BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Epoksidasi - USU-IR

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Epoksidasi terhadap ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh dari beberapa minyak
nabati telah dilakukan dan juga telah diterapkan dalam skala industri. Saat ini epoksidasi
minyak yang paling banyak dikembangkan adalah epoksidasi terhadap minyak nabati yang
memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh tinggi seperti minyak kedelai
(Goud,
2006).
Salah satu produk epoksida yang dapat dihasilkan menggunakan minyak nabati
sebagai bahan bakunya adalah senyawa polihidroksi trigliserida. Polihidroksi trigliserida
merupakan senyawa turunan dari minyak atau lemak yang memiliki gugus hidroksil lebih
dari 2. Senyawa polihidroksi trigliserida ini banyak digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan poliuretan, bahan aditif untuk plastik, pelumas, surfaktan dan lain-lain sehingga
kebutuhan akan senyawa ini menjadi sangat tinggi.
Senyawa polihidroksi trigliserida ini dihasilkan melalui reaksi hidroksilasi. Reaksi
hidroksilasi meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi epoksidasi pembentukan cincin epoksida
(oksiran) dan diikuti reaksi pembukaan cincin oksiran. Senyawa trigliserida tidak jenuh
yang terkandung dalam minyak nabati ini diepoksidasi menggunakan asam peroksi (yang
terbuat dari asam karboksilat dan hidrogen peroksida), dan akan menghasilkan senyawa
epoksida yang jumlahnya dapat dinyatakan dalam bilangan oksiran.
Epoksida minyak dapat digunakan secara langsung sebagai pemlastis dalam matriks
polimer untuk menghasilkan suatu material yang sesuai untuk polivinil klorida (PVC), hal
ini sangat penting sekali untuk mengendalikan kekentalan PVC selama proses
pembuatannya dan sebagai penstabil resin PVC untuk meningkatkan fleksibilitas,
elastisitas, kekuatan dan untuk mempertahankan stabilitas polimer terhadap perpindahan
panas dan radiasi UV. Reaktifitas cincin oksiran yang tinggi menyebabkan epoksi juga
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk beberapa bahan kimia, seperti alkohol, glikol,
alkanolamin, senyawa karbonil, senyawa olefin, dan polimer seperti poliester, poliuretan,
dan resin epoksi (Gan, 1992).
Universitas Sumatera Utara
Adanya ikatan π pada metil risinoleat telah berhasil diepoksidasi dilanjutkan dengan
alkoksilasi terhadap epoksida metil risinoleat untuk menghasilkan senyawa metil [9-(2,3dihidroksipropoksi)-10,12-dihidroksioktadekanoat] (Ocha,2009).
Esterifikasi asam organik dengan alkohol merupakan salah satu reaksi yang paling
mendasar dan penting dalam industri kimia. Produk-produk esternya secara luas
dimanfaatkan sebagai pelarut dan pengemulsi dalam industri makanan, farmasi serta
kosmetik ataupun pelumas dalam pengolahan logam, industri tekstil dan plastik
(Arismunandar, 2006).
Sebagai bahan bakar (biodiesel) ester asam lemak seperti metil maupun etil ester
asam lemak telah banyak diteliti untuk dikembangkan, demikian juga ester antara alkohol
rantai panjang dengan asam oleat telah banyak dikembangkan sebagai bahan pelumas dasar
bio (biolubricant) (Susanto, 2008).
Dari uraian ini peneliti tertarik memodifikasi asam oleat melalui esterifikasi
dilanjutkan epoksida dan alkoksilasi untuk sintesis 9-n-pentoksi 10-hidroksi n-pentil stearat
campuran.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka sebagai permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
-
Apakah senyawa 9-n-pentoksi 10-hidroksi n-pentil stearat campuran dapat
dihasilkan melalui alkoksilasi dengan n-pentanol terhadap epoksida dari turunan npentil oleat.
1.3. Tujuan Penelitian
-
Untuk mensintesis senyawa 9-n-Pentoksi 10-Hidroksi n-Pentil Stearat dari Asam
Oleat melalui tahapan reaksi esterifikasi, epoksidasi, dan dilanjutkan alkoksilasi.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi terhadap industri
oleokimia bahwa hasil alkoksilasi dari epoksida n-pentil oleat dengan n-pentanol yang
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pelumas berbasis oleokimia.
1.5. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA-USU Medan. Analisa
Kromatografi Gas dilakukan di salah satu industri oleokimia Sumatera Utara, Analisa FTIR dilakukan di salah satu Perusahaan Swasta di Medan, dan analisa 1H-NMR dilakukan di
laboratorium LIPI Serpong Tangerang.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen. Pada penelitian dilakukan sintesis 9-npentoksi 10-hidroksi n-pentil stearat campuran dari alkoksilasi epoksida n-pentil oleat
dengan n-pentanol. epoksida n-pentil oleat diperoleh dari esterifikasi asam oleat dengan npentanol yang dilanjutkan dengan epoksidasi dengan asam formiat dengan hidrogen
peroksida. Reaksi alkoksilasi dijalankan dengan mereaksikan senyawa epoksida n-pentil
oleat dengan asam oleat menggunakan katalis asam sulfat dengan pelarut aseton pada
kondisi refluks dengan suhu 60oC dan diperoleh senyawa 9-n-pentoksi 10-hidroksi n-pentil
stearat campuran. Hasil yang diperoleh dikonformasi strukturnya denga pengujian melalui
analisis spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR.
Universitas Sumatera Utara
Download