penerapan model pembelajaran aktif giving question and getting

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS PADA PELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL ILMIAH
oleh:
Nama
NPM
Prodi
Dosen Pembimbing
: Mike Oktaria
: 4010131
: Pendidikan Matematika
: 1. Anna Fauziah, M.Pd.
2. Rani Refianti, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh Mike Oktaria1, Anna Fauziah, M.Pd2, Rani Refianti, M.Pd3
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Giving Question And
Getting Answer pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah diterapkan pembelajaran
dengan model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer secara
signifikan sudah tuntas?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran
aktif Giving Question and Getting Answer. Jenis penelitiannya adalah eksperimen
semu. Populasinya seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 463 siswa dan sebagai sampelnya kelas
VII.2 yang berjumlah 38 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan ๐›ผ = 0,05,
diperoleh ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” (3,27) > ๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ (1,68), sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau setelah
penerapan model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer secara
signifikan sudah tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,64.
Kata kunci : Giving Question and Getting Answer, Matematika
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal (Suyitno, 2007:23). Berhasil atau tidaknya suatu
pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Menurut
Gagne (dikutif dari Winataputra, 2007:1.19) pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
siswa. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar
menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan
yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru harus menguasai berbagai macam strategi
pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan baik.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya
kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa (Sanjaya, 2010:139).
Rendahnya hasil belajar siswa ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang
belum memenuhi standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran matematika dianggap salah satu mata
pelajaran yang sulit untuk dipahami dan membuat banyak siswa tidak tertarik
untuk mempelajarinya. Ketidaktertarikan siswa dalam mempelajari matematika
dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika.
Kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran matematika yang timbul bukan
semata-mata sulitnya materi pelajaran matematika, tetapi juga disebabkan oleh
metode penyampaian guru dalam mengelola pembelajaran yang kurang efektif
dan menarik. Pada pembelajaran seperti itu suasana kelas cenderung berpusat
pada guru (Teacher Centered) sehingga siswa menjadi pasif. Hal ini
mengakibatkan hasil belajar matematika pun menjadi rendah. Meskipun demikian
guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan
bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku atau
referensi lain. Masalah ini sering dijumpai dalam proses belajar mengajar di kelas.
Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu
siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam
kehidupan sehari-hari.
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika yang
mengajar di SMP Negeri 2 Lubuklinggau menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelas VII pada mata pelajaran matematika masih rendah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) di SMP Negeri 2 Lubuklinggau yang telah ditetapkan sebesar
75. Dari 463 siswa terdapat 186 siswa (40,17%) yang telah tuntas dan 277 siswa
(59,83%) siswa yang belum tuntas.
Guru dalam mengajarkan matematika perlu memiliki strategi pembelajaran
yang tepat. Agar pelajaran matematika dapat diserap baik oleh siswa maka
seorang guru perlu menerapkan salah satu model atau metode pembelajaran yang
dipandang tepat untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di
sekolah. Seperti yang diungkapkan Hakim (2010:154) bahwa model pembelajaran
yang ditetapkan oleh guru harus memungkinkan siswa belajar proses (learning by
process), bukan hanya belajar produk (learning by product). Oleh karena itu
model pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih
banyak menekankan pembelajaran melalui proses. Salah satu model yang dapat
menekankan pembelajaran melalui proses yaitu model giving question and getting
answer.
Menurut Suprijono (2009:107) model giving question and getting answer
merupakan suatu model yang dapat melatih siswa memiliki kemampuan dan
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Dengan demikian model giving
question and getting answer merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan
oleh guru dalam rangka meningkatkan aktifitas belajar siswa.
A.
Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pembelajaran
matematika, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang penerapan
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran aktif giving question and
getting answer pada pelajaran matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 2
Lubuklinggau.
LANDASAN TEORI
Menurut Suprijono (2009:107), mengemukakan bahwa model giving
qoestion and getting answer dikembangkan untuk melatih siswa memiliki
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model giving question and getting answer sebagai berikut : a)
Menyampaikan tujuan pembelajaran; b) Masing-masing siswa dibagikan kartu
bertanya dan menjawab; c) Guru meminta semua siswa untuk menulis nama
lengkap dibalik kartu-kartu tersebut; d) Kemudian mulai dengan pertanyaan.
Pertanyaan bisa dari siswa maupun guru. Jika pertanyaan berasal dari siswa, maka
siswa diminta menyerahkan kartu yang bertuliskan kartu bertanya; e) Setelah
pertanyaan diajukan, mintalah kepada siswa lain memberi jawaban. Siswa yang
bersedia menjawab diminta maju kedepan menjelaskan jawabannya dan
menyerahkan kartu yang bertuliskan kartu menjawab; f) Guru menyampaikan
rangkuman dan mengklarifikasi dari jawaban-jawaban dan penjelasan siswa; g)
Guru memberikan tugas untuk membuat resume atas proses tanya jawab kepada
siswa yang diakhir pembelajaran masih memiliki 2 potongan kartu yaitu kartu
bertanya dan kartu menjawab atau salah satu potongan kartu tersebut tentunya hal
ini telah disepakati di awal pembelajaran.
Menurut Ashari (Dalam Oktavia, 2013:20-21) kelebihan model giving
question and getting answer yaitu: (a) Suasana lebih menjadi aktif; (b) Siswa
mendapat kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti; (c)
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
Guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan; (d)
Mendorong siswa untuk berani mengajukan pendapatnya.
Adapun kekurangan model giving question and getting answer menurut
Ashari (Dalam Oktavia, 2013-21) yaitu: (a) Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya
hanya hafalan; (b) Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus
akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari; (c) Guru tidak
mengetahui secara pasti apakah siswa yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun
menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.
METODE PENELITIAN
Menurut Arikunto (2010:9),”penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor–factor
lain yang
mengganggu”. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi
Experiment). Eksperimen semu adalah sebuah eksperimen yang dilaksanakan
tanpa adanya kelas pembanding. Pada penelitian ini, peneliti memberikan
perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif giving question and
getting answer pada sampel penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti
maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Menurut Arikunto (2010:124) desain penelitian adalah rencana atau
rancangan yang dibuat peneliti sebagai gambaran kegiatan yang akan
dilaksanakan. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pre-test and Post-test Group dan dapat digambarkan sebagai berikut:
A
1
O1
X
O2
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
Keterangan:
A = Sampel Penelitian
O1 = Pre-test
X = Penerapan model pembelajaran giving question and getting answer
O2 = Post-test
Adapun yang menjadi populasi pada
penelitian ini adalah
seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 yang
berjumlah 463 siswa. Sebagai sampel adalah kelas VIII.6 yang diberikan
perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif giving question
and getting answer. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Tes yang
digunakan adalah tes berbentuk essay sebanyak delapan soal. Tes dalam
penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah
(post-test) materi yang diajarkan. Teknik analis data dalam penelitian adalah
analisis kuantitatif pada data tes.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Pre-test ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan model giving question
and getting answer. Soal pre-tes yang digunakan berbentuk essay yang terdiri dari
enam soal. Pre-test dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 19 September
2015 yang diikuti oleh 38 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan data pre-test dalam (Lampiran C),
rekapitulasi analisis data hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
a.
No
1
2
3
4
5
1
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Pre-test
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
69
Nilai terendah
23
Rata-rata nilai
36,78
Simpangan baku
12,51
Jumlah siswa yang tuntas
0 siswa (0%)
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka diketahui bahwa data siswa yang
memperoleh nilai kurang dari 75 (belum tuntas) ada sebanyak 0% siswa sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak ada siswa yang tuntas pada tes awal (pre-test). Nilai
๏€จ๏€ฉ
yang tertinggi 69 dan nilai yang terendah adalah 23. Rata-rata x nilai secara
keseluruhan sebesar 36,78. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan bahwa
kemampuan awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran aktif giving
question and getting answer termasuk kategori belum tuntas, karena nilai rataratanya kurang dari KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75.
Tes akhir (post-test) dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2015, untuk
mengetahui Kemampuan hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran aktif giving question and
getting answer, suatu hasil belajar berada pada kategori tuntas ketika nilai siswa
telah mencapai KKM. Post-test dalam penelitian ini dilakukan di akhir pertemuan
yang diikuti oleh 37 siswa di kelas yang telah ditentukan sebagai kelas sampel.
Berdasarkan hasil perhitungan data post-test (Lampiran C) rekapitulasi
hasil tes akhir siswa dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut.
No
1
2
3
4
5
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Post-test
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
65
Rata-rata nilai
78,64
Simpangan baku
6,77
Jumlah siswa yang tuntas
28 siswa (75,67%)
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari atau
sama dengan 75 (tuntas) sebanyak 28 siswa (75,67%) dan siswa yang mendapat
nilai kurang dari 75 (belum tuntas) sebanyak 9 siswa (24,32%). Nilai yang
tertinggi adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 65. Rata-rata nilai secara
keseluruhan sebesar 78,64. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan bahwa hasil
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
kemampuan akhir siswa setelah penerapan model pembelajaran aktif giving
question and getting answer termasuk kategori tuntas.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini
yaitu:”apakah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah diterapkan pembelajaran
dengan model pembelajaran aktif giving question and getting answer secara
signifikan sudah tuntas?”
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau setelah diterapkan pembelajaran dengan
model pembelajaran aktif giving guestion and getting answer sudah tuntas. Untuk
lebih jelas nilai pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4.
Setelah dilakukan perbandingan hasil pre-test dan post-test maka dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa setelah materi diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran aktif giving question and getting
answer. Pada pre-test siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 (tuntas) sebanyak 0
siswa (0%) dan rata-rata tes awal (๐‘ฅฬ… ) = 36,78. Jadi secara deskriptif dapat
dikatakan bahwa hasil pre-test siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer
termasuk kategori belum tuntas. Hal ini bisa terjadi karena pada saat pemberian
pre-test, materi operasi hitung bentuk aljabar belum pernah dipelajari oleh siswa.
Setelah penyampaian materi dengan model pembelajaran aktif Giving
Question and Getting Answer diadakan post-test. Jumlah siswa yang mendapat
nilai lebih dari 75 (Tuntas) dalam post-test ini sebanyak 28 siswa (75,67%) dan
rata-rata post-test sebesar 78,64. Jadi secara deskriftif dapat dikatakan bahwa hasil
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
post-test siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer termasuk kategori tuntas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau setelah
penerapan model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer secara
signifikan tuntas.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masri Zaria
(2012), yang menyimpulkan bahwa “hasil belajar matematika setelah diterapkan
metode Giving Question and Getting Answer pada pembelajaran matematika
dikelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau secara signifikan tuntas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa penggunaan
model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer dapat dijadikan
alternatif dalam proses belajar-mengajar yaitu untuk melatih siswa merumuskan
pertanyaan secara sistematis, juga membangkitkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pertanyaan, melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh temannya dengan baik, dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya
kepada teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa.
Pada pertemuan pertama pembelajaran di kelas dengan menerapkan model
pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer, peneliti mengalami
kesulitan dan menemukan beberapa hambatan-hambatan. Dikarenakan adanya
perubahan cara mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan
memerlukan penyesuaian siswa yang sebelumnya terbiasa dengan pembelajaran
konvensional terhadap metode pembelajaran baru tersebut.
Saat proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif
Giving Question and Getting Answer didalam langkah-langkah pembelajaran
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
model pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer khususnya pada
langkah awal mulai dengan pertanyaan, siswa kurang antusias dan terlihat raguragu untuk bertanya dan kebanyakan siswa tersebut diam, hal ini dilihat pada
pertemuan pertama ini tidak ada sama sekali siswa yang mengajukan pertanyaan.
Walaupun guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
namun tetap saja tidak ada muncul pertanyaan dari mereka. Untuk mengatasi
kefakuman tersebut guru memancing siswa dengan melontarkan pertanyaan
terlebih dahulu kepada siswa dengan demikian siswa termotivasi untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
Hambatan-hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran perlahan-lahan
mulai berkurang pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua dengan
materi operasi hitung bentuk aljabar ada 3 siswa yang bertanya dan 2 siswa yang
menjawab. Hal ini mengalami peningkatan karena pada pertemuan sebelumnya
tidak ada yang bertanya maupun yang menjawaab.
Pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif
Giving Question and Getting Answer, siswa sudah mulai berani mengajukan kartu
pertanyaan ataupun kartu jawabannya. siswa tersebut dengan sendiri mengajukan
pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan atau ditanyakan oleh
temannya sendiri. Terbukti ada 6 siswa yang bertanya dan 8 siswa yang
menjawab.
Dengan diterapkannya model pembelajaran aktif Giving Question and
Getting Answer dalam kegiatan pembelajaran ini siswa mulai merasa senang
belajar matematika dikarenakan siswa dengan leluasa bisa mengeluarkan
pendapatnya baik itu berupa pertanyaan yang berisi tentang ketidak pahaman
siswa terhadap materi operasi bentuk aljabar ataupun jawaban yang melatih siswa
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan menumbuhkan rasa percaya diri
siswa terhadap kemampuannya sendiri. Analisis data hasil belajar siswa dalam
penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran aktif Giving Question and Getting Answer secara signifikan sudah
tuntas. Hal ini dikarenakan setiap siswa terlibat aktif dalam setiap tahapan yang
ada dalam pengajaran model pembelajaran aktif Giving Question and Getting
Answer.
Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif
Giving Question and Getting Answer setiap siswa diberi bimbingan atau arahan
yang sama dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru pada saat siswa
belajar, sehingga siswa juga betul-betul memahami dan mengerti. Berdasarkan
hasil analisis statistik terbukti bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
aktif Giving Question and Getting Answer dapat mencapai tingkat ketuntasan dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuklinggau setelah
diterapkan model pembelajaran aktif giving question and getting answer secara
signifikan sudah tuntas. Hal ini ditunjukkan oleh hasil dari analisis uji-t nilai
post-test pada taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh t hitung (3,27) > ttabel (1,68) dan
rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran
aktif giving question and getting answers sebesar 78,64. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Cipta
Hakim. 2010. Perencanaan Pembelajaraan. Bandung: CV. Wacana Prima
Zaria, Masri. 2012. Penerapan Metode Giving Question and Getting Answer pada
Pembelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.
Skripsi. STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Oktavia, Ratih. 2013. Penerapan Model Giving Question and Getting Answers
(GQGA) Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan.
Lubuklinggau: Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIPPGRI Lubuklinggau.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Suprijono, Agus. 2009.Cooperatif Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Suyitno. 2007. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka
Winataputra. 2007. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika
Download