BAB II LANDASAN TEORI II.1 Saham Menurut Robert Ang (1997), saham biasa (common stock) atau sering disebut saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Saham sebagai sekuritas yang bersifat ekuitas, memberikan implikasi: bahwa kepemilikan saham mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Berbeda dengan obligasi, saham tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo (perpetual) dan tidak memberikan pendapatan tetap.(Sulistyastuti, h:1) Berdasarkan nilai kapitalisasinya yang beredar di Bursa Efek Jakarta, : 1. Big-Cap yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi diatas 5 trilyun. Saham-saham yang termasuk big-cap disebut juga saham blue chip atas saham papan atas atau lapis pertama. 2. Mid-Cap yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi Rp. 1-5 Trilyun. Saham yang termasuk mid-cap disebut saham baby blue chip atau saham lapis kedua. 3. Small-Cap yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi dibawah Rp. 1 trilyun. Biasanya saham-saham yang termasuk smallcap atau lapis ketiga, sebagian besar terdiri dari saham tidur yang bersifat labil. Berdasarkan nilai fundamental perusahaan dan kondisi ekonomi makro adalah : 1. Income Stock saham yang setiap tahunnya memberikan dividen semakin besar dibanding tahun yang sebelumnya. Indeks beta <1 8 2. Growth Stock saham dari emiten yang memimpin dalam industrinya. Memberikan deviden relatif tinggi. Indeks beta <1 3. Speculative Stock Saham yang diterbitkan perusahaan yang pendapatannya belum pasti. Emitennya tidak konsisten dalam memberikan dividen. Indeks beta >2 4. Cyclical Stock. Pergerakannya searah dengan perekonomian makro. Indeks betanya mendekati 1. 5. Defensive Stock. Saham ini tidak terpengaruh perekonomian makro maupun turbulensi sosial-politik. Emitennya mampu memberikan dividen secara konsisten. Indeks beta <1 II.1.1 Indeks Saham Indeks saham menurut Adi Ardiyan (2008) adalah indeks yang digunakan untuk melihat pergerakan harga saham secara keseluruhan. Dengan kata lain pergerakan harga suatu saham di sutau bursa akan tercermin pada pergerakan nilai indeks sahamnya, apakah sedang lesu atau aktif. Dibursa efek terdapat enam jenis indeks : 1. Indeks individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. 2. Indeks Harga Saham Sektoral. Di BEI indeks sektoral dibagi sembilan sektor yaitu; pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. 3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. 9 4. Indeks LQ-45 yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu 45 kepada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan terdapat saham-saham baru yang masuk LQ 45 tersebut. 5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks) JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syarat investasi dalam islam atau menurut syariat islam. (h:22) Secara umum, indeks pasar mengalami kenaikan dan penurunan secara serempak. Namun, terdapat perbedaan penting dalam besarnya pergerakan-pergerakan tersebut, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai cara pembentukan indeks saham itu sendiri. Saham yang termasuk dalam indikator pasar saham harus digabungkan dalam proporsi tertentu untuk membentuk suatu indeks rata-rata. Setiap saham oleh karena itu harus diberi timbangan tertentu. Berikut adalah pendekatan yang digunakan untuk memberikan berat tertentu kepada indeks saham: (1) penimbangan berdasarkan nilai pasar perusahaan (yaitu kapitalisasi pasar, yang merupakan harga saham dikali lembar saham beredar), (2) penimbangan berdasarkan harga perlembar saham perusahaan, dan (3) penimbangan yang sama untuk semua perusahaan tanpa melihat nilai pasar atau harga sahamnya. Rumus perhitungan indeks Indeks = __Nilai Pasar__ X 100 Nilai Dasar 10 Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat (yang digunakan untuk perhitungan indeks) dikali dengan harga pasar. Nilai Pasar biasa disebut juga Kapitalisasi Pasar. Formula untuk menghitung Nilai Pasar adalah Nilai Pasar = p1q1 + p2q2 + . . . + piqi + pnqn Dimana: p = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i. q = Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i. n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI (jumlah emiten yang digunakan untuk perhitungan indeks) Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Contoh hari dasar untuk IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. II.1.2 Resiko Investasi Saham Dalam membuat keputusan investasi, sebenarnya invetor tidak mengetahui tingkat keuntungan (rate of return) instrumen investasinya secara pasti. Untuk mengetahui perhitungan tingkat keuntungan yang dikehendaki (required rate of return) tentu harus melibatkan adanya resiko, tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang diharapkan. Resiko investasi saham terbagi atas unsystematic risk atau resiko tidak sistematis dan systematic risk atau resiko sistematis. Resiko tidak sistematis disebut juga resiko unik adalah resiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis. Karena berkaitan dengan siklus bisnis maka resiko ini disebut resiko bisnis. Sesuai dengan konsep portofolio, resiko bisnis dapat dikurangi 11 dengan diversifikasi maka resiko unik atau resiko tidak sistematis ini juga sering dikatakan sebagai diversified risk. Sedangkan resiko sistematis terkait dengan kondisi pasar disebut resiko pasar. Resiko sistematik merupakan resiko yang tidak dapat didiversivikasi maka resiko ini sering disebut undiversified risk. Resiko sistematis diukur dengan beta. Beta inilah yang digunakan sebagai ukuran resiko pasar yang relevan untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan. Suatu saham yang memiliki indeks beta= 0 berarti saham tersebut bebas resiko. Indeks beta yang besar menandakan return saham tersebut lebih sensitif terhadap return pasar, yang berarti juga lebih beresiko.(Sulistyastuti, h: 11) II.1.3 Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Tingkat pengembalian yang diharapkan (The Required Rate of Return,k) merupakan tingkat keuntungan yang layak bagi investor. Tingkat keuntungan tersebut ditentukan oleh Risk Free Rate, Beta dan Market Return. k = Risk Free Rate + Beta ( Market Return – Risk Free Rate) Sesuai Capital Asset Pricing Model yang dikemukakan oleh Hary Markowitz menjelaskan bahwa market return – risk free rate merupakan premi resiko. Dimana premi resiko merupakan merupakan kombinasi dari beberapa resiko yaitu resiko bisnis, resiko finansial, rasio likuiditas. (Sulistyastuti, h:13) II.2 Teori Portofolio Saham Teori portofolio berhubungan dengan pemilihan portofolio yang dapat memaksimalkan pengembalian yang diharapakan sesuai dengan tingkat resiko yang dapat diterima. Dengan menggunakan model kunatitatif dan data historis, teori 12 protofolio mendefinisikan “pengembalian portofolio yang diharapkan” dan “tingkat resiko portofolio yang diterima” serta menunjukan cara pembentukan portofolio yang optimal. Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi resiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh investor. Para investor yang mengkhususkan dari dalam satu kelompok aktiva misalnya saham, juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud dengan diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus terdiri dari saham banyak perusahaan. (Fabozzi, h:75) Menurut teori Markowitz portofolio yang efisien adalah portofolio yang memeliki pengembalian diharapkan yang tertinggi dari seluruh portofolio yang layak dengan tingkat resiko yang sama. Sedangkan portofolio yang optimal adalah portofolio yang dapat memaksimalkan preferensi investor sehubungan dengan pengembalian dan resiko. Preferensi investor dinyatakan dalam fungsi kegunaan. Fungsi kegunaan menunjukan seberapa besar timbal balik pengembalian dan resiko yang bersedia dilakukan oleh investor. II.2.1 Mengukur Imbal Hasil Kinerja Metode evaluasi kinerja yang disesuaikan terhadap resiko menggunakan kriteria rat-rata dan varians dilakukan secara simultan dengan metode penetapan harga aset modal. William Sharpe mengimpilikasi ukuran kinerja manajer. 1. Ukuran Sharpe ( rp – rf ) / σp 13 Ukuran Sharpe membagi rata-rata imbal hasil selama periode sampel dengan deviasi standar imbal hasil selama periode tersebut. Hal ini mengukur pertukaran imbal hasil terhadap votalitas. Dimana : rp = Tingkat pengembalian portofolio rf = suku bunga bebas resiko σp = standar deviasi portofolio Indeks Sharpe akan memberikan peringkat yang serupa jika portofolio yang dievaluasi erupakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, maka peringkat yang diperoleh bisa berbeda. (Fabozzi h: 799) Dalam hal pengembalian aktiva, varians adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian di sekitar pengembalian yang diharapkan. Persamaan bagi varians pengembalian yang diharapkan bagi aktiva i, yang dinyatakan sebagai (Ri), adalah: N var (Ri) = Σ Pn [rn E(Ri)]² n=1 Dimana : rn = tingkat pengembalian –n yang mungkin bagi aktiva i Pn = probabilita memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i N = jumlah penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian Untuk mengukur tingkat pengembalian dua aktiva dapat digunakan Kovarians. Menurut William F. Sharpe, Kovarian adalah ukuran statistik dari hubungan antara dua 14 variabel random Jadi, Kovarian menukur bagaimana 2 varibel random seperti return 2 sekuritas yang sama-sama begerak. Yang erat dengan Kovarian adalah ukuran statistik yang disebut korelasi. Sesungguhnya kovarian anatara dua variabel random sama dengan kolarasi antara dua variabel random kali hasil standar deviasi mereka. σij=ρijσiσj dengan ρij menotasikan koefesien korelasi antara return sekuritas i dan j. Koefisien korelasi menetukan skala baru kovarian yang memberi fasilitas perbandingan dengan nilai yang berkoresponden dari sepanjang variabel random lainnya. Koefisien korelasi selalu berada diantara -1 dan +1. nilai -1 berati korelasi sempurna negatif dan +1 menunjukan koefisien korelasi postif. II.2.2 Return dan Risk pada Portofolio Menurut William F. Sharpe, portofolio adalah sekumpulan sejumlah sekuritas. Jadi logis apabila return dan standar deviasi tergantung pada return dan standar deviasi pada setiap sekuritas yang termasuk komponen portofolio tersebut. Return Portofolio adalah rata-rata tertimbang dari ekspektasi return sekuritassekuritasnya. Kontribusi setiap sekuritas terhadap ekspektasi return portofolio tergantung pada return-nya dan besarnya proporsi nilai pasar awal. Menurut model pasar resiko total setiap sekuritas diukur oleh varian dan dinotasikan dan terdiri dari resiko pasar (sistematik) dan resiko unik (tidak sistematik) jadi sama dengan σ²=β²σ² + σε² 15 β²σ² menunjukan resiko pasar (sistematik) sedangkan σε² menotasikan resiko tidak sistematik sekuritas seperti yang diukur varian random error term ε yang muncul pada persamaan. Gambar II.1 Standar Deviasi Portofolio Karl Pearson (1857-1936) seorang pemberi kontribusi sangat besar dalam ilmu statistik mengembangkan ukuan relatif yang disebut koefisien variasi (CV). Koefisien variasi berguna pada saat : 1. Data yang mempunyai satuan unit yang berbeda 2. Data dalam satuan pengukuran yang sama tapi rata-rata hitungannya berbeda CV adalah rasio deviasi standar terhadap rata-rata hitung dinyatakan dalam persen. Dalam bentuk rumus suatu sampel CV = s/x (100%). (Mason, et al. h:152) 16 II.3 Derivatif Dalam Keppres No.53/1990 dan SK Menteri Keuangan No. 1548, mencantumkan definisi efek yaitu setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, warrants, opsi dan setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh menteri sebagai efek. (Kamaruddin Ahmad, h: 153) Dari pengertian diatas terdapat istilah derivatif yang dikaitkan dengan setiap efek. Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabelvariabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya. Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio II.4 Kontrak Berjangka Definisi dari kontrak berjangka atau futures menurut Fabozzi (1999): merupakan perjanjian hukum perusahaan antara pembeli dan penjual dengan : 17 1. pembeli setuju untuk menerima sesuatu pada harga tertentu di akhir peride waktu yang ditentukan 2. penjual setuju untuk mengantarkan sesuatu pada harga tertentu di akhir periode yang ditentukan Tentu saja, jual beli yang sebenarnya belum terjadi pada saat kontrak dibuat. Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu item khusus pada waktu yang telah ditentukan dimasa depan. Penggunaan kata “pembeli” dan “penjual” merupakan adopsi dari pasar futures yang mengacu pada pihak-pihak dalam kontrak dalam bentuk obligasi futures yang mereka sepakati. (h: 408) Elemen-elemen kontrak berjangka seperti harga yang disetujui untuk transaksi dimasa depan disebut harga. Tanggal yang ditetapkan sebagai waktu pelaksanaan transaksi disebut dengan tanggal penyelesaian atau tanggal pengataran. “Sesuatu” yang disetujui untuk ditukar disebut “aktiva yang mendasari (underlying)”. Peranan kontrak futures dalam manajmen investasi yaitu tanpa adanya kontrak futures, manajer uang hanya akan memiliki satu lokasi perdagangan untuk mengubah posisi portofolio pada saat mereka menerima informasi baru yang diharapkan akan mengubah nilai aktiva yang dikelola- yaitu pasar tunai dan pasar spot. Jenis-jenis kontrak berjangka (bodie, et al hal. : 500) 1. Kontrak Futures Valuta Asing, memperdagangkan beberapa mata uang asing seperti, indeks mata uang eropa. Hubungan paritas tingkat bunga untuk kontrak futures asing adalah dengan kurs yang dinyatakan dalam dolar per mata uang asing. Deviasi harga futures dari nilai ini membuka peluang arbitrase. 18 2. Kontrak Futures Tingkat Bunga, bisa diterbitkan atas harga sekuritas utang (seperti dalam kasus kontrak futures obligasi pemerintah atau atas tingkat bunga secara langsung. 3. Kontrak Futures Komoditas, harga penetapan komoditas diatur oleh pertimbangan umum yang sama seperti harga futures saham. Tapi satu perbedaannya adalah biaya kepemilikian komoditas, khususnya yang dapat uang adalah lebih besar daripada biaya kepemilikan aset keuangan. Kemudian, harga tunai untuk beberapa komoditas memperlihatkan pola musiman tertentu yang dapat mempengaruhi harga futures 4. Kontrak Futures Indeks Saham, kontrak indeks saham ini memungkinkan investor berpatisipasi didalam pergerakan pasar secara umum tanpa benar-benar membeli atau menjual saham dalam jumlah besar. Dikarenakan hal ini, kita katakan bahwa kontrak future mewakili kepemilikan portofolio pasar sintetis. Sebagai ganti kepemilikan pasar secara langsung, investor dapat mengambil posisi beli kontrak futures indeks tersebut. Investor yang ingin sering membeli dan menjual posisi pasar menemukan bahwa adalah jauh lebih murah untuk bermain dipasar berjangka indeks daripada pasar tunai yang mendasarinya. II.4.1 Kontrak Indeks Saham Futures Kontrak indeks saham futures merupakan kontrak futures dengan aktiva yang mendasarinya adalah indeks saham tertentu. Investor yang membeli kontrak indeks saham futures setuju untuk membeli indeks saham, sedangkan penjual setuju untuk menjual indeks saham. Pada dasarnya, investor ini tidak berbeda dengan investor yang membeli atau menjual kontrak futures dengan aktiva yang mendasarinya adalah saham 19 XYZ. Satu-satunya perbedaannya terletak pada isi kontrak yang harus dibuat sehingga jumlah indeks saham yang diperjualbelikan dapat diketahui dengan jelas. (Fabozzi, h: 414) II.4.2 Mekanisme Perdagangan Kontrak Berjangka Mekanisme perdagangan kontrak futures lebih rumit daripada transaksi saham biasa. Jika ingin melakukan pembelian saham pialang bertindak sebagai perantara sehingga bisa membeli dan menjual saham kepada pihak lain melalui bursa saham. Akan tetapi memainkan peran yang lebih aktif. Ketika investor menghubungi pialang untuk membentuk posisi berjangka lembaga pialang menghubungkan perintah tersebut ke pedagang lantai bursa berjangka. Gambar II.2 Mekanisme Perdagangan Kontrak Berjangka Uang Posisi Long Posisi Short Komoditas Gambar A Uang Lembaga Kliring Posisi Long Komoditas Gambar B Uang Posisi Short Komoditas sumber: bodie, et al. hal : 470 20 Mekanisme perdagangan dipasar berjangka. Pada gambar A menunjukan yang terjadi tanpa lembaga kliring. Pedagang diposisi long diwajibkan membayar harga futures kepada pedagang di posisi short diwajibakan untuk menyerahkan komoditas. Gambar B menunjukan bagaimana lembaga kliring menjadi perantara, bertindak sebagai rekan perdagangan bagi setiap posisi kontrak. Posisi lembaga kliring adalah netral karena mengambil posisi long dan short pada setiaptransaksi. Lembaga kliring mempermudah pedagang yang ingin melikuidasi posisinya. Jika saat ini diposisi long dalam sebuah kontrak dan ingin membalik posisi maka hanya dengan memerintah pialang mengadakan kontrak diposisi short untuk menutup posisi. Ini disebut membalik posisi (reversing trade). Bursa akan menggabung posisi long dan short sehingga menghasilkan posisi nol. Posisi nol dengan lembaga kliring perlu dipenuhi pada saat jatuh tempo, baik posisi awal maupun posisi short pembalikan. II.5 Lindung Nilai Pengertian Hedge menurut Hinsa Siahaan (2008) adalah “The limitation of risk in the event that investments do not perform as expected. In the futures position held in the cash market to minimize the risk of financial loss from adverse price change; a purchase or sale of futures as a temporary substitute for a cash transaction that will occur later” (h : 359). Pada Dasarnya upaya lindung nilai atau hedging dapat dibedakan dua macam: 1. Long hedges: digunakan ketika seorang ingin mendapatkan sesuatu aktiva dimasa yang akan datang dan dia mengantisipasi bahwa harga aktiva tersebut pada waktu yang akan dating akan naik. 21 2. Short Hedge: digunakan untuk mengurangi resiko karena kemungkinan harga aktiva yang dimiliki mengalami perubahan penurunan (karena diantisipasi akan terjadi bearish market) II.5.1 Lindung Nilai Portofolio Lindung nilai atau hedging mengacu pada tekhnik yang akan menghapuskan sumber-sumber resiko tertentu, bukan suatu pencarian ambisius akan imbal-hasil optimal untuk portofolio secara menyeluruh. Saat seorang spekulan menggunakan kontrak futures untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga futures, sedangkan seorang pelaku lindung nilai (hedger) menggunakannya sebagai proteksi pergerakan harga. Lindung nilai mengisyaratkan investor untuk membeli aset yang akan menghapus sensitivitas portofolio mereka terhadap sumber resiko tertentu. Sebuah posisi terlidung nilai membutuhkan alat lindung nilai yang akan menghasilkan laba dengan arah terbalik dari nilai posisi yang akan diproteksi yaitu portofolio.(bodie, et al. Hal: 519) II.5.2 Mengurangi Resiko Pasar Menggunakan Kontrak Indeks Futures Manajer portofolio dapat menggunakan kontrak indeks futures untuk melindungi portofolio dari resiko pasar. Untuk mencegah kejatuhan indeks terhadap nilai portofolio dapat menjual kontrak futures indeks saham. Jadi, ketika nilai portofolio jatuh selaras dengan penurunan pasar secara umum maka kontrak futures akan menjadi laba penyeimbang. Sensitivitas kontrak futures terhadap pergerakan pasar dapat ditentukan dengan menghitung rasio lindung nilai sebagai beikut : 22 H = Perubahan nilai portofolio Laba atas satuan kontrak Futures Karena akan memasuki sisi jual dari kontrak maka membutuhkan laba dari kontrak untuk mengimbangi eksposur portofolio terhadap pasar. Karena portofolio akan berkinerja buruk ketika pasar jatuh maka memerlukan posisi yang akan berkerja baik ketika pasar jatuh. Untuk menyelesaikan suatu masalah manajer mungkin akan memisahkan antara bertaruh atas suatu perusahaan dengan bertaruh atas pasar; bertaruh atas perusahaan harus diimbangi dengan lindung nilai terhadap eksposur pasar yang biasanya akan meneyertai pembelian saham. Bagaimana cara manajer portofolio bisa menggunakan kontrak futures unutk mencegah resiko pasar? Andaikan anda mengelola jumlah portofolio sebesar $30.000.000 dengan beta 0.8. Anda yakin portofolio anda optimis terhadap pasar jangka panjang tapi untuk rentan dalam dua bulan akan terjadi penurunan yang tajam. Berikut adalah pendekatan alternative menggunakan kontrak futures indeks untuk mencegah eksposur pasar. Misalkan indeks S&P 500 saat ini diperdagangkan pada 1000. penurunan indeks sampai tingkat 975 akan mencerminkan kejatuhan sebesar 2.5%. Dengan beta tertentu dari portofolio anda mungkin anda memperkirakan kerugian sebesar 2.5% x 0.8 = 2% Atau dalam satuan dolar 0.02 x $30 juta = $ 600.000 Akibatnya, sensitivitas terhadap pergerakan pasar adalah $600.000 per 25 poin pergerakan indeks saham S&P 500. Dengan pengali kontrak sebesar $250. laba atas kontrak futures indeks S&P 500 akan berubah menjadi $6250 untuk setiap 25 indeks. 23 Sehingga, untuk mencegah eksposure pasar selama 2 bulan maka rasio lindung nilai sebagai berikut : H = Perubahan nilai Portofolio Laba atas satu kontrak futures = $ 600.000 = 96 kontrak (jual) $ 6.250 Anda akan memasuki sisi jual dari kontrak, karena anda akan membutuhkan laba dari kontrak untuk mengimbangi eksposure portofolio anda terhadap pasar. Karena kinerja buruk ketika pasar jatuh, anda memerlukan posisi yang akan berkerja baik ketika pasar jatuh. Atau misalkan beta saham adalah 2/3, dan manajer membeli saham senilai $ 375.000 untuk setiap 3% maka diharapkan saham akan merespon dengan penurunan 2/3 x 3% = 2% atau $ 375.000 x 2% = $ 7.500. Kontrak S&P 500 akan jatuh sebesar 30 poin dari hasilnya sekarang sebesar 1.000 jika pasar turun 3%. Dengan pengali kontrak sebesar $250, ini akan melibatkan laba posisi jual kontrak sebesar $250 x 30 = $ 7.500 per kontrak. Maka rasio lindung nilai sebagai Rasio lindung nilai H = Ekspektasi perubahan nilai saham per % penurunan saham Laba atas satu kontrak futures per % penurunan saham H = $ 7.500 pergerakan dalam posisi tidak terproteksi $ 7.500 laba per kontrak H = 1 kontrak 24 Sekarang resiko pasar telah terlindung nilai, satu-satunya sumber variablitas dalam kinerja portofolio saham ditambah kontrak futures adalah kinerja spesifik perusahaan dari saham tersebut. Dengan memungkinkan investor bertaruh pada kinerja pasar maka kontrak futures akan memungkinkan manajer membuat pilihan saham tanpa kawatir terhadap eksposur dari saham yang dipilih, resiko pasar yang dihasilkan dari portofolio dapat dibentuk untuk setiap tingkatan dengan menggunakan kontrak futures saham. II.6 Program Linier Menurut Benard W.Taylor (2002) “linier programming is a model cosisting of linier relationships representing a firm’s decision(s) given an objective and resource constraints.” Ada tiga langkah dalam mengaplikasikan program linier (1) identifikasi bahwa masalah dapat dipecahkan menggunakan program linier (2) masalah yang tidak terstruktur dapat diformulasikan sebagai model matematika (3) model harus di pecahkan menggunakan tehnik matematik yang dibuat. Model program linier terdiri dari komponen-komponen umum dan karakteristik. Komponen model terdiri dari variabel keputusan, fungsi tujuan dan model constraints atau batasan.Variabel keputusan adalah simbol matematik yang mewakili tingkat kegiatan. Fungsi tujuan (objective function) adalah hubungan linier yang menggambarkan tujuan dari operasi kegiatan.sedangkan model batasan (constraints model) merefleksikan batasan dalam pembuatan keputusan.(h:27) 25