LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA

advertisement
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN
KARNAVAL TATA BUSANA TEATER
Oleh:
Budi Arianto, S.Pd., M.A.
NIP 197201232005011001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014
1
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .......................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................. 4
Nama Kegiatan .................................................................................................. 4
Tujuan Kegiatan ............................................................................................... 4
Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................................... 4
Bentuk Kegiatan................................................................................................ 4
Peserta Kegiatan ............................................................................................... 4
Konsep Kekaryaan............................................................................................ 4
Penutup .............................................................................................................. 6
Daftar Pustaka ................................................................................................. 6
Lampiran Foto .................................................................................................. 7
2
Karnaval Tata Busana Teater
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Unsyiah
Banda Aceh, 10 Desember 2014
A. Latar Belakang
Teater atau Drama merupakan seni yang kompleks mengeksplorasi intensitas seniman
dalam bentuk emosi dan spektakel (setiap benda yang ada di atas panggung, termasuk
aktor, seting, cahaya, proferti, rias dan tata busana). Tata busana adalah seni pakaian
dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata busana
termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur
yang melekat pada pakaian.
Tata busana dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan
tokoh. Pada era teater primitif, busana yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami,
seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia
menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang tinggi, maka busana
berkembang menjadi lebih baik.
Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkan karakter
tokoh. Perbedaan karakter dalam busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk,
warna, motif, dan garis yang diciptakan. Melalui busana, penonton terbantu dalam
menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh. Contohnya, tokoh seorang
pelajar yang pendiam, rajin, dan alim, busananya cenderung rapi, sederhana, dan
tanpa asesoris yang berlebihan. Sebaliknya, tokoh seorang pelajar yang bandel, brutal,
dan sering membuat onar, busananya dilengkapi asesoris dan cara pemakaiannya
seenaknya tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah.
Beranjak dari pemahaman tersebut, maka penulis mengambil inisiatif untuk
mengimplementasikan gagasan dari proses pembelajaran drama di kelas menjadi satu
wujud seni pertunjukan karnaval tata busana. Karnaval ini dimaksudkan sebagai
media ekspresi bagi mahasiswa sekaligus menjadi pembelajaran penting dalam
memahami teater.
3
B. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Karnaval Tata Busana Teater Mahasiswa PBSI FKIP
2014-2015
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan ini adalah:
1. Menggalakkan kreativitas mahasiswa di bidang drama
2. Mengoptimalkan keseriusan mahasiswa dalam berlatih drama.
3. Mengembangkan potensi mahasiswa yang berbakat di tata busana bidang
teater.
4. Menumbuhkan jiwa solidaritas mahasiswa
5. Menyediakan wahana apresiasi drama di kalangan mahasiswa, khususnya
Mahasiwa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia .
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : Sabtu dan Minggu, 10 Desember 2014
Pukul
: 08.30 WIB s.d. 10.00
Tempat
: KampusFKIP Unsyiah
E. Bentuk Kegiatan
Karnaval tata busana teater
F. Peserta
Karnaval tata busana teater ini disajikan oleh mahasiswa peserta kuliah Drama yang
mengambil mata kuliah pada semester Ganjil 2013-2014. Adapun penonton yang
hadir berasal dari unsur umum, mahasiswa, dan dosen.
G. Konsep Kekaryaan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa tata busana adalah seni
pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata
busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang , dan segala
unsur yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan
penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, busana yang dipakai
berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan
untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang
tinggi, maka busana ber-kembang menjadi lebih baik (Santoso, dkk., 2011: 360).
Tata busana dalam panggung berguna untuk menandakan karakter dari
seorang tokoh. Tetapi dalam perwujudannya, tata busana mesti memperhatikan
bentuk, warna, dan konsep warna secara keseluruhan. Di samping itu, tak kalah
pentingnya adalah koordinasi dengan penata gerak, penata rias, penata artistik, penata
cahaya, pemain, dan sutradara. Koordinasi tersebut penting manfaatnya karena semua
diarahkan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu keberhasilan suatu pementasan
teater.
Tata busana memiliki fungsi untuk mengidentifikasi peiode saat lakon itu
dilaksanakan. Perlu diingat bahwa dalam pementasan suatu lakon, cerita memiliki
latar waktu dan tempat. Tata busana atau kostum dapat membantu untuk
memvisualkan zaman atau periode waktu tertentu dari cerita yang terkandung dalam
4
naskah. Misalnya, periode tahun 40-an, 60-an, 80-an, atau 2000-an, tentu memiliki
trend busana yang berbeda-beda. Dengan melihat model busana yang dipakai aktor
dapat diidentifikasikan pada masa apakah cerita itu ber-langsung.
Tata busana juga dapat menunjukkan asal usul dan status sosial tertentu. Dari
busana yang dipakai seorang aktor dapat diketahui peran apa yang dimainkan aktor
tersebut. Misalnya, seorang pembantu, majikan, polisi, tentara, guru, kyai, orang
Jawa, Irian, Belanda, dan sebagainya dapat diketahui lewat busana yang dipakainya.
Di samping itu, lewat busana yang dipakai juga dapat menunjukkan usia peran yang
dimainkan seorang aktor. Misalnya, seorang lelaki tua, lelaki muda, perempuan tua,
perempuan muda, dan seterusnya dapat dibantu dengan tata busana, di samping tata
rias, gerak, akting, dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan tipe atau gaya pementasan, tata busa juga dapat
mengekspresikan gaya pementasan yang hendak diciptakan di atas panggung. Gaya
realis, simbolis, absurd, dramatik, surealis, komedi, karikatur, dan seterusnya, peran
tata busana sangat penting. Oleh karena itu, penata busana harus selalu berkoordinasi
dengan sutradara dan melihat latihan, di samping mempelajari naskah.
Untuk mewujudkan apa yang dijelaskan di atas, dapat dilakukan melalaui
klasifikasi busana yang banyak dipraktikkan dalam proses pementasan. Misalnya,
pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian kepala, dan kostum pelengkap.
Klasifikasi yang lain dikemukakan beberapa pendapat bahwa busana dapat
dikelompokkan menjadi: busana sehari-hari, busana tradisional, busana fantasi,
busana sejarah, dan lain-lain. (baca: Endraswara, 2011; Santoso, 2011).
Bebera upaya yang harus dilakukan seorang penata busana atau kostum, untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, adalah sebagai berikut.
1) Mempelajari naskah untuk menggali segala hal yang berhubungan dengan tata
busa.
2) Mengadakan riset kepustakaan untuk membuat busana yang bagaimana yang
sesuai dengan kebutuhan pe-mentasan.
3) Berkoordinasi dengan sutradara dan tim proses lainnya.
4) Mendesain busana masing-masing peran di atas gambar dan mengonsultasikan
kepada sutradara, untuk mendapatkan persetujuannya.
5) Mengujicobakan busana yang sudah dirancang dan dibuatnya pada saat latihan,
untuk mendapatkan kesempurnaan.
Secara garis besar berikut beberapa fungsi tata busana dalam teater.
1) Fungsi Tata Busana dalam Teater
Busana yang dipakai manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana
dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan
memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang
lebih kompleks, yaitu.
Mencitrakan keindahan penampilan
Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
Menggambarkan karakter tokoh
Memberikan efek gerak pemain
Memberikan efek dramatik
2). Mencitrakan Keindahan Penampilan
Manusia memiliki hasrat untuk mengungkapkan rasa keindahan dalam
berbagai aspek kehidupan. Tata busana dalam teater berfungsi sebagai bentuk
ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan seharihari. Pementasan teater
5
adalah suatu tontonan yang mengandung aspek keindahan. Pada era teater primitif,
hasrat untuk tampil berbeda dan lebih indah dari tampilan sehari-hari telah muncul.
Busana pementesan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai
kebutuhan pemensan. Teater di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth (1580
– 1640), memakai busana sehari-hari yang dibuat lebih indah dengan
mengaplikasikan perhiasan dan penambahan bahanbahan yang mahal dan mewah.
3). Membedakan Satu Pemain Dengan Pemain Yang Lain
Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan
latar belakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang berbedabeda antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Busana menjadi salah satu tanda
penting untuk membedakan satu tokoh dengan tokoh yang lain. Penampilan busana
yang berbeda akan menunjukkan ciri khusus seorang tokoh, sehingga penonton
mampu mengidentifikasikan tokoh dengan mudah
J.
Penutup
Akhirnya menjadi maklumlah kita ketika seseorang berbicara tentang teater
maka ia akan membicarakan semua elemen yang ada di dalamnya. Berbicara teater
tidak hanya berbicara naskah atau sutradara yang merajut proses atau aktor terkenal
yang ikut terlibat di dalamnya. Berbicara teater adalah berbicara tentang semua hal
yang ada di dalamnya. Hal itu akan menyangkut soal cerita, konsep, ketersampaian
cerita, tata rias dan busana, tata panggung dan cahaya, bahkan penonton yang hadir di
dalamnya.
Demikian laporan kegiatan ini disusun sebagai laporan pertanggungjawaban
karya seni pertunjukan pelaksanaan kegiatan Karnaval Tata Busana.
Daftar Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS.
Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya.Yogyakarta: PT.
Hanindita Graha Widia.
Santoso, Eko. dkk. 2008. Seni Teater Jilid 1 untuk SMK.
Pembinaan Sekolah.
Jakarta Direktorat
................ 2008. Seni Teater Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:
Nasional
Departemen
Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak.
6
Pendidikan
Lampiran Foto Kegiatan Karnaval Tata Busana Teater
1. Persiapan di Gedung FKIP
2. Keliling Seputar Kampus Unsyiah
7
8
3. Mejeng bareng di gedung AAC Dayan Dawood
9
Download