Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Halo...halo...teman-teman semua...
Apa kabar?
Semoga selalu dalam keadaan sehat dan
berbahagia...
Tak terasa kita sekarang sudah memasuki
bulan ke-22 di tahun 2012. Rasanya baru
kemarin melihat dan merasakan suasana
tahun baru yang penuh kembang api ya.
Bulan Februari, bulan yang dikenal penuh
Cinta Kasih...biasanya pada bulan ini
penjual bunga dan coklat laku keras...
baik itu cowok atau cewek, semua berlomba-lomba menunjukkan perasaan
cinta pada pasangannya.
Alangkah indahnya bila setiap hari adalah
hari Valentine ya....
Tapi bagi Tuhan...tiap hari adalah hari
Valentine...karena Dia tidak pernah lupa
menunjukkan perasaan kasih dan cintaNya pada kita semua...tiap hari kita bangun pagi dengan kesehatan yang baru,
semangat yang baru, hari yang baru,
harapan yang baru...semua itu adalah
sapaan Kasih Tuhan bagi kita semua...
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Marilah kita pun membagikan Kasih Tuhan
yang selalu baru tiap hari kepada kita...
bagi suami/istri, bagi anak-anak, bagi keluarga kita yang lain, bagi teman-teman,
bagi semua orang yang mengasihi kita,
bahkan juga bagi orang yang menyakiti
kita.
Fresh JUICE !
Nathasa
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
managed by :
Vol. 27/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
JADWAL FEBRUARI 2012
Minggu 5 Februari 2012 Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00
Minggu 12 Februari 2012 Tugas Tatib Misa di Gereja FX pk. 18.00
dilanjutkan Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00
Rabu 15 Februari 2012 DOA TAIZE usai misa sore di Gereja FX pk. 18.30
Minggu 19 Februari 2012
pk. 7 pagi Youth DOJ bersama OMK dan PD Don Bosco mengadakan
acara fellowship dan bersih - bersih pantai Kuta.
pk. 18.00 Tugas Koor Misa English siap di gereja pk. 17.00
dilanjutkan makan malam dan
pk. 19.00 Gathering di Ruang Sekami Gereja FX pk 19.00
Sabtu 25 Februari 2012 CELEBRATION VALENTINE MEAL pk. 19.00
Minggu 26 Februari 2012
pk. 10.00 Kunjungan / Rekreasi Couple dan Lunch bareng
pk. 11.30 Youth DOJ mengadakan NoBar (Nonton Bareng)
dalam rangka Valentine
pk. 18.00 Tugas Tatib Misa di Gereja FX
Rabu 29 Februari 2012 Formation
Teaching dilanjutkan Sharing Group
FRESH JUICE kini bisa
dibaca juga di
www.DOJCC.com
2
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
1 Februari 2012 : Mujizat Tuhan nyata !
Kandelaria dr SJosef, Maria Anna Vaillot, Odilia Baumgarten
2Sam 24:2,9-17, Mzm 32:1-2,5,6,7, Mrk 6:1-6
Mrk. 6:3 “Lalu mereka kecewa dan menolak Dia”
Perkenalan biasa dimulai dengan nama, asal, orang tua lalu perkerjaan dan pendidikan. Walau ini kulit luar saja dan perlu pengenalan pribadi yang lebih dalam, tidak
sedikit yang menilai status sosial sebagai identitas atau kredibilitas mutlak guna mencari
pasangan hidup dan pekerjaan. Herannya kalau kita cenderung KKN, Yesus malah ditolak oleh sanak saudaraNya, padahal jelas jelas diluar Dia sudah terbukti. Apa alasan
Yesus ditolak?
Orang sekampung Dia tidak percaya bahwa salah satu dari mereka sendiri bisa bermukjizat sedemikian dahsyatnya. Sebenarnya kekecewaan akan identitas Yesus ini
mencerminkan penolakan diri sendiri. Ini kecenderungan negatif yang sangat mendasar di setiap manusia. Karena dosa asal kita cenderung rendah diri, bukan rendah
hati. Rendah diri itu sama dengan kesombongan yang menilai diri lebih tinggi dari sesama. Kita kurang mengenal diri sendiri, kurang sadar dan ketika melihat yang tidak
sesuai langsung menolak. Akibatnya penolakan diri yang terselubung tercermin saat
menolak orang lain, sehingga Tuhanpun sendiri yang merendahkan diriNya menjadi
sama seperti kita, tidak cukup baik untuk kita.
Bahkan Petrus dan banyak nabi pernah salah menanggapi pangilan Tuhan, “Pakai saja
orang lain, saya ini orang berdosa.... saya ini... saya itu...” Fokusnya pada diri sendiri,
bukan Tuhan. Tetapi mereka yang mulanya berkecil hatipun sanggup diubah Tuhan,
saat sadar bahwa meskipun berdosa atau tidak trampil, tetapi kasih Tuhan itu tidak
pandang bulu dan Dialah yang memampukan. Pauluspun berbangga bukan karena
kehebatan dirinya, tetapi dalam kerapuhannya, supaya semakin nyata bahwa semua
keberhasilan adalah semata-mata tangan Tuhan bekerja.
Mengapa Yesus tidak malu dengan identitas duniaNya yang jauh dari keren, seorang
tukang kayu, anak Maria, gadis sederhana? Dia mengenal diriNya sebagai Anak Sang
Bapa disurga yang sangat dicintai. Maukah kita diajak untuk lebih aktif mengenal diri
kita, lewat surat cinta Allah Bapa dalam Alkitab, lewat persekutuan saudara seiman
yang menguatkan, lewat keheningan doa? Bukan lewat televisi yang sering menawarkan janji palsu duniawi.
Ya Yesus, Engkau mengerti bahwa saat kami menolak Engkau, kami sebenarnya kurang
mengenal diri sendiri. Ampunilah kesombongan kami dan utuslah Roh KudusMu sehingga kami boleh melihat diri kami sebagaimana Sang Bapa melihat dan mencintai
kami apa adanya. Biarlah lewat pengenalan diri kami yang rapuh ini, kami semakin lagi
dikuatkan oleh mukjizat kasih setiaMu yang besar setiap hari.
Fr. David, MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 3
2 Februari 2012 : Keselamatan
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40
Luk 2:30 “Sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu,”
40 hari setelah kelahiran-Nya, Kanak Yesus dihantar oleh Maria dan Yosef ke bait Allah
di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Allah (bdk. Luk 2:22). Prosesi lilin pada awal
perayaan Misa Kudus hari ini membuat kita menghidupi kembali peristiwa masuknya Dia
yang adalah “Raja Kemuliaan” ke gerbang Yerusalem (Mzm 24:7). Tetapi siapakah dia
‘Allah Perkasa’ yang masuk ke dalam Bait-Nya? Dia adalah seorang bayi, bayi Yesus,
yang dalam rangkulan ibu-Nya datang dari Nasaret ke Yerusalem memasuki rumah Allah dalam sikap ketaatan pada Bapa. Orang pertama yang bergabung dengan Yesus
dalam jalan ketaatan adalah Maria, ibu-Nya. Ia yang akan ditembusi oleh pedang
penderitaan menggenapi perannya dalam sejarah keselamatan dengan mengambil
bagian dalam penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus. Mengantarkan putranya ke
Yerusalem, Perawan Maria mempersembahkan-Nya pada Allah sebagai Anak Domba
sejati yang menghapus dosa dunia, menyerahkan-Nya pada Simeon dan Ana sebagai
warta penebusan, mempresentasikan-Nya pada semua orang sebagai Terang yang
menuntun pada Jalan, Kebenaran dan Kasih.
Bait Allah adalah tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Karena itu adalah juga tempat yang dikhususkan untuk bertemu dengan Allah dan masuk dalam persekutuan
dengan-Nya secara langsung. Nabi Maleaki mewartakan tentang penantian akan kedatangan ‘seorang utusan, yang dengan kedatangannya akan mempersiapkan umat
Allah untuk bertemu dengan Allah melalui pembaharuan korban dan imamat sehingga
korban yang dipersembahkan akan berkenan pada Allah. Hari ini kita memperingati
hari dimana sepasang hamba Allah yang rendah hati merealisasikan nubuat ini. Yosef
dan Maria mengajak kita melihat bagaimana cahaya Kristus masuk dalam hati orang
yang menerima-Nya, walaupun seringkali dalam cara yang berbeda dengan yang
kita harapkan. Yang terpenting adalah memiliki hati yang berjaga dan siap ketika Allah
datang mengunjungi hidup kita dan merubah semuanya dengan terang-Nya.
Simeon dan Ana, yang digerakkan oleh Roh Kudus, mengenali bayi Yesus sebagai Mesias yang dinantikan dan lalu bernubuat tentang-Nya. Kedua tokoh ini adalah ‘orangorang benar’ dari Israel. Walaupun telah berusia lanjut, mereka memiliki semangat
dan kesabaran untuk menanti terwujudnya janji Allah. Karena itulah mereka mendapat
rahmat istimewa untuk mengenali Allah yang Mahatinggi dalam wujud seorang bayi
dari sebuah pasangan muda. Apa yang sering tidak kita miliki pada iman kita adalah
keteguhan hati. Saat dalam penantian yang panjang akan janji Allah yang belum terwujud, kita selalu berpikir bahwa Allah telah melupakan kita. Tetapi sebenarnya jika
kita membiarkan Roh Kudus hidup dan berkarya di dalam diri kita, dapat kita pahami
bahwa Allah ingin melibatkan kita dalam rahmat-Nya yang dinamis, yang di dalamnya
waktu berperan dengan cara berbeda dari yang dapat kita pikirkan.
Sr. Benedicta, OSB
4
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
3 Februari 2012 : Menjadi Pribadi Berkarisma di HadapanNya
Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini
Sir 47:2-11, Mzm 18:31,47,50,51, Mrk 6:14-29
Mrk 6:20 Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah
orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan
Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
“Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,kita akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin kita capai”
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam
mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil”
Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan salah satu motivator ternama di Indonesia. Yup,
siapa lagi kalau bukan Sis Maryono Teguh, atau yang biasa kita kenal dengan Mario
Teguh. Pria kelahiran Makassar 55 tahun silam ini mulai dikenal publik lewat tayangan
Golden Ways di Metro TV. Kata – kata motivasi di atas adalah contoh yang pernah dia
sampaikan dalam setiap seminar atau acara-acara di stasiun televisi. Saya pribadi cukup “nancep” juga dengan kata-kata motivasi di atas. Pembaca semua tentunya juga
mengalami hal yang sama seperti saya ketika membaca kalimat di atas ? Kalimat di
atas sangat memberikan motivasi bagi kita untuk semakin optimis dan semangat dalam
menjalani kehidupan ini
Pada awalnya saya juga tidak mengerti MT ini – waktu pertama kali lihat di Metro TV
saya kira ini acara diskusi tentang suatu permasalahan negeri. Eh, ternyata acara yang
membangkitkan semangat hidup, acara yang sungguh memotivasi seseorang untuk
berjuang dalam kehidupannya sehari-hari. Pertama kali melihat MT, “wah, ini pasti
orang Kristen, soalna dari segi berbicara dan penyampaiannya benar-benar menyejukkan banget !! Bener dah, pasti orang gereja juga dia, “pikirku !! Ternyata selama ini
saya salah besar. Beliau adalah seorang muslim. Saya tahunya juga waktu sedang buat
renungan ini. Ckck… Sosok Mario Teguh cukup membawa inspirasi dan motivasi bagi
saya pribadi. Dia seorang yang cukup berkarisma. Lihat aja, kalau dia sedang membawakan renungan atau pemahaman tentang motivasi, semua penonton diam dan
fokus utama tertuju pada beliau. Orang segan dan menaruh hormat kepada beliau
karena apa yang ia sampaikan dan ia lakukan memang benar-benar asli – tidak dibuat
buat. Ia memotivasi orang dengan belajar dari pengalaman akan kehidupannya sendiri. Ia pun menjadi motivator yang bisa “merangkul” semua kalangan, dan tanpa menyinggung agama tertentu. Wow, salut benar saya dengan cara hidup beliau.
Bacaan Injil hari ini juga menceritakan tentang Herodes yang segan akan Yohanes
Pembaptis karena ia adalah seorang yang benar dan suci. Tapi, karena desakan dan
kepercayaannya yang masih goyah, Herodes masih dapat dipengaruhi oleh orangorang di sekitarnya. Selain Yohanes, kita juga punya sosok Yesus yang sudah layak
dan sepantasnya kita kagumi. Sosok yang penuh wibawa dan penuh kasih terhadap
semua umatnya. Semoga kita pun bisa meneladani sikap Yesus dalam kehidupan ini,
dan mampu menjadi pemimpin-pemimpin berkarisma di sekitar lingkungan kita. Pemimpin yang mampu memberikan contoh sikap dan tindakan yang mendatangkan
kedamaian dan rasa nyaman bagi orang-orang di sekitarnya.
KRIS
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 5
4 Februari 2012 : Tanpa Nahkoda
Yusuf dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin
1Raj 3:4-13, Mzm 119:9,10,11,12,13,14, Mrk 6:30-34
Mrk 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang
tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka
Dalam perikop hari ini kita bisa melihat di sekeliling kita mungkin bisa dilihat kalau kita
pergi ke sawah, disana banyak kawanan bebek yang bisa berbaris rapi jalan saat
dibawakan sebatang bambu oleh si pengangonnya, tapi saat bambu tersebut disingkirkan maka barisan rapi bebek tersebut menjadi bubar mereka jalan tidak tentu arah,
bahkan sampai bisa masuk galengan air di sawah.
Saya mempunyai seorang sahabat sejak SMA, kami selalu bersama-sama bahkan kalau
liburan saya suka menginap dirumahnya. Bahkan orang tua dan keluarga lainnya seperti keluarga saya sendiri. Saat kuliah ada perpecahan dalam persahabatan kami, dia
tidak mendengarkan nasehat saya dan dia memilih kabur bersama pacarnya dan meninggalkan keluarganya. Saya sangat marah oleh sikap dia,karena saya melihat ibunya sangat sedih ditinggalkan oleh anak gadisnya kabur bersama pria yang tidak seiman. Sejak saat itu saya tidak pernah melihatnya kembali, kami hilang kontak dan saya
memilih pindah ke bali. Setelah 17 tahun kami bisa bertemu kembali melalui Facebook
(Makasih FB) . Akhirnya kami bisa bertemu langsung, dia banyak bercerita kehidupannya yang dulu-dulu saat kami berpisah. Dia sudah pindah keyakinan, dulu dia merasa
tidak ada yang membimbing dia untuk berdoa dan mengenal Tuhan lebih dalam.
Hingga dia mengalami rumah tangga yang hancur berantakan bahkan sang suami
tega menyuntikan narkoba ke tubuhnya yang membuat dia terus ketagihan barang
haram hingga 4 tahun lamanya. Saat dia mau berangkat mengikuti kontes budaya di
Jogjakarta karena dia seorang penari kotemporer, yang seharusnya dia mewakili NTB
dalam ajang tersebut di airport dia di jemput polisi dan harus masuk sel rehabilitasi 6 bulan lamanya. Kariernya hancur, orang-orang meninggalkannya. Dalam sel dia merasa
semakin stress dan depresi yang mendalam hingga hampir gila di buat oleh keadaan
waktu itu. Dalam keterpurukan di dalam sel, ada seorang bapak yang bekerja disitu.
Bapak itu begitu kasihan melihat sahabat saya ini, lalu si bapak ini banyak bercerita
tentang kebaikan Tuhan. Dan si bapak ini minta sahabat saya ini untuk selalu berdoa,
karena kekuatan terbesar datang dari Tuhan. Di dalam sel tersebut dia belajar untuk
berdoa, akhirnya dlm menghabiskan waktu di hari-hari dia dalam sel dia gunakan untuk berdoa. Disitu dia mendapat kekuatan untuk kembali sehat dan menjalani hidup
bersama 2 orang anaknya.
Itulah hidup kita, kalau kita menjalankan kehidupan tanpa ada nahkoda dalam hidup
ini, maka kita akan selalu bingung mau kemana hidup kita. Nahkoda hidup kita adalah
Tuhan Yesus, tetaplah bersandar pada Sang Nahkoda Kehidupan kita ini. Sehingga kita
tidak salah jalan dan lemah dalam menjalani hidup ini. Tetap semangat apapun persoalan yang sedang kita hadapi sekarang, karena kita punya Nahkoda yang kuat dlm
menjalani badai kehidupan ini....
Rina
6
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
5 Februari 2012 : Yesus Membiarkan Kita Agar Bisa Berubah
Ayb 7:1-4,6-7, Mzm 147:1-2,3-4,5-6, 1Kor 9:16-19,22-23, Mrk 1:29-39
Markus 1:38 “…Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” JawabNya: “Marilah kita pergi ke tempat
lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga memberitakan Injil …”
Di dalam Injil hari ini kita telah mendengarkan kisah pelayanan Yesus kepada orangorang sakit. Ketika mereka mendengar bahwa Yesus berada di tempatnya mertua Simon, maka datanglah orang banyak. Mereka datang dari seluruh kota itu di depan
pinti mertau Simon. Lalu Dia menjamah dan menyembuhkan penyakit mereka. Namun
demikian karena banyaknya orang yang datang kepad Yesus, Ia-pun berusaha untuk
meninggalkan mereka. Dia pergi ke tempat lain, dengan alansan ingin mewartakan
Injil di tempat lain.
Di sini terdapat satu pesan yang sungguh menarik buat kita untuk direnungkan bersama. Ketika mereka mendengar bahwa Yesus berada di tempat itu, mereka membawa
banyak orang sakit kepada Yesus. Begitu banyak orang berdatangan kepada Yesus untuk disembuhkan dari penyakit, baik fisik maupun mental. Orang-orang sakit itu sungguh
memerlukan penyembuhan dari Yesus. Mereka begitu mengharapkan supaya Yesus
menyembuhkan mereka. Namun ketika mereka sampai di sana, Yesus merubah pikiran
untuk pergi ke tempat lain, dengan alasan untuk memberitakan Injl di tempat lain.
Kita hendaknya harus membuka hati dan mata kita untuk melihat dan mengerti alasan yang dikemukakan Yesus yakni pergi ke tempat lain untuk membertakan Injil. Yesus
sebenarnya ingin membiarkan mereka untuk seseringkali dapat mengalami dan merasakan realitas hidup kita. Dia membiarkan mereka untuk mempunyai kontak dengan
kenyataan yang ada.
Pada hari ini kita juga diajak untuk sadar akan realitas hidup yang ada. Kita dibiarkan
untuk mengalami dan merasakan kenyataan hidup kita. Dengan itu ada suatu kerinduan yang besar untuk mencari dan menemukan Yesus. Marilah kita bersama-sama
mencari danmenemukan Yesus dan kehendakNya. Karena Dia terkadang membiarkan
kita agar kita bisa berubah dan berjuang menuju ke jalan yang dijanjikan Yesus.
Rm.Joseph, MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 7
6 Februari 2012 : Tinggallah Bersama Kami Ya Tuhan
Paulus Miki, Petrus Baptista, Filipus dr Yesus
1Raj 8:1-7,9-13, Mzm 132:6-7,8-10, Mrk 6:53-56
Mazmur 132 : 7 “Mari kita pergi ke kediaman-Nya, sujud menyembah pada
tumpuan kaki-Nya.”
Ada cerita klasik yang mungkin sudah sering kita dengar atau baca. Suatu hari
Tuhan rindu akan ciptaanNya dan bermaksud untuk turun dan tinggal di antara
mereka tanpa mereka harus tahu. Lalu IA mengutus salah salah satu malaikatNya tuk survei tempat. Sang malaikat pun kembali dengan laporan bahwa
tempat yang paling baik di dunia ini di mana Tuhan tinggal tanpa diketahui
manusia adalah dalam hati manusia itu sendiri.
Itu mengandung makna bahwa orang harus selalu kembali melihat ke dalam
dirinya. Siapa dia, apa yang dipikirkan dan diperbuatnya, dan bagaimana
seharusnya ia bekerja sama dengan Tuhan yang bertahta dalam dirinya untuk
belajar menjadi lebih baik dalam segala hal setiap saat dari hari ke hari.
Selain di hati manusia, dalam perjalanan iman, saya sungguh percaya, bahwa
lewat sakramen Imamat dan sakrsamen Maha Kudus, Yesus, Tuhan semesta
alam, juga tinggal bersama kita dalam Tabernakel atau pentahtaan Sakramen
Maha Kudus, termasuk dalam Adorasi Abadi.
Kalau orang sulit masuk ke dalam hatinya untuk bertemu Tuhan di sana, Ia bisa
masuk ke sebuah gereja Katolik dan bertemu Tuhan di sana. Ia juga bisa masuk
ke kapel Adorasi untuk bertemu Tuhan dalam keheningan.
“Tinggallah bersama kami, ya Tuhan; Engkau tahu, betapa mudahnya kami
melupakan Engkau, walau pun sesungguhnya, kami sangat membutuhkan
Engkau. Amin”
Narita
8
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
7 Februari 2012 : Tanpa Iman
Rosalie Rendu, Pius IX, Koleta dr Corbie, Anselmus Polanco
1Raj 8:22-23,27-30, Mzm 84:3,4,5,10,11, Mrk 7:1-13
“Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia“ (Mrk 7:8).
Raja Salomo terkenal sebagai pengganti Raja Daud yang membangun Bait Allah Yerusalem. Kenisah yang terkenal dengan keindahannya itu dibangun Salomo sebagai
tempat Allah bersemayam di tengah-tengah umat-Nya Israel sesuai dengan wasiat
Daud ayahnya. Kemegahan Bait Suci Yerusalem menjadi tanda kehadiran Allah di dunia. Namun demikian dalam doanya Salomo tetap mengakui bahwa kehadiran Allah
tidak bisa dibatasi dalam bentuk bangunan karya manusia, tetapi terlebih dalam doadoa yang dipanjatkan umat-Nya melalui Bait Suci itu (1 Raj 8:27-30). Dengan demikian,
sejak awal sebenarnya sudah ada kesadaran bahwa iman umat Allah sendirilah yang
menjadi tanda kehadiran Allah di dunia, bukan bangunan.
Dalam Injil Markus hari ini, pentingnya iman umat sebagai tanda kehadiran Allah di
dunia itu bahkan lebih diperdalam lagi sampai pada tingkatan motivasi hati umat yang
menjalani ritus keagamaan. Yesus dikisahkan mengkritik keras kelompok orang Farisi
yang lebih menaruh perhatian pada pentingnya „ritus-ritus keagamaan lahiriah“ daripada nilai spiritual yang mendasarinya. Ritus keagamaan harus berakar pada iman
akan Allah. Yesus menegur orang-orang Farisi yang mementingkan ritus dan adat istiadat melebihi intisari perintah Allah untuk saling mengasihi.
Agaknya jalan pemikiran inilah yang harus kita tanamkan setiap kita merayakan
Ekaristi. Ketika kita berkumpul memecah-mecah roti, kita mengenang kembali peran Yesus yang mati dan bangkit demi keselamatan seluruh umat manusia. Ketika kita memeriksa batin kita dalam Ekaristi, kita diajak untuk selalu berdamai satu sama lain, saling
memberi maaf dan memperlakukan sesama, kawan maupun lawan, sebagai saudara
dan saudari dalam Kristus. Ketika kita merayakan Ekaristi sebagai ungkapan syukur dan
kasih kepada Tuhan dan sesama, maka pada saat yang sama Ekaristi menjadi sumber
kekuatan kita untuk menghidupi segala ritus yang telah dirayakan bersama. Dengan
kata lain, Ekaristi harus dirayakan dengan dasar iman dan iman kita akan Kristus yang
mati dan bangkit untuk kita menjadi sumber kekuatan untuk kita yang diutus ke dunia
menjadi Kristus yang lain satu sama lain.
Tanpa iman, Ekaristi menjadi sekedar perjamuan makan minum. Tanpa iman, Ekaristi
hanya menjadi rutinitas mingguan tanpa arti. Sama seperti kalau kita perlu makan ketika
kita lapar atau ke toilet ketika kita butuh untuk buang air. Tanpa iman, bacaan-bacaan
dalam Ekaristi sama seperti dongeng pengantar tidur. Tanpa iman, khotbah dan homili
sama seperti pidato kampanye. Tanpa iman, Ekaristi yang kita rayakan tidak akan mengubah kita menjadi pengikut Kristus yang sejati. Oleh karena itu mintalah karunia iman.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 9
8 Februari 2012 : Makan Babi, Haram Apa Halal ?
Hieronimus Emilianus, Yosefa Bakhita
1Raj 10:1-10, Mzm 37:5-6,30-31,39-40, Mrk 7:14-23
Mrk 7:20 “Katanya lagi : “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.”
Saya memiliki teman seorang muslim sejati. Saya menghormati dia sebagaimana dia
juga menghormati saya. Terutama pada saat makan bersama biasanya kami memilih
makanan yang tidak mengandung babi. Dia senang sekali berteman dengan saya
karena saya juga tidak mau makan babi. Menurut dia babi adalah makanan haram,
tetapi menurut teman saya yang lain babi adalah makanan enak cuman sayang dia
tidak hidup di air jadi saya tidak bisa memakannya.
Jadi makan babi itu haram atau halal? Di dalam Imamat 11:7 dikatakan “Demikian juga
babi hutan, karena memang berkuku belah...yaitu haram bagimu.”
Bacaan Injil hari ini Yesus menegaskan kembali bahwa setiap makanan yang masuk
kedalam mulut kita adalah halal (Mrk 7:19) tetapi sesuatu yang jahat keluar dari dalam
diri itulah yang menajiskan orang (Mrk 7:23). Pada jaman perjanjian lama hukum dan
adat istiadat sangat dijunjung tinggi, sehingga makanpun menjadi persoalan. Tetapi
pada saat kedatangan Yesus di perjanjian baru hukum yang terutama adalah cinta kasih. Yesus menegaskan kembali di ayat 21 mengenai kenajisan itu berasal dari dalam,
dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kekebalan.
Jadi jawabannya, selamat menikmati masakan serba babi..
Tuhan terimakasih buat renunganMu hari ini, semoga kami mengerti apa yang disebut
haram itu, dan semoga kami semua sadar serta memohon ampun dari Mu apabila
kami pernah melakukan kenajisan itu. Kami percaya Engkau mengampuni dan memberikan kami semua hari depan yang indah. Amin
Yudi
10
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
9 Februari 2012 : Keajaiban Rahmat Allah
Aloisius Versiglia, Callistus Caravario, Aloisius Versiglia
1Raj 11:4-13, Mzm 106:3-4,35-36,37,40, Mrk 7:24-30
Luk 7:29 “… Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar
dari anakmu”
Tampaknya mustahil, tetapi bahkan Salomo, tokoh iman yang memiliki karunia kebijaksanaan Allah, pada akhir hidupnya beralih hatinya pada allah yang lain. Sikap Salomo mengajak kita merenungkan apa artinya berjaga-jaga. Janganlah kita terlampau
takjub di hadapan karunia yang diberikan Tuhan pada orang-orang tertentu, tetapi
seharusnya kita lebih khawatir apakah mereka dapat menjaga dengan setia apa yang
telah diterima dari Tuhan. Jika tokoh-tokoh besar menyimpang dalam jalannya karena
kesombongan atau karena godaan akan kenikmatan daging, bagaimana jadinya
nanti kita yang tidak ‘kuat’ ataupun ‘besar’ ini? Karena itu marilah kita memohon pada
Allah dengan tekun karunia untuk berjaga-jaga sampai akhir. Dengan rahmat ini kita
memberi ruang pada Allah untuk bekerja dalam diri kita meletakkan akar iman yang
kokoh pada-Nya dalam hidup kita.
Iman bukanlah hak ekslusif umat Israel dan perempuan Siro-Fenisia dalam kisah Injil
hari ini memberi buktinya. Ia seorang yang tidak mengenal Allah, meskipun demikian
ia menunjukkan bahwa ia beriman akan Putera Allah, iman yang membuatnya memperoleh apa yang ia minta pada-Nya. Banyak orang yang sekali menemukan jalan Allah, dengan semangat yang bernyala menyatakan iman yang teguh pada Allah dalam
sikap hidup mereka. Apakah ini tidak membuat kita heran? Bagaimana mungkin kita
yang sejak lama mengikuti Yesus dan ajaran-Nya tidak bisa memiliki iman seperti mereka? Perlahan-lahan tanpa sadar kita mungkin telah membiarkan hati kita beralih pada
kebiasaan ‘terlelap’. Karena itu Tuhan mengatur pertemuan kita dengan orang-orang
tertentu yang dengan hidup imannya memberi pelajaran berharga bagi kita. Inilah keajaiban rahmat Allah. Yang percaya pada-Nya tentu tidak akan jauh dari keselamatan.
Sr.Benedicta, OSB
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 11
10 Februari 2012 : Kaki Baru Untuk Sabrina
Skolastika
1Raj11:29-32, 12:19, Mzm 81:10-11ab,12-13,14-15, Mrk 7:31-37
Markus 7 : (37) Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segalagalanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkatakata.”
Pagi itu telefon berdering di kantor Yakkum, yayasan untuk penyandang cacat. Tidak
ada yang menjawab, semua sedang sibuk dengan pekerjaannya. Pak Gunung, kepala
petugas lapangan bergegas mengangkatnya. Saya mendengarkan percakapannnya
dari meja saya.
Sabrina. Gadis 23 tahun dari Negara, menelepon Yakkum untuk yang ke 5 kali dalam
3 bulan terakhir ini.
“Kapan saya bisa dioperasi? Kapan saya bisa punya kaki baru?”
Kaki baru? Sabrina terlahir dengan kaki yang menekuk ke belakang, sehingga ia harus
menggunakan tongkat untuk berjalan, impiannya cuma 1, punya kaki yang lurus, sehingga ia bisa berjalan normal.
Untuk gadis seumur dia, penampilan menjadi penting.
Pak Gunung pun menghela nafas. Ia ingin sekali bisa membantu Sabrina, namun tidak
ada biaya untuk operasi kakinya. Tidak ada pengalokasian dana untuk kasus seperti
ini. Operasi hanya diberikan pada anak berusia 10 tahun ke bawah, itupun karena ada
dokter dari Belanda yang membantu.
“Usianya sudah 23 tahun, maksimal operasi itu 20 tahun, resiko nya terlalu besar”, kata
beberapa ahli tentang operasi.
Sabrina pun tahu kendala tersebut. Berbagai usulan pun datang untuk membantu Sabrina, dari meng-ikhlas-kan saja punya kaki seperti itu, sampai usulan di amputasi saja
kaki yang bengkok dan diganti kaki palsu.
“Yayasan di Yogja sebenarnya mau dan bisa, pak. Cuma mereka juga kekurangan
biaya. 15 juta ! Pasien harus tinggal di Yogja selama 3 bulan setelah operasi”
15juta, nilai yang cukup banyak untuk Sabrina yang datang dari keluarga Petani.
Mendengar ini, saya tiba tiba berkata spontan,”Saya akan carikan dananya. Saya pastikan Sabrina punya kaki baru sebelum Lebaran tahun ini”. Sabrina beragama Islam,
kaki baru akan menjadi hadiah lebaran terindah dalam hidupnya.
Saya tidak punya uang sebanyak itu, saya hanya punya keberanian dan ke’nekat’an !
Saya memeras otak, kemudian datang ide untuk mengadakan fund raising lewat Facebook. Dengan seijin Sabrina, saya memasang foto Sabrina di Facebook saya, dan menulis kisah pendek tentangnya. Dalam 1 minggu, berbagai respon masuk. Bahkan teman
teman SD yang sudah lama tidak bertemu memberi komentar dan bersedia membantu.
Puji Tuhan dalam waktu singkat, terkumpul 15 juta !
Sabrina pun berangkat ke Yogja, ditemani petugas Yakkum dan salah satu keluarga
nya. Sabrina pun diberitahu resiko terburuk setelah operasi. “Saya siap, saya akan ambil
resiko itu, saya hanya ingin punya kaki baru”.
Setelah 3 bulan, Sabrina kembali ke Bali, dengan wajah sumringah dan memamerkan
kaki barunya. Bulan depan lebaran akan datang. Ini hadiah lebaran terhebat bagi
Sabrina.
Saya yakin, Yesus masih menyembuhkan dan membuat keajaiban, melalui tangan tangan donatur, dokter dan Facebook !
Jeff - Tajikistan ( photo Sabrina bisa di klik www.DOJCC.com pada kolom Fresh Juice)
12
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
11 Februari 2012 : Mujizat Yesus Sungguh Nyata !
Hari Orang Sakit Sedunia - SP Maria di Lourdes, Benediktus Aniane
1Raj 12:26-32, 13:33-34, Mzm 106:6-7a,19-20,21-22, Mrk 8:1-10
Mrk 8:8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.
Membaca bacaan hari ini tentu akan membuat kita takjub dan heran akan mujizat
yang Yesus lakukan. Terkadang kita berpikir bahwa jaman sekarang tak ada lagi mujizat
seperti saat Yesus masih bersama murid-muridNya
Banyak kejadian yang saya alami sepanjang hidup saya.
Ada banyak juga kejadian yang sepertinya mustahil tapi nyata.
Saya ceritakan satu kejadian yang saya alami dengan Yonathan. Waktu itu saya sedang hamil Vina (anak ke-2) dan sudah masuk bulan ke-9. Kami sedang berjalan-jalan
di mall, saya dan seorang pembantu menunggu Yovie di dekat eskalator. Saya dan
pembantu ngobrol sehingga kurang memperhatikan Yonathan. Dia berumur 2,5 tahun.
Usia dimana anak kecil kepingin tahu banyak hal tanpa mengerti bahayanya. Tiba-tiba
saya mendengar Yonathan menangis keras. Saya lihat Yonathan sedang jongkok sambil salah satu tangannya masuk ke bagian pinggiran eskalator. Bagian pinggir eskalator
berupa karet warna hitam yang biasa kita gunakan sebagai pegangan. Eskalator itu
mengarah turun. Kalau saya mereka-reka kejadian itu, Yonathan sedang memegang
karet eskalator yang menuju kebawah, dan tangannya mengikuti sampai karet itu masuk kebagian bawah. Saya bingung dan panik. Apa yang terjadi dengan tangan Yonathan yang masuk sampai pergelangan tangannya dan membuat eskalator itu mendadak berhenti.
Yovie yang ada ditengah eskalator langsung berlari turun. Di mall itu saya berteriak minta tolong. Saya berdoa, Tuhan tolong selamatkan tangan Yonathan. Orang-orang pun
mulai berkerumun untuk melihat. Yovie mencoba menarik tangan Yonathan keluar, tapi
dia semakin menangis kesakitan. Akhirnya datang seorang laki-laki, entah dia pegawai
mall atau pengunjung saya sudah tidak memperhatikan lagi. Orang itu manarik karet
hitam kearah yang berlawanan sampai akhirnya tangan Yonathan bisa keluar. Tangan
itu keluar utuh tidak ada darah sedikitpun hanya berwarna biru kemerahan. Terimakasih
Tuhan, saya langsung berujar. Saya periksa tangannya untuk memastikan tidak ada
tulang yang patah.
Bagi kami ini adalah mujizat, dan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Dia melindungi tangan Yonathan.
Banyak kejadian-kejadian yang kita alami dalam hidup kita.
Mungkin ada yang tidak kita sadari bahwa dalam kejadian itu Tuhan turut campur tangan. Mujizat itu nyata bukan hanya saat Yesus menggadakan roti dan ikan 2000 tahun lalu, sampai hari ini pun kuasaNya masih bekerja. Percaya, imani dan berserah
padaNYA.
(nathasa)
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 13
12 Februari 2012 : Datanglah Pada Yesus
Im 13:1-2,45-46, Mzm 32:1-2,5,11, 1Kor 10:31-11:1, Mrk 1:40-45
Markus 1:41 “Maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu, dan ia menjadi tahir.”
Hari ini kita mendengarkan kisah tentang seorang kusta yang datang meminta Yesus
untuk disembuhkan. Ketika ia melihat Yesus, ia memohon agar disembuhkan oleh Yesus.
Orang kusta ini berlari kepada Yesus, berlutut di hadapanNya lalu memohon dengan
sungguh dan berkata, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Mendengar dan melihat iman orang itu, Yesus mengatakan, “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Yesus mengatakan demikian setelah melihat iman orang itu. Dia begitu kagum dengan
iman orang itu. Dan karena belas kasihanNya, Dia mentahiran orang itu.
Orang kusta ini sakt karena dosa dan salah yang ia miliki. Karena itu dia datang kepada
Yesus. Dia percaya akan perbuatan kasih Yesus. Dia percaya bahwa Yesus akan membebaskannya dari dosa dan salahnya. Karena itu dia menyerahkan seluruh hidup dan
keadaannya ke dalam kehendak dan perbuatan Yesus. Di dalan Injil itu kita telah mendengarkan pangakuan dan keterbukaan orang yang menderita kusta itu. Dia mengaku
hanya bergantung kepada Yesus dan kehendakNya.
Kita sekalian juga diajak untuk menaruh harapan dan cinta hanya kepada Yesus. Kita
diajak dengan penuh iman berharap kepada Yesus yang menyembuhkan dan membebaskan kita dari penyakit kusta kita. Begitu banyaknya penyakit yang kita derita dan
alam di dalam hidup kita. Namun kita sering lupa untuk menaruh harapan ke dalam
tangan dan kasih Yesus. Kita sering malu dan takut untuk datang kepada Yesus karena
dosa yang kita. Namun jikalau kita datang kepadaNya dengan seluruh diri dan kemauan kita Dia akan menerima kita dengan hati yang terbuka. Dia akan menerima kita
dengan penuh kemurahan dan pengampunan. Marilah ktia datang kepada Yesus dengan penuh iman.
Rm.Joseph, MGL
14
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
13 Februari 2012 : Terimakasih Tuhan atas cobaan ini
Christina dr Spoleto, Sirilus, Yordanus dr Saksonia
Yak 1:1-11, Mzm 119:67,68,71,72,75,76, Mrk 8:11-13
Yak 1:2 Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai bagai pencobaan
Dalam sekumpulan orang, jika ada yang bertanya: siapa yang ingin diberi kekayaan?
Saya..saya..; Siapa yang ingin diberi kesehatan? Saya..saya..; Siapa yang ingin diberi
kebahagiaan? Saya..saya… Semua yang hadir pasti serentak menjawab pertanyaan
itu dengan lantang, sambil tunjuk jari, dan kalau perlu mengangkat tangan dua duanya ke atas.
Tetapi, saat pertanyaan itu diganti dengan pertanyaan : Siapa yang tidak ingin bahagia?..... Siapa yang ingin dicobai ?.... Mendadak pasti suasana langsung sunyi senyap,
tidak ada yang menjawab, tidak ada yang tunjuk jari.. Bengong, sambil berkata dalam
hati:pertanyaan aneh.., siapa lagi yang mau dicobai.., siapa lagi yang mau hidupnya
tidak bahagia…
Bacaan hari ini, dari Yakobus berbicara mengenai bagaimana kita memahami dan
memaknai cobaan dalam kacamata iman. Seberapa banyak sih, kita yang saat menerima pencobaan di dunia ini, mengucap syukur kepada Tuhan karena cobaan itu
akan membuat kita bertumbuh dalam iman, membuat kita semakin dekat denganNya.
Seberapa banyak di antara kita yang bisa merasakan kebahagiaan apabila kita sedang jatuh di dalam pencobaan. Seberapa banyak dari kita, pada saat kita sedang
dicobai, kita bisa berkata kepada Tuhan : Terima kasih Tuhan atas cobaan yang Engkau
berikan, aku percaya , melalui cobaan ini, Engkau memproses aku untuk menjadi lebih
dekat denganMu, untuk mendewasakan aku. Pasti sebagian besar dari kita langsung
spontan berkata: Tuhan, koq gini sih.., masalah kemarin baru aja aku selesaikan dengan susah payah, baru aja selesai, koq udah di kasih masalah lagi. Kapan aku bahagia Tuhan?
Ada juga di antara kita yang pada saat terjadi pergumulan dalam permasalahan sehari hari, memohon tanda kepada Tuhan, Tuhan , aku sedang bingung, masalahku sangat berat, aku sudah berpikir, dan ada dua jalan, tapi mana yang harus kupilih? Berilah
tanda Tuhan, kalau aku harus memilih A, biarkanlah Engkau memberi tanda dengan
cara cicak yang di atasku jatuh ke bawah, tapi kalau menurutMu , aku harus memilih
jalan B, biarkanlah Engkau memberi tanda dengan cara Tokek itu berbunyi sebanyak
6 kali.
Apakah kita layak menyuruh Tuhan untuk memberikan tanda seperti itu? Seperti Injil Mrk
8:11-13 pada hari ini, di mana orang-orang Farisi meminta tanda dari surga. Apakah
Tuhan , Allah kita memberi petunjuk untuk permasalahan kita melalui tanda-tanda seperti itu?
Tentu saja tidak. Tuhan memberi kita cobaan, untuk membuat kita bahagia, itu kalau
kita bisa memahami dan punya hikmat memandang cobaan sebagai suatu kebahagiaan, dan tanda untuk memecahkan masalah kita menuju kebahagiaan bukan muncul berupa tanda-tanda lahiriah.
Bayangkan , jika kita semua menjadi bahagia sempurna, tanpa adanya proses pencobaan, apakah kita membutuhkan Tuhan untuk meminta hikmat penyelesaian?
Tuhan, terimakasih atas pencobaan yang aku alami, semoga, melalui pencobaan ini,
aku bisa lebih dekat denganMu dan imanku menjadi semakin bertumbuh. Amin
alin
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 15
14 Februari 2012 : Masihkah Kamu Belum Mengerti ?
Sirilus dan Metodius
Yak 1:12-18, Mzm 94:12-13a,14-15,18-19, Mrk 8:14-21
Mrk 8:21“Masihkan kamu belum mengerti?”
Ragi atau bibit roti adalah unsur terkecil tetapi sangat penting dalam pembuatan roti.
Ragi yang baik akan pula menghasilkan roti yang baik. Demikian pula, perbuatan baik
lahir dari motivasi dan keinginan yang baik, atau lebih tepat, motivasi dan keinginan
yang baik akan melahirkan perbuatan baik dan bahkan menjadikan seseorang menjadi baik. Inilah intisari ajaran Yesus lewat Markus hari ini.
Pergulatan yang paling berat dalam hidup manusia itu bukan pergulatan melawan
orang lain dan dunia sekitar, tetapi pergulatan melawan diri sendiri. Sebagai manusia,
kita masing-masing memiliki keinginan diri sendiri yang liar dan kadang menakutkan.
Kalau mau jujur, saya sendiri kadang takut dengan segala khayalan untuk memuaskan
diri. Sebagai seorang penatua komunitas Kristen di Yerusalem, Yakobus memimpin umat
Kristen awal di masa-masa awal yang keras, banyak penganiayaan yang diawali Gereja Purba termasuk yang tinggal di Yerusalem. Mereka dimusuhi oleh sesama orang
Yahudi sendiri sebagai sekte sempalan yang mengajarkan ajaran sesat. Banyak yang
berpikir cobaan dan penderitaan selalu datang dari Tuhan. Yakobus membantahnya,
dia bilang jangan pernah berpikir bahwa cobaan itu datang dari Tuhan, sebab Allah
tidak pernah mencobai siapa pun hanya iblis (Yak 1:12).
Kita seringkali dicobai oleh keinginan kita sendiri. Keinginan untuk memuaskan diri sendiri yang tentunya tidak pernah terpenuhi. Kita menderita dan terobsesi oleh keinginan
kita yang tak terbatas tetapi selalu menemui jalan buntu karena keterbatasan kita sebagai manusia. Dari sinilah muncul penyakit mental frustrasi dan depresi yang kadang
bisa berujung pada tindakan menghabisi nyawa sendiri. Karena itu, sangat penting
bagi kita untuk punya persepsi atau konsep yang baik tentang identitas diri.
Sebagai pengikut Kristus saya bangga diwarisi pengetahuan iman akan seberapa besar belas kasih dan pengampunan Allah untuk kita manusia. Allah kita bukan Allah yang
punya hobby mencobai umat-Nya. Allah kita adalah Allah yang siap mengasihani,
mengampuni dan mencintai kita tanpa perduli seberapa besar dosa dan kesalahan
yang kita buat. Inilah ragi yang harus dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Iman akan
Allah yang panjang sabar dan penuh kasih setia, serta iman akan identitas kita sebagai orang berdosa yang telah ditebus Allah sendiri. Dengan pemahaman diri yang
demikian, niscaya kita akan mendatangkan berkat bagi semua yang kita jumpai dan
layani dalam hidup kita di dunia yang sementara ini.
Diakon Wenz, MGL
16
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
15 Februari 2012 : Bercerminlah
Klaudius de La Colombi
Yak 1:19-27, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Mrk 8:22-26
Yak 1: 23-24
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia seumpama seorang yang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya didepan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, sudah pergi atau sudah lupa bagaimana rupanya”.
Setiap hari setelah selesai mandi kita pasti menyempatkan diri untuk bercermin. Mulai
dari menyisir rambut, bermake-up atau melihat baju yang dipakai hari ini cocok atau
tidak. Bercermin sudah merupakan aktivitas harian yang selalu kita lakukan, rasanya
ada sesuatu yang kurang jika kita tidak memastikan dulu penampilan kita di depan
cermin sebelum keluar rumah, walau hanya lewat beberapa detik saja didepan cermin.
Ketika kita menghadapkan badan kita didepan cermin, yang berhubungan dengan
badan kita, langsung spontan kita melihat hasilnya, misalnya ketika jewarat muncul,
baju sudah mulai terlihat sesak, melihat potongan rambut pas atau tidak dengan wajah
kita, nyoba baju baru cocok atau tidak di badan kita, apapun itu yang memerlukan
bantuan cermin untuk melihat hasilnya secara langsung.
Firman Tuhan pada hari ini yang mengisahkan tentang seseorang yang hanya menjadi pendengar firman tanpa melakukannya, ibarat ketika ia mengamati muka yang
sebenarnya di depan cermin, sejenak dia memandang, tapi cepat lupa dan pergilah
dia.
Menjadi perenungan yang mendalam bagi saya, cermin bagaikan tolak ukur setelah
terlihat hasilnya, lewat aja. Tahu firmannya, karena keseringan tahu firmannya jadi terbiasa dan tidak berarti apa-apa. Mungkin hal ini menjadi intropeksi bagi kita semua,
ketika kita sudah “merasa” melayani Tuhan, rajin membaca firman Tuhan, rajin pelayanan, mengunjungi panti asuhan atau panti jompo, rajin retret atau kegiatan rohani
yang lainnya, janganlah dijadikan tolak ukur atau jaminan bahwa kita sudah baik-baik
saja atau “kita tidak perlu bercermin lagi” seringkali kita “terpeleset” atau “tergelincir “
atau di nina bobokan dengan kegiatan rohani tersebut, seakan-akan melalui kegiatan
rohani itu membuat kita merasa “suci” dekat dengan Tuhan, sehingga kita merasa tahu
segalanya, jangan sampai si jahat mengaburkan cara pandang kita. Mari kita merenungkan kembali..
Pada akhirnya melalui “buah-buah” nyalah kita melihat, hal itu benar atau tidak, membawa damai sejahtera, sukacita atau mungkin justru roh perpecahan. Firman Tuhan
pada hari ini mengingatkan kita untuk terus-menerus melakukan instropeksi, mungkin
kita sudah 15 tahun, 10 atau mungkin masih 3 atau 1 tahun atau baru saja melayani Tuhan. Biarlah firman Tuhan yang mungkin dulu pernah kita dengar dan sekarang mungkin kita mendengar firman yang sama, tidak hanya lewat saja, tapi semakin
meneguhkan, bahkan mungkin mengoreksi kita, sehingga kita telah lama atau baru
saja melayani Tuhan tidak menjadi yang terakhir ketika Tuhan datang nanti. Selamat
menjalani kehidupan yang diberkati dan diubahkan bersama Tuhan.
Lulu
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 17
16 Februari 2012 : Siapakah AKu ini ?
Simon dr Cascia
Yak 2:1-9, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mrk 8:27-33
Mrk 8:29 “… Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Selalu sulit bagi kita untuk tidak terpengaruh dari selera pribadi atau simpati pribadi.
Ini juga berlaku di lingkungan Gereja sejak awalnya. Hal ini begitu berakar karena sifat
dasar manusia selalu sama walaupun jaman dan mode berganti. Mungkin andapun
sering mengalami dipengaruhi rasa simpati atau antipati. Namun permasalahannya
bukanlah sadar atau tidak sadar, tapi bagaimana menjaga agar tidak terpengaruh
oleh sentimen serupa. Dengan cara demikian anda akan dapat bersikap tidak memilihmilih dan membawa kasih Allah pada sesama tanpa sentimen pribadi, kepada orang
yang bersikap baik pada anda ataupun yang sebaliknya. Ketika anda berlatih untuk
memberi dengan hati yang bebas dari ‘kepentingan’, yakinlah anda sungguh berada
di jalan menuju kekudusan.
Informasi yang keliru jika tersebar diantara para murid Yesus tentu akan lebih berbahaya
daripada fitnahan dari orang-orang yang memusuhi-Nya. Karena itu Yesus memperingatkan dengan keras pada Petrus dan murid lainnya untuk tidak memberitahukan
pada siapapun tentang siapa diri-Nya. Para rasul, meskipun telah mengetahui bahwa
Yesus adalah Mesias terjanji, belum mampu memahami misi yang diemban oleh Yesus:
Mesias harus menderita hingga wafat disalib. Bagi mereka apa yang dikatakan Yesus
sangat mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Belajar dari sikap mereka, mari kitapun memohon Roh Kudus pada Bapa agar kita dapat menjadi saksi Kristus yang jujur
dan berani. Bila kita membawa gambaran Kristus Yesus yang tidak sesuai dengan kebenaran kepada sesama, sama artinya dengan berbuat jahat pada diri kita dan juga
pada orang lain.
Sr.Benedicta, OSB
18
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
17 Februari 2012 : Worth it to Follow Him !!
Ketujuh Sdr Suci Pendiri Tarekat Hamba-hamba SP Maria
Yak 2:14-24,26, Mzm 112:1-2,3-4,5-6, Mrk 8:34-9:1
Mrk 8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.
Norman Kamaru dan Ayu Ting-Ting – 2 nama yang akhir-akhir ini menjadi perhatian
publik Indonesia. Siapa sich yang gak kenal mereka berdua ??
Norman Kamaru, mantan Briptu Polda Grorontalo ini akhirnya sukses merambah dunia
musik tanah air dengan lagu Chaiya – Chaiya dan gaya unik ala Sharukh Khan. Sejak namanya booming, ia bak artis yang selalu dikawal ke mana-mana. Perjuangan
ia untuk menjadi seperti sekarang ini tentunya tidak mudah. Ia harus melewati proses
yang panjang sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Mulai dari hukuman atau
peringatan yang didapatkan dari atasannya sampai berita-berita miring ataupun fotofoto syur yang cukup menghebohkan publik, semuanya sudah ia rasakan. Peristiwa lain
yang cukup diingat adalah, ketika ia diberhentikan secara tidak hormat oleh kesatuannya. But, ia tetap berjalan terus menggapai setiap impiannya
Lain pula dengan Ayu Ting-Ting. Dara manis pelantun lagu “alamat palsu” ini namanya
juga mulai terkenal ketika Sule dan Olga sering membawakan lagu tersebut dalam setiap penampilannya. Boleh dibilang, gak sengaja terkenal gitu dah. Hampir sama juga
dengan Norman – yang namanya mulai dikenal lewat video di Youtube yang diunggah
secara iseng oleh temannya. Nama Ayu sekarang pun cukup menghiasi dunia hiburan
tanah air. Segala pemberitaan miring ia jawab dengan karya yang cukup berkualitas.
Ia berhasil melewati setiap proses yang ada, sehingga sekarang ia menjadi trend setter
di kalangan anak muda hingga orang tua – melalui cara bicara dan penampilannya.
Yesus memanggil banyak orang untuk menyangkal diri dan mengikuti-Nya. Seperti
dalam kehidupan sehari-hari, barangsiapa ingin berhasil atau mendapatkan keuntungan maka ia harus bekerja keras. Sama halnya dengan Norman dan Ayu Ting-Ting,
mereka pun harus berjuang melewati setiap gosip dan terpaan tidak enak mengenai
kehidupan pribadinya dan tetap maju meraih setiap mimpi mereka.
Yesus juga ingin mengajarkan kepada kita, supaya kita mau menyangkal diri dan
mengikuti-Nya sebagai Tuhan dan juru selamat. Walaupun banyak cobaan di hadapan
kita, Yesus tetap setia mendampingi setiap umat-Nya agar mereka dapat merasakan
kabahagiaan kekal. Proses yang panjang dan terkadang berliku wajib kita rasakan dan
alami, untuk dapat semakin merasakan kasih dan anugerahNya. Pada akhirnya, kita
akan merasakan sendiri hasilnya. Mengikuti Dia adalah tidak sia-sia, dan suatu saat kita
sendiri akan merasakan hasil dari perjuangan yang telah kita lakukan tersebut.
KRIS
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 19
18 Februari 2012 : Ujian Saringan Tiga Lapis
Fransiskus Regis Clet
Yak 3:1-10, Mzm 12:2-3,4-5,7-8, Mrk 9:2-13
Yak 3:5 “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat
memegahkan perkara-perkara besar.”
“Life is an adveture” kata iklan. Pada jaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijakannya yang tinggi. Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, “tahukah anda apa yg baru saya dengar mengenai salah seorang teman anda? “Tunggu
sebentar” jawab Socrates. “Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda
melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Lapis.
“Saringan Tiga Lapis?” tanya pria tersebut. “Betul”, lanjut Socrates. “Sebelum anda mengatakan tentang teman saya, merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu
sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Lapis. “Saringan pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah Anda bahwa apa yang akan Anda katakan kepada saya “benar”? “Tidak,” kata
pria tersebut, sesungguhnya saya baru mendengarnya dan ingin memberitahukannya
kepada Anda. “Baiklah,” kata Socrates. Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu
benar atau tidak. “Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu: KEBAIKAN. Apakah
sesuatu yang Anda katakan tentang teman saya adalah sesuatu yang baik?” “Tidak,
sebaliknya mengenai yang buruk.” Jadi Anda ingin mengatakan sesuatu yang buruk
tentang teman saya, tetapi Anda tidak yakin itu benar. Anda mungkin bisa lulus degan
ujian ketiga yaitu: KEGUNAAN. Apakah apa yang ingin Anda beritahukan kepada saya
tentang teman saya itu akan berguna bagi saya? “Tidak, sungguh tidak, jawab pria
tersebut.” Kalau begitu simpul Socrates, “jika apa yg Anda ingin beritahukan kepada
saya tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna buat saya, mengapa Anda
ingin menceritakannya kepada saya?
Tanpa disadari saudara dan saya mungkin pernah membicarakan keburukan orang
lain, renungan dari bacaan pertama hari ini dan cerita dari Socrates diatas menegur
supaya kita lebih menjaga setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Karena perkataan yang salah dan menyakitkan orang lain dapat menimbulkan dosa buat kita.
Mazmur 34:14a “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat”.
Tuhan mohon jagalah setiap lidah kami semua agar kami semua setiap hari mengeluarkan perkataan yang tidak melukai orang lain, tetapi dapat menjadi berkat buat
sesama kami. Amin
Yudi
20
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
19 Februari 2012 : Mencari Kehendak Allah
Yes 43:18-19,21-22,24b-25, Mzm 41:2-3,4-5,13-14, 2Kor 1:18-22, Mrk 2:1-12
Markus 2:4 Tetapi ketika mereka tidak dapat membawanya kepadaNya karena orang
banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah membuka mereka
menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.”
Ke mana saja Yesus berada, Dia selalu menjadi pusat perhatian orang, terlebih orangorang sakit, orang-orang berdosa dan orang-orang yang tidak diperhatikan di dalam
masarakat. Di dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah serupa. Kita mendengarkan kisah di mana banyak sekali orang datang untuk disembuhkan. Karena begitu banyaknya orang, mereka tidak sempat sampai kepada Yesus untuk disembuhkan. Di sini
orang-orang membawa orang yang sakit. Maka mereka membuka atap yang di atas
Yesus lalu menurunkan orang sakit itu. Melihat iman sebesar itu, Yesus mengatakan; “Hai
anak-Ku, dosamu sudah mengampuni.”
Kalau kita melihat dan merenungkan kisah ini, kita mungkin bertanya mengapa mereka
membongkar atap? Bagaimana reaksi pemilik rumah? Bagaimana reaksi orang-orang
yang datang kepada Yesus? Banyak sekali pertanyaan-pertanaan yang akan kita
temukan di dalam refleksi kita. Orang-orang yang membawa orang sakit itu dan membuka atap yang di atas Yesus sungguh percaya akan jalan dan rencana Allah. Mereka
percaya akan jalan dan cara Allah yang selalu mungkin. Mereka tidak menyerah pada
kenyataan. Namun demikian mereka berusaha dituntun oleh Roh untuk menemukan
cara yang lain. Mereka dituntun untuk menemukan cara yang hanya diberikan oleh
Allah. Karena itu mereka berani membongkar atap rumah itu. Menarik sekali bahwa
mereka membuka atap di atas dimana Yesus berada. Ini mau berbicara kepada kita
bahwa bagaimana pun kita dihalangi oleh tantangan dan cobaan kita selalu dituntun
untuk menemukan jalan dan cara Tuhan kita.
Kita sering merasa bahwa doa kita tidak pernah dikabulkan. Dengan pikiran dan perasaan seperti itu kita mulai menyerah pada kenyataan yang ada. Kita mulai bimbang
dan ragu akan kuasa Allah. Kita mulai meragukan kehadiran Yesus di dalam hidup kita
sehari-hari. Karena itu kita mulai beralih ke hal-hal lain untuk memuaskan diri kita. Kita
mulai terjun ke dalam dunia lain untuk mencari kebahagiaan dan cinta. Namun kenyataannya kebahagiaan dan cinta yang kita peroleh di sana hanya sementara saja.
Karena itu saudara-saudari sekalian, marilah kita menaruh iman pada Allah. Terkadang
Allah membiarkan kita untuk berjalan di jalan yang berliku-liku. Namun kita tidak boleh
menyerah. Kita harus teguh berjalan melewati jalan itu dan dengan hati yang teguh kita
harus menggunakan akal sehat kita untuk mencari kehendak Allah.
Rm.Joseph, MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 21
20 Februari 2012 : Ketidakterbatasan Tuhan
Yak 3:13-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mrk 9:14-29
Mazmur 19:9 “Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.”
Kalau kita membaca Kitab Suci, secara keseluruhan, kita akan menemukan ketidakterbatasan Tuhan dalam memperhatikan dan mengatur hidup manusia dan seluruh alam.
Dan itu hanya melalui Sabda. Baik Sabda yang di dalam Kitab Suci atau pun berupa
Sabda Pengetahuan atau tidakan Iman dalam diri seseorang.
Berbeda dengan manusia yang memiliki keterbatasan, Tuhan sebaliknya maha luas
dan tidak terbatas perhatiannya pada kita.
Seorang manusia, misalnya, seorang pemimpin perlu focus di hal-hal yang besar saja
dan hal-hal kecil diserahkan kepada para wakilnya barulah pekerjaannya berjalan
lancar. Tuhan memperhatikan hal-hal yang besar dan hal-hal yang kecil.
Pada saat yang bersamaan banyak orang di dunia ini mendapat pertolongan,
pencerahan atau peneguhan. Ia memperhatikan ribuan atau ratusan orang, tapi Ia
juga memperhatikan pertanyaan seseorang yang mungkin hanya ada di dalam pikirannya dan memberikan jawaban; atau memperhatikan seruan seseorang yang mungkin hanya berkeluh kesah dalam hatinya lalu menolong orang itu.
Suatu hari saya bertanya-tanya dalam hati, “kenapa ya, kog saya bertambah gemuk
saja dari hari ke hari”. Esok harinya saya membaca Alkitan dan memilih Kitab Sirakh.
Tertera di depan saya, Sirakh 37:27-31. Ayat yang tidak pernah saya baca sebelumnya. Baiklah, saya akan menuliskannya di sini. “Anakku, periksalah dirimu mengenai
cara hidupmu, perhatikanlah apa yang buruk bagimu, lalu jangan kaubiarkan terus.
Sebab tidak semua adalah baik bagi setiap orang, dan bukan setiap orang dapat
menikmati segala-galanya. Janganlah seperti seseorang yang tak terpuaskan dengan
kenikmatan apapun, dan jangan pula melahap segala makanan. Sebab makan banyak mengakibatkan penyakit, dan gelojoh menyebabkan sakit perut. Banyak orang
mati karena rakus, sedangkan orang yang menjaga dirinya memperpanjang umur.”
Wow! Mata saya langsung bercahaya! Saya langsung lebih mengerti mengapa Gereja
Katolik menetapkan masa Adven dan masa Prapaskah dan menggunakan masa-masa
itu untuk refleksi dan puasa.
Esok kita akan menerima Abu ‘Rabu Abu’ sebagai tanda memulai masa Prapaskah.
Selamat berpuasa dan berpantang!
Narita.
22
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
21 Februari 2012 : Penguasaan Diri
Petrus Damianus
Yak 4:1-10, Mzm 55:7-8,9-10a,10b-11a,10b-11a,23, Mrk 9:30-37
Mrk 9:35 “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya
Ketika saya masih dalam masa formasi di Seminari, saya pernah berencana untuk keluar dan menikah. Saya bahkan berdoa novena minta kepada Tuhan agar saya bisa
berani mengambil keputusan untuk keluar dan menikah, karena saya pikir saya pasti
tidak sanggup untuk hidup selibat. Itulah kira-kira doa saya selama dua tahun formasi
di Canberra. Setelah dua tahun berdoa dan novena, ternyata doa saya tidak terkabul,
padahal saya berdoa dengan penuh iman, mengapa demikian? Seperti kata Yakobus, doa saya tidak mendatangkan berkat karena saya hanya memaksakan keinginan
pribadi saya pada Tuhan (Yak 4:3).
Ada yang misterius soal apa yang Tuhan inginkan dari saya. Saya tidak pernah tahu
akan apa yang Tuhan inginkan dari saya, tetapi yang jelas kutahu yang kumau, dan
pada umumnya kemauanku selalu berujung pada pemuasan diri, bukan untuk orang
lain apalagi untuk orang yang tidak aku sukai. Seorang suster yang pernah jadi dosen
Teologi Moral di Seminari Tinggi tempat aku belajar pernah berujar, kelak kita akan dihadapkan pada dua pilihan, ibarat buah simalakama. Apa yang kita bisa lakukan adalah
membayangkan Yesus yang berdiri dalam posisi kita dan berkata, kesampingkan egomu dan utamakan orang lain (Mrk 9:35). Setelah berefleksi sekian jauh maka saya bisa
mengerti sekarang, mengapa doa dua tahun penuh itu, tidak pernah terkabul.
Lalu bagaimanakah cara berdoa yang berhasil guna? Ini tentu bukan pertanyaan
baru, murid-murid Yesus pun menghadapi pertanyaan serupa (Mat 6:5-14 dan Luk 11:24) dan saya kira pertanyaan ini berlanjut terus sampai era digital seperti sekarang ini.
Kalau Yesus dihadapkan pada situasi yang demikian, tentu jawaban-Nya tetap sama,
tenangkan diri dan berdolah Bapa Kami (Mat 6:5-14). Dalam doa bapa kami, hanya
ada tiga permintaan yaitu; meminta rejeki hari ini, minta pengampunan dan agar dibebaskan dari pengaruh si jahat. Siapakah si jahat itu? Apakah si jahat itu adalah kekuatan lain di luar diri? Ataukah si jahat malah ada dalam diri kita masing-masing? Si jahat
itu tentu adalah “ego” kita sendiri, kemauan untuk memuaskan diri, iri hati dan congkak
hati, percaya pada kemampuan diri dan mau menang sendiri.
Salah satu kebajikan Kristen adalah “penguasaan diri” yang bisa kita capai lewat penyangkalan diri. Inilah yang ditunjukkan Yesus salama tiga tahun lebih hidupnya sebagai manusia. Ia selalu memilih apa yang kita manusia selalu hindari. Ia memilih untuk
hidup selibat, Ia memilih untuk tidak punya tempat tinggal tetap, Ia memilih untuk bangun pagi-pagi buta dan berdoa dan puncaknya Ia memilih untuk menderita dan mati
di salib. Sebagai pemuda yang dibesarkan di dalam tradisi Yahudi, Yesus menyadari
sungguh bahwa, akar dari dosa asal adalah keinginan untuk memuaskan nafsu diri
sendiri. Karena itu memilih untuk tidak mengikuti keinginan diri sendiri menjadi kunci doa
yang berhasil guna.
Setelah kaul kekal dan menjadi diakon, tidak berarti saya sudah mampu mengalahkan
nafsu untuk memuaskan diri sendiri, tetapi paling tidak saya tahu pasti di posisi mana
saya berdiri.
Diakon wenz, MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 23
22 Februari 2012 : Kerajaan Allah Sudah Dekat
Hari Rabu Abu Puasa dan Pantang,
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
Yl 2:12-18, Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17, 2Kor 5:20-6:2, Mat 6:1-6,16-18
Mat 6:16 Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang
berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Ketika saya pertama kali diberitahu bahwa dalam tradisi katoiik ada kewajiban untuk
berpuasa selama masa sebelum Paskah, wah, saya lalu berpikir, jangan – jangan puasanya sama seperti saudara – saudara saya yang Muslim. Waduh, berat juga ya, harus
bangun untuk sahur, harus nunggu beduk dan suara adzan untuk berbuka. Kalau itu
benar terjadi, alamat bolong puasa 40 hari ini. Hehehe.
Tapi ternyata Tuhan mengerti keinginan saya, haha. Berbahagialah kita orang katolik yang kewajiban puasanya boleh dibilang tidak seberat saudara kita kaum muslim.
Menurut aturan Gereja Katolik yang dituangkan dalam ketentuan dari Konferensi para
Uskup di Indonesia menetapkan bahwa :
- Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan
Jumat Agung.
- Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal
tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14
tahun ke atas.
- Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang(dalam
arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi,
tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
Nah, sekarang tergantung bagaimana kita menerapkan aturan ini. Masing – masing
orang pasti berbeda, ada yang mungkin puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung
saja, ada yang lebih dari itu. Yang perlu diingat adalah puasa yang kita lakukan itu
makan sekali kenyang ya, bukan makan sekenyang – kenyangnya, atau malah mengurangi porsi makan berlebihan dengan tujuan diet, haha. Puasa dalam arti iman katolik
adalah tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan sebuah bentuk kita menggabungkan pengorbanan kecil kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Jadi ketika Anda
melihat saudara Anda yang lain mungkin berpuasa tidak minum air atau hanya makan
roti saja, itu juga tidak boleh disalahkan. Karena yang dituangkan dakam ketentuan
Konferensi para Uskup tadi hanyalah syarat minimal, Anda boleh menambahkan sendiri
tergantung seberapa besar Anda ingin menyatakan kasih Anda kepada Yesus.
Akhirnya, selamat berpuasa Saudaraku, tetap tersenyum, orang lain tidak perlu tahu
Anda sedang berpuasa, karena ketika kita berpuasa untuk menyatakan kasih Yesus,
kita telah membawa Yesus kepada mereka dan bukankah lebih penting orang bisa
mengenal dan mengalami Yesus lewat kita daripada mereka sekedar tahu kita sedang
berpuasa?
Maia
24
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
23 Februari 2012 : Mengikuti Yesus
Ul 30:15-20, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 9:22-25
Luk 9:23 “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikuti Aku”.
Pada permulaan masa Prapaskah Tuhan menyajikan bagi kita suatu pilihan mendasar:
jalan menuju keselamatan di hadapan jalan kebinasaan. Kita diberi semangat olehNya untuk memilih yang pertama walaupun yang kedua tampaknya memberi hasil
yang lebih cepat. Tuhan mengarahkan kita pada jalan yang benar, tapi kita dibiarkannya tetap bebas untuk memilih. Pilihan ada pada kita, sementara Ia menunjukkan
dengan jelas konsekwensi dari pilihan itu. Taruhannya adalah hidup kita.
Memilih yang benar berarti memilih Allah, keselamatan kita, meletakkan-Nya sebagai
pusat hidup kita dalam setiap perbuatan yang kita lakukan setiap hari. Namun kita
harus siap menghadapi satu resiko yang selalu membahayakan, yang menjauhkan
kita dari keselamatan: di satu sisi lidah kita mengatakan Allah adalah segalanya bagi
kita, tetapi kemudian dengan perbuatan kita menyatakan yang sebaliknya. Kesadaran
iman kitalah yang akan menunjukkan apakah benar kita menghidupi apa yang kita
katakan atau tidak.
Untuk mengikuti Yesus kita perlu memiliki keberanian untuk melupakan diri kita secara
total, tanpa menyisakan apapun bagi kita: waktu, kesukaan, rencana dan kehendak.
Jika kita memberi semua pada Tuhan dengan cinta kasih, Ia akan membalas seratus
kali lipat dan tidak akan menyesali apa yang telah Ia beri. Tetapi untuk bisa melakukan
ini diperlukan keberanian untuk memasrahkan diri pada perkataan Allah, khususnya
ketika Ia berbicara tentang salib dan kematian. Ingatlah bahwa Perkataan-Nya adalah
Kebenaran dan Terang yang menerangi langkah kita menuju kerajaan-Nya. Karena itu
jangan takut kalau Yesus bicara tentang salib: Ia akan menuntun kita dalam kepenuhan
rahmat yang Ia berikan melalui wafat dan kebangkitan-Nya untuk dapat memahami
pentingnya memikul salib dan mengikuti Dia, mengasihi-Nya sampai akhir.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 25
24 Februari 2012 : SMU DOJCC
Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-4,5-6a,18-19, Mat 9:14-15
Yesaya 58 : 4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta
memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti
sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Bulan lalu saya pulang ke Indonesia, senang rasanya bisa berkumpul dengan saudara
dan teman teman lama kembali. Senang juga bisa datang lagi ke gathering DOJCC.
Entah kenapa, kadang saya rindu suasana setengah chaos di DOJCC.
Memuji dan memuliakan Tuhan bersama sama, hal yang hampir tidak pernah saya
lakukan di Tajikistan. Selain tidak ada gereja Katolik di kota tempat saya tinggal, juga
tidak ada komunitas seperti DOJCC.
Saya sedikit merasa sedih ketika datang ke Bali, melihat banyak teman teman lama
di DOJCC yang sudah tidak aktif lagi, sebagian karena sudah pindah kota, kesibukan
kerja, dan yang paling saya sesalkan, karena konflik antar teman.
Menjadi anggota DOJ, adalah menjadi murid murid Yesus, sesuai dengan namanya
Perjanjian Murid Murid Yesus. Ini pertikaian antar murid, antar pelajar. Tawuran antar
pelajar, saling serang, saling ejek, lempar batu, dendam dan rasa ingin melukai.
Kalau kita baca di surat kabar, hanya anak SMP sampai mahasiswa yang masih suka
tawuran, jarang sekali terdengar mahasiswa S2 atau S3 tawuran! Mengapa ? Karena
mahasiswa S2 dan S3 umumnya sudah punya pendidikan yang cukup dan lebih dewasa melihat permasalahan.
Bila kita baca lagi di surat kabar, penyebab tawuran umumnya adalah hal yang sepele.
Saling ejek, kesenggol di acara musik atau karena perempuan. Dangkal. Tapi hal yang
dangkal memang bisa membuat pertikaian hebat.
Sebagai pelajar di SMU DOJCC (atau Universitas DOJCC?), apa kita juga sedangkal
itu? Salik ejek sesama murid, fitnah, saling serang sudah tidak lagi layak untuk (yang
mengaku) murid Yesus. Tapi kita manusia, bisa punya kesalahan, bisa alpha. Sebagai
murid, kita juga masih ada rasa untuk ‘bolos’ dari rutinitas ke sekolah. Tapi masa masa
itu menjadi cerita seru dan indah ketika diceritakan kembali di saat reuni.
Seperti dikutip dalam injil hari ini, berpuasa saja tidak cukup, bila kita tidak melayani
sepenuh hati. Apa gunanya bernyanyi lagu pujian dan menulis ayat ayat indah, tapi
masih suka menggunjingkan sesama murid? Menjadi murid yang baik, bukan dilihat
dari ‘seragam’ yang licin dan tersetrika rapi, tapi dari perhatian dan rasa saling hormat
pada sesama murid dan guru.
Selamat belajar di SMU DOJCC.
Jeff - Tajikistan
26
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
25 Februari 2012 : Gereja Tempat Yesus Menjamu Pendosa Untuk Bertobat
Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32
Lk.25:32 “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya
mereka bertobat.”
Yesus jelas maksud kedatanganNya, untuk orang orang berdosa. Waktu pelayananNya didunia yang sedemikian singkat, hanya tiga tahun, banyak dihabiskanNya makan minum
bersama para pendosa. Hampir semua murid-muridNya adalah pendosa seperti Lewi si
pemugut cukai. Sebegitu sayangNya Yesus sehingga Ia rela mati menanggung dosa dosa
mereka, meskipun kadang pengorbananNya sia sia seperti Yudas si penghianat yang tidak
tobat malah bunuh diri. Yesus, sedikit saja melihat pertobatan dari si penjahat yang disalib
disebelahNya, langsung menjanjikan Surga detik itu juga. Bahkan setelah bangkit, Yesus pertama tama menemui Maria Magdalena, si pendosa besar yang bertobat dan disembuhkanNya itu, bukan orang lain.
Pertobatan itu mukjizat terbesar, lebih daripada penyembuhan jasmani, bahkan bangkit dari
mati fisik, karena hidup dalam dosa maut berarti jiwa sudah mati. Pertobatan yang tulus
merupakan kebangkitan jiwa. Seluruh malaikat surga pun bersuka cita saat ada satu manusia yang bertobat. Yesus dan segenap surga sangat merindukan pertobatan, semua tinggal
tergantung kita manusianya.
Apakah ini artinya kita perlu berdosa dulu supaya bisa bertobat? Ya jelas tidak menurut
santo Paulus. Kita hanya perlu menyadari dosa-dosa kita yang pastilah sudah ada. Tertulis di Alkitab bahwa orang salehpun berdosa tujuh kali sehari. Janganlah menanggap diri
lebih benar seperti ahli ahli Farisi. Jangan berkata, “Ngapain ke Gereja, isinya orang orang
berdosa.” Harapan besar ada pada pendosa yang sadar, tidak kecil hati dan mau datang.
Tuhan memang tidak suka kalau kita datang merasa suci sendiri, tapi lebih memprihatinkan
lagi kalau tidak hadir sebab sok suci.
Mari menyambut Yesus dengan bermiskin hati, artinya selalu sadar butuh karunia pengampunanNya. Maka pastilah Ia hadir ditengah kita. Dengan miskin hati kita rindu datang ke
perjamuan kudusNya dimana Yesus ada dalam Ekaristi. Kesadaran membawa kita pada pertobatan seumur hidup lewat Sakramen Rekonsiliasi. Gereja adalah tempat Yesus menghabiskan waktunya dengan orang berdosa yang ingin bertobat. Sudahkah kita aktif berpartisipasi
membangun Gereja yang demikian, ataukah kita turut bersungut-sungut, iri hati kalau Yesus
mengasihi para pendosa?
Ya Yesus, curahkanlan Roh KudusMu supaya kami sadar selalu akan dosa dosa kami. Biarlah
GerejaMu menjadi tempat Engkau bertemu dengan kami, para pendosa, sehingga kami selalu diperbaharui dalam pertobatan, dan boleh menikmati kasih pengampunan Sang Bapa
yang dalamnya tak terselami. Yesus, Engkaulah andalan kami. Amin.
Fr. David MGL
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 27
26 Februari 2012 : Dituntun Oleh Roh Tuhan
HARI MINGGU PRAPASKAH I
Kej 9:8-15, Mzm 25:4b-5ab,6-7bc,8-9, 1Ptr 3:18-22, Mrk 1:12-15
Markus 1:12 “Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun”
Injil yang hari ini kita dengarkan terjadi setelah permandian Yesus oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Di sana dikatakan bahwa setelah kelar dari air, Ia melihat langit
terkoyak dan Roh seperti burung merpati turun ke atasNya. Lalu terdengarlah suara dari
surga; “Engkaulah Anak Allah yang Kukasihi kepadaMulah Aku berkenan.” Kemudian
Roh Tuhan menuntun Yesus ke padang gurun. Di sana Yesus dicobai. Ia juga berada
di antara binatang-binatang liar dan sekaligus di layani oleh malaikat-malaikat Tuhan.
Yesus adalah Anak Allah. Dan nama ini kita baca dan dengan di dalam perikop yang
terdahulu dari bacaan yang kita miliki hari ini. Kemudian karena ketaatanNya sebagai
Anak Allah, Dia membiarkan diri dituntun oleh Roh itu. Roh Tuhan memuntunNya ke
padang gurun. Dia menyerahkan seluruh dirNya ke dalam bimbingan Roh Allah. Dia
menyerahkan seluruh diri dan rencananya dibimbing dan dituntun oleh Roh Allah. Yesus
percaya akan kuasa Roh Allah.
Lewat permandian kita masing-masing kita sekalian sudah dipilih menjadi anak-anak
Allah. Kita semua juga di jadikan sebagai saudara dan saudari Yesus. Saat kita dibaptis
seperti Yesus, kita semua telah dipenuhi oleh Roh Allah. Kita sekalian telah dikuasai oleh
Roh Allah. Karena itu, kita harus membiarkan diri untuk dibimbing oleh Roh Allah. Namun
sering kali kita tidak mendengarkan Roh Allah yang berbicara di dalam hati kita. Kita
terkadang lebih mendengarkan suara-suara bimbingan yang lain. Sehingga akhirnya
kita disesatkan oleh suara bimbingan dari kekuatan lain.
Marilah saudara dan saudari sekalian, kita harus sungguh menyadari Roh Allah yang
selalu menuntun kita. Kita harus membiarkan diri di tuntun dan dibimbing oleh Roh itu.
Seperti Yesus kita akan dicobai oleh banyak godaan setan dan iblis. Kita akan berada
di antara kekuatan liar seperti Yesus yang dileilingin oleh binatang-binatang liar. Namun
demikian kita akan selalu dilindungi oleh malaikat-malaikat Tuhan. Percayalah pada
Suara Tuhan dan BimbinganNya di dalam hidup kita sehari-hari.
Rm. Joseph, MGL
28
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
27 Februari 2012 : Senjata Dari Allah Untuk Berjaga-Jaga
Gabriel dr Bunda Berdukacita
Im 19:1-2,11-18, Mzm 19:8,9,10,15, Mat 25:31-46
Mat 25:45 “Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku”
Allah Bapa, menciptakan manusia seturut dengan citraNya, itu sudah kita pelajari sejak
kita mulai belajar tentang agama Katolik. Serupa dan segambar dengan Dia. Untuk
itulah, Tuhan mempersenjatai kita dengan aturan-aturan yang harus kita lakukan dalam
kehidupan kita, sehingga pada saat penghakiman terakhir, saat Dia datang bersama
semua malaikat, saat Dia memisahkan seorang dari pada seorang seperti gembala
memisahkan domba dan kambing, kita akan lolos untuk masuk ke dalam kehidupan
yang kekal.
Membaca injil Matius 25:35-46, saya teringat akan sebuah renungan yang pernah saya
baca. Pada suatu hari, Tuhan berkata pada seorang ibu, : besok, aku akan berkunjung
ke rumahmu. Ibu itu senang dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna
untuk menyambut kedatangan Tuhan. Dia masak banyak, yang enak-enak, dan berganti dengan pakaiannya yang paling indah. Kemudian dia duduk dan siap menyambut Tuhan. Tiba-tiba pintu diketuk, dan ibu itu membukanya karena yakin yang datang
adalah Tuhan, tapi ternyata seorang bapak pengemis dengan pakaian yang kotor dan
lusuh. Kemudian ibu itu mengusirnya :pergi kamu.., jangan kotori rumahku, aku sedang
menyambut Tuhan, dan aku tidak punya makanan. Kemudian datang lagi seorang ibu
buta, dan seorang anak jalanan. Dan semuanya diusirnya. Sampai malam Tuhan tidak datang dan dia protes: Tuhan kenapa Engkau bohong, Engkau tidak datang ke
rumahku. Jawab Tuhan: aku sudah datang 3 kali ke rumah mu dan tiga kali pula engkau
mengusirku.
Senjata-senjata yang diberikan Tuhan, untuk menjaga tingkah laku kita di dunia ini, bisa
kita lihat dalam Im 19 : 11-18. Kita tidak boleh mencuri, kita tidak boleh berbohong, tidak
boleh bersaksi dusta, tidak boleh menyebarkan fitnah, harus mengasihi sesama, tidak
boleh membenci,tidak boleh dendam. Betapa lengkapnya senjata yang Tuhan berikan
untuk melindungi kita di dunia ini, agar pada saatNya kita siap untuk menyambutNya.
Kalau kita lakukan semua aturan dari Tuhan, maka kita akan mempunyai senjata yang
lengkap dan tangguh untuk menjadikan kita sebagai serdadu Allah yang kuat, yang
selalu siap siaga.
Amin
alin
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 29
28 Februari 2012 : Bijaklah dalam Berkata-Kata
Selasa, 28 Februari 2012:
Yes 55:10-11, Mzm 34:4-5,6-7,16-17,18-19, Mat 6:7-15
Yes 55:10-11“Sebab seperti hujan yang mengairi bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
memberikan benih kepada kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
demikian pula firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki.”
Manusia dianugerahkan kemampuan berkata-kata. Kemampuan untuk mengekspresikan
isi hatinya dalam rangkaian kata, kalimat dan bahasa. Kita bisa saling memahami satu
sama lain lewat kata-kata yang kita ucapkan atau lewat tulisan-tulisan kita. Lewat bahasa
yang kita pakai, kita saling bertukar informasi, saling berbagi apa yang kita rasakan, bahkan saling menyerang dan menyakiti dengan bahasa. Banyak kali kita tidak berpikir sebelum berbicara, apalagi kalau kita sedang marah. Kita tidak sadar bahwa apa yang terlanjur
kita katakan tidak bisa kita hapus atau tarik kembali.
Bulan Januari yang lalu dalam Summer School of Evangelisation seorang imam berbagi
ceritera tentang awal mula ketika ia mulai serius berpikir untuk menjadi imam. Sebelumnya ia tidak pernah berpikir untuk menjadi imam. Ia tidak pernah menerima wangsit atau
penampakan dari Tuhan, hanya sepatah kata dari seorang imam di tepi Danau Galilea
bahwa sebenarnya ia bisa jadi imam yang baik. Waktu itu ia hampir bertunangan dengan
gadis pujaan hatinya. Keduanya bersiap untuk bertunangan dan menikah, tetapi kata-kata
imam sederhana di tepi Danau Galilea itu terus membekas di hatinya. Apa yang terjadi
kemudian sungguh di luar dugaan. Ia kemudian batal bertunangan dan memutuskan untuk
menjadi imam sampai sekarang, dan sungguh ia menjadi imam yang baik. Ini hanya satu
contoh kekuatan kata dan kalimat yang kita ucapkan kepada seseorang atau sekelompok
orang.
Sejak saya ditahbiskan menjadi Diakon sudah beberapa kali saya berkhotbah. Seringkali
saya dikejutkan oleh beberapa pendengar yang datang berterimakasih karena saya mengatakan ini dan itu dalam khotbah saya, anehnya, saya tidak ingat kalau pernah berkata
demikian. Pengalaman yang demikian mendorong saya untuk lebih berhati-hati dalam
berkhotbah atau bahkan sekedar berbincang-bincang. Saya harus berpikir dahulu sebelum berbicara. Saya harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi kalau saya menggunakan kata atau kalimat tertentu, karena kata dan kalimat yang saya lontarkan akan
tinggal menetap dalam ingatan lawan bicara saya, sama seperti hujan yang tidak bisa
kembali lagi ke langit melainkan membasahi daratan, demikian kata Yesaya.
Kita tidak perlu takut untuk berdialog atau menumpahkan isi hati, tetapi kita juga harus sadar bahwa apa yang kita ucapkan sedikit banyak punya dampak tertentu bagi orang lain.
Karena itu berusahalah agar apa yang keluar dari mulut kita hanya akan mendatangkan
berkat untuk orang lain.
Diakon wenz, MGL
30
Fresh JUICE !
Vol. 27/2012
29 Februari 2012 : KasihNya tiada berkesudahan
Yun 3:1-10, Mzm 51:3-4,12-13,18-19, Luk 11:29-32
Mzm 51 : 19
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak
Kau pandang hina ya Allah.
Tujuh tahun sudah saya tinggal di Bali dari tahun 2005, saya masih menjalin pertemanan
dengan beberapa teman baik ditempat kerja, ataupun di gereja. Teman saya bermacammacam ada yang suka belajar, suka shopping, suka travelling, sangat beraneka ragam
dan saya sangat menikmatinya. Ada salah satu teman yang cukup unik buat saya, saya
kenal dia di gereja FX. Lumayan lama saya berteman dengan dia sampai dengan saat
ini, orangnya cuek tapi saya nyaman aja kalau berteman dengan dia. Dia menerima saya
apa adanya, demikian juga saya. Kami tidak pernah menghakimi satu sama lain, apapun
profesi dia, dia bekerja di pantai kuta bertemu dengan tamu bule...Sapaan akrabnya yang
sangat khas “ Hai kawan gimana kabar loe?” hahaha...dia banget gitu loe...
Suatu saat saya ketemu dia sedang adorasi, khusyuk skali...dia rajin skali adorasi kalo tamunya sedang sepi, “Hai kawan, tamu gue lagi sepi nich, makanya gue harus adorasi biar
dapet tamu:)..Hei gimana kabar loe?’
Firman Tuhan pada hari ini cukup keras “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang
hancur, hati yang patah dan remuk tidak Kau pandang hina ya Allah”... Sungguh besar
kasih Allah, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia, tak terselami jalan-jalanNya bagi
setiap manusia. Dia mencari orang-orang yang terhilang, yang berdosa untuk kembali kepadaNya, mendapatkan pengampunanNya.
Saya melihat kasih Allah yang luar biasa pula yang dialami teman saya ini, Tuhan memberkatinya ke WYD 2008 di Sidney, dan dia pernah menunjukkan fotonya bersama bishop
dari Sidney, karena tamu Ausie telah membiayai dia untuk ke Australia. Tuhan tidak dapat
dibatasi karya-karyaNya...Dia mengasihi setiap dari kita yang datang kepadaNya dalam
pertobatan...Kita tidak berhak “menghakimi” orang lain hanya melihat covernya saja...Lihatlah betapa berbelas kasihan Tuhan Allah kita, tidakkah kita harus mencontoh apa yang
telah dilakukan oleh Tuhan? Dia punya rencana yang indah bagi setiap orang yang tidak
dapat kita pahami.
Marilah kita belajar rendah hati dan berbesar hati, dengan ikut berbahagia jika Tuhan
memberkati saudara, teman kita, jauh dari yang kita bayangkan, bukan sebaliknya dengan membicarakan hal yang negative.
Kehidupan di Bali ini sangat variatif, tergantung kita menyikapinya. Kita bisa berinteraksi
dengan berbagai macam orang.. dari latar belakang yang berbeda-beda...bahkan kebangsaan yang berbeda. Semua tergantung cara pandang kita.. Firman Tuhan hari ini
mengajarkan pada kita, bagaimana cara pandang Allah memberikan pengampunan bagi
manusia. Seringkali kita masih mengkotak-kotakan antara kegiatan rohani dan kehidupan
sehari-hari...Janganlah sampai cara pandang kita yang terbatas, membatasi karya perutusan Tuhan. Mari kita terbuka dengan bimbingan Roh Kudus, sehingga lagu-lagu perutusan
yang sering kita nyanyikan dalam gathering, choir bahasa inggris,...seperti Tuma Mina...
send me Jesus, Lead me Jesus atau...lagu jadikanku terangMu Tuhan yang kita nyanyikan
di celebration meal, tidak hanya sebatas berdengung dikomunitas saja...tapi benar-benar
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita sama-sama terbuka dengan bimbingan Roh Kudus kemanapun Dia memimpin
dan memampukan kita.
Tuhan memberkati.
lulu
Vol. 27/2012
Fresh JUICE ! 31
Download