Vacare Deo Januari 2015, Minggu 2

advertisement
Vacare Deo Januari 2015, Minggu 2 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Doa ( Mat.14:23 ) Untuk arti dan pentingnya doa, kiranya tidak ada bukti‐bukti lain yang lebih mengena hati orang Kristen daripada teladan dan pengajaran Yesus sendiri. Biarpun Injil sangat jarang menceritakan hidup doa Yesus, namun data‐data yang ada menunjukkan bahwa betapa besarnya doa ditempatkan dalam kehidupan pribadi Yesus. Tempat yang diberikan Tuhan Yesus pada doa dalam hidup‐Nya sendiri lebih dapat meyakinkan kita akan nilai dan arti doa daripada segala argumen. Yesus sering berdoa seorang diri di gunung pada malam hari setelah bekerja keras seharian penuh (lih. Mat. 14:23; Mrk. 6:46; Yoh. 6:15). Kadang‐kadang pada pagi hari sebelum fajar menyingsing, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi, biarpun orang banyak mencari‐Nya (Mrk. 1:35; Luk. 4:42; Luk. 9:18). Doa ini bukan hanya untuk mencari kemesraan dengan Bapa saja, tetapi juga mendahului setiap saat‐saat yang penting dalam hidup‐Nya, misalnya pada permulaan karya‐Nya di depan umum setelah dipermandikan di Sungai Yordan, sebelum memilih kedua belas rasul, pada waktu transfigurasi (perubahan rupa di gunung), sebelum mengajarkan doa Bapa Kami (Luk. 3:21; 6:12; 9:29; 11:1). Ia berdoa bagi iman para murid dan khususnya bagi Petrus sebelum pencobaan besar. Pada saat yang menentukan bagi umat manusia, sedangkan jiwa‐Nya sendiri diliputi kegelisahan besar, Ia mengajak para murid berdoa dan berjaga‐jaga. Yesus sendiri lalu berlutut dan berdoa kepada Bapa‐Nya di surga dalam semangat kepercayaan yang sempurna, menyerahkan diri seutuhnya kepada Bapa, sadar bahwa bagi‐Nya tak ada satu pun yang mustahil. Namun dalam ketakutan besar pun Ia tidak mencari kehendak‐Nya sendiri melainkan kehendak Bapa (lih. Mat. 26:38). RENUNGAN : Dalam renungan minggu yang lalu kita membahas mengenai keluarga Allah, di mana di dalam sel kita memiliki keluarga yang baru. Salah satu ciri khas dari keluarga Allah adalah doa. Dalam artikel di atas kita belajar dari pribadi Yesus sendiri. Yesus selalu mencari dan melakukan kehendak Bapa. Kalau Yesus melakukan kehendak Bapa, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Yesus itu menganal Bapa secara pribadi. Nah apakah kita semakin lama semakin mengenal Yesus secara pribadi ? sebagai contoh : Ada seorang ayah yang selalu membawa pulang jus jeruk setiap pulang dari kantor. Ternyata anaknya mengamati ayahnya setiap hari. Anak tadi berpikir “Wah, Ayah pasti sangat suka jus jeruk.” Keesokan harinya si anak membawa jus jeruk saat ayahnya pulang dan berkata “Ayah, jus ini buat Ayah, Adik tahu Ayah suka jus jeruk.” Kata ayahnya: “Terima kasih Dik... tapi sebetulnya Ayah tidak suka jus jeruk.” Si anak bertanya: “Tapi bukankah setiap hari Ayah selalu membawa pulang jus jeruk?” Jawab ayahnya: “Oh, itu buat Bunda, dia suka jus jeruk.” Di dalam doa terdapat relasi seperti anak dan ayah dalam cerita tersebut, yang membuat si anak semakin mengenal kesukaan ayahnya. BAHAN SHARING : Sharingkanlah usahamu dalam menjalankan komitmen KTM mengenai doa pribadi satu jam dalam sehari? Apakah dengan komitmen tersebut kita semakin mengenal Tuhan secara pribadi dan mendalam? Sharingkanlah pengalamanmu. 
Download