Pulau Jawa bersama dengan Sumatera, Kalimantan

advertisement
PERILAKU VERBAL DAN NONVERBAL PADA UPACARA
KEMATIAN DALAM TRADISI JAWA, KAJIAN ETNOLINGUISTIK
Oleh: FX. Saminoin
FKIP Universitas Tidar Magelang
AESIRAK
Death cerenony in Javanese tradition is divided into two forms :
they are verbal and non-vetbal behaviour it means that there are
rituals in the form of words and in the form of action.
This paper is aimed at describing ritual that is done in death
cercmony .for Jayanese, according to their tradition and cufture in
fhr.s case, it will be presented the oders of the ritual together with
fhe sfeps and symbols that arc used in that cercmony.
Keywords : Ritual, death, Javanese tndition
1. Pendahuluan
Pulau Jawa bersama dengan Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi termasuk Kepulauan Sunda Besar, yaitu sebagian dari
kepulauan lndonesia. secara geografis pulau Jawa terletak di antara 5
derajat Lintang Selatan, 10 derajat Lintang Selatan dan .10S derajat Bujur
Timur, 115 Bujur Timur. Pada 2007 ini pulau Jawa terbagi dalam enam
daerah administrasi pemerintahan, yaitu Propinsi Jawa Barat, Daerah
Khusus lbukota Jakarta, Propinsi Banten, propinsi Daerah lstimewa
Yogyakarta dan Propinsi Jawa Timur.
Keenam daerah administrasi pemerintahan yang berada di pulau
Jawa itu, penduduknya tidak semuanya dapat digolongkan sebagai
masyarakat Jawa. Siapakah yang termasuk masyarakat Jawa itu?
Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa orang Jawa ialah
orang Jawa Tengah, yaitu Yogyakarta dan Surakarta, sedangkan orang
Jawa Barat disebut orang sunda dan orang Betawi serta orang JawTimur disebut orang Bang wetan dan orang Madura. padahal baik orang
Betawi, Sunda, Bang Wetran dan Madura secara geografis termasuk di
Pulau Jawa.Perihal kejawaan ini nampaknya sebagai akibat dari
pengaruh pola budaya dalam jaman kemaharajaan pada masa lampau
yang sampai sekarang ini, secara defacto masih ada dan masih
dilestarikan. orang Jawa dalam arti yang berpola budaya bersumber
pada pengaruh budaya kemaharajaan yogyakarta-surakarta, dewasa ini
tidak dapat diartikan orang Yogyakarta dan orang surakarta saja. orang
72
Peritaku verbal dan nonverbal oada uaacara Kematian
..
...(FX. Saminainl
"Bapak menapa sampun bade kondur" Apakah Bapak sudah
menghendaki pulang'. Pulang berati kembali keramahtulah atau
meninggaldunia.
Bapak, kula sabrayat ikhlas,menawi Bapak Bade kondur, supados
Bapak mboten kelangkung dangu anggenipun nandang gerahl Sugeng
tindak, nyuwun pangestu!(Bapak kami sekeluarga ikhlas, jika Bapak mau
meninggal, supaya Bapak tidak terlalu lama menderita sakitnya!
Selamat jalan, mohon restu )
"Wis dikersakake karo sing gawe urip, kudu diekkhlasake' (sudah
dikehendaki Tuhan kita harus ikhlas)
"lbarate wong negor pring, endi sing dikarepake iku sing ditego/'
(lbaratnya orang menebang bambu, mana yang dikehendaki itulah yang
iiteOan!1. Kita tinggal menerima kehendak yang mempunyai bambu itu.
Pida waktu seseorang mendapatkan musibah kematian, secara
kematian itu disiarkan kepada setiap
tradisi berita
orang
dalam desa itu dengan membunyikan kentongan. Bunyi
kentongan tanda kematian biasanya tujuh kali pukulan dan diulang tiga
kali. Kira-kira bunyi kentongan itu seperti ini: tong-tong-tong-tong-tong-
tong-tong-----,tong-tong-tong-ton9-tong{ong-tong--*1-,tong-tong-
Orang yang membunyikan kentongan
biaJanyJ tetua desa atau perangkat desa (Kadus). Pada dewasa ini
dengan terdapatnya masjid atau mushola hampir di setiap desa berita
kematian diumumkan melalui pengeras suara yang ada di masjid atau
mushola itu. Berita itu biasanya disiarkan oleh seseorang yang
tong-tong-tong{ong-tong
dipandang mampu dengan menggunakan bahasa Jawa. lnti
pemberitahuannya sebagai berikut: sampun tinimbalan dening Gusti
ingkang Maha Kuwaos Bapak/lbu/Sederek........, rikala wau dalu
witawii tabuh. . . .. Jenasah bade dipunsarekaken wonten ing
pemakaman... .....dinten... .....watawis tabuh... ... ... Makaten pawartos
.
ielayu, saking keluarga..........(Telah dipanggilTuhan Bapa/lbu/Sdr........
tadi mabrn kira-kira pukul........Jenasah akan dimakamkan
di
pemakaman......hari ini kira-kira pukul...
ini dikirim dari keluarga.....)
Ketika berita kematian ini telah tersiar ke seluruh wilayah desa itu,
setiap orang yang mendengarnya dalam desa itu harus meninggalkan
apa yang sedang dikerjakan dan segera mendatangi rumah duka. Para
perernpuan membawa berbagai ubaram pe(baran g-barang) seperti beras,
kelapa , gula, tempe, bakmi dan perkakas -perkakas untuk memasak'
Masakan hi akan digunakan untuk menjamu yang melayat dan untuk
slametan'selamatan'. Para lelaki sebagian akan memotong kayu atau
Demikian berita lelayu
-t3
V01.27. No.1. 15 Februari 2117ffahun Ke-I6t: t2_t9
bambu untuk membual kerenda yang akan digunakan untuk mengusung
jenasah dari rumah duka ke tempat pemakaman, sebagian yang laii
akan menggali kubur. Para pemudanya akan mengirim berita'lela-yu ke
sanak keluarganya yang tidak tinggaldalam satu desa.
3. Ritual Nyuceni'Memandikan Jenasah'
setelah modin datang, segeralah ia memimpin kegiatan-kegiatan.
itu segera . dimandikan dengan air yang telah diperslapkan
dengan upacara oleh sanak keluarga. sanak keluraga dengan tabah
memangku jenasah itu. Tindakan ini sebagai penghormatan itau untuk
menunjukkan cinta kasih keluarga kepada orang yang telah meninggal.
upacara memandikan jenasah ini istilah yang sering dipakai untuk
menyebutnya adalah nyuceni 'memandikan jenasah'. Ritual memandikan
jenasah ada aturannya, yakni waktu mengguyurkan air ke jasad jenasah
-semua
harus dari kepala turun ke kaki, tidak boleh semaunya.
orang
yang hadir di sekeliling tempat memandikan jenasah diberi kesempatan
untuk mengguyurkan air ke jasad jenasah almarhum. Kegiatan ini
diyakini dapat mendatangkan pahata atau istitah tradisinyJ disebut
ngalap berkah'mendapatkan berkat'.
Selelah itu jenasah dibungkus dengan kain kafan. panjang kain
kafan tujuh kali kain panjang (Jarik bahasa Jawanya). Kemudian
beberapa orang mengellingijenasah untuk mendoakan jenasah dipimpin
oleh modin, berdoa dengan mengaji dengan bahasa Aiab, kurang tebin
selama 5 sampai 10 menit. setelah itu jenasah di bawa ke tengah-t,engah
tindakan ritual. setiap orang yang datang untuk menyampaikan blta
sungkawa dipersilahkan mendoakan arwah dari orang yang meninggal
J.enasah
itu.
,Pemberangkatan
Jenasah'
jenasah
Sebelum
dibawa
dalam
iring-iringan
upacara ke
,
pekuburan tempat jenasah itu dikebumikan dengan cara yang
digariskan. Keluarga duka atau sahibul musibah mewakilkan seseorang
untuk menyampaikan ucapan selamat datang dan ucapan terima kasih
4. Ritual Angkating Layon
kepada para pelayat. Kegiatan ini disebut pamibagyaharja.
Usai pambagyaharja dilanjutkan rituar ucapan beri sungkawa, yaitu
ucapan turut berbela sungkawa, ikut berdoa semoga anvah almarhum
diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa, sesuai
imal bakti semasa
hidupnya, berdoa agar keluarga yang ditinggal tetap tabah, mengiktaskan
kepergian almarhum. Keluarga yang ditinggal supaya dapat me'ianjutkan
cita-cita almarhum. Ada kepercayaan, apauta keiuarga yang ditlnggal
74
Peritaku verbal dan nonveftat pacla upacara Kematian.....GX. Saminqinl
belum mengiklaskan, maka perjalanan arwah alrnarhum ke sang Khalik
menjaditidjk bncar, arwah itu akan mandeg mangu'berhentidijalan'.
Setelah tahapan
ini
selesai, dilanjutkan ritual
brobosan
'menelusup', yaitu menelusup di bawah kerenda jenasah atau peti
jenasah istilalr Jawanya terbela. Kerenda itu diangkat oleh paling tidak
'empat
orang berpasang-pasangan. Maksud ritual brobosan adalah untuk
memberikan penghormatan kepada almarhum, yang sekaligus
medgingatkan kepada orang yang masih hidup, bahwa kelak akan
seperti almarhum.
Tahapan ini selesai, dilanjutkan ritual pemakaman di pekuburan.
Modin memberikan petuah atau pidato di tepi makam untuk almarhum.
Upacara pemakaman selesai dilanjutkan dengan selamatan-selamatan
atau istilah tradsinya slametan. Selamatan ini adalah
selamatan
pengenangan di iumah kediaman mereka yang berduf" 9jt", pada hari
duka
bertima a-tau surtanah atau geblag atau ngesur tanah. Keluarga
surtanah.
geblag
kenduri
atau
yaifu
kenduri
melangsungkan kenduri,
Pada iari ietiga atau nelung dina, keluarga duka mengadakan kenduri
nelung dina. Pada hari ketujuh, keluarga duka mengadakan kenduri
mitung dina. Pada hari keempat puluh, keluarga duka mengadakan
kenOriri matang puluh dina. Pada hari keseratus, keluarga mengadakan
kenduri nyatus dina. Pada satu tahun pertama, keluarga mengadakan
kenduri mendag pisan. Pada satu tahun berikutnya, keluarga
mengadakan kenduri mendag pindo. Pada hari keseribu, keluarga
mengadakan kenduri nyewu dan keesokan harinya keluarga memasang
nisan diatas pusara almarhum.
5. Tindakan Simbolis dalam Selamatan Kernatian
Diadakannya selarnatan pengenangan
disebutkan
di rumah, sebagaimana
4 di atas
merupakan sisa-sisa upacara religius dalam
kehidupan masyarakat Janra: Upacara ini pada awalnya merupakan
pemujaan kepada arwah nenek moyang, dan sekarang berubah menjadi
penghormatan arwah orang yang meninggal dunia. Ketika masyarakat
Jawi masih animisme, arwah nenek moyang dimohon datang untuk
diminta berkah dan perlindungannya. Pada jaman sekarang masyarakat
Jawa telah mengenal agama dan ajaran tentang akhirat, pandangan
mereka tentang inlah nerek moyang berbalik , yaknijalan terbaik untuk
menolong keselamatan arwah nenek moyang di alam akhirat, ialah
dengan membuat berbagai upacara selamatan sejak awal kematian
sampai keseribu harinya. Permohonan keselamatan arwah orang yang
pada sesi
'75
V01.27. No.1. 15 Februai 2007ffahun Ke-16t:72-79
meninggaldunia diwujudkan dalam perlambang atau simbolyang berupa
makanan dan ubarampe atau perlengkapan lainnya, yaitu
1tl apem,
ketan, kolah tela dan kotak pisang kepok; (2) tumpeng pungt<ur; (g) iefui
megona; (4) tumpeng sekul punar; (5) sekul kabut; (6) setiul goiong, (7)
ingkung ayam; (8) kupat luwar; (9)toya telon.
Tindakan simbolis atau perrambang yang berupa makanan dan
ubarampenya dalam selamatan pengenangan orang meninggal akan
diuraikan secara berturut-turut di bawah ini.
Apem, Ketan, Kolak Tela dan Kolak pisang Kepok
_Kata apem berkorelasi bunyi dengan kata ampun 'maaf, apunten
'maaf dan pangapunten 'maaf. Kata ketan (nama jenis beras yang
lengket apabila telah dimasak) lengkapnya adatah raketan ,i"ng
merekatkan' yaitu segala sesuatu yang dapat dipakai untuk merekafl<an.
Kolah tela 'kolah ketela' dimaknai sebagai kerata basa dari tela 'ketela,
turun pada kata kawula 'saya'. Kata kepok (nama jenis pisang) dimaknai
sebagai kereta basa dari kata kapok'jera'. Apem, ketan, kolak tela dan
kolak pisang kepok dalam rangkaian upacara selamatan mengandung
maksud kawula sampun kapok 'saya sudah jera ,,nyuwun ngapunten
'mohon pengampunan', sampun katolak 'jangan ditolak,, - nanging
keparengna tunggil raket kaliyan pangeran ing suwarga ,tetap-i
perkenankanlah menjadi satu dengan Tuhan di surga,. Wilujengipun
tiyang tilar donyo punika menawi angsal pangaputen laking pangeran
'keselamatan seseorang yang meninggal dunia apabita memperolen
pengampunan dari Tuhan'
Tumpeng Pungkur
. Tumpeng adalah nasi yang dibentuk seperti gunung. pungkur
artinya saling membelakangi. Tumpeng pungkur adalah sebuah tumpeng
yang. dibelah menjadi dua, kemudian ditata saling membelakang-i
(ungkur-ungkuran). Maksud Simbolis dari tumpeng pungxur adalah agir
saudara kita (orang yang telah meninggal dunia) telah menyingkirlian
keduniawian, untuk menghadap sang Khalik pada waktu kendurf modin
akan mengikralkan atau mengucapkan makna tumpeng pungkur dalam
bahasa Jawa sebagai berikut. Mugi-mugi tumpeng -pungkur punika
mahanani dumateng sedherek kita pun NN sampun ngungkuraken
kadonyan, ngadep ing Pangeran 'semoga tumpeng pungXur ini
memberikan alamat kepada saudara kita NN, telah-menyingkirkan
urusan keduniawian untuk menghadap Sang penciptanya'
76
(FX. Saminqinl
Perilaku verbal clan nonverbal pacla upacara Kematian....
Sekul Megana
KatJ megana dari sekul megana aslinya berasal dari margana,
margane ana. Maksud simbolis dari sekul megana adalah agar orang
yand
menyelenggarakan upacara selamatan
ini
terkabul
perilohonannya. eaoa waktu kenduri modin akan mengikralkan makna
sekul megani dalam bahasa Jawa sebagai berikut. Mugi-mugi sekul
megana funika anjalari margane kaleksanan, katurutan panuwunipun
,seiioga nasi megana ini membuat terkabulnya permintaan, dituruti
jermiritaannya. pLrmintaan di tulisan ini, yang dimaksud adalah
yaitu dalam rangka
iermintaan dari yang menyelenggarakan kenduri,
mendoakan arwah.
Tumpeng
-fa[aSekul Punar
punar dari tumpeng sekul punar diambil kereta basanya,
yakni kata iuwar'terlepas'. Maksud simbol tumpeng sekul punar adalah
orang yang mentnggal dunia beberapa waktu yang lalu yang telah
mem-perote-tr percob;n dapat terbebas atau luwar dari cobaan Tuhan,
luwar dari segala sengsara dan dosa..
Sekul Kabul
Ujudnyanasigurihyangdicampurdenganlauknyaketikangaru.
Simbol dari'nasi kabul daiam kenduri selamatan kematian adalah agar
terkabul permintaan orang yang menyelenggarakan upacara sedekah
selamatan itu. Terkabul permohonannya membebaskan arwah orang
yang telah meninggal.
Sekul Golong
Nasi yang pulen dibentuk bundar, kira-kira sebesar kepalan tangan
orang Oewasal Jumlah nasi golong 5 biji. Lima biji nasi golong
pribadi kita masing-masing. Menurut falsafah Jawa
melambangkan
-manuiia
diciptakah Tuhan melalui ayah ibu (bapa-biyung)
(kejawen)
ada lima yaitu kakang kawah 'kakak air ketuban', adhi ariiangt
:adik
"iannya
tembuni', tali puse 'tali pusat', rah lan gangsal pncer 'darah dan
ari
yaitu si bayi. Bayidalam tradisi Jawa disebut jabang bayi.
lima pancer"
'
itu nasi golong juga simbol dari bersatunya kehendak
Di samping
'beikumpul
melaksanakan kenduri. lstilah dalam tradisi
orang yang
.lawany-a gumolonging niat kita ingkang sami kempal 'bersatunya
kehendak darikita semua yang berkumpuldalam kenduri'.
1'7
V01.27. No.1. 1 5 Februari 2007(Tahun Ke-I 6t; 72-79
lngkung Ayam
Apabila orang yang meninggal laki-laki, pada waktu kenduri
selamatan menggunakan ingkung ayam jantan, apabila yang meninggal
perempuan menggunakan ingkung ayam betina. Simbol ingkung ayam
adalah pengorbanan. Keberhasilan akan dapat tercapai apabila ada
pengurbanan.
Kufat Luwar
Kupat luwar adalah jenis nama ketupat. Kata luwar mengandung
maksud terbebaskan dari segala pencobaan, dari berbagai mala petaka.
Tujuan berkumpul dalam kenduri, menyatukan niat dalam satu tujuan,
mohon kepada Tuhan agar arwah orang yang telah meninggal dunia
terbebaskan dari segala hukuman akan dosa-dosanya.
Toya Telon
Air bening yang ditempat pada tempat yang baik, di datamnya
dimasukkan tiga jenis bunga yaitu bunga kenangan, kanthil dan mawar
atau melathi. Bunga telon melambangkan keagungan Tuhan. Toya telon
dalam kenduri dipakai untuk memerciki makanan dan sisanya dibuang ke
atas atap rumah orang yang sedang menyelenggarakan kenduri itu.
6. Penutup
Sebagai penutup dari uraian ini, dapat dikemukakan beberapa hal
sebagai kesimpulan.
Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang berasal dari Pulau
Jawa, yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam
kehidupan sehari-harinya dan masih melestarikan pola budaya Jawa
(kejawen) pengaruh kemaharajaan masa lampau.
Kematian bagi masyarakat Jawa, bukanlah peristrwa duka cita
yang harus diratapi, kematian harus diterima dengan ikhlas, kematian
adalah kehendak Tuhan manungsa namung sadremi nglampahi 'manusia
hanya sekedar menjalankan, terserah kehendak Tuhan.
Selamatan kematian adalah selamatan pengenangan terhadap
orang yang telah meninggal dunia. Dan permohonan agar anrvah itu
segera bisa memasuki surga bersatu dengan Tuhan yang Maha Kuasa.
Ujud permohonan dan niat-niat itu diwujudkan dalam berbagai rupa
makanan dalam kenduri seperti apem, ketan, kolah tela, kolak pisang
kepok, nasi golong, nasi kabul, tumpeng pungkur dan sebagainya.
78
Peritaku verba! dan nonverbal pada upacara Kematian.....(FX' Saminqinl
DAFTAR PUSTAKA
Mudjisunu, Hartono.1984. Kesehafan Menurut Konsepsi arang Jawa.
Yogyakarta:
Javanalogi.
Lembaga
-Budiono.
lgaa. Slmbolisme dalam Budaya Jawa"
Herusatoto,
Yogyakarta: Hanindita.
Suiinto, Budi. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Susena,'Frans Magnis. 1985. Etka Jawa Sebuah Analisa Falsafitentang
Kebijaksanaan
HiduP Jawa. Jakarta: Gramedia.
wnangun, wartaya. Y.W. 1990. Masyankat Eebas struktur, Liminalitas
dan Komunitas
Menurut Victor Turner. Yogyakarta: Kanisius'
'79
Download