihan. 3. Pengurangan Karyawan. 4. Peningkatan Fleksibilitas. 5. Mempertimbangkan keunggulan Perencanaan strategis pada akhirnya mempertimbangkan keunggulan. Namun, jauh sebelum disusunnya perencanaan strategis memang sudah harus didefinisikan keunggulan-keunggulan yang ada pada suatu entitas. Keunggulan organisasi berdasarkan keberadaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keunggulan internal dan keunggulan eksternal. Keunggulan internal adalah segala kemampuan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh sebuah organisasi untuk memperkuat daya saingnya. Keunggulan organisasi eksternal adalah segala peluang organisasi untuk memanfaatkan akses dari pihak lain dan lingkungan sekelilingnya dalam upaya untuk mencapai perkembangan yang lebih baik dan memperkuat daya saing. 6. Mempertimbangkan keberlanjutan Pertimbangan keberlanjutan dalam penyusunan strategi dapat disebut sebagai langkah penilaian terakhir atas keandalan dan kemantapan strategi. Strategi yang handal tentunya strategi yang mampu melewati berbagai kendala dan tantangan dalam implementasinya. Kemantapan strategi dapat 37 diukur dari konsistensi terhadap fleksibilitas dan stabilitas untuk diterapkan dalam situasi sesulit apapun. 2.3.2 Manajemen Strategis Manajemen strategis sebenarnya dapat diterapkan, tidak hanya dalam konteks organisasi dan perusahaan. Namun, dapat pula diterapkan dalam konteks individu sebagai pribadi yang selalu meningkatkan eksistensinya, maupun bagi individu dalam konteks bagian dari visi perusahaan. Beberapa pengertian tentang manajemen strategis menurut para ahli dapat dipaparkan sebagai berikut :34 1. Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L., 2003). 2. Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan mmperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaan dari hasil perencanaan strategis tersebut (YIPD, 2004). 3. Manajemen strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau jumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses 34 Triton P.B, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 25. 38 manajemen strategis adalah dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan (Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, 1997). 4. Manajemen strategis adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang di desain untuk mencapai sasaran organisasi (Pearce dan Robinson, 1988). 5. Manajemen strategis berarti manajer melihat ke muka pada sesuatu yang akan dicapai di masa yang akan datang (Amstrong, 2003). Kajian manajemen strategis dalam konteks perusahaan, menjadi kebutuhan penting. Bahkan perusahaan mapan yang telah lama menjadi ikon dan memimpin para kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap manajemen strategis dapat menyebabkan perusahaan gagal mengantisipasi perkembangan jaman, apalagi menciptakan perubahan. Untuk mendapatkan gambaran manajemen strategis secara utuh, maka organisasi antara lain perlu menyelenggarakan berbagai pelatihan dan senantiasa menambah jam terbang, sehingga diharapkan memperkuat kemampuan administratif, fungsional dan operasional. Berbagai upaya pengembangan kompetensi administratif. 39 2.3.3 Strategi Program35 Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal. Program siaran televisi juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audien dirumah atau dimana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terusmenerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran, maka dari itu sebuah media penyiaran harus mempunyai strategi khusus agar dapat menarik perhatian audien. Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab jika mengikuti saluran itu. Menurut Head-Sterling (1982), stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun itu sendiri (Inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (Outflow), diantaranya : 1. Head to Head Stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan yang programnya sama dan sejenis untuk pindah ke stasiun televisi sendiri yang disiarkan berbarengan. Jika program itu tidak cukup kuat bersaing, maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. Jenis 35 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta : Kencana, 2008, Hal. 307. 40 program yang sering bersaing secara Head to Head ini biasanya adalah program berita. 2. Program Tandingan Strategi untuk menarik audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. 3. Blocking Program Strategi ini dilakukan, dengan mempertahankan audien agar tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya, menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam. Bagi pertandingan sepak bola, disusun program diskusi atau analisis pertandingan yang akan dimainkan sebelum pertandingan dimulai, kemudian setelah oertandingan selesai dilanjutkan dengan kuis interaktif mengenai sepak bola. 4. Pendahuluan Kuat Strategi yang dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran. Misalnya, menyajikan program berita lokal atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran Day Time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita Nasional. 41 5. Strategi Buaian Strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Misalnya, menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan. 6. Penghalangan (Stunting) Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara tepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang. 7. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan programprogram yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Pada umumnya audien sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya, perubahan jadwal program akan membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audien. Dalam menentukan jadwal penayangan suatu acara, ada baiknya ditentukan atas dasar perilaku audien yang rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan menonton televisi pada jam tertentu. Sedangkan, dalam menyusun jadwal acaranya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu. 42 Menurut Irwin Starr dan Shelley Markoff, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program, yaitu :36 1. Berpikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda, yaitu pemirsa dan pemasang iklan. 2. Pengelola media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah efektif untuk memasarkan suatu produk. 3. Pengelola media penyiaran harus mengaggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa. 4. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau menyaksikan acara yang disuguhkan. 5. Pengelola media penyiaran lokal harus pula berpikir secara lokal. Kebersihan suatu program tergantung pada perencana dan pelaksana strateginya. Namun, perlu diingat bahwa dalam membuat strategi penyiaran harus tetap berpedoman pada undang-undang penyiaran dan kode etik yang berlaku, sehingga tidak akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak. 36 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, Kencana, Hal. 247-248. 43 2.3.4 Strategi Dasar Produksi George R. Terry (1977) menyatakan, “manajemen adalah suatu proses yang berbeda, terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya”. 37 Secara umum di dalam sebuah organisasi atau perusahaan memiliki tujuan. Untuk itu, diperlukan manajemen yang memiliki Planning, Organizing, Actuating dan Controlling untuk mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan. Begitu pun dalam menyusun strategi dasar untuk memproduksi program televisi, manajemen berperan penting dalam sebuah organisasi untuk mengkoordinasikan aspek-aspek yang berkaitan dengan produksi televisi (manusia dan juga alat yang akan digunakan). Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajer umum melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu :38 1. Planning (Perencanaan) Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. 37 Yayat Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Grasindo, Jakarta, 2001, Hal. 3. Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, Kencana, 2008, Hal. 130. 38 44 Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan visi dan misi atau maksud organisasi. Visi adalah cita-cita atau harapan untuk mewujudkan suatu keadaan atau situasi yang ideal di masa depan. Sedangkan misi secara bahasa memiliki dua pengertian dasar yaitu maksud atau tujuan yang ingin dicapai dan pekerjaan penting yang harus dilakukan. Dengan demikian, misi memiliki pengertian sebagai maksud atau tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian tindakan atau pekerjaan yang harus dilakukan. Perencanaan strategis (Strategic Planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan penetapan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijakan telah diimplementasikan. Dalam hal ini, perencanaan strategis stasiun penyiaran meliputi kegiatan :39 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program penyiaran. 2. Melakukan identifikasi dan sasaran (target) audien. 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih. 4. Memutuskan strategi yang akan digunakan. 39 Ibid, Hal. 136. 45 Dalam hal ini, harus terdapat hubungan yang erat atas seluruh tujuan program penyiaran yang sudah ditetapkan, audien yang ingin dituju dan juga strategi yang dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu hasil tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran yang sudah ditetapkan. Proses perencanaan dan penetapan program penyiaran mencakup langkah-langkah sebagai berikut :40 1. Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tugas yang akan dilaksanakan. 2. Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan dimana pengelola media penyiaran harus mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian yang dimiliki. 3. Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektifitas (Indicators of Effectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan. 4. Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai. 5. Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkahlangkah sebagai berikut : a. Menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. 40 George L. Morrisey, Management by Objectives and Result for Business dan Industry dalam buku Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta, Kencana, 2008, Hal. 136. 46 b. Penjadwalan (Scheduling) menentukan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran. c. Anggaran (Budgeting) menentukaan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. d. Pertanggung jawaban, menetapkan siapa yang akan mengawasi pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai atau belum. e. Menguji dan merevisi rencana sementara (Tentative Plan) sebelum rencana tersebut dilaksanakan. 6. Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi. 2. Organizing (Pengorganisasian)41 Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan 41 Ibid, Hal. 142. 47 organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individual dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan. Struktur organisasi stasiun penyiaran berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Setiap bagian dari struktur organisasi itu harus memiliki posisi atau pekerjaan yang jelas. Ini penting untuk memahami batas wewenang dan tanggung jawab di antara para manajer. Selain itu, struktur organisasi harus jelas memperlihatkan pembagian tanggung jawab dari setiap bagian (setiap manajer) dalam struktur organisasi penyiaran tersebut. Menurut Peter Pringle dan rekan (1991), kegiatan mengorganisasikan adalah proses pengaturan sumber daya manusia dan materi dalam suatu struktur formal dimana tangguung jawab diberikan kepada berbagai unit, posisi dan personel tertentu. Proses ini memungkinkan konsentrasi dan koordinasi kegiatan dan pengawasan terhadap upaya-upaya untuk mencapai tujuan media penyiaran. 3. Actuating (Pengarahan)42 Setelah perencanaan dan pengorganisasian, kemudian melakukan pengarahan dan penggerakan agar para karyawan merasa nyaman menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Fungsi pengarahan dapat memberikan pengaruh atau mempengaruhi yang tertuju pada upaya 42 Soekarno K., Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, Penerbit Miswar, 1982, Hal. 66. 48 untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu : a. Pemberian motivasi, ialah semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun penyiaran. b. Komunikasi, adalah cara yang digunakan pimpinan agar karayawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. d. Pelatihan, mencakup manajer umum harus memastikan bahwa pelatihan diberikan dan diawasi oleh personel yang kompeten. Salah satu keuntungannya adalah pemberian kesempatan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi perkembangan atau kemajuan stasiun penyiaran. 49 4. Controlling (Pengawasan)43 Menurut Robert J. Mockler (1972), pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Melalui perencanaan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. 2.4 Faktor Penting Dalam Memproduksi Program Televisi Berdasarkan strategi dasar produksi tadi, maka seorang produser dituntut untuk dapat menghasilkan program yang bagus dan baik. Sebelum melakukan produksi maka produser akan dihadapkan oleh materi produksi. Produser harus dapat menentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan, yang kemudian akan lahirnya ide dan gagasan. 43 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, 2008, Hal. 159. 50 Merencanakan sebuah produksi program, seorang produser akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam; yaitu materi produksi, sarana produksi (Equipment), biaya produksi (Financial), organisasi pelaksanaan produksi dan tahapan pelaksanaan produksi. 44 A. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi, dimungkinkan oleh pengalaman pendidikan dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak menentukan kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi sangat menentukan pilihan materi produksi. Ada hal lain yang perlu dicermati yaitu melakukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi produksi itu lengkap. Semakin lengkap data yang diperoleh, semakin mudah diolah menjadi program yang baik. Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk menjadi suatu program. Lalu tema yang diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Dari treatment akan diciptakan naskah atau langsung dilaksanakan produksi program. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan, sehingga menghasilkan program yang baik. 44 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 23. 51 B. Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang penting terwujudnya ide menjadi konkret. Sarana produksi berkaitan dengan alat yang akan digunakan saat proses produksi. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari tiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser. Selebihnya peralatan yang berfungsi sebagai penunjang produksi. Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program yang akan diproduksi. Di dalam perencanaan, daftar peralatan (Equipment List) sangat perlu unutk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab, jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (Crew) dan perencanaan anggaran produksi (Production Budget). Pada dasarnya, alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsungnya proses kreatif dalam produksi. C. Biaya Produksi Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Perencanaan Budget dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu : 52 1. Financial Oriented Financial Oriented merupakan perencanaan produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada atau produksi dengan keuangan yang terbatas. Misalnya, tidak menggunakan artis kelas satu yang pembayarannya mehal, tidak menggunakan lokasi shooting yang jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. 2. Quality Oriented Quality Oriented merupakan perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi ini diharapkan mendatangkan keuntungan yang besar dan menjadi produksi yang sangat bernilai bagi masyarakat. D. Organisasi Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang. Agar pelaksanaan shooting berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser. Selain untuk memperlancar pelaksanaan shooting, organisasi pelaksanaan produksi juga berfungsi untuk mengefisienkan waktu. Agar ketika produksi tidak menghambat jalannya produksi karena dapat merugikan waktu dan uang. Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. 53 2.4.1 Tahap Pelaksanaan Produksi Semua produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan suatu program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut Standart Operating Procedure (SOP), seperti di bawah ini :45 2.4.2 Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Proses pra-produksi adalah dari rapat redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan evaluasi. Tahap ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan akan berjalan lancar. Tahap Pra-Produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini :46 1. Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2. Perencanaan Tahapan ini meliputi persiapan seluruh peralatan liputan, dari kamera, lokasi, property, narasumber, reporter dan presenter. Penetapan jangka panjang waktu kerja (Time Schedule), penyempurnaan naskah 45 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Grasindo, 1997, Hal. 39. Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Berita, Yogyakarta, Duta Wacana University Press, 1994, Hal. 157. 46 54 merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti untuk melaksanakan produksi.47 3. Persiapan Tahap ini pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diseleksikan menurut jangka waktu kerja (Time Schedule) yang sudah ditetapkan.48 Untuk meliput suatu berita, terutama di daerah yang berbahaya atau daerah konflik, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :49 1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap daerah yang akan diliput, seperti jalan yang aman, pos keamanan, tempat penyewaan kendaraan (jika perlu), kebiasaan atau peraturan yang berlaku di lokasi tersebut, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu di daerah berbahaya. 2. Bersifat antisipasif, dapat bertindak cepat dan tepat. 3. Dokumentasi dan identifikasi, simpan baik-baik ID, paspor, visa, kartu pers, buku alamat dan sebagainya. 4. Kenakan pakaian dan sepatu yang nyaman, sediakan juga cadangannya. 5. Perlindungan kesehatan, sediakan perlengkapan P3K. 47 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007, Hal. 39. 48 Ibid 49 Morissan, Jurnalistik Televisi, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005, Hal. 72. 55 6. Sediakan adanya baterai, peta ataupun kompas. 7. Emosi atau perasaan, jangan memperlihatkan emosi yang dirasakan, misalnya rasa takut, marah, jijik, dan sebagainya. 8. Penampilan dan posisi aman, jangan berada di daerah yang berbahaya seperti daerah rawan kebakaran, cari tempat yang aman, jangan memakai pakaian yang mencolok. 2.4.3 Produksi Setelah melakukan perencanaan dan persiapan selesai, kemudian pelaksanaan produksi dimulai. Produser bekerja sama dengan penulis naskah dan crew lainnya untuk mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (Shooting Script) menjadi gambar, susunan gambar, yang dapat bercerita.50 Dalam pelaksanaan produksi ini, produser menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (Scene). Dalam penyutradaraan televisi, perlu dikaji hubungan antara kebutuhan artistic dan kebutuhan teknis dimana dalam industri televisi kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera. 51 Disini peran produser, kameraman, dan pencatat waktu sangat penting, dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik peralatan cahaya di kamera, suara presenter dengan mempertimbangkan mic dengan benar agar suarasuara yang lain tidak menggangu serta yang lain akan menunjang keberhasilan 50 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007, Hal. 39. 51 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Jakarta, Grasindo, 2004, Hal. 7. 56 program tersebut. Produksi adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan bentuk audio-visual untuk televisi. Program taping di stasiun televisi merupakan format berita TV yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan dan penyiarannya baru dilakukan. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya. Walaupun siarannya ditunda, aktualitas dalam suatu program televisi tetap harus terjaga. Durasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, namun biasanya lebih singkat dari format Live on Cam. 2.5 Teori Agenda Setting Dalam program berita, penentuan berita yang akan disiarkan menjadi faktor utama dalam keberhasilan program tersebut. Penentuan agenda media ini terdiri dari banyak faktor. Apakah dalam penentuan berita ini ditentukan lebih banyak oleh agenda media, atau lebih banyak oleh agenda publik. Hubungan antara agenda media dengan agenda public dan hal-hal apa saja yang mempengaruhi hubungan tersebut. Tingkat pentingnya suatu berita atau issue dapat ditujukan dengan penampakan yang menonjol (Head-Line) halaman pertama, judul yang mencolok, frekuensi pembuatan, rubrik-rubrik utama atau penyajian yang memiliki nilai berita yang tinggi (konflik). 57 Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (1959) mengatakan “Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra public tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat”. 52 Norton Long (1958) mengatakan “dalam beberapa hal, surat kabar adalah penggerak utama dalam menentukan agenda daerah. Surat kabar memiliki andil besar dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh sebagian besar orang, apa pendapat sebagian besar orang tentang fakta yang ada, dan apa yang dianggap sebagian besar orang sebagai cara untuk menangani masalah”. 53 Teori yang dicetuskan oleh Cohen (1963) ini menyatakan bahwa media membentuk persepsi atau pengetahuan publik tentang apa yang dianggap penting, dengan ungkapan lain apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh publik. Ada hubungan positif antara tingkat penonjolan yang dilakukan media terhadap suatu persoalan (Issue) dan perhatian yang diberikan publik terhadap yang ditonjolkan media. “The Media May Be Not Successful At Telling People What To Think (i.e attitude), But They Are Stunningly Successful In Telling It’s Audience What To Think About”.54 Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali memperkenalkan teori agenda setting ini. Teori ini muncul sekitar tahun 1973. Teori ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil 52 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, Hal. 22. Ibid 54 Dr. Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, UPT. Universitas Muhammadiyah Malang, 2007, Hal. 81. 53 58 memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kepada kita pada apa yang harus kita lakukan, media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Pada teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan megarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung. Dengan kata lain, agenda media adalah agenda masyarakat. Memang kita dapat mengatakan tidak ada peristiwa penting dapat terjadi tanpa liputan media massa. Jika memang media tidak meliputnya, hal ini berarti tidak penting. Akan tetapi, apakah media hanya memusatkan perhatiannya pada satu peristiwa yang penting saja atau perhatian media yang membuat peristiwa itu penting? Sebenarnya, media mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitakan media. Ini artinya, media massa menentukan agenda kita. 55 Mengikuti pendapat Chaffe dan Berger (1997) ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini. 56 1. Teori ini mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang sama-sama menganggap penting suatu isu. 2. Teori ini mempunyai kekuatan memprediksi sebab memprediksi bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting. 55 56 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal. 195. Ibid 59 3. Teori dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting. Sementara itu, Stephen W. Littlejohn (1992) pernah mengatakan, agenda setting ini beroperasi dalam tiga bagian sebagai berikut :57 1. Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali. 2. Dalam agenda media banyak hal yang mempengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan pertanyaan, seberapa besar kekuatan media mampu mempengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya. 3. Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan public yang dianggap penting bagi individu. Dengan demikian, agenda setting ini memprediksi bahwa agenda media mempengaruhi agenda publik, sementara agenda publik sendiri akhirnya mempengaruhi agenda kebijakan. Untuk lebih memperjelas tiga agenda (agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijakan) dalam teori agenda setting ini, ada 57 Ibid, Hal. 198. 60 beberapa dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh Manheim (Severin dan Tankard Jr, 1992) sebagai berikut :58 1. Agenda Media terdiri dari dimensi-dimensi berikut. a. Visibility (visibilitas), yakni jumlah dan tingkat menonjol berita. b. Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. c. Valence (valendsi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. 2. Agenda Khalayak, terdiri dari dimensi-dimensi berikut. a. Familiarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu. b. Personal Salience (penonjolan pribadi), yakni relevansi kepentingan individu dengan cirri pribadi. c. Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita. 3. Agenda Kebijakan terdiri dari dimensi-dimensi berikut. a. Support (dukungan), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu. b. Likelihood Of Action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan pemerintahan melaksanakan apa yang diibaratkan. 58 Ibid, Hal. 198. 61 c. Freedom Of Action (kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah. Kekuatan media dalam membentuk agenda public sebagian tergantung pada hubungan media yang bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit masyarakat, maka kelompok tersebut akan mempengaruhi agenda media dan pada gilirannya juga akan mempengaruhi agenda publik. Pada umumnya, para pendukung teori kritis percaya bahwa media dapat menjadi, atau biasanya menjadi instrument ideology dominan di masyarakat, dan bila hal itu terjadi, maka ideology dominan itu akan mempengaruhi agenda publik. 2.6 Rating dan Share Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi menyatakan bahwa peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial. Rating merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau didengar orang. Rating menjadi indicator apakah program itu memiliki audien atau tidak. Rating juga menjadi perhitungan bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Dengan demikian, laporan rating memiliki peran yang menentukan bagi stasiun penyiaran. 59 59 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 342. 62 Riset Rating meneliti efektifitas program pada saat ditayangkan di staisun penyiaran. Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat penerima televisi atau radio. Tindakan audien terhadap pesawat penerima itu meliputi tindakan memeatikan (Turn Off), menghidupkan (Turn On), memindahkan (Switching) saluran pesawat televisi. Perusahaan atau lembaga rating memberikan laporan kepada siapa saja yang bersedia membelinya. Laporan rating dapat diberikan dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan dalam periode beberapa bulan sekali. Sebelum melakukan riset rating, maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan peneliti, yaitu : 1). Penentuan wilayah siaran; 2). Unit penghitungan; 3). Konsep Rating. 1. Penentuan Wilayah Siaran Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penelitian program media penyiaran adalah menentukan wilayah siaran. Peneliti harus menentukan secara jelas wilayah geografi siaran dari suatu stasiun penyiaran yang hendak ditelitinya. Menurut Head-Sterling (1982), pemerintah suatu negara harus dapat menciptakan suatu sistem penyiaran nasional yang memiliki batasan-batasan wilayah siaran yang tegas dan menghindari terjadiinya tumpang-tindih siaran (Overlaping). Wilayah-wilayah siaran ini merupakan pasar (Market) bagi para pemasang iklan. Hal ini berarti wilayah siaran yang jelas akan memudahkan pemasang iklan untuk 63 mempersiapkan strategi iklannya dalam mencapai target audien yang diinginkannya. 2. Unit Perhitungan Setelah dapat ditentukan secara jelas suatu wilayah siaran, maka langkah selanjutnya adalah menentukan audien. Dalam dunia penyiaran apa yang disebut satu audien adalah satu rumah tangga atau satu orang. Dengan demikian, peneliti harus menentukan terlebih dahulu satuan yang ingin digunakannya, apakah rumah tangga atau perorangan. Perhitungan jumlah audien berdasarkan jumlah rumah tangga pada suatu wilayah, merupakan cara perhitungan yang lebih mudah dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan jumlah orang (individu). Rumah tangga lebih mudah dihitung karena jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang, serta letaknya yang berubah-ubah. Keuntungan lain, perhitungan berdasarkan jumlah rumah tangga karena kegiatan menonton televisi pada umumnya berlangsung dirumah, sehingga sangat masuk akal jika jumlah rumah tangga menjadi dasar perhitungan jumlah audien. Namun, perhitungan audien berdasarkan jumlah rumah tangga juga memiliki kelemahan dalam hal perhitungan jumlah audien yang tinggal pada satu bangunan tertentu yang bukan rumah misalnya hotel, barak dan semacamnya. 64 3. Konsep Rating Pengelola stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli dengan peringkat atau rating dari suatu program yang ditayangkan di stasiun penyiarannya. Rating yang tinggi berarti penonton yang lebih banyak dari jumlah pemasang iklan yang lebih besar. Sydney Head dan Christopher Sterling mendefinisikan rating sebagai “A Comparative Estimate Of Set Tuning In Any Given Market”, yaitu perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu. Kata “komparattif” digunakan dalam definisi tersebut karena suatu rating akan membandingkan estimasi jumlah total audien. Menurut Head Sterling, bagaimanapun menariknya suatu program siaran, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh rumah tangga untuk menyaksikan program itu. Ada rumah tangga yang tidak menghidupkan televisinya karena berbagai alasan, misalnya : orangnya sedang tidur, ada anggota keluarga yang sedang sakit, meninggalkan rumah untuk bepergian, pesawat televisi yang rusak dan sebagainya. Rating adalah suatu perkiraan, karena perhitungan didasarkan pada jumlah pesawat televisi yang digunakan oleh satu kelompok audien yang dijadikan sampel dan sampel tidak akan pernah menghasilkan ukuran yang mutlak (absolut) tetapi hanya perkiraan. Rating memberikan suatu perkiraan atas kemungkinan presentase keseluruhan (total) audien yang menonton suatu program. 65 Share adalah jumlah audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi, atau bagian dari audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi. Hasil dari pembagian itu disebut dengan audience share. Share diperoleh dari stasiun televisi dengan membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan acara televisi. Hasil perhitungan audience share ini biasanya lebih disukai pengelola stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan dari pada rating, selain karena angkanya yang lebih tinggi dari pada rating, juga karena audience share memberikan informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi suatu televisi terhadap televisi lainnya. 60 2.7 Produser Dalam dunia penyiaran khususnya pertelevisian, produser memegang peranan amat penting dalam perputaran roda produksi acara televisi. Produser sendiri berasal dari kata bahasa inggris yaitu “To Produce” yang berarti menghasilkan. Produser berarti orang yang memproduksi sebuah acara televisi, bukan membiayai atau menenam investasi dalam sebuah produksi acara televisi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama sesuai dengan aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuai dengan anggaran yang telah disepakati. Sementara definisi lain menyatakan bahwa produser adalah seseorang yang bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh produksi. Produksi yang dimaksud adalah produksi film, 60 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 347. 66 sinetron, dan program acara televisi lainnya. Produser juga terlibat secara tidak langsung dalam pekerjaan lainnya, seperti pada pencari bakat, penulis scenario, penyunting gambar dan sebagainya.61 Pada program informasi, terdapat berbagai macam produser yaitu produser eksekutif yang tugasnya bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting, dekorasi atau latar belakang tampilan suatu program informasi yang akan menjadi ciri khas program itu. Misalnya gaya pembukaan dan penutupan program, menentukan siapa presenternya dan detail lainnya. Semua itu dilakukan setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan direktur pemberitaan dan manajer stasiun televisi. Produser eksekutif juga melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Ia juga memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan, ia harus memikirkan bagaimana cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (rating) agar tetap baik. Jika peringkat suatu acara turun maka ia harus dapat memberikan penjelasan mengapa peringkatnya turun dan ia harus memberikan argumentasi bagaimana cara memperbaiki hal itu.62 Produser pada program informasi, khususnya program berita bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produser akan memutuskan berita-berita apa 61 Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di dunia Broadcasting Televisi dan Radio, Laskar Aksara, Bekasi, Hal. 21. 62 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 282. 67 saja yang disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan; apakah voice over (VO), paket, reader dan lain-lain. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir. Singkatnya, produser bertugas membentuk program beritanya. Jika dirinci lagi maka terdapat beberapa jenis produser, yaitu : Produser Acara (Show Produser), Produser Rekanan (Associate Produser), Produser lapangan (Field Produser). 1. Produser Acara63 Produser acara atau sering disebut dengan (Line Produser) bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program berita. Ia bertugas untuk memilih berita-berita yang akan disiarkan pada suatu program berita. Produser acara juga harus bisa memutuskan berita apa yang akan disiarkan dan ia mempersiapkan segala sesuatu, agar berita itu dapat ditayangkan. Produser acara harus mampu mempersiapkan susunan berita (rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan ditampilkan (apakah itu paket, VO, reader, Grafik dan lain-lain) pada program berita. Produser harus memperhitungkan waktu tayang (durasi) dari masing-masing format berita itu, dan juga harus mempersiapkan urutan beritanya, apa saja yang akan tampil pada segmen pertama, kedua dan seterusnya. Produser acara harus tanggap terhadap perkembangan berita. Dalam hal ini struktur rundown dapat 63 Ibid, Hal. 283. 68 berubah sewaktu-waktu. Jika terdapat perkembangan yang dinilai menarik, produser acara akan mengusulkan kepada koordinator liputan (korlip) untuk menugaskan reporter meliput peristiwa itu. 2. Produser Lapangan Produser lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan dan sesuai namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (Live). Dia akan mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk mempersiapkan wawancara, memberikan masukan kepada reporter mengenai materi wawancara atau siapa narasumber yang akan diwawancarai. 3. Asisten Produser Tugas seorang asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas berikutnya. Dengan kata lain, asisten produser akan mengambil alih tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin mengerjakannya sendiri. Asisten produser juga bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwave.64 64 Ibid, Hal. 285.