Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Halo...halo...teman-teman semua... Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia... Tak terasa kita sekarang sudah memasuki bulan ke-22 di tahun 2012. Rasanya baru kemarin melihat dan merasakan suasana tahun baru yang penuh kembang api ya. Bulan Februari, bulan yang dikenal penuh Cinta Kasih...biasanya pada bulan ini penjual bunga dan coklat laku keras... baik itu cowok atau cewek, semua berlomba-lomba menunjukkan perasaan cinta pada pasangannya. Alangkah indahnya bila setiap hari adalah hari Valentine ya.... Tapi bagi Tuhan...tiap hari adalah hari Valentine...karena Dia tidak pernah lupa menunjukkan perasaan kasih dan cintaNya pada kita semua...tiap hari kita bangun pagi dengan kesehatan yang baru, semangat yang baru, hari yang baru, harapan yang baru...semua itu adalah sapaan Kasih Tuhan bagi kita semua... Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Marilah kita pun membagikan Kasih Tuhan yang selalu baru tiap hari kepada kita... bagi suami/istri, bagi anak-anak, bagi keluarga kita yang lain, bagi teman-teman, bagi semua orang yang mengasihi kita, bahkan juga bagi orang yang menyakiti kita. Fresh JUICE ! Nathasa Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. managed by : Vol. 27/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 JADWAL FEBRUARI 2012 Minggu 5 Februari 2012 Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00 Minggu 12 Februari 2012 Tugas Tatib Misa di Gereja FX pk. 18.00 dilanjutkan Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00 Rabu 15 Februari 2012 DOA TAIZE usai misa sore di Gereja FX pk. 18.30 Minggu 19 Februari 2012 pk. 7 pagi Youth DOJ bersama OMK dan PD Don Bosco mengadakan acara fellowship dan bersih - bersih pantai Kuta. pk. 18.00 Tugas Koor Misa English siap di gereja pk. 17.00 dilanjutkan makan malam dan pk. 19.00 Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00 Sabtu 25 Februari 2012 CELEBRATION VALENTINE MEAL pk. 19.00 Minggu 26 Februari 2012 pk. 10.00 Kunjungan / Rekreasi Couple dan Lunch bareng pk. 11.30 Youth DOJ mengadakan NoBar (Nonton Bareng) dalam rangka Valentine pk. 18.00 Tugas Tatib Misa di Gereja FX Rabu 29 Februari 2012 Formation Teaching dilanjutkan Sharing Group FRESH JUICE kini bisa dibaca juga di www.DOJCC.com 2 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 1 Februari 2012 : Mujizat Tuhan nyata ! Kandelaria dr SJosef, Maria Anna Vaillot, Odilia Baumgarten 2Sam 24:2,9-17, Mzm 32:1-2,5,6,7, Mrk 6:1-6 Mrk. 6:3 “Lalu mereka kecewa dan menolak Dia” Perkenalan biasa dimulai dengan nama, asal, orang tua lalu perkerjaan dan pendidikan. Walau ini kulit luar saja dan perlu pengenalan pribadi yang lebih dalam, tidak sedikit yang menilai status sosial sebagai identitas atau kredibilitas mutlak guna mencari pasangan hidup dan pekerjaan. Herannya kalau kita cenderung KKN, Yesus malah ditolak oleh sanak saudaraNya, padahal jelas jelas diluar Dia sudah terbukti. Apa alasan Yesus ditolak? Orang sekampung Dia tidak percaya bahwa salah satu dari mereka sendiri bisa bermukjizat sedemikian dahsyatnya. Sebenarnya kekecewaan akan identitas Yesus ini mencerminkan penolakan diri sendiri. Ini kecenderungan negatif yang sangat mendasar di setiap manusia. Karena dosa asal kita cenderung rendah diri, bukan rendah hati. Rendah diri itu sama dengan kesombongan yang menilai diri lebih tinggi dari sesama. Kita kurang mengenal diri sendiri, kurang sadar dan ketika melihat yang tidak sesuai langsung menolak. Akibatnya penolakan diri yang terselubung tercermin saat menolak orang lain, sehingga Tuhanpun sendiri yang merendahkan diriNya menjadi sama seperti kita, tidak cukup baik untuk kita. Bahkan Petrus dan banyak nabi pernah salah menanggapi pangilan Tuhan, “Pakai saja orang lain, saya ini orang berdosa.... saya ini... saya itu...” Fokusnya pada diri sendiri, bukan Tuhan. Tetapi mereka yang mulanya berkecil hatipun sanggup diubah Tuhan, saat sadar bahwa meskipun berdosa atau tidak trampil, tetapi kasih Tuhan itu tidak pandang bulu dan Dialah yang memampukan. Pauluspun berbangga bukan karena kehebatan dirinya, tetapi dalam kerapuhannya, supaya semakin nyata bahwa semua keberhasilan adalah semata-mata tangan Tuhan bekerja. Mengapa Yesus tidak malu dengan identitas duniaNya yang jauh dari keren, seorang tukang kayu, anak Maria, gadis sederhana? Dia mengenal diriNya sebagai Anak Sang Bapa disurga yang sangat dicintai. Maukah kita diajak untuk lebih aktif mengenal diri kita, lewat surat cinta Allah Bapa dalam Alkitab, lewat persekutuan saudara seiman yang menguatkan, lewat keheningan doa? Bukan lewat televisi yang sering menawarkan janji palsu duniawi. Ya Yesus, Engkau mengerti bahwa saat kami menolak Engkau, kami sebenarnya kurang mengenal diri sendiri. Ampunilah kesombongan kami dan utuslah Roh KudusMu sehingga kami boleh melihat diri kami sebagaimana Sang Bapa melihat dan mencintai kami apa adanya. Biarlah lewat pengenalan diri kami yang rapuh ini, kami semakin lagi dikuatkan oleh mukjizat kasih setiaMu yang besar setiap hari. Fr. David, MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 3 2 Februari 2012 : Keselamatan Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40 Luk 2:30 “Sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu,” 40 hari setelah kelahiran-Nya, Kanak Yesus dihantar oleh Maria dan Yosef ke bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Allah (bdk. Luk 2:22). Prosesi lilin pada awal perayaan Misa Kudus hari ini membuat kita menghidupi kembali peristiwa masuknya Dia yang adalah “Raja Kemuliaan” ke gerbang Yerusalem (Mzm 24:7). Tetapi siapakah dia ‘Allah Perkasa’ yang masuk ke dalam Bait-Nya? Dia adalah seorang bayi, bayi Yesus, yang dalam rangkulan ibu-Nya datang dari Nasaret ke Yerusalem memasuki rumah Allah dalam sikap ketaatan pada Bapa. Orang pertama yang bergabung dengan Yesus dalam jalan ketaatan adalah Maria, ibu-Nya. Ia yang akan ditembusi oleh pedang penderitaan menggenapi perannya dalam sejarah keselamatan dengan mengambil bagian dalam penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus. Mengantarkan putranya ke Yerusalem, Perawan Maria mempersembahkan-Nya pada Allah sebagai Anak Domba sejati yang menghapus dosa dunia, menyerahkan-Nya pada Simeon dan Ana sebagai warta penebusan, mempresentasikan-Nya pada semua orang sebagai Terang yang menuntun pada Jalan, Kebenaran dan Kasih. Bait Allah adalah tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Karena itu adalah juga tempat yang dikhususkan untuk bertemu dengan Allah dan masuk dalam persekutuan dengan-Nya secara langsung. Nabi Maleaki mewartakan tentang penantian akan kedatangan ‘seorang utusan, yang dengan kedatangannya akan mempersiapkan umat Allah untuk bertemu dengan Allah melalui pembaharuan korban dan imamat sehingga korban yang dipersembahkan akan berkenan pada Allah. Hari ini kita memperingati hari dimana sepasang hamba Allah yang rendah hati merealisasikan nubuat ini. Yosef dan Maria mengajak kita melihat bagaimana cahaya Kristus masuk dalam hati orang yang menerima-Nya, walaupun seringkali dalam cara yang berbeda dengan yang kita harapkan. Yang terpenting adalah memiliki hati yang berjaga dan siap ketika Allah datang mengunjungi hidup kita dan merubah semuanya dengan terang-Nya. Simeon dan Ana, yang digerakkan oleh Roh Kudus, mengenali bayi Yesus sebagai Mesias yang dinantikan dan lalu bernubuat tentang-Nya. Kedua tokoh ini adalah ‘orangorang benar’ dari Israel. Walaupun telah berusia lanjut, mereka memiliki semangat dan kesabaran untuk menanti terwujudnya janji Allah. Karena itulah mereka mendapat rahmat istimewa untuk mengenali Allah yang Mahatinggi dalam wujud seorang bayi dari sebuah pasangan muda. Apa yang sering tidak kita miliki pada iman kita adalah keteguhan hati. Saat dalam penantian yang panjang akan janji Allah yang belum terwujud, kita selalu berpikir bahwa Allah telah melupakan kita. Tetapi sebenarnya jika kita membiarkan Roh Kudus hidup dan berkarya di dalam diri kita, dapat kita pahami bahwa Allah ingin melibatkan kita dalam rahmat-Nya yang dinamis, yang di dalamnya waktu berperan dengan cara berbeda dari yang dapat kita pikirkan. Sr. Benedicta, OSB 4 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 3 Februari 2012 : Menjadi Pribadi Berkarisma di HadapanNya Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini Sir 47:2-11, Mzm 18:31,47,50,51, Mrk 6:14-29 Mrk 6:20 Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. “Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,kita akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin kita capai” “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil” Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan salah satu motivator ternama di Indonesia. Yup, siapa lagi kalau bukan Sis Maryono Teguh, atau yang biasa kita kenal dengan Mario Teguh. Pria kelahiran Makassar 55 tahun silam ini mulai dikenal publik lewat tayangan Golden Ways di Metro TV. Kata – kata motivasi di atas adalah contoh yang pernah dia sampaikan dalam setiap seminar atau acara-acara di stasiun televisi. Saya pribadi cukup “nancep” juga dengan kata-kata motivasi di atas. Pembaca semua tentunya juga mengalami hal yang sama seperti saya ketika membaca kalimat di atas ? Kalimat di atas sangat memberikan motivasi bagi kita untuk semakin optimis dan semangat dalam menjalani kehidupan ini Pada awalnya saya juga tidak mengerti MT ini – waktu pertama kali lihat di Metro TV saya kira ini acara diskusi tentang suatu permasalahan negeri. Eh, ternyata acara yang membangkitkan semangat hidup, acara yang sungguh memotivasi seseorang untuk berjuang dalam kehidupannya sehari-hari. Pertama kali melihat MT, “wah, ini pasti orang Kristen, soalna dari segi berbicara dan penyampaiannya benar-benar menyejukkan banget !! Bener dah, pasti orang gereja juga dia, “pikirku !! Ternyata selama ini saya salah besar. Beliau adalah seorang muslim. Saya tahunya juga waktu sedang buat renungan ini. Ckck… Sosok Mario Teguh cukup membawa inspirasi dan motivasi bagi saya pribadi. Dia seorang yang cukup berkarisma. Lihat aja, kalau dia sedang membawakan renungan atau pemahaman tentang motivasi, semua penonton diam dan fokus utama tertuju pada beliau. Orang segan dan menaruh hormat kepada beliau karena apa yang ia sampaikan dan ia lakukan memang benar-benar asli – tidak dibuat buat. Ia memotivasi orang dengan belajar dari pengalaman akan kehidupannya sendiri. Ia pun menjadi motivator yang bisa “merangkul” semua kalangan, dan tanpa menyinggung agama tertentu. Wow, salut benar saya dengan cara hidup beliau. Bacaan Injil hari ini juga menceritakan tentang Herodes yang segan akan Yohanes Pembaptis karena ia adalah seorang yang benar dan suci. Tapi, karena desakan dan kepercayaannya yang masih goyah, Herodes masih dapat dipengaruhi oleh orangorang di sekitarnya. Selain Yohanes, kita juga punya sosok Yesus yang sudah layak dan sepantasnya kita kagumi. Sosok yang penuh wibawa dan penuh kasih terhadap semua umatnya. Semoga kita pun bisa meneladani sikap Yesus dalam kehidupan ini, dan mampu menjadi pemimpin-pemimpin berkarisma di sekitar lingkungan kita. Pemimpin yang mampu memberikan contoh sikap dan tindakan yang mendatangkan kedamaian dan rasa nyaman bagi orang-orang di sekitarnya. KRIS Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 5 4 Februari 2012 : Tanpa Nahkoda Yusuf dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin 1Raj 3:4-13, Mzm 119:9,10,11,12,13,14, Mrk 6:30-34 Mrk 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka Dalam perikop hari ini kita bisa melihat di sekeliling kita mungkin bisa dilihat kalau kita pergi ke sawah, disana banyak kawanan bebek yang bisa berbaris rapi jalan saat dibawakan sebatang bambu oleh si pengangonnya, tapi saat bambu tersebut disingkirkan maka barisan rapi bebek tersebut menjadi bubar mereka jalan tidak tentu arah, bahkan sampai bisa masuk galengan air di sawah. Saya mempunyai seorang sahabat sejak SMA, kami selalu bersama-sama bahkan kalau liburan saya suka menginap dirumahnya. Bahkan orang tua dan keluarga lainnya seperti keluarga saya sendiri. Saat kuliah ada perpecahan dalam persahabatan kami, dia tidak mendengarkan nasehat saya dan dia memilih kabur bersama pacarnya dan meninggalkan keluarganya. Saya sangat marah oleh sikap dia,karena saya melihat ibunya sangat sedih ditinggalkan oleh anak gadisnya kabur bersama pria yang tidak seiman. Sejak saat itu saya tidak pernah melihatnya kembali, kami hilang kontak dan saya memilih pindah ke bali. Setelah 17 tahun kami bisa bertemu kembali melalui Facebook (Makasih FB) . Akhirnya kami bisa bertemu langsung, dia banyak bercerita kehidupannya yang dulu-dulu saat kami berpisah. Dia sudah pindah keyakinan, dulu dia merasa tidak ada yang membimbing dia untuk berdoa dan mengenal Tuhan lebih dalam. Hingga dia mengalami rumah tangga yang hancur berantakan bahkan sang suami tega menyuntikan narkoba ke tubuhnya yang membuat dia terus ketagihan barang haram hingga 4 tahun lamanya. Saat dia mau berangkat mengikuti kontes budaya di Jogjakarta karena dia seorang penari kotemporer, yang seharusnya dia mewakili NTB dalam ajang tersebut di airport dia di jemput polisi dan harus masuk sel rehabilitasi 6 bulan lamanya. Kariernya hancur, orang-orang meninggalkannya. Dalam sel dia merasa semakin stress dan depresi yang mendalam hingga hampir gila di buat oleh keadaan waktu itu. Dalam keterpurukan di dalam sel, ada seorang bapak yang bekerja disitu. Bapak itu begitu kasihan melihat sahabat saya ini, lalu si bapak ini banyak bercerita tentang kebaikan Tuhan. Dan si bapak ini minta sahabat saya ini untuk selalu berdoa, karena kekuatan terbesar datang dari Tuhan. Di dalam sel tersebut dia belajar untuk berdoa, akhirnya dlm menghabiskan waktu di hari-hari dia dalam sel dia gunakan untuk berdoa. Disitu dia mendapat kekuatan untuk kembali sehat dan menjalani hidup bersama 2 orang anaknya. Itulah hidup kita, kalau kita menjalankan kehidupan tanpa ada nahkoda dalam hidup ini, maka kita akan selalu bingung mau kemana hidup kita. Nahkoda hidup kita adalah Tuhan Yesus, tetaplah bersandar pada Sang Nahkoda Kehidupan kita ini. Sehingga kita tidak salah jalan dan lemah dalam menjalani hidup ini. Tetap semangat apapun persoalan yang sedang kita hadapi sekarang, karena kita punya Nahkoda yang kuat dlm menjalani badai kehidupan ini.... Rina 6 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 5 Februari 2012 : Yesus Membiarkan Kita Agar Bisa Berubah Ayb 7:1-4,6-7, Mzm 147:1-2,3-4,5-6, 1Kor 9:16-19,22-23, Mrk 1:29-39 Markus 1:38 “…Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” JawabNya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga memberitakan Injil …” Di dalam Injil hari ini kita telah mendengarkan kisah pelayanan Yesus kepada orangorang sakit. Ketika mereka mendengar bahwa Yesus berada di tempatnya mertua Simon, maka datanglah orang banyak. Mereka datang dari seluruh kota itu di depan pinti mertau Simon. Lalu Dia menjamah dan menyembuhkan penyakit mereka. Namun demikian karena banyaknya orang yang datang kepad Yesus, Ia-pun berusaha untuk meninggalkan mereka. Dia pergi ke tempat lain, dengan alansan ingin mewartakan Injil di tempat lain. Di sini terdapat satu pesan yang sungguh menarik buat kita untuk direnungkan bersama. Ketika mereka mendengar bahwa Yesus berada di tempat itu, mereka membawa banyak orang sakit kepada Yesus. Begitu banyak orang berdatangan kepada Yesus untuk disembuhkan dari penyakit, baik fisik maupun mental. Orang-orang sakit itu sungguh memerlukan penyembuhan dari Yesus. Mereka begitu mengharapkan supaya Yesus menyembuhkan mereka. Namun ketika mereka sampai di sana, Yesus merubah pikiran untuk pergi ke tempat lain, dengan alasan untuk memberitakan Injl di tempat lain. Kita hendaknya harus membuka hati dan mata kita untuk melihat dan mengerti alasan yang dikemukakan Yesus yakni pergi ke tempat lain untuk membertakan Injil. Yesus sebenarnya ingin membiarkan mereka untuk seseringkali dapat mengalami dan merasakan realitas hidup kita. Dia membiarkan mereka untuk mempunyai kontak dengan kenyataan yang ada. Pada hari ini kita juga diajak untuk sadar akan realitas hidup yang ada. Kita dibiarkan untuk mengalami dan merasakan kenyataan hidup kita. Dengan itu ada suatu kerinduan yang besar untuk mencari dan menemukan Yesus. Marilah kita bersama-sama mencari danmenemukan Yesus dan kehendakNya. Karena Dia terkadang membiarkan kita agar kita bisa berubah dan berjuang menuju ke jalan yang dijanjikan Yesus. Rm.Joseph, MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 7 6 Februari 2012 : Tinggallah Bersama Kami Ya Tuhan Paulus Miki, Petrus Baptista, Filipus dr Yesus 1Raj 8:1-7,9-13, Mzm 132:6-7,8-10, Mrk 6:53-56 Mazmur 132 : 7 “Mari kita pergi ke kediaman-Nya, sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.” Ada cerita klasik yang mungkin sudah sering kita dengar atau baca. Suatu hari Tuhan rindu akan ciptaanNya dan bermaksud untuk turun dan tinggal di antara mereka tanpa mereka harus tahu. Lalu IA mengutus salah salah satu malaikatNya tuk survei tempat. Sang malaikat pun kembali dengan laporan bahwa tempat yang paling baik di dunia ini di mana Tuhan tinggal tanpa diketahui manusia adalah dalam hati manusia itu sendiri. Itu mengandung makna bahwa orang harus selalu kembali melihat ke dalam dirinya. Siapa dia, apa yang dipikirkan dan diperbuatnya, dan bagaimana seharusnya ia bekerja sama dengan Tuhan yang bertahta dalam dirinya untuk belajar menjadi lebih baik dalam segala hal setiap saat dari hari ke hari. Selain di hati manusia, dalam perjalanan iman, saya sungguh percaya, bahwa lewat sakramen Imamat dan sakrsamen Maha Kudus, Yesus, Tuhan semesta alam, juga tinggal bersama kita dalam Tabernakel atau pentahtaan Sakramen Maha Kudus, termasuk dalam Adorasi Abadi. Kalau orang sulit masuk ke dalam hatinya untuk bertemu Tuhan di sana, Ia bisa masuk ke sebuah gereja Katolik dan bertemu Tuhan di sana. Ia juga bisa masuk ke kapel Adorasi untuk bertemu Tuhan dalam keheningan. “Tinggallah bersama kami, ya Tuhan; Engkau tahu, betapa mudahnya kami melupakan Engkau, walau pun sesungguhnya, kami sangat membutuhkan Engkau. Amin” Narita 8 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 7 Februari 2012 : Tanpa Iman Rosalie Rendu, Pius IX, Koleta dr Corbie, Anselmus Polanco 1Raj 8:22-23,27-30, Mzm 84:3,4,5,10,11, Mrk 7:1-13 “Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia“ (Mrk 7:8). Raja Salomo terkenal sebagai pengganti Raja Daud yang membangun Bait Allah Yerusalem. Kenisah yang terkenal dengan keindahannya itu dibangun Salomo sebagai tempat Allah bersemayam di tengah-tengah umat-Nya Israel sesuai dengan wasiat Daud ayahnya. Kemegahan Bait Suci Yerusalem menjadi tanda kehadiran Allah di dunia. Namun demikian dalam doanya Salomo tetap mengakui bahwa kehadiran Allah tidak bisa dibatasi dalam bentuk bangunan karya manusia, tetapi terlebih dalam doadoa yang dipanjatkan umat-Nya melalui Bait Suci itu (1 Raj 8:27-30). Dengan demikian, sejak awal sebenarnya sudah ada kesadaran bahwa iman umat Allah sendirilah yang menjadi tanda kehadiran Allah di dunia, bukan bangunan. Dalam Injil Markus hari ini, pentingnya iman umat sebagai tanda kehadiran Allah di dunia itu bahkan lebih diperdalam lagi sampai pada tingkatan motivasi hati umat yang menjalani ritus keagamaan. Yesus dikisahkan mengkritik keras kelompok orang Farisi yang lebih menaruh perhatian pada pentingnya „ritus-ritus keagamaan lahiriah“ daripada nilai spiritual yang mendasarinya. Ritus keagamaan harus berakar pada iman akan Allah. Yesus menegur orang-orang Farisi yang mementingkan ritus dan adat istiadat melebihi intisari perintah Allah untuk saling mengasihi. Agaknya jalan pemikiran inilah yang harus kita tanamkan setiap kita merayakan Ekaristi. Ketika kita berkumpul memecah-mecah roti, kita mengenang kembali peran Yesus yang mati dan bangkit demi keselamatan seluruh umat manusia. Ketika kita memeriksa batin kita dalam Ekaristi, kita diajak untuk selalu berdamai satu sama lain, saling memberi maaf dan memperlakukan sesama, kawan maupun lawan, sebagai saudara dan saudari dalam Kristus. Ketika kita merayakan Ekaristi sebagai ungkapan syukur dan kasih kepada Tuhan dan sesama, maka pada saat yang sama Ekaristi menjadi sumber kekuatan kita untuk menghidupi segala ritus yang telah dirayakan bersama. Dengan kata lain, Ekaristi harus dirayakan dengan dasar iman dan iman kita akan Kristus yang mati dan bangkit untuk kita menjadi sumber kekuatan untuk kita yang diutus ke dunia menjadi Kristus yang lain satu sama lain. Tanpa iman, Ekaristi menjadi sekedar perjamuan makan minum. Tanpa iman, Ekaristi hanya menjadi rutinitas mingguan tanpa arti. Sama seperti kalau kita perlu makan ketika kita lapar atau ke toilet ketika kita butuh untuk buang air. Tanpa iman, bacaan-bacaan dalam Ekaristi sama seperti dongeng pengantar tidur. Tanpa iman, khotbah dan homili sama seperti pidato kampanye. Tanpa iman, Ekaristi yang kita rayakan tidak akan mengubah kita menjadi pengikut Kristus yang sejati. Oleh karena itu mintalah karunia iman. Diakon Wenz, MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 9 8 Februari 2012 : Makan Babi, Haram Apa Halal ? Hieronimus Emilianus, Yosefa Bakhita 1Raj 10:1-10, Mzm 37:5-6,30-31,39-40, Mrk 7:14-23 Mrk 7:20 “Katanya lagi : “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Saya memiliki teman seorang muslim sejati. Saya menghormati dia sebagaimana dia juga menghormati saya. Terutama pada saat makan bersama biasanya kami memilih makanan yang tidak mengandung babi. Dia senang sekali berteman dengan saya karena saya juga tidak mau makan babi. Menurut dia babi adalah makanan haram, tetapi menurut teman saya yang lain babi adalah makanan enak cuman sayang dia tidak hidup di air jadi saya tidak bisa memakannya. Jadi makan babi itu haram atau halal? Di dalam Imamat 11:7 dikatakan “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah...yaitu haram bagimu.” Bacaan Injil hari ini Yesus menegaskan kembali bahwa setiap makanan yang masuk kedalam mulut kita adalah halal (Mrk 7:19) tetapi sesuatu yang jahat keluar dari dalam diri itulah yang menajiskan orang (Mrk 7:23). Pada jaman perjanjian lama hukum dan adat istiadat sangat dijunjung tinggi, sehingga makanpun menjadi persoalan. Tetapi pada saat kedatangan Yesus di perjanjian baru hukum yang terutama adalah cinta kasih. Yesus menegaskan kembali di ayat 21 mengenai kenajisan itu berasal dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kekebalan. Jadi jawabannya, selamat menikmati masakan serba babi.. Tuhan terimakasih buat renunganMu hari ini, semoga kami mengerti apa yang disebut haram itu, dan semoga kami semua sadar serta memohon ampun dari Mu apabila kami pernah melakukan kenajisan itu. Kami percaya Engkau mengampuni dan memberikan kami semua hari depan yang indah. Amin Yudi 10 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 9 Februari 2012 : Keajaiban Rahmat Allah Aloisius Versiglia, Callistus Caravario, Aloisius Versiglia 1Raj 11:4-13, Mzm 106:3-4,35-36,37,40, Mrk 7:24-30 Luk 7:29 “… Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu” Tampaknya mustahil, tetapi bahkan Salomo, tokoh iman yang memiliki karunia kebijaksanaan Allah, pada akhir hidupnya beralih hatinya pada allah yang lain. Sikap Salomo mengajak kita merenungkan apa artinya berjaga-jaga. Janganlah kita terlampau takjub di hadapan karunia yang diberikan Tuhan pada orang-orang tertentu, tetapi seharusnya kita lebih khawatir apakah mereka dapat menjaga dengan setia apa yang telah diterima dari Tuhan. Jika tokoh-tokoh besar menyimpang dalam jalannya karena kesombongan atau karena godaan akan kenikmatan daging, bagaimana jadinya nanti kita yang tidak ‘kuat’ ataupun ‘besar’ ini? Karena itu marilah kita memohon pada Allah dengan tekun karunia untuk berjaga-jaga sampai akhir. Dengan rahmat ini kita memberi ruang pada Allah untuk bekerja dalam diri kita meletakkan akar iman yang kokoh pada-Nya dalam hidup kita. Iman bukanlah hak ekslusif umat Israel dan perempuan Siro-Fenisia dalam kisah Injil hari ini memberi buktinya. Ia seorang yang tidak mengenal Allah, meskipun demikian ia menunjukkan bahwa ia beriman akan Putera Allah, iman yang membuatnya memperoleh apa yang ia minta pada-Nya. Banyak orang yang sekali menemukan jalan Allah, dengan semangat yang bernyala menyatakan iman yang teguh pada Allah dalam sikap hidup mereka. Apakah ini tidak membuat kita heran? Bagaimana mungkin kita yang sejak lama mengikuti Yesus dan ajaran-Nya tidak bisa memiliki iman seperti mereka? Perlahan-lahan tanpa sadar kita mungkin telah membiarkan hati kita beralih pada kebiasaan ‘terlelap’. Karena itu Tuhan mengatur pertemuan kita dengan orang-orang tertentu yang dengan hidup imannya memberi pelajaran berharga bagi kita. Inilah keajaiban rahmat Allah. Yang percaya pada-Nya tentu tidak akan jauh dari keselamatan. Sr.Benedicta, OSB Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 11 10 Februari 2012 : Kaki Baru Untuk Sabrina Skolastika 1Raj11:29-32, 12:19, Mzm 81:10-11ab,12-13,14-15, Mrk 7:31-37 Markus 7 : (37) Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segalagalanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkatakata.” Pagi itu telefon berdering di kantor Yakkum, yayasan untuk penyandang cacat. Tidak ada yang menjawab, semua sedang sibuk dengan pekerjaannya. Pak Gunung, kepala petugas lapangan bergegas mengangkatnya. Saya mendengarkan percakapannnya dari meja saya. Sabrina. Gadis 23 tahun dari Negara, menelepon Yakkum untuk yang ke 5 kali dalam 3 bulan terakhir ini. “Kapan saya bisa dioperasi? Kapan saya bisa punya kaki baru?” Kaki baru? Sabrina terlahir dengan kaki yang menekuk ke belakang, sehingga ia harus menggunakan tongkat untuk berjalan, impiannya cuma 1, punya kaki yang lurus, sehingga ia bisa berjalan normal. Untuk gadis seumur dia, penampilan menjadi penting. Pak Gunung pun menghela nafas. Ia ingin sekali bisa membantu Sabrina, namun tidak ada biaya untuk operasi kakinya. Tidak ada pengalokasian dana untuk kasus seperti ini. Operasi hanya diberikan pada anak berusia 10 tahun ke bawah, itupun karena ada dokter dari Belanda yang membantu. “Usianya sudah 23 tahun, maksimal operasi itu 20 tahun, resiko nya terlalu besar”, kata beberapa ahli tentang operasi. Sabrina pun tahu kendala tersebut. Berbagai usulan pun datang untuk membantu Sabrina, dari meng-ikhlas-kan saja punya kaki seperti itu, sampai usulan di amputasi saja kaki yang bengkok dan diganti kaki palsu. “Yayasan di Yogja sebenarnya mau dan bisa, pak. Cuma mereka juga kekurangan biaya. 15 juta ! Pasien harus tinggal di Yogja selama 3 bulan setelah operasi” 15juta, nilai yang cukup banyak untuk Sabrina yang datang dari keluarga Petani. Mendengar ini, saya tiba tiba berkata spontan,”Saya akan carikan dananya. Saya pastikan Sabrina punya kaki baru sebelum Lebaran tahun ini”. Sabrina beragama Islam, kaki baru akan menjadi hadiah lebaran terindah dalam hidupnya. Saya tidak punya uang sebanyak itu, saya hanya punya keberanian dan ke’nekat’an ! Saya memeras otak, kemudian datang ide untuk mengadakan fund raising lewat Facebook. Dengan seijin Sabrina, saya memasang foto Sabrina di Facebook saya, dan menulis kisah pendek tentangnya. Dalam 1 minggu, berbagai respon masuk. Bahkan teman teman SD yang sudah lama tidak bertemu memberi komentar dan bersedia membantu. Puji Tuhan dalam waktu singkat, terkumpul 15 juta ! Sabrina pun berangkat ke Yogja, ditemani petugas Yakkum dan salah satu keluarga nya. Sabrina pun diberitahu resiko terburuk setelah operasi. “Saya siap, saya akan ambil resiko itu, saya hanya ingin punya kaki baru”. Setelah 3 bulan, Sabrina kembali ke Bali, dengan wajah sumringah dan memamerkan kaki barunya. Bulan depan lebaran akan datang. Ini hadiah lebaran terhebat bagi Sabrina. Saya yakin, Yesus masih menyembuhkan dan membuat keajaiban, melalui tangan tangan donatur, dokter dan Facebook ! Jeff - Tajikistan ( photo Sabrina bisa di klik www.DOJCC.com pada kolom Fresh Juice) 12 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 11 Februari 2012 : Mujizat Yesus Sungguh Nyata ! Hari Orang Sakit Sedunia - SP Maria di Lourdes, Benediktus Aniane 1Raj 12:26-32, 13:33-34, Mzm 106:6-7a,19-20,21-22, Mrk 8:1-10 Mrk 8:8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Membaca bacaan hari ini tentu akan membuat kita takjub dan heran akan mujizat yang Yesus lakukan. Terkadang kita berpikir bahwa jaman sekarang tak ada lagi mujizat seperti saat Yesus masih bersama murid-muridNya Banyak kejadian yang saya alami sepanjang hidup saya. Ada banyak juga kejadian yang sepertinya mustahil tapi nyata. Saya ceritakan satu kejadian yang saya alami dengan Yonathan. Waktu itu saya sedang hamil Vina (anak ke-2) dan sudah masuk bulan ke-9. Kami sedang berjalan-jalan di mall, saya dan seorang pembantu menunggu Yovie di dekat eskalator. Saya dan pembantu ngobrol sehingga kurang memperhatikan Yonathan. Dia berumur 2,5 tahun. Usia dimana anak kecil kepingin tahu banyak hal tanpa mengerti bahayanya. Tiba-tiba saya mendengar Yonathan menangis keras. Saya lihat Yonathan sedang jongkok sambil salah satu tangannya masuk ke bagian pinggiran eskalator. Bagian pinggir eskalator berupa karet warna hitam yang biasa kita gunakan sebagai pegangan. Eskalator itu mengarah turun. Kalau saya mereka-reka kejadian itu, Yonathan sedang memegang karet eskalator yang menuju kebawah, dan tangannya mengikuti sampai karet itu masuk kebagian bawah. Saya bingung dan panik. Apa yang terjadi dengan tangan Yonathan yang masuk sampai pergelangan tangannya dan membuat eskalator itu mendadak berhenti. Yovie yang ada ditengah eskalator langsung berlari turun. Di mall itu saya berteriak minta tolong. Saya berdoa, Tuhan tolong selamatkan tangan Yonathan. Orang-orang pun mulai berkerumun untuk melihat. Yovie mencoba menarik tangan Yonathan keluar, tapi dia semakin menangis kesakitan. Akhirnya datang seorang laki-laki, entah dia pegawai mall atau pengunjung saya sudah tidak memperhatikan lagi. Orang itu manarik karet hitam kearah yang berlawanan sampai akhirnya tangan Yonathan bisa keluar. Tangan itu keluar utuh tidak ada darah sedikitpun hanya berwarna biru kemerahan. Terimakasih Tuhan, saya langsung berujar. Saya periksa tangannya untuk memastikan tidak ada tulang yang patah. Bagi kami ini adalah mujizat, dan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Dia melindungi tangan Yonathan. Banyak kejadian-kejadian yang kita alami dalam hidup kita. Mungkin ada yang tidak kita sadari bahwa dalam kejadian itu Tuhan turut campur tangan. Mujizat itu nyata bukan hanya saat Yesus menggadakan roti dan ikan 2000 tahun lalu, sampai hari ini pun kuasaNya masih bekerja. Percaya, imani dan berserah padaNYA. (nathasa) Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 13 12 Februari 2012 : Datanglah Pada Yesus Im 13:1-2,45-46, Mzm 32:1-2,5,11, 1Kor 10:31-11:1, Mrk 1:40-45 Markus 1:41 “Maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu, dan ia menjadi tahir.” Hari ini kita mendengarkan kisah tentang seorang kusta yang datang meminta Yesus untuk disembuhkan. Ketika ia melihat Yesus, ia memohon agar disembuhkan oleh Yesus. Orang kusta ini berlari kepada Yesus, berlutut di hadapanNya lalu memohon dengan sungguh dan berkata, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Mendengar dan melihat iman orang itu, Yesus mengatakan, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Yesus mengatakan demikian setelah melihat iman orang itu. Dia begitu kagum dengan iman orang itu. Dan karena belas kasihanNya, Dia mentahiran orang itu. Orang kusta ini sakt karena dosa dan salah yang ia miliki. Karena itu dia datang kepada Yesus. Dia percaya akan perbuatan kasih Yesus. Dia percaya bahwa Yesus akan membebaskannya dari dosa dan salahnya. Karena itu dia menyerahkan seluruh hidup dan keadaannya ke dalam kehendak dan perbuatan Yesus. Di dalan Injil itu kita telah mendengarkan pangakuan dan keterbukaan orang yang menderita kusta itu. Dia mengaku hanya bergantung kepada Yesus dan kehendakNya. Kita sekalian juga diajak untuk menaruh harapan dan cinta hanya kepada Yesus. Kita diajak dengan penuh iman berharap kepada Yesus yang menyembuhkan dan membebaskan kita dari penyakit kusta kita. Begitu banyaknya penyakit yang kita derita dan alam di dalam hidup kita. Namun kita sering lupa untuk menaruh harapan ke dalam tangan dan kasih Yesus. Kita sering malu dan takut untuk datang kepada Yesus karena dosa yang kita. Namun jikalau kita datang kepadaNya dengan seluruh diri dan kemauan kita Dia akan menerima kita dengan hati yang terbuka. Dia akan menerima kita dengan penuh kemurahan dan pengampunan. Marilah ktia datang kepada Yesus dengan penuh iman. Rm.Joseph, MGL 14 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 13 Februari 2012 : Terimakasih Tuhan atas cobaan ini Christina dr Spoleto, Sirilus, Yordanus dr Saksonia Yak 1:1-11, Mzm 119:67,68,71,72,75,76, Mrk 8:11-13 Yak 1:2 Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai bagai pencobaan Dalam sekumpulan orang, jika ada yang bertanya: siapa yang ingin diberi kekayaan? Saya..saya..; Siapa yang ingin diberi kesehatan? Saya..saya..; Siapa yang ingin diberi kebahagiaan? Saya..saya… Semua yang hadir pasti serentak menjawab pertanyaan itu dengan lantang, sambil tunjuk jari, dan kalau perlu mengangkat tangan dua duanya ke atas. Tetapi, saat pertanyaan itu diganti dengan pertanyaan : Siapa yang tidak ingin bahagia?..... Siapa yang ingin dicobai ?.... Mendadak pasti suasana langsung sunyi senyap, tidak ada yang menjawab, tidak ada yang tunjuk jari.. Bengong, sambil berkata dalam hati:pertanyaan aneh.., siapa lagi yang mau dicobai.., siapa lagi yang mau hidupnya tidak bahagia… Bacaan hari ini, dari Yakobus berbicara mengenai bagaimana kita memahami dan memaknai cobaan dalam kacamata iman. Seberapa banyak sih, kita yang saat menerima pencobaan di dunia ini, mengucap syukur kepada Tuhan karena cobaan itu akan membuat kita bertumbuh dalam iman, membuat kita semakin dekat denganNya. Seberapa banyak di antara kita yang bisa merasakan kebahagiaan apabila kita sedang jatuh di dalam pencobaan. Seberapa banyak dari kita, pada saat kita sedang dicobai, kita bisa berkata kepada Tuhan : Terima kasih Tuhan atas cobaan yang Engkau berikan, aku percaya , melalui cobaan ini, Engkau memproses aku untuk menjadi lebih dekat denganMu, untuk mendewasakan aku. Pasti sebagian besar dari kita langsung spontan berkata: Tuhan, koq gini sih.., masalah kemarin baru aja aku selesaikan dengan susah payah, baru aja selesai, koq udah di kasih masalah lagi. Kapan aku bahagia Tuhan? Ada juga di antara kita yang pada saat terjadi pergumulan dalam permasalahan sehari hari, memohon tanda kepada Tuhan, Tuhan , aku sedang bingung, masalahku sangat berat, aku sudah berpikir, dan ada dua jalan, tapi mana yang harus kupilih? Berilah tanda Tuhan, kalau aku harus memilih A, biarkanlah Engkau memberi tanda dengan cara cicak yang di atasku jatuh ke bawah, tapi kalau menurutMu , aku harus memilih jalan B, biarkanlah Engkau memberi tanda dengan cara Tokek itu berbunyi sebanyak 6 kali. Apakah kita layak menyuruh Tuhan untuk memberikan tanda seperti itu? Seperti Injil Mrk 8:11-13 pada hari ini, di mana orang-orang Farisi meminta tanda dari surga. Apakah Tuhan , Allah kita memberi petunjuk untuk permasalahan kita melalui tanda-tanda seperti itu? Tentu saja tidak. Tuhan memberi kita cobaan, untuk membuat kita bahagia, itu kalau kita bisa memahami dan punya hikmat memandang cobaan sebagai suatu kebahagiaan, dan tanda untuk memecahkan masalah kita menuju kebahagiaan bukan muncul berupa tanda-tanda lahiriah. Bayangkan , jika kita semua menjadi bahagia sempurna, tanpa adanya proses pencobaan, apakah kita membutuhkan Tuhan untuk meminta hikmat penyelesaian? Tuhan, terimakasih atas pencobaan yang aku alami, semoga, melalui pencobaan ini, aku bisa lebih dekat denganMu dan imanku menjadi semakin bertumbuh. Amin alin Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 15 14 Februari 2012 : Masihkah Kamu Belum Mengerti ? Sirilus dan Metodius Yak 1:12-18, Mzm 94:12-13a,14-15,18-19, Mrk 8:14-21 Mrk 8:21“Masihkan kamu belum mengerti?” Ragi atau bibit roti adalah unsur terkecil tetapi sangat penting dalam pembuatan roti. Ragi yang baik akan pula menghasilkan roti yang baik. Demikian pula, perbuatan baik lahir dari motivasi dan keinginan yang baik, atau lebih tepat, motivasi dan keinginan yang baik akan melahirkan perbuatan baik dan bahkan menjadikan seseorang menjadi baik. Inilah intisari ajaran Yesus lewat Markus hari ini. Pergulatan yang paling berat dalam hidup manusia itu bukan pergulatan melawan orang lain dan dunia sekitar, tetapi pergulatan melawan diri sendiri. Sebagai manusia, kita masing-masing memiliki keinginan diri sendiri yang liar dan kadang menakutkan. Kalau mau jujur, saya sendiri kadang takut dengan segala khayalan untuk memuaskan diri. Sebagai seorang penatua komunitas Kristen di Yerusalem, Yakobus memimpin umat Kristen awal di masa-masa awal yang keras, banyak penganiayaan yang diawali Gereja Purba termasuk yang tinggal di Yerusalem. Mereka dimusuhi oleh sesama orang Yahudi sendiri sebagai sekte sempalan yang mengajarkan ajaran sesat. Banyak yang berpikir cobaan dan penderitaan selalu datang dari Tuhan. Yakobus membantahnya, dia bilang jangan pernah berpikir bahwa cobaan itu datang dari Tuhan, sebab Allah tidak pernah mencobai siapa pun hanya iblis (Yak 1:12). Kita seringkali dicobai oleh keinginan kita sendiri. Keinginan untuk memuaskan diri sendiri yang tentunya tidak pernah terpenuhi. Kita menderita dan terobsesi oleh keinginan kita yang tak terbatas tetapi selalu menemui jalan buntu karena keterbatasan kita sebagai manusia. Dari sinilah muncul penyakit mental frustrasi dan depresi yang kadang bisa berujung pada tindakan menghabisi nyawa sendiri. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk punya persepsi atau konsep yang baik tentang identitas diri. Sebagai pengikut Kristus saya bangga diwarisi pengetahuan iman akan seberapa besar belas kasih dan pengampunan Allah untuk kita manusia. Allah kita bukan Allah yang punya hobby mencobai umat-Nya. Allah kita adalah Allah yang siap mengasihani, mengampuni dan mencintai kita tanpa perduli seberapa besar dosa dan kesalahan yang kita buat. Inilah ragi yang harus dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Iman akan Allah yang panjang sabar dan penuh kasih setia, serta iman akan identitas kita sebagai orang berdosa yang telah ditebus Allah sendiri. Dengan pemahaman diri yang demikian, niscaya kita akan mendatangkan berkat bagi semua yang kita jumpai dan layani dalam hidup kita di dunia yang sementara ini. Diakon Wenz, MGL 16 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 15 Februari 2012 : Bercerminlah Klaudius de La Colombi Yak 1:19-27, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Mrk 8:22-26 Yak 1: 23-24 “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia seumpama seorang yang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya didepan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, sudah pergi atau sudah lupa bagaimana rupanya”. Setiap hari setelah selesai mandi kita pasti menyempatkan diri untuk bercermin. Mulai dari menyisir rambut, bermake-up atau melihat baju yang dipakai hari ini cocok atau tidak. Bercermin sudah merupakan aktivitas harian yang selalu kita lakukan, rasanya ada sesuatu yang kurang jika kita tidak memastikan dulu penampilan kita di depan cermin sebelum keluar rumah, walau hanya lewat beberapa detik saja didepan cermin. Ketika kita menghadapkan badan kita didepan cermin, yang berhubungan dengan badan kita, langsung spontan kita melihat hasilnya, misalnya ketika jewarat muncul, baju sudah mulai terlihat sesak, melihat potongan rambut pas atau tidak dengan wajah kita, nyoba baju baru cocok atau tidak di badan kita, apapun itu yang memerlukan bantuan cermin untuk melihat hasilnya secara langsung. Firman Tuhan pada hari ini yang mengisahkan tentang seseorang yang hanya menjadi pendengar firman tanpa melakukannya, ibarat ketika ia mengamati muka yang sebenarnya di depan cermin, sejenak dia memandang, tapi cepat lupa dan pergilah dia. Menjadi perenungan yang mendalam bagi saya, cermin bagaikan tolak ukur setelah terlihat hasilnya, lewat aja. Tahu firmannya, karena keseringan tahu firmannya jadi terbiasa dan tidak berarti apa-apa. Mungkin hal ini menjadi intropeksi bagi kita semua, ketika kita sudah “merasa” melayani Tuhan, rajin membaca firman Tuhan, rajin pelayanan, mengunjungi panti asuhan atau panti jompo, rajin retret atau kegiatan rohani yang lainnya, janganlah dijadikan tolak ukur atau jaminan bahwa kita sudah baik-baik saja atau “kita tidak perlu bercermin lagi” seringkali kita “terpeleset” atau “tergelincir “ atau di nina bobokan dengan kegiatan rohani tersebut, seakan-akan melalui kegiatan rohani itu membuat kita merasa “suci” dekat dengan Tuhan, sehingga kita merasa tahu segalanya, jangan sampai si jahat mengaburkan cara pandang kita. Mari kita merenungkan kembali.. Pada akhirnya melalui “buah-buah” nyalah kita melihat, hal itu benar atau tidak, membawa damai sejahtera, sukacita atau mungkin justru roh perpecahan. Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita untuk terus-menerus melakukan instropeksi, mungkin kita sudah 15 tahun, 10 atau mungkin masih 3 atau 1 tahun atau baru saja melayani Tuhan. Biarlah firman Tuhan yang mungkin dulu pernah kita dengar dan sekarang mungkin kita mendengar firman yang sama, tidak hanya lewat saja, tapi semakin meneguhkan, bahkan mungkin mengoreksi kita, sehingga kita telah lama atau baru saja melayani Tuhan tidak menjadi yang terakhir ketika Tuhan datang nanti. Selamat menjalani kehidupan yang diberkati dan diubahkan bersama Tuhan. Lulu Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 17 16 Februari 2012 : Siapakah AKu ini ? Simon dr Cascia Yak 2:1-9, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mrk 8:27-33 Mrk 8:29 “… Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Selalu sulit bagi kita untuk tidak terpengaruh dari selera pribadi atau simpati pribadi. Ini juga berlaku di lingkungan Gereja sejak awalnya. Hal ini begitu berakar karena sifat dasar manusia selalu sama walaupun jaman dan mode berganti. Mungkin andapun sering mengalami dipengaruhi rasa simpati atau antipati. Namun permasalahannya bukanlah sadar atau tidak sadar, tapi bagaimana menjaga agar tidak terpengaruh oleh sentimen serupa. Dengan cara demikian anda akan dapat bersikap tidak memilihmilih dan membawa kasih Allah pada sesama tanpa sentimen pribadi, kepada orang yang bersikap baik pada anda ataupun yang sebaliknya. Ketika anda berlatih untuk memberi dengan hati yang bebas dari ‘kepentingan’, yakinlah anda sungguh berada di jalan menuju kekudusan. Informasi yang keliru jika tersebar diantara para murid Yesus tentu akan lebih berbahaya daripada fitnahan dari orang-orang yang memusuhi-Nya. Karena itu Yesus memperingatkan dengan keras pada Petrus dan murid lainnya untuk tidak memberitahukan pada siapapun tentang siapa diri-Nya. Para rasul, meskipun telah mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias terjanji, belum mampu memahami misi yang diemban oleh Yesus: Mesias harus menderita hingga wafat disalib. Bagi mereka apa yang dikatakan Yesus sangat mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Belajar dari sikap mereka, mari kitapun memohon Roh Kudus pada Bapa agar kita dapat menjadi saksi Kristus yang jujur dan berani. Bila kita membawa gambaran Kristus Yesus yang tidak sesuai dengan kebenaran kepada sesama, sama artinya dengan berbuat jahat pada diri kita dan juga pada orang lain. Sr.Benedicta, OSB 18 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 17 Februari 2012 : Worth it to Follow Him !! Ketujuh Sdr Suci Pendiri Tarekat Hamba-hamba SP Maria Yak 2:14-24,26, Mzm 112:1-2,3-4,5-6, Mrk 8:34-9:1 Mrk 8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Norman Kamaru dan Ayu Ting-Ting – 2 nama yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik Indonesia. Siapa sich yang gak kenal mereka berdua ?? Norman Kamaru, mantan Briptu Polda Grorontalo ini akhirnya sukses merambah dunia musik tanah air dengan lagu Chaiya – Chaiya dan gaya unik ala Sharukh Khan. Sejak namanya booming, ia bak artis yang selalu dikawal ke mana-mana. Perjuangan ia untuk menjadi seperti sekarang ini tentunya tidak mudah. Ia harus melewati proses yang panjang sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Mulai dari hukuman atau peringatan yang didapatkan dari atasannya sampai berita-berita miring ataupun fotofoto syur yang cukup menghebohkan publik, semuanya sudah ia rasakan. Peristiwa lain yang cukup diingat adalah, ketika ia diberhentikan secara tidak hormat oleh kesatuannya. But, ia tetap berjalan terus menggapai setiap impiannya Lain pula dengan Ayu Ting-Ting. Dara manis pelantun lagu “alamat palsu” ini namanya juga mulai terkenal ketika Sule dan Olga sering membawakan lagu tersebut dalam setiap penampilannya. Boleh dibilang, gak sengaja terkenal gitu dah. Hampir sama juga dengan Norman – yang namanya mulai dikenal lewat video di Youtube yang diunggah secara iseng oleh temannya. Nama Ayu sekarang pun cukup menghiasi dunia hiburan tanah air. Segala pemberitaan miring ia jawab dengan karya yang cukup berkualitas. Ia berhasil melewati setiap proses yang ada, sehingga sekarang ia menjadi trend setter di kalangan anak muda hingga orang tua – melalui cara bicara dan penampilannya. Yesus memanggil banyak orang untuk menyangkal diri dan mengikuti-Nya. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, barangsiapa ingin berhasil atau mendapatkan keuntungan maka ia harus bekerja keras. Sama halnya dengan Norman dan Ayu Ting-Ting, mereka pun harus berjuang melewati setiap gosip dan terpaan tidak enak mengenai kehidupan pribadinya dan tetap maju meraih setiap mimpi mereka. Yesus juga ingin mengajarkan kepada kita, supaya kita mau menyangkal diri dan mengikuti-Nya sebagai Tuhan dan juru selamat. Walaupun banyak cobaan di hadapan kita, Yesus tetap setia mendampingi setiap umat-Nya agar mereka dapat merasakan kabahagiaan kekal. Proses yang panjang dan terkadang berliku wajib kita rasakan dan alami, untuk dapat semakin merasakan kasih dan anugerahNya. Pada akhirnya, kita akan merasakan sendiri hasilnya. Mengikuti Dia adalah tidak sia-sia, dan suatu saat kita sendiri akan merasakan hasil dari perjuangan yang telah kita lakukan tersebut. KRIS Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 19 18 Februari 2012 : Ujian Saringan Tiga Lapis Fransiskus Regis Clet Yak 3:1-10, Mzm 12:2-3,4-5,7-8, Mrk 9:2-13 Yak 3:5 “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar.” “Life is an adveture” kata iklan. Pada jaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijakannya yang tinggi. Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, “tahukah anda apa yg baru saya dengar mengenai salah seorang teman anda? “Tunggu sebentar” jawab Socrates. “Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Lapis. “Saringan Tiga Lapis?” tanya pria tersebut. “Betul”, lanjut Socrates. “Sebelum anda mengatakan tentang teman saya, merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Lapis. “Saringan pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang akan Anda katakan kepada saya “benar”? “Tidak,” kata pria tersebut, sesungguhnya saya baru mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda. “Baiklah,” kata Socrates. Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. “Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu: KEBAIKAN. Apakah sesuatu yang Anda katakan tentang teman saya adalah sesuatu yang baik?” “Tidak, sebaliknya mengenai yang buruk.” Jadi Anda ingin mengatakan sesuatu yang buruk tentang teman saya, tetapi Anda tidak yakin itu benar. Anda mungkin bisa lulus degan ujian ketiga yaitu: KEGUNAAN. Apakah apa yang ingin Anda beritahukan kepada saya tentang teman saya itu akan berguna bagi saya? “Tidak, sungguh tidak, jawab pria tersebut.” Kalau begitu simpul Socrates, “jika apa yg Anda ingin beritahukan kepada saya tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna buat saya, mengapa Anda ingin menceritakannya kepada saya? Tanpa disadari saudara dan saya mungkin pernah membicarakan keburukan orang lain, renungan dari bacaan pertama hari ini dan cerita dari Socrates diatas menegur supaya kita lebih menjaga setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Karena perkataan yang salah dan menyakitkan orang lain dapat menimbulkan dosa buat kita. Mazmur 34:14a “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat”. Tuhan mohon jagalah setiap lidah kami semua agar kami semua setiap hari mengeluarkan perkataan yang tidak melukai orang lain, tetapi dapat menjadi berkat buat sesama kami. Amin Yudi 20 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 19 Februari 2012 : Mencari Kehendak Allah Yes 43:18-19,21-22,24b-25, Mzm 41:2-3,4-5,13-14, 2Kor 1:18-22, Mrk 2:1-12 Markus 2:4 Tetapi ketika mereka tidak dapat membawanya kepadaNya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah membuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.” Ke mana saja Yesus berada, Dia selalu menjadi pusat perhatian orang, terlebih orangorang sakit, orang-orang berdosa dan orang-orang yang tidak diperhatikan di dalam masarakat. Di dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah serupa. Kita mendengarkan kisah di mana banyak sekali orang datang untuk disembuhkan. Karena begitu banyaknya orang, mereka tidak sempat sampai kepada Yesus untuk disembuhkan. Di sini orang-orang membawa orang yang sakit. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus lalu menurunkan orang sakit itu. Melihat iman sebesar itu, Yesus mengatakan; “Hai anak-Ku, dosamu sudah mengampuni.” Kalau kita melihat dan merenungkan kisah ini, kita mungkin bertanya mengapa mereka membongkar atap? Bagaimana reaksi pemilik rumah? Bagaimana reaksi orang-orang yang datang kepada Yesus? Banyak sekali pertanyaan-pertanaan yang akan kita temukan di dalam refleksi kita. Orang-orang yang membawa orang sakit itu dan membuka atap yang di atas Yesus sungguh percaya akan jalan dan rencana Allah. Mereka percaya akan jalan dan cara Allah yang selalu mungkin. Mereka tidak menyerah pada kenyataan. Namun demikian mereka berusaha dituntun oleh Roh untuk menemukan cara yang lain. Mereka dituntun untuk menemukan cara yang hanya diberikan oleh Allah. Karena itu mereka berani membongkar atap rumah itu. Menarik sekali bahwa mereka membuka atap di atas dimana Yesus berada. Ini mau berbicara kepada kita bahwa bagaimana pun kita dihalangi oleh tantangan dan cobaan kita selalu dituntun untuk menemukan jalan dan cara Tuhan kita. Kita sering merasa bahwa doa kita tidak pernah dikabulkan. Dengan pikiran dan perasaan seperti itu kita mulai menyerah pada kenyataan yang ada. Kita mulai bimbang dan ragu akan kuasa Allah. Kita mulai meragukan kehadiran Yesus di dalam hidup kita sehari-hari. Karena itu kita mulai beralih ke hal-hal lain untuk memuaskan diri kita. Kita mulai terjun ke dalam dunia lain untuk mencari kebahagiaan dan cinta. Namun kenyataannya kebahagiaan dan cinta yang kita peroleh di sana hanya sementara saja. Karena itu saudara-saudari sekalian, marilah kita menaruh iman pada Allah. Terkadang Allah membiarkan kita untuk berjalan di jalan yang berliku-liku. Namun kita tidak boleh menyerah. Kita harus teguh berjalan melewati jalan itu dan dengan hati yang teguh kita harus menggunakan akal sehat kita untuk mencari kehendak Allah. Rm.Joseph, MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 21 20 Februari 2012 : Ketidakterbatasan Tuhan Yak 3:13-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mrk 9:14-29 Mazmur 19:9 “Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.” Kalau kita membaca Kitab Suci, secara keseluruhan, kita akan menemukan ketidakterbatasan Tuhan dalam memperhatikan dan mengatur hidup manusia dan seluruh alam. Dan itu hanya melalui Sabda. Baik Sabda yang di dalam Kitab Suci atau pun berupa Sabda Pengetahuan atau tidakan Iman dalam diri seseorang. Berbeda dengan manusia yang memiliki keterbatasan, Tuhan sebaliknya maha luas dan tidak terbatas perhatiannya pada kita. Seorang manusia, misalnya, seorang pemimpin perlu focus di hal-hal yang besar saja dan hal-hal kecil diserahkan kepada para wakilnya barulah pekerjaannya berjalan lancar. Tuhan memperhatikan hal-hal yang besar dan hal-hal yang kecil. Pada saat yang bersamaan banyak orang di dunia ini mendapat pertolongan, pencerahan atau peneguhan. Ia memperhatikan ribuan atau ratusan orang, tapi Ia juga memperhatikan pertanyaan seseorang yang mungkin hanya ada di dalam pikirannya dan memberikan jawaban; atau memperhatikan seruan seseorang yang mungkin hanya berkeluh kesah dalam hatinya lalu menolong orang itu. Suatu hari saya bertanya-tanya dalam hati, “kenapa ya, kog saya bertambah gemuk saja dari hari ke hari”. Esok harinya saya membaca Alkitan dan memilih Kitab Sirakh. Tertera di depan saya, Sirakh 37:27-31. Ayat yang tidak pernah saya baca sebelumnya. Baiklah, saya akan menuliskannya di sini. “Anakku, periksalah dirimu mengenai cara hidupmu, perhatikanlah apa yang buruk bagimu, lalu jangan kaubiarkan terus. Sebab tidak semua adalah baik bagi setiap orang, dan bukan setiap orang dapat menikmati segala-galanya. Janganlah seperti seseorang yang tak terpuaskan dengan kenikmatan apapun, dan jangan pula melahap segala makanan. Sebab makan banyak mengakibatkan penyakit, dan gelojoh menyebabkan sakit perut. Banyak orang mati karena rakus, sedangkan orang yang menjaga dirinya memperpanjang umur.” Wow! Mata saya langsung bercahaya! Saya langsung lebih mengerti mengapa Gereja Katolik menetapkan masa Adven dan masa Prapaskah dan menggunakan masa-masa itu untuk refleksi dan puasa. Esok kita akan menerima Abu ‘Rabu Abu’ sebagai tanda memulai masa Prapaskah. Selamat berpuasa dan berpantang! Narita. 22 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 21 Februari 2012 : Penguasaan Diri Petrus Damianus Yak 4:1-10, Mzm 55:7-8,9-10a,10b-11a,10b-11a,23, Mrk 9:30-37 Mrk 9:35 “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya Ketika saya masih dalam masa formasi di Seminari, saya pernah berencana untuk keluar dan menikah. Saya bahkan berdoa novena minta kepada Tuhan agar saya bisa berani mengambil keputusan untuk keluar dan menikah, karena saya pikir saya pasti tidak sanggup untuk hidup selibat. Itulah kira-kira doa saya selama dua tahun formasi di Canberra. Setelah dua tahun berdoa dan novena, ternyata doa saya tidak terkabul, padahal saya berdoa dengan penuh iman, mengapa demikian? Seperti kata Yakobus, doa saya tidak mendatangkan berkat karena saya hanya memaksakan keinginan pribadi saya pada Tuhan (Yak 4:3). Ada yang misterius soal apa yang Tuhan inginkan dari saya. Saya tidak pernah tahu akan apa yang Tuhan inginkan dari saya, tetapi yang jelas kutahu yang kumau, dan pada umumnya kemauanku selalu berujung pada pemuasan diri, bukan untuk orang lain apalagi untuk orang yang tidak aku sukai. Seorang suster yang pernah jadi dosen Teologi Moral di Seminari Tinggi tempat aku belajar pernah berujar, kelak kita akan dihadapkan pada dua pilihan, ibarat buah simalakama. Apa yang kita bisa lakukan adalah membayangkan Yesus yang berdiri dalam posisi kita dan berkata, kesampingkan egomu dan utamakan orang lain (Mrk 9:35). Setelah berefleksi sekian jauh maka saya bisa mengerti sekarang, mengapa doa dua tahun penuh itu, tidak pernah terkabul. Lalu bagaimanakah cara berdoa yang berhasil guna? Ini tentu bukan pertanyaan baru, murid-murid Yesus pun menghadapi pertanyaan serupa (Mat 6:5-14 dan Luk 11:24) dan saya kira pertanyaan ini berlanjut terus sampai era digital seperti sekarang ini. Kalau Yesus dihadapkan pada situasi yang demikian, tentu jawaban-Nya tetap sama, tenangkan diri dan berdolah Bapa Kami (Mat 6:5-14). Dalam doa bapa kami, hanya ada tiga permintaan yaitu; meminta rejeki hari ini, minta pengampunan dan agar dibebaskan dari pengaruh si jahat. Siapakah si jahat itu? Apakah si jahat itu adalah kekuatan lain di luar diri? Ataukah si jahat malah ada dalam diri kita masing-masing? Si jahat itu tentu adalah “ego” kita sendiri, kemauan untuk memuaskan diri, iri hati dan congkak hati, percaya pada kemampuan diri dan mau menang sendiri. Salah satu kebajikan Kristen adalah “penguasaan diri” yang bisa kita capai lewat penyangkalan diri. Inilah yang ditunjukkan Yesus salama tiga tahun lebih hidupnya sebagai manusia. Ia selalu memilih apa yang kita manusia selalu hindari. Ia memilih untuk hidup selibat, Ia memilih untuk tidak punya tempat tinggal tetap, Ia memilih untuk bangun pagi-pagi buta dan berdoa dan puncaknya Ia memilih untuk menderita dan mati di salib. Sebagai pemuda yang dibesarkan di dalam tradisi Yahudi, Yesus menyadari sungguh bahwa, akar dari dosa asal adalah keinginan untuk memuaskan nafsu diri sendiri. Karena itu memilih untuk tidak mengikuti keinginan diri sendiri menjadi kunci doa yang berhasil guna. Setelah kaul kekal dan menjadi diakon, tidak berarti saya sudah mampu mengalahkan nafsu untuk memuaskan diri sendiri, tetapi paling tidak saya tahu pasti di posisi mana saya berdiri. Diakon wenz, MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 23 22 Februari 2012 : Kerajaan Allah Sudah Dekat Hari Rabu Abu Puasa dan Pantang, Pesta Takhta St. Petrus, Rasul Yl 2:12-18, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, 2Kor 5:20-6:2, Mat 6:1-6,16-18 Mat 6:16 Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Ketika saya pertama kali diberitahu bahwa dalam tradisi katoiik ada kewajiban untuk berpuasa selama masa sebelum Paskah, wah, saya lalu berpikir, jangan – jangan puasanya sama seperti saudara – saudara saya yang Muslim. Waduh, berat juga ya, harus bangun untuk sahur, harus nunggu beduk dan suara adzan untuk berbuka. Kalau itu benar terjadi, alamat bolong puasa 40 hari ini. Hehehe. Tapi ternyata Tuhan mengerti keinginan saya, haha. Berbahagialah kita orang katolik yang kewajiban puasanya boleh dibilang tidak seberat saudara kita kaum muslim. Menurut aturan Gereja Katolik yang dituangkan dalam ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan bahwa : - Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung. - Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas. - Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang(dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya. Nah, sekarang tergantung bagaimana kita menerapkan aturan ini. Masing – masing orang pasti berbeda, ada yang mungkin puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung saja, ada yang lebih dari itu. Yang perlu diingat adalah puasa yang kita lakukan itu makan sekali kenyang ya, bukan makan sekenyang – kenyangnya, atau malah mengurangi porsi makan berlebihan dengan tujuan diet, haha. Puasa dalam arti iman katolik adalah tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan sebuah bentuk kita menggabungkan pengorbanan kecil kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Jadi ketika Anda melihat saudara Anda yang lain mungkin berpuasa tidak minum air atau hanya makan roti saja, itu juga tidak boleh disalahkan. Karena yang dituangkan dakam ketentuan Konferensi para Uskup tadi hanyalah syarat minimal, Anda boleh menambahkan sendiri tergantung seberapa besar Anda ingin menyatakan kasih Anda kepada Yesus. Akhirnya, selamat berpuasa Saudaraku, tetap tersenyum, orang lain tidak perlu tahu Anda sedang berpuasa, karena ketika kita berpuasa untuk menyatakan kasih Yesus, kita telah membawa Yesus kepada mereka dan bukankah lebih penting orang bisa mengenal dan mengalami Yesus lewat kita daripada mereka sekedar tahu kita sedang berpuasa? Maia 24 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 23 Februari 2012 : Mengikuti Yesus Ul 30:15-20, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 9:22-25 Luk 9:23 “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku”. Pada permulaan masa Prapaskah Tuhan menyajikan bagi kita suatu pilihan mendasar: jalan menuju keselamatan di hadapan jalan kebinasaan. Kita diberi semangat olehNya untuk memilih yang pertama walaupun yang kedua tampaknya memberi hasil yang lebih cepat. Tuhan mengarahkan kita pada jalan yang benar, tapi kita dibiarkannya tetap bebas untuk memilih. Pilihan ada pada kita, sementara Ia menunjukkan dengan jelas konsekwensi dari pilihan itu. Taruhannya adalah hidup kita. Memilih yang benar berarti memilih Allah, keselamatan kita, meletakkan-Nya sebagai pusat hidup kita dalam setiap perbuatan yang kita lakukan setiap hari. Namun kita harus siap menghadapi satu resiko yang selalu membahayakan, yang menjauhkan kita dari keselamatan: di satu sisi lidah kita mengatakan Allah adalah segalanya bagi kita, tetapi kemudian dengan perbuatan kita menyatakan yang sebaliknya. Kesadaran iman kitalah yang akan menunjukkan apakah benar kita menghidupi apa yang kita katakan atau tidak. Untuk mengikuti Yesus kita perlu memiliki keberanian untuk melupakan diri kita secara total, tanpa menyisakan apapun bagi kita: waktu, kesukaan, rencana dan kehendak. Jika kita memberi semua pada Tuhan dengan cinta kasih, Ia akan membalas seratus kali lipat dan tidak akan menyesali apa yang telah Ia beri. Tetapi untuk bisa melakukan ini diperlukan keberanian untuk memasrahkan diri pada perkataan Allah, khususnya ketika Ia berbicara tentang salib dan kematian. Ingatlah bahwa Perkataan-Nya adalah Kebenaran dan Terang yang menerangi langkah kita menuju kerajaan-Nya. Karena itu jangan takut kalau Yesus bicara tentang salib: Ia akan menuntun kita dalam kepenuhan rahmat yang Ia berikan melalui wafat dan kebangkitan-Nya untuk dapat memahami pentingnya memikul salib dan mengikuti Dia, mengasihi-Nya sampai akhir. Sr. Benedicta, OSB Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 25 24 Februari 2012 : SMU DOJCC Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-4,5-6a,18-19, Mat 9:14-15 Yesaya 58 : 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Bulan lalu saya pulang ke Indonesia, senang rasanya bisa berkumpul dengan saudara dan teman teman lama kembali. Senang juga bisa datang lagi ke gathering DOJCC. Entah kenapa, kadang saya rindu suasana setengah chaos di DOJCC. Memuji dan memuliakan Tuhan bersama sama, hal yang hampir tidak pernah saya lakukan di Tajikistan. Selain tidak ada gereja Katolik di kota tempat saya tinggal, juga tidak ada komunitas seperti DOJCC. Saya sedikit merasa sedih ketika datang ke Bali, melihat banyak teman teman lama di DOJCC yang sudah tidak aktif lagi, sebagian karena sudah pindah kota, kesibukan kerja, dan yang paling saya sesalkan, karena konflik antar teman. Menjadi anggota DOJ, adalah menjadi murid murid Yesus, sesuai dengan namanya Perjanjian Murid Murid Yesus. Ini pertikaian antar murid, antar pelajar. Tawuran antar pelajar, saling serang, saling ejek, lempar batu, dendam dan rasa ingin melukai. Kalau kita baca di surat kabar, hanya anak SMP sampai mahasiswa yang masih suka tawuran, jarang sekali terdengar mahasiswa S2 atau S3 tawuran! Mengapa ? Karena mahasiswa S2 dan S3 umumnya sudah punya pendidikan yang cukup dan lebih dewasa melihat permasalahan. Bila kita baca lagi di surat kabar, penyebab tawuran umumnya adalah hal yang sepele. Saling ejek, kesenggol di acara musik atau karena perempuan. Dangkal. Tapi hal yang dangkal memang bisa membuat pertikaian hebat. Sebagai pelajar di SMU DOJCC (atau Universitas DOJCC?), apa kita juga sedangkal itu? Salik ejek sesama murid, fitnah, saling serang sudah tidak lagi layak untuk (yang mengaku) murid Yesus. Tapi kita manusia, bisa punya kesalahan, bisa alpha. Sebagai murid, kita juga masih ada rasa untuk ‘bolos’ dari rutinitas ke sekolah. Tapi masa masa itu menjadi cerita seru dan indah ketika diceritakan kembali di saat reuni. Seperti dikutip dalam injil hari ini, berpuasa saja tidak cukup, bila kita tidak melayani sepenuh hati. Apa gunanya bernyanyi lagu pujian dan menulis ayat ayat indah, tapi masih suka menggunjingkan sesama murid? Menjadi murid yang baik, bukan dilihat dari ‘seragam’ yang licin dan tersetrika rapi, tapi dari perhatian dan rasa saling hormat pada sesama murid dan guru. Selamat belajar di SMU DOJCC. Jeff - Tajikistan 26 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 25 Februari 2012 : Gereja Tempat Yesus Menjamu Pendosa Untuk Bertobat Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32 Lk.25:32 “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Yesus jelas maksud kedatanganNya, untuk orang orang berdosa. Waktu pelayananNya didunia yang sedemikian singkat, hanya tiga tahun, banyak dihabiskanNya makan minum bersama para pendosa. Hampir semua murid-muridNya adalah pendosa seperti Lewi si pemugut cukai. Sebegitu sayangNya Yesus sehingga Ia rela mati menanggung dosa dosa mereka, meskipun kadang pengorbananNya sia sia seperti Yudas si penghianat yang tidak tobat malah bunuh diri. Yesus, sedikit saja melihat pertobatan dari si penjahat yang disalib disebelahNya, langsung menjanjikan Surga detik itu juga. Bahkan setelah bangkit, Yesus pertama tama menemui Maria Magdalena, si pendosa besar yang bertobat dan disembuhkanNya itu, bukan orang lain. Pertobatan itu mukjizat terbesar, lebih daripada penyembuhan jasmani, bahkan bangkit dari mati fisik, karena hidup dalam dosa maut berarti jiwa sudah mati. Pertobatan yang tulus merupakan kebangkitan jiwa. Seluruh malaikat surga pun bersuka cita saat ada satu manusia yang bertobat. Yesus dan segenap surga sangat merindukan pertobatan, semua tinggal tergantung kita manusianya. Apakah ini artinya kita perlu berdosa dulu supaya bisa bertobat? Ya jelas tidak menurut santo Paulus. Kita hanya perlu menyadari dosa-dosa kita yang pastilah sudah ada. Tertulis di Alkitab bahwa orang salehpun berdosa tujuh kali sehari. Janganlah menanggap diri lebih benar seperti ahli ahli Farisi. Jangan berkata, “Ngapain ke Gereja, isinya orang orang berdosa.” Harapan besar ada pada pendosa yang sadar, tidak kecil hati dan mau datang. Tuhan memang tidak suka kalau kita datang merasa suci sendiri, tapi lebih memprihatinkan lagi kalau tidak hadir sebab sok suci. Mari menyambut Yesus dengan bermiskin hati, artinya selalu sadar butuh karunia pengampunanNya. Maka pastilah Ia hadir ditengah kita. Dengan miskin hati kita rindu datang ke perjamuan kudusNya dimana Yesus ada dalam Ekaristi. Kesadaran membawa kita pada pertobatan seumur hidup lewat Sakramen Rekonsiliasi. Gereja adalah tempat Yesus menghabiskan waktunya dengan orang berdosa yang ingin bertobat. Sudahkah kita aktif berpartisipasi membangun Gereja yang demikian, ataukah kita turut bersungut-sungut, iri hati kalau Yesus mengasihi para pendosa? Ya Yesus, curahkanlan Roh KudusMu supaya kami sadar selalu akan dosa dosa kami. Biarlah GerejaMu menjadi tempat Engkau bertemu dengan kami, para pendosa, sehingga kami selalu diperbaharui dalam pertobatan, dan boleh menikmati kasih pengampunan Sang Bapa yang dalamnya tak terselami. Yesus, Engkaulah andalan kami. Amin. Fr. David MGL Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 27 26 Februari 2012 : Dituntun Oleh Roh Tuhan HARI MINGGU PRAPASKAH I Kej 9:8-15, Mzm 25:4b-5ab,6-7bc,8-9, 1Ptr 3:18-22, Mrk 1:12-15 Markus 1:12 “Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun” Injil yang hari ini kita dengarkan terjadi setelah permandian Yesus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Di sana dikatakan bahwa setelah kelar dari air, Ia melihat langit terkoyak dan Roh seperti burung merpati turun ke atasNya. Lalu terdengarlah suara dari surga; “Engkaulah Anak Allah yang Kukasihi kepadaMulah Aku berkenan.” Kemudian Roh Tuhan menuntun Yesus ke padang gurun. Di sana Yesus dicobai. Ia juga berada di antara binatang-binatang liar dan sekaligus di layani oleh malaikat-malaikat Tuhan. Yesus adalah Anak Allah. Dan nama ini kita baca dan dengan di dalam perikop yang terdahulu dari bacaan yang kita miliki hari ini. Kemudian karena ketaatanNya sebagai Anak Allah, Dia membiarkan diri dituntun oleh Roh itu. Roh Tuhan memuntunNya ke padang gurun. Dia menyerahkan seluruh dirNya ke dalam bimbingan Roh Allah. Dia menyerahkan seluruh diri dan rencananya dibimbing dan dituntun oleh Roh Allah. Yesus percaya akan kuasa Roh Allah. Lewat permandian kita masing-masing kita sekalian sudah dipilih menjadi anak-anak Allah. Kita semua juga di jadikan sebagai saudara dan saudari Yesus. Saat kita dibaptis seperti Yesus, kita semua telah dipenuhi oleh Roh Allah. Kita sekalian telah dikuasai oleh Roh Allah. Karena itu, kita harus membiarkan diri untuk dibimbing oleh Roh Allah. Namun sering kali kita tidak mendengarkan Roh Allah yang berbicara di dalam hati kita. Kita terkadang lebih mendengarkan suara-suara bimbingan yang lain. Sehingga akhirnya kita disesatkan oleh suara bimbingan dari kekuatan lain. Marilah saudara dan saudari sekalian, kita harus sungguh menyadari Roh Allah yang selalu menuntun kita. Kita harus membiarkan diri di tuntun dan dibimbing oleh Roh itu. Seperti Yesus kita akan dicobai oleh banyak godaan setan dan iblis. Kita akan berada di antara kekuatan liar seperti Yesus yang dileilingin oleh binatang-binatang liar. Namun demikian kita akan selalu dilindungi oleh malaikat-malaikat Tuhan. Percayalah pada Suara Tuhan dan BimbinganNya di dalam hidup kita sehari-hari. Rm. Joseph, MGL 28 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 27 Februari 2012 : Senjata Dari Allah Untuk Berjaga-Jaga Gabriel dr Bunda Berdukacita Im 19:1-2,11-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mat 25:31-46 Mat 25:45 “Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku” Allah Bapa, menciptakan manusia seturut dengan citraNya, itu sudah kita pelajari sejak kita mulai belajar tentang agama Katolik. Serupa dan segambar dengan Dia. Untuk itulah, Tuhan mempersenjatai kita dengan aturan-aturan yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, sehingga pada saat penghakiman terakhir, saat Dia datang bersama semua malaikat, saat Dia memisahkan seorang dari pada seorang seperti gembala memisahkan domba dan kambing, kita akan lolos untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Membaca injil Matius 25:35-46, saya teringat akan sebuah renungan yang pernah saya baca. Pada suatu hari, Tuhan berkata pada seorang ibu, : besok, aku akan berkunjung ke rumahmu. Ibu itu senang dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna untuk menyambut kedatangan Tuhan. Dia masak banyak, yang enak-enak, dan berganti dengan pakaiannya yang paling indah. Kemudian dia duduk dan siap menyambut Tuhan. Tiba-tiba pintu diketuk, dan ibu itu membukanya karena yakin yang datang adalah Tuhan, tapi ternyata seorang bapak pengemis dengan pakaian yang kotor dan lusuh. Kemudian ibu itu mengusirnya :pergi kamu.., jangan kotori rumahku, aku sedang menyambut Tuhan, dan aku tidak punya makanan. Kemudian datang lagi seorang ibu buta, dan seorang anak jalanan. Dan semuanya diusirnya. Sampai malam Tuhan tidak datang dan dia protes: Tuhan kenapa Engkau bohong, Engkau tidak datang ke rumahku. Jawab Tuhan: aku sudah datang 3 kali ke rumah mu dan tiga kali pula engkau mengusirku. Senjata-senjata yang diberikan Tuhan, untuk menjaga tingkah laku kita di dunia ini, bisa kita lihat dalam Im 19 : 11-18. Kita tidak boleh mencuri, kita tidak boleh berbohong, tidak boleh bersaksi dusta, tidak boleh menyebarkan fitnah, harus mengasihi sesama, tidak boleh membenci,tidak boleh dendam. Betapa lengkapnya senjata yang Tuhan berikan untuk melindungi kita di dunia ini, agar pada saatNya kita siap untuk menyambutNya. Kalau kita lakukan semua aturan dari Tuhan, maka kita akan mempunyai senjata yang lengkap dan tangguh untuk menjadikan kita sebagai serdadu Allah yang kuat, yang selalu siap siaga. Amin alin Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 29 28 Februari 2012 : Bijaklah dalam Berkata-Kata Selasa, 28 Februari 2012: Yes 55:10-11, Mzm 34:4-5,6-7,16-17,18-19, Mat 6:7-15 Yes 55:10-11“Sebab seperti hujan yang mengairi bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikian pula firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki.” Manusia dianugerahkan kemampuan berkata-kata. Kemampuan untuk mengekspresikan isi hatinya dalam rangkaian kata, kalimat dan bahasa. Kita bisa saling memahami satu sama lain lewat kata-kata yang kita ucapkan atau lewat tulisan-tulisan kita. Lewat bahasa yang kita pakai, kita saling bertukar informasi, saling berbagi apa yang kita rasakan, bahkan saling menyerang dan menyakiti dengan bahasa. Banyak kali kita tidak berpikir sebelum berbicara, apalagi kalau kita sedang marah. Kita tidak sadar bahwa apa yang terlanjur kita katakan tidak bisa kita hapus atau tarik kembali. Bulan Januari yang lalu dalam Summer School of Evangelisation seorang imam berbagi ceritera tentang awal mula ketika ia mulai serius berpikir untuk menjadi imam. Sebelumnya ia tidak pernah berpikir untuk menjadi imam. Ia tidak pernah menerima wangsit atau penampakan dari Tuhan, hanya sepatah kata dari seorang imam di tepi Danau Galilea bahwa sebenarnya ia bisa jadi imam yang baik. Waktu itu ia hampir bertunangan dengan gadis pujaan hatinya. Keduanya bersiap untuk bertunangan dan menikah, tetapi kata-kata imam sederhana di tepi Danau Galilea itu terus membekas di hatinya. Apa yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan. Ia kemudian batal bertunangan dan memutuskan untuk menjadi imam sampai sekarang, dan sungguh ia menjadi imam yang baik. Ini hanya satu contoh kekuatan kata dan kalimat yang kita ucapkan kepada seseorang atau sekelompok orang. Sejak saya ditahbiskan menjadi Diakon sudah beberapa kali saya berkhotbah. Seringkali saya dikejutkan oleh beberapa pendengar yang datang berterimakasih karena saya mengatakan ini dan itu dalam khotbah saya, anehnya, saya tidak ingat kalau pernah berkata demikian. Pengalaman yang demikian mendorong saya untuk lebih berhati-hati dalam berkhotbah atau bahkan sekedar berbincang-bincang. Saya harus berpikir dahulu sebelum berbicara. Saya harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi kalau saya menggunakan kata atau kalimat tertentu, karena kata dan kalimat yang saya lontarkan akan tinggal menetap dalam ingatan lawan bicara saya, sama seperti hujan yang tidak bisa kembali lagi ke langit melainkan membasahi daratan, demikian kata Yesaya. Kita tidak perlu takut untuk berdialog atau menumpahkan isi hati, tetapi kita juga harus sadar bahwa apa yang kita ucapkan sedikit banyak punya dampak tertentu bagi orang lain. Karena itu berusahalah agar apa yang keluar dari mulut kita hanya akan mendatangkan berkat untuk orang lain. Diakon wenz, MGL 30 Fresh JUICE ! Vol. 27/2012 29 Februari 2012 : KasihNya tiada berkesudahan Yun 3:1-10, Mzm 51:3-4,12-13,18-19, Luk 11:29-32 Mzm 51 : 19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak Kau pandang hina ya Allah. Tujuh tahun sudah saya tinggal di Bali dari tahun 2005, saya masih menjalin pertemanan dengan beberapa teman baik ditempat kerja, ataupun di gereja. Teman saya bermacammacam ada yang suka belajar, suka shopping, suka travelling, sangat beraneka ragam dan saya sangat menikmatinya. Ada salah satu teman yang cukup unik buat saya, saya kenal dia di gereja FX. Lumayan lama saya berteman dengan dia sampai dengan saat ini, orangnya cuek tapi saya nyaman aja kalau berteman dengan dia. Dia menerima saya apa adanya, demikian juga saya. Kami tidak pernah menghakimi satu sama lain, apapun profesi dia, dia bekerja di pantai kuta bertemu dengan tamu bule...Sapaan akrabnya yang sangat khas “ Hai kawan gimana kabar loe?” hahaha...dia banget gitu loe... Suatu saat saya ketemu dia sedang adorasi, khusyuk skali...dia rajin skali adorasi kalo tamunya sedang sepi, “Hai kawan, tamu gue lagi sepi nich, makanya gue harus adorasi biar dapet tamu:)..Hei gimana kabar loe?’ Firman Tuhan pada hari ini cukup keras “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak Kau pandang hina ya Allah”... Sungguh besar kasih Allah, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia, tak terselami jalan-jalanNya bagi setiap manusia. Dia mencari orang-orang yang terhilang, yang berdosa untuk kembali kepadaNya, mendapatkan pengampunanNya. Saya melihat kasih Allah yang luar biasa pula yang dialami teman saya ini, Tuhan memberkatinya ke WYD 2008 di Sidney, dan dia pernah menunjukkan fotonya bersama bishop dari Sidney, karena tamu Ausie telah membiayai dia untuk ke Australia. Tuhan tidak dapat dibatasi karya-karyaNya...Dia mengasihi setiap dari kita yang datang kepadaNya dalam pertobatan...Kita tidak berhak “menghakimi” orang lain hanya melihat covernya saja...Lihatlah betapa berbelas kasihan Tuhan Allah kita, tidakkah kita harus mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Tuhan? Dia punya rencana yang indah bagi setiap orang yang tidak dapat kita pahami. Marilah kita belajar rendah hati dan berbesar hati, dengan ikut berbahagia jika Tuhan memberkati saudara, teman kita, jauh dari yang kita bayangkan, bukan sebaliknya dengan membicarakan hal yang negative. Kehidupan di Bali ini sangat variatif, tergantung kita menyikapinya. Kita bisa berinteraksi dengan berbagai macam orang.. dari latar belakang yang berbeda-beda...bahkan kebangsaan yang berbeda. Semua tergantung cara pandang kita.. Firman Tuhan hari ini mengajarkan pada kita, bagaimana cara pandang Allah memberikan pengampunan bagi manusia. Seringkali kita masih mengkotak-kotakan antara kegiatan rohani dan kehidupan sehari-hari...Janganlah sampai cara pandang kita yang terbatas, membatasi karya perutusan Tuhan. Mari kita terbuka dengan bimbingan Roh Kudus, sehingga lagu-lagu perutusan yang sering kita nyanyikan dalam gathering, choir bahasa inggris,...seperti Tuma Mina... send me Jesus, Lead me Jesus atau...lagu jadikanku terangMu Tuhan yang kita nyanyikan di celebration meal, tidak hanya sebatas berdengung dikomunitas saja...tapi benar-benar kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita sama-sama terbuka dengan bimbingan Roh Kudus kemanapun Dia memimpin dan memampukan kita. Tuhan memberkati. lulu Vol. 27/2012 Fresh JUICE ! 31