HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ABSTRACT This research was conducted in SDN 04 DRAMAGA Bogor, West Java. Method that was used to determine the respondents was Startified Random Sampling. Method used to analyze the data is average scores and Structural Equation Modeling (SEM). The average score was used to describe the individual characteristics, sosial environment, psychological factors, exposure to television and cognitive learning in children. SEM was used to determine the relationship between individual characteristics and sosial environment with television exposure and the relationship between sosial environment, psychological factors and exposure to the medium of television with the child’s cognitive learning. In this study, the medium of television exposure in children is high but low cognitive learning. There was a significant relationship (p <0,05) between individual characteristics and sosial environment with television exposure in children. There is also a significant relationship (p <0,05) between sosial environment and exposure to the medium of television with the child's cognitive learning. In reversal, there was not any significant relationship (p <0,05) between the cognitive psychology factors to learning in children. Keywords: television, children, media exposure RINGKASAN VIORA TORIZA. HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (KASUS: SEKOLAH DASAR NEGERI 04 DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT). DI BAWAH BIMBINGAN AMIRUDDIN SALEH. Terpaan media televisi adalah penggunaan media televisi dilihat dari frekuensi dan durasi penggunaan televisi. Sedangkan istilah kognitif meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan. Oleh karena itu belajar kognitif dapat diartikan sebagai proses untuk mengetahui atau mengelolah dan penggunaan pengetahuan. Saat ini televisi merupakan teman terdekat bagi anak-anak. Tingginya waktu menonton televisi pada anak saat ini bahkan telah melebihi waktu yang anak habiskan di sekolah. Televisi sendiri memiliki beberapa kelebihan sebagai media pendidikan daripada media massa yang lain. Salah satunya kelebihan tersebut adalah televisi memadukan unsur audio dan visual. Kelebihan televisi tersebut membuat program yang menyangkut hal-hal mengenai pendidikan akan lebih mudah diterima oleh anak-anak sehingga pada akhirnya akan menambah pengetahuan anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis hubungan karakteristik individu, lingkungan sosial dengan terpaan media televisi. (2) Menganalisis hubungan lingkungan sosial, faktor psikologi, dan terpaan media dengan belajar kognitif Variabel yang mempengaruhi terpaan media televisi antara lain adalah karakteristik individu. Karakteristik individu ini sendiri meliputi usia, uang saku dan waktu luang. Di samping karakteristik individu juga terdapat variabel lain yang mempengaruhi terpaan media televisi yaitu lingkungan sosial. Adapun indikator variabel lingkungan sosial antara lain adalah sekolah (guru dan teman sekolah), tetangga dan teman sepermainan serta keluarga. Faktor lingkungan sosial ini juga turut mempengaruhi belajar kognitif pada anak Sekolah Dasar. Selain variabel lingkungan sosial variabel lain yang mempengaruhi belajar kognitif anak Sekolah Dasar adalah faktor psikologi meliputi sikap, bakat, minat dan motivasi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara secara sengaja (purposive) didasarkan pertimbangan bahwa SDN04 Dramaga merupakan salah satu Sekolah Dasar yang ada di daerah lingkar kampus. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu JuliSeptember 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif (field notes). Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan teknik wawancara terstuktur. Populasi penelitian adalah siswa SDN04 Dramaga, Bogor yang berjumlah 665 orang sedangkan jumlah responden yang diambil berjumlah 70 orang. Responden dipilih dengan menggunakan teknik penarikan sampel stratified random sampling dan dipilih siswa kelas IV, V dan VI. Pemilihan kelas ini mempertimbangkan bahwa anak pada tingkatan kelas tersebut anak telah memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik sehingga lebih mampu memahami pertanyaan/ pernyataan. Selain itu, anak pada tingkat kelas tersebut lebih dapat menyatakan keinginan atau pendapatnya sehingga dapat menjawab pertanyaan/ pernyataan yang diajukan. Kemudian setiap kelas diambil masing-masing 20 persen. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, berupa frekuensi, persentase, media, rataan skor; dan analisis statistik inferensial, berupa uji hubungan Stuctural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukan terpaan media televisi pada anak cukup tinggi namun belajar kognitifnya rendah. Anak-anak umunya menonton televisi lebih dari lima jam perharinya melebihi waktu yang mereka habiskan di sekolah. Rendahnya belajar kognitif pada anak disebabkan karena pada usia Sekolah Dasar, anak cenderung menonton televisi bukan untuk memenuhi kebutuhan kognitifnya namun hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Terdapat hubungan signifikan (p<0,05) antara karakteristik individu dan lingkungan sosial dengan terpaan media televisi pada anak. Semakin tinggi usia anak maka semakin tinggi pula keinginan anak menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan kognitifnya. Rendahnya uang jajan menyebabkan tingginya terpaan media televisi pada anak. Jika dilihat dari faktor lingkungan semakin tinggi peran orang tua/ keluarga, sekolah dan teman sekolah serta tetangga dan teman sepermainan mendukung untuk menonton acara/program tertentu maka semakin tinggi pula terpaan media televisi yang terjadi pada anak. Terdapat juga hubungan yang signifikan (p<0,05) antara lingkungan sosial dan terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada anak. Semakin lingkungan sosial (orang tua/keluarga, sekolah dan teman sekolah serta tetangga dan teman sepermainan) mendukung untuk belajar kognitif maka semakin rendah belajar kognitif tersebut. Terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi belajar kognitif sepeti faktor kesehatan. Tinggi terpaan media televisi pada anak juga menyebabkan rendahnya belajar kognitif pada anak. Hal ini dikarenakan pada anak SD umumnya motivasi menonton televisi hanyalah untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan semata dan mengabaikan pemenuhan kebutuhan kognitif. Namun terdapat hubungan yang tidak signifikan (p<0,05) antara faktor psikologi dengan belajar kognitif pada anak. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara faktor psikologi dan belajar kognitif. HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (KASUS SDN 04 DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT) Oleh: Viora Toriza I34063121 SKRIPSI Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama : Viora Toriza Nomor Pokok : I34063121 Judul : Hubungan Terpaan Media Televisi dengan Belajar Kognitif pada Anak (Kasus SDN 04 Dramaga, Bogor Jawa Barat) dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr.Ir. Amiruddin Saleh, MS NIP. 19611113 198811 1 001 Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dr. Ir. Soeryo Adi Wibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003 Tanggal Pengesahan: _________________ LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (KASUS SEKOLAH DASAR NEGERI 04 DRAMAGA BOGOR )” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGI ATAU LEMBAGA LAIN. MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN. Bogor, Februari 2010 Viora Toriza I34063121 RIWAYAT HIDUP Penulis memiliki nama lengkap Viora Toriza. Penulis dilahirkan di Lahat, Sumatera Selatan pada tanggal 15 Januari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Candra Hutapri, SH dan Ibu Nirwana, S.Pd. Penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Santo Yosef Lahat (19931994), Sekolah Dasar (SD) Santo Yosef Lahat (1994-2000), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Yosef Lahat (2000-2003) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Santo Yosef Lahat (2003-2006). Kemudian pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) Selama di kampus, penulis juga tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Bumi Sriwijaya (OMDA IKAMUSI) sebagai anggota divisi internal OMDA IKAMUSI pada tahun 2007. Selain itu penulis juga pernah aktif sebagai asisten praktikum Mata Kuliah Sosiologi Umum (2008-2009) dan Komunikasi Kelompok (2008). KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya, skripsi yang berjudul “HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (KASUS SEKOLAH DASAR NEGERI 04 DRAMAGA BOGOR, JAWA BARAT)” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Besarnya waktu yang dihabiskan anak terutama pada usia Sekolah Dasar untuk menonton televisi melebihi waktu yang anak habiskan di sekolah. Televisi telah diibaratkan sebagai kotak saingan bagi sekolah. Televisi memiliki beberapa keunggulan untuk dijadikan sebagai media pendidikan. Salah satunya kelebihan tersebut adalah televisi memadukan unsur audio dan visual. Kelebihan televisi tersebut membuat program yang menyangkut hal-hal mengenai pendidikan akan lebih mudah diterima oleh anak-anak sehingga pada akhirnya akan menambah pengetahuan (kognitif) anak tersebut. Oleh karena itulah menarik untuk melihat keterkaitan terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada anak itu sendiri. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun penulis dalam penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi khalayak banyak. Bogor, Februari 2010 Penulis