STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN RADIO ELSHINTA FM

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN RADIO ELSHINTA FM DALAM
MENCARI KLIEN PEMASANG IKLAN
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama
: M. HASBI HAKIM
NIM
: 04302 - 026
Jurusan
: MARCOM & ADVERTISING
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI MARCOM / ADVERTISING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: M. Hasbi Hakim
Nim
: 04302-026
Bidang Studi
: MARCOM / ADVERTISING
Judul skripsi
: Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM
Dalam Mencari Klien Pemasang Iklan
Jakarta, 29 Agustus 2009
Mengetahui,
Pembimbing :
(Nurprapti W. Widyastuti, M.Si )
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI MARCOM / ADVERTISING
ABSTRAK
”Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam Mencari Klien
Pemasang Iklan
x + 77 halaman ; 3 lampiran
Bibliografi : 22 Acuan (1989-2005) + Internet, 3 Narasumber
Strategi promosi suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang ditempuh
untuk meningkatkan pemasaran dalam memajukan perusahaan. Salah satu strategi
yang harus dilakukan perusahaan dalam memasarkan produknya yaitu dengan strategi
komunikasi pemasaran yang dikemas kedalam bentuk komunikasi pemasaran yang
dapat menarik pengiklan untuk memasang iklan pada radio Elshinta FM yang
merupakan salah satu radio swasta dengan format program siarnya berita dan
informasi yang ditujukan kepada pendengarnya. Berdasarkan itulah peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran perusahaan tersebut.
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien
pemasang iklan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk
mendapatkan klien pemasang iklan.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada strategi promosi
yang dikemukakan Chriss Fill yang menjelaskan indikator-indikator strategi
komunikasi pemasaran yang meliputi Analisa faktor kunci (Key factor analysis),
tujuan, strategi dan pelaksanaan komunikasi pemasaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan tipe
penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan memperoleh data atau informasi dengan melakukan
wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber, yaitu Pemimpin Redaksi Radio
Elshinta, Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM dan General Manager Radio
Elshinta FM.
Pada hasil penelitian diperoleh bahwa Radio Elshinta FM telah melakukan
strategi promosi pemasarannya, ini membuktikan suatu keberhasilan yang dicapai
oleh Radio Elshinta FM melalui strategi pemasaran yang terdiri dari periklanan,
promosi, dan penawaran tatap muka. Jadi dapat disimpulkan bahwa Radio Elshinta
FM dalam meningkatkan klien pemasang iklan melalui strategi pemasaran sebagai
landasan utama strategi komunikasi pemasarannya dimana Radio Elshinta FM
memposisikan perusahaannya sebagai radio siaran berita dan informasi yang
ditujukan untuk kalangan menengah keatas di daerah perkotaan.
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil`alamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada
Allah SWT telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM Dalam
Mencari Klien Pemasang Iklan, memiliki tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna mencapai kelulusan Sarjana Ilmu Komunikasi. Berkat bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Iwan Haryono sebagai pemimpin General Manager yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang Elshinta.
3. Bapak Arief Aditantyo selaku Kepala Bagian Pemasaran yang telah banyak
membantu saya dalam proses pengumpulan informasi tentang proses
mendapatkan klien di Elshinta
4. Bapak Eddy Harsono, selaku Station Manager Elshinta yang telah membantu
saya dalam Pengumpulan informasi.
5. Bang Sigit, Mas Doni, Mas Zaenal Abidin, dan Team Elshinta yang telah
banyak membantu memberikan informasi-informasi tentang Elshinta.
6. Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.
7. Dra. Tri Diah Cahyowaty, M.Si, selaku ketua Jurusan Marcomm &
Advertising yang telah memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ahmad Mulyana, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan kemudahan dan dukungan untuk terus maju.
9. Para Dosen dan seluruh Staf Tata Usaha FIKOM Pak Syamsudin, Pak Aep,
Mas Ervan, dan lain-lain yang telah menyumbangkan pengetahuannya serta
kerjasama yang baik selama penulis kuliah di UMB.
10. Bapak dan Umi yang selalu menjadi panutan saya agar bisa mencapai hidup
yang lebih baik.
11. Kakak dan adikku tersayang yang telah banyak memberikan motivasi, saran
dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga Besar SWATALA Universitas Mercu Buana yang selalu mensuport
saya agar menyelesaikan masa studi saya.
13. Teman adventure, Zibrut, Cingik, Pelor dan angkatan XVI SWATALA
Universitas Mercu Buana yang selalu mendukung untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
14. Untuk Anak-anak brukucut ADV’02, Mario, Fauzi Umar, Reynanta, Praja,
Ricky, Obay, Dani, Didi, Hendra, Helky, Budi, kholik, Anita, Pay, Ningsih,
Indy, Iyang, Ayu, Eka, Vivi, dan teman-teman Adv angkatan 2002 lainnya
yang telah mensuport penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
15. Abah Idin serta teman-teman REMOD, terima kasih atas supportnya.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan
untuk menyempurnakan skripsi ini selanjutnya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya. Wassalamu`alaikum Wr.Wb
Jakarta, September 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL.................................................................................. .......... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
ABSTRAKSI ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
1.2 Pokok Permasalahan……………………………………............ 7
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 7
1.4 Signifikansi Penelitian…………………………………............. 7
1.4.1. Signifikansi Akademis…………………………............. 7
1.4.2. Signifikansi Praktis…………………………………….. 7
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi Sebagai Dasar Pemasaran....................................... 8
2.2 Persaingan Industri Media Massa............................................... 14
2.3 Komunikasi Pemasaran.........................................………..........22
2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran………………………………. 30
2.5 Iklan Radio................................................................................... 36
2.6 Sumber Pendapatan Radio Siaran................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian………………………………………………..... 40
3.2 Metode Penelitian……………………………………………… 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...41
3.3.1 Data Primer...................................................................... 42
3.3.2 Data Sekunder………………………………………...... 42
3.4 Nara Sumber / Key Informan…………………………………...42
3.5 Definisi Konsep........................................................................... 43
3.6 Fokus Penelitian…………………………………………........... 43
3.7 Analisa Data................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Radio Elshinta FM....…………………............................. 47
4.1.1 Tujuan dan Struktur Organisasi……………………... 48
4.1.2 Sarana atau Fasilitas Radio Elshinta ………………... 48
4.1.3 Program yang Disiarkan…………………………….. 49
4.2 Hasil Penelitian …………….………………………………….. 51
4.2.1 Penentuan Strategi / Key Factor....... …...…............... 51
4.2.1.1. Strength, Weaknesses, Opportunities,
Threats (SWOT)……………………………. 51
4.2.1.2. Segmentasi, Targetting, dan Positioning….... 53
4.2.2 Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio
Elshinta FM...........………...........................................54
4.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran.................................. 55
4.3 Pembahasan.................................................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………...... 73
5.2 Saran………………………………………………………….... 74
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 76
LAMPIRAN
BIODATA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Informasi di era globalisasi sekarang, telah menyatu dalam kehidupan manusia
untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Peranan media massa sebagai wadah
penghubung informasi kepada khalayak luas, dirasa sangat tepat dan menjadi pilihan
satu-satunya saat ini. Ithiel De Sola Pool dari Gerbner mengatakan,”pertumbuhan
media massa telah sampai pada saat mereka mendominasi sistem komunikasi dalam
masyarakat”.1
Media massa sebagai industri yang secara terus menerus melakukan aktifitas
penyebaran informasi, pendidikan, hiburan, kebudayaan, dan sebagai sarana bisnis,
kehidupan media massa juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor penting, yaitu
‘Capital’ pemasukan iklan, ‘Types Of Content’ jenis isi media, dan ‘Types Of
Audience’ jenis khalayak sasaran.2
Sejak bergulirnya reformasi, wajah media menjadi lebih vulgar, lebih terbuka,
dan sangat informatif. Sebuah fenomena yang di masa orde baru sulit diperoleh,
kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada masa itu, media cenderung
berpusat pada isu-isu elitis perkotaan, dominan, berorientasi pada kepentingan
pemerintah dan selalu menghindar dengan cara melakukan sensor internal (Self
Censorship) dari pemberitaan yang kontra penguasa. Salah satu model Self
Censorship yang ekstrim adalah dengan mengumbar hiburan sebanyak dan sevulgar
mungkin. Akibatnya media makin terasing bagi kebutuhan riil masyarakat, dan
1
Kutipan dari Ithiel De Sola Pool oleh George Gerbner “Mass Media and Human Communication,
1979, hal.43
2
John Dimmick dan Eric Rothenbuhler, The Theory Of Niche:Quantifying competition among media
Industries, journal Of C ommunication, Winter 1984, hal.103
masyarakat sendiri terisolasi dari kesadaran akan fungsi kritis dan hak-hak asasi yang
harus mereka peroleh dari pemerintah yang berkuasa karena hanya diberitahu
kewajiban.
Pertumbuhan industri media massa di Indonesia sedikitnya ditandai oleh tiga
hal. Pertama, pengelolaan usaha di bidang media massa yang tidak lagi dilakukan
dalam bentuk yayasan serta semata-mata mengutamakan aspek idealnya, tetapi berupa
PT yang didukung oleh sistem manajemen profesional dan pengunaan produk-produk
teknologi canggih yang mengarah pada komersialisme. Kedua, semakin banyaknya
pengusaha yang menanamkan modalnya di bidang usaha media massa dan mengarah
pada spesialisasi.
Dapat dipahami bila banyak sekali pendengar menjadikan media massa radio
sebagai media dalam mencari hiburan. Penyebabnya bukan saja karena radio
merupakan media hiburan yang murah, tetapi juga karena penetrasi radio ke rumahrumah sudah sedemikian dahsyat. Disamping itu daya tarik radio selain sama dengan
televisi, radio juga bisa dinikmati di rumah dengan aman & nyaman, karena dalam
proses penyampaian informasinya dengan dua arah, maka pengaruh yang ditimbulkan
radio sangat besar sekali.
Perkembangan radio saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak
siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara yang satu dengan
lainnya, terlebih setelah antena memancarkan sinyal radio. Inilah yang disebut sebagai
globalisasi di bidang informasi dan hiburan.
Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni
media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti hal surat kabar, majalah,
brosur, buku, buletin, spanduk, poster, dan sebagainya. Sementara itu media
elektronik antara lain : radio, film, televisi, komputer, papan iklan elektronik, audio
cassete, dan sebagainya. Kinerja dan kegunaan media massa bisa diketahui dengan
mengetahui cara pelaksanaan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya.3
Radio adalah salah satu media massa elektronik yang aplikasi informasinya
hanya mengandalkan audio tanpa visualisasi seperti media televisi dengan
menggunakan audio visual sebagai kelebihannya untuk menyajikan informasi secara
jelas dan akurat. Sebagai media massa, radio dengan segala kelebihan yang dimiliki
bukan menjadi saingan bagi media elektronik lainnya, karena radio pada dasarnya
sama dengan televisi, hanya kelemahan radio tidak bisa menggunakan visualisasi dan
hanya dapat didengarkan saja.4
Guru besar dari UNPAD Prof Saifuddin Anwar mengatakan : acara radio pada
umumnya mempengaruhi sikap pandangan, persepsi, dan perasaan pendengar : “ini
adalah hal yang wajar bila ada suatu hal yang mempengaruhi pendengar sebab salah
satu pengaruh psikologi seakan-seakan menghipnotis pendengarnya”.5
Pentingnya iklan bagi radio siaran swasta, merupakan masukan utama dalam
menjalankan aktifitas sebagai media massa yang profesional dan mencari keuntungan.
Akan tetapi persaingan antar media radio semakin ketat dan tajam dikarenakan
jumlahnya yang semakin bertambah, sehingga berpengaruh dalam penjualan ruang
iklan. Maka media harus mempunyai strategi pemasaran dalam mendapatkan
keuntungan dari ruang iklan (air time).
Data Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) bahkan menyebutkan
angka belanja iklan selama tahun 2001 lalu untuk media radio masih paling kecil,
apabila dibandingkan dengan media surat kabar, majalah, televisi, dan media luar
ruang, meskipun masih di atas tabloid. Tercatat belanja iklan radio di tahun 2001
3
Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya, Rosda, Bandung, 2001, hal.121
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, Bandung : PT..Mandiri Maju.1991, hal. 60
5
Ibid.hal.80
4
sekitar Rp 215 milyar, surat kabar Rp 1,8 trilyun, majalah Rp 266 milyar, dan tabloid
Rp 133 milyar.6
Belanja iklan atau “advertising expenditure” pada tahun 2007 diprediksikan
mencapai Rp 26 triliun. Angka ini meningkat sekitar 30 % dibandingkan angka
belanja iklan tahun 2006 yang besarnya Rp 20 triliun. Rata-rata pertumbuhan iklan
dalam lima tahun terakhir sekitar 32 %. Adanya peningkatan belanja iklan untuk
tahun 2007 tersebut terutama dipicu oleh bentuk serta jumlah media massa yang
semakin bertambah. Selain itu semakin beraninya dunia industri untuk mengiklankan
produknya. Jumlah belanja iklan itu berasal dari televisi sebesar lebih kurang 62 %
atau Rp 15,5 triliun dan media cetak sebesar 27 % atau Rp 6,75 triliun. Diluar jumlah
itu, media lain seperti radio dan iklan luar ruang memberikan kontribusi sebesar 11 %
atau Rp 2,75 triliun.7
Radio Elshinta FM yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah salah satu
radio swasta yang hadir 24 jam menemani aktifitas pendengar, dengan serangkaian
informasi dalam dan luar negeri, pantauan lalu lintas ibukota. Sebagai radio publik,
Elshinta juga menyajikan berbagai informasi aktual untuk masyarakat seperti bisnis
dan urusan internasional dan regional, seperti Elshinta news and talk yang
ditayangkan setiap hari 24 jam nonstop, lalu diskusi interaktif setiap hari pukul 23.00
hingga pukul 01.00 WIB, kemudian BBC Siaran Indonesia yang ditayangkan setiap
hari, serta masih banyak lagi. Selain itu, banyak liputan yang bersifat human interest
untuk memberikan wawasan kepada pendengar atas apa yang sedang terjadi di
masyarakat. Elshinta FM juga sering mendapatkan penghargaan diantaranya Adam
Malik Award tahun 2002, Rekor Muri untuk acara Elshinta peduli tahun 2002, Mina
Bahari Press dari Menteri kelautan dan Perikanan tahun 2004, 2005, dan 2006, serta
6
7
http: // dirgantara. Idxc. Org / dirga 12 / 1203j : shtml
Survey AC Nielsen Tahun 2007
masih banyak penghargaan lainnya.8 Selain informasi, pendengar bisa menikmati
acara berkualitas dengan koleksi yang lengkap dan bervariasi, baik di rumah maupun
di perjalanan.
Dengan penayangan siarannya siaran Elshinta ditargetkan untuk publik
(dewasa) dan didengarkan oleh lebih dari 1,3 juta orang dari golongan menengah
keatas. Radio Elshinta FM hadir dengan program acara yang informatif yang berhasil.
Dikarenakan begitu ketatnya persaingan didalam industri media massa khususnya
persaingan antara sesama warga populasi maka tiap-tiap perusahaan dituntut harus
memiliki keterampilan khusus atau kelebihan-kelebihan khusus untuk dapat meraih
khalayak sasaran dan tujuan yang diinginkan agar perusahaan tersebut mampu
bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar / kompetitor lainnya yang bergerak
dalam bidang yang sama.9
Alasan penulis memilih radio Elshinta FM sebagai objek penelitian karena
penulis melihat ketatnya persaingan radio siaran di Indonesia dalam mendapatkan
pemasang iklan di radio padahal presentasi radio mendapatkan kue iklan sedikit
dibandingkan media lainnya seperti televisi. Dan radio Elshinta FM juga sedikit
berbeda dengan radio swasta pada umumnya yang banyak menampilkan hiburan.
Radio Elshinta FM adalah radio yang khusus menampilkan siaran informasi dan berita
dengan segmentasi masyarakat menengah keatas perkotaan.
Oleh karena itu radio Elshinta FM sebagai sebuah institusi yang berorientasi
pada profit harus dapat melihat dan memanfaatkan adanya celung atau ruang
kehidupan atau celah pasar (Niche Market) yang ada untuk dapat mempertahankan
kehidupannya. Radio Elshinta FM telah memanfaatkan celah pasar (Niche Market)
yang ada dengan menggunakan positioning sebagai radio publik yang begitu
8
9
Profile Company Radio Elshinta FM tahun 2008
AC Nielsen Resume, tahun 2008
diperhatikan oleh para investor radio, radio Elshinta FM memiliki segmentasi yang
cukup jelas, yaitu untuk pendengar dewasa, juga terhadap strategi komunikasi
pemasaran dalam mencari klien .
Berdasarkan hal-hal di atas maka dapat disimpulkan mengapa penulis
melakukan penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam
mencari klien untuk memasang iklan” adalah ketertarikan penulis terhadap kualitas
radio tersebut yang dapat bertahan di tengah kerasnya persaingan media radio di
Indonesia dan dunia periklanan dalam memasarkan produk guna mendapatkan klien
serta sebagai mahasiswa periklanan tentunya mengetahui bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang efektif dalam mendapatkan klien pemasang iklan yang
sebanyak-banyaknya sesuai yang telah diharapkan.
1.2.
Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio
Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan?
1.3.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien pemasang iklan.
1.4.
Signifikansi Penelitian
1.4.1. Signifikansi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam bidang ilmu komunikasi pada umumnya dan periklanan pada
khususnya mengenai komunikasi pemasaran suatu acara di radio dan
dapat memberikan masukan yang berharga bagi para praktisi yang
ingin terjun ke dunia komunikasi pemasaran dan diharapkan hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk
tujuan yang bermanfaat.
1.4.2. Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
marketing komunikasi Elshinta FM mengenai strategi komunikasi
pemasarannya dan dalam melaksanakan ataupun menjalankan
fungsinya sebagai mediator antara perusahaan dan rekan kerja.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi sebagai Dasar Pemasaran
Manusia dan komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas satu
sama lainnya. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan
selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan
komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan
manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang atau lebih,
kelompok, keluarga, organisasi, dalam konteks public secara lokal, nasional, regional
dan global atau melalui media masa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara
verbal dan non-verbal baik langsung maupun tidak langsung.10
Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).11
Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses pikiran atau perasaan oleh
seseorang atau komunikator kepada orang lain atau komunikan.12 Pada kegiatan
pemasaran, komunikasi merupakan proses yang rumit. Untuk bisa mendapatkan
komunikasi yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung,
antara lain :
1. Mengenali sasaran komunikasi. Sebelum komunikasi dilancarkan perlu
dipelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Seperti, apa latar
10
Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk, Pengantar Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Jakarta,2001, hal.2
11
Ibid, hal.7
12
Ibid, hal.11
belakang pendidikan, gaya hidup, status sosial, ekonomi, ideologi, obsesi dan
lain sebagainya.
2. Pemilihan media komunikasi. Upaya mencapai sasaran komunikasi dapat
dilakukan dengan memilih salah satu atau beberapa media. Tergantung pada
tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan
digunakan. Pengkajian tujuan pesan komunikasi.
3. Menentukan teknik yang harus digunakan, apakah itu teknik informasi,
persuasi, atau instruksi.
4. Peranan komunikator. Ada dua faktor yang dapat membuat komunikasi
menjadi efektif, yaitu daya tarik sumber, dan kredibilitas sumber. Kedua faktor
tersebut dapat menimbulkan perasaan suka komunikan atas dasar ketertarikan
dan kepercayaan terhadap komunikator.
Komunikasi pemasaran adalah gabungan dari komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar
individu atau antar organisasi dengan individu. Sedangkan Pemasaran adalah
sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilainilai atau pertukaran antara mereka dan pelanggannya. Jika digabungkan, Komunikasi
Pemasaran mewakili gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek/produk,
yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada khalayaknya.10
Pada dasarnya komunikasi merupakan bagian terpenting dalam terjalinnya
hubungan antara pemasar dengan konsumen. Hubungan antara pemasar dengan
konsumen adalah begaimana pemasar mengkomunikasikan produk, harga, tempat
kepada konsumen. Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga
10
Integrated Markering Comminication-Terence A.Shimp hal 22.
berkaitan dengan apa yang dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi
ditujukan dan seberapa sering komunikasi dilakukan11.
Untuk menciptakan program kegiatan pemasaran yang baik perlu adanya suatu
pemikiran bagaimana produsen dapat mencapai marketing objektifnya, yaitu
penjualan.
Ada banyak unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana
pemasaran produk. Salah satu strategi yang paling banyak digunakan dalam
perencanaan pemasaran adalah dengan merumuskan bauran pemasaran (marketing
mix). Pada perencanaan pemasaran, untuk mencapai marketing objective dirumuskan
strategi 4 P (product, price, promotion, place / distribution)12.
Dalam konteks bauran pemasaran (marketing mix), promosi merupakan salah
satu aspek pemasaran yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya. Pada
strategi pemasaran, kegiatan promosi dilakukan dalam bentuk suatu bauran yang
disebut bauran promosi (promotion mix).
Dari uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi
merupakan salah satu kegiatan pemasaran dimana komunikasi merupakan bagian
penting dari terjalinnya hubungan antara pemasar dengan konsumen. Hubungan
antara pemasar dengan konsumen yang dimaksud adalah bagaimana pemasar
mengkomunikasikan produk, harga, tempat, maupun promosi kepada konsumennya.
Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga berkaitan dengan apa yang
dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan seberapa
sering komunikasi dilakukan13. Dengan demikian setiap pemasar tidak dapat
menghindari peran komunikasi dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
pemasar.
11
Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, Jakarta, 2002, hal.626
Sutisna, Prilaku Konsumen & Komunkasi Pemasaran, 2001, hal.9
13
Philip Kotler, Op.cit, hal.626
12
Pada dasarnya tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan pasar. Produk
yang dihasilkan harus menjadi kebutuhan pasar atau kebutuhan konsumen. Jelas dapat
dirasakan ada hubungan saling membutuhkan antara bagian
pemasaran dengan
konsumen
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain14.
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demand); produk (barang, jasa, dan gagasan),
nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran; dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar;
serta pemasar dan prospek15. Konsep-konsep ini diilustrasikan dalam gambar berikut
ini:
Bagan 2.1
Kebutuhan,
keinginan, dan
permintaan
Produk
(barang, jasa
dan gagasan)
14
Nilai, biaya,
dan kepuasan
Pertukaran dan
Transaksi
Hubungan
dan Jaringan
Pasar
Pemasar dan
calon
Pembeli
Philip Kotler, “Manajemen Pemasaran”, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid1,
hal. 8
15
ibid, hal 11
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi
adalah menjadi efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran
guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran16.
Untuk menciptakan program kegiatan pemasaran yang baik perlu adanya suatu
pemikiran bagaimana produsen dapat mencapai marketing objektifnya, yaitu
penjualan.
Ada banyak unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana
pemasaran produk. Salah satu strategi yang paling banyak digunakan dalam
perencanaan pemasaran adalah dengan merumuskan bauran pemasaran (marketing
mix).
Pada perencanaan pemasaran, untuk mencapai marketing objective dirumuskan
strategi 4 P (product, price, promotion, place/ distribution), antara lain17:
1.
Product; menentukan produk yang akan ditawarkan dengan segala
pertimbangannya, misalnya kualitas, bentuk, warna, kemasan, dan lain-lain.
Menurut Drs. Hardiyanto produk merupakan kumpulan nilai-nilai yang
meliputi suatu fungsi sosial, psikologi, ekonomis dan kebutuhan konsumen
lainnya.
2.
Price; menentukan berapa harga produk itu yang akan ditawarkan kepada
konsumen. Penentuan harga ini juga harus melalui banyak pertimbangan,
misalnya daya beli konsumen, margin yang diinginkan, dan lain-lain.
3.
Place; menentukan saluran distribusi yang akan dipakai agar produk yang
ditawarkan bisa terjangkau oleh pasar sasaran. Khususnya konsumsen
produk low involvement yang cenderung tidak loyal. Sehingga ketersediaan
produk dipasaran sangat menentukan tingkat penjualan produk.
16
17
Ibid, hal.17
Sutisna, Op.cit, hal.9.
4.
Promotion;
menentukan bauran promosi yang akan ditempuh untuk
mengkomunikasikan produk kepada konsumen, yaitu promosi penjualan,
iklan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi, atau
pemasaran langsung. Dalam proses mengkomunikasikan produk ke pasar
sasaran, sangat perlu diperhatikan mengenai tema dan isi pesan yang harus
disampaikan. Pesan komunikasi yang disampaikan terutama melalui iklan,
akan sangat menentukan posisi produk dimata konsumen.
2.2 Persaingan Industri Media Massa
Perkembangan media massa di Indonesia merupakan industri yang merubah
dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang jasa serta menghidupkan
industri lain yang terkait. Media massa juga merupakan industri tersendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan
masyarakat dan institusi sosial lainnya karena memiliki kemampuan untuk membuat
produksi massal dan dapat menjangkau khalayak dalam jumlah banyak, media massa
juga digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku konsumen dalam
melakukan sesuatu tindakan.
Pada era informasi seperti sekarang ini, media massa tidak hanya berfungsi
sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan kebudayaan, tetapi juga telah
tumbuh sebagai sarana bisnis. Kini informasi telah menjadi komoditi yang dapat
diperjual-belikan untuk mendapatkan keuntungan. Perkembangan keadaan lebih lanjut
menunjukkan bahwa pertumbuhan industri media massa ini juga diwarnai dengan
situasi kompetisi yang semakin ketat. Situasi persaingan ini tampaknya tidak dapat
dhindari karena kecepatan pertumbuhan industri media tidak seimbang dengan
percepatan perluasan pangsa pasar.
Lingkungan hidup populasi media massa dari tahun ketahun tampak
semakin padat dan beragam jenisnya. Keadaan ini tentu saja membawa konsekuensi
yakni semakin ketatnya kompetisi. Tingkat kompetisi antar warga populasi media
massa akan semakin dirasakan terutama apabila corak isi serta jangkauan khalayak
sasarannya relatif sama dengan yang lainnya. Lazimnya, kompetisi antar media mulai
terlihat pada saat munculnya media baru. Karena saat itu kompetisi memperebutkan
khalayak, semakin ketat dari berbagai media radio pendatang yang baru mulai
mengudara.
Kini situasi kompetisi antar industri media semakin meningkat lagi dengan
hadirnya berbagai bentuk media baru. Pada kelompok media audio-visual misalnya,
siaran hiburan yang ditayangkan televisi memulai udara harus bersaing dengan cable
TV, VCR atau VTR, berbagai videogames, serta bentuk baru bioskop atau cinema yang
disebut Cineplex atau Cinema Complex. Pada kelompok media audio, radio juga
bersaing dengan kaset yang semakin populer dan bervariasi isinya. Sementara pada
kelompok media cetak seperti pada surat kabar dan majalah, situasi persaingan
ditandai dengan semakin beragamnya bentuk spesialisasi isi penerbitan. Kompetisi
antar media massa tidak hanya terjadi antar populasi (misalnya televisi dengan radio,
surat kabar dengan majalah, atau radio dengan surat kabar), tetapi juga antara sesama
warga populasi (misalnya antara sesama surat kabar, antara stasiun radio siaran, dan
lain-lain). Bahkan kompetisi antara sesama warga populasi ini tampak cenderung
lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi.18
18
Sasa Djuarsa Sendjaja, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Gramedia Pustaka Utama 1993,
hal 57-59
Dikarenakan begitu ketatnya persaingan didalam industri media massa
khususnya persaingan antara sesama warga populasi maka tiap-tiap perusahaan
dituntut harus memiliki keterampilan khusus atau kelebihan-kelebihan khusus untuk
dapat meraih khalayak sasaran dan tujuan yang diinginkan agar perusahaan tersebut
mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar / kompetitor lainnya yang
bergerak dalam bidang yang sama.
Dalam hampir setiap industri, selalu terdapat perusahaan-perusahaan kecil
yang mengkhususkan diri pada sebagian dari pasar dan menghindari bentrok dengan
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan kecil ini menempati “celungcelung” pasar yang mereka layani dengan efektif melalui spesialisasi, dan yang
cenderung diabaikan perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam
ini menyandang berbagai nama seperti: penggarap relung pasar (market nichers),
spesialis pasar, atau perusahaan tumpuan (foothold firms). Menempati sebagian kecil
dari keseluruh pasar ini tidak hanya diminati oleh perusahaan-perusahaan kecil saja,
tetapi juga oleh divisi kecil dari perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan yang
belum mampu membesar di industri tertentu. Perusahaan jenis ini mencoba masuk
kesatu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan.
Satu celung atau celah pasar (niche market) yang ideal akan memiliki
beberapa ciri sebagai berikut :
a. Memiliki luas cukup besar dan daya beli agar bisa menguntungkan
b. Memiliki potensi untuk berkembang
c. Diabaikan oleh perusahaan besar.
d. Perusahaan memiliki keterampilan dan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan celung pasar tersebut secara efektif.
e. Perusahaan mampu membela diri dari serangan pesaing pasar dengan
membina “goodwill” atas produknya.19
Gagasan pokok dalam menggangap celung pasar ini ialah “spesialisasi”.
Perusahaan harus mempunyai keahlian khas dalam hal pasar, konsumen, produk atau
lini-lini dalam bauran pasarnya. Berikut ini beberapa jenis pengkhususan yang dapat
dipilih:
a. Spesialis pemakai akhir
Perusahaan mengkhususkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen pemakai
akhir. Misalnya MTV, saluran televisi yang khusus menyiarkan program
acara musik.
b. Spesialis tingkat vertikal
Perusahaan mengkhususkan pada beberapa lini vertical pada siklus produksi
distribusi.
c. Spesialis ukuran pelanggan tertentu
Perusahaan mengkonsentrasikan diri pada penjualan hanya kepada konsumen
berskala kecil atau sedang atau besar saja. Kebanyakan perusahaan kecil
mengkhususkan diri pada pelayanan ke konsumen kecil saja yang biasanya
diabaikan perusahaan yang lebih besar.
d. Melayani pelanggan khusus
Perusahaan membatasi penjualannya pada satu atau sedikit konsumen pokok.
Banyak perusahaan menjual seluruh produknya kepada hanya satu
perusahaan.
e. Melayani daerah geografi tertentu
19
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan pengendalian, edisi
keenam jilid 1, Erlangga 1994, hal.454
Perusahaan hanya menjual kepada daerah tertentu, wilayah tertentu.
Misalnya tabloid Metro Cipasera yang hanya dijual dan didistribusikan di
daerah Ciputat, Bintaro, Serang.
f. Spesialis produk atau lini produk tertentu
Perusahaan hanya membuat satu produk atau satu lini saja. Misalnya, dalam
industri radio, ada radio yang hanya khusus memutarkan dangdut atau rock
saja.
g. Spesialisasi produk dengan sifat khusus
Perusahaan membatasi diri untuk memproduksi jenis tertentu produk.
Misalnya Radio Elshinta FM yang hanya membahas dan menghibur seputar
keluarga saja dengan informasi-informasinya.
h. Spesialisasi kerja pesanan
Perusahaan membuat produk khusus berdasarkan pesanan.
i. Spesialisasi mutu / harga tertentu
Perusahaan hanya melayani satu sisi pasar, mungkin sisi yang rendah,
mungkin sisi yang tinggi. Misalnya sebuah radio yang mengkhususkan klien
pemasang iklan yang bertaraf atau bersifat nasional bukan lokal.
j. Spesialisasi jasa
Perusahaan memasarkan satu atau lebih jasa yang tidak disediakan oleh
perusahaan lain.20
Dapat disimpulkan bahwa banyak peluang yang dimiliki perusahaanperusahaan kecil untuk menutup kebutuhan konsumen dengan cara-cara yang
menguntungkan yaitu dengan cara menempati “celung-celung” pasar yang mereka
20
Philip Kotler, Op.cit, hal.454-455
layani dengan efektif melalui spesialisasi, dan yang cenderung diabaikan perusahaanperusahaan besar.
Berikut adalah bagan dari hubungan promotion mix dengan strategi pemasaran
21
Bagan 2.2
Hubungan Promotion Mix dengan Strategi Pemasaran
Corporate strategy
Marketing objectives
Marketing Strategy
Marketing Plan
Product
Price
Promotion
Place
The Promotion Mix
Corporate public relations
Advertising Marketing public relations Direct-response media
Sales promotion
Personal selling
a Periklanan (Advertising)
Komunikasi komersil dan non personal, tentang sebuah organisasi dan produkproduknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media bersifat
21
Chriss Fill, Ibid, hal 4-5
massal seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, direct mail, reklame luar ruang,
dan media lainnya.22
b Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Suatu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau intensif kepada
tenaga penjual, distributor atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan
penjualan.23
c. Personal Selling
Suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon
pembelinya, dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu membeli produk
yang ditawarkan. Penjualan personal melibatkan kontak langsung antara penjual
dan pembeli baik secara tatap muka ataupun melalui alat telekomunikasi seperti
telepon. Penjualan personal juga dapat ditujukan kepada calon pembeli yang
dinilai paling potensial dan paling prospektif untuk menjadi pelanggan dimasa
depan.24
e. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya ; Public Relation, Edisi ketiga Jakarta 1992;
Ia memberikan batasan humas yaitu : sesuatu yang merangkum dari keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”menurutnya humas pada
intinya senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
22
Monlee & Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Prenada Jakarta
2004, hal.3
23
Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa Tangerang 2007 hal.20
24
Ibid, hal 26
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul
suatu dampak ke arah yang positif 25
e. Interactive / Internet Marketing
Kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi
secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini yang utama adalah internet,
khususnya pada fasilitas yang dikenal dengan World Wide Web (WWW). Media
interaktif
memungkinkan
terjadinya
arus
informasi
timbal
balik
yang
memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi
informasi pada saat itu juga atau real time.
f. Direct Marketing
Direct Marketing Media merupakan suatu bentuk distribusi yang artinya kegiatankegiatan perdagangan melalui pos, terlepas dari media yang digunakan untuk
penawaran produknya. Konsekuensinya Direct Marketing tidak terbatas untuk
pemasaran secara langsung saja, pedagang eceran juga dapat memanfaatkannya
untuk menarik para pembeli ke tokonya 26
2.3
Komunikasi Pemasaran
Kata pemasaran sudah sangat dikenal dan sering didengar orang. Namun
jawaban yang diberikan setiap orang berbeda-beda dan pengertian pemasaran yang
paling populer adalah penjualan.
Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu
cara berfikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual
25
26
Ibid hal.21
Frank Jefkins. Periklanan E+ Edisi ke tiga Erlangga. Jakarta 1995. hal 190
benda tetapi juga menjual gagasan–gagasan, karier, tempat, undang-undang, jasa,
hiburan dan kegiatan-kegiatan nirbala lainnya seperti yayasan sosial dan keagamaan.27
Namun menurut Philip Kotler, dalam bukunya :Manajemen Pemasaran,
Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, komunikasi Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep sebagai berikut : kebutuhan (need), dan
permintaan (demand).28
1. Kebutuhan adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan pasar manusia
membutuhkan makanan, keamanan, hak milik dan harga diri, kebutuhan ini
tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, mereka merupakan hakikat
biologis dan kondisi manusia.
2. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Meskipun
kebutuhan manusia sedikit, tetapi keinginan mereka banyak. Keinginan
manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial,
seperti sekolah, keluarga, dan perusahaan.
3. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Keinginan
menjadi
permintaan jika didukung oleh daya beli. Oleh karena itu perusahaan harus
mengukur tidak hanya berapa orang yang menginginkan produk mereka,
namun yang lebih penting berapa banyak yang benar-benar mampu membeli.
27
Renald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning, PT Gramedia
Pustaka Utama, Hal 51.Jakarta 2001.
28
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, hal.8. Jakarta 1997.
Komunikasi pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan mempengaruhi, menawarkan dan memberikan produk yang bernilai
dengan pihak lain.29
Menurut Lawrence R. Jauch & William F. Gueck mengartikan komunikasi
pemasaran sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dalam mempengaruhi dan mengajak
konsumen dapat dicapai melalui pelaksanakan yang tepat oleh perusahaan. 30
Dalam Marketing Plan, kita membuat perencanaan untuk kegiatan
pemasaran, yang meliputi analisis situasi, tujuan pemasaran, analisis strategi
pemasaran, pembuatan program implementasi dalam bentuk Marketing Mix disertai
rencana anggaran biaya untuk pemasaran. Untuk mempertajam dan mengarahkan alat
pemasaran kita ke sasaran yang tepat, kita memerlukan Advertising Plan.
Advertising plan yang baik adalah yang bersifat fleksibel. Advertising
sebenarnya lebih tepat disebut Promotion Plan, karena kegiatan-kegiatan di dalamnya
mencakup seluruh kegiatan Promotion Mix, seperti Public Relation, Personal Selling,
Sales Promotion, Periklanan dan Publikasi. Namun demikian, para praktisi sudah
terlebih dahulu mengenal Advertising Plan mengingat kekuatan yang dihasilkan dari
promotional plan lebih banyak ada dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat penayangan
iklan, desain iklan, serta berbagai kegiatan promosi lainya. Agar efektif, tujuan
pemasaran dan tujuan pengiklanan harus berkaitan satu sama lain dan memiliki tujuan
29
Philip Kotler & Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I hal. 6
Lawrence R. Jauch & William F Gieck, Mnajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga,
Erlangga, Jakarta, 1996 hal.12
30
yang lebih tinggi, yang bersifat menantang, tetapi dapat jangkau, dilaksanakan, serta
diukur.31
Cakupan Advertising Plan lebih sempit dibandingkan Marketing Plan,
Advertising Plan ditujukan pada isu komunikasi yang sangat spesifik, namun tetap
mengacu pada tujuan pemasaran dan strategi pemasaran yang telah disusun dalam
Marketing Plan.
Advertising Plan meliputi tujuan strategi yang sangat spesifik dari
pembuatan suatu iklan, penjelasan secara mendetail mengenai pesan, rencana media
yang digunakan, kegiatan-kegiatan, promosi lain yang mendukung misalnya promosi
penjualan serta peristiwa-peristiwa penting lain yang akan dilakukan, anggaran, dan
time line atau jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.32
Dalam bukunya Marketing Communications: framework , theories and
applications, Chris Fill menjelaskan kerangka kerja dalam komunikasi pemasaran
terpadu bahwa organisasi dapat dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka (Katz
dan Kahn, 1978) dan semua komponen-komponen yang ada dalam sistem secara
interaktif saling bergantung satu dengan yang lainya (Goldhaber, 1986). Modifikasi
salah satu bagian dari suatu sistem dan melakukan suatu penyesuaian, dibuat oleh
semua komponen lain agar dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Efek ini dapat
dilihat dari tingkat makro dan mikro. Di tingkat makro saling ketergantungan antara
organisasi telah dicatat oleh sejumlah riset. Stern dan El-Asary (1992)
menggambarkan bahwa saluran distribusi sebagai suatu jaringan dari sistem, dengan
demikian dapat mengenali organisai sebagai suatu unit yang saling tergantung. Di
tingkat mikro, secara individual bagian-bagian dari suatu organisasi mengakomodasi
satu sama lain sebagai suatu organisasi yang melakukan penyesuaian untuk merubah
31
32
Alex Riems L, Advertising Another Way, Prenhalindo, Jakarta;tahun 1998 hal.124
Freddy Rangkuti, Flexible Marketing, teknik agar tetap tumbuh dalam situasi bisnis yang bergejolak
dan analisa kasus, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004, hal.131 - 132
lingkungannya. Dengan pengumpulan keputusan yang dihubungkan dengan
pengembangan dan penyerahan dari suatu strategi komunikasi pemasaran, gambar
dibawah ini menjadi mungkin untuk dilihat kompleksitas dan kepekaan dari setiap
komponen dalam pengambilan keputusan.33
Suatu keputusan urutan kerangka kerja, penyajian visual ini melayani untuk
menyoroti unsur-unsur yang utama dan interaksi mereka. Melakukan perubahan pada
satu unsur dan suatu nomor, jika tidak semua, yang lainya akan terpengaruh juga.
Suatu kerangka membawa bersama berbagai unsur-unsur dari sistem dengan cara
yang memungkinkan pembaca untuk mengembangkan / menambah pemahaman
mereka dari subyek pokok dan juga menyediakan para manajer dengan suatu atas
dasar dimana untuk meninjau ulang strategi yang sekarang, merumuskan orang-orang
baru dan menyediakan suatu daftar nama yang pantas dari faktor yang perlu untuk
dipertimbangkan.
Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan penjual dan pembeli
bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa komunikasi pemasaran dapat memudahkan atau membantu penjual dan
pembeli dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Menciptakan hubungan pertukaran
2. Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran.
3. Memberi tahu penjual dan pembeli agar mereka dapat melakukan pertukaran
secara lebih memuaskan.
4. Memperbaiki pengambilan keputusan dibidang pemasaran sehingga seluruh
proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.34
33
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications, Pretince Hall 1995,
hal.18
34
Philip Kotler, Komunikasi Pemasaran, Prenhalindo, hal 25, Jakarta 1995
Analisis pasar, estimasi pertumbuhan penjualan, dan target yang ingin dicapai
merupakan dasar perencanaan. Analisis situasi menggunakan analisis SWOT yaitu:
a.
Strengths / kekuatan
b.
Weaknesses / kelemahan
c.
Opportunities / peluang
d.
Threats / ancaman
Analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) umumnya, suatu unit
bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro demografi ekonomi, teknologi,
politik-hukum, dan sosial-budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan,
pesaing,
saluran
distribusi,
pemasok)
yang
mempengaruhi
kemampuannya
memperoleh laba. Unit bisnis memiliki sistem intelijen pemasaran untuk masingmasing kecenderungan dan perkembangan, manajemen perlu mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang ditimbulkannya. Tujuan utama pengamatan lingkungan
adalah untuk melihat peluang pemasaran baru.
Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan
dapat beroperasi secara menguntungkan, sedangkan ancaman lingkungan adalah
tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan,
yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran
defensive.
Analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) selain mengetahui
peluang yang menarik di lingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian
yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis
harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Manajemen atau
konsultan dari luar mengkaji kemampuan pemasaran, keuangan, produksi, dan
organisasi unit bisnis, dan setiap faktor dinilai untuk mengetahui apakah faktor itu
merupakan kekuatan utama (majorstrength), kekuatan kecil (minor strength), faktor
netral (neutral factor), kelemahan kecil (minor weakness), atau kelemahan utama
(major weakness).
Untuk mencapai target penjualan sesuai dengan potensi yang dimiliki
perusahaan, kita merencanakan melanjutkan pengelolaan pelanggan yang sudah ada
maupun pelanggan yang baru. Pengelolaan pelanggan tersebut didasarkan atas :
1. Pasar Sasaran
Pasar sasaran disusun berdasarkan volume pembelian yang dilakukan pelanggan,
misalnya kelompok pelanggan yang paling sering melakukan pembelian dan
kelompok pelanggan yang paling banyak mengkonsumsi produk atau jasa yang
kita hasilkan.
2. Positioning
Bagaimana menempatkan produk dibenak pasar sasaran yang sudah ditentukan,
sehingga produk tersebut dipandang oleh pelanggan sebagai produk yang memiliki
superior customer value ?
3. Marketing Mix
Strategi pengembangan produk disusun berdasarkan keinginan pelanggan; strategi
distribusi dilandaskan pada faktor kenyamanan dan kemudahan; strategi harga
berdasarkan daya beli pasar sasaran dan persaingan; sedangkan strategi promosi
dibangun berdasarkan dua tantangan, yaitu mempertahankan dan meningkatkan
loyalitas pelanggan yang sudah menjadi pelanggan dan mencari pelanggan baru
sehingga dapat memperluas pangsa pasar.35
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan
(needs), keinginan (wants), dan permintaan (demand).
35
Chris Fill Ibid hal.243-244
a.
Kebutuhan adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan pasar. Manusia
membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat berlindung, keamanan, hak
milik, dan harga diri. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar, mereka merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia.
b.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Meskipun
kebutuhan manusia sedikit, keinginan mereka banyak. Keinginan manusia terus
dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial seperti sekolah,
keluarga, dan perusahaan.
c. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan
jika didukung oleh daya beli. Karena itu perusahaan harus mengukur tidak
hanya berapa banyak yang benar-benar mampu membeli.36
Pendapat di atas diartikan oleh penulis terhadap obyek dalam penelitian ini
adalah pemasaran radio sebagai penjual jasa harus dapat memahami kebutuhan,
keinginan dan permintaan khalayak tersebut maka radio akan mendapatkan jumlah
pendengar yang sesuai dengan segmentasi dari radio tersebut. Oleh karena itu
diharapkan dapat menarik minat pengiklan untuk beriklan.
Adapun penjabaran dari tujuan pemasaran adalah sebagai berikut :
Tujuan Pemasaran adalah setiap perusahaan dalam menentukan pemasaran berbedabeda, disesuaikan dengan sasaran yang dituju. Perusahaan biasanya menetapkan biaya
pemasaran dengan sekian persen dari penjualan. Pada akhirnya,. Perusahaan perlu
menganalisis pelaksanaan pemasaran yang telah dilakukan untuk mencapai volume
penjualan dan menghitung biaya bagi seluruh pelaksanaanya, hasilnya berupa
anggaran biaya pemasaran yang dibutuhkan. Perusahaan juga harus memutuskan
36
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prenhalindo 2002, hal.96
bagaimana mengalokasikan seluruh anggaran biaya pemasaran untuk berbagai alat
dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah campuran variabel-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk
mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Akhirnya
perusahaan harus memutuskan alokasi biaya pemasaran dalam mendukukung strategi
pemasaran. Dengan alokasi biaya pemasaran, kebutuhan akan perubahan strategi
untuk menghadapi pasar dapat diatasi melalui pembuatan strategi-strategi baru.37
2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran
Pada komponen strategi Rhenald Kasali menekankan pada tiga komponen
yang disebut STP, yaitu Segmentasi, Targeting, Positioning. Segmentasi adalah suatu
strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan Targeting adalah persoalan
bagaimana menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh bagaimana melihat pasar itu
sendiri. Setelah pasar sasaran dipilih maka proses selanjutnya Positioning, yaitu
strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/ merek
nama anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan
keunggulan terhadap produk/ merek/ nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.38
Komponen tertikal artinya perusahaan harus dapat mendayagunakan segala
keunggulan yang dimilikinya untuk membedakan dirinya dengan pesaing-pesaingnya.
Pada komponen nilai, marketer menaruh perhatian pada tiga varibel yaitu brand,
service, dan process. Perusahaan yang berorientasi pada pemasaran biasanya menaruh
perhatian yang serius terhadap pembinaan merek-merek yang dikuasainya. Merekmerek itu dikembangkan, dipelihara, dan diperkuat dalam menghadapi segala
persaingan. Selain itu perusahaan juga harus dapat memberikan nilai-nilai tambah
37
38
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 1996.hal.93
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikkasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya Bandung 2001,
hal.258-259
kepada konsumennya melalui aktifitas pelayanan yang memuaskan. Pada marketer
menaruh perhatian pada proses penyampaian nilai kepada konsumen melalui
kegiatan-kegiatan interfungsional.39
Dengan
demikian
strategi
pemasaran
adalah
perencanaan
pemasaran
berdasarkan keinginan perusahaan dalam menentukan pasar sasaran yang didasarkan
hasil riset pasar. Perusahaan dalam membuat atau menciptakan strategi pemasaran
dibantu oleh bagian keuangan, kreatif, dan program. Bagian keuangan akan
menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk seluruh pelaksanaan kegiatan
bisnis tersebut. Bagian kreatif merumuskan untuk memasuki pasar sasaran yang
diinginkan perusahaan berdasarkan hasil riset pasar dan biaya yang telah dialokasikan
bagian keuangan. Kreatif menjawab apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasar
sasarannya, agar dapat meningkatkan penjualan yang telah ditargetkan oleh
perusahaan. Bagian program menciptakan yang diinginkan dan dibutuhkan pasar
sasaran melalui pengetahuan tentang kebiasaan-kebiasaan pasar sasaran dalam
menginginkan dan membutuhkan dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari.
Program melakukan kegiatan berdasarkan ketentuan perusahaan dan alokasi biaya
dalam mendukung bagian kreatif untuk mencapai target penjualan. Arah yang telah
dibuat oleh bagian kreatif untuk mancapai pasar sasaran akan diterapkan bagian
program untuk menentukan jenis produknya.
Menurut Chris Fill, strategi pemasaran adalah proses dengan mana target pasar
dikenali dan terpilih. Rencana pemasaran dikembangkan untuk masing-masing
segmen pasar terpilih agar supaya kebutuhan dari para pembeli pada setiap kelompok
target dapat dicukupi. Masing-masing rencana pemasaran terdiri dari empat unsurunsur yang utama dari bauran pemasaran. Masing-masing unsur ini mempunyai
39
Rhenal Kasali, Opcit, hal 47
kapasitas komunikasi yang sama. Proses manajemen ini adalah sistematis dan
dikemudikan oleh kebutuhan akan suatu organisasi untuk mencapai dan melebihi
sasaran pemasaran perusahaan itu.
Menurut Dibb, S Simkin ”suatu strategi pemasaran mengartikulasikan suatu
rencana untuk penggunaan sumber daya organisasi yang terbaik dan taktik untuk
mencapai sasaran hasilnya”.40
Dalam bukunya, Chris Fill juga menjelaskan tentang komunikasi pemasaran dan
proses pertukaran, yaitu proses pertukaran dikembangkan dan diatur dengan
penelitian
kebutuhan
consumers/stakeholder,
mengidentifikasi,
memilih
dan
mengarahkan kelompok consumers/stakeholders tertentu yang serupa, membedakan
karakteristik, termasuk kebutuhan dan keinginan, mengembangkan suatu penawaran
yang memuaskan kebutuhan yang dikenali pada suatu harga yang bisa diterima dan
tersedia melalui satuan tertentu dari saluran distribusi.
Tugas yang akhir adalah untuk membuat target khalayak sadar akan keberadaan
dari yang ditawarkan. Di mana kompetisi atau halangan lain ke tindakan konsumen
yang positif ada, sebuah program promosional dikembangkan dan digunakan untuk
berkomunikasi dengan kelompok yang ditargetkan.
Bagan 2.3
A System Of Marketing Communications
Key Factor
Analysis
Promotions
Objectives
Communication
Srategy
Resarch &
Evaluation
Communication
Budget
Positioning
Sumber : Chris Fill Theories Marketing Communication
40
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications, Prentice Hall 1995, hal.
66
Bagan di atas menggambarkan tentang suatu sistem komunikasi pemasaran
yang melingkupi strategi komunikasi yang di dalamnya terdapat unsur-unsur
komunikasi pemasaran berupa periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap
muka, publisitas dan penjualan pos langsung dengan beberapa faktor penting yang
mempengaruhinya yaitu : key factor analysis (SWOT), promotion, objektives,
positioning, communication budget dan research and evaluation. Sehingga
diketahui keefektifan komunikasi pemasaran yang dilakukan.41
Penjelasan mengenai indikator-indikator strategi komunikasi pemasaran
pada bagan di atas adalah sebagai berikut :
1) Analisa faktor kunci (Key factor analysis).
Menganalisa tentang kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakneses),
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).
2) Tujuan
Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produknya.
3) Strategi
Menganalisa strategi-strategi yang digunakan dalam mengkomunikasikan
pemasaran produknya.
4) Pelaksanaan
Menganalisa tentang pelaksanaan strategi promosi yang direncanakan terhadap
produknya.
5) Anggaran
Menganalisa berapa besar anggaran yang akan dikeluarkan dalam
melaksanakan strategi pemasarannya.
41
Chriss Fill, Op.Cit, hal. 18
Komunikasi pemasaran bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan
keberhasilan suatu usaha tetapi, merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
perusahaan. Cara yang ditempuh dalam memasarkan produk harus melihat dan
memahami situasi dan kondisi pasar serta mampu menggunakan media yang tepat
sebagai saluran komunikasi.
Untuk menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi dan
kondisi perusahaan dan diharapkan lebih mudah tercapai, perusahaan dapat
mempergunakan tehnik analisis SWOT yang terdiri dari kekuatan produk
(strenghs), kelemahan produk (weakness), peluang atau kesempatan (opportunities)
dan hambatan atau ancaman (threaths).
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman
dengan faktor kekuatan dan kelemahan42:
1. Kekuatan (Strength)
Adalah situasi internal perusahaan yang berupa kompetensi/kapabilitas
sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan sebagai
alternative untuk menangani peluang dan ancaman.
2. Kelemahan (Weakness)
Adalah situasi internal perusahaan dimana kapabilitas sumber daya
perusahaan sulit digunakan untuk menangani peluang dan ancaman.
3. Peluang (Opportunity)
Adalah situasi eksternal perusahaan yang berpotensi menguntungkan.
Perusahaan yang berada dalam satu industri yang sejenis secara umum akan
merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. Misalnya
42
Tedjo Tripomo, Udan. Manajemen Strategi, Bandung Rekayasa Sains, 2005.
ada segmen pasar tertentu yang belum dimasuki pasaing secara umum akan
menjadi peluang bagi perusahaan yang berhasil melihat situasi tersebut.
4. Ancaman (Threat) Adalah situasi eksternal yang berpotensi menimbulkan
kesulitan. Perusahaan yang sejenis akan merasa dirugikan atau dipersulit bila
dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut.
2.5 Iklan Radio
Isi siaran radio dan stasiun penyiaran sangat beragam. Stasiun radio pada
umumnya memilik format dan gaya siaran. Ada format hiburan, format budaya, dan
fomat berita. Kemudian ada gaya siaran populer dan ada gaya humor. Karena
beragamnya radio dan jenis acaranya, membuat pendengar dapat menentukan pilihan
stasiun dan acara yang disukai. Pilihan ini menjadikan pendengar radio memiliki
segmentasi pasar yang relatif tegas dibanding media televisi. Pilihan yang berbeda
pada setiap orang menjadikan radio sebagai media yang bersifat pribadi. Beriklan
melalui radio memerlukan pengetahuan tentang pembagian waktu yang digunakan.
Pembagian waktu pada radio berhubungan dengan banyaknya pendengar dan biaya
beriklan. Umumnya radio mengudara dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 24.00.
Pembagian waktu pada radio ada yang disebut drive time adalah waktu yang banyak
pendengarnya, yaitu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 dan pukul 15.00
sampai pukul 19.00. waktu tersebut sering disebut Prime Time untuk pemasang iklan
pada drive time umumnya lebih besar daripada waktu-waktu lainnya.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih acara dan stasiun
untuk memasang iklan adalah rating yang dikeluarkan oleh biro–biro penelitian.
Rating adalah data yang menunjukkan sejauhmana acara atau stasiun tersebut merebut
perhatian masyarakat.
Pembelian waktu siaran radio dapat dibagi menjadi dua, yaitu 43 :
1. Network
Membeli waktu siaran radio yang memakai jaringan dengan cakupan wilayah
yang luas (nasional)
2.
Spot
Pembelian waktu siaran radio terbatas pada satu stasiun radio saja (lokal).
Bagaimana sesungguhnya acara kerja iklan dalam melakukan kampanye
periklanan menurut AD Farbey (1997;10) dalam bukunya How to Produce Succesful
Advertising, pada dasarnya iklan berangkat dari tiga unsur, yaitu :
a. Merumuskan dan mengidentifikasi khalayak sasaran
b. Mendapatkan media iklan yang mampu menjangkau khalayak sasaran dan
membeli ruang
c. Mengisi ruang tersebut dengan pesan kepada khalayak, yaitu menulis
merancang, dan menghasilkan pesas serta menyampaikannya.44
2.6 Sumber Pendapatan Radio Siaran
Perusahaan radio siaran sebagai sebuah usaha yang memerlukan biaya untuk
proses produksi siaran dalam mencari keuntungan. Melalui keuntungan radio siaran
dapat berlangsung dengan baik. Ada dua sumber pendapatan radio siaran yaitu
pembuatan spot iklan dan penjualan Airtime iklan.
a. Penjualan Airtime Iklan
Pemasukan iklan yang menggunakan airtime radio, baik berupa spot atau sponsor
program. Pemasukan dari menjual airtime adalah pemasukan utama dari sebuah
stasiun radio siaran swasta. Setiap penjualan airtime radio mempunyai harga yang
43
Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996, hal.114115
44
A Farbey, How to Produce Succesful Advertising. Jakarta;Gramedia Pustaka Utama, 1997
berbeda-beda dalam pemutaran spot dan biaya sponsor program yang ditetapkan
oleh perusahaan radio.
b. Pembuatan Spot Iklan
Pembuatan spot iklan radio terkadang dibuat oleh radio yang akan memutar atau
mengudarakan iklan tersebut. Biasanya iklan yang dibuat radio menggunakan
pengisi suara penyiar yang dipilih sesuai karakter dari pesan produk sampai
pembuatan produksi spot siap jadi untuk diudarakan. Pendapatan pembuatan spot
iklan sebagai elemen pendukung dari pendapatan radio.45
Bentuk kerjasama antara lain radio dan pengiklan pada akhirnya memberikan
keuntungan pada kedua belah pihak. Melalui biaya yang dikeluarkan pengiklan dalam
membeli Airtime radio, pengiklan diuntungkan dari pesan iklan yang disiarkan
sekaligus mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan atau mengalokasikan
produk yang diiklankan.46
45
Audrey Smith & Dennis Kim, Fundamental Marketing Advertising;Theory Of Segmentation,
Targeting, And Positioning.Edilburgh, Tahun 2001hal. 47
46
Onong Uchjana Effendy, Rdio Siaran Teori dan Praktek. Bandung:Mandar Maju, 1990, hal.123
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Artinya
penelitian yang hanya menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan,
gejala sosial atau kelompok tertentu. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan antar variabel atau menguji suatu hipotesis tetapi hanya menggambarkan
karakteristik variabel berdasarkan jumlah jawaban responden terhadap masing-masing
kategori jawaban (distribusi jawaban).47 Sifat penelitian ini berkaitan dengan
pengumpulan data untuk memberikan gamabaran/penegasan suatu konsep atau gejalagejala untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan status subyek
penelitian yang salah satu tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi secara
rinci.48
Tujuan inilah yang akan diteliti penulis dengan pendekatan kualitatif, yaitu
dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam terhadap orang-orang yang
memiliki kapabilitas untuk menjelaskan tentang bagaimana strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mencari klien untuk memasang
iklan.
3.2.
Metode Penelitian
Metode penelitian dalam strategi pemasaran radio Elshinta FM yang berkaitan
dengan upaya memperoleh klien untuk memasang iklan menggunakan studi kasus.
Studi kasus merupakan strategi yang lebih sesuai apabila pokok pertanyaan suatu
40
47
48
Wawan Ruswanto, dkk. Penelitian Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka 1995, hal.21
Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Otset, Jakarta 1990, hal.6
penelitian berkenaan dengan “bagaimana dan mengapa” (how & why), yaitu saat
peneliti sedikit memiliki peluang mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,
bilamana penelitian terletak pada fenomena masa kini (kontemporer), berdasarkan
sifat penelitian yang deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif.49
Pendekatan kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata yang dikumpulkan dengan
berbagai macam cara seperti observasi, wawancara, dokumen dan biasanya diproses
sebelum siap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang
diperluas.50
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Penulis membutuhkan sejumlah data yang mendukung baik yang berasal dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang dalam hal ini radio Elshinta FM.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan mengumpulkan data
berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.
Penelitian deskriptif sumbernya berasal dari wawancara, catatan di lapangan, dan
dokumen lainnya.
3.3.1
Data Primer
Yakni dengan melakukan wawancara mendalam (In depth interview).
Wawancara memdalam ini dilakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak
yang berkaitan dengan penelitian serta data perusahaan yakni data dari kegiatan
marketing komunikasi baik yang bersifat internal maupun eksternal seperti
media internal, press release, web site dan data-data lainnya.
49
50
K.Yin Studi Kasus : Desain Dan Mode, PT Raja Grafindo, Jakarta 1996, hal.1
Matehw B. Miles, A Nichael Huberman, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta 1992, hal.15
3.3.2
Data Sekunder
Pengumpulan data yang dapat dijadikan pelengkap guna melancarkan
proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk
mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan judul,
seperti makalah, buku-buku, majalah, dan lain sebagainya.
Nara Sumber atau Key Informan
Penentuan nara sumber dilakukan dengan memilih orang-orang yang dianggap
berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikasi dari nara sumber pada
penelitian ini yakni mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio
Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan. Adapun nara sumber
tersebut yaitu :
− Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM yakni Bapak Iwan Haryono
− Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM yakni Bapak Arief Anditantyo
− General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono
3.5. Definisi Konsep
a. Strategi komunikasi pemasaran : yaitu merupakan perencanaan secara cermat
mengenai kegiatan pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai produknya dan cara-cara
yang dilakukan agar produk dari perusahaan tersebut bisa diterima dan
tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan.
b. Elshinta FM : Stasiun radio yang menghadirkan berita dan informasi secara
berjaringan ke sejumlah wilayah di Indonesia selama 24 jam.
c. Klien : Terdiri dari individu atau sebuah badan usaha yang menggunakan
sebuah jasa untuk kepentingannya serta sebagai pemasukan wadah yang
dipercayanya.
d. Iklan : Komunikasi komersil dan non personal, tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media
bersifat massal seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, direct mail
(pengeposan secara langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum dan
media lainnya.
3.6. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah pada apa yang akan
diteliti oleh peneliti, di mana dengan adanya fokus yang jelas dan mantap pada
penelitian, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data yang
akan dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan atau tidak perlu digunakan.
Maka dalam penelitian ini fokus penelitian akan dijabarkan melalui strategi
komunikasi pemasaran radio Elshinta FM yaitu berdasarkan ruang lingkup indikatorindikator strategi komunikasi pemasaran meliputi beberapa hal, yaitu :
1) Analisa faktor kunci (Key factor analysis).
Menganalisa tentang kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakneses),
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).
2) Tujuan
Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produknya.
3) Strategi
Menganalisa strategi-strategi yang digunakan dalam mengkomunikasikan
pemasaran produknya.
4) Pelaksanaan
Menganalisa tentang pelaksanaan strategi promosi yang direncanakan
terhadap produknya.
5) Anggaran
Menganalisa berapa besar anggaran yang akan dikeluarkan dalam
melaksanakan strategi pemasarannya.
Penjelasan mengenai langkah-langkah perencanaan pemasaran di atas adalah :
1. Melakukan Analisis Situasi
Menganalisis tentang kekuatan (strength), kelemahan (weakness) yang
dimiliki oleh perusahaan, peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang
ditimbulkan oleh trend dan situasi khalayak, pesaing, dan regulasi.
2. Menetapkan Tujuan atau Sasaran
Dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan, serta
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Di samping itu, menetapkan tujuan dari
strategi-strategi yang digunakan oleh radio Elshinta FM dalam mendapatkan
klien pemasang iklan.
3. Menyusun Strategi dan Program
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, bagaimana pihak radio Elshinta FM
pengambilan keputusan kemudian merancang strategi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
4. Melakukan Pelaksanaan
Koordinasi dan Pengendalian pelaksanaan komunikasi pemasaran yang
komprehensif seringkali meliputi berbagai strategi dan program. Disini
tindakan pelaksanaan yakni mengimplementasi strategi komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh radio Elshinta FM.
3.7. Analisa Data
Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah triangulasi di mana
dalam triangulasi data, teknik yang digunakan adalah dengan membedakan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda.51
Dalam
metode ini penulis mencoba
untuk
menganalisis
kemudian
menjabarkan fakta yang ada dengan terlebih dahulu melalui proses pengolahan
didasarkan pada strategi komunikasi pemasaran di radio Elshinta FM dalam
mendapatkan klien pemasang iklan.
Setelah seluruh data diperoleh melalui teknik yang ditentukan, data-data
tersebut dihimpun untuk dipelajari dan dianalisa secara deskriptif, kemudian dari hasil
analisa tersebut maka dapat ditarik kesimpulan.
Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, maka artinya semua data yang didapat dihimpun dan disusun secara
sistematis, cermat dan diolah menjadi data deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
membuat gambaran, deskripsi secara sistematik, faktual, akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta fenomena-fenomena yang diteliti.
51
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta 1996 hal 14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Radio Elshinta FM
Radio Elshinta FM merupakan stasiun radio yang bersifat lokal yakni
segmentasinya hanya masyarakat kota besar diwilayahnya saja, hanya membahas
informasi dan berita mengenai masyarakat yang ada diperkotaan, politik, ekonomi,
profesi masyarakatnya, dan informasi–informasi lainnya. Namun dengan ditunjangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin canggih yakni peralatan
broadcast dan entertainment seperti jaringan satelit dan internet, maka siaran Elshinta
FM dapat diterima diberbagai kota besar di Indonesia.
Radio Elshinta FM terfokus pada program berita dan informasi yang
berkualitas, ketika pada saat yang bersamaan menjadi pusat perhatian masyarakat
yang berkaitan. Salurannya akan memperkenalkan perubahan secara menyeluruh.
Program–program berita yang berkualitas dan tepercaya dengan gaya penyajian
program yang menarik, sehingga diharapkan akan menjadi acuan informasi
masyarakat perkotaan baik di rumah, di jalan, maupun di kantor.
Dilihat dari konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa Elshinta FM ini
mempunyai segmentasi kelas sosial dan targeting ditujukan untuk kelas A dan B atau
biasa disebut juga kelas menengah ke atas.
4.1.1. Tujuan dan Struktur Organisasi
Radio Elshinta FM bertujuan untuk mengakses informasi terbaru kepada para
pendengarnya dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui informasi atau
berita berita yang berisi pengetahuan umum maupun pengetahuan personal.
Radio Elshinta FM memilih jalur Talk And News dikarenakan untuk
kepentingan komersil dan menjadikannya saluran berita dan informasi sebab jenis
siaran Talk And News dapat memberikan informasi dan menjaring konsumen pada
kalangan menengah ke atas.
Struktur Organisasi Radio Elshinta FM
Komisaris
Direktur/ Penanggung jawab
Pemimpin Redaksi
Pemasaran
Promosi
Traffic
SDM
Keuangan
Kabag Produksi
Kabag Siaran
AE
Material
Penata Audio
Penyiar
4.1.2. Sarana Atau Fasilitas Radio Elsinta
Radio Elshinta FM sebagai radio yang telah memiliki legalitas usaha dan
termasuk dalam anggota PRSSNI (388-1/1999), tentunya memiliki fasilitas yang akan
menunjang kegiatan radio Elshinta FM tersebut.
Adapun fasilitas yang mendukung kegiatan (aktifitas) radio Elshinta FM
tersebut yaitu :
1. Kendaraan operasional, seperti mobil dan motor
2. Kelengkapan studio, seperti mixer, tape siaran, mic siaran, pesawat telepon
fixed online, dan ruangan studio.
3. Ruang produksi computerize
4. Ruang Rapat
5. Ruang Pemancar
6. Ruang diskotik (materi kaset siaran, seperti kaset iklan, kaset lagu dan lainlain)
7. Mesin TX
4.1.3. Program yang Disiarkan
a. Penerangan
Dari data klasifikasi siaran, menunjukkan bahwa program penerangan yang
disiarkan di radio Elshinta 90 FM 24 jam setiap harinya. Pada setiap harinya
mencapai 55 %, penerangan ini berisikan tentang berita sebanyak 93 %. Hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan keikutsertaaan radio Elshinta 90 FM dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi seputar kehidupan sehari-hari.
b. Komersil
Untuk menunjang keberadaan radio Elshinta 90 FM agar tetap berjalan, maka
setiap acara yang akan disiarkan dipasarkan terlebih dahulu agar bisa dimasukkan
(diselingi) iklan dalam acara tersebut, dengan demikian setiap acara megandung nilai
jual (komersil ) tersendiri.
Adapun klasifikasi siaran komersil sebanyak 15 %, Loose Spot 95 % dan
pariwara 5 %. Untuk lebih jelasnya berikut keterangan mengenai format siaran radio
Elshinta 90 FM :
Format Siaran Radio Elshinta 90 FM
Waktu Siar
24 jam non-stop
Klasifikasi Siaran
Penerangan
: 20 %
Berita
: 90 %
Layanan masyarakat
: 10 %
Komersil
: 15 %
Loose Spot
: 95 %
Pariwara
: 5%
Program 24 Jam Radio Elshinta
WAKTU
SENIN S/D MINGGU
05.00 - 06.00
BBC Siaran Indonesia
06.00 - 10.00
Elshinta News and Talk (Edisi Pagi)
10.00 - 16.00
Elshinta News and Talk (Edisi Siang)
16.00 - 20.00
Elshinta News and Talk (Edisi Sore)
20.00 - 20.30
BBC Siaran Indonesia
20.30 - 22.30
Elshinta News and Talk (Edisi Malam)
22.30 - 23.00
Elshinta VOA Interaktif
23.00 - 01.00
Diskusi Interaktif
01.00 - 05.00
Komentar, Opini dan Solusi (Komisi) Anda
4.2.
Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai Strategi
Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam mencari klien pemasang iklan,
dengan berdasarkan pedoman teoritis yang terdapat pada bab II dan rumusan masalah
pada bab I. Pengamatan pada pelaksanaan di lapangan yang dirangkum dari hasil
depth interview penulis dengan beberapa nara sumber yaitu Bapak Iwan Haryono
sebagai pemimpin redaksi, Bapak Eddy Harsono selaku General Manager dan Bapak
Arief Anditantyo sebagai Kepala bagian pemasaran yang dilakukan di radio Elshinta
FM pada hari Sabtu 15 Agustus 2009 akan dipaparkan dalam beberapa sub bab yaitu :
4.2.1. Penentuan Strategi / Key Factor
4.2.1.1. Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)
Teknik analisa SWOT ini digunakan untuk menganalisis sampai sejauh mana
pihak radio Elshinta FM mampu melihat dari segala sisi yakni sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dalam mendapatkan klien pengiklan.
Adapun kekuatan perusahaan dapat menjadi faktor pendukung tercapainya tujuan
usaha dapat juga menunjang upaya pencapaian tujuan strategi pemasaran untuk
pendapatkan pengiklan yang sudah dilancarkan pada target market. Sedangkan
kelemahan perusahaan dapat dijadikan acuan supaya perencanaan dapat menjadi lebih
sempurna.
Menurut hasil wawancara penulis terhadap Kepala Bagian Pemasaran Radio
Elshinta FM yakni Bapak Arief Anditantyo mengenai analisa SWOT dari strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien
dalam memasang iklan, dijelaskannya sebagai berikut :
“Untuk kekuatannya : program siaran yang dilakukan oleh radio kami adalah
program berita atau informasi kepada pendengar yang merupakan salah satu radio
berita terbaik di Indonesia. Program siaran kami bentuk untuk melayani kebutuhan
informasi masyarakat yang ingin mengetahui informasi selain dari media cetak
ataupun media elektronik lain. Dari sinilah pihak sales dan marketing kami berani
membuat dan menjual konsep program kami terhadap pengiklan”
Sedangkan untuk weakness atau kelemahan dari Elshinta FM Bapak Arief
Anditantyo menjelaskan :
“Pada waktu pihak kami melempar program siaran kami ke masyarakat,
sungguh banyak animo masyarakat yang mendengarkannya. Tetapi dikarenakan
jumlah pendengar radio yang terbatas kami coba mengatasinya dengan memberikan
informasi atau berita yang cukup aktual. Dan hal tersebut ternyata belum mampu
untuk menarik banyak sejumlah pengiklan yang akan bekerja sama dengan kami”
Untuk Opportunities atau peluang dari Elshinta FM pada program komunikasi
pemasarannya Bapak Arief Anditantyo pun menjelaskan :
“Dengan memberikan informasi atau berita yang cukup aktual, maka hal ini
merupakan suatu nilai jual yang baik bagi pihak kami terhadap pengiklan. Oleh
karena itu, dengan menawarkan paket dan materi presentasi kepada pengiklan yang
menurut kami potensial, maka iklan yang masuk pada program program acara kami
akan mencapai kepada target penjualan”
Sedangkan untuk Threat atau ancaman Saudara Arief Anditantyo menjelaskan :
“Pada saat kami melakukan strategi komunikasi pemasaran terhadap
program program siaran kami, kami menyadari ada beberapa stasiun radio lain yang
memiliki konsep hampir serupa dengan stasiun kami. Hal tersebut merupakan
tantangan bagi kami untuk melakukan hal yang maksimal dan terbaik sehingga
ancaman dari program sejenis pada stasiun lain dapat diminimalis”
Bila melihat kepada analisa SWOT yang didapat, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, pihak sales
dan marketing selalu merencanakannya secara tepat dan sesuai dengan tujuan yang
dicapai. Pemasukan iklan dan para pengiklan bisa dikatakan cukup baik walaupun
belum mencapai target penjualan karena rating dan share juga cukup stabil tidak
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Suatu komunikasi pemasaran dapat
dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh khalayak sasaran
dan membuat khalayak sasaran melakukan sesuatu sesuai dengan isi pesan yang akan
disampaikan.
4.2.1.2. Segmentasi, Targetting, dan Positioning
Berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam strategi pemasaran yaitu,
segmentasi, targeting, positioning maka dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
segmentasi, targeting, dan positioning dari radio Elshinta FM seperti yang telah
dijelaskan oleh Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief
Anditantyo :
“Kalau bicara segmentasi jelas bahwa radio informasi seperti kami adalah
radio yang target pendengarnya adalah secara sosial ekonomi itu menengah umum
hingga menengah ke atas, yang kalau asumsi kami kepada mereka, pengeluaran
mereka sebulan itu, satu keluarga itu yaitu antara satu juta sampai dengan lima juta
rupiah. Itu sudah terjawab Segmentasi, Targetting, dan Positioning.”
Dari kutipan di atas maka dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM memiliki
segmentasi dan targeting yang ditujukan untuk untuk kelas A dan B atau kelas
menengah keatas dan menengah umum Karena mereka melihat bahwa berita dan
wawancara / perbincangan itu identik dengan masyarakat menengah umum ke atas
yang membutuhkan informasi. Sedangkan Positioning dari radio Elshinta FM adalah
radio “News And Talk Indonesia”
4.2.2. Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM
Masih berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio
Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo, penulis mendapat pembahasan mengenai
langkah awal dan terbentuknya strategi komunikasi pemasaran, pemasang iklan dan
juga target audience atau khalayak sehingga dapat menetapkan tujuan, sasaran dan
pemasaran. Adapun penjelasan beliau adalah :
“Adanya tujuan dan sasaran ini adalah melihat kepada penjabaran singkat
mengenai objectivitas target audience maupun target market dan komunikasi
pemasaran yang dilancarkan oleh pihak sales dan marketing kami. Menetapkan
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai yakni dengan mempertimbangkan realitas
masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tanpa
adanya salah satu dari bagian ini, tidak akan berjalan dan maksud yang ingin dituju
yaitu menjual spot iklan ke pemasang iklan tidak tercapai”
Adapun tujuan atau sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran untuk
mendapatkan pemasang iklan menurut Bapak Arief Anditantyo adalah :
“Tujuan atau sasaran yang akan dicapai pada kegiatan pemasaran kami
adalah berhasilnya program program yang sudah kami jalankan yang dapat diterima
dihati masyarakat sebagai pendengar radio dan berhasilnya pencapaian target
penjualan terhadap iklan-iklan yang masuk pada program kami”
Jadi tujuan atau sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan
radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam memasang iklan yang pertama
dilihat adalah program-program yang dilaksanakan sudah dapat diterima dihati para
pendengar yang kemudian diharapkan tercapainya target penjualan terhadap iklaniklan yang masuk pada program siaran Elshinta FM yang sebelumnya dilihat kepada
penjabaran singkat mengenai objectivitas target audience dan program tersebut.
4.2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan penulis kepada Bapak Eddy
Harsono selaku General Manager Radio Elshinta FM yang berkaitan dengan strategi
yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien untuk memasang iklan
dapat dipaparkan sebagai berikut :
“Sebenarnya secara umum strategi kami tetap menggunakan metode lama
yang sebelumnya juga sering diterapkan terdahulu dalam menjaring pengiklan.
Target iklan kami lebih banyak adalah klien-klien lama. Jadi kita tidak terlalu banyak
kreatifitas ataupun metode untuk menjaring klien-klien baru.“
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam usaha
mendapatkan klien untuk memasang iklan, radio Elshinta FM tidak banyak
melakukan kreatifitas atau metode-metode khusus tertentu karena radio Elshinta FM
sudah memiliki banyak klien-klien tetap sejak radio ini mulai mengudara, mereka
hanya menjalankan program-program umum yang biasa dilakukan oleh radio Elshinta
FM sebelumnya. Radio Elshinta FM menganggap metode-metode atau strategi yang
biasa mereka lakukan sudah cukup berhasil dalam mendapatkan klien-klien untuk
memasang iklan.
Mengenai proses perencanaan dari riset hingga eksekusi pemasarannya, Bapak
Eddy Harsono menjelaskan bahwa :
“Kalau bicara proses, kami setiap tahun itu ada penelitian atau riset
bagaimana sebenarnya habit pendengar kami. Ya…kebiasaan, apa yang sering
pendengar lakukan perjam kalau bisa. Nah itu juga kita sadurkan dari data yang
dikeluarkan oleh surveyer AC Nielsen.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM mengandalkan
hasil survey dari AC Nielsen untuk dapat mengetahui ranking-ranking semua radio
dan berapa ranking dari radio Elshinta FM, pihak radio Elshinta FM juga selalu
berusaha untuk mengetahui dan memahami bagaimana kebiasaan para pendengarnya
agar radio Elshinta dapat selalu memenuhi kebutuhan dari para audiencenya dalam hal
hiburan dan pengetahuan umum.
Tujuan yang ingin dicapai radio Elshinta FM seperti yang dijelaskan oleh
Bapak Eddy Harsono adalah :
”Sebenarnya kalau bicara tujuan ya…ada tujuan ideal dan tujuan komersial.
Idealnya sih kami selalu ingin menjadikan diri kita sebagai radio yang paling banyak
pendengarnya. Boleh dibilang sebagai trend setter tapi semua radio Informasi
merasa dirinya trend setter kan…ya sudah lah… biar masyarakat saja yang menilai
nomor satu siapa dan nomor dua siapa. Komersialnya lebih pada pendapatan iklan
bulanan.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh
radio Elshinta FM ada dua, yang pertama tujuan radio Elshinta FM selalu ingin
menjadi radio yang palng banyak pendengarnya yang juga dapat diartikan sebagai
radio trend setter yang selalu membuat gaya penyajian baru di dunia informasi dan
pendidikan. Tujuan yang kedua adalah tujuan komersial yaitu lebih kepada
pendapatan iklan bulanan, artinya radio Elshinta menginginkan jumlah pemasukan
iklan yang didapatkan oleh radio Elshinta FM itu sendiri, Karena pada realitanya
rating yang didapatkan oleh radio Elshinta tidak sebanding dengan pemasukan iklan
yang didapatnya atau tidak berdampak positif pada pendapatan iklan.
Bapak
Eddy
Harsono menjelaskan bagaimana
proses Elshinta FM
mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :
“Kami selalu mengevaluasinya di akhir tahun. Jadi kami lihat bulan ini
berapa, bulan ini berapa lalu kami rata-ratakan lalu dibandingkan dengan data
tahun lalu, tahun sebelumya. Kemudian kami lihat juga dengan situasi dan kondisi
misalnya di tahun 2004 itukan ada pemilu, itu tentu nilainya tidak bisa sama dengan
tahun sebelumnya karena sikon pemilu itukan boleh dibilang mmm…event nasional
ya dan itu konsekuensinya adalah memang iklan automatis itu meningkat , semua
radio itu meningkat.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM dalam
mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya adalah dengan
cara melakukan evaluasi akhir tahun, yaitu dengan menghitung income tiap bulannya
dalam satu tahun ini lalu di rata-ratakan dan dibandingkan dengan income yang di
dapat dari tahun-tahun sebelumnya.
Dari evaluasi tersebut yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari strategi yang
dilakukan oleh radio Elshinta FM menuirut Bapak Eddy Harsono adalah :
“Kami sih selalu iya … income itu… ya… income itu… soalnya yang real
adalah income. Cuman kan kadang-kadang mmm… orang radio juga ada rasa
idealismenya juga ngetop atau tidaknya. Kalau pengalaman sih… tetap pada bicara
angka. Jadi pengalaman radio Elshinta itu iklannyq paling tinggi dalam setahun itu
sudah sembilan digit”
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa yang menjadi tolak ukur
keberhasilan dari strategi yang dilakukan oleh radio Elshinta FM adalah jumlah
income yang di dapat tiap tahunnya. Contohnya jika income yang didapat dari tahun
ini lebih besar dibandingkan dengan income tahun yang lalu, berarti strategi yang
dilakukan oleh radio Elshinta FM dapat dikatakan berhasil.
Peranan Account Executive dalam perencanaan hingga pelaksanaan strategi
dalam mencari klien untuk memasang iklan di radio Elshinta FM seperti yang
dijelaskan oleh Bapak Eddy Harsono adalah :
”Ini bicara idealnya… Account Executive adalah penghubung perusahaan
radio dengan klien, idelanya begitu, tapi dalam realita sebenarnya Account Executive
juga harus dapat mencari dan mendapatkan klien yang mau bekerja sama dan
memasang iklan pada radio kami”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa peranan Account Executive dalam
pelaksanaan strategi dalam mencari klien untuk memasang iklan di radio Elshinta FM
adalah juga sebagai pencari iklan, selain berperan sebagai komunikator atau pembina
hubungan antara radio Elshinta FM dengan klien pemasang iklan.
Bapak Eddy Harsono menjelaskan bahwa Account Executive dalam mencari
klien di radio Elshinta FM seperti yang dijelaskannya sebagai berikut :
“Sebenarnya
hubungan
simbiosis
mutualisme
yang
terjadi..
saling
menguntungkan, saling mengisi. jadi kami selalu mengarahkan bahwa Account
Executive dalam mencari klien adalah klien yang concern kepada spot untuk
disiarkan dalam media radio, tetapi kadang klien itu yang mengarahkan iklannya
ngin ditempatkan pada program yang mana..Jika sudah sampai pada posisi tersebut
maka bukan Account Executive lagi yang take over, akan tetapi bagian promosi yang
menindak lanjutinya. Jadi Account Executive itu sebatas mendapat informasi
kemudian di tindak lanjuti. Itu yang ideal, yang kami lakukan.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara beberapa divisi
yang berkaitan dalam mencari klien di radio Elshinta FM adalah hubungan simbiosis
mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan dan saling mengisi antara satu
divisi/ bagian dengan yang lainnya. Jika ada klien yang datang kepada Account
Executive
dan
ingin
mengajukan
usul
tertentu,
maka
Account
Executive
mengajukannya pada bagian promosi untuk di tindaklanjuti karena Account Executive
pada radio Elshinta FM lebih memberikan perhatian atau lebih perduli kepada spot
untuk disiarkan dalam media radio.
Bapak Eddy Harsono, menjelaskan bahwa radio Elshinta FM memiliki klien
tetap :
“Kalau klien tetap, boleh dibilang kebanyakan klien tetap bukan klien yang
baru-baru. yang cukup lama yang pasti seperti Signature Property, Agung Podomoro
Group dan Bilad Tour itu klien lama.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa klien-klien tetap radio Elshinta
FM adalah klien-klien lama yang sudah memiliki loyalitas tinggi dan bukan klienklien baru. Adapun beberapa klien-klien tersehut adalah Signature Property, Agung
Podomoro Group dan Bilad Tour.
Selanjutnya penulis menjabarkan pertanyaan kepada Bapak Arief Anditantyo
selaku Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM yang menjadi nara sumber yaitu
apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi komunikasi
pemasaran radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pengiklan, menurutnya
adalah :
”Tentu saja ada kaitannya karena bila dilihat dari media dan pengertian
marketing media maka akan muncul pemahaman mengenai media client. Didalam
media client, terdapat yang namanya Mass media. Mass media ini terbagi atas dua,
yaitu yang disebut dengan B2B (business to business) dan B2C (business to customer).
Disini strategi yang digunakan oleh kami yakni dengan cara mengkomunikasikan
melalui strategi komunikasi pemasaran pada produk-produk siaran kami, untuk
kemudian dikemas dan dibuat sebagus mungkin sehingga program tersebut layak
untuk dijual ke para pengiklan serta agar masyarakat pendengar radio juga
awareness”
Penulis kemudian menyimpulkan bahwa didalam melakukan strategi
komunikasi pemasaran, ada beberapa faktor yang saling berhubungan sehingga
strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan yakni
memasarkan program-progam acara siar kepada pengiklan. Jika tidak saling
berhubungan, maka setiap pihak tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan iklan
tidak dapat ditayangkan dan menyebabkan kerugian pada pihak radio karena tidak
adanya pemasukan untuk perusahaan.
Disamping adanya hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah
pihak baik dari sisi radio Elshinta FM sebagai komunikator maupun pihak klien atau
agency sebagai komunikator, pihak Elshinta juga melihat bahwa didalam melakukan
strategi komunikasi pemasaran yang dilancarkan, dibutuhkannya tekhnik analisa
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat).
Selanjutnya untuk hubungan radio Elshinta FM terhadap pengiklan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran seperti yang dikatakan Bapak Eddy Harsono :
”Mengenai target market kami, berhubungan dengan pihak sales dan
marketing. Disini, hubungan antara pihak kami yang diwakili oleh account executive
sebagai penghubung antara pihak agency maupun pihak advertiser. Jadi target
market dari stasiun kami adalah mendapatkan pemasang iklan pada programprogram acara siar kami”
Disini penulis mencoba menjelaskan bahwa agency adalah pihak yang
menjualkan produk yang sudah berupa iklan, ke pihak media baik elektronik maupun
cetak. Advertiser adalah pihak yang mempunyai produk untuk dibuatkan materi dan
format iklannya oleh pihak agency dan nantinya iklan tersebut menjadi iklan yang
siap dijual ke pihak media.
Dalam strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM terhadap pengiklan
pihak agency dan pihak advertiser saling berhubungan satu sama lain. Begitu pun
halnya hubungan antara pihak agency dengan pihak radio. Hubungan antara pihak
radio, agency dan advertiser harus terjalin dengan baik. Seperti yang dikatakan Bapak
Eddy Harsono :
”Dengan melihat kepada hubungan antara pihak kami, agency dan advertiser,
maka strategi yang dilakukan oleh stasiun kami disini adalah dengan cara melakukan
kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing
di mana pihak kami yang berusaha menjual program siar kepada klien (pengiklan)
sehingga para klien tertarik untuk memasukkan iklannya”
Selanjutnya dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta
FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan dilakukan perencanaan media pada
kegiatan komunikasi pemasaran. Perencanaan media ini begitu penting dilakukan agar
tujuan dari kegiatan komunikasi pemasaran dapat tercapai seperti yang dikatakan
Bapak Iwan Haryono selaku Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM :
“Kami melihat kepada objective dari brand atau produknya. Objective disini
maksudnya adalah untuk membangun dan mengembangkan kembali awareness dan
produk itu sendiri. Setelah sekian lama kosong atau vakum, maka kami membuat
perencanaan media, dimana dalam perencanaan media itu, kami pikir tidak memakai
single medium karena fokusnya adalah menjangkau orang sebanyak-banyaknya
dengan frekuensi tertentu”
Dari penjelasan di atas dikatakan bahwa pihak Radio Elshinta FM sudah
beberapa waktu tidak melakukan perencanaan media dalam beberapa kegiatan
komunikasi pemasarannya. Sedangkan untuk proses dari strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh pihak radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien
pengiklan Bapak Iwan Haryono menjelaskan :
”Dengan melihat kepada hubungan antara pihak radio Elshinta, agency dan
advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh kami disini adalah dengan cara
melakukan kegiatan komunikasi pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing
dimana bagian ini yang berusaha menjual program siar kami ke kliennya (pengiklan)
sehingga para kliennya tertarik untuk memasukkan iklannya.”
Dari penjelasan di atas didapatkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan
radio Elshinta FM yakni melalui tenaga sales dan marketing yang menjual atau
menawarkan program siar terhadap pengiklan sehingga pengiklan dapat tertarik untuk
memasang iklannya. Lalu bagaimana pengiklan yang didapatkan dari proses strategi
komunikasi pemasaran tersebut, Bapak Iwan Haryono menjelaskan :
“Setelah mengetahui beberapa paket yang dibuat oleh tim kami maka pihak
account executive pada saat melakukan presentasi penjualan akan melakukan cara
dan strategi sehingga waktu menawarkan program siar kami, akan menemui
kemudahan didalam menarik para pengiklan atau pemasang iklan. Cara yang
dilakukan oleh pihak sales yang diwakili oleh account executive dalam memasarkan
program siar kami yakni dengan melalui cara mempresentasikan konsep program
yang menarik kepada pihak klien atau agency. Jika dirasakan konsep tadi masuk atau
sesuai dengan target audience dan program program kami tersebut maka diharapkan
para pemasang iklan akan mengambil slot iklan yang ditawarkan”
Hasil keterangan di atas menjelaskan bahwa account executive melakukan
presentasi penjualan kepada pengiklan dan jika dirasakan konsep yang dijelaskan tadi
sesuai dengan keinginan pengiklan maka diharapkan pemasang iklan akan mengambil
slot iklan yang ditawarkan
4.3. Pembahasan
Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran Radio Elshinta FM, maka
dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam kepada nara sumber
yaitu : Pemimpin Redaksi yakni Bapak Iwan Haryono, Kepala Bagian Pemasaran
Bapak Arief Anditantyo dan Station Manager radio yakni Bapak Eddy Harsono
Dimana diperoleh hasil penelitian bahwa didalam pengumpulan data-data
mengenai pemasaran menjelaskan secara terperinci permasalahan yang menjadi objek
penelitian dan menganalisa semua data penelitian yang didapat sesuai dengan fakta
yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan Radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan.
Ketika berbicara mengenai strategi komunikasi pemasaran, maka banyak hal
yang saling berkaitan. Bagaimana strategi yang dilakukan, apa tujuan dan strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan, alat pemasaran apa saja yang digunakan,
pelaksanaan dan strategi komunikasi pemasaran sampai kepada kendala yang dihadapi
ketika melakukan strategi komunikasi pemasaran tersebut.
Dalam hal ini, penulis yang melakukan penelitian pada Radio Elshinta FM
mencari apa yang menjadi ketertarikan untuk membahas permasalahan yang ada.
Pemasaran yang dilakukan oleh pihak sales dan marketing dibawahi atau
dinaungi oleh kepala divisi atau yang biasa disebut dengan Kepala Bagian Pemasaran
yang yakni Bapak Arief Anditantyo. Adapun langkah yang dilakukan oleh Bapak
Arief Anditantyo seperti meeting progress atau rapat mingguan. Rapat mingguan ini
biasanya membahas mengenai sampai sejauh mana progress yang sudah dicapai oleh
setiap account executive dan juga sales group head. Apakah penjualan spot iklan dan
programnya sesuai dengan target penjualan dan mencapai angka penjualan yang
ditentukan. Dari sini semua account executive, sales group head dan beberapa pihak
marketing juga ikut dalam meeting progress tersebut.
Dari sini akan ada harga jual program yang dikeluarkan dan biasanya ada
penawaran dari pihak klien untuk paket-paket sponsor termasuk spot iklannya.
Terkadang tidak semua permintaan-permintaan dari klien yang dipenuhi misalnya
pihak klien mau iklannya masuk di first position atau minta tambahan- tambahan pada
graphic commercial padahal budget yang mereka berikan tidak sesuai dengan
penawaran yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Memasarkan program acara siar pada Radio Elshinta FM ini menggunakan
alat bantu atau sales kit yang berupa paket proposal dan material presentasi, ditambah
materi showreel program. Adanya permintaan paket showreel tergantung dari
permintaan pihak klien. Bila pada saat akhir tahun atau hari raya pihak Elshinta akan
mengeluarkan program-program berita unggulan dan program baru yang dijual ke
pihak kilen. Tetapi bisa juga memfokuskan kepada program reguler yang sudah ada.
Pengertian paket itu sendiri adalah kemasan jualan dengan kompensasi yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan daya tarik untuk membeli. Isi dari
paket itu sendiri biayanya paket sponsor yang berupa kompensasi on air (inside spot,
super impose, running text. dan lain-lain) dan juga off air benefit (booth atau product
sampling, spanduk, umbul-umbul dan standing banner). Off air ini biasanya dilakukan
dua bulan sebelum acara berlangsung.
Sedangkan tujuan dari pesan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh Radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pengiklan ini yakni agar target
audience tertarik terhadap program-program siar sehingga adanya interest atau
ketertarikan untuk memasang iklan. Selain itu untuk mendapatkan desire untuk
terhadap pendengar sehingga akan berdampak pada rating tinggi. Rating tinggi akan
membuat target market yakni pihak klien akan tertarik memasukkan iklannya
sehingga mengakibatkan income yang masuk untuk perusahaan bisa mencapai target
penjualan utau keuntungan maupun keuntungan dipihak klien bahwa adanya
ketersesuaian bran dan iklan yang ditayangkan dengan segmen program yang dituju.
Adanya target audience yang loyal juga mempengaruhi para pengiklan mau
memasukkan brand dari iklannya disuatu program tertentu. Jadi kesesuaian brand
iklan dengan programnya sangat berpengaruh sekali. Di sini penulis mencoba
menjelaskan bahwa pihak sales dan marketing Radio Elshinta FM berusaha agar bisa
melakukan hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan didalam memasarkan programprogram acaranya kepada pengiklan, karena tanpa itu semua para pengiklan tidak
akan dapat mengetahui adanya program acara siar yang ada di Radio Elshinta FM.
Di dalam melaksanakan kegiatan strategi komunikasi pemasaran ini, program
yang ditawarkan harus diperhitungkan dengan teliti untuk menentukan jumlah segmen
pasar yang dituju. Pasar yang dimaksud adalah target audience. Target audience dari
segi program acara siar, sedangkan target marketnya adalah para pemasang iklan.
Dengan menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif
maka pihak perusahaan dapat meningkatkan hasil penjualan pengalaman, dapat
meningkatkan pemasang iklan dan menjaga hubungan yang baik dengan para
pengiklan tersebut. Untuk lebih melancarkan kegiatan strategi komunikasi pemasaran,
maka pihak Radio Elshinta FM menggunakan kegiatan pemasaran atau promotion mix
melalui personal selling antara perusahaan dengan konsumen baik secara perorangan
maupun kelompok.
Tujuan semua usaha pemasaran adalah menambah penjualan yang
menguntungkan dengan menawarkan pemenuhan kebutuhan dalam jangka panjang.
Penjualan personal atau personal selling merupakan cara promosi paling penting
dalam mencapai tujuan. Penjualan personal terdiri dari komunikasi individual
personal dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk
periklanan, promosi penjualan dan cara- cara komunikasi lainnya.
Didalam melaksanakan personal selling hendaknya ada sesuatu yang wajar,
dalam arti para pelaku personal selling benar-benar menguasai produk yang
ditawarkan, dan selain itu juga hindarkan percakapan yang bertele-tele sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan dan kebosanan bagi para calon konsumen yang
mendengarkan.3
Personal selling atau penjualan secara personal adalah satu-satunya alat
promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara
langsung, artinya penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi antara
produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang
melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face).4
Sifat dan personal selling dapat dikatakan lebih luwes, karena tenaga penjual
dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan
perilaku masing-masing calon pembeli dan bukan hanya itu tenaga penjual juga dapat
3
4
Arif Isnaini, Model dan Strategi Pemasaran, NTP Press, Mataram 2005 hal 47
Sutisna, Op. Cit hal 311
segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penjualan sehingga dapat
mengadakan penyesuian-penyesuaian pada saat itu juga.
Jadi personal selling merupakan salah satu metode promosi untuk mencapai
tujuan perusahaan dan usaha ini merupakan satu usaha yang memerlukan lebih
banyak tenaga penjual. Dalam kenyataannya, personal selling lebih fleksibel
dibandingkan dengan yang lainnya.
Penting untuk diketahui, didalam personal selling yang dilakukan oleh
account executive yang harus dikuasai oleh adalah smart dan rasional (menguasai
product knowledge) mengenal program yang ditawarkan, good planner dalam
memasarkan produk-produk yang berupa program ke klien dan yang paling penting
dari semuanya adalah adanya good team work yang solid dan bagus. Tanpa adanya
kerjasama yang baik dan berbagai pihak, suatu program itu mungkin tidak akan
berhasil diwujudkan.
Langkah-langkah yang diperlukan pihak sales dan marketing Radio Elshinta
FM agar para pengiklan atau klien mau memasang iklannya di program acara siarnya,
adalah adanya jaminan bahwa rating program acara siar pada Radio Elshinta FM ini
menarik dan para pengiklan dapat diuntungkan terhadap produk yang diiklankan.
Selain itu, yang perlu dperhatikan adalah tidak semua produk cocok dimasukkan
kedalam suatu program tertentu, dikarenakan dari pihak kliennya itu sendiri maupun
dari segi produknya yang mungkin hanya cocok untuk target market tertentu.
Biasanya kalau suatu program itu ratingnya bagus meski kita tidak menghubungi
klien, pihak klien sendiri yang menghubungi pihak media broadcast atau penyiaran.
Kenapa demikian, ini dikarenakan media broadcast atau penyiaran adalah wadah atau
tempat untuk para pemasang iklan atau klien mempromosikan produknya supaya
dikenal luas oleh khalayaknya atau audience yang menjadi konsumen.
Jadi, penulis melihat kepada pernyataan nara sumber bahwa dengan melihat
kepada rating, share, target market dan programnya itu sendiri maka para pemasang
iklan dapat memasangkan iklannya dengan terlebih dahulu melakukan sebuah survey
untuk produknya supaya nantinya tidak mengalami kerugian pada saat memasukkan
spot iklannya.
Kegiatan strategi komunikasi pemasaran lain yang digunakan oleh pihak
Radio Elshinta FM yakni dengan menggunakan promo program. Sebuah promo radio
adalah suatu spot yang menawarkan atau menjual program ataupun image stasiun
radio yang bersangkutan. Fungsi sebuah promo yang utama adalah mengajak
pendengar untuk mendengarkan program siar yang dimaksud.
Program unggulan diharapkan dapat mendulang rating yang setinggi tingginya.
Ini alasan utama adanya promo program yang dibuat dalam beberapa versi, gunanya
untuk mengangkat performa Radio Elshinta FM melalui rating dan juga share.
Bila melihat dan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa didalam
melaksanakan strategi komunikasi pemasaran, penting untuk melakukan tahap demi
tahap sehingga kesemuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan
tujuan akhir yaitu keberhasilan didalam memasarkan program-program acara siar.
Sebaiknya dalam melakukan strategi pemasaran perlu juga pihak account execvtive
melakukan komunikasi yang tepat dan juga efektif sehingga para pemasang iklan tahu
maksud dan pesan dari strategi yang dilancarkan.
Melalui teknik-tekhnik persuasi yang tepat, diharapkan para klien dapat
memasukkan iklannya sesuai dengan program dan spot iklan yang telah dipiIih dan
pihak radio sebagai media yang menayangkan iklan-iklan tersebut mendapatkan
pemasukkan dari keuntuugan dan pemasukkan. Dari sini bisa kita lihat, bahwa karena
adanya kebutuhan dari kedua belah pihak baik pihak pengiklan maupun pihak radio
yang sama-sama saling membutuhkan, oleh karena itulah bisa disebut dengan win-win
solution.
Keberhasilan dan strategi yang dilancarkan pada klien, tidak terlepas dari
peran penting sebuah komunikasi pemasaran atau biasa disebut juga dengan sistem
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak produsen dengan konsumennya
dalam menyampaikan informasi tentang produk yang berupa program-program acara
siar pada Radio Elshinta FM agar diketahui baik ke pihak klien atau pemasang iklan
maupun pendengar atau target audiencenya dan bagaimana cara yang ditempuh itu
berhasil dilakukan yaitu dengan membuat suatu perencanaan baik dari segi
pemasarannya maupun dari pelaksanaan strategi komunikasi pemasarannya.
Bila dilihat dari sisi media yaitu melalui pihak pengiklan, penulis bisa
menyimpulkan bahwa kaitan antara pihak pengiklan dengan pihak Radio Elshinta 90
FM sangatlah terkait. Satu sama lain saling membutuhkan. Pihak pengiklan
membutuhkan media untuk dapat menayangkan produk iklannya, sedangkan pihak
Radio Elshinta FM membutuhkan iklan untuk dapat menjadi pemasukan dalam
kegiatan operasional sehari-hari.
Selain menyampaikan informasi mengenai produk, pihak Radio Elshinta FM
sebagai komunikator harus mengetahui apa yang menjadi human interest (keinginan
dari sisi manusia) maupun kebutuhan (needs) dan pihak klien atau pengiklan sebagai
konsumen dimana dan kebutuhan yang diinginkan bisa didapat yakni penjualan spot
iklan yang mencapai target dan program yang diterima oleh pendengar sebagai
khalayaknya.
Langkah awal dalam mengembangkan program pemasaran strategis adalah
menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dicapai dan seluruh strategi pemasaran
yang digunakan untuk setiap produk yang dipasarkan. Strategi komunikasi pemasaran
merupakan perencanaan secara cermat dan sistematis mengenai kegiatan pemasaran
keberadaan suatu produk dipasaran agar tercapainya sasaran atau tujuan yang dicapai.
Strategi pemasaran bertujuan untuk menunjukkan pendekatan pemasaran yang hendak
digunakan untuk mencapai sasaran rencana.
Agar kegiatan strategi komunikasi ini berjalan dengan lancar, maka
dibutuhkannya juga strategi melalui kegiatan personal selling. Kesemuanya ini tidak
bisa dilakukan oleh satu bagian saja, tetapi dibantu oleh bagian-bagian lain yang
terkait seperti program, riset, master on air, promo (promo on air dan off air) maupun
public relations (konfrensi pers dan publisitas).
Dalam menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi dan
kondisi perusahaan dan diharapkan agar lebih mudah tercapai maka perusahaan dapat
menggunakan analisa SWOT (key factor analysis) untuk mengetahui bagaimana
kekuatan program acara siar yang dimiliki Radio Elshinta FM, kelemahan, peluang
atau kesempatan maupun ancaman yang harus dihadapi didalam memecahkan
masalah yang terjadi ketika membuat perencanaan terhadap program tersebut.
Selain melihat kepada analisa SWOT, Radio Elshinta FM harus bisa melihat
kenyataan bahwa didalam menawarkan program-programnya ke klien juga perlu
diperhatikan baik dari segi kebutuhan maupun apa yang menjadi keinginan baik dari
klien sebagai target marketnya maupun dari pendengar sebagai target audiencenya
yang mendengarkan program siar dari Radio Elshinta FM. Kalau tidak, pihak
perusahaan akan kehilangan klien yang potensial dan mungkin ini akan merugikan
pihak Radio Elshinta FM itu sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam
memasang iklan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap narasumber
dengan melakukan indepth interview dan mengumpulkan data-data tertulis dari Radio
Elshinta FM maka dapat disimpulkan :
1. Tahapan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta FM
sangat sederhana yaitu Key Factor Analysis, Positioning, tujuan strategi
komunikasi pemasaran dan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran.
Dalam pelaksanaan strategi komunikasi, Radio Elshinta FM tidak melakukan
kreatifitas atau metode-metode khusus tertentu dalam mendapatkan klien,
strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan emosional dan
personal
kepada
pihak-pihak
yang
paling
berpengaruh
atau
yang
berkepentingan seperti manager iklan di biro iklan.
2. Radio Elshinta FM lebih menitikberatkan pada iklan/produk yang bersifat
nasional bukan lokal karena Radio Elshinta sudah memiliki klien-klien tetap
dan loyal. Kebanyakan klien tetap Radio Elshinta FM adalah dari Advertising
Agency dan produsen yang sudah memiliki nama atau kredibilitas yang tinggi
dimata konsumen jadi Radio Elshinta FM tidak pernah khawatir untuk
kehilangan klien. Radio Elshinta FM lebih mengutamakan kebutuhan klien
dibandingkan kebutuhan audience karena income Radio Elshinta FM
ditentukan dari banyaknya iklan yang masuk.
3. Radio Elshinta FM mengatur penempatan iklan pada jam prime time maksimal
8 menit perjam dan pada regular time maksimal 10 menit perjam. Hal ini
dilakukan guna menghindari rasa jenuh atau bosan dari audience akan
banyaknya iklan yang diputar, manfaat yang didapatkan klien adalah iklan
atau pesan promosi yang diputar dapat tersaji dengan lebih optimal, sedangkan
manfaat yang didapatkan Radio Elshinta FM adalah program acara yang
disiarkan dapat lebih lama durasinya tanpa terpotong banyak iklan dan
memiliki isi lebih banyak.
5.2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirangkum peneliti, maka peneliti
dapat memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi strategi komunikasi
pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta 90 FM.
1. Proses strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Radio Elshinta FM
dari tahun 2005 hingga tahun 2009 ternyata selalu sama dan tidak ada
perubahan, dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, Radio Elshinta
FM hanya menggunakan Personal Selling, Public Relation, Sales Promotion
untuk menjaring klien pemasang iklan. Radio Elshinta FM dapat lebih baik
jika dilakukan perubahan seperti dengan menggunakan Strategi Komunikasi
Pemasaran dari Chris Fill, agar target audience dan tujuan yang ingin dicapai
oleh Radio Elshinta FM mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat
menjaring klien pemasang iklan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
2. Radio Elshinta FM sebagai Market Nicher akan lebih baik jika lebih jeli dan
serius dalam memanfaatkan dan menggarap celung / ruang yang ada di pasar
dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran agar Radio Elshinta FM
dapat memiliki potensi untuk berkembang, memiliki keterampilan dan sumber
daya dalam memenuhi kebutuhan celung pasar tersebut secara efektif dan
mampu
membela
diri
dari
serangan
kompetitor
pasar
dengan
membina ”goodwill” atas produk/program acaranya sehingga klien pemasang
iklan merasa lebih tertarik untuk memasang iklan di Radio Elshinta FM.
DAFTAR PUSTAKA
George Gerbner “Mass Media and Human Communication, 1979, hal.43
John Dimmick dan Eric Rothenbuhler, The Theory Of Niche:Quantifying
Competition Among Media Industries, Journal Of Communication, Winter
1984, hal.103
Sasa Djuarsa Sendjaja, Jurnal 5 & 6 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Gramedia
pustaka Utama 1993, hal.57
Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal.121
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori Dan Praktek, Bandung : PT.Mandiri
Maju, 1991, hal.60
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta,
1966, hal.16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal.54 – 55
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran ; Teori dan Praktek, Mandiri Maju, hal.2
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targetting dan Positioning,
PT Gramedia Pustaka Utama, hal.51 Jakarta 2001
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prenhalindo, hal.8, Jakarta 1997
Philip Kotler & Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I hal.6
Lawrence R. Jauch & William F Gieck, Manajemen Strategis & Kebijakan
Perusahaan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996 hal.12
Freddy Rangkuti, Flexible Marketing, teknik agar tetap tumbuh dalam situasi bisnis
yang bergejolak dan analisa kasus, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004,
hal.131 - 132
Chris Fill, Marketing Communication : framework; theories and application, pretince
hall 1995, hal.18
Sutisna, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, PT.Remaja Rosdakarya
Bandung 2001, hal.258 - 259
Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan Jakarta
1996, hal.114 – 115
A Farbey, How To Produce Successful Advertising. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama,
1997
Wawan Ruswanto, dkk. Penelitian Komunikasi, Jakarta; Universitas Terbuka 1995,
hal.21
Sumanto, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Andi Otset, Jakarta 1990, hal.6
K,Yin Studi Kasus : Desain Dan Mode, PT Raja Grafindo, Jakarta 1996, hal.1
Mathew B. Miles, A Nichael Huberman, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta
1992, hal.15
PEDOMAN WAWANCARA
Dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo :
1. Apa tujuan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM ?
2. Bagaimana dasar penetapan tujuan atau sasaran tersebut ?
3. Bagaimana analisa SWOT diterapkan pada kegiatan komunikasi pemasaran
yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang
iklan ?
4. Apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi
komunikasi pemasaran radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam
pemasang iklan ?
5. Bagimana target market atau target audience dari kegiatan komunikasi
pemasaran tersebut ?
Dengan General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono :
1. Bagaimana strategi dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio
Elshinta FM ?
2. Bagaimana proses perencanaan dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut ?
3. Apakah pihak radio Elshinta FM melakukan riset terlebih dahulu sebelum
melakukan strategi komunikasi pemasaran ?
4. Tujuan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi pemasaran dalam
mendapatkan klien pengiklan ?
5. Bagaimana radio Elshinta FM mengevaluasi hasil dari strategi yang telah
dilaksanakan sebelumnya ?
6. Bagaimana peranan Account Executive dalam kegiatan strategi komunikasi
pemasaran dalam mencari klien untuk memasang iklan ?
7. Bagaimana radio Elshinta FM menjalin hubungan dengan pihak pengiklan
dalam kegiatan komunikasi pemasaran ?
8. Apakah radio Elshinta FM memiliki klien tetap ?
Dengan Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM Bapak Iwan Haryono :
1. Bagaimana perencanaan media dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
radio Elshinta FM ?
2. Bagaimana proses dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
pihak radio Elshinta FM dalam memasarkan program siarnya ?
3. Bagaimana klien / iklan yang didapatkan dari proses strategi komunikasi
pemasaran radio Elshinta FM ?
4. Bagaimana penyesuaian produk yang diiklankan pada program siar radio
Elshinta FM dengan Target Audience dan segmentasi pasar ?
5. Bagaimana proses perencanaan hingga evaluasi terhadap pihak klien / pengiklan
didalam komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ?
HASIL WAWANCARA
Dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo :
6. T : Apa tujuan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta
FM ?
J : Tujuan atau sasaran yang akan dicapai pada kegiatan pemasaran kami
adalah berhasilnya program program yang sudah kami jalankan yang
dapat diterima dihati masyarakat sebagai pendengar radio dan
berhasilnya pencapaian target penjualan terhadap iklan-iklan yang masuk
pada program kami
7. T : Bagaimana dasar penetapan tujuan atau sasaran tersebut ?
J : Adanya tujuan dan sasaran ini adalah melihat kepada penjabaran singkat
mengenai objectivitas target audience maupun target market dan
komunikasi pemasaran yang dilancarkan oleh pihak sales dan marketing
kami. Menetapkan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai yakni dengan
mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tanpa adanya salah satu dari
bagian ini, tidak akan berjalan dan maksud yang ingin dituju yaitu
menjual spot iklan ke pemasang iklan tidak tercapai
8. T : Bagaimana peluang, kekuatan dan kelemahan tersebut / analisa
SWOT diterapkan pada kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam
pemasang iklan ?
J : Untuk kekuatannya : program siaran yang dilakukan oleh radio kami
adalah program berita atau informasi kepada pendengar yang
merupakan salah satu radio berita terbaik di Indonesia. Program siaran
kami bentuk untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat yang ingin
mengetahui informasi selain dari media cetak ataupun media elektronik
lain. Dari sinilah pihak sales dan marketing kami berani membuat dan
menjual konsep program kami terhadap pengiklan
Untuk kelemahannya pada waktu pihak kami melempar program siaran
kami ke masyarakat, sungguh banyak animo masyarakat yang
mendengarkannya. Tetapi dikarenakan jumlah pendengar radio yang
terbatas kami coba mengatasinya dengan memberikan informasi atau
berita yang cukup aktual. Dan hal tersebut ternyata belum mampu untuk
menarik banyak sejumlah pengiklan yang akan bekerja sama dengan
kami.
Untuk peluang dengan memberikan informasi atau berita yang cukup
aktual, maka hal ini merupakan suatu nilai jual yang baik bagi pihak
kami terhadap pengiklan. Oleh karena itu, dengan menawarkan paket
dan materi presentasi kepada pengiklan yang menurut kami potensial,
maka iklan yang masuk pada program program acara kami akan
mencapai kepada target penjualan
Dan untuk ancaman…pada saat kami melakukan strategi komunikasi
pemasaran terhadap program program siaran kami, kami menyadari ada
beberapa stasiun radio lain yang memiliki konsep hampir serupa dengan
stasiun kami. Hal tersebut merupakan tantangan bagi kami untuk
melakukan hal yang maksimal dan terbaik sehingga ancaman dari
program sejenis pada stasiun lain dapat diminimalis
9. T :
Apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi
komunikasi pemasaran radio Elshinta FM untuk mendapatkan
klien dalam pemasang iklan ?
J : Tentu saja ada kaitannya karena bila dilihat dari media dan pengertian
marketing media maka akan muncul pemahaman mengenai media client.
Didalam media client, terdapat yang namanya Mass media. Mass media
ini terbagi atas dua, yaitu yang disebut dengan B2B (business to business)
dan B2C (business to customer). Disini strategi yang digunakan oleh kami
yakni dengan cara mengkomunikasikan melalui strategi komunikasi
pemasaran pada produk-produk siaran kami, untuk kemudian dikemas
dan dibuat sebagus mungkin sehingga program tersebut layak untuk
dijual ke para pengiklan serta agar masyarakat pendengar radio juga
awareness
10. T : Bagaimana segmentasi sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran
yang dilakukan radio Elshinta FM ?
J : Kalau bicara segmentasi jelas bahwa radio informasi seperti kami adalah
radio yang target pendengarnya adalah secara sosial ekonomi itu
menengah umum hingga menengah ke atas, yang kalau asumsi kami
kepada mereka, pengeluaran mereka sebulan itu, satu keluarga itu yaitu
antara satu juta sampai dengan lima juta rupiah. Itu sudah terjawab
Segmentasi, Targetting, dan Positioning
Dengan General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono :
11. T : Bagaimana strategi dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
radio Elshinta FM ?
J : Sebenarnya secara umum strategi kami tetap menggunakan metode lama
yang sebelumnya juga sering diterapkan terdahulu dalam menjaring
pengiklan. Target iklan kami lebih banyak adalah klien-klien lama. Jadi
kita tidak terlalu banyak kreatifitas ataupun metode untuk menjaring
klien-klien baru.
Dengan melihat kepada hubungan antara pihak kami, agency dan
advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh stasiun kami disini adalah
dengan cara melakukan kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu
melalui bagian sales dan marketing di mana pihak kami yang berusaha
menjual program siar kepada klien (pengiklan) sehingga para klien
tertarik untuk memasukkan iklannya.
12. T : Apakah pihak radio Elshinta FM melakukan riset terlebih dahulu
sebelum melakukan strategi komunikasi pemasaran ?
J : Kalau bicara proses, kami setiap tahun itu ada penelitian atau riset
bagaimana sebenarnya habit pendengar kami. Ya…kebiasaan, apa yang
sering pendengar lakukan perjam kalau bisa. Nah itu juga kita sadurkan
dari data yang dikeluarkan oleh surveyer AC Nielsen
13. T : Tujuan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi
pemasaran dalam mendapatkan klien pengiklan ?
J : Sebenarnya kalau bicara tujuan ya…ada tujuan ideal dan tujuan
komersial. Idealnya sih kami selalu ingin menjadikan diri kita sebagai
radio yang paling banyak pendengarnya. Boleh dibilang sebagai trend
setter tapi semua radio Informasi merasa dirinya trend setter kan…ya
sudah lah… biar masyarakat saja yang menilai nomor satu siapa dan
nomor dua siapa. Komersialnya lebih pada pendapatan iklan bulanan.
14. T : Bagaimana radio Elshinta FM mengevaluasi hasil dari strategi yang
telah dilaksanakan sebelumnya ?
J : Kami selalu mengevaluasinya di akhir tahun. Jadi kami lihat bulan ini
berapa, bulan ini berapa lalu kami rata-ratakan lalu dibandingkan
dengan data tahun lalu, tahun sebelumya. Kemudian kami lihat juga
dengan situasi dan kondisi misalnya di tahun 2004 itukan ada pemilu, itu
tentu nilainya tidak bisa sama dengan tahun sebelumnya karena sikon
pemilu itukan boleh dibilang mmm…event nasional ya dan itu
konsekuensinya adalah memang iklan automatis itu meningkat , semua
radio itu meningkat.
Kami sih selalu iya … income itu… ya… income itu… soalnya yang real
adalah income. Cuman kan kadang-kadang mmm… orang radio juga ada
rasa idealismenya juga ngetop atau tidaknya. Kalau pengalaman sih…
tetap pada bicara angka. Jadi pengalaman radio Elshinta itu iklannyq
paling tinggi dalam setahun itu sudah sembilan digit
15. T : Bagaimana peranan Account Executive dalam kegiatan strategi
komunikasi pemasaran dalam mencari klien untuk memasang iklan ?
J : Ini bicara idealnya… Account Executive adalah penghubung perusahaan
radio dengan klien, idelanya begitu, tapi dalam realita sebenarnya
Account Executive juga harus dapat mencari dan mendapatkan klien yang
mau bekerja sama dan memasang iklan pada radio kami
16. T : Bagaimana radio Elshinta FM menjalin hubungan dengan pihak
pengiklan dalam kegiatan komunikasi pemasaran ?
J : Sebenarnya hubungan simbiosis mutualisme yang terjadi.. saling
menguntungkan, saling mengisi. jadi kami selalu mengarahkan bahwa
Account Executive dalam mencari klien adalah klien yang concern
kepada spot untuk disiarkan dalam media radio, tetapi kadang klien itu
yang mengarahkan iklannya ngin ditempatkan pada program yang
mana..Jika sudah sampai pada posisi tersebut maka bukan Account
Executive lagi yang take over, akan tetapi bagian promosi yang menindak
lanjutinya. Jadi Account Executive itu sebatas mendapat informasi
kemudian di tindak lanjuti. Itu yang ideal, yang kami lakukan.
Mengenai target market kami, berhubungan dengan pihak sales dan
marketing. Disini, hubungan antara pihak kami yang diwakili oleh
account executive sebagai penghubung antara pihak agency maupun
pihak advertiser. Jadi target market dari stasiun kami adalah
mendapatkan pemasang iklan pada program-program acara siar kami
17. T : Apakah radio Elshinta FM memiliki klien tetap ?
J : Kalau klien tetap, boleh dibilang kebanyakan klien tetap bukan klien yang
baru-baru. yang cukup lama yang pasti seperti Signature Property, Agung
Podomoro Group dan Bilad Tour itu klien lama
Dengan Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM Bapak Iwan Haryono :
18. T : Bagaimana perencanaan media dari komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh radio Elshinta FM ?
J : Kami melihat kepada objective dari brand atau produknya. Objective disini
maksudnya adalah untuk membangun dan mengembangkan kembali
awareness dan produk itu sendiri. Setelah sekian lama kosong atau vakum,
maka kami membuat perencanaan media, dimana dalam perencanaan
media itu, kami pikir tidak memakai single medium karena fokusnya adalah
menjangkau orang sebanyak-banyaknya dengan frekuensi tertentu
19. T : Bagaimana proses dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh pihak radio Elshinta FM dalam memasarkan program siarnya ?
J : Dengan melihat kepada hubungan antara pihak radio Elshinta, agency dan
advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh kami disini adalah dengan
cara melakukan kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu melalui
bagian sales dan marketing di mana pihak ini yang berusaha menjual
program siar kami ke kliennya (pengiklan) sehingga para kliennya tertarik
untuk memasukkan iklannya.
20. T : Bagaimana klien / iklan yang didapatkan dari proses strategi
komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ?
J : Setelah mengetahui beberapa paket yang dibuat oleh tim kami maka pihak
account executive pada saat melakukan presentasi penjualan akan
melakukan cara dan strategi sehingga waktu menawarkan program siar
kami, akan menemui kemudahan didalam menarik para pengiklan atau
pemasang iklan. Cara yang dilakukan oleh pihak sales yang diwakili oleh
account executive dalam memasarkan program siar kami yakni dengan
melalui cara mempresentasikan konsep program yang menarik kepada
pihak klien atau agency. Jika dirasakan konsep tadi masuk atau sesuai
dengan target audience dan program program kami tersebut maka
diharapkan para pemasang iklan akan mengambil slot iklan yang
ditawarkan
21. T : Bagaimana penyesuaian produk yang diiklankan pada program siar
radio Elshinta FM dengan Target Audience dan segmentasi pasar ?
J : Secara konten dari produk tersebut adalah relevan antara target audience
(sasaran khalayak) dengan program siarnya karena program, dan bila
dilihat dari segmentasi pasar maka pihak pengiklan yang akan memasang
iklan akan melihat kepada Target Audience Rating Point. Setelah melihat
kepada Target Audience Rating Point dapat diambil hasil research-nya
yaitu seberapa besar loyalitas audience terhadap program yang disiarkan.
Kalau angka dari research tadi tinggi, ini berarti menunjukkan bahwa
audience mempunyai loyalitas terhadap program tersebut dan itu yang
nantinya dipilih oleh pihak pengiklan agar media plan yang mereka buat
menjadi lebih efektif.
22. T : Bagaimana proses perencanaan hingga evaluasi terhadap pihak klien /
pengiklan di dalam komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ?
J : Pertama yang dilakukan adalah melakukan analisa competitor. Setelah
menganalisa competitor, kemudian melakukan perencanaan media secara
objective dan merekomendasikan ke klien. Jika klien telah setuju baru pihak
agency melakukan eksekusi terhadap produknya bila hasil sudah didapat
kemudian tahap selanjutnya menganalisa kembali apakah hasil yang
didapat sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Tahap evaluasi di sini
yakni apakah perencanaan yang sudah dibuat dengan eksekusi yang
dilakukan sudah seimbang dan sesuai dengan harapan dan klien tersebut.
Jika ada temuan baru berupa ide atau tambahan-tambahan lain, kembali
didiskusikan ke klien
Data Perusahaan
Nama Perusahaan
Merek (Nama di Udara)
Format Siaran
Frekuensi
Waktu Siaran
Alamat Kantor & Studio
Telepon
Fax
E-mail
Website
Merek & Logo Terdaftar
Jaringan(Networking)
Sistem Jaringan Siaran
Radio Jaringan Utama
Radio Jaringan Anggota
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PT. RADIO ELSHINTA
Elshinta News and Talk
News & Talk
90 FM
Jl. Joglo Raya No. 70, Jakarta 11640
021-5869000 (Hunting)
021-5859000
[email protected]
www.elshinta.com
: CBO (Centralizing Broadcast Operations)
: Elshinta Bandung 89.3 FM
Elshinta Tegal 99.9 FM
Elshinta Semarang 91 FM
Elshinta Surabaya 97.6 FM
Elshinta Medan 93.2 FM
Elshinta Lampung 88.5 FM
Elshinta Palembang 103.7 FM
:
Contact Person
Penanggungjawab
:
COO & Chief Editor
CFO & CAO
Station & Network Mgr
Sales & Marketing Mgr
:
:
:
:
Wahyu Adhitama
([email protected])
Iwan Haryono ([email protected])
Stephanus HT ([email protected])
Eddy Harsono ([email protected])
Arief Anditantyo ([email protected])
Program Siaran
Acara Utama (Umbrella)
: "Elshinta News and Talk",
Setiap hari 24 Jam Nonstop
Sub Acara
: "Diskusi Interaktif",
Setiap hari, pkl. 23.00-01.00 WIB
"Komentar Opini dan Solusi (Komisi) Anda",
Setiap hari, pkl. 01.00-05.00 WIB
"BBC Siaran Indonesia",
Setiap hari, pkl. 05.00-06.00, 18.00-18.15 WIB,
dan 20.00-20.30 WIB
"Elshinta VOA Interaktif",
Setiap hari, pkl. 22.30-23.00 WIB
Corporate Social Responsibility (CSR Program) :
"Elshinta Peduli Kemanusiaan" melalui rekening BCA Daan Mogot dan BII Intercon
Kebon Jeruk. Membantu korban bencana alam dan musibah. Membantu meringankan
beban kehidupan kaum miskin (Pejuang Kemerdekaan, Anak-anak Jalanan/Tidak
Mampu) yang sering menjadi obyek pemberitaan media.
Piagam Penghargaan :
1 The Radio Program Award dari The Friedrich-Naumann-Stiftung, 2000
2 Adam Malik Award dari Menteri Luar Negeri RI, tahun 2002
3 Rekor Muri untuk Elshinta Peduli dari Museum Rekor Indonesia, 2002
4 Peduli Arsip Award dari Arsip Nasional Republik Indonesia, 2004
5 Mina Bahari Press Award dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI, tahun 2004,
2005 & 2006
6 PWI Jaya Award, 2005
7 Penghargaan dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, tahun 2006
dan masih banyak lagi…
Tahun 2009
SPOT / ADLIBS
Prime Time
Regular I
Regular II
Durasi (60 sec)
05.00 - 10.00 WIB
16.00 - 20.00 WIB
10.00 - 16.00 WIB
20.00 - 24.00 WIB
00.00 - 05.00 WIB
Harga
Rp. 1.100.000,-
Harga
Fasilitas
2 spot di
program dan
promo
program
H & H-1
@ 2 kali
TALK SHOW
Durasi (60 min)
09.00 - 10.00 WIB
(Live dari Lokasi)
Rp. 17.500.000,-
(Live dari Studio)
Rp. 15.500.000,-
21.00 - 22.00 WIB
Rp. 12.500.000,-
Rp. 900.000,Rp. 500.000,-
Pembayaran dilakukan sebelum Talk Show ditayangkan
LIVE REPORT
Durasi
Harga
3 Menit
Rp. 4.000.000,TIME SIGNAL
Harga
Rp. 30.000.000,-
4 Time Signal/hari/bulan
INSERT
Harga
Rp. 3.000.000,-
3 Menit
QUIZ
5 Menit
Harga
Rp. 6.000.000,-
25 promo H-5, closing 60"
TIPS
60 Detik
30 Detik
Harga
Rp. 1.100.000,Rp. 750.000,untuk TIPS, biaya produksi Rp. 2.000.000,-
KETERANGAN :
- Tarif belum termasuk PPN 10%
- Pemasangan Spot / Adlibs harus dengan format 2 Prime Time, 1 Regular Time
- Pembatalan order iklan :
1. Satu minggu hingga dua hari sebelum penayangan dikenakan biaya 25%
2. Satu hari sebelum penayangan dikenakan biaya 100%
- Waktu penyerahan materi iklan adalah dua hari sebelum penayangan
Pembayaran dilakukan Dimuka untuk pemasangan baru, baik Biro Iklan maupun
Perusahaan
Untuk sponsorship, hubungi :
Desika : 0816-1659917, Dedy : 0811-836875
Email : MARKETING
Kompleks Menara Indosiar, Jl.Raya Joglo no.70 Jakarta 11640
Telp. 586-9000 / 584-2285 Fax. 587-3750
Pemimpin Redaksi : Iwan Haryono
Wakil Pemimpin Redaksi : Eddy Harsono
Produser Eksekutif : Ahmad Setiawan, D. S. Krisanti, Eko Suwantono, Haryo
Ristamadji, Ramelan, Vivi Trisnavia, Odetta L.K. Produser : Lusi Sihotang,
Muslichun
Newscaster : Agung Yudha Pramono, Ahmad Zaini,
Kusman Yuliadi, Lusi Sihotang, Margianto, Rudi Zein,
Regina Ratnasari, Suwiryo, Niken Wulandari, Risty Damayanti, Sharon Airin,
Haryanto Saputra Koordinator Liputan : Eko Suwantono, Nandang Karyadi,
Muslichun, Robby Hatibie Reporter : Andi Akbar, Azhar Hutomo, Doni
Hermawan, Jaka Lelana,
Johan Sardjono, Juniarto, Mugi Rahayu, Muhammad Effendi, Muhammad Ilyasa,
Muslichun, Robby Hatibie, Sari Dewi,
Kusman Yuliadi, Teguh Tri Sartono, Theresia Oktavina,
Yusuf Soufi
Koordinator Koresponden : Nandang Karyadi, Robby Hatibie, Muslichun
Sekretaris Redaksi : Remon Fauzi Koresponden Daerah
: Provinsi Nangroe Aceh Darusalam
Banda Aceh : Dian Vitra, Yayan Zamzami
Aceh Tamiang : Zulhari
Bireun : M. Ubit, Sari Ramhas
Pidie : Amiruddin MK
Takengon : Bascibro
Sigli : Nurbaiti
Langsa : Andre Taufan
Sumatera Utara
Medan : M. Diurnawan, Yudistira, Zul Anwar Ali Marbun
Sibolga : Zulham Nasution
Mandailing Natal : Hendra Aditya, M Hanafi
Humbang Hasudutan : Irvan Purba
Sumatera Barat
Padang : Mustapha Alisakina, Ecevit
Bukit Tinggi : Jimmy
Solok : Garnadi
Pasaman : Helju Sepli
Lubuk Sikaping : Zainal Reza
Riau
Pekanbaru : Desi Suryani
Kepulauan Riau
Batam : Harun A Rahman, Suhardis
Sumatera Selatan
Palembang : Didi Loda
Sekayu : Alesandro
Provinsi Bengkulu
Bengkulu : Dina Andriyati
Lampung
Bandar Lampung : Doni Ruhliana
Lampung Selatan : Pranata Indra
Banten
Serang : Fatihin Rere
Cilegon : Pupu Saputra
Pandeglang : Agus Wahyudi
Tangerang : Bayu Yasin
Lebak : Isbath Bahtiar
DKI Jakarta
Jak- Ut : Novi Zakaria, Iswahyudi, Suparni
Jak- Bar : Sariful Alam, Mahfud Efendi
Jak- Tim : Poltak Agustinus Sinaga, Susan Darmawan
Jak- Sel : Sapto Prabowo, Supriarto Rudatin
Jak- Pus : Syarif Hasan Salampesi, B. Ali Priambodo, Budi Tanjung
Jawa Barat
Bandung
Bekasi
Depok
Kota Bogor
Kab. Bogor
Sukabumi
Cirebon
Karawang
Subang
Purwakarta
Garut
Tasikmalaya
Sumedang
Cianjur
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ahmad Sahroji, Denay Lesmana, Apep Setia, Dudi Supriadi
Ratu Munawaroh
Dewi Anggraini
Dedi Jumhana
Ajat Jatnika
Yus Firdaus
Jay Amijaya
Tedi Widara
Samsu Dahri
Tasdik
Endang Sudrajat
Krisna Supriatna
Lukman
Jawa Tengah
Kota Semarang : Edi Suprayitno, Parma Andika
Ungaran : M Syukron
Kendal : Ari Widodo
Sukoharjo : Toni Hasan
Magelang : Heri Setiawan
Tegal : Dede Loui
Pemalang : Probo Wirasto
Batang : Kasirin Umar
Pekalongan : Ali Mustofa
Kebumen : Nurkhafid
Purworejo : Johan Riyanto
Klaten : Wiwik Endarwati
Pati : Nugoho
Solo : Joko Ismoyo
Blora : M Solehan
Banyumas : Riska Karsono
Purworejo : Johan Riyanto
DI Yogyakarta
Yogyakarta : Santoso Suparman
Sleman : Gandang Sujarwo
Bantul : Anto Sasmita
Jawa Timur
Surabaya
Sidoarjo
Tuban
Lumajang
Jombang
Mojokerto
Bojonegoro
Madiun
Bangkalan
Kediri
Banyuwangi
Ponorogo
Gresik
Jember
Probolinggo
Sumenep
Malang
Pacitan
Pasuruan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Emerensiana Jelita, Wahyu Dwi Ismoyo, Septa Rudianto Kusni
Anugraha Yudha
Sumali
Zainul Hidayat
Wijimulyo Maradianto
Hendra Mukti Wibowo
Andik Setyobudhi
Sugeng Harianto
Solihul Hadi
Vrian Surya
Suhaili
Nasrudin
Fachrudin
Sigit Maryanto
Syamsudin
Temmy Andani
Tatik Wijaya
Nurul Wahidin
Alvin Chamami, M Subhan Ansori
Bali
Denpasar : Wayan Adi
Nusa Tenggara Barat
Mataram : Supriyanto Khafid, Mahbub Tarumbu
Lombok Tengah : Sading Alkatari
Lombok Timur : Roni Hidayat
Bima : Umaya
Nusa Tenggara Timur
Kupang : Albert Vincent
Manggarai : Patrick Nasrani
Maumere : Vicky da Gomes
Kalimantan Barat
Pontianak : Aseanty Pahlevi
Kalimantan Tengah
Palangkaraya : Ayin Nurrofik
Tarakan : Agus Mulyanto
Kalimantan Selatan
Banjarmasin : Rasidi, Hasby Suhaeli
Kalimantan Timur
Balikpapan : Satria Purba
Sulawesi Utara
Manado : Supardi Bado
Minahasa : Marsel Mikel
Bolaang Mongondow : Indah Samuel
Sangihe : Sam Daleda
Sulawesi Barat
Mamuju : Alfian
Majene : Ali Mukhtar
Sulawesi Tengah
Palu : Irma Caroline
Poso : Baim Lantama
Tentena : Obet Kapita
Kepulauan Banggai : Masgusaif
Sulawesi Tenggara
Kendari : Yeni Yusuf
Bau-bau : Budi
Sulawesi Selatan
Makasar : Andini, M. Idris
Selayar : Andi Selayar
Bone : Suardi Mandang
Tana Toraja : Sherly
Pare-pare : Abdillah
Maluku
Ambon : Kuraisin Salatohi, Andi Sagat
Maluku Utara
Ternate : Rustam Adam
Papua
Timika : Aldo Makur
Irian Jaya Barat
Manokwari : Nico Patipaway
Website : Dewi Rusiana, Donny Garnida Arifin, Heliawati Hesa, Niko Areasto,
Sigit Kurniawan, Reza Indrayana Produksi : Eduardus Setiawan, Azra Budi
Operator : Agus Rahardjo, Supriyatno Wardoyo, Anto, Sarno, Untung
Electronic Data Processing : Carsah B. Neswa, Saiful Bahri
Teknisi : Adi Wibowo, Abdulloh, Rustam Effendi, Rudin Samiadji,
Surono Hadi Wardoyo, Trio Purnomo, Caka
Layanan Pendengar : Indah Listyowati, Ade Irma Suryani, Solahudin Syam,
Syarief Salim, Tito Sutrisno, David, Sebrina, Alhe
Program 24 Jam Radio Elshinta
WAKTU
SENIN S/D MINGGU
05.00 - 06.00
BBC Siaran
Indonesia
Link to :
News & Information
Online
Elshinta Peduli
06.00 - 10.00
Elshinta News and
Talk (Edisi Pagi)
10.00 - 16.00
Elshinta News and
Talk (Edisi Siang)
16.00 - 20.00
Elshinta News and
Talk (Edisi Petang)
20.00 - 20.30
BBC Siaran
Indonesia
20.30 - 22.30
Elshinta News and
Talk (Edisi Malam)
22.30 - 23.00
Elshinta VOA
Interaktif
23.00 - 01.00
01.00 - 05.00
Diskusi Interaktif
Komentar, Opini dan
Solusi (Komisi) Anda
M. Hasbi Hakim
Jl. Mastam Raya No.55 RT 03/03
Kel. Cimone Kec. Karawaci, Tangerang 15114
HOME : (021) 5589048 HP : (021) 46224041
BIODATA PENULIS
Data Pribadi
Nama
: M. Hasbi Hakim
Tempat / Tgl Lahir
: Tangerang, 7 Juni 1982
Telephone / HP
: (021) 5589048 - (021) 46224041
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Jenis Kelamin
: Laki – Laki
Pengalaman Organisasi
: Mahasiswa Pecinta Alam (SWATALA)
Universitas Mercu Buana – Jakarta
Pendidikan Formal
2002 – Sekarang
: Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Jurusan
Marketing
Communication / Advertising, Universitas Mercu
Buana Jakarta
1998 – 2001
: MA Assalam, Tangerang
1995 – 1998
: MTS Assalam, Tangerang
1989 – 1995
: SDN Cimone III, Tangerang
Download