11 BAB II KERANGKA TERORITIS 2.1. Periklanan Sebagai Suatu Rancang Pesan Kreatif Dalam era globalisasi saat ini arus informasi berkembang sangat cepat, apalagi dengan teknologi informasi yang semakin canggih. Begitu mudah kita mendapatkan informasi pada saat yang sama di benua lain. Demikian halnya dengan informasi yang disuguhkan dalam iklan mengenai produk di berbagai media baik cetak maupun elektronik Penggunaan media sebagai alat penyampai pesan sangat efektif karena jangkauan akan terasa langsung pada pasar yang menjadi target. Sehingga akan terjadi persaingan yang sengit antara produk sejenis yang menawarkan berbagai benefit istimewa kepada konsumen. Periklanan juga merupakan bagian dari promotion mix9 dimana untuk memperkenalkan produk baru atau sebagai pengingat (reminder) untuk produk yang sudah dikenal masyarakat. Selain itu periklanan juga digunakan sebagai preferensi konsumen10. The Chartered Institute of Marketting (CIM) Delozer’s (1976) mendefinisikan marketing communicatiaon sebagai berikut: The process of presenting an integrated set of stimuli to a market with the intent of evoking a desired set of responses within that the market set and Setting up channel to 9 Rhenal Kasalai, Manajamen Periklanan, Konsep dan Aplikasi di Indonesia (Jakarta: PT Pustakan Utama Grafiti, 1993) hal. 9 10 James F. engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, Perilaku Kosumen (Jakarta: PT Binarupa Aksara, 1995), hal. 78 11 12 receive, interpret, and act upon messages from the market for the purpose of modifying present company messages and inditifing new communication opportunies11. Sesunguhnya cakupan marketing communication sangatlah luas, baik dari teori dan terapannya. Termasuk bagian dari marketing communication itu sendiri adalah periklanan. Periklanan menurut praktisi Insitut Praktisi Periklanan Inggris: “Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarakan kepada para calon pembeli yang paling potensial12. Dalam pengetahuan, iklan memberikan informasi dan fakta-fakta produk. Dengan mendapat informasi, seseorang mendapatkan pengetahuan tentang iklan yang dapat disebut efektif bila ia berhasil menambah pengetahuan khayalak mengenai suatu produk13. Adapun definisi periklanan menurut Krick Patrick dalam bukunya Advertising Communication, adalah: “Advertising is a mass communication of information to persuade buyers, so as to maximize profit. (Periklanan adalah sebuah komunikasi massa dan informasi untuk membujuk para pembeli, guna memaksimalkan pendapatan)14. Disamping itu, melalui iklan informasi mengenai produk atau jasa yang ingin disampaikan kepada konsumen dapat dirancang sedemikian rupa dalam 11 Chriss Fill, Marketing Communicatuion: Frameworks, Theories, and applications, (United Kingdom (UK): Prentice Hall, 1995) hal 5 12 Frank Jefkins, Periklanan, (Jakarta, PT Erlangga, 1996) hal 5 13 David W.N. Advertsising: Planning Implementation and Control, (Ohio: Suth-Western Publisihing Co, 1978), hal 27 14 James E. Litte Field dan GA. Krick Patric, Advertising Mass Communication (Bombay Houngton Miff Lin C.O, 1997), 25 13 rangka menciptakan suatu keinginan atau kebutuhan akan produk tersebut. Dan bila didefinisikan menurut Tata Krama dan Tata Cara Perikalanan Indonesia, iklan adalah: “segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibayar oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat15. Periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Sehingga untuk menjalankan funsgi pemasaran periklanan harus mampu membujuk khayalak, karena dalam komunikasi itu sendiri, periklanan merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media, dengan berbagai rangsangan untuk menanggapi respon khalayak. Untuk mencapai keberhasilan dalam strategi pemasaran, maka faktorfaktor yang berperan dikenal dengan martekting mix (bauran pemasaran) yang terdiri atas elemen-elemen yaitu: product (produk), place (tempat), price (harga), dan promotion (promosi) yang disingkat dengan istilah “empat P”16. Unsur periklanan termasuk dalam bauran pemasaran. Dalam bauran promosi dikenal ada 5 (lima) cara komunikasi yang utama, yaitu: 1. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh sutu sponsor. 15 Agustrijanto, Opcit. Hal. 219 16 Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2007) hal.5 14 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk. 4. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5. Direct Marketting (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi non personal lainnya untuk melakukan komunikasi secara lansung dari pelanggan dan calon pelanggan. Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif kepada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk. 2.2. Tujuan Periklanan Dari segi tujuan, iklan dikategorikan dalam 5 (lima) macam yaitu iklan informatif, persuasif, pengingat, penambah nilai, dan bantuan aktivitas lain17. 17 M. Suyanto. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. (Yogyakarta: Andi, 2005). Hal. 53. 15 1. Iklan Informatif Iklan informatif bertujuan untuk membentuk permintaan pertama. Caranya dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan (biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk). 2. Iklan Persuasif Iklan persuasif bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima, mencoba, atau mensimulasikan penggunaan produk. 3. Iklan Pengingat Iklan pengingat bertujuan mengingatkan pembeli pada produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian, mengingatkan pembeli dimana mereka dapat membelinya, membuat pembeli tetap mengingat produk itu meskipun sedang tidak musim, dan mempertahankan kesadaran puncak. 16 4. Iklan Penambah Nilai Iklan penambah nilai bertujuan untuk menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen. 5. Iklan Bantuan Aktifitas Lain Iklan bantuan aktifitas lain bertujuan membantu menfasilitasi aktifitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Misalnya iklan membantu dalam pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga (pengenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran lain (konsumen dapat mengidentifikasi paket produk di toko dan mengenai nilai produk lebih mudah setelah melihat iklan)18. Tujuan periklanan ini bermuara pada upaya mempengaruhi konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunukasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai uapaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Bagaimana bagusnya produk jika tidak ditunjang dengan periklanan atau dalam kata lain dirahasiakan maka tida ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan tahu dan seakan tidak mengakui produk tersebut karena belum terbukti. 18 Ibid., hal. 53-66. 17 Kehidupan modern saat ini bagi sebagaian besar perusahaan yang menghasilkan produk, sangat bergantung pada iklan. Tanpa iklan, para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual barangnya secara maksimal. Sedangkan dari sisi lain, para pembeli tidak akan mempunyai cukup informasi mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Secara garis besar, iklan suatu produk dapat digolongkan ke dalam tujuh kategori, yaitu: 1. Iklan konsumen, iklan konsumen dapat dibagi lagi menjadi iklan barang konsumen (consumer goods), iklan barang tahan lama (durables goods), dan iklan jasa komsumen (consumer services). 2. Iklan bisnis ke bisnis atau iklan antar bisnis 3. Iklan perdagangan 4. Iklan eceran 5. Iklan keuangan 6. Iklan langsung 7. Iklan lowongan kerja 2.3. Dasar Perumusan Strategi Kreatif Unsur penting dalam penyampaian pesan adalah kreatifitas persuasi. Dalam menciptakan sebuah iklan yang baik, para kreator iklan harus mampu menentukan strategi kreatif apa yang dianggap tepat dan paling menguntungkan untuk produk yang akan diiklankan tersebut, agar iklan yang dibuat lebih efektif dan mampu memenuhi tujuan iklan. 18 Pengembangan strategi kreatif harus berdasarkan atas fakta-fakta yang meliputi produk itu sendiri, kondisi pasar hingga karakteristik konsumen yang dituju. Dengan mengetahui aspek-aspek penting tersebut, kreator iklan akan lebih mudah merumuskan inti pesan iklan yang disajikan melalui elemen-elemen iklan. Tujaunnya agar sasaran yang dituju benar-benar mengerti maksud dari iklan tersebut. A. Target Audience, Objective dan Positioning Konsep pemasaran segmentasi yang dikenal dengan model STP (segmentation, targeting, positioning) menganggap bahwa konsumen secara individu berbeda dengan individu lainnya. Oleh karena perbedaan itu, akibatnya konsumen akan mempunyai selera dan keinginann yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, konsep pemasaran segmentasi berarti mempelajari kelompok-kelompok konsumen dan mengelompokan konsumen yang mempunyai kesamaan kebutuhan dan keinginan ke dalam suatu kelompok tertentu. Salah satu manfaat dalam memamhi perilaku konsumen adalah pemasar dapat membuat strategi segmentasi yang jelas sehingga memungkinkan untuk menentukan pasar sasaran dan memposisikan produk dengan proses komunikasi yang baik kepada konsumen sasaran. Seperti yang diutarakan oleh Sandra Moriarty dalam bukunya Creative Advertising: Theory and Practice, strategi kreatif periklanan merupakan strategi pesan iklan yang berdasarkan pada target audience, objective dan positioning. 19 Fokus strategi kreatif adalah pesan itu sendiri, apa yang ingin disampaikan dan bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut19. Target audience sangat penting untuk diketahui apakah iklan itu ditujukan untuk pria, wanita, remaja, balita, dewasa sehingga strategi kreatif yang digunakan dapat disesuaikan dengan sasaran iklan tersebut. Objective adalah tujuan-tujuan yang diupayakan dicapai oleh periklanan. Strategi kreatif ditentukan dengan melihat kepada tujuan iklan, yaitu periklanan. Positioning merupakan upaya menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sasaran atau konsumennya.20 B. Analisa SWOT Menurut Rangkuti (1997), analisa SWOT (strengths, weakness, opportunity, and treaths) merupakan suatu alat bagi perusahaan untuk menentukan kekuatan (strengths), kelemahan (weakness) yang berasal dari dalam perusahaan untuk menentukan peluang (opportunity), serta ancaman (treaths) yang berasal dari luar lingkungan perusahaan. Menurut Marbun, SH. (1996) pemanfaatan analisa SWOT biasanya dirumuskan dalam satu standar rumusan sebagai berikut21: manfaatkanlah O (peluang) seluas-luasnya dan berjaga-jagalah terhadap T (ancaman), tempuhlah 19 Sandra Moriarty, Creative Advertising: Theory and Practice, Prentice-Hall Inc. New Jersey, 1991, Hal. 78 20 Rhenald Kasali, Manajamen Periklanan, Konsep dan Aplikasi di Indonesia (Jakarta: PT Pustakan Utama Grafiti, 1993) Hal. 157 21 SW Henny, Rumondor Alexander, Manajemen Media Massa, Jakarta: (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004, Hal. 94 20 segala upaya mengatasi W (kelemahan) dan pupuklah atau bina terus-menerus S (kekuatan) Anda. Atau dengan kata lain, dapat juga dirumuskan sebagai berikut: 1. Strengths, merupakan keunggulan produk yang akan dipromosikan 2. Weakness, kelemahan atau kekurangan strategi komunikasi pemasaran produk. 3. Opportunity, tujuan dari strategi komunikasi pemasaran produk, diharapkan tujuan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pembelian produk. 4. Treath, berupa ancaman dari pesaing produk. 2.4. Strategi Kreatif Strategi merupakan rencana yang cermat dan sistematis mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa: strategi adalah keseluruhan tindakan-tindakan yang ditempuh oleh organisasi untuk mencapai sasaran pemasaran atau dengan kata lain strategi merupakan katalisator atau elemen dinamis pengelola yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai sasaran-sasarannya22. Dalam sebuah kampanye periklanan, strategi kreatif sangat dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Untuk itu diperlukan penyusunan suatu strategi kreatif. Adapun Sandra E. Moriarty menyusun langkah-langkah proses strategi kreatif sebagai berikut23: 22, Winardi: Strategi Pemasaran (Penerbit: Mandan Maju 1998, Bandung) Hal. 46 23 Sandra E. Moriary, Op. Cit, Hal 140. 21 A. Tahap Pertama Persiapan dan pemahaman masalah (preparation) adalah di dalam pencapaian suatu inti pesan, harus diawali dengan pengumpulan materi dasar permasalahan, melalui studi terhadap hasil riset, membaca laporan, penerbitan, bertanya, mendengar, berdiskusi serta hal-hal lain yang bersifat pengumpulan data, tentang masalah yang sedang dihadapi. Pengumpulan informasi atau data berupa informasi mengenai produk, konsumen sasaran, target audience, pesaing (kompetitor) yang berkaitan dengan produk, lalu melakukan penilaian kekuatan dan kelemahan produk secara realistis dan objektif. Bila telah puas dengan pencarian dan pengumulan data, masuk ke dalam tahap pencernaan data dalam bentuk analisa masalah. Mengkaitkan elemen-elemen yang ada, membandingkan, menyamakan, dan sebagainya. Pada tahap analisa ini perlu memanfaatkan semua informasi yang ada dalam lingkungannya, melihat perbedaan-perbedaan, menyusun daftar kemungkinan, membuat ungkapan-ungkapan dan sejenisnya. Pada tahap ini diakhiri dengan suatu titik “ketiada harapan”. Pada titik ini segala kemungkinan mencampur baur menjadi satu, menimbulkan perasaan tidak adanya harapan. Kondisi seperti ini biasanya muncul sebagai suatu persyaratan sebelum ditemukannya suatu “inti pesan”. Kadang-kadang ide bagus muncul dengan cepat. Tetapi sering terjadi ternyata ide yang muncul tersebut tidak asli, klise, pengulangan dan sejenisnya. Mencari ide besar dan kuat tidak mudah. Biasanya disertai dengan suatu fase atau tahapan istirahat, dalam mencapai suatu titik terang. 22 B. Tahap Kedua Pematangan masalah (incubation) adalah pada tahap ini semua persoalan atau pemikiran dilepaskan. Biasanya dilakukan dalam bentuk bermain-main, jalan-jalan atau melakukan aktivitas lainnya, untuk menghidupkan otak “bawah sadar“ atau merangsang imajinasi. Pada tahap inkubasi ini biasanya terjadi “perdebatan” dalam diri seseorang. Tahap inkubasi mengambil langkah untuk mengembangkan ide kreatif tersebut. Beberapa orang kreatif merasakan bahwa mereka menemukan sesuatu justru pada saat ketika meninggalkan permasalahan. Inspirasi tiba-tiba muncul saat bersandar di dinding, saat melempar-lempar benda, berjalan tanpa arah, saat naik turun tangga, dan sejenisnya. Kondisi seperti ini merupakan bentuk pelepasan dari tekanan-tekanan pemikiran. Munculnya ide biasanya setelah masa penekanan tersebut lewat. Ini sebagai bentuk “kerja keras” meskipun munculnya ide justru terjadi pada saat santai. C. Tahap Ketiga Penemuan ide (illumination) adalah munculnya ide besar, biasanya tidak datang pada saat serius dalam menghadapai permasalahan. Ide akan muncul pada masa “peralihan”. Pada saat antara bekerja dan santai, saat buku yang dibaca diletakkan, ketika mau naik mobil, atau bahkan saat mulai terlelap dalam tidur. Umumnya orang-orang kreatif selalu meletakkan pensil dan kertas di dekat tempat tidurnya untuk persiapan munculnya ide besar tersebut. Dalam penemuan ide atau gagasan utama ada pendekatan atau daya tarik yang digunakan agar pesan tersebut menarik sasaran yang dituju. Penentuan daya 23 tarik pesan merupakan bagian dari strategi kreatif dan rangkaian dari proses kreatif. D. Tahap Keempat Evaluasi ide (evaluation) yaitu “ide besar” yang ditemukan apakah ide besar yang sebenarnya? Apakah akan mampu memecahkan masalah yang akan dihadapi? Apakah sesuai dengan strategi yang akan diterapkan dan apakah akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan? Sering terjadi “ide besar” tersebut bukan ide besar. Seorang kreatif merasakan ide tersebut dianggap sebagai ide besar, hanya saat ditemukan saja. Hari-hari berikutnya menjadi ragu-ragu. Betulkah itu sebagai ide besar? Maka diperlukan adanya tahap evaluasi. Didalam suatu program komunikasi pemasaran, ada tujuan yang akan dicapai. Apakah kreativitas yang dihasilkan nantinya mampu mendorong tercapainya tujuan. Agar menjadi lebih efektif, sebelumnya perlu rinci melalui identifikasi masalah untuk melihat hal-hal apa saja yang perlu dicari jalan keluarnya. Maka diperlukan adanya evaluasi ide, sebelum ide besar tersebut diterapkan. Dari penjelasan teori di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa penciptaan strategi kreatif membutuhkan proses atau langkah-langkah yang terstruktur. Diawali dengan pengumpulan data-data yang menunjang, lalu segala informasi tentang SWOT produk diolah dan dikembangkan oleh orang-orang kreatif ke dalam bentuk strategi kreatif yang efektif, strategi kreatif kemudian dituangkan dalam bentuk materi iklan seperti lay out design untuk iklan cetak, story board untuk iklan TV, script untuk iklan radio. Setelah menjadi iklan, tim kreatif mengevaluasi strategi kretif apakah sudah sesuai dengan tujuan 24 komunikasi yang diberikan, setelah merasa yakin dan mantap agency mempresentasikan kepada klien, apabila klien setuju materi iklan bisa diproduksi dan kemudian ditayangkan. Periklanan ditunjang dari ilmunya memiliki banyak konsep, dengan kreatif dan medialah iklan bisa terwujud menjadi sesuatu yang menarik perhatian khalayak. Untuk membahas permasalahan dari penelitian ini tentunya diperlukan suatu alat yang mendasar dalam penyelesaian masalah, karena itu peneliti menjelaskan teori-teori yang relevan sebagai acuan atau landasan dalam penelitian ini. Strategi kreatif iklan berfungsi sebagai salah satu faktor yang dapat membantu untuk sampai pada hal-hal tersebut termasuk mempertahankan brand. Strategi kreatif merupakan formula sebagai jalan untuk penjualan produk dan meletakkan kata bersama-sama (menulis iklan), point dari strategi adalah jalan atau cara untuk menjual24. Strategi kreatif terfokuskan pada pesan itu sendiri, apa yang ingin dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya25. Dalam kerangka berpikir Sandra Moriarty, dapat dikatakan bahwa strategi kreatif merupakan sebuah strategi pesan iklan dengan memilih pendekatan kreatif, daya tarik, selling premise, dan formula/format/eksekusi pesan iklan yang tepat. Semua hal tersebut ditetapkan setelah mempelajari semua hal yang menyangkut: advertising problem (permasalahan periklanan), advertising objectives (tujuan 24 A. Jerome Jewler, Creative Strategy in Adverstising. What the Copywriter should know about the creative side of the business (California: Wadworth Inc, 1981) Hal. 11 25 Sandra E. Moriarty, Creative Advertising: Theory and Practice (Englewood Cliffs, New Jersey: Printive-Hall, 1992) Hal. 3 25 periklana), product distinctive feature (perbedaan produk dari pesaing), target audience, kompetitor dan positioning (posisi produk di benak konsumen). Kerangka berpikir ini dituangkan dalam sebuah naskah yang berisi intisari tentang strategi kreatif yang disebut copy platform advertising atau creative workplan26. Copy platform ini dimulai dengan uraian semua permasalahan seperti yang telah disebutkan di atas, lalu diakhiri dengan uraian strategi pesan yang menetapkan pendekatan, daya tarik, selling premise, format pesan dan detail eksekusinya. Copy platform tersebut antara lain: 1. Advertising problem, merupakan pernyatan yang diharapkan bisa dicapai melalui iklan sebagai pemecahan yang ada pada produk yang diiklankan. Dalam hal ini dilihat dari kategori produk dan perkembangannnya yang berbeda menuntut strategi yang berbeda27. 2. Advertising Objective, merupakan copy platform yang secara langsung merefleksikan keinginan pengiklan terhadap awareness attitude, dan preference konsumen. Sandra Morierty mengatakan sebagai sebuah pernyataan tentang tujuan, yaitu efek pesan apa yang dicapai. Ada 5 unsur dalam membuat pernyataan, yaitu: a. To do, merupakan sesuatu dimana pesan iklan ingin dicapai agar audiensnya melakukan sesuatu, misalnya membujuk tindakan mencoba produk oleh konsumen, mempertahankan pilihan, mengintensifkan pengguna, mempertegas citra produk, 26 Ibid, hal 39. 27 Bruce Bendinger. The cop workshop notebook, new edition, Illinois: Hapson (Chicago) 1993, Hal. 84. 26 merubah kebiasaan, membangun hasrat, dan membangun perluasan pemakaian terhadap produk pada konsumen. b. What, secara spesifik apa yang ingin dicapai pesan iklan, misalnya menciptakan kesadartahuan yang meliputi pengenalan, pengingat kembali atau keduanya pada target audiens kepada sesuatu yang juga spesifik seperti merek, slogan, logo, tema, inti pesan, (copy poluts), dan lain-lain dari produk. c. Whom, yaitu siapa target audience. d. How Many, yaitu presentasi target audiense yang diharapkan akan bisa dipengaruhi pesan iklan, misalnya sekian persen audiens untuk mengenali kemasan produk atau memahami maksud iklan. Secara tidak langsung hasil presentasi yang sesungguhnya sama dengan tingkat kesuksesan sebuah iklan. Biasanya sebuah iklan dengan pesan iklan yang semakin sederhana dapat membuat semua orang banyak terpengaruhi. Sebaliknya semakian rumit sebuah iklan, semakin sedikit jumlah orang yang terpengaruhi. e. When, yaitu lamanya kampanye sebuah iklan yang dijalankan. 3. Product’s distinctive feature dalam platform merupakan penekanan pada sebuah atribut yang merupakan keunggulan (feature) produk yang paling penting dan berbeda. 27 4. Target Audience (Relevant demographics and psychographics, segment, and profile) merupakan siapa yang musti dikenal secara spesifik yang menjadi sasaran periklanan yang diketahui berdasarkan informasi demografik, profil gaya hidup, dan psikografik. Untuk lebih tepat sasaran, dalam perencanaan kreatif harus lebih menggali informasi gaya hidup dan psikografis. Kedua info tersebut langsung mengarah pada bagaimana perasaan dan emosional target audiens yang lebih mudah untuk disosialisasikan dengan pesan iklan. 5. Pesaing, harus dikenali siapa pesaing produk yang langsung dan tidak langsung. Harus pula ditagetkan pesaing mana yang sebenarnya sama kuat. 6. Positioining, diperkenalkan oleh Jack Trout & Al Ries pada awal tahun 1970-an. “Positioning is not what you do to a product. It is what you do to the mind of the prospect. That is, you position the product in the mind of the prospect28. Dari pernyataan ini, positioning merupakan sesuatu yang bukan untuk dilakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon pelanggan. Sandra Morierty dalam bukunya Creative Advertising: Theory and Practice, menjelaskan bahwa positioning bukanlah jaringan pemasaran melainkan sebah pernyataan singkat dalam bahasa yang natural dan sederana mengarah hanya pada satu hal (single minded) dan agak 28 Jack Trout & Al Ries, Positioining: The Batle For Your Mind (Sinagpore: MC Graw-Hill Book Co., 1987). Hal.2 28 berbeda. Positioning berperan dalam situasi pasar yang kompetitif sekaligus terkait dengan keunikan produk di pasaran. 7. Massage Strategy (Approach plus relevant appeal, sellng premise, massage format, and execution details). Apa yang menjadi unsurunsur massage strategy (strategi pesan) dalam platform ini atau strategi kreatif iklan itu sendiri akan dijelaskan. Aspek penggunaan kreatif merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam mencapai tujuanya, untuk itulah diperlukan strategi dasar dalam pengembangan kreatif. Pengembangan ini diawali dengan fakta-fakta kondisi sasaran maupun lingkungan, fakta inilah yang akan menjadi suatu ketentuan seperti apa yang ingin dikomunkasikan. Ada beberapa dasar strategi pengembanagn kreatif menurut Sandra Moriarty29, yaitu a. Strategi Unique Selling Proposition (USP) Unique Selling Proposition dikenal sebagai kunci dari keuntungan konsumen, Unique Selling Proposition bukanlah sebuah big idea dari suatu iklan, tetapi merupakan sebagai pemandu bagian dari semua yang tercakup di belakangnya30. Inti dari Unique Selling Proposition adalah pernyataan mengenai keuntungan dari produk tersebut dan harus sesuai yang unik serta penting bagi konsumen31. Unique Selling Proposition diartikan sebagai daya tarik sebuah penjualan, didalamnya terdapat claim (berupa pernyataan), premise 29 Sandra Moriarty. Craetive Advertisng (New Jersey: Practise-Hall Inc, 1991) Hal. 78-79. 30 Ibid., hal 110 31 Williams Wells, John Burnet dan Opcit. Hal 186 29 (janji), benefit (keuntungan). Rosser Reeves dalam bukunya Reality in Advetising dikutip dari (New York: Knop, 1963) terdapat tiga karakeristik konsep USP, yaitu: 1. 2. 3. 32 Ibid., hal 185 Setiap iklan harus mampu membuat suatu usulan pada suatu sasaran, bukan sekedar permainan kata-kata, bukan sekedar informasi produk, iklan yang indah, tetapi lebih kepada menyatakan pada sasarannya: lakukan apa yang kami katakan, pasti anda akan memperoleh keuntungannya. Suatu benefit merupakan pesan yang akan masuk ke hati konsumen, intinya adalah menfokuskan diri pada manfaat produk tersebut, dan biasanya lebih kepada membujuk dibandingkan dengan pernyataan (claim). Benefit terdiri dari 2 bagian, yaitu: • Promise adalah keuntungan tentang apa yang akan terjadi setelah konsumen menggunakan produk tersebut. • Reason-why adalah alasaan berupa pernyataan yang menjelaskan tentang manfaat produk yang akan menguntungkan bagi konsumen32. Usulan tersebut hendaknya sesuatu yang bukan dilakukan oleh saingan (pihak lain), usulan harus sesuatu yang nyatanyata unik, baik berupa kelebihan suatu produk maupun unik dalam bentuk pernyataan (claim atau pernyataan produk itu). Claim berupa pernyataan tegas atau pernyataan singkat dan fakta tentang features produk (penampilan produk), dan claim biasanya menggunakan pernyataan langsung tentang features sebagai kekuatan produk yang dapat memotivasi respon dari target audience. Usulan tersebut juga harus cukup kuat menggerakkan banyak orang, agar dapat meperoleh dukungan dari pengguna baru atas produk yang ditawarkan. Reeves juga mengatakan bahwa dari pernyataan suatu produk yang disusun berdasarkan konsep Unique Selliing Proposition, 30 akan mendominasi seluruh warna iklan. Hal ini diperkuat apabila dilakukan pengulangan-pengulangan dalam pemunculannya. b. Strategi Pembentukan Citra (Image Startegy) Pada beberapa jenis brand hampir tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya, keadaan pasar yang sangat ketat akan produkproduk baru semakin banyak. Banyak produk yang dipromosikan dan sulit dibedakan antara satu dengan produk sejenisnya, karena itu dikembangkanlah suatu strategi kreatif yang didasari pada pengembangan kekuatan dan identitas produk yang mudah diingat atau mempunyai makna tertentu, hal ini disebut juga sebagai strategi pembentukan citra (Image Strategy)33. Setiap iklan memerlukan citra produk sebagai suatu dukungan untuk menciptakan simbol tertentu dan seorang pengiklan dituntut agar dapat memberikan penampilan yang berbeda dan tajam dari produk pesainnya untuk mendapatkan suatu citra di mata konsumen yang tujuannya untuk mendukung keberhasilan program pemasaran tersebut. c. Strategi Drama (Inheren Drama) Strategi yang digunakan untuk menonjolkan kelebihan atau keunikan suatu produk, dan biasanya produk tersebut memiliki ciri khas atau perbedaan yang nyata dan jelas dari produk sejenisnya. Penonjolan 33 Sandra Moriarty, Op. Cit, hal 11 31 sifat-sifat dari produk tersebut secara dramatis (pada keuntungannya) sehingga akan membujuk khalayak untuk menggunakan produk tersebut. d. Strategy Positioning Strategy Positioning adalah strategi yang dilakukan pengiklan untuk mencapai khalayak sasaran yang dituju, dengan menempatkan posisi suatu produk di benak konsumennya, sebagai produk yang dapat memenuhi kepuasan khalayak. Pendekatan positioning tidak untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, tetapi untuk memanipulasi yang sudah ada di dalam pikiran, untuk menyambung apa yang sudah ada34. Iklan selain mempercepat penyebaran informasi, juga digunakan untuk membentuk persepsi yang positif dari produk, agar dipilih dari sekian banyak produk yang sejenis, karena pada kenyataanya pikiran manusia sulit untuk ditebak dan kemampuan konsumen yang terbatas untuk mengingat semua jenis produk yang ada di pasar atau yang diiklankan. Di sinilah ada bagian dari psikologi dalam usaha menguasai ruang pada ingatan konsumen (share of mind) untuk merefleksikan terhadap tawaran produk. Positioning muncul karena adanya persaingan antar produsen akan produknya, baik itu dari jenis kategori yang beda ataupun yang sejenis. Gabungan-gabungan tersebutlah yang bermunculan dan menjadikan produsen mendapatkan beberapa tempat di otak konsumen. Hal ituah yang 34 Al Ries dan Jack Trout. Positioing: The Battle For Your Mind, 1st ed (Sinagpore: McGraw-Hill Book Co, 1986) Hal. 5 32 membuat konsumen menghadapi sebuah pertarungan. Positioing bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi yang berhubungan dengan atribut –atribut secara fisik maupun non fisik yang melekat pada produk, sehingga atribut lain seperti warna, desain, tulisan yang tertera dalam kemasan, medialah yang dipilih, citra yang disalurkan, dan hal itu berkaitan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk dalam otaknya di dalam alam khayalnya sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk tersebut. Setelah segmentasi utama ditentukan, saatnya untuk memposisikan produk dalam benak konsumen, ini adalah mind game yang harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, karena jika sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah maka keadaan akan sulit diubah kembali, karena itu positioning merupakan strategi yang harus terus menerus dievaluasi, dikembangkan, dipelihara, dan dibesarkan. 2.4.1. Proses Kreatif Proses kreatif disebut juga ideation (proses pencarian ide), biasanya berupa suatu tahapan untuk mendapatakan ide. Ada lima tahapan yang biasanya dilakukan atau dilalui dalam proses kreatif, yaitu35: 35 William Well, Jhon Burnet, Sandra E. Moriarty. Advertising: Principle And Practice, Fifth Edition. Englewood Clifs, Prntice Hall, 1995, Hal. 300. 33 1. Immersion Proses dimana kita menyerap berbagai informasi melalui membaca, penelitian atau apapun masalah yang dihadapi. 2. Ideation Melihat sebuah masalah dari berbagai sudut untuk mengembangkan ide dan alternatif sebanyak mungkin. 3. Brainfog Sitauasi dimana kita mengalami stagnasi. 4. Incubation Proses dimana kita menenangkan diri dan pikiran sebelum bertindak atau menuju proses selanjutnya. 5. Illumination Suatu tahapan ketika ide datang. 2.4.2. Strategi Pesan Iklan Sebelum sampai pada sebuah strategi pesan iklan apa yang akan digunakan, baik dari pendekatan, daya tarik maupuan eksekusinya, harus terlebih dahulu menemukan apa inti pesan yang disampaikan melalui iklan tersebut. Sandra Moriarty menyebut inti pesan sebagai the big idea (ide besar). Makna kreatif sendiri dalam perencanaan iklan merupakan suatu upaya penemuan the big idea36. 36 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmen, Target, dan Posisi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998). Hal.27 34 Ide besar sama artinya dengan menetapkan suatu ide mental untuk menggambarkan iklan itu nantinya sebelum mulai dikerjakan. Ide besar menyatukan gabungan tujuan strategi periklanan dan keuntungan produk (product benefit) dengan hasrat konsumen dalam suasana yang segar, mengajak, hidup, serta membuat audience terhenti, melihat, dan mendengar37. Menurut Marybeth Lareau, ide besar yang disebutnya dengan konsep kreatif adalah ide pokok yang dibawa oleh periklanan. Ia menggambarkannya sebagai ide yang berkaitan dengan atribut, keuntungan atau membayangkan image produk. Ide besar tersebut harus sederhana, terang dan jelas. Menurutnya ide besar yang kreatif mencakup 2 hal yaitu: mudah menarik perhatian (attention getting) dan mudah diingat (memorable). Kedua hal tersebut harus dihasilkan oleh eksekusi iklan yang bisa diciptakan melalui kata-kata, gambar dan musik. Dengan kata lain ide besarlah yang sebenarnya harus terlihat dalam eksekusi sebuah iklan. Kreatif iklan dimulai dengan sebuah ide yang secara unik mendramatisasikan atau mendemonstrasikan manfaat kompetitif. Ide adalah penempatan kata-kata dalam kombinasi gambar atau suara dan serangkaian gambar atau suara yang mendramatisasikan produk apa yang akan diperhatikan pada konsumen38. Ada beberapa syarat untuk menjadikan iklan itu kreatif, baik dan menjual, yaitu: 1. IKlan harus dapat menarik perhatian pemirsanya. 37 Opcit,. Hal 284 38 Don E. Schultz, Essential of Advertsiisng Startegies (Illinois USA: NTC Publishing Group, 1995). Hal 87-91 35 2. Iklan yang dibuat diusahakan sesederhana mungkin agar jelas apa yang akan disampaikan kepada masyarakat. 3. Iklan harus komunikatif 4. Iklan harus memiliki energi untuk merek 5. Eksekusinya baik 6. Dapat merefleksikan budaya merek 7. Iklan harus memperkokoh mereknya 8. Mendorong khalayak agar mau melakuakn aksinya setelah melihat iklannya39. Pendekatan-pendekatan iklan diperlukan untuk merefleksikan pesan, baik iklan elektronik maupaun cetak. Penciptaan dalam membuat visual iklan adalah dalam rangka menjual konsep (konsep strategi). Sebelum menentukan idea apa saja yang akan dijadikan dalam visualisasi iklan, maka diperlukan pembelajaran terlebih dahulu pada, positioning, strategi, data demografis (jenis kelamin, usia, pendidikan) dan psikografis (kelas sosial dan gaya hidup) yang akan memberitahukan konsumen seperti apa yang akan dituju (data antara pengiklan dan konsumen) sehingga melalui daya tarik (appelas) dan pendekatan yang akan dilakukan produk yang dijual dapat memberikan dampak positif bagi konsumennya. Daya tarik dalam iklan diperlukan untuk membujuk konsumen agar mau membeli produk yang akan diiklankannya. Berikut ini merupakan tiga daya tarik yang terdapat dalam strategi pesan, yaitu: 39 Majalah Cakram, Berfikir dan Berkarya Merdeka, Edisi Citra Pariwara, 1999, Hal.9 36 1. Daya tarik rasional (information appeals) yaitu pesan yang dibangun melalui fakta dan logika sebagai bujukan40. 2. Daya tarik emosional(emotional appeals) yaitu pesan yang dibangun memlalui pendekatan psikologi, seperti takut dan cinta untuk menyentuh perasaan konsumen41. Dasar-dasar daya traik emosional antara lain: a. Kegembiraan b. Ketakutan, seperti bahaya, keadaan memalukan c. Kesalahan d. Kecintaan, seperti rasa sayang, cinta dan persahabaan e. Nostalgia f. Kesenangan, seperti humor, kebahagiaan, suka cita, tetawa dan hiburan 3. g. Kebanggaan diri h. Keringanan dan kebebasan i. Kesedihan seperti kegagalan dan penderitaan42. Daya tarik citra (image appeals) yaitu pesan yang dibangun dengan menggabungkan antara produk dengan hasrat gaya hidupnya, orang glamour, dan peasan yang ingin dikomunikasikan melewati simbolsimbol tersebut untuk dihubung-hubungkan43. 40 Op.cit, hal 330 41 Ibid,. Hal 331 42 Sandra Moriarty, 2nd ed, Op. Cit., Hal. 78 43 William Welss dkk (1989). Hal. 330 37 Agar pesan dapat menarik perhatian, maka diperlukan daya tarik yang kuat yang dituangkan melalui elemen-elemen kreatif. Daya tarik pesan dibagi menjadi Sembilan, yaitu44: 1. Daya tarik pesan selebritis Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah satunya karena menggunakan daya tarik para figure masyarakat, selebritis TV, aktor aktris, atlet, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi yang dikenal masyaratat untuk mendukung suatu produk. Pengiklan atau agen iklan membayar besar kepada selebritis yang sesuai dengan pasar sasaran dan berharap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang diiklankan. 2. Daya tarik pesan humor Pengiklan menggunakan daya tarik humor untuk mencapai sasaran komunikasi yang bervariasi untuk memicu perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh terhadap tuntutan produk, mempengaruhi sikap, menyempurnakan kemampuan dari pengiklan dan menciptakan tindakan. 3. Daya tarik pesan rasa takut Pengiklan memotivasi konsumen untuk mengolah informasi dan tindakan. Daya tarik rasa takut juga efektif jika penerima pesan percaya diri dan lebih suka mengendalikan bahaya daripada menghindari serta penerima pesan bukan pemakai produk tersebut. 44 M. Suyanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta, Andi, 2004, halamn. 123- 135. 38 4. Daya tarik pesan kesalahan Pengiklan menggunakan daya tarik kesalahan dan berusaha membujuk calon konsumen dengan menerapkan perasaan bersalah yang dapat diganti dengan menggunakan produk yang diiklankan. 5. Daya tarik pesan komparatif Komparatif langsung atau tidak langsung suatu produk dengan produk pesaing, yang mempromosikan bahwa produk tersebut superior dibanding produk pesaing. Daya tarik komparatif meningkatkan kesadaran merek. 6. Daya tarik pesan rasional Daya tarik ini difokuskan pada segi praktis dan fungsi produk akan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk. Sedangkan pesannya menekankan persuasi secara rasional. 7. Daya tarik pesan emosional Daya tarik ini didasarkan pada keadaan psikologis sasaran baik dalam perannya sebagai pribadi maupun dalam suatu lingkungan sosial, dalam melakukan pembelian. Misalnya sedih, gembira, marah dan kenyamanan. 8. Daya tarik pesan kombinasi Merupakan isi pesan rasional dan emosional yan digabung sehingga keputusan pembelian didasarkan akan keduanya. 9. Daya tarik pesan moral Merupakan isi pesan ditujukan kepada khalayak untuk memberi tahu apa yang baik dan benar untuk mendukung usaha sosial. 39 Adapun sembilan poin yang biasa digunakan untuk menyajikan atau menampilkan pesan iklan, yaitu45: 1. Case History (sejarah tentang produk) Suatu cara untuk menyampaikan sesuatu yang menarik tentang produk, adalah adegan menemukan sesuatu yang menarik atau sesuatu yang tak biasa mengenai produk selama produk itu telah digunakan. 2. Testimonial (testimony) Suatu cara dimana satu orang atau lebih memberikan pesan mengenai produk yang telah digunakannya, sehingga orang tersebut dapat dijadikan sumber informasi bagi konsumen lainnya. 3. Endorsement Adalah testimonial yang singkat dari selebriti dari pada rata-rata konsumen. Hal penting dalam menggunakan endorsement untuk memilih selebriti yang dapat membuat arti atau rasa dengan produk. 4. Product As Hero / Problem Solution Ekspresi pesan iklan yang menampilkan atau menyajikan masalah konsumen, lalu produk tersebut menawarkan solusi bagi konsumen, atau dapat dikatakan juga problem solution. 5. Demonstration Merupakan cara yang efektif untuk menunjukkan keuntungan atau benefit dari produk bagi konsumen. Biasanya digunakan untuk produk-produk yang memilih media televisi sebagai media periklanan. 45 Christoper Gilson and Haroll W. Berkman. Advertising Concept And Strategies. New York, Rundon House Business Division, 1980, Hal. 393 -395 40 6. Torture Testing (uji penyiksaan) Demonstrasi bagaimana kekuatan produk, bagaimana keadaan produk ketika diuji, dan di bawah tekanan. 7. Exaggereted Statement (pernyataan yang dibesar-besarkan) Tujuan penggunaan cara ini untuk memberikan poin dramatis, poin dapat dibesar-besarkan dari permulaan sampai habis. 8. Association Diferensiasi produk divisualisasikan dengan menghubungkan sesuatu yang tak berhubungan untuk menangkap semangat dari produk tersebut. 9. Comparasion Teknik perbandingan mengenai produk tertentu dengan produk yang lainnya, dalam hal penamaan, keunggulan. Biasanya cara ini tidak digunakan untuk kompetitor yang kecil. 2.4.3. Pendekatan Kreatif Pendekatan-pendekatan ini biasanya berhubungan dengan informasi tentang produk yang diiklankan. Beberapa tipe pendekatan yang digunakan dalam kampanye periklanan, yaitu46: 1. Generik (umum) Klaim produk atau keuntungan langsung tanpa penegasan superioritas. Dalam strategi ini pengiklan hanya membuat pernyataan umum yang juga bisa dibuat oleh pesaing dalam memasarkan merek untuk kategori produk 46 Terence A. Shimp, Op Cit, Hal. 437-447 41 yang sama. Dengan kata lain pengiklan tidak berupaya untuk membedakan mereknya dengan pesaingnya atau menyatakan keunggulan produknya. Kondisi pasar yang sesuai: Monopoli atau dominasi ekstrem atas kategori produk. 2. Hak Pembelian Awal (Premptive) Klaim generik dengan penegasan superioritas. Dalam strategi ini pengiklan membuat suatu pernyataan tipe-generik namun melakukannya dengan menyatakan keunggulan produknya. Kondisi pasar yang sesuai: Paling bermanfaat dalam pasar yang sedang tumbuh dan bangkit dimana periklanan kompetitif adalah generik (umum) atau tidak ada. 3. Proposisi Penjualan Unik (Unique Selling Proposition – USP) Klaim superioritas berdasarkan pada keistimewaan atau keuntungan fisik yang dimiliki produk. Dalam berbagai hal strategi ini merupakan teknik kreatif yang optimum. Dalam strategi ini pengiklan menyatakan keunggulan atribut produk yang unik, yang memberikan suatu manfaat yang nyata bagi konsumen. USP memperkenalkan perbedaan penting yang membuat suatu merek yang unik, lalu mengembangkan suatu klaim periklanan hingga pesaing tidak bisa memilih atau memiliki pilihan. Menurut Sandra Moriarty dalam buku Creative Advertising: Theory & Ptactice, USP adalah pernyataan mengenai keistimewaan, keuntungan dan kelebihan-kelebihan fisik yang dimiliki oleh suatu produk dibandingkan pesaingnya. Produk tidak hanya dikuatkan dengan kata-kata atau pesan- 42 pesan penjualan, tetapi juga harus mempunyai sesuatu yang berbeda dari produk lain, terutama produk saingannya. USP disebut juga sebagai konsep ide penjualan utama, yaitu bagaimana mendapatkan suatu keunikan produk, kelebihan produk, atau keuntungan yang ada47. Kondisi pasar yang sesuai: Sebagian besar bermanfaat ketika poin diferensiasi tidak dapat ditandingi oleh para kompetitor. 4. Citra Merek (Brand Image Strategy) Klaim-klaim berdasarkan pada pembedaan psikologis, biasanya berupa asosiasi simbolik. Periklanan berupaya untuk mengembangkan citra/identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan simbol-simbol tertentu. Menurut Sandra Moriarty dalam buku Creative Advertising: Theory & Practice, strategi yang didasari pada pengembangan kekuatan dan identitas produk yang mudah diingat atau mempunyai makna tertentu, hal ini disebut strategi pembentukan citra (Image Strategy)48. Kondisi pasar yang sesuai: Paling sesuai untuk barang-barang yang homogen dimana perbedaan fisiknya sulit untuk dikembangkan atau bisa ditandingi dengan cepat, strategi ini memerlukan pemahaman yang mencukupi tentang konsumen untuk mengembangkan berbagai simbol/asosiasi yang penuh makna. 47 Sandra E. Moriarty, Op Cit, Hal. 110. 48 Ibid. 43 5. Positioning Upaya iklan untuk memposisikan suatu merek dalam benak kosumen untuk dapat menyaingi pesainnya. Menurut strategi ini, iklan yang sukses seharusnya menancapkan tentang makna yang jelas dari produk tersebut dan bagaimana produk itu dibandingkan dengan penawaran yang kompetitif. Kondisi pasar yang sesuai: Strategi terbaik untuk menyerang suatu pemimpin pasar, memerlukan komitmen jangka panjang secara relatif bagi upaya-upaya periklanan yang agresif serta memahami kosumen. Positioning ini bisa diimplementasikan dengan menggunakan USP, citra merek, atau pendekatan kreatif lainya. Beberapa pendekatan positioning yang dapat dilakukan: 1. Costumer Benefit; adanya keuntungan yang diperoleh konsumen berdasarkan keunggulan produk. 2. Harga; perbedaan harga sesuai dengan produk tersebut. 3. Positioning by product class; perbedaan kelas produk dilihat dari segmentasi dan target pasarnya. 4. Positioning by user application; melalui cara penggunaan produk. 5. 6. Pendekatan budaya. Resonansi Upaya iklan untuk menimbulkan pengalaman yang tersimpan dalam benak khalayak dan berusaha untuk mengasosiasikan produk dengan makna yang relevan atau signifikan. 44 Kondisi pasar yang sesuai: Paling cocok untuk barang-barang yang kelihatan secara sosial; memerlukan pemahaman konsumen yang bisa dipertimbangakn mendesain pola-pola pesan. 7. Emosional Upaya untuk memprovokasi keterlibatan atau emosi melalui ambiguitas, humor, atau semacamnya, tanpa penekanan penjualan yang kuat. Kondisi pasar yang sesuai: Strategi emosional bisa digunakan ketika iklan menyatakan produk apapun, namun strategi ini tampak berhasil untuk produk-produk, yang secara alami diasosiasikan dengan emosi seperti makanan, pakaian, perhiasan, kosmetik, dan lainnya. Suatu kesalahan besar bila kita berpikir bahwa strategi-strategi tersebut begitu murni dan ekslusif. Karena dalam pelaksanaannya cukup memungkinkan bagi seseorang pengiklan secara sadar atau tidak sadar menggunakan dua atau lebih strategi secara simultan. 2.4.4. Visualisasi Daya tarik visual dalam periklanan digunakan untuk mendapatkan tanggapan yang dapat mempengaruhi perasaan sasaran terhadap produk atau jasa tertentu. Sebuah gaya implementasi mengarahkan pada satu daya tarik tertentu mempunyai tujuan untuk dituangkan dalam suatu bentuk pesan yang akan disampaikan. Daya tarik visual adalah daya tarik yang disampaikan melalui unsurunsur grafis, seperti warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak. Dalam 45 penelitian ini visual dilihat dari layout, ilustrasi, huruf dan warna, mewakil segmentasi yang energik, fun dan fresh. Dua unsur yang penting dalam menikmati warna adalah cahaya dan mata. Tanpa kedua unsur tersebut kita tidak dapat menikmati warna secara sempurna, karena cahaya adalah sumber warna, dan mata adalah media untuk menangkap warna dari sumbernya. Dengan demikian warna memilki daya tarik yang kuat kepada masyarakat atau khalayak. 1. Warna Warna merupakan salah satu daya tarik perhatian pembaca untuk membaca iklan secara keseluruhan. Definisi warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu obyek ke mata manusia, yang menyebabkan kerucutkerucut warna pada retina bereaksi yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada obyek yang dilihat sehingga mengubah persepsi manusia49. Menurut Iwan Wirya ada bebrapa fungsi warna dalam penggunaannya antara lain: 1. Untuk identifikasi; 2. Untuk menarik perhatian; 3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, misalnya dengan membangkitkan minat atau selera konsumen masyarakat; 49 4. Untuk menciptakan asosiasi; 5. Menciptakan suatu citra; 6. Untuk menghiasi produk; Iwan Wirya, Kemasan yang Menjual, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1999, Hal.28-29 atau 46 7. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum; 8. Untuk mendorong tindakan; 9. Untuk proteksi dari cahaya; 10. Untuk mengendalikan temperatur; 11. Untuk membangkitkan minat dalam mode50; 2. Ilustrasi Berfungsi untuk membangkitkan emosi konsumen dengan menampilkan gambar-gambar yang menarik sehingga menarik perhatian konsumen. Ilustrasi yang terdapat dalam sebuah iklan, dapat menggunakan teknik fotografi, drawing (gambar), ataupun kombinasi antara keduanya. Tujuan dari penggunaan ilustrasi antara lain: a. Menangkap perhatian pembaca b. Memperkenalkan subyek iklan c. Menimbulkan minat untuk membaca copy iklan d. Memperjelas pernyataan-pernyataan dalam copy iklan e. Menekankan ciri-ciri dan keunikan produk f. Melengkapi kelanjutan seluruh kampanye iklan melalui penggunaan teknik ilustrasi yang sama. Beberapa ilustrasi dalam iklan: 1. Show the product 50 Ibid. Hal. 35 47 Menampilkan produk yang diiklankan, banyak ditampilkan dalam ukuran besar sehingga mempermudah brand atau produk dikenal. 2. Single out part of the product that needs emphesis Menampilkan bagian-bagian produk yang perlu penekanan khusus. 3. Show the product ready for use Menampilkan produk yang telah siap untuk digunakan. 4. Show how this: product differs from it’s competition Memperlihatkan bagaimana produk tersebut berbeda dari pesaingnya. 5. Show the product being tested Menampilkan produk yang sedang diuji coba. 6. Show the product in use Menampilkan produk yang sedang digunakan atau dipakai. 7. Show the happy result of using product Memperlihatkan kegembiraan dari hasil pemakaian produk. 8. Show what can happen when you don’t use the product Memperlihatkan apa yang bisa terjadi bila tidak menggunakan produk tersebut. 2.4.5. Copywriting Copywriting adalah seni penulisan pesan iklan atau naskah iklan. Dapat dimengerti, kalau copywriting diartikan sebagai kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang membangun kekuatan headline dan pesan dari suatu iklan. Copywriting juga didefinisikan sebagai rangkaian kalimat berisi pesan penjualan yang harus mampu menimbulkan ketertarikan. Copywriting adalah penempatan 48 kata-kata dalam kombinasi gambar atau serangkaian yang mendramatisasikan pesan apa yang akan diperlihatkan kepada masyarakat. Copywriting harus memiliki unsur menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan (AIDCA – Attention, Interest, Desire, Conviction and Action). Copywriting yang ideal adalah copy yang memuat unsurunsur pertimbangan target audience sebagai pemirsa bidikannya, menjabarkan konsep produk secara transparan, memperhatikan komunikasi, penempatan media dan menyampaikan dengan efektif pesan penjualan sejak awal hingga akhir. Pesan promo yang dituangkan melalui naskah ini sangat berpengaruh terhadap iklan Bukopin Fundiscount. Adapun alternatif gaya dan jenis kata dalam copywriting yang dimaksud adalah: 1. EKSPLORATIF (to explore), yaitu mengeksplorasi/mengulas dengan tajam hakikat produk dan jasa dengan kata-kata yang akurat. 2. NARATIF, yaitu berbentuk cerita (narasi), menguraikan produk/jasa yang diiklankan dalam suasana cerita. 3. ARGUMENTATIF atau pendapat yang isinya mempengaruhi audience secara jelas dan nyata, tanpa tedeng aling-aling. 4. RETORIS, yaitu mengungkapkan kebenaran sejujurnya tanpa mengharapkan jawaban atau komentar karena sejak awal diproyeksikan agar tidak ada bantahan terhadapnya. 49 5. INFORMATIF, yaitu menginformasikan secara mendetail tentang produk/jasa yang ditawarkan51. Di dalam naskah iklan tentunya memiliki berbagai elemen-elemen yang menjadi satu kesatuan dengan isi pesan atau informasi tentang produk atau jasa yang diiklankan. Elemen-elemen tersebut biasanya menerangkan mengenai inti pesan yang ingin disampaikan pengiklan. Beberapa elemen dalam naskah iklan yaitu52: 1. Advertising Appeals 2. Copy Platform 3. Benefits Support 4. Product Image Dalam menerapkan naskah iklan, juga ada beberapa tahapan yang sebaiknya dilakukan dalam mengeksekusi naskah. Tahap penerapan copywriting ke dalam karya iklan antara lain53: a. Message; penerapan pesan periklanan b. Consideration aspect; pertimbangan terhadap media c. Concept idea; kemampuan menerjemahkan ide kreatif ke dalam bahasa copywriting. 51 Agustriayanto, Copywriting; Seni mengasah kreatifitas dan memahami bahsa iklan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2001, Hal. 78-82 52 Ibid, Hal. 64 53 Ibid, Hal.70 50 d. Copy Platform; kerangka dasar suatu copywriting akan dibentuk menjadi copy style (penampilan), copy element (para pendukung copy), headline (kepala copy), Sub headline (bagian penguin kepala copy), body copy (materi bangunan copywriting yang memperkuat headline) slogan, (kata-kata singkat yang menyangkut dalam pikiran audien), supporting elemen lainnya. 2.5. Surat Kabar sebagai Media Periklanan Dalam kehidupan sekarang ini, kita sering kali berhadapan dengan produk. Pada kategori produk saja dapat kita temukan merek yang sangat beragam. Apabila digabungkan dengan jasa dan ide, pasti jumlahnya akan sangat banyak sekali dan kita tidak mungkin mengingat seluruhnya. Agar suatu produk dapat dikenal konsumen, para produsen bersaing untuk dapat meraih perhatian konsumen dalam benaknya. Salah satunya adalah beriklan, agar tujuan dapat tercapai maka pesan yang ada dalam iklan, harus dapat diterima dan mudah dipahami oleh khalayak sasarannya. Bentuk iklan yang ada bermacam-macam jenisnya, tergantung dari mediumnya. Salah satu media iklan yang sangat populer di Indonesia adalah surat kabar. Surat kabar mempunyai kekuatan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas Merupakan kekuatan terbesar surat kabar. Pengiklan nasional dapat menyesuaikan materi iklannya agar sesuai dengan preferensi pembelian khusus dan kekhususan pada dasar tertentu. Para pengiklan lokal bisa 51 membuat beraneka materi iklan dengan menyisipkan selebaran iklannya ke dalam surat kabar yang dikirim berdasarkan kode pos. 2. Jangkauan khalayak yang luas Merupakan kekuatan kedua dari periklanan surat kabar. Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya (nasional, regional dan atau lokal). 3. Kemampuan untuk menyajikan materi pesan dengan rinci Merupakan kekuatan lain dari periklanan surat kabar. Informasi produk yang rinci dan halaman editorial digunakan sebagai periklanan dalam surat kabar, yang tidak dapat disejajarkan dengan media lain. Keunggulan ini dimanfaatkan oleh konsumen dengan membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja. 4. Waktu yang tidak terbatas Adalah kekuatan terakhir dari periklanan di surat kabar. Tenggat waktu yang pendek (waktu antara memasang iklan dan menjalankannya) membuat pengiklan mengaitkan materi iklannya dengan perkembangan pasar lokal atau peristiwa yang dapat menjadi bahan berita. Para pengiklan dapat mengembangkan atau mengubah materi iklannya dengan cepat sehingga dapat mengambil manfaat dari perkembangan pasar yang dinamis54. 54 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1, Hal. 415 52 Selain memiliki kekuatan surat kabar juga memiliki keterbatasan yang menjadikan iklan kurang maksimal. Adapun keterbatasan media surat kabar antara lain: 1. Clutter (tidak beraturan) Adalah suatu masalah dalam surat kabar, seperti pada semua media penting lainnya. Seorang pembaca sura kabar dihadapkan dengan iklan dalam jumlah besar, yang semuanya bersaing untuk memperebutkan perhatian pembaca yang terbatas dan hanya sebagian dari iklan yang diperhatikan oleh pembaca. Isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik dapat mengacaukan mata dan daya serap pembaca. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa cluter di surat kabar lebih sedikit daripada di televisi dan radio. 2. Short life Span Sekalipun jangkauan bersifat massal, surat kabar dibaca orang dalam tempo yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka membaca hanya sekali saja. Disamping itu surat kabar juga cepat “basi” karena hanya berusia 24 jam. 3. Limited Coverage of Certain Groups Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contoh surat kabar tidak dapat menjangkau pembaca yang berusia dibawah 20 tahun. Demikian juga pembaca dengan bahasa yang berbeda. 53 4. Product’s that don’t fit Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik di surat kabar. Terutama produk yang tidak ditujukan untuk umum atau yang menuntut peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi akan sulit masuk surat kabar. Demikian pula produk tertentu yang diangap melangar kesusilaan misalnya iklan BH (pakaian dalam wanita)55. 2.6. Elemen-elemen Iklan di Media Cetak Iklan di media cetak merupakan hasil penggabungan beberapa unsur atau elemen yang dinamis, terorganisir dan memiliki makna tertentu. Elemen itu ada dua yaitu Copywriting dan Visual (Image). Elemen copywriting terdiri dari headline, subheadline bodycopy, product shot, selain itu masih ada flash dan baseline. Sedangkan elemen visual itu sendiri merupakan bentuk iklan terdiri dari penggunaan illustrasi, teknik illustrasi, warna dominan dan warna tema serta daya tarik pesannya. 2.6.1. Jenis Lay Out Iklan Cetak Ada beberapa model lay out iklan cetak yang pada umumnya digunakan oleh kreatif iklan. Jenis lay out untuk iklan cetak itu antara lain56: 55 Rhenal Kasali, Op. Cit, Hal. 107-108 56 Roger C. Parker, Tampilan Profesional dalam Pencetakan, PT. Dinastindo. 1995. Hal. 55-60 54 1. Mondrian Lay Out Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda yang bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk –bentuk square/landscape/portrait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang konseptual. 2. Multi Panel Lay Out Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya). 3. Picture Window Lay Out Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure). 4. Copy Heavy Lay Out Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copywriting (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out-nya didominsai oleh penyajian teks (copy). 5. Frame Lay Out Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame-nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita). 6. Shilhoutte lay Out Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau teknik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text- 55 Rap/warna spot colour yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan teknik fotografi. 7. Type Spicemen Lay Out Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa headline saja. 8. Circus Lay Out Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan. 9. Jumble Lay Out Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur. 10. Grid Lay Out Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada dalam skala grid. 11. Bleed Lay Out Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong. 12. Vertical Panel Lay Out Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut. 56 13. Alphabet Inspired lay Out Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita). 14. Angular Lay Out Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat. 15. Informal Balance Lay Out Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang. 16. Brace Lay out Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L-nya bisa terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong. 17. Two Mortises Lay Out Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing menvisualkan secara diskriotif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan. 18. Quadran Lay Out Penyajian tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%, (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar). 57 19. Comic Strip Lay Out Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehinga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captionsnya. 20. Rebus Lay Out Susunan lay Out iklan menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita. Pada iklan cetak Bukopin Fundiscount ini menggunakan perpaduan dari beberapa jenis lay out, antara lain Mondrian layout dan Jumble lay out. Hal ini bisa terlihat pada penyajian iklannya yang mengacu pada bentuk square dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang kopseptual serta tata letaknya yang disusun secara teratur. 2.6.2. Kategorisasi Elemen Copywriting dan Visual 2.6.2.1. Headline Headline merupakan sarana pengorganisasi yang paling dasar agar pembaca memutuskan untuk membaca suatu dokumen, sebaiknya headline singkat dan jelas sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Beberapa jenis headline antara lain: 1. News Headline Merupakan headline yang menyajikan informasi mengena sesuatu yang baru kepada pembaca, seperti: lokasi toko, produk baru, atau harga lebih murah. 58 2. Emotional Headline Headline yang mengarah pada daya tarik emosional. 3. Benefit Headline Merupakan pernyataan yang menjelaskan keuntungan apa yang bisa didapatkan oleh konsumen. 4. Directive Headline Headline yang mengarahkan pembaca untuk melakukan sesuatu atau memberikan saran agar pembaca melakukan sesuatu. 5. Offbeat and Curiousity Headline Headline yang menggunakan pendekatan humor, wordplay dan misteri merupakan cara efektif untuk menarik pembaca ke dalam iklan. 6. Hornblowing Headline Penggunaan jenis ini cenderung arogan dan egois karena menggunakan suatu penghargaan yang telah diperoleh terhadap suatu produk sebagai headline. 7. Slogan Headline Headline yang menggunakan slogan brand atau perusahaan57. Headline dalam iklan Bukopin Fundiscount menggunakan campuran antara Emotional Headline dan Benefit Headline karena dalam iklan tersebut terlihat 57 Cortland L. Boove, John V. Thill, George P Dovel, Advertising Exellence Second Edition, Hal. 239-241 59 bahwa headline yang digunakan disajikan dalam bentuk visual agar menarik perhatian konsumen yang menawarkan diskon belanja di berbagai merchant yang bekerjasama dengan Bank Bukopin.