STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN RADIO ELSHINTA FM DALAM MENCARI KLIEN PEMASANG IKLAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : Nama : M. HASBI HAKIM NIM : 04302 - 026 Jurusan : MARCOM & ADVERTISING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009 UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI MARCOM / ADVERTISING LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama : M. Hasbi Hakim Nim : 04302-026 Bidang Studi : MARCOM / ADVERTISING Judul skripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM Dalam Mencari Klien Pemasang Iklan Jakarta, 29 Agustus 2009 Mengetahui, Pembimbing : (Nurprapti W. Widyastuti, M.Si ) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI MARCOM / ADVERTISING ABSTRAK ”Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam Mencari Klien Pemasang Iklan x + 77 halaman ; 3 lampiran Bibliografi : 22 Acuan (1989-2005) + Internet, 3 Narasumber Strategi promosi suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan pemasaran dalam memajukan perusahaan. Salah satu strategi yang harus dilakukan perusahaan dalam memasarkan produknya yaitu dengan strategi komunikasi pemasaran yang dikemas kedalam bentuk komunikasi pemasaran yang dapat menarik pengiklan untuk memasang iklan pada radio Elshinta FM yang merupakan salah satu radio swasta dengan format program siarnya berita dan informasi yang ditujukan kepada pendengarnya. Berdasarkan itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran perusahaan tersebut. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien pemasang iklan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada strategi promosi yang dikemukakan Chriss Fill yang menjelaskan indikator-indikator strategi komunikasi pemasaran yang meliputi Analisa faktor kunci (Key factor analysis), tujuan, strategi dan pelaksanaan komunikasi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data atau informasi dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa nara sumber, yaitu Pemimpin Redaksi Radio Elshinta, Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM dan General Manager Radio Elshinta FM. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa Radio Elshinta FM telah melakukan strategi promosi pemasarannya, ini membuktikan suatu keberhasilan yang dicapai oleh Radio Elshinta FM melalui strategi pemasaran yang terdiri dari periklanan, promosi, dan penawaran tatap muka. Jadi dapat disimpulkan bahwa Radio Elshinta FM dalam meningkatkan klien pemasang iklan melalui strategi pemasaran sebagai landasan utama strategi komunikasi pemasarannya dimana Radio Elshinta FM memposisikan perusahaannya sebagai radio siaran berita dan informasi yang ditujukan untuk kalangan menengah keatas di daerah perkotaan. KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr.Wb Alhamdulillahirobbil`alamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM Dalam Mencari Klien Pemasang Iklan, memiliki tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai kelulusan Sarjana Ilmu Komunikasi. Berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Iwan Haryono sebagai pemimpin General Manager yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang Elshinta. 3. Bapak Arief Aditantyo selaku Kepala Bagian Pemasaran yang telah banyak membantu saya dalam proses pengumpulan informasi tentang proses mendapatkan klien di Elshinta 4. Bapak Eddy Harsono, selaku Station Manager Elshinta yang telah membantu saya dalam Pengumpulan informasi. 5. Bang Sigit, Mas Doni, Mas Zaenal Abidin, dan Team Elshinta yang telah banyak membantu memberikan informasi-informasi tentang Elshinta. 6. Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 7. Dra. Tri Diah Cahyowaty, M.Si, selaku ketua Jurusan Marcomm & Advertising yang telah memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini. 8. Bapak Drs. Ahmad Mulyana, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan kemudahan dan dukungan untuk terus maju. 9. Para Dosen dan seluruh Staf Tata Usaha FIKOM Pak Syamsudin, Pak Aep, Mas Ervan, dan lain-lain yang telah menyumbangkan pengetahuannya serta kerjasama yang baik selama penulis kuliah di UMB. 10. Bapak dan Umi yang selalu menjadi panutan saya agar bisa mencapai hidup yang lebih baik. 11. Kakak dan adikku tersayang yang telah banyak memberikan motivasi, saran dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga Besar SWATALA Universitas Mercu Buana yang selalu mensuport saya agar menyelesaikan masa studi saya. 13. Teman adventure, Zibrut, Cingik, Pelor dan angkatan XVI SWATALA Universitas Mercu Buana yang selalu mendukung untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Untuk Anak-anak brukucut ADV’02, Mario, Fauzi Umar, Reynanta, Praja, Ricky, Obay, Dani, Didi, Hendra, Helky, Budi, kholik, Anita, Pay, Ningsih, Indy, Iyang, Ayu, Eka, Vivi, dan teman-teman Adv angkatan 2002 lainnya yang telah mensuport penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 15. Abah Idin serta teman-teman REMOD, terima kasih atas supportnya. Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wassalamu`alaikum Wr.Wb Jakarta, September 2009 Penulis DAFTAR ISI Hal JUDUL.................................................................................. .......... i LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii ABSTRAKSI ................................................................................................ v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi DAFTAR ISI................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1 1.2 Pokok Permasalahan……………………………………............ 7 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 7 1.4 Signifikansi Penelitian…………………………………............. 7 1.4.1. Signifikansi Akademis…………………………............. 7 1.4.2. Signifikansi Praktis…………………………………….. 7 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Sebagai Dasar Pemasaran....................................... 8 2.2 Persaingan Industri Media Massa............................................... 14 2.3 Komunikasi Pemasaran.........................................………..........22 2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran………………………………. 30 2.5 Iklan Radio................................................................................... 36 2.6 Sumber Pendapatan Radio Siaran................................................ 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian………………………………………………..... 40 3.2 Metode Penelitian……………………………………………… 41 3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...41 3.3.1 Data Primer...................................................................... 42 3.3.2 Data Sekunder………………………………………...... 42 3.4 Nara Sumber / Key Informan…………………………………...42 3.5 Definisi Konsep........................................................................... 43 3.6 Fokus Penelitian…………………………………………........... 43 3.7 Analisa Data................................................................................. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Radio Elshinta FM....…………………............................. 47 4.1.1 Tujuan dan Struktur Organisasi……………………... 48 4.1.2 Sarana atau Fasilitas Radio Elshinta ………………... 48 4.1.3 Program yang Disiarkan…………………………….. 49 4.2 Hasil Penelitian …………….………………………………….. 51 4.2.1 Penentuan Strategi / Key Factor....... …...…............... 51 4.2.1.1. Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)……………………………. 51 4.2.1.2. Segmentasi, Targetting, dan Positioning….... 53 4.2.2 Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM...........………...........................................54 4.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran.................................. 55 4.3 Pembahasan.................................................................................64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…………………………………………………...... 73 5.2 Saran………………………………………………………….... 74 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 76 LAMPIRAN BIODATA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi di era globalisasi sekarang, telah menyatu dalam kehidupan manusia untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Peranan media massa sebagai wadah penghubung informasi kepada khalayak luas, dirasa sangat tepat dan menjadi pilihan satu-satunya saat ini. Ithiel De Sola Pool dari Gerbner mengatakan,”pertumbuhan media massa telah sampai pada saat mereka mendominasi sistem komunikasi dalam masyarakat”.1 Media massa sebagai industri yang secara terus menerus melakukan aktifitas penyebaran informasi, pendidikan, hiburan, kebudayaan, dan sebagai sarana bisnis, kehidupan media massa juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor penting, yaitu ‘Capital’ pemasukan iklan, ‘Types Of Content’ jenis isi media, dan ‘Types Of Audience’ jenis khalayak sasaran.2 Sejak bergulirnya reformasi, wajah media menjadi lebih vulgar, lebih terbuka, dan sangat informatif. Sebuah fenomena yang di masa orde baru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada masa itu, media cenderung berpusat pada isu-isu elitis perkotaan, dominan, berorientasi pada kepentingan pemerintah dan selalu menghindar dengan cara melakukan sensor internal (Self Censorship) dari pemberitaan yang kontra penguasa. Salah satu model Self Censorship yang ekstrim adalah dengan mengumbar hiburan sebanyak dan sevulgar mungkin. Akibatnya media makin terasing bagi kebutuhan riil masyarakat, dan 1 Kutipan dari Ithiel De Sola Pool oleh George Gerbner “Mass Media and Human Communication, 1979, hal.43 2 John Dimmick dan Eric Rothenbuhler, The Theory Of Niche:Quantifying competition among media Industries, journal Of C ommunication, Winter 1984, hal.103 masyarakat sendiri terisolasi dari kesadaran akan fungsi kritis dan hak-hak asasi yang harus mereka peroleh dari pemerintah yang berkuasa karena hanya diberitahu kewajiban. Pertumbuhan industri media massa di Indonesia sedikitnya ditandai oleh tiga hal. Pertama, pengelolaan usaha di bidang media massa yang tidak lagi dilakukan dalam bentuk yayasan serta semata-mata mengutamakan aspek idealnya, tetapi berupa PT yang didukung oleh sistem manajemen profesional dan pengunaan produk-produk teknologi canggih yang mengarah pada komersialisme. Kedua, semakin banyaknya pengusaha yang menanamkan modalnya di bidang usaha media massa dan mengarah pada spesialisasi. Dapat dipahami bila banyak sekali pendengar menjadikan media massa radio sebagai media dalam mencari hiburan. Penyebabnya bukan saja karena radio merupakan media hiburan yang murah, tetapi juga karena penetrasi radio ke rumahrumah sudah sedemikian dahsyat. Disamping itu daya tarik radio selain sama dengan televisi, radio juga bisa dinikmati di rumah dengan aman & nyaman, karena dalam proses penyampaian informasinya dengan dua arah, maka pengaruh yang ditimbulkan radio sangat besar sekali. Perkembangan radio saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara yang satu dengan lainnya, terlebih setelah antena memancarkan sinyal radio. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi dan hiburan. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti hal surat kabar, majalah, brosur, buku, buletin, spanduk, poster, dan sebagainya. Sementara itu media elektronik antara lain : radio, film, televisi, komputer, papan iklan elektronik, audio cassete, dan sebagainya. Kinerja dan kegunaan media massa bisa diketahui dengan mengetahui cara pelaksanaan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya.3 Radio adalah salah satu media massa elektronik yang aplikasi informasinya hanya mengandalkan audio tanpa visualisasi seperti media televisi dengan menggunakan audio visual sebagai kelebihannya untuk menyajikan informasi secara jelas dan akurat. Sebagai media massa, radio dengan segala kelebihan yang dimiliki bukan menjadi saingan bagi media elektronik lainnya, karena radio pada dasarnya sama dengan televisi, hanya kelemahan radio tidak bisa menggunakan visualisasi dan hanya dapat didengarkan saja.4 Guru besar dari UNPAD Prof Saifuddin Anwar mengatakan : acara radio pada umumnya mempengaruhi sikap pandangan, persepsi, dan perasaan pendengar : “ini adalah hal yang wajar bila ada suatu hal yang mempengaruhi pendengar sebab salah satu pengaruh psikologi seakan-seakan menghipnotis pendengarnya”.5 Pentingnya iklan bagi radio siaran swasta, merupakan masukan utama dalam menjalankan aktifitas sebagai media massa yang profesional dan mencari keuntungan. Akan tetapi persaingan antar media radio semakin ketat dan tajam dikarenakan jumlahnya yang semakin bertambah, sehingga berpengaruh dalam penjualan ruang iklan. Maka media harus mempunyai strategi pemasaran dalam mendapatkan keuntungan dari ruang iklan (air time). Data Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) bahkan menyebutkan angka belanja iklan selama tahun 2001 lalu untuk media radio masih paling kecil, apabila dibandingkan dengan media surat kabar, majalah, televisi, dan media luar ruang, meskipun masih di atas tabloid. Tercatat belanja iklan radio di tahun 2001 3 Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya, Rosda, Bandung, 2001, hal.121 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, Bandung : PT..Mandiri Maju.1991, hal. 60 5 Ibid.hal.80 4 sekitar Rp 215 milyar, surat kabar Rp 1,8 trilyun, majalah Rp 266 milyar, dan tabloid Rp 133 milyar.6 Belanja iklan atau “advertising expenditure” pada tahun 2007 diprediksikan mencapai Rp 26 triliun. Angka ini meningkat sekitar 30 % dibandingkan angka belanja iklan tahun 2006 yang besarnya Rp 20 triliun. Rata-rata pertumbuhan iklan dalam lima tahun terakhir sekitar 32 %. Adanya peningkatan belanja iklan untuk tahun 2007 tersebut terutama dipicu oleh bentuk serta jumlah media massa yang semakin bertambah. Selain itu semakin beraninya dunia industri untuk mengiklankan produknya. Jumlah belanja iklan itu berasal dari televisi sebesar lebih kurang 62 % atau Rp 15,5 triliun dan media cetak sebesar 27 % atau Rp 6,75 triliun. Diluar jumlah itu, media lain seperti radio dan iklan luar ruang memberikan kontribusi sebesar 11 % atau Rp 2,75 triliun.7 Radio Elshinta FM yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah salah satu radio swasta yang hadir 24 jam menemani aktifitas pendengar, dengan serangkaian informasi dalam dan luar negeri, pantauan lalu lintas ibukota. Sebagai radio publik, Elshinta juga menyajikan berbagai informasi aktual untuk masyarakat seperti bisnis dan urusan internasional dan regional, seperti Elshinta news and talk yang ditayangkan setiap hari 24 jam nonstop, lalu diskusi interaktif setiap hari pukul 23.00 hingga pukul 01.00 WIB, kemudian BBC Siaran Indonesia yang ditayangkan setiap hari, serta masih banyak lagi. Selain itu, banyak liputan yang bersifat human interest untuk memberikan wawasan kepada pendengar atas apa yang sedang terjadi di masyarakat. Elshinta FM juga sering mendapatkan penghargaan diantaranya Adam Malik Award tahun 2002, Rekor Muri untuk acara Elshinta peduli tahun 2002, Mina Bahari Press dari Menteri kelautan dan Perikanan tahun 2004, 2005, dan 2006, serta 6 7 http: // dirgantara. Idxc. Org / dirga 12 / 1203j : shtml Survey AC Nielsen Tahun 2007 masih banyak penghargaan lainnya.8 Selain informasi, pendengar bisa menikmati acara berkualitas dengan koleksi yang lengkap dan bervariasi, baik di rumah maupun di perjalanan. Dengan penayangan siarannya siaran Elshinta ditargetkan untuk publik (dewasa) dan didengarkan oleh lebih dari 1,3 juta orang dari golongan menengah keatas. Radio Elshinta FM hadir dengan program acara yang informatif yang berhasil. Dikarenakan begitu ketatnya persaingan didalam industri media massa khususnya persaingan antara sesama warga populasi maka tiap-tiap perusahaan dituntut harus memiliki keterampilan khusus atau kelebihan-kelebihan khusus untuk dapat meraih khalayak sasaran dan tujuan yang diinginkan agar perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar / kompetitor lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama.9 Alasan penulis memilih radio Elshinta FM sebagai objek penelitian karena penulis melihat ketatnya persaingan radio siaran di Indonesia dalam mendapatkan pemasang iklan di radio padahal presentasi radio mendapatkan kue iklan sedikit dibandingkan media lainnya seperti televisi. Dan radio Elshinta FM juga sedikit berbeda dengan radio swasta pada umumnya yang banyak menampilkan hiburan. Radio Elshinta FM adalah radio yang khusus menampilkan siaran informasi dan berita dengan segmentasi masyarakat menengah keatas perkotaan. Oleh karena itu radio Elshinta FM sebagai sebuah institusi yang berorientasi pada profit harus dapat melihat dan memanfaatkan adanya celung atau ruang kehidupan atau celah pasar (Niche Market) yang ada untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Radio Elshinta FM telah memanfaatkan celah pasar (Niche Market) yang ada dengan menggunakan positioning sebagai radio publik yang begitu 8 9 Profile Company Radio Elshinta FM tahun 2008 AC Nielsen Resume, tahun 2008 diperhatikan oleh para investor radio, radio Elshinta FM memiliki segmentasi yang cukup jelas, yaitu untuk pendengar dewasa, juga terhadap strategi komunikasi pemasaran dalam mencari klien . Berdasarkan hal-hal di atas maka dapat disimpulkan mengapa penulis melakukan penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam mencari klien untuk memasang iklan” adalah ketertarikan penulis terhadap kualitas radio tersebut yang dapat bertahan di tengah kerasnya persaingan media radio di Indonesia dan dunia periklanan dalam memasarkan produk guna mendapatkan klien serta sebagai mahasiswa periklanan tentunya mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang efektif dalam mendapatkan klien pemasang iklan yang sebanyak-banyaknya sesuai yang telah diharapkan. 1.2. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien pemasang iklan. 1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi pada umumnya dan periklanan pada khususnya mengenai komunikasi pemasaran suatu acara di radio dan dapat memberikan masukan yang berharga bagi para praktisi yang ingin terjun ke dunia komunikasi pemasaran dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk tujuan yang bermanfaat. 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak marketing komunikasi Elshinta FM mengenai strategi komunikasi pemasarannya dan dalam melaksanakan ataupun menjalankan fungsinya sebagai mediator antara perusahaan dan rekan kerja. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi sebagai Dasar Pemasaran Manusia dan komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas satu sama lainnya. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi, dalam konteks public secara lokal, nasional, regional dan global atau melalui media masa. Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal baik langsung maupun tidak langsung.10 Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).11 Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses pikiran atau perasaan oleh seseorang atau komunikator kepada orang lain atau komunikan.12 Pada kegiatan pemasaran, komunikasi merupakan proses yang rumit. Untuk bisa mendapatkan komunikasi yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung, antara lain : 1. Mengenali sasaran komunikasi. Sebelum komunikasi dilancarkan perlu dipelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Seperti, apa latar 10 Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk, Pengantar Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta,2001, hal.2 11 Ibid, hal.7 12 Ibid, hal.11 belakang pendidikan, gaya hidup, status sosial, ekonomi, ideologi, obsesi dan lain sebagainya. 2. Pemilihan media komunikasi. Upaya mencapai sasaran komunikasi dapat dilakukan dengan memilih salah satu atau beberapa media. Tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Pengkajian tujuan pesan komunikasi. 3. Menentukan teknik yang harus digunakan, apakah itu teknik informasi, persuasi, atau instruksi. 4. Peranan komunikator. Ada dua faktor yang dapat membuat komunikasi menjadi efektif, yaitu daya tarik sumber, dan kredibilitas sumber. Kedua faktor tersebut dapat menimbulkan perasaan suka komunikan atas dasar ketertarikan dan kepercayaan terhadap komunikator. Komunikasi pemasaran adalah gabungan dari komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu. Sedangkan Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilainilai atau pertukaran antara mereka dan pelanggannya. Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran mewakili gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek/produk, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada khalayaknya.10 Pada dasarnya komunikasi merupakan bagian terpenting dalam terjalinnya hubungan antara pemasar dengan konsumen. Hubungan antara pemasar dengan konsumen adalah begaimana pemasar mengkomunikasikan produk, harga, tempat kepada konsumen. Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga 10 Integrated Markering Comminication-Terence A.Shimp hal 22. berkaitan dengan apa yang dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi ditujukan dan seberapa sering komunikasi dilakukan11. Untuk menciptakan program kegiatan pemasaran yang baik perlu adanya suatu pemikiran bagaimana produsen dapat mencapai marketing objektifnya, yaitu penjualan. Ada banyak unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pemasaran produk. Salah satu strategi yang paling banyak digunakan dalam perencanaan pemasaran adalah dengan merumuskan bauran pemasaran (marketing mix). Pada perencanaan pemasaran, untuk mencapai marketing objective dirumuskan strategi 4 P (product, price, promotion, place / distribution)12. Dalam konteks bauran pemasaran (marketing mix), promosi merupakan salah satu aspek pemasaran yang menggunakan komunikasi sebagai sarananya. Pada strategi pemasaran, kegiatan promosi dilakukan dalam bentuk suatu bauran yang disebut bauran promosi (promotion mix). Dari uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan salah satu kegiatan pemasaran dimana komunikasi merupakan bagian penting dari terjalinnya hubungan antara pemasar dengan konsumen. Hubungan antara pemasar dengan konsumen yang dimaksud adalah bagaimana pemasar mengkomunikasikan produk, harga, tempat, maupun promosi kepada konsumennya. Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga berkaitan dengan apa yang dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan seberapa sering komunikasi dilakukan13. Dengan demikian setiap pemasar tidak dapat menghindari peran komunikasi dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pemasar. 11 Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, Jakarta, 2002, hal.626 Sutisna, Prilaku Konsumen & Komunkasi Pemasaran, 2001, hal.9 13 Philip Kotler, Op.cit, hal.626 12 Pada dasarnya tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan pasar. Produk yang dihasilkan harus menjadi kebutuhan pasar atau kebutuhan konsumen. Jelas dapat dirasakan ada hubungan saling membutuhkan antara bagian pemasaran dengan konsumen Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain14. Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demand); produk (barang, jasa, dan gagasan), nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran; dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan prospek15. Konsep-konsep ini diilustrasikan dalam gambar berikut ini: Bagan 2.1 Kebutuhan, keinginan, dan permintaan Produk (barang, jasa dan gagasan) 14 Nilai, biaya, dan kepuasan Pertukaran dan Transaksi Hubungan dan Jaringan Pasar Pemasar dan calon Pembeli Philip Kotler, “Manajemen Pemasaran”, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid1, hal. 8 15 ibid, hal 11 Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran16. Untuk menciptakan program kegiatan pemasaran yang baik perlu adanya suatu pemikiran bagaimana produsen dapat mencapai marketing objektifnya, yaitu penjualan. Ada banyak unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pemasaran produk. Salah satu strategi yang paling banyak digunakan dalam perencanaan pemasaran adalah dengan merumuskan bauran pemasaran (marketing mix). Pada perencanaan pemasaran, untuk mencapai marketing objective dirumuskan strategi 4 P (product, price, promotion, place/ distribution), antara lain17: 1. Product; menentukan produk yang akan ditawarkan dengan segala pertimbangannya, misalnya kualitas, bentuk, warna, kemasan, dan lain-lain. Menurut Drs. Hardiyanto produk merupakan kumpulan nilai-nilai yang meliputi suatu fungsi sosial, psikologi, ekonomis dan kebutuhan konsumen lainnya. 2. Price; menentukan berapa harga produk itu yang akan ditawarkan kepada konsumen. Penentuan harga ini juga harus melalui banyak pertimbangan, misalnya daya beli konsumen, margin yang diinginkan, dan lain-lain. 3. Place; menentukan saluran distribusi yang akan dipakai agar produk yang ditawarkan bisa terjangkau oleh pasar sasaran. Khususnya konsumsen produk low involvement yang cenderung tidak loyal. Sehingga ketersediaan produk dipasaran sangat menentukan tingkat penjualan produk. 16 17 Ibid, hal.17 Sutisna, Op.cit, hal.9. 4. Promotion; menentukan bauran promosi yang akan ditempuh untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, yaitu promosi penjualan, iklan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi, atau pemasaran langsung. Dalam proses mengkomunikasikan produk ke pasar sasaran, sangat perlu diperhatikan mengenai tema dan isi pesan yang harus disampaikan. Pesan komunikasi yang disampaikan terutama melalui iklan, akan sangat menentukan posisi produk dimata konsumen. 2.2 Persaingan Industri Media Massa Perkembangan media massa di Indonesia merupakan industri yang merubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media massa juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya karena memiliki kemampuan untuk membuat produksi massal dan dapat menjangkau khalayak dalam jumlah banyak, media massa juga digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku konsumen dalam melakukan sesuatu tindakan. Pada era informasi seperti sekarang ini, media massa tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan kebudayaan, tetapi juga telah tumbuh sebagai sarana bisnis. Kini informasi telah menjadi komoditi yang dapat diperjual-belikan untuk mendapatkan keuntungan. Perkembangan keadaan lebih lanjut menunjukkan bahwa pertumbuhan industri media massa ini juga diwarnai dengan situasi kompetisi yang semakin ketat. Situasi persaingan ini tampaknya tidak dapat dhindari karena kecepatan pertumbuhan industri media tidak seimbang dengan percepatan perluasan pangsa pasar. Lingkungan hidup populasi media massa dari tahun ketahun tampak semakin padat dan beragam jenisnya. Keadaan ini tentu saja membawa konsekuensi yakni semakin ketatnya kompetisi. Tingkat kompetisi antar warga populasi media massa akan semakin dirasakan terutama apabila corak isi serta jangkauan khalayak sasarannya relatif sama dengan yang lainnya. Lazimnya, kompetisi antar media mulai terlihat pada saat munculnya media baru. Karena saat itu kompetisi memperebutkan khalayak, semakin ketat dari berbagai media radio pendatang yang baru mulai mengudara. Kini situasi kompetisi antar industri media semakin meningkat lagi dengan hadirnya berbagai bentuk media baru. Pada kelompok media audio-visual misalnya, siaran hiburan yang ditayangkan televisi memulai udara harus bersaing dengan cable TV, VCR atau VTR, berbagai videogames, serta bentuk baru bioskop atau cinema yang disebut Cineplex atau Cinema Complex. Pada kelompok media audio, radio juga bersaing dengan kaset yang semakin populer dan bervariasi isinya. Sementara pada kelompok media cetak seperti pada surat kabar dan majalah, situasi persaingan ditandai dengan semakin beragamnya bentuk spesialisasi isi penerbitan. Kompetisi antar media massa tidak hanya terjadi antar populasi (misalnya televisi dengan radio, surat kabar dengan majalah, atau radio dengan surat kabar), tetapi juga antara sesama warga populasi (misalnya antara sesama surat kabar, antara stasiun radio siaran, dan lain-lain). Bahkan kompetisi antara sesama warga populasi ini tampak cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi.18 18 Sasa Djuarsa Sendjaja, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Gramedia Pustaka Utama 1993, hal 57-59 Dikarenakan begitu ketatnya persaingan didalam industri media massa khususnya persaingan antara sesama warga populasi maka tiap-tiap perusahaan dituntut harus memiliki keterampilan khusus atau kelebihan-kelebihan khusus untuk dapat meraih khalayak sasaran dan tujuan yang diinginkan agar perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar / kompetitor lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama. Dalam hampir setiap industri, selalu terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang mengkhususkan diri pada sebagian dari pasar dan menghindari bentrok dengan perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan kecil ini menempati “celungcelung” pasar yang mereka layani dengan efektif melalui spesialisasi, dan yang cenderung diabaikan perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam ini menyandang berbagai nama seperti: penggarap relung pasar (market nichers), spesialis pasar, atau perusahaan tumpuan (foothold firms). Menempati sebagian kecil dari keseluruh pasar ini tidak hanya diminati oleh perusahaan-perusahaan kecil saja, tetapi juga oleh divisi kecil dari perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan yang belum mampu membesar di industri tertentu. Perusahaan jenis ini mencoba masuk kesatu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan. Satu celung atau celah pasar (niche market) yang ideal akan memiliki beberapa ciri sebagai berikut : a. Memiliki luas cukup besar dan daya beli agar bisa menguntungkan b. Memiliki potensi untuk berkembang c. Diabaikan oleh perusahaan besar. d. Perusahaan memiliki keterampilan dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan celung pasar tersebut secara efektif. e. Perusahaan mampu membela diri dari serangan pesaing pasar dengan membina “goodwill” atas produknya.19 Gagasan pokok dalam menggangap celung pasar ini ialah “spesialisasi”. Perusahaan harus mempunyai keahlian khas dalam hal pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran pasarnya. Berikut ini beberapa jenis pengkhususan yang dapat dipilih: a. Spesialis pemakai akhir Perusahaan mengkhususkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen pemakai akhir. Misalnya MTV, saluran televisi yang khusus menyiarkan program acara musik. b. Spesialis tingkat vertikal Perusahaan mengkhususkan pada beberapa lini vertical pada siklus produksi distribusi. c. Spesialis ukuran pelanggan tertentu Perusahaan mengkonsentrasikan diri pada penjualan hanya kepada konsumen berskala kecil atau sedang atau besar saja. Kebanyakan perusahaan kecil mengkhususkan diri pada pelayanan ke konsumen kecil saja yang biasanya diabaikan perusahaan yang lebih besar. d. Melayani pelanggan khusus Perusahaan membatasi penjualannya pada satu atau sedikit konsumen pokok. Banyak perusahaan menjual seluruh produknya kepada hanya satu perusahaan. e. Melayani daerah geografi tertentu 19 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan pengendalian, edisi keenam jilid 1, Erlangga 1994, hal.454 Perusahaan hanya menjual kepada daerah tertentu, wilayah tertentu. Misalnya tabloid Metro Cipasera yang hanya dijual dan didistribusikan di daerah Ciputat, Bintaro, Serang. f. Spesialis produk atau lini produk tertentu Perusahaan hanya membuat satu produk atau satu lini saja. Misalnya, dalam industri radio, ada radio yang hanya khusus memutarkan dangdut atau rock saja. g. Spesialisasi produk dengan sifat khusus Perusahaan membatasi diri untuk memproduksi jenis tertentu produk. Misalnya Radio Elshinta FM yang hanya membahas dan menghibur seputar keluarga saja dengan informasi-informasinya. h. Spesialisasi kerja pesanan Perusahaan membuat produk khusus berdasarkan pesanan. i. Spesialisasi mutu / harga tertentu Perusahaan hanya melayani satu sisi pasar, mungkin sisi yang rendah, mungkin sisi yang tinggi. Misalnya sebuah radio yang mengkhususkan klien pemasang iklan yang bertaraf atau bersifat nasional bukan lokal. j. Spesialisasi jasa Perusahaan memasarkan satu atau lebih jasa yang tidak disediakan oleh perusahaan lain.20 Dapat disimpulkan bahwa banyak peluang yang dimiliki perusahaanperusahaan kecil untuk menutup kebutuhan konsumen dengan cara-cara yang menguntungkan yaitu dengan cara menempati “celung-celung” pasar yang mereka 20 Philip Kotler, Op.cit, hal.454-455 layani dengan efektif melalui spesialisasi, dan yang cenderung diabaikan perusahaanperusahaan besar. Berikut adalah bagan dari hubungan promotion mix dengan strategi pemasaran 21 Bagan 2.2 Hubungan Promotion Mix dengan Strategi Pemasaran Corporate strategy Marketing objectives Marketing Strategy Marketing Plan Product Price Promotion Place The Promotion Mix Corporate public relations Advertising Marketing public relations Direct-response media Sales promotion Personal selling a Periklanan (Advertising) Komunikasi komersil dan non personal, tentang sebuah organisasi dan produkproduknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media bersifat 21 Chriss Fill, Ibid, hal 4-5 massal seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, direct mail, reklame luar ruang, dan media lainnya.22 b Promosi Penjualan (Sales Promotion) Suatu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau intensif kepada tenaga penjual, distributor atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.23 c. Personal Selling Suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya, dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu membeli produk yang ditawarkan. Penjualan personal melibatkan kontak langsung antara penjual dan pembeli baik secara tatap muka ataupun melalui alat telekomunikasi seperti telepon. Penjualan personal juga dapat ditujukan kepada calon pembeli yang dinilai paling potensial dan paling prospektif untuk menjadi pelanggan dimasa depan.24 e. Hubungan Masyarakat (Public Relations) Menurut Frank Jefkins dalam bukunya ; Public Relation, Edisi ketiga Jakarta 1992; Ia memberikan batasan humas yaitu : sesuatu yang merangkum dari keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”menurutnya humas pada intinya senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui 22 Monlee & Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Prenada Jakarta 2004, hal.3 23 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa Tangerang 2007 hal.20 24 Ibid, hal 26 pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak ke arah yang positif 25 e. Interactive / Internet Marketing Kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini yang utama adalah internet, khususnya pada fasilitas yang dikenal dengan World Wide Web (WWW). Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga atau real time. f. Direct Marketing Direct Marketing Media merupakan suatu bentuk distribusi yang artinya kegiatankegiatan perdagangan melalui pos, terlepas dari media yang digunakan untuk penawaran produknya. Konsekuensinya Direct Marketing tidak terbatas untuk pemasaran secara langsung saja, pedagang eceran juga dapat memanfaatkannya untuk menarik para pembeli ke tokonya 26 2.3 Komunikasi Pemasaran Kata pemasaran sudah sangat dikenal dan sering didengar orang. Namun jawaban yang diberikan setiap orang berbeda-beda dan pengertian pemasaran yang paling populer adalah penjualan. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual 25 26 Ibid hal.21 Frank Jefkins. Periklanan E+ Edisi ke tiga Erlangga. Jakarta 1995. hal 190 benda tetapi juga menjual gagasan–gagasan, karier, tempat, undang-undang, jasa, hiburan dan kegiatan-kegiatan nirbala lainnya seperti yayasan sosial dan keagamaan.27 Namun menurut Philip Kotler, dalam bukunya :Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, komunikasi Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep sebagai berikut : kebutuhan (need), dan permintaan (demand).28 1. Kebutuhan adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan pasar manusia membutuhkan makanan, keamanan, hak milik dan harga diri, kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, mereka merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia. 2. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Meskipun kebutuhan manusia sedikit, tetapi keinginan mereka banyak. Keinginan manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial, seperti sekolah, keluarga, dan perusahaan. 3. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli. Oleh karena itu perusahaan harus mengukur tidak hanya berapa orang yang menginginkan produk mereka, namun yang lebih penting berapa banyak yang benar-benar mampu membeli. 27 Renald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning, PT Gramedia Pustaka Utama, Hal 51.Jakarta 2001. 28 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, hal.8. Jakarta 1997. Komunikasi pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan mempengaruhi, menawarkan dan memberikan produk yang bernilai dengan pihak lain.29 Menurut Lawrence R. Jauch & William F. Gueck mengartikan komunikasi pemasaran sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dalam mempengaruhi dan mengajak konsumen dapat dicapai melalui pelaksanakan yang tepat oleh perusahaan. 30 Dalam Marketing Plan, kita membuat perencanaan untuk kegiatan pemasaran, yang meliputi analisis situasi, tujuan pemasaran, analisis strategi pemasaran, pembuatan program implementasi dalam bentuk Marketing Mix disertai rencana anggaran biaya untuk pemasaran. Untuk mempertajam dan mengarahkan alat pemasaran kita ke sasaran yang tepat, kita memerlukan Advertising Plan. Advertising plan yang baik adalah yang bersifat fleksibel. Advertising sebenarnya lebih tepat disebut Promotion Plan, karena kegiatan-kegiatan di dalamnya mencakup seluruh kegiatan Promotion Mix, seperti Public Relation, Personal Selling, Sales Promotion, Periklanan dan Publikasi. Namun demikian, para praktisi sudah terlebih dahulu mengenal Advertising Plan mengingat kekuatan yang dihasilkan dari promotional plan lebih banyak ada dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat penayangan iklan, desain iklan, serta berbagai kegiatan promosi lainya. Agar efektif, tujuan pemasaran dan tujuan pengiklanan harus berkaitan satu sama lain dan memiliki tujuan 29 Philip Kotler & Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I hal. 6 Lawrence R. Jauch & William F Gieck, Mnajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996 hal.12 30 yang lebih tinggi, yang bersifat menantang, tetapi dapat jangkau, dilaksanakan, serta diukur.31 Cakupan Advertising Plan lebih sempit dibandingkan Marketing Plan, Advertising Plan ditujukan pada isu komunikasi yang sangat spesifik, namun tetap mengacu pada tujuan pemasaran dan strategi pemasaran yang telah disusun dalam Marketing Plan. Advertising Plan meliputi tujuan strategi yang sangat spesifik dari pembuatan suatu iklan, penjelasan secara mendetail mengenai pesan, rencana media yang digunakan, kegiatan-kegiatan, promosi lain yang mendukung misalnya promosi penjualan serta peristiwa-peristiwa penting lain yang akan dilakukan, anggaran, dan time line atau jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.32 Dalam bukunya Marketing Communications: framework , theories and applications, Chris Fill menjelaskan kerangka kerja dalam komunikasi pemasaran terpadu bahwa organisasi dapat dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka (Katz dan Kahn, 1978) dan semua komponen-komponen yang ada dalam sistem secara interaktif saling bergantung satu dengan yang lainya (Goldhaber, 1986). Modifikasi salah satu bagian dari suatu sistem dan melakukan suatu penyesuaian, dibuat oleh semua komponen lain agar dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Efek ini dapat dilihat dari tingkat makro dan mikro. Di tingkat makro saling ketergantungan antara organisasi telah dicatat oleh sejumlah riset. Stern dan El-Asary (1992) menggambarkan bahwa saluran distribusi sebagai suatu jaringan dari sistem, dengan demikian dapat mengenali organisai sebagai suatu unit yang saling tergantung. Di tingkat mikro, secara individual bagian-bagian dari suatu organisasi mengakomodasi satu sama lain sebagai suatu organisasi yang melakukan penyesuaian untuk merubah 31 32 Alex Riems L, Advertising Another Way, Prenhalindo, Jakarta;tahun 1998 hal.124 Freddy Rangkuti, Flexible Marketing, teknik agar tetap tumbuh dalam situasi bisnis yang bergejolak dan analisa kasus, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004, hal.131 - 132 lingkungannya. Dengan pengumpulan keputusan yang dihubungkan dengan pengembangan dan penyerahan dari suatu strategi komunikasi pemasaran, gambar dibawah ini menjadi mungkin untuk dilihat kompleksitas dan kepekaan dari setiap komponen dalam pengambilan keputusan.33 Suatu keputusan urutan kerangka kerja, penyajian visual ini melayani untuk menyoroti unsur-unsur yang utama dan interaksi mereka. Melakukan perubahan pada satu unsur dan suatu nomor, jika tidak semua, yang lainya akan terpengaruh juga. Suatu kerangka membawa bersama berbagai unsur-unsur dari sistem dengan cara yang memungkinkan pembaca untuk mengembangkan / menambah pemahaman mereka dari subyek pokok dan juga menyediakan para manajer dengan suatu atas dasar dimana untuk meninjau ulang strategi yang sekarang, merumuskan orang-orang baru dan menyediakan suatu daftar nama yang pantas dari faktor yang perlu untuk dipertimbangkan. Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan penjual dan pembeli bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran dapat memudahkan atau membantu penjual dan pembeli dengan berbagai cara sebagai berikut : 1. Menciptakan hubungan pertukaran 2. Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran. 3. Memberi tahu penjual dan pembeli agar mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan. 4. Memperbaiki pengambilan keputusan dibidang pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.34 33 Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications, Pretince Hall 1995, hal.18 34 Philip Kotler, Komunikasi Pemasaran, Prenhalindo, hal 25, Jakarta 1995 Analisis pasar, estimasi pertumbuhan penjualan, dan target yang ingin dicapai merupakan dasar perencanaan. Analisis situasi menggunakan analisis SWOT yaitu: a. Strengths / kekuatan b. Weaknesses / kelemahan c. Opportunities / peluang d. Threats / ancaman Analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) umumnya, suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro demografi ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial-budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh laba. Unit bisnis memiliki sistem intelijen pemasaran untuk masingmasing kecenderungan dan perkembangan, manajemen perlu mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ditimbulkannya. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat peluang pemasaran baru. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan, sedangkan ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensive. Analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Manajemen atau konsultan dari luar mengkaji kemampuan pemasaran, keuangan, produksi, dan organisasi unit bisnis, dan setiap faktor dinilai untuk mengetahui apakah faktor itu merupakan kekuatan utama (majorstrength), kekuatan kecil (minor strength), faktor netral (neutral factor), kelemahan kecil (minor weakness), atau kelemahan utama (major weakness). Untuk mencapai target penjualan sesuai dengan potensi yang dimiliki perusahaan, kita merencanakan melanjutkan pengelolaan pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan yang baru. Pengelolaan pelanggan tersebut didasarkan atas : 1. Pasar Sasaran Pasar sasaran disusun berdasarkan volume pembelian yang dilakukan pelanggan, misalnya kelompok pelanggan yang paling sering melakukan pembelian dan kelompok pelanggan yang paling banyak mengkonsumsi produk atau jasa yang kita hasilkan. 2. Positioning Bagaimana menempatkan produk dibenak pasar sasaran yang sudah ditentukan, sehingga produk tersebut dipandang oleh pelanggan sebagai produk yang memiliki superior customer value ? 3. Marketing Mix Strategi pengembangan produk disusun berdasarkan keinginan pelanggan; strategi distribusi dilandaskan pada faktor kenyamanan dan kemudahan; strategi harga berdasarkan daya beli pasar sasaran dan persaingan; sedangkan strategi promosi dibangun berdasarkan dua tantangan, yaitu mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan yang sudah menjadi pelanggan dan mencari pelanggan baru sehingga dapat memperluas pangsa pasar.35 Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti berikut : kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demand). 35 Chris Fill Ibid hal.243-244 a. Kebutuhan adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan pasar. Manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat berlindung, keamanan, hak milik, dan harga diri. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, mereka merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia. b. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Meskipun kebutuhan manusia sedikit, keinginan mereka banyak. Keinginan manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial seperti sekolah, keluarga, dan perusahaan. c. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli. Karena itu perusahaan harus mengukur tidak hanya berapa banyak yang benar-benar mampu membeli.36 Pendapat di atas diartikan oleh penulis terhadap obyek dalam penelitian ini adalah pemasaran radio sebagai penjual jasa harus dapat memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan khalayak tersebut maka radio akan mendapatkan jumlah pendengar yang sesuai dengan segmentasi dari radio tersebut. Oleh karena itu diharapkan dapat menarik minat pengiklan untuk beriklan. Adapun penjabaran dari tujuan pemasaran adalah sebagai berikut : Tujuan Pemasaran adalah setiap perusahaan dalam menentukan pemasaran berbedabeda, disesuaikan dengan sasaran yang dituju. Perusahaan biasanya menetapkan biaya pemasaran dengan sekian persen dari penjualan. Pada akhirnya,. Perusahaan perlu menganalisis pelaksanaan pemasaran yang telah dilakukan untuk mencapai volume penjualan dan menghitung biaya bagi seluruh pelaksanaanya, hasilnya berupa anggaran biaya pemasaran yang dibutuhkan. Perusahaan juga harus memutuskan 36 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prenhalindo 2002, hal.96 bagaimana mengalokasikan seluruh anggaran biaya pemasaran untuk berbagai alat dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah campuran variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Akhirnya perusahaan harus memutuskan alokasi biaya pemasaran dalam mendukukung strategi pemasaran. Dengan alokasi biaya pemasaran, kebutuhan akan perubahan strategi untuk menghadapi pasar dapat diatasi melalui pembuatan strategi-strategi baru.37 2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran Pada komponen strategi Rhenald Kasali menekankan pada tiga komponen yang disebut STP, yaitu Segmentasi, Targeting, Positioning. Segmentasi adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan Targeting adalah persoalan bagaimana menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh bagaimana melihat pasar itu sendiri. Setelah pasar sasaran dipilih maka proses selanjutnya Positioning, yaitu strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/ merek nama anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/ merek/ nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.38 Komponen tertikal artinya perusahaan harus dapat mendayagunakan segala keunggulan yang dimilikinya untuk membedakan dirinya dengan pesaing-pesaingnya. Pada komponen nilai, marketer menaruh perhatian pada tiga varibel yaitu brand, service, dan process. Perusahaan yang berorientasi pada pemasaran biasanya menaruh perhatian yang serius terhadap pembinaan merek-merek yang dikuasainya. Merekmerek itu dikembangkan, dipelihara, dan diperkuat dalam menghadapi segala persaingan. Selain itu perusahaan juga harus dapat memberikan nilai-nilai tambah 37 38 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 1996.hal.93 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikkasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya Bandung 2001, hal.258-259 kepada konsumennya melalui aktifitas pelayanan yang memuaskan. Pada marketer menaruh perhatian pada proses penyampaian nilai kepada konsumen melalui kegiatan-kegiatan interfungsional.39 Dengan demikian strategi pemasaran adalah perencanaan pemasaran berdasarkan keinginan perusahaan dalam menentukan pasar sasaran yang didasarkan hasil riset pasar. Perusahaan dalam membuat atau menciptakan strategi pemasaran dibantu oleh bagian keuangan, kreatif, dan program. Bagian keuangan akan menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk seluruh pelaksanaan kegiatan bisnis tersebut. Bagian kreatif merumuskan untuk memasuki pasar sasaran yang diinginkan perusahaan berdasarkan hasil riset pasar dan biaya yang telah dialokasikan bagian keuangan. Kreatif menjawab apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasar sasarannya, agar dapat meningkatkan penjualan yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Bagian program menciptakan yang diinginkan dan dibutuhkan pasar sasaran melalui pengetahuan tentang kebiasaan-kebiasaan pasar sasaran dalam menginginkan dan membutuhkan dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari. Program melakukan kegiatan berdasarkan ketentuan perusahaan dan alokasi biaya dalam mendukung bagian kreatif untuk mencapai target penjualan. Arah yang telah dibuat oleh bagian kreatif untuk mancapai pasar sasaran akan diterapkan bagian program untuk menentukan jenis produknya. Menurut Chris Fill, strategi pemasaran adalah proses dengan mana target pasar dikenali dan terpilih. Rencana pemasaran dikembangkan untuk masing-masing segmen pasar terpilih agar supaya kebutuhan dari para pembeli pada setiap kelompok target dapat dicukupi. Masing-masing rencana pemasaran terdiri dari empat unsurunsur yang utama dari bauran pemasaran. Masing-masing unsur ini mempunyai 39 Rhenal Kasali, Opcit, hal 47 kapasitas komunikasi yang sama. Proses manajemen ini adalah sistematis dan dikemudikan oleh kebutuhan akan suatu organisasi untuk mencapai dan melebihi sasaran pemasaran perusahaan itu. Menurut Dibb, S Simkin ”suatu strategi pemasaran mengartikulasikan suatu rencana untuk penggunaan sumber daya organisasi yang terbaik dan taktik untuk mencapai sasaran hasilnya”.40 Dalam bukunya, Chris Fill juga menjelaskan tentang komunikasi pemasaran dan proses pertukaran, yaitu proses pertukaran dikembangkan dan diatur dengan penelitian kebutuhan consumers/stakeholder, mengidentifikasi, memilih dan mengarahkan kelompok consumers/stakeholders tertentu yang serupa, membedakan karakteristik, termasuk kebutuhan dan keinginan, mengembangkan suatu penawaran yang memuaskan kebutuhan yang dikenali pada suatu harga yang bisa diterima dan tersedia melalui satuan tertentu dari saluran distribusi. Tugas yang akhir adalah untuk membuat target khalayak sadar akan keberadaan dari yang ditawarkan. Di mana kompetisi atau halangan lain ke tindakan konsumen yang positif ada, sebuah program promosional dikembangkan dan digunakan untuk berkomunikasi dengan kelompok yang ditargetkan. Bagan 2.3 A System Of Marketing Communications Key Factor Analysis Promotions Objectives Communication Srategy Resarch & Evaluation Communication Budget Positioning Sumber : Chris Fill Theories Marketing Communication 40 Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications, Prentice Hall 1995, hal. 66 Bagan di atas menggambarkan tentang suatu sistem komunikasi pemasaran yang melingkupi strategi komunikasi yang di dalamnya terdapat unsur-unsur komunikasi pemasaran berupa periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka, publisitas dan penjualan pos langsung dengan beberapa faktor penting yang mempengaruhinya yaitu : key factor analysis (SWOT), promotion, objektives, positioning, communication budget dan research and evaluation. Sehingga diketahui keefektifan komunikasi pemasaran yang dilakukan.41 Penjelasan mengenai indikator-indikator strategi komunikasi pemasaran pada bagan di atas adalah sebagai berikut : 1) Analisa faktor kunci (Key factor analysis). Menganalisa tentang kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakneses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). 2) Tujuan Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produknya. 3) Strategi Menganalisa strategi-strategi yang digunakan dalam mengkomunikasikan pemasaran produknya. 4) Pelaksanaan Menganalisa tentang pelaksanaan strategi promosi yang direncanakan terhadap produknya. 5) Anggaran Menganalisa berapa besar anggaran yang akan dikeluarkan dalam melaksanakan strategi pemasarannya. 41 Chriss Fill, Op.Cit, hal. 18 Komunikasi pemasaran bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan keberhasilan suatu usaha tetapi, merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan perusahaan. Cara yang ditempuh dalam memasarkan produk harus melihat dan memahami situasi dan kondisi pasar serta mampu menggunakan media yang tepat sebagai saluran komunikasi. Untuk menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan dan diharapkan lebih mudah tercapai, perusahaan dapat mempergunakan tehnik analisis SWOT yang terdiri dari kekuatan produk (strenghs), kelemahan produk (weakness), peluang atau kesempatan (opportunities) dan hambatan atau ancaman (threaths). SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor kekuatan dan kelemahan42: 1. Kekuatan (Strength) Adalah situasi internal perusahaan yang berupa kompetensi/kapabilitas sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan sebagai alternative untuk menangani peluang dan ancaman. 2. Kelemahan (Weakness) Adalah situasi internal perusahaan dimana kapabilitas sumber daya perusahaan sulit digunakan untuk menangani peluang dan ancaman. 3. Peluang (Opportunity) Adalah situasi eksternal perusahaan yang berpotensi menguntungkan. Perusahaan yang berada dalam satu industri yang sejenis secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. Misalnya 42 Tedjo Tripomo, Udan. Manajemen Strategi, Bandung Rekayasa Sains, 2005. ada segmen pasar tertentu yang belum dimasuki pasaing secara umum akan menjadi peluang bagi perusahaan yang berhasil melihat situasi tersebut. 4. Ancaman (Threat) Adalah situasi eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Perusahaan yang sejenis akan merasa dirugikan atau dipersulit bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. 2.5 Iklan Radio Isi siaran radio dan stasiun penyiaran sangat beragam. Stasiun radio pada umumnya memilik format dan gaya siaran. Ada format hiburan, format budaya, dan fomat berita. Kemudian ada gaya siaran populer dan ada gaya humor. Karena beragamnya radio dan jenis acaranya, membuat pendengar dapat menentukan pilihan stasiun dan acara yang disukai. Pilihan ini menjadikan pendengar radio memiliki segmentasi pasar yang relatif tegas dibanding media televisi. Pilihan yang berbeda pada setiap orang menjadikan radio sebagai media yang bersifat pribadi. Beriklan melalui radio memerlukan pengetahuan tentang pembagian waktu yang digunakan. Pembagian waktu pada radio berhubungan dengan banyaknya pendengar dan biaya beriklan. Umumnya radio mengudara dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 24.00. Pembagian waktu pada radio ada yang disebut drive time adalah waktu yang banyak pendengarnya, yaitu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 dan pukul 15.00 sampai pukul 19.00. waktu tersebut sering disebut Prime Time untuk pemasang iklan pada drive time umumnya lebih besar daripada waktu-waktu lainnya. Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih acara dan stasiun untuk memasang iklan adalah rating yang dikeluarkan oleh biro–biro penelitian. Rating adalah data yang menunjukkan sejauhmana acara atau stasiun tersebut merebut perhatian masyarakat. Pembelian waktu siaran radio dapat dibagi menjadi dua, yaitu 43 : 1. Network Membeli waktu siaran radio yang memakai jaringan dengan cakupan wilayah yang luas (nasional) 2. Spot Pembelian waktu siaran radio terbatas pada satu stasiun radio saja (lokal). Bagaimana sesungguhnya acara kerja iklan dalam melakukan kampanye periklanan menurut AD Farbey (1997;10) dalam bukunya How to Produce Succesful Advertising, pada dasarnya iklan berangkat dari tiga unsur, yaitu : a. Merumuskan dan mengidentifikasi khalayak sasaran b. Mendapatkan media iklan yang mampu menjangkau khalayak sasaran dan membeli ruang c. Mengisi ruang tersebut dengan pesan kepada khalayak, yaitu menulis merancang, dan menghasilkan pesas serta menyampaikannya.44 2.6 Sumber Pendapatan Radio Siaran Perusahaan radio siaran sebagai sebuah usaha yang memerlukan biaya untuk proses produksi siaran dalam mencari keuntungan. Melalui keuntungan radio siaran dapat berlangsung dengan baik. Ada dua sumber pendapatan radio siaran yaitu pembuatan spot iklan dan penjualan Airtime iklan. a. Penjualan Airtime Iklan Pemasukan iklan yang menggunakan airtime radio, baik berupa spot atau sponsor program. Pemasukan dari menjual airtime adalah pemasukan utama dari sebuah stasiun radio siaran swasta. Setiap penjualan airtime radio mempunyai harga yang 43 Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996, hal.114115 44 A Farbey, How to Produce Succesful Advertising. Jakarta;Gramedia Pustaka Utama, 1997 berbeda-beda dalam pemutaran spot dan biaya sponsor program yang ditetapkan oleh perusahaan radio. b. Pembuatan Spot Iklan Pembuatan spot iklan radio terkadang dibuat oleh radio yang akan memutar atau mengudarakan iklan tersebut. Biasanya iklan yang dibuat radio menggunakan pengisi suara penyiar yang dipilih sesuai karakter dari pesan produk sampai pembuatan produksi spot siap jadi untuk diudarakan. Pendapatan pembuatan spot iklan sebagai elemen pendukung dari pendapatan radio.45 Bentuk kerjasama antara lain radio dan pengiklan pada akhirnya memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Melalui biaya yang dikeluarkan pengiklan dalam membeli Airtime radio, pengiklan diuntungkan dari pesan iklan yang disiarkan sekaligus mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan atau mengalokasikan produk yang diiklankan.46 45 Audrey Smith & Dennis Kim, Fundamental Marketing Advertising;Theory Of Segmentation, Targeting, And Positioning.Edilburgh, Tahun 2001hal. 47 46 Onong Uchjana Effendy, Rdio Siaran Teori dan Praktek. Bandung:Mandar Maju, 1990, hal.123 BAB III METODOLOGI 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Artinya penelitian yang hanya menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala sosial atau kelompok tertentu. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan antar variabel atau menguji suatu hipotesis tetapi hanya menggambarkan karakteristik variabel berdasarkan jumlah jawaban responden terhadap masing-masing kategori jawaban (distribusi jawaban).47 Sifat penelitian ini berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gamabaran/penegasan suatu konsep atau gejalagejala untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan status subyek penelitian yang salah satu tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi secara rinci.48 Tujuan inilah yang akan diteliti penulis dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam terhadap orang-orang yang memiliki kapabilitas untuk menjelaskan tentang bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mencari klien untuk memasang iklan. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian dalam strategi pemasaran radio Elshinta FM yang berkaitan dengan upaya memperoleh klien untuk memasang iklan menggunakan studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih sesuai apabila pokok pertanyaan suatu 40 47 48 Wawan Ruswanto, dkk. Penelitian Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka 1995, hal.21 Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Otset, Jakarta 1990, hal.6 penelitian berkenaan dengan “bagaimana dan mengapa” (how & why), yaitu saat peneliti sedikit memiliki peluang mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, bilamana penelitian terletak pada fenomena masa kini (kontemporer), berdasarkan sifat penelitian yang deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif.49 Pendekatan kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata yang dikumpulkan dengan berbagai macam cara seperti observasi, wawancara, dokumen dan biasanya diproses sebelum siap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas.50 3.3. Teknik Pengumpulan Data Penulis membutuhkan sejumlah data yang mendukung baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang dalam hal ini radio Elshinta FM. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Penelitian deskriptif sumbernya berasal dari wawancara, catatan di lapangan, dan dokumen lainnya. 3.3.1 Data Primer Yakni dengan melakukan wawancara mendalam (In depth interview). Wawancara memdalam ini dilakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian serta data perusahaan yakni data dari kegiatan marketing komunikasi baik yang bersifat internal maupun eksternal seperti media internal, press release, web site dan data-data lainnya. 49 50 K.Yin Studi Kasus : Desain Dan Mode, PT Raja Grafindo, Jakarta 1996, hal.1 Matehw B. Miles, A Nichael Huberman, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta 1992, hal.15 3.3.2 Data Sekunder Pengumpulan data yang dapat dijadikan pelengkap guna melancarkan proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan judul, seperti makalah, buku-buku, majalah, dan lain sebagainya. Nara Sumber atau Key Informan Penentuan nara sumber dilakukan dengan memilih orang-orang yang dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikasi dari nara sumber pada penelitian ini yakni mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan. Adapun nara sumber tersebut yaitu : − Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM yakni Bapak Iwan Haryono − Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM yakni Bapak Arief Anditantyo − General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono 3.5. Definisi Konsep a. Strategi komunikasi pemasaran : yaitu merupakan perencanaan secara cermat mengenai kegiatan pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai produknya dan cara-cara yang dilakukan agar produk dari perusahaan tersebut bisa diterima dan tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan. b. Elshinta FM : Stasiun radio yang menghadirkan berita dan informasi secara berjaringan ke sejumlah wilayah di Indonesia selama 24 jam. c. Klien : Terdiri dari individu atau sebuah badan usaha yang menggunakan sebuah jasa untuk kepentingannya serta sebagai pemasukan wadah yang dipercayanya. d. Iklan : Komunikasi komersil dan non personal, tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kepada khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, direct mail (pengeposan secara langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum dan media lainnya. 3.6. Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah pada apa yang akan diteliti oleh peneliti, di mana dengan adanya fokus yang jelas dan mantap pada penelitian, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data yang akan dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan atau tidak perlu digunakan. Maka dalam penelitian ini fokus penelitian akan dijabarkan melalui strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM yaitu berdasarkan ruang lingkup indikatorindikator strategi komunikasi pemasaran meliputi beberapa hal, yaitu : 1) Analisa faktor kunci (Key factor analysis). Menganalisa tentang kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakneses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). 2) Tujuan Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produknya. 3) Strategi Menganalisa strategi-strategi yang digunakan dalam mengkomunikasikan pemasaran produknya. 4) Pelaksanaan Menganalisa tentang pelaksanaan strategi promosi yang direncanakan terhadap produknya. 5) Anggaran Menganalisa berapa besar anggaran yang akan dikeluarkan dalam melaksanakan strategi pemasarannya. Penjelasan mengenai langkah-langkah perencanaan pemasaran di atas adalah : 1. Melakukan Analisis Situasi Menganalisis tentang kekuatan (strength), kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh perusahaan, peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang ditimbulkan oleh trend dan situasi khalayak, pesaing, dan regulasi. 2. Menetapkan Tujuan atau Sasaran Dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Di samping itu, menetapkan tujuan dari strategi-strategi yang digunakan oleh radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan. 3. Menyusun Strategi dan Program Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, bagaimana pihak radio Elshinta FM pengambilan keputusan kemudian merancang strategi baik jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Melakukan Pelaksanaan Koordinasi dan Pengendalian pelaksanaan komunikasi pemasaran yang komprehensif seringkali meliputi berbagai strategi dan program. Disini tindakan pelaksanaan yakni mengimplementasi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio Elshinta FM. 3.7. Analisa Data Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah triangulasi di mana dalam triangulasi data, teknik yang digunakan adalah dengan membedakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.51 Dalam metode ini penulis mencoba untuk menganalisis kemudian menjabarkan fakta yang ada dengan terlebih dahulu melalui proses pengolahan didasarkan pada strategi komunikasi pemasaran di radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan. Setelah seluruh data diperoleh melalui teknik yang ditentukan, data-data tersebut dihimpun untuk dipelajari dan dianalisa secara deskriptif, kemudian dari hasil analisa tersebut maka dapat ditarik kesimpulan. Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, maka artinya semua data yang didapat dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan diolah menjadi data deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk membuat gambaran, deskripsi secara sistematik, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena-fenomena yang diteliti. 51 Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta 1996 hal 14 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Radio Elshinta FM Radio Elshinta FM merupakan stasiun radio yang bersifat lokal yakni segmentasinya hanya masyarakat kota besar diwilayahnya saja, hanya membahas informasi dan berita mengenai masyarakat yang ada diperkotaan, politik, ekonomi, profesi masyarakatnya, dan informasi–informasi lainnya. Namun dengan ditunjangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin canggih yakni peralatan broadcast dan entertainment seperti jaringan satelit dan internet, maka siaran Elshinta FM dapat diterima diberbagai kota besar di Indonesia. Radio Elshinta FM terfokus pada program berita dan informasi yang berkualitas, ketika pada saat yang bersamaan menjadi pusat perhatian masyarakat yang berkaitan. Salurannya akan memperkenalkan perubahan secara menyeluruh. Program–program berita yang berkualitas dan tepercaya dengan gaya penyajian program yang menarik, sehingga diharapkan akan menjadi acuan informasi masyarakat perkotaan baik di rumah, di jalan, maupun di kantor. Dilihat dari konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa Elshinta FM ini mempunyai segmentasi kelas sosial dan targeting ditujukan untuk kelas A dan B atau biasa disebut juga kelas menengah ke atas. 4.1.1. Tujuan dan Struktur Organisasi Radio Elshinta FM bertujuan untuk mengakses informasi terbaru kepada para pendengarnya dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui informasi atau berita berita yang berisi pengetahuan umum maupun pengetahuan personal. Radio Elshinta FM memilih jalur Talk And News dikarenakan untuk kepentingan komersil dan menjadikannya saluran berita dan informasi sebab jenis siaran Talk And News dapat memberikan informasi dan menjaring konsumen pada kalangan menengah ke atas. Struktur Organisasi Radio Elshinta FM Komisaris Direktur/ Penanggung jawab Pemimpin Redaksi Pemasaran Promosi Traffic SDM Keuangan Kabag Produksi Kabag Siaran AE Material Penata Audio Penyiar 4.1.2. Sarana Atau Fasilitas Radio Elsinta Radio Elshinta FM sebagai radio yang telah memiliki legalitas usaha dan termasuk dalam anggota PRSSNI (388-1/1999), tentunya memiliki fasilitas yang akan menunjang kegiatan radio Elshinta FM tersebut. Adapun fasilitas yang mendukung kegiatan (aktifitas) radio Elshinta FM tersebut yaitu : 1. Kendaraan operasional, seperti mobil dan motor 2. Kelengkapan studio, seperti mixer, tape siaran, mic siaran, pesawat telepon fixed online, dan ruangan studio. 3. Ruang produksi computerize 4. Ruang Rapat 5. Ruang Pemancar 6. Ruang diskotik (materi kaset siaran, seperti kaset iklan, kaset lagu dan lainlain) 7. Mesin TX 4.1.3. Program yang Disiarkan a. Penerangan Dari data klasifikasi siaran, menunjukkan bahwa program penerangan yang disiarkan di radio Elshinta 90 FM 24 jam setiap harinya. Pada setiap harinya mencapai 55 %, penerangan ini berisikan tentang berita sebanyak 93 %. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan keikutsertaaan radio Elshinta 90 FM dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi seputar kehidupan sehari-hari. b. Komersil Untuk menunjang keberadaan radio Elshinta 90 FM agar tetap berjalan, maka setiap acara yang akan disiarkan dipasarkan terlebih dahulu agar bisa dimasukkan (diselingi) iklan dalam acara tersebut, dengan demikian setiap acara megandung nilai jual (komersil ) tersendiri. Adapun klasifikasi siaran komersil sebanyak 15 %, Loose Spot 95 % dan pariwara 5 %. Untuk lebih jelasnya berikut keterangan mengenai format siaran radio Elshinta 90 FM : Format Siaran Radio Elshinta 90 FM Waktu Siar 24 jam non-stop Klasifikasi Siaran Penerangan : 20 % Berita : 90 % Layanan masyarakat : 10 % Komersil : 15 % Loose Spot : 95 % Pariwara : 5% Program 24 Jam Radio Elshinta WAKTU SENIN S/D MINGGU 05.00 - 06.00 BBC Siaran Indonesia 06.00 - 10.00 Elshinta News and Talk (Edisi Pagi) 10.00 - 16.00 Elshinta News and Talk (Edisi Siang) 16.00 - 20.00 Elshinta News and Talk (Edisi Sore) 20.00 - 20.30 BBC Siaran Indonesia 20.30 - 22.30 Elshinta News and Talk (Edisi Malam) 22.30 - 23.00 Elshinta VOA Interaktif 23.00 - 01.00 Diskusi Interaktif 01.00 - 05.00 Komentar, Opini dan Solusi (Komisi) Anda 4.2. Hasil Penelitian Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM dalam mencari klien pemasang iklan, dengan berdasarkan pedoman teoritis yang terdapat pada bab II dan rumusan masalah pada bab I. Pengamatan pada pelaksanaan di lapangan yang dirangkum dari hasil depth interview penulis dengan beberapa nara sumber yaitu Bapak Iwan Haryono sebagai pemimpin redaksi, Bapak Eddy Harsono selaku General Manager dan Bapak Arief Anditantyo sebagai Kepala bagian pemasaran yang dilakukan di radio Elshinta FM pada hari Sabtu 15 Agustus 2009 akan dipaparkan dalam beberapa sub bab yaitu : 4.2.1. Penentuan Strategi / Key Factor 4.2.1.1. Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) Teknik analisa SWOT ini digunakan untuk menganalisis sampai sejauh mana pihak radio Elshinta FM mampu melihat dari segala sisi yakni sebelum dan sesudah melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dalam mendapatkan klien pengiklan. Adapun kekuatan perusahaan dapat menjadi faktor pendukung tercapainya tujuan usaha dapat juga menunjang upaya pencapaian tujuan strategi pemasaran untuk pendapatkan pengiklan yang sudah dilancarkan pada target market. Sedangkan kelemahan perusahaan dapat dijadikan acuan supaya perencanaan dapat menjadi lebih sempurna. Menurut hasil wawancara penulis terhadap Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM yakni Bapak Arief Anditantyo mengenai analisa SWOT dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam memasang iklan, dijelaskannya sebagai berikut : “Untuk kekuatannya : program siaran yang dilakukan oleh radio kami adalah program berita atau informasi kepada pendengar yang merupakan salah satu radio berita terbaik di Indonesia. Program siaran kami bentuk untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat yang ingin mengetahui informasi selain dari media cetak ataupun media elektronik lain. Dari sinilah pihak sales dan marketing kami berani membuat dan menjual konsep program kami terhadap pengiklan” Sedangkan untuk weakness atau kelemahan dari Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo menjelaskan : “Pada waktu pihak kami melempar program siaran kami ke masyarakat, sungguh banyak animo masyarakat yang mendengarkannya. Tetapi dikarenakan jumlah pendengar radio yang terbatas kami coba mengatasinya dengan memberikan informasi atau berita yang cukup aktual. Dan hal tersebut ternyata belum mampu untuk menarik banyak sejumlah pengiklan yang akan bekerja sama dengan kami” Untuk Opportunities atau peluang dari Elshinta FM pada program komunikasi pemasarannya Bapak Arief Anditantyo pun menjelaskan : “Dengan memberikan informasi atau berita yang cukup aktual, maka hal ini merupakan suatu nilai jual yang baik bagi pihak kami terhadap pengiklan. Oleh karena itu, dengan menawarkan paket dan materi presentasi kepada pengiklan yang menurut kami potensial, maka iklan yang masuk pada program program acara kami akan mencapai kepada target penjualan” Sedangkan untuk Threat atau ancaman Saudara Arief Anditantyo menjelaskan : “Pada saat kami melakukan strategi komunikasi pemasaran terhadap program program siaran kami, kami menyadari ada beberapa stasiun radio lain yang memiliki konsep hampir serupa dengan stasiun kami. Hal tersebut merupakan tantangan bagi kami untuk melakukan hal yang maksimal dan terbaik sehingga ancaman dari program sejenis pada stasiun lain dapat diminimalis” Bila melihat kepada analisa SWOT yang didapat, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, pihak sales dan marketing selalu merencanakannya secara tepat dan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pemasukan iklan dan para pengiklan bisa dikatakan cukup baik walaupun belum mencapai target penjualan karena rating dan share juga cukup stabil tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Suatu komunikasi pemasaran dapat dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh khalayak sasaran dan membuat khalayak sasaran melakukan sesuatu sesuai dengan isi pesan yang akan disampaikan. 4.2.1.2. Segmentasi, Targetting, dan Positioning Berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam strategi pemasaran yaitu, segmentasi, targeting, positioning maka dalam penelitian ini dijelaskan bahwa segmentasi, targeting, dan positioning dari radio Elshinta FM seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo : “Kalau bicara segmentasi jelas bahwa radio informasi seperti kami adalah radio yang target pendengarnya adalah secara sosial ekonomi itu menengah umum hingga menengah ke atas, yang kalau asumsi kami kepada mereka, pengeluaran mereka sebulan itu, satu keluarga itu yaitu antara satu juta sampai dengan lima juta rupiah. Itu sudah terjawab Segmentasi, Targetting, dan Positioning.” Dari kutipan di atas maka dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM memiliki segmentasi dan targeting yang ditujukan untuk untuk kelas A dan B atau kelas menengah keatas dan menengah umum Karena mereka melihat bahwa berita dan wawancara / perbincangan itu identik dengan masyarakat menengah umum ke atas yang membutuhkan informasi. Sedangkan Positioning dari radio Elshinta FM adalah radio “News And Talk Indonesia” 4.2.2. Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Elshinta FM Masih berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo, penulis mendapat pembahasan mengenai langkah awal dan terbentuknya strategi komunikasi pemasaran, pemasang iklan dan juga target audience atau khalayak sehingga dapat menetapkan tujuan, sasaran dan pemasaran. Adapun penjelasan beliau adalah : “Adanya tujuan dan sasaran ini adalah melihat kepada penjabaran singkat mengenai objectivitas target audience maupun target market dan komunikasi pemasaran yang dilancarkan oleh pihak sales dan marketing kami. Menetapkan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai yakni dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tanpa adanya salah satu dari bagian ini, tidak akan berjalan dan maksud yang ingin dituju yaitu menjual spot iklan ke pemasang iklan tidak tercapai” Adapun tujuan atau sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran untuk mendapatkan pemasang iklan menurut Bapak Arief Anditantyo adalah : “Tujuan atau sasaran yang akan dicapai pada kegiatan pemasaran kami adalah berhasilnya program program yang sudah kami jalankan yang dapat diterima dihati masyarakat sebagai pendengar radio dan berhasilnya pencapaian target penjualan terhadap iklan-iklan yang masuk pada program kami” Jadi tujuan atau sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam memasang iklan yang pertama dilihat adalah program-program yang dilaksanakan sudah dapat diterima dihati para pendengar yang kemudian diharapkan tercapainya target penjualan terhadap iklaniklan yang masuk pada program siaran Elshinta FM yang sebelumnya dilihat kepada penjabaran singkat mengenai objectivitas target audience dan program tersebut. 4.2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran Hasil dari wawancara yang telah dilakukan penulis kepada Bapak Eddy Harsono selaku General Manager Radio Elshinta FM yang berkaitan dengan strategi yang dilakukan radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien untuk memasang iklan dapat dipaparkan sebagai berikut : “Sebenarnya secara umum strategi kami tetap menggunakan metode lama yang sebelumnya juga sering diterapkan terdahulu dalam menjaring pengiklan. Target iklan kami lebih banyak adalah klien-klien lama. Jadi kita tidak terlalu banyak kreatifitas ataupun metode untuk menjaring klien-klien baru.“ Berdasarkan kutipan di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam usaha mendapatkan klien untuk memasang iklan, radio Elshinta FM tidak banyak melakukan kreatifitas atau metode-metode khusus tertentu karena radio Elshinta FM sudah memiliki banyak klien-klien tetap sejak radio ini mulai mengudara, mereka hanya menjalankan program-program umum yang biasa dilakukan oleh radio Elshinta FM sebelumnya. Radio Elshinta FM menganggap metode-metode atau strategi yang biasa mereka lakukan sudah cukup berhasil dalam mendapatkan klien-klien untuk memasang iklan. Mengenai proses perencanaan dari riset hingga eksekusi pemasarannya, Bapak Eddy Harsono menjelaskan bahwa : “Kalau bicara proses, kami setiap tahun itu ada penelitian atau riset bagaimana sebenarnya habit pendengar kami. Ya…kebiasaan, apa yang sering pendengar lakukan perjam kalau bisa. Nah itu juga kita sadurkan dari data yang dikeluarkan oleh surveyer AC Nielsen.” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM mengandalkan hasil survey dari AC Nielsen untuk dapat mengetahui ranking-ranking semua radio dan berapa ranking dari radio Elshinta FM, pihak radio Elshinta FM juga selalu berusaha untuk mengetahui dan memahami bagaimana kebiasaan para pendengarnya agar radio Elshinta dapat selalu memenuhi kebutuhan dari para audiencenya dalam hal hiburan dan pengetahuan umum. Tujuan yang ingin dicapai radio Elshinta FM seperti yang dijelaskan oleh Bapak Eddy Harsono adalah : ”Sebenarnya kalau bicara tujuan ya…ada tujuan ideal dan tujuan komersial. Idealnya sih kami selalu ingin menjadikan diri kita sebagai radio yang paling banyak pendengarnya. Boleh dibilang sebagai trend setter tapi semua radio Informasi merasa dirinya trend setter kan…ya sudah lah… biar masyarakat saja yang menilai nomor satu siapa dan nomor dua siapa. Komersialnya lebih pada pendapatan iklan bulanan.” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh radio Elshinta FM ada dua, yang pertama tujuan radio Elshinta FM selalu ingin menjadi radio yang palng banyak pendengarnya yang juga dapat diartikan sebagai radio trend setter yang selalu membuat gaya penyajian baru di dunia informasi dan pendidikan. Tujuan yang kedua adalah tujuan komersial yaitu lebih kepada pendapatan iklan bulanan, artinya radio Elshinta menginginkan jumlah pemasukan iklan yang didapatkan oleh radio Elshinta FM itu sendiri, Karena pada realitanya rating yang didapatkan oleh radio Elshinta tidak sebanding dengan pemasukan iklan yang didapatnya atau tidak berdampak positif pada pendapatan iklan. Bapak Eddy Harsono menjelaskan bagaimana proses Elshinta FM mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu : “Kami selalu mengevaluasinya di akhir tahun. Jadi kami lihat bulan ini berapa, bulan ini berapa lalu kami rata-ratakan lalu dibandingkan dengan data tahun lalu, tahun sebelumya. Kemudian kami lihat juga dengan situasi dan kondisi misalnya di tahun 2004 itukan ada pemilu, itu tentu nilainya tidak bisa sama dengan tahun sebelumnya karena sikon pemilu itukan boleh dibilang mmm…event nasional ya dan itu konsekuensinya adalah memang iklan automatis itu meningkat , semua radio itu meningkat.” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa radio Elshinta FM dalam mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya adalah dengan cara melakukan evaluasi akhir tahun, yaitu dengan menghitung income tiap bulannya dalam satu tahun ini lalu di rata-ratakan dan dibandingkan dengan income yang di dapat dari tahun-tahun sebelumnya. Dari evaluasi tersebut yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari strategi yang dilakukan oleh radio Elshinta FM menuirut Bapak Eddy Harsono adalah : “Kami sih selalu iya … income itu… ya… income itu… soalnya yang real adalah income. Cuman kan kadang-kadang mmm… orang radio juga ada rasa idealismenya juga ngetop atau tidaknya. Kalau pengalaman sih… tetap pada bicara angka. Jadi pengalaman radio Elshinta itu iklannyq paling tinggi dalam setahun itu sudah sembilan digit” Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari strategi yang dilakukan oleh radio Elshinta FM adalah jumlah income yang di dapat tiap tahunnya. Contohnya jika income yang didapat dari tahun ini lebih besar dibandingkan dengan income tahun yang lalu, berarti strategi yang dilakukan oleh radio Elshinta FM dapat dikatakan berhasil. Peranan Account Executive dalam perencanaan hingga pelaksanaan strategi dalam mencari klien untuk memasang iklan di radio Elshinta FM seperti yang dijelaskan oleh Bapak Eddy Harsono adalah : ”Ini bicara idealnya… Account Executive adalah penghubung perusahaan radio dengan klien, idelanya begitu, tapi dalam realita sebenarnya Account Executive juga harus dapat mencari dan mendapatkan klien yang mau bekerja sama dan memasang iklan pada radio kami” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa peranan Account Executive dalam pelaksanaan strategi dalam mencari klien untuk memasang iklan di radio Elshinta FM adalah juga sebagai pencari iklan, selain berperan sebagai komunikator atau pembina hubungan antara radio Elshinta FM dengan klien pemasang iklan. Bapak Eddy Harsono menjelaskan bahwa Account Executive dalam mencari klien di radio Elshinta FM seperti yang dijelaskannya sebagai berikut : “Sebenarnya hubungan simbiosis mutualisme yang terjadi.. saling menguntungkan, saling mengisi. jadi kami selalu mengarahkan bahwa Account Executive dalam mencari klien adalah klien yang concern kepada spot untuk disiarkan dalam media radio, tetapi kadang klien itu yang mengarahkan iklannya ngin ditempatkan pada program yang mana..Jika sudah sampai pada posisi tersebut maka bukan Account Executive lagi yang take over, akan tetapi bagian promosi yang menindak lanjutinya. Jadi Account Executive itu sebatas mendapat informasi kemudian di tindak lanjuti. Itu yang ideal, yang kami lakukan.” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara beberapa divisi yang berkaitan dalam mencari klien di radio Elshinta FM adalah hubungan simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan dan saling mengisi antara satu divisi/ bagian dengan yang lainnya. Jika ada klien yang datang kepada Account Executive dan ingin mengajukan usul tertentu, maka Account Executive mengajukannya pada bagian promosi untuk di tindaklanjuti karena Account Executive pada radio Elshinta FM lebih memberikan perhatian atau lebih perduli kepada spot untuk disiarkan dalam media radio. Bapak Eddy Harsono, menjelaskan bahwa radio Elshinta FM memiliki klien tetap : “Kalau klien tetap, boleh dibilang kebanyakan klien tetap bukan klien yang baru-baru. yang cukup lama yang pasti seperti Signature Property, Agung Podomoro Group dan Bilad Tour itu klien lama.” Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa klien-klien tetap radio Elshinta FM adalah klien-klien lama yang sudah memiliki loyalitas tinggi dan bukan klienklien baru. Adapun beberapa klien-klien tersehut adalah Signature Property, Agung Podomoro Group dan Bilad Tour. Selanjutnya penulis menjabarkan pertanyaan kepada Bapak Arief Anditantyo selaku Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM yang menjadi nara sumber yaitu apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pengiklan, menurutnya adalah : ”Tentu saja ada kaitannya karena bila dilihat dari media dan pengertian marketing media maka akan muncul pemahaman mengenai media client. Didalam media client, terdapat yang namanya Mass media. Mass media ini terbagi atas dua, yaitu yang disebut dengan B2B (business to business) dan B2C (business to customer). Disini strategi yang digunakan oleh kami yakni dengan cara mengkomunikasikan melalui strategi komunikasi pemasaran pada produk-produk siaran kami, untuk kemudian dikemas dan dibuat sebagus mungkin sehingga program tersebut layak untuk dijual ke para pengiklan serta agar masyarakat pendengar radio juga awareness” Penulis kemudian menyimpulkan bahwa didalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, ada beberapa faktor yang saling berhubungan sehingga strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan yakni memasarkan program-progam acara siar kepada pengiklan. Jika tidak saling berhubungan, maka setiap pihak tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan iklan tidak dapat ditayangkan dan menyebabkan kerugian pada pihak radio karena tidak adanya pemasukan untuk perusahaan. Disamping adanya hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak baik dari sisi radio Elshinta FM sebagai komunikator maupun pihak klien atau agency sebagai komunikator, pihak Elshinta juga melihat bahwa didalam melakukan strategi komunikasi pemasaran yang dilancarkan, dibutuhkannya tekhnik analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat). Selanjutnya untuk hubungan radio Elshinta FM terhadap pengiklan dalam kegiatan komunikasi pemasaran seperti yang dikatakan Bapak Eddy Harsono : ”Mengenai target market kami, berhubungan dengan pihak sales dan marketing. Disini, hubungan antara pihak kami yang diwakili oleh account executive sebagai penghubung antara pihak agency maupun pihak advertiser. Jadi target market dari stasiun kami adalah mendapatkan pemasang iklan pada programprogram acara siar kami” Disini penulis mencoba menjelaskan bahwa agency adalah pihak yang menjualkan produk yang sudah berupa iklan, ke pihak media baik elektronik maupun cetak. Advertiser adalah pihak yang mempunyai produk untuk dibuatkan materi dan format iklannya oleh pihak agency dan nantinya iklan tersebut menjadi iklan yang siap dijual ke pihak media. Dalam strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM terhadap pengiklan pihak agency dan pihak advertiser saling berhubungan satu sama lain. Begitu pun halnya hubungan antara pihak agency dengan pihak radio. Hubungan antara pihak radio, agency dan advertiser harus terjalin dengan baik. Seperti yang dikatakan Bapak Eddy Harsono : ”Dengan melihat kepada hubungan antara pihak kami, agency dan advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh stasiun kami disini adalah dengan cara melakukan kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing di mana pihak kami yang berusaha menjual program siar kepada klien (pengiklan) sehingga para klien tertarik untuk memasukkan iklannya” Selanjutnya dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan dilakukan perencanaan media pada kegiatan komunikasi pemasaran. Perencanaan media ini begitu penting dilakukan agar tujuan dari kegiatan komunikasi pemasaran dapat tercapai seperti yang dikatakan Bapak Iwan Haryono selaku Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM : “Kami melihat kepada objective dari brand atau produknya. Objective disini maksudnya adalah untuk membangun dan mengembangkan kembali awareness dan produk itu sendiri. Setelah sekian lama kosong atau vakum, maka kami membuat perencanaan media, dimana dalam perencanaan media itu, kami pikir tidak memakai single medium karena fokusnya adalah menjangkau orang sebanyak-banyaknya dengan frekuensi tertentu” Dari penjelasan di atas dikatakan bahwa pihak Radio Elshinta FM sudah beberapa waktu tidak melakukan perencanaan media dalam beberapa kegiatan komunikasi pemasarannya. Sedangkan untuk proses dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pengiklan Bapak Iwan Haryono menjelaskan : ”Dengan melihat kepada hubungan antara pihak radio Elshinta, agency dan advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh kami disini adalah dengan cara melakukan kegiatan komunikasi pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing dimana bagian ini yang berusaha menjual program siar kami ke kliennya (pengiklan) sehingga para kliennya tertarik untuk memasukkan iklannya.” Dari penjelasan di atas didapatkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM yakni melalui tenaga sales dan marketing yang menjual atau menawarkan program siar terhadap pengiklan sehingga pengiklan dapat tertarik untuk memasang iklannya. Lalu bagaimana pengiklan yang didapatkan dari proses strategi komunikasi pemasaran tersebut, Bapak Iwan Haryono menjelaskan : “Setelah mengetahui beberapa paket yang dibuat oleh tim kami maka pihak account executive pada saat melakukan presentasi penjualan akan melakukan cara dan strategi sehingga waktu menawarkan program siar kami, akan menemui kemudahan didalam menarik para pengiklan atau pemasang iklan. Cara yang dilakukan oleh pihak sales yang diwakili oleh account executive dalam memasarkan program siar kami yakni dengan melalui cara mempresentasikan konsep program yang menarik kepada pihak klien atau agency. Jika dirasakan konsep tadi masuk atau sesuai dengan target audience dan program program kami tersebut maka diharapkan para pemasang iklan akan mengambil slot iklan yang ditawarkan” Hasil keterangan di atas menjelaskan bahwa account executive melakukan presentasi penjualan kepada pengiklan dan jika dirasakan konsep yang dijelaskan tadi sesuai dengan keinginan pengiklan maka diharapkan pemasang iklan akan mengambil slot iklan yang ditawarkan 4.3. Pembahasan Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran Radio Elshinta FM, maka dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam kepada nara sumber yaitu : Pemimpin Redaksi yakni Bapak Iwan Haryono, Kepala Bagian Pemasaran Bapak Arief Anditantyo dan Station Manager radio yakni Bapak Eddy Harsono Dimana diperoleh hasil penelitian bahwa didalam pengumpulan data-data mengenai pemasaran menjelaskan secara terperinci permasalahan yang menjadi objek penelitian dan menganalisa semua data penelitian yang didapat sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pemasang iklan. Ketika berbicara mengenai strategi komunikasi pemasaran, maka banyak hal yang saling berkaitan. Bagaimana strategi yang dilakukan, apa tujuan dan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan, alat pemasaran apa saja yang digunakan, pelaksanaan dan strategi komunikasi pemasaran sampai kepada kendala yang dihadapi ketika melakukan strategi komunikasi pemasaran tersebut. Dalam hal ini, penulis yang melakukan penelitian pada Radio Elshinta FM mencari apa yang menjadi ketertarikan untuk membahas permasalahan yang ada. Pemasaran yang dilakukan oleh pihak sales dan marketing dibawahi atau dinaungi oleh kepala divisi atau yang biasa disebut dengan Kepala Bagian Pemasaran yang yakni Bapak Arief Anditantyo. Adapun langkah yang dilakukan oleh Bapak Arief Anditantyo seperti meeting progress atau rapat mingguan. Rapat mingguan ini biasanya membahas mengenai sampai sejauh mana progress yang sudah dicapai oleh setiap account executive dan juga sales group head. Apakah penjualan spot iklan dan programnya sesuai dengan target penjualan dan mencapai angka penjualan yang ditentukan. Dari sini semua account executive, sales group head dan beberapa pihak marketing juga ikut dalam meeting progress tersebut. Dari sini akan ada harga jual program yang dikeluarkan dan biasanya ada penawaran dari pihak klien untuk paket-paket sponsor termasuk spot iklannya. Terkadang tidak semua permintaan-permintaan dari klien yang dipenuhi misalnya pihak klien mau iklannya masuk di first position atau minta tambahan- tambahan pada graphic commercial padahal budget yang mereka berikan tidak sesuai dengan penawaran yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Memasarkan program acara siar pada Radio Elshinta FM ini menggunakan alat bantu atau sales kit yang berupa paket proposal dan material presentasi, ditambah materi showreel program. Adanya permintaan paket showreel tergantung dari permintaan pihak klien. Bila pada saat akhir tahun atau hari raya pihak Elshinta akan mengeluarkan program-program berita unggulan dan program baru yang dijual ke pihak kilen. Tetapi bisa juga memfokuskan kepada program reguler yang sudah ada. Pengertian paket itu sendiri adalah kemasan jualan dengan kompensasi yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan daya tarik untuk membeli. Isi dari paket itu sendiri biayanya paket sponsor yang berupa kompensasi on air (inside spot, super impose, running text. dan lain-lain) dan juga off air benefit (booth atau product sampling, spanduk, umbul-umbul dan standing banner). Off air ini biasanya dilakukan dua bulan sebelum acara berlangsung. Sedangkan tujuan dari pesan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Radio Elshinta FM dalam mendapatkan klien pengiklan ini yakni agar target audience tertarik terhadap program-program siar sehingga adanya interest atau ketertarikan untuk memasang iklan. Selain itu untuk mendapatkan desire untuk terhadap pendengar sehingga akan berdampak pada rating tinggi. Rating tinggi akan membuat target market yakni pihak klien akan tertarik memasukkan iklannya sehingga mengakibatkan income yang masuk untuk perusahaan bisa mencapai target penjualan utau keuntungan maupun keuntungan dipihak klien bahwa adanya ketersesuaian bran dan iklan yang ditayangkan dengan segmen program yang dituju. Adanya target audience yang loyal juga mempengaruhi para pengiklan mau memasukkan brand dari iklannya disuatu program tertentu. Jadi kesesuaian brand iklan dengan programnya sangat berpengaruh sekali. Di sini penulis mencoba menjelaskan bahwa pihak sales dan marketing Radio Elshinta FM berusaha agar bisa melakukan hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan didalam memasarkan programprogram acaranya kepada pengiklan, karena tanpa itu semua para pengiklan tidak akan dapat mengetahui adanya program acara siar yang ada di Radio Elshinta FM. Di dalam melaksanakan kegiatan strategi komunikasi pemasaran ini, program yang ditawarkan harus diperhitungkan dengan teliti untuk menentukan jumlah segmen pasar yang dituju. Pasar yang dimaksud adalah target audience. Target audience dari segi program acara siar, sedangkan target marketnya adalah para pemasang iklan. Dengan menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif maka pihak perusahaan dapat meningkatkan hasil penjualan pengalaman, dapat meningkatkan pemasang iklan dan menjaga hubungan yang baik dengan para pengiklan tersebut. Untuk lebih melancarkan kegiatan strategi komunikasi pemasaran, maka pihak Radio Elshinta FM menggunakan kegiatan pemasaran atau promotion mix melalui personal selling antara perusahaan dengan konsumen baik secara perorangan maupun kelompok. Tujuan semua usaha pemasaran adalah menambah penjualan yang menguntungkan dengan menawarkan pemenuhan kebutuhan dalam jangka panjang. Penjualan personal atau personal selling merupakan cara promosi paling penting dalam mencapai tujuan. Penjualan personal terdiri dari komunikasi individual personal dan ini berlawanan dengan komunikasi massa non personal yang berbentuk periklanan, promosi penjualan dan cara- cara komunikasi lainnya. Didalam melaksanakan personal selling hendaknya ada sesuatu yang wajar, dalam arti para pelaku personal selling benar-benar menguasai produk yang ditawarkan, dan selain itu juga hindarkan percakapan yang bertele-tele sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan bagi para calon konsumen yang mendengarkan.3 Personal selling atau penjualan secara personal adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung, artinya penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face).4 Sifat dan personal selling dapat dikatakan lebih luwes, karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli dan bukan hanya itu tenaga penjual juga dapat 3 4 Arif Isnaini, Model dan Strategi Pemasaran, NTP Press, Mataram 2005 hal 47 Sutisna, Op. Cit hal 311 segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penjualan sehingga dapat mengadakan penyesuian-penyesuaian pada saat itu juga. Jadi personal selling merupakan salah satu metode promosi untuk mencapai tujuan perusahaan dan usaha ini merupakan satu usaha yang memerlukan lebih banyak tenaga penjual. Dalam kenyataannya, personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lainnya. Penting untuk diketahui, didalam personal selling yang dilakukan oleh account executive yang harus dikuasai oleh adalah smart dan rasional (menguasai product knowledge) mengenal program yang ditawarkan, good planner dalam memasarkan produk-produk yang berupa program ke klien dan yang paling penting dari semuanya adalah adanya good team work yang solid dan bagus. Tanpa adanya kerjasama yang baik dan berbagai pihak, suatu program itu mungkin tidak akan berhasil diwujudkan. Langkah-langkah yang diperlukan pihak sales dan marketing Radio Elshinta FM agar para pengiklan atau klien mau memasang iklannya di program acara siarnya, adalah adanya jaminan bahwa rating program acara siar pada Radio Elshinta FM ini menarik dan para pengiklan dapat diuntungkan terhadap produk yang diiklankan. Selain itu, yang perlu dperhatikan adalah tidak semua produk cocok dimasukkan kedalam suatu program tertentu, dikarenakan dari pihak kliennya itu sendiri maupun dari segi produknya yang mungkin hanya cocok untuk target market tertentu. Biasanya kalau suatu program itu ratingnya bagus meski kita tidak menghubungi klien, pihak klien sendiri yang menghubungi pihak media broadcast atau penyiaran. Kenapa demikian, ini dikarenakan media broadcast atau penyiaran adalah wadah atau tempat untuk para pemasang iklan atau klien mempromosikan produknya supaya dikenal luas oleh khalayaknya atau audience yang menjadi konsumen. Jadi, penulis melihat kepada pernyataan nara sumber bahwa dengan melihat kepada rating, share, target market dan programnya itu sendiri maka para pemasang iklan dapat memasangkan iklannya dengan terlebih dahulu melakukan sebuah survey untuk produknya supaya nantinya tidak mengalami kerugian pada saat memasukkan spot iklannya. Kegiatan strategi komunikasi pemasaran lain yang digunakan oleh pihak Radio Elshinta FM yakni dengan menggunakan promo program. Sebuah promo radio adalah suatu spot yang menawarkan atau menjual program ataupun image stasiun radio yang bersangkutan. Fungsi sebuah promo yang utama adalah mengajak pendengar untuk mendengarkan program siar yang dimaksud. Program unggulan diharapkan dapat mendulang rating yang setinggi tingginya. Ini alasan utama adanya promo program yang dibuat dalam beberapa versi, gunanya untuk mengangkat performa Radio Elshinta FM melalui rating dan juga share. Bila melihat dan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa didalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran, penting untuk melakukan tahap demi tahap sehingga kesemuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan tujuan akhir yaitu keberhasilan didalam memasarkan program-program acara siar. Sebaiknya dalam melakukan strategi pemasaran perlu juga pihak account execvtive melakukan komunikasi yang tepat dan juga efektif sehingga para pemasang iklan tahu maksud dan pesan dari strategi yang dilancarkan. Melalui teknik-tekhnik persuasi yang tepat, diharapkan para klien dapat memasukkan iklannya sesuai dengan program dan spot iklan yang telah dipiIih dan pihak radio sebagai media yang menayangkan iklan-iklan tersebut mendapatkan pemasukkan dari keuntuugan dan pemasukkan. Dari sini bisa kita lihat, bahwa karena adanya kebutuhan dari kedua belah pihak baik pihak pengiklan maupun pihak radio yang sama-sama saling membutuhkan, oleh karena itulah bisa disebut dengan win-win solution. Keberhasilan dan strategi yang dilancarkan pada klien, tidak terlepas dari peran penting sebuah komunikasi pemasaran atau biasa disebut juga dengan sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak produsen dengan konsumennya dalam menyampaikan informasi tentang produk yang berupa program-program acara siar pada Radio Elshinta FM agar diketahui baik ke pihak klien atau pemasang iklan maupun pendengar atau target audiencenya dan bagaimana cara yang ditempuh itu berhasil dilakukan yaitu dengan membuat suatu perencanaan baik dari segi pemasarannya maupun dari pelaksanaan strategi komunikasi pemasarannya. Bila dilihat dari sisi media yaitu melalui pihak pengiklan, penulis bisa menyimpulkan bahwa kaitan antara pihak pengiklan dengan pihak Radio Elshinta 90 FM sangatlah terkait. Satu sama lain saling membutuhkan. Pihak pengiklan membutuhkan media untuk dapat menayangkan produk iklannya, sedangkan pihak Radio Elshinta FM membutuhkan iklan untuk dapat menjadi pemasukan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Selain menyampaikan informasi mengenai produk, pihak Radio Elshinta FM sebagai komunikator harus mengetahui apa yang menjadi human interest (keinginan dari sisi manusia) maupun kebutuhan (needs) dan pihak klien atau pengiklan sebagai konsumen dimana dan kebutuhan yang diinginkan bisa didapat yakni penjualan spot iklan yang mencapai target dan program yang diterima oleh pendengar sebagai khalayaknya. Langkah awal dalam mengembangkan program pemasaran strategis adalah menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dicapai dan seluruh strategi pemasaran yang digunakan untuk setiap produk yang dipasarkan. Strategi komunikasi pemasaran merupakan perencanaan secara cermat dan sistematis mengenai kegiatan pemasaran keberadaan suatu produk dipasaran agar tercapainya sasaran atau tujuan yang dicapai. Strategi pemasaran bertujuan untuk menunjukkan pendekatan pemasaran yang hendak digunakan untuk mencapai sasaran rencana. Agar kegiatan strategi komunikasi ini berjalan dengan lancar, maka dibutuhkannya juga strategi melalui kegiatan personal selling. Kesemuanya ini tidak bisa dilakukan oleh satu bagian saja, tetapi dibantu oleh bagian-bagian lain yang terkait seperti program, riset, master on air, promo (promo on air dan off air) maupun public relations (konfrensi pers dan publisitas). Dalam menentukan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan dan diharapkan agar lebih mudah tercapai maka perusahaan dapat menggunakan analisa SWOT (key factor analysis) untuk mengetahui bagaimana kekuatan program acara siar yang dimiliki Radio Elshinta FM, kelemahan, peluang atau kesempatan maupun ancaman yang harus dihadapi didalam memecahkan masalah yang terjadi ketika membuat perencanaan terhadap program tersebut. Selain melihat kepada analisa SWOT, Radio Elshinta FM harus bisa melihat kenyataan bahwa didalam menawarkan program-programnya ke klien juga perlu diperhatikan baik dari segi kebutuhan maupun apa yang menjadi keinginan baik dari klien sebagai target marketnya maupun dari pendengar sebagai target audiencenya yang mendengarkan program siar dari Radio Elshinta FM. Kalau tidak, pihak perusahaan akan kehilangan klien yang potensial dan mungkin ini akan merugikan pihak Radio Elshinta FM itu sendiri. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam memasang iklan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap narasumber dengan melakukan indepth interview dan mengumpulkan data-data tertulis dari Radio Elshinta FM maka dapat disimpulkan : 1. Tahapan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta FM sangat sederhana yaitu Key Factor Analysis, Positioning, tujuan strategi komunikasi pemasaran dan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi, Radio Elshinta FM tidak melakukan kreatifitas atau metode-metode khusus tertentu dalam mendapatkan klien, strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan emosional dan personal kepada pihak-pihak yang paling berpengaruh atau yang berkepentingan seperti manager iklan di biro iklan. 2. Radio Elshinta FM lebih menitikberatkan pada iklan/produk yang bersifat nasional bukan lokal karena Radio Elshinta sudah memiliki klien-klien tetap dan loyal. Kebanyakan klien tetap Radio Elshinta FM adalah dari Advertising Agency dan produsen yang sudah memiliki nama atau kredibilitas yang tinggi dimata konsumen jadi Radio Elshinta FM tidak pernah khawatir untuk kehilangan klien. Radio Elshinta FM lebih mengutamakan kebutuhan klien dibandingkan kebutuhan audience karena income Radio Elshinta FM ditentukan dari banyaknya iklan yang masuk. 3. Radio Elshinta FM mengatur penempatan iklan pada jam prime time maksimal 8 menit perjam dan pada regular time maksimal 10 menit perjam. Hal ini dilakukan guna menghindari rasa jenuh atau bosan dari audience akan banyaknya iklan yang diputar, manfaat yang didapatkan klien adalah iklan atau pesan promosi yang diputar dapat tersaji dengan lebih optimal, sedangkan manfaat yang didapatkan Radio Elshinta FM adalah program acara yang disiarkan dapat lebih lama durasinya tanpa terpotong banyak iklan dan memiliki isi lebih banyak. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirangkum peneliti, maka peneliti dapat memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Radio Elshinta 90 FM. 1. Proses strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Radio Elshinta FM dari tahun 2005 hingga tahun 2009 ternyata selalu sama dan tidak ada perubahan, dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, Radio Elshinta FM hanya menggunakan Personal Selling, Public Relation, Sales Promotion untuk menjaring klien pemasang iklan. Radio Elshinta FM dapat lebih baik jika dilakukan perubahan seperti dengan menggunakan Strategi Komunikasi Pemasaran dari Chris Fill, agar target audience dan tujuan yang ingin dicapai oleh Radio Elshinta FM mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat menjaring klien pemasang iklan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. 2. Radio Elshinta FM sebagai Market Nicher akan lebih baik jika lebih jeli dan serius dalam memanfaatkan dan menggarap celung / ruang yang ada di pasar dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran agar Radio Elshinta FM dapat memiliki potensi untuk berkembang, memiliki keterampilan dan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan celung pasar tersebut secara efektif dan mampu membela diri dari serangan kompetitor pasar dengan membina ”goodwill” atas produk/program acaranya sehingga klien pemasang iklan merasa lebih tertarik untuk memasang iklan di Radio Elshinta FM. DAFTAR PUSTAKA George Gerbner “Mass Media and Human Communication, 1979, hal.43 John Dimmick dan Eric Rothenbuhler, The Theory Of Niche:Quantifying Competition Among Media Industries, Journal Of Communication, Winter 1984, hal.103 Sasa Djuarsa Sendjaja, Jurnal 5 & 6 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Gramedia pustaka Utama 1993, hal.57 Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal.121 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori Dan Praktek, Bandung : PT.Mandiri Maju, 1991, hal.60 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, 1966, hal.16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal.54 – 55 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran ; Teori dan Praktek, Mandiri Maju, hal.2 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targetting dan Positioning, PT Gramedia Pustaka Utama, hal.51 Jakarta 2001 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prenhalindo, hal.8, Jakarta 1997 Philip Kotler & Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I hal.6 Lawrence R. Jauch & William F Gieck, Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996 hal.12 Freddy Rangkuti, Flexible Marketing, teknik agar tetap tumbuh dalam situasi bisnis yang bergejolak dan analisa kasus, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004, hal.131 - 132 Chris Fill, Marketing Communication : framework; theories and application, pretince hall 1995, hal.18 Sutisna, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, PT.Remaja Rosdakarya Bandung 2001, hal.258 - 259 Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996, hal.114 – 115 A Farbey, How To Produce Successful Advertising. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama, 1997 Wawan Ruswanto, dkk. Penelitian Komunikasi, Jakarta; Universitas Terbuka 1995, hal.21 Sumanto, Metode Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Andi Otset, Jakarta 1990, hal.6 K,Yin Studi Kasus : Desain Dan Mode, PT Raja Grafindo, Jakarta 1996, hal.1 Mathew B. Miles, A Nichael Huberman, Analisa Data Kualitatif, UI Press, Jakarta 1992, hal.15 PEDOMAN WAWANCARA Dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo : 1. Apa tujuan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM ? 2. Bagaimana dasar penetapan tujuan atau sasaran tersebut ? 3. Bagaimana analisa SWOT diterapkan pada kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan ? 4. Apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan ? 5. Bagimana target market atau target audience dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut ? Dengan General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono : 1. Bagaimana strategi dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio Elshinta FM ? 2. Bagaimana proses perencanaan dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut ? 3. Apakah pihak radio Elshinta FM melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan strategi komunikasi pemasaran ? 4. Tujuan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi pemasaran dalam mendapatkan klien pengiklan ? 5. Bagaimana radio Elshinta FM mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya ? 6. Bagaimana peranan Account Executive dalam kegiatan strategi komunikasi pemasaran dalam mencari klien untuk memasang iklan ? 7. Bagaimana radio Elshinta FM menjalin hubungan dengan pihak pengiklan dalam kegiatan komunikasi pemasaran ? 8. Apakah radio Elshinta FM memiliki klien tetap ? Dengan Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM Bapak Iwan Haryono : 1. Bagaimana perencanaan media dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio Elshinta FM ? 2. Bagaimana proses dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak radio Elshinta FM dalam memasarkan program siarnya ? 3. Bagaimana klien / iklan yang didapatkan dari proses strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ? 4. Bagaimana penyesuaian produk yang diiklankan pada program siar radio Elshinta FM dengan Target Audience dan segmentasi pasar ? 5. Bagaimana proses perencanaan hingga evaluasi terhadap pihak klien / pengiklan didalam komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ? HASIL WAWANCARA Dengan Kepala Bagian Pemasaran Radio Elshinta FM Bapak Arief Anditantyo : 6. T : Apa tujuan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM ? J : Tujuan atau sasaran yang akan dicapai pada kegiatan pemasaran kami adalah berhasilnya program program yang sudah kami jalankan yang dapat diterima dihati masyarakat sebagai pendengar radio dan berhasilnya pencapaian target penjualan terhadap iklan-iklan yang masuk pada program kami 7. T : Bagaimana dasar penetapan tujuan atau sasaran tersebut ? J : Adanya tujuan dan sasaran ini adalah melihat kepada penjabaran singkat mengenai objectivitas target audience maupun target market dan komunikasi pemasaran yang dilancarkan oleh pihak sales dan marketing kami. Menetapkan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai yakni dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tanpa adanya salah satu dari bagian ini, tidak akan berjalan dan maksud yang ingin dituju yaitu menjual spot iklan ke pemasang iklan tidak tercapai 8. T : Bagaimana peluang, kekuatan dan kelemahan tersebut / analisa SWOT diterapkan pada kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan ? J : Untuk kekuatannya : program siaran yang dilakukan oleh radio kami adalah program berita atau informasi kepada pendengar yang merupakan salah satu radio berita terbaik di Indonesia. Program siaran kami bentuk untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat yang ingin mengetahui informasi selain dari media cetak ataupun media elektronik lain. Dari sinilah pihak sales dan marketing kami berani membuat dan menjual konsep program kami terhadap pengiklan Untuk kelemahannya pada waktu pihak kami melempar program siaran kami ke masyarakat, sungguh banyak animo masyarakat yang mendengarkannya. Tetapi dikarenakan jumlah pendengar radio yang terbatas kami coba mengatasinya dengan memberikan informasi atau berita yang cukup aktual. Dan hal tersebut ternyata belum mampu untuk menarik banyak sejumlah pengiklan yang akan bekerja sama dengan kami. Untuk peluang dengan memberikan informasi atau berita yang cukup aktual, maka hal ini merupakan suatu nilai jual yang baik bagi pihak kami terhadap pengiklan. Oleh karena itu, dengan menawarkan paket dan materi presentasi kepada pengiklan yang menurut kami potensial, maka iklan yang masuk pada program program acara kami akan mencapai kepada target penjualan Dan untuk ancaman…pada saat kami melakukan strategi komunikasi pemasaran terhadap program program siaran kami, kami menyadari ada beberapa stasiun radio lain yang memiliki konsep hampir serupa dengan stasiun kami. Hal tersebut merupakan tantangan bagi kami untuk melakukan hal yang maksimal dan terbaik sehingga ancaman dari program sejenis pada stasiun lain dapat diminimalis 9. T : Apakah ada kaitannya antara marketing dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM untuk mendapatkan klien dalam pemasang iklan ? J : Tentu saja ada kaitannya karena bila dilihat dari media dan pengertian marketing media maka akan muncul pemahaman mengenai media client. Didalam media client, terdapat yang namanya Mass media. Mass media ini terbagi atas dua, yaitu yang disebut dengan B2B (business to business) dan B2C (business to customer). Disini strategi yang digunakan oleh kami yakni dengan cara mengkomunikasikan melalui strategi komunikasi pemasaran pada produk-produk siaran kami, untuk kemudian dikemas dan dibuat sebagus mungkin sehingga program tersebut layak untuk dijual ke para pengiklan serta agar masyarakat pendengar radio juga awareness 10. T : Bagaimana segmentasi sasaran dari kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan radio Elshinta FM ? J : Kalau bicara segmentasi jelas bahwa radio informasi seperti kami adalah radio yang target pendengarnya adalah secara sosial ekonomi itu menengah umum hingga menengah ke atas, yang kalau asumsi kami kepada mereka, pengeluaran mereka sebulan itu, satu keluarga itu yaitu antara satu juta sampai dengan lima juta rupiah. Itu sudah terjawab Segmentasi, Targetting, dan Positioning Dengan General Manager Radio Elshinta FM yakni Eddy Harsono : 11. T : Bagaimana strategi dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio Elshinta FM ? J : Sebenarnya secara umum strategi kami tetap menggunakan metode lama yang sebelumnya juga sering diterapkan terdahulu dalam menjaring pengiklan. Target iklan kami lebih banyak adalah klien-klien lama. Jadi kita tidak terlalu banyak kreatifitas ataupun metode untuk menjaring klien-klien baru. Dengan melihat kepada hubungan antara pihak kami, agency dan advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh stasiun kami disini adalah dengan cara melakukan kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing di mana pihak kami yang berusaha menjual program siar kepada klien (pengiklan) sehingga para klien tertarik untuk memasukkan iklannya. 12. T : Apakah pihak radio Elshinta FM melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan strategi komunikasi pemasaran ? J : Kalau bicara proses, kami setiap tahun itu ada penelitian atau riset bagaimana sebenarnya habit pendengar kami. Ya…kebiasaan, apa yang sering pendengar lakukan perjam kalau bisa. Nah itu juga kita sadurkan dari data yang dikeluarkan oleh surveyer AC Nielsen 13. T : Tujuan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi pemasaran dalam mendapatkan klien pengiklan ? J : Sebenarnya kalau bicara tujuan ya…ada tujuan ideal dan tujuan komersial. Idealnya sih kami selalu ingin menjadikan diri kita sebagai radio yang paling banyak pendengarnya. Boleh dibilang sebagai trend setter tapi semua radio Informasi merasa dirinya trend setter kan…ya sudah lah… biar masyarakat saja yang menilai nomor satu siapa dan nomor dua siapa. Komersialnya lebih pada pendapatan iklan bulanan. 14. T : Bagaimana radio Elshinta FM mengevaluasi hasil dari strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya ? J : Kami selalu mengevaluasinya di akhir tahun. Jadi kami lihat bulan ini berapa, bulan ini berapa lalu kami rata-ratakan lalu dibandingkan dengan data tahun lalu, tahun sebelumya. Kemudian kami lihat juga dengan situasi dan kondisi misalnya di tahun 2004 itukan ada pemilu, itu tentu nilainya tidak bisa sama dengan tahun sebelumnya karena sikon pemilu itukan boleh dibilang mmm…event nasional ya dan itu konsekuensinya adalah memang iklan automatis itu meningkat , semua radio itu meningkat. Kami sih selalu iya … income itu… ya… income itu… soalnya yang real adalah income. Cuman kan kadang-kadang mmm… orang radio juga ada rasa idealismenya juga ngetop atau tidaknya. Kalau pengalaman sih… tetap pada bicara angka. Jadi pengalaman radio Elshinta itu iklannyq paling tinggi dalam setahun itu sudah sembilan digit 15. T : Bagaimana peranan Account Executive dalam kegiatan strategi komunikasi pemasaran dalam mencari klien untuk memasang iklan ? J : Ini bicara idealnya… Account Executive adalah penghubung perusahaan radio dengan klien, idelanya begitu, tapi dalam realita sebenarnya Account Executive juga harus dapat mencari dan mendapatkan klien yang mau bekerja sama dan memasang iklan pada radio kami 16. T : Bagaimana radio Elshinta FM menjalin hubungan dengan pihak pengiklan dalam kegiatan komunikasi pemasaran ? J : Sebenarnya hubungan simbiosis mutualisme yang terjadi.. saling menguntungkan, saling mengisi. jadi kami selalu mengarahkan bahwa Account Executive dalam mencari klien adalah klien yang concern kepada spot untuk disiarkan dalam media radio, tetapi kadang klien itu yang mengarahkan iklannya ngin ditempatkan pada program yang mana..Jika sudah sampai pada posisi tersebut maka bukan Account Executive lagi yang take over, akan tetapi bagian promosi yang menindak lanjutinya. Jadi Account Executive itu sebatas mendapat informasi kemudian di tindak lanjuti. Itu yang ideal, yang kami lakukan. Mengenai target market kami, berhubungan dengan pihak sales dan marketing. Disini, hubungan antara pihak kami yang diwakili oleh account executive sebagai penghubung antara pihak agency maupun pihak advertiser. Jadi target market dari stasiun kami adalah mendapatkan pemasang iklan pada program-program acara siar kami 17. T : Apakah radio Elshinta FM memiliki klien tetap ? J : Kalau klien tetap, boleh dibilang kebanyakan klien tetap bukan klien yang baru-baru. yang cukup lama yang pasti seperti Signature Property, Agung Podomoro Group dan Bilad Tour itu klien lama Dengan Pemimpin Redaksi Radio Elshinta FM Bapak Iwan Haryono : 18. T : Bagaimana perencanaan media dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh radio Elshinta FM ? J : Kami melihat kepada objective dari brand atau produknya. Objective disini maksudnya adalah untuk membangun dan mengembangkan kembali awareness dan produk itu sendiri. Setelah sekian lama kosong atau vakum, maka kami membuat perencanaan media, dimana dalam perencanaan media itu, kami pikir tidak memakai single medium karena fokusnya adalah menjangkau orang sebanyak-banyaknya dengan frekuensi tertentu 19. T : Bagaimana proses dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak radio Elshinta FM dalam memasarkan program siarnya ? J : Dengan melihat kepada hubungan antara pihak radio Elshinta, agency dan advertiser, maka strategi yang dilakukan oleh kami disini adalah dengan cara melakukan kegiatan komunikasi termasuk pemasaran yaitu melalui bagian sales dan marketing di mana pihak ini yang berusaha menjual program siar kami ke kliennya (pengiklan) sehingga para kliennya tertarik untuk memasukkan iklannya. 20. T : Bagaimana klien / iklan yang didapatkan dari proses strategi komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ? J : Setelah mengetahui beberapa paket yang dibuat oleh tim kami maka pihak account executive pada saat melakukan presentasi penjualan akan melakukan cara dan strategi sehingga waktu menawarkan program siar kami, akan menemui kemudahan didalam menarik para pengiklan atau pemasang iklan. Cara yang dilakukan oleh pihak sales yang diwakili oleh account executive dalam memasarkan program siar kami yakni dengan melalui cara mempresentasikan konsep program yang menarik kepada pihak klien atau agency. Jika dirasakan konsep tadi masuk atau sesuai dengan target audience dan program program kami tersebut maka diharapkan para pemasang iklan akan mengambil slot iklan yang ditawarkan 21. T : Bagaimana penyesuaian produk yang diiklankan pada program siar radio Elshinta FM dengan Target Audience dan segmentasi pasar ? J : Secara konten dari produk tersebut adalah relevan antara target audience (sasaran khalayak) dengan program siarnya karena program, dan bila dilihat dari segmentasi pasar maka pihak pengiklan yang akan memasang iklan akan melihat kepada Target Audience Rating Point. Setelah melihat kepada Target Audience Rating Point dapat diambil hasil research-nya yaitu seberapa besar loyalitas audience terhadap program yang disiarkan. Kalau angka dari research tadi tinggi, ini berarti menunjukkan bahwa audience mempunyai loyalitas terhadap program tersebut dan itu yang nantinya dipilih oleh pihak pengiklan agar media plan yang mereka buat menjadi lebih efektif. 22. T : Bagaimana proses perencanaan hingga evaluasi terhadap pihak klien / pengiklan di dalam komunikasi pemasaran radio Elshinta FM ? J : Pertama yang dilakukan adalah melakukan analisa competitor. Setelah menganalisa competitor, kemudian melakukan perencanaan media secara objective dan merekomendasikan ke klien. Jika klien telah setuju baru pihak agency melakukan eksekusi terhadap produknya bila hasil sudah didapat kemudian tahap selanjutnya menganalisa kembali apakah hasil yang didapat sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Tahap evaluasi di sini yakni apakah perencanaan yang sudah dibuat dengan eksekusi yang dilakukan sudah seimbang dan sesuai dengan harapan dan klien tersebut. Jika ada temuan baru berupa ide atau tambahan-tambahan lain, kembali didiskusikan ke klien Data Perusahaan Nama Perusahaan Merek (Nama di Udara) Format Siaran Frekuensi Waktu Siaran Alamat Kantor & Studio Telepon Fax E-mail Website Merek & Logo Terdaftar Jaringan(Networking) Sistem Jaringan Siaran Radio Jaringan Utama Radio Jaringan Anggota : : : : : : : : : : : PT. RADIO ELSHINTA Elshinta News and Talk News & Talk 90 FM Jl. Joglo Raya No. 70, Jakarta 11640 021-5869000 (Hunting) 021-5859000 [email protected] www.elshinta.com : CBO (Centralizing Broadcast Operations) : Elshinta Bandung 89.3 FM Elshinta Tegal 99.9 FM Elshinta Semarang 91 FM Elshinta Surabaya 97.6 FM Elshinta Medan 93.2 FM Elshinta Lampung 88.5 FM Elshinta Palembang 103.7 FM : Contact Person Penanggungjawab : COO & Chief Editor CFO & CAO Station & Network Mgr Sales & Marketing Mgr : : : : Wahyu Adhitama ([email protected]) Iwan Haryono ([email protected]) Stephanus HT ([email protected]) Eddy Harsono ([email protected]) Arief Anditantyo ([email protected]) Program Siaran Acara Utama (Umbrella) : "Elshinta News and Talk", Setiap hari 24 Jam Nonstop Sub Acara : "Diskusi Interaktif", Setiap hari, pkl. 23.00-01.00 WIB "Komentar Opini dan Solusi (Komisi) Anda", Setiap hari, pkl. 01.00-05.00 WIB "BBC Siaran Indonesia", Setiap hari, pkl. 05.00-06.00, 18.00-18.15 WIB, dan 20.00-20.30 WIB "Elshinta VOA Interaktif", Setiap hari, pkl. 22.30-23.00 WIB Corporate Social Responsibility (CSR Program) : "Elshinta Peduli Kemanusiaan" melalui rekening BCA Daan Mogot dan BII Intercon Kebon Jeruk. Membantu korban bencana alam dan musibah. Membantu meringankan beban kehidupan kaum miskin (Pejuang Kemerdekaan, Anak-anak Jalanan/Tidak Mampu) yang sering menjadi obyek pemberitaan media. Piagam Penghargaan : 1 The Radio Program Award dari The Friedrich-Naumann-Stiftung, 2000 2 Adam Malik Award dari Menteri Luar Negeri RI, tahun 2002 3 Rekor Muri untuk Elshinta Peduli dari Museum Rekor Indonesia, 2002 4 Peduli Arsip Award dari Arsip Nasional Republik Indonesia, 2004 5 Mina Bahari Press Award dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI, tahun 2004, 2005 & 2006 6 PWI Jaya Award, 2005 7 Penghargaan dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, tahun 2006 dan masih banyak lagi… Tahun 2009 SPOT / ADLIBS Prime Time Regular I Regular II Durasi (60 sec) 05.00 - 10.00 WIB 16.00 - 20.00 WIB 10.00 - 16.00 WIB 20.00 - 24.00 WIB 00.00 - 05.00 WIB Harga Rp. 1.100.000,- Harga Fasilitas 2 spot di program dan promo program H & H-1 @ 2 kali TALK SHOW Durasi (60 min) 09.00 - 10.00 WIB (Live dari Lokasi) Rp. 17.500.000,- (Live dari Studio) Rp. 15.500.000,- 21.00 - 22.00 WIB Rp. 12.500.000,- Rp. 900.000,Rp. 500.000,- Pembayaran dilakukan sebelum Talk Show ditayangkan LIVE REPORT Durasi Harga 3 Menit Rp. 4.000.000,TIME SIGNAL Harga Rp. 30.000.000,- 4 Time Signal/hari/bulan INSERT Harga Rp. 3.000.000,- 3 Menit QUIZ 5 Menit Harga Rp. 6.000.000,- 25 promo H-5, closing 60" TIPS 60 Detik 30 Detik Harga Rp. 1.100.000,Rp. 750.000,untuk TIPS, biaya produksi Rp. 2.000.000,- KETERANGAN : - Tarif belum termasuk PPN 10% - Pemasangan Spot / Adlibs harus dengan format 2 Prime Time, 1 Regular Time - Pembatalan order iklan : 1. Satu minggu hingga dua hari sebelum penayangan dikenakan biaya 25% 2. Satu hari sebelum penayangan dikenakan biaya 100% - Waktu penyerahan materi iklan adalah dua hari sebelum penayangan Pembayaran dilakukan Dimuka untuk pemasangan baru, baik Biro Iklan maupun Perusahaan Untuk sponsorship, hubungi : Desika : 0816-1659917, Dedy : 0811-836875 Email : MARKETING Kompleks Menara Indosiar, Jl.Raya Joglo no.70 Jakarta 11640 Telp. 586-9000 / 584-2285 Fax. 587-3750 Pemimpin Redaksi : Iwan Haryono Wakil Pemimpin Redaksi : Eddy Harsono Produser Eksekutif : Ahmad Setiawan, D. S. Krisanti, Eko Suwantono, Haryo Ristamadji, Ramelan, Vivi Trisnavia, Odetta L.K. Produser : Lusi Sihotang, Muslichun Newscaster : Agung Yudha Pramono, Ahmad Zaini, Kusman Yuliadi, Lusi Sihotang, Margianto, Rudi Zein, Regina Ratnasari, Suwiryo, Niken Wulandari, Risty Damayanti, Sharon Airin, Haryanto Saputra Koordinator Liputan : Eko Suwantono, Nandang Karyadi, Muslichun, Robby Hatibie Reporter : Andi Akbar, Azhar Hutomo, Doni Hermawan, Jaka Lelana, Johan Sardjono, Juniarto, Mugi Rahayu, Muhammad Effendi, Muhammad Ilyasa, Muslichun, Robby Hatibie, Sari Dewi, Kusman Yuliadi, Teguh Tri Sartono, Theresia Oktavina, Yusuf Soufi Koordinator Koresponden : Nandang Karyadi, Robby Hatibie, Muslichun Sekretaris Redaksi : Remon Fauzi Koresponden Daerah : Provinsi Nangroe Aceh Darusalam Banda Aceh : Dian Vitra, Yayan Zamzami Aceh Tamiang : Zulhari Bireun : M. Ubit, Sari Ramhas Pidie : Amiruddin MK Takengon : Bascibro Sigli : Nurbaiti Langsa : Andre Taufan Sumatera Utara Medan : M. Diurnawan, Yudistira, Zul Anwar Ali Marbun Sibolga : Zulham Nasution Mandailing Natal : Hendra Aditya, M Hanafi Humbang Hasudutan : Irvan Purba Sumatera Barat Padang : Mustapha Alisakina, Ecevit Bukit Tinggi : Jimmy Solok : Garnadi Pasaman : Helju Sepli Lubuk Sikaping : Zainal Reza Riau Pekanbaru : Desi Suryani Kepulauan Riau Batam : Harun A Rahman, Suhardis Sumatera Selatan Palembang : Didi Loda Sekayu : Alesandro Provinsi Bengkulu Bengkulu : Dina Andriyati Lampung Bandar Lampung : Doni Ruhliana Lampung Selatan : Pranata Indra Banten Serang : Fatihin Rere Cilegon : Pupu Saputra Pandeglang : Agus Wahyudi Tangerang : Bayu Yasin Lebak : Isbath Bahtiar DKI Jakarta Jak- Ut : Novi Zakaria, Iswahyudi, Suparni Jak- Bar : Sariful Alam, Mahfud Efendi Jak- Tim : Poltak Agustinus Sinaga, Susan Darmawan Jak- Sel : Sapto Prabowo, Supriarto Rudatin Jak- Pus : Syarif Hasan Salampesi, B. Ali Priambodo, Budi Tanjung Jawa Barat Bandung Bekasi Depok Kota Bogor Kab. Bogor Sukabumi Cirebon Karawang Subang Purwakarta Garut Tasikmalaya Sumedang Cianjur : : : : : : : : : : : : : : Ahmad Sahroji, Denay Lesmana, Apep Setia, Dudi Supriadi Ratu Munawaroh Dewi Anggraini Dedi Jumhana Ajat Jatnika Yus Firdaus Jay Amijaya Tedi Widara Samsu Dahri Tasdik Endang Sudrajat Krisna Supriatna Lukman Jawa Tengah Kota Semarang : Edi Suprayitno, Parma Andika Ungaran : M Syukron Kendal : Ari Widodo Sukoharjo : Toni Hasan Magelang : Heri Setiawan Tegal : Dede Loui Pemalang : Probo Wirasto Batang : Kasirin Umar Pekalongan : Ali Mustofa Kebumen : Nurkhafid Purworejo : Johan Riyanto Klaten : Wiwik Endarwati Pati : Nugoho Solo : Joko Ismoyo Blora : M Solehan Banyumas : Riska Karsono Purworejo : Johan Riyanto DI Yogyakarta Yogyakarta : Santoso Suparman Sleman : Gandang Sujarwo Bantul : Anto Sasmita Jawa Timur Surabaya Sidoarjo Tuban Lumajang Jombang Mojokerto Bojonegoro Madiun Bangkalan Kediri Banyuwangi Ponorogo Gresik Jember Probolinggo Sumenep Malang Pacitan Pasuruan : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Emerensiana Jelita, Wahyu Dwi Ismoyo, Septa Rudianto Kusni Anugraha Yudha Sumali Zainul Hidayat Wijimulyo Maradianto Hendra Mukti Wibowo Andik Setyobudhi Sugeng Harianto Solihul Hadi Vrian Surya Suhaili Nasrudin Fachrudin Sigit Maryanto Syamsudin Temmy Andani Tatik Wijaya Nurul Wahidin Alvin Chamami, M Subhan Ansori Bali Denpasar : Wayan Adi Nusa Tenggara Barat Mataram : Supriyanto Khafid, Mahbub Tarumbu Lombok Tengah : Sading Alkatari Lombok Timur : Roni Hidayat Bima : Umaya Nusa Tenggara Timur Kupang : Albert Vincent Manggarai : Patrick Nasrani Maumere : Vicky da Gomes Kalimantan Barat Pontianak : Aseanty Pahlevi Kalimantan Tengah Palangkaraya : Ayin Nurrofik Tarakan : Agus Mulyanto Kalimantan Selatan Banjarmasin : Rasidi, Hasby Suhaeli Kalimantan Timur Balikpapan : Satria Purba Sulawesi Utara Manado : Supardi Bado Minahasa : Marsel Mikel Bolaang Mongondow : Indah Samuel Sangihe : Sam Daleda Sulawesi Barat Mamuju : Alfian Majene : Ali Mukhtar Sulawesi Tengah Palu : Irma Caroline Poso : Baim Lantama Tentena : Obet Kapita Kepulauan Banggai : Masgusaif Sulawesi Tenggara Kendari : Yeni Yusuf Bau-bau : Budi Sulawesi Selatan Makasar : Andini, M. Idris Selayar : Andi Selayar Bone : Suardi Mandang Tana Toraja : Sherly Pare-pare : Abdillah Maluku Ambon : Kuraisin Salatohi, Andi Sagat Maluku Utara Ternate : Rustam Adam Papua Timika : Aldo Makur Irian Jaya Barat Manokwari : Nico Patipaway Website : Dewi Rusiana, Donny Garnida Arifin, Heliawati Hesa, Niko Areasto, Sigit Kurniawan, Reza Indrayana Produksi : Eduardus Setiawan, Azra Budi Operator : Agus Rahardjo, Supriyatno Wardoyo, Anto, Sarno, Untung Electronic Data Processing : Carsah B. Neswa, Saiful Bahri Teknisi : Adi Wibowo, Abdulloh, Rustam Effendi, Rudin Samiadji, Surono Hadi Wardoyo, Trio Purnomo, Caka Layanan Pendengar : Indah Listyowati, Ade Irma Suryani, Solahudin Syam, Syarief Salim, Tito Sutrisno, David, Sebrina, Alhe Program 24 Jam Radio Elshinta WAKTU SENIN S/D MINGGU 05.00 - 06.00 BBC Siaran Indonesia Link to : News & Information Online Elshinta Peduli 06.00 - 10.00 Elshinta News and Talk (Edisi Pagi) 10.00 - 16.00 Elshinta News and Talk (Edisi Siang) 16.00 - 20.00 Elshinta News and Talk (Edisi Petang) 20.00 - 20.30 BBC Siaran Indonesia 20.30 - 22.30 Elshinta News and Talk (Edisi Malam) 22.30 - 23.00 Elshinta VOA Interaktif 23.00 - 01.00 01.00 - 05.00 Diskusi Interaktif Komentar, Opini dan Solusi (Komisi) Anda M. Hasbi Hakim Jl. Mastam Raya No.55 RT 03/03 Kel. Cimone Kec. Karawaci, Tangerang 15114 HOME : (021) 5589048 HP : (021) 46224041 BIODATA PENULIS Data Pribadi Nama : M. Hasbi Hakim Tempat / Tgl Lahir : Tangerang, 7 Juni 1982 Telephone / HP : (021) 5589048 - (021) 46224041 Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Kelamin : Laki – Laki Pengalaman Organisasi : Mahasiswa Pecinta Alam (SWATALA) Universitas Mercu Buana – Jakarta Pendidikan Formal 2002 – Sekarang : Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Marketing Communication / Advertising, Universitas Mercu Buana Jakarta 1998 – 2001 : MA Assalam, Tangerang 1995 – 1998 : MTS Assalam, Tangerang 1989 – 1995 : SDN Cimone III, Tangerang