12 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Bank Devisa di Indonesia. Dalam system perekonomian terbuka, perdagangan suatu negara akan terhubung dengan negara lain. Kegiatan perdagangan ini memerlukan alat pembayaran yang yang diterima secara internasional. Alat pembayaran luar negeri dikenal dengan nama devisa. Menurut Loen dan Ericson (2008:58), devisa adalah saldo valuta asing atau uang kertas asing (UKA), kecuali uang logam yang memiliki catatan kurs dari Bank Indonesia. Secara umum, pembayaran dalam perdagangan dapat dilakukan melalui pembayaran tunai dan non tunai. Namun dalam perdaganngan internasional pembayaran yang melibatkan nilai yang cukup besar, umumnya dilakukan secara non tunai seperti Letter of Credit (L/C), bank garansi, Traveller cheque dsb. Pembayaran non tunai memerlukan lembaga yang telah diakui dan dipercaya sebagai pembayar, yakni bank devisa. Menurut transaksinya bank dapat dibedakan menjadi bank devisa dan bank non devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat mengadakan transaksi internasional seperti ekspor dan impor, jual beli valuta asing, dan lain-lain. Sedangkan bank non devisa, adalah bank yang tidak dapat melakukan transaksi internasional atau dengan kata lain hanya dapat melakukan transaksi dalam negeri saja. Sedangkan menurut Joesoef (2008:157), bank devisa adalah bank komersial yang diijinkan beroperasi di pasar valuta asing, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dalam mata uang selain http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 rupiah. Bank devisa memberikan pelayanan tentang informasi harga beberapa mata uang, menerima jasa penukaran atau jual beli mata uang, menyediakan simpanan mata uang asing, memberikan kredit mata uang asing, memfasilitasi perdangangan internasional, dan sebagainya. Regulator mengatur persyaratan khusus dan tata cara bagi bank umum yang akan melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing dalam kerangka Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU). Ketentuan yang mengatur tentang bank devisa tertuang dalam SE Bank Indonesia No.15/27/DPNP tanggal 19 Juli tentang Persyaratan Bank Umum untuk Melakukan Kegiatan Usaha dalam Valuta Asing. Ketentuan ini merupakan ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank. Menurut ketentuan tersebut, kegiatan usaha dalam valuta asing merupakan seluruh kegiatan usaha bank yang meliputi penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas dalam valuta asing. Cakupan kegiatan usaha dalam valuta asing mengacu pada kegiatan usaha yang dapat dilakukan untuk masing-masing BUKU sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti. Bank devisa menurut kategori dalam ketentuan tersebut adalah bank yang masuk kategori BUKU 2, BUKU 3 DAN BUKU 4. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel bank devisa yang listed di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan bank devisa di Indonesia, menunjukkan kecenderungan meningkat baik dari sisi jumlah bank, aset, kredit yang disalurkan, dan dana http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 pihak ketiga. Dari tahun 2008 sampai 2014, jumlah bank devisa bertambah sebanyak 5 bank, aset meningkat rata-rata 25% pertahun, kredit meningkat rata-rata 30% pertahun dan dana pihak ketiga meningkat rata-rata. 23% pertahun. Tabel 2.1 Perkembangan Total Aset dan Jumlah Bank Devisa Keterangan 2008 2009 2010 Total Aset (miliar Rp) 1.731.033 1.937.627 32 34 2011 2012 2013 2104 2.318.889 2.792.175 3.240.751 3.721.412 4.276.747 36 36 36 38 38 Jumlah Bank Sumber: Laporan Statistik Bank Indonesia (2008-2014) Tabel 2.2 Perkembangan Kinerja Bank Umum Devisa Sumber : Laporan Statistik Bank Indonesia (2008-2014) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2.2 Lingkup Bidang Usaha Menurut Undang-Undang no 10 tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kuncoro (2012:66 ) Bank disebut juga sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat di peroleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, bank indonesia, pihak pihak diluar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dalam pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank. Dana dari pemerintah di peroleh apabila bank yang bersangkutan ditunjukan oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek proyek pemerintah. Dana-dana masyarakat dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari Giro, Deposito, dan Tabungan. Jenis-jenis bank terbagi menurut fungsinya, kepemilikannya, bentuk hukum dan organisasinya (Kasmir, 2010:18). Jenis bank menurut fungsinya: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 1) Bank Sentral yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya. 2) Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral. 3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 4) Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran Islam tentang hukum riba). Jenis bank menurut kepemilikannya: 1) Bank Milik Negara Bank milik negara adalah bank yang modalnya sebagian besar atau keseluruhan berasal dari negara, misalnya BRI, BNI 1946, dan Bank Mandiri. 2) Bank Milik Swasta Bank milik swasta adalah bank yang modalnya berasal dari perorangan atau swasta, misalnya BCA, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Mega, dan lain-lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3) Bank Koperasi Bank milik koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulan koperasi, misalnya Bank Bukopin (Bank Umum Koperasi Indonesia) Sedangkan dalam Peraturan Bank Indonesia No 14/26/PBI/2012, bank dikelompokkan menjadi 4 (empat) BUKU, yaitu: 1) BUKU 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan kurang dari Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah); 2) BUKU 2 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah); 3) BUKU 3 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah); 4) BUKU 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah). Kegiatan usaha yang dilakukan bank dikelompokkan sebagai berikut: 1) penghimpunan dana; 2) penyaluran dana; 3) pembiayaan perdagangan (trade finance); 4) kegiatan treasury; 5) kegiatan dalam valuta asing; http://digilib.mercubuana.ac.id/ umum konvensional 18 6) kegiatan keagenan dan kerjasama; 7) kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking; 8) kegiatan penyertaan modal; 9) kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit; 10) jasa lainnya; 11) kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan usaha bank umum konvensional yang dapat dilakukan pada masing-masing BUKU ditetapkan sebagai berikut: 1) BUKU 1 hanya dapat melakukan: a) Kegiatan Usaha dalam rupiah yang meliputi: i) kegiatan penghimpunan dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar; ii) kegiatan penyaluran dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar; iii) kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance); iv) kegiatan dengan cakupan terbatas untuk keagenan dan kerjasama; v) kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking dengan cakupan terbatas; vi) kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit; dan vii) jasa lainnya; http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 b) Kegiatan sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA). c) Kegiatan lainnya yang digolongkan sebagai produk atau aktivitas dasar dalam rupiah yang lazim dilakukan oleh bank dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) BUKU 2 dapat melakukan: a) Kegiatan usaha dalam rupiah dan valuta asing: i) kegiatan penghimpunan dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1; ii) kegiatan penyaluran dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1 dengan cakupan yang lebih luas; iii) kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance); iv) kegiatan treasury secara terbatas; v) jasa lainnya; b) Kegiatan usaha sebagaimana pada BUKU 1 dengan cakupan yang lebih luas untuk: i) keagenan dan kerjasama; ii) kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking; c) Kegiatan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia; d) Kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit; e) Kegiatan lain yang lazim sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 3) BUKU 3 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha dalam BUKU 2 sebagaimana baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan/atau di luar negeri terbatas pada wilayah regional Asia. 4) BUKU 4 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha dalam BUKU 2 baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan/atau seluruh wilayah di luar negeri dengan jumlah lebih besar dari BUKU 3. 2.3 Sumber Daya Perbankan Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan di samping pemasaran bank adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusianya (SDM). Hal ini disebabkan sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu, penyediaan sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sedini mungkin. Disamping itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat faktor pelayanan yang diberikan oleh para karyawan ini sangat menentukan sukses atau tidaknya bank ke depan. Kemampuan yang telah dimiliki harus telah diasah secara terus-menerus, baik melalui pengalaman kerja maupun pelatihan dan pengembangan karyawan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Bagi dunia perbankan yang memiliki kegiatan yang begitu padat dalam arti setiap transaksi harus selesai dalam waktu yang relatif singkat, maka seorang karyawan yang dimiliki haruslah memiliki beberapa persyaratan yang khusus. Seorang karyawan bank harus memiliki keterampilan dalam dunia perbankan agar dapat melayani setiap produk perbankan yang ditawarkan secara cepat, tepat dan memuaskan. Dengan kata lain, karyawan bank haruslah memiliki kualitas yang benar-benar dapat diandalkan atau menjadi seorang banker professional, sehingga mampu menjual setiap produk yang dimiliki oleh bank. Karyawan bank juga diharuskan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap tantangan yang dihadapinya. Sifat pantang menyerah dan cepat berputus asa bukanlah mental karyawan suatu bank. Pengelolaan sumber daya manusia mulai dari perencanaan analisis jabatan, perencanaan tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilaian prestasi kerja, pemberian kompensasi sampai dengan pemutusan hubungan kerja disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Pengelolaan ini tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersamaan. Manajemen sumber daya manusia perbankan adalah kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang ada di bank melalui kegiatan perancangan analisis jabatan, perencanaan tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilaian prestasi kerja sampai dengan pemberian kompensasi yang transparan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2.4 Tantangan Bisnis Perbankan Tantangan perbankan di Indonesia dapat ditinjau melalui fungsi utamanya yakni menghimpun dana dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Tantangan tersebut sangat dipengaruhi kondisi ekonomi makro di Indonesia dan ekonomi global. Seperti kondisi ekonomi saat ini yang masih tidak pasti. Bahkan, otoritas moneter masih menimbang apakah akan fokus menjaga stabilitas ataukah mendorong pertumbuhan ekonomi di 2016. Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, arah kebijakan moneter BI adalah mewaspadai ekonomi dunia tahun depan yang akan terdampak kenaikan suku bunga Amerika serikat dan melesunya ekonomi China (Kontan, 21 Agustus 2015). Di tengah kondisi penurunan pertumbuhan ekonomi, kondisi umum bank konvensional dari kuartal I ke kuartal II tahun 2015 yakni pertumbuhan kredit meningkat sebesar 4,03%, dan dana pihak ketiga meningkat 2,89%. Namun, kondisi permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) menurun 0,71% dari 20,98% menjadi 20,28%, ROA menurun 0,4% dari 2,69% menjadi 2,29%, LDR meningkat 0,88% dari 87,56% menjadi 88,46%, NPL Gross meningkat 0,18% dari 2,27% menjadi 2,46% dan rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional meningkat 1,91%. Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, perbankan di Indonesia pada masa mendatang dihadapkan beberapa tantangan di antaranya: 1) Peningkatan NPL. Kondisi NPL saat ini akan tetap menjadi permasalahan perbankan di masa yang akan datang. Perbankan harus menjawab tantangan untuk dapat menyelesaikan dan menurunkannya. Semakin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 meningkatnya kredit bermasalah akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada perbankan. 2) Likuiditas yang semakin ketat. Pertumbuhan kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan dalam penghimpunan dana pihak ketiga. Perbankan harus menjawab tantangan dalam mencari sumber-sumber pendanaan sekaligus yang memberikan biaya rendah (low cost of fund). Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, salah satunya disebabkan oleh komposisi pendanaan yang bertumpu pada deposito. 3) Permodalan. Penurunan kapasitas permodalan disebabkan oleh ketidakmampuan bank memperoleh laba dan peningkatan penyediaan cadangan untuk aset yang berisiko. Peningkatan kredit bermasalah akan meningkatkan kebutuhan modal bank. Peningkatan modal dimaksudkan untuk mendukung pengembangan bisnis dan memenuhi ketentuan dari regulator. 4) Meningkatnya risiko perbankan. Pada tahun-tahun mendatang perbankan akan dihadapkan kondisi ketidakpastian yang semakin tinggi. Kondisi ekonomi global akan secara cepat merambat kepada kondisi perbankan di Indonesia. Adanya pengaruh krisis subprime mortgage di Amerika, krisis di Yunani dan melesunya ekonomi di China berdampak pada perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Perbankan harus menghadapi kondisi ini dengan meningkatkan kemampuan dalam manajemen risiko. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 5) Persaingan yang semakin meningkat. Dengan akan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), perbankan di Indonesia akan semakin banyak berhadapan dengan bank-bank asing regional yang kemampuan modalnya lebih kuat. 2.5 Proses Bisnis Perbankan 2.5.1 Kegiatan Bank Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat, kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Dalam praktiknya, kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut (Kasmir, 2010:18). Setiap jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut: a. Bank Umum 1) Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan dalam bentuk giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito (time deposit). 2) Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) melalui pemberian pinjaman atau kredit yang meliputi kredit investasi, kredit modal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi. 3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) sebagai kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan perbankan. Jasajasa yang ditawarkan meliputi transfer (kiriman uang), kliring, inkaso, Safe Deposit Box, kartu kredit, bank notes, bank garansi, referensi bank, bank draft, Letter of Credit (L/C), cek wisata (travellers cheque), menerima setoran-setoran, melayani pembayaran-pembayaran, berperan dalam pasar modal, serta jasajasa lainnya. b. Bank Perkreditan Rakyat 1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito. 2) Menyalurkan dana dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan. c. Bank Campuran dan Bank Asing 1) Menghimpun dana dengan membuka simpanan giro dan simpanan deposito. 2) Pemberian kredit lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti perdagangan internasional, bidang industri dan produksi, penanaman modal asing/campuran, serta kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 3) Pemberian jasa-jasa bank lainnya seperti jasa transfer, kliring, inkaso, jual beli valuta asing, kartu kredit, bank draft, Safe Deposit Box (SDB), pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C), bank garansi, bank notes, jual beli travellers cheque, dan jasa bank umum lainnya. 2.5.2 Fungsi Bank Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Fungsi bank secara lebih spesifik, yaitu bank sebagai (Budisantoso dan Sigit, 2006:10 ) 1) Agent of Trust Dasar kegiatan utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. 2) Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi yang selalu berkaitan dengan penggunaan uang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 3) Agent of Service Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara umum. Jasa-jasa bank antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan. Fungsi utama bank umum menurut Kuncoro (2012:65), yaitu : 1) Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan. 2) Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit. 3) Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. http://digilib.mercubuana.ac.id/