BAB III METODOLOGI PENELITIAN

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu berdiri oleh
pemerintahan Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami perubahan
seiring dengan berbagai intensif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Sampel
Perusahaan yang akan penulis teliti dan telah memenuhi kriteria ada 7
(tujuh) perusahaan. Adapun perusahaan tersebut adalah :
26
27
1. PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) didirikan dengan nama PT
Suryaraya Cakrawala tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah
menjadi PT Astra Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989. Perusahaan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1995. Kantor pusat AALI dan entitas
anak (“Grup”) berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR no. 1,
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit AALI
saat ini berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng
berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan entitas
anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada tanggal 30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan
usaha dengan PT Suryaraya Bahtera. Penggabungan usaha ini dicatat
dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah
penggabungan usaha ini, nama Perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro
Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp250 miliar menjadi Rp2
triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai nominal Rp500
(Rupiah penuh).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
AALI
adalah
perkebunan,
perdagangan
umum,
perindustrian,
pengangkutan, konsultan dan jasa. Namun kegiatan utama Perusahaan
bergerak dalam bidang usaha kelapa sawit.
Pada tanggal 9 Desember 1997, Perusahaan melakukan penawaran
umum perdana saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak
28
125.800.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran sebesar Rp1.550,- per saham.
2. PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk / ANTM (Persero) didirikan dengan nama
"Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli1968.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian,
serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan
dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut.
Kegiatan usaha Perusahaan dimulai pada tahun 1989 bergerak
dalam bidang perdagangan terutama rokok. Sejak tahun 2002, Perusahaan
bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan eceran untuk produk
konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan nama
“Alfamart” yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta, Cileungsi,
Tangerang, Cikarang, Bandung, Sidoarjo, Cirebon, Cilacap, Semarang,
Lampung, Malang, Bali, Klaten, Makassar, Balaraja dan Palembang.
Pada tanggal 27 Nopember 1997, Perusahaan melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 430.769.000 saham dengan
nilai nominal Rp500,- per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek
Indonesia dengan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham.
Pada tanggal 27 Nopember 1997, seluruh saham Perusahaan telah
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
29
3. PT. Astra International Tbk. (ASII)
PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20
Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor
pusat berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan bergerak di
bidang
perdagangan
umum,
perindustrian,
jasa
pertambangan,
pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang
lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran
mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan
alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.
4.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14
Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF
dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri
makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak
goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.
30
Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
INDF kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal
Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 14 Juli 1994.
5. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.(PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) didirikan tahun
1859 dengan nama “Firma L. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage”.
Kemudian, pada tahun 1950, pada saat diambil alih oleh Pemerintah
Belanda, PGAS diberi nama “NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij
(NV. NIGM)”. Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh Pemerintah
Republik Indonesia, nama PGAS diganti menjadi “Badan Pengambil Alih
Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG)” yang kemudian beralih
status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah,
PGAS ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai
“Perusahaan Negara Gas (PN. Gas)”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi perusahaan umum (“Perum”) dengan
nama “Perusahaan Umum Gas Negara”. Perubahan terakhir berdasarkan
Peraturan Pemerintah no.37 tahun 1994, PGAS diubah dari Perum menjadi
perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara (Persero) dan
namanya berubah menjadi “PT Perusahaan Gas Negara (Persero)”. Kantor
31
pusat PGAS berlokasi di di Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan
usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan,
pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas
buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat ini, usaha utama
PGAS adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri,
komersial dan rumah tangga.
Pada tanggal 05 Desember 2003, PGAS memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) PGAS kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan
nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 15 Desember 2003.
6. PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk/TELKOM (TLKM) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en
Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun 1991,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan
diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Kantor pusat
Perusahaan berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat.
32
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi,
informatika, serta optimalisasi sumber daya Perusahaan, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan yang
meliputi:
a. Usaha
Utama:
Merencanakan,
membangun,
menyediakan,
mengembangkan, mengoperasikan, memasarkan atau menjual,
menyewakan, dan memelihara jaringan telekomunikasi dan
informatika
b. Usaha Penunjang:
1).Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang
melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
2).Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi
sumber daya yang dimiliki Perusahaan, yang antara lain meliputi
pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem
informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, dan fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan.
Jumlah saham Perusahaan sesaat sebelum penawaran umum
perdana (Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang
terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna
yang
seluruhnya
dimiliki
oleh
Pemerintah
Republik
Indonesia
(Pemerintah). Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual
33
saham Perusahaan yang terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan
233.334.000 saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui
IPO di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New
York (“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000 saham
Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary Shares
(“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing ADS mewakili
20 saham Seri B pada saat itu.
7.
PT. United Tractors Tbk. (UNTR)
PT United Tractors Tbk (UNTR) didirikan di Indonesia pada
tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works dan
memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. Perusahaan berkedudukan
di Jakarta dan mempunyai 18 cabang, 17 kantor lokasi dan 12 kantor
perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat berlokasi di
Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. Perusahaan melalui
pemegang saham utama, PT Astra International Tbk (Astra), adalah
bagian dari Jardine Matheson Holdings Ltd.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
usaha Perusahaan dan entitas anak (bersama-sama disebut “Grup”)
meliputi penjualan dan penyewaan alat berat beserta pelayanan purna jual,
pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor
pertambangan adalah jasa kontraktor pertambangan terpadu.
Pada tahun 1989, Perusahaan melalui Penawaran Umum Perdana
34
Saham menawarkan 2,7 juta lembar sahamnya kepada masyarakat dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran sebesar
Rp7.250,- per saham.
3.2 Desain Penelitian
Nasir (2003) menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah
penelitian asosiatif atau hubungan, dimana menurut Sugiyono (2007) penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih yang merupakan penelitian tingkatan tertinggi bila
dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif.
Adapun bentuk hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah
hubungan kausal. Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa hubungan kausal
adalah hubungan sebab akibat, bila X maka Y
3.3 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga CR, ROI, dan EPS secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
Deviden Tunai (Cash Dividend) pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45.
35
2. Diduga CR, ROI, dan EPS secara parsial mempunyai pengaruh terhadap
Deviden Tunai (Cash Dividend) pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45.
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran
Agar data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diukur, maka
dikemukakan pengertian dari variabel tersebut:
1. Variabel Indepeden (X)
a. Current Ratio yaitu Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya. Van Horne (2009)
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Jangka pendek
b. ROI sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Abdullah
Faisal (2002)
Laba Bersih
ROI =
x 100%
Total Aktiva
c. Earning Per Share yaitu cara mengukur hasil (keuntungan) yang
diperoleh untuk setiap lembar saham perusahaan emiten yang dibeli
oleh investor. Perhitungan EPS dapat dilakukan dengan cara membagi
36
total laba bersih dengan jumlah saham yang beredar dari masingmasing perusahaan sampel selama periode penelitian. Kasmir (2008)
Laba Bersih
Earning Per Share =
Jumlah Lembar Saham
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Brigham dan Houston (2004) Dividen tunai (Cash Dividend)
yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya Cash
Dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai
oleh perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen lain.
Total Dividen Tunai
Deviden Tunai =
EAT
37
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data yang digunakan sebagai penunjang
dalam pembahasan ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data
yaitu:
1. Metode Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan sebagai dasar untuk
menganalisis data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data yang diperlukan
adalah data sekunder yaitu data yang sudah diolah oleh pihak perusahaan
dan sudah diterbitkan dalam bentuk laporan keuangan atau dengan kata
lain data yang tidak secara langsung diambil dari perusahaan yang
bersangkutan melainkan melalui web http://www.idx.ac.id
2. Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data yang bersifat
teoritis mengenai permasalah yang bersangkutan dengan penelitian ini.
Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku pustaka, referensi
dan berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
3.6 Populasi dan Sampel
Didalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah perusahaan
yang terdaftar di LQ 45 tahun 2008-2011. Teknik penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang artinya perusahaan yang
akan dijadikan sampel penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan
memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap memiliki kriteria sebagai
38
berikut:
a. Perusahaan yang konsisten terdaftar di LQ 45 selama periode februari
2008 s/d juli 2011 sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan,
yaitu Februari 2008, 2009, 2010, Juli 2011.
b. Perusahaan yang terdaftar di LQ 45 yang secara konsisten membagikan
data keuangan sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu
2008, 2009, 2010, 2011 yang menyampaikan datanya secara lengkap
sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu Current Ratio (CR),
Return on Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividen
Tunai (Cash Dividend).
39
Tabel 3.1
DAFTAR PERUSAHAAN YANG SELALU MASUK DALAM
PENGHITUNGAN INDEKS LQ 45
Periode Februari 2008 s/d juli 2011
No
Kode efek
Nama emiten
1.
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2.
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
3.
ASII
Astra Internasional Tbk
4.
BBCA
Bank Central Asia Tbk
5.
BBNI
Bank Negara Indonesia Tbk
6.
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk
7.
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
8.
BMRI
Bank Mandiri Tbk
9.
INCO
International Nickel Indonesia Tbk
10.
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
11.
ISAT
Indosat Tbk
12.
MEDC
Medco Energi International Tbk
13.
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
14.
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
15.
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
16.
TINS
Timah Tbk
17.
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
18.
UNSP
Bakrie Sumatra Plantations Tbk
19.
UNTR
United Tractors Tbk
40
Sedangkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini
adalah sejumlah 7 perusahaan. Pada tabel 3.2 berikut adalah nama perusahaan
yang menjadi sampel penelitian :
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No
Nama Perusahaan
1.
PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
2.
PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
3.
PT. Astra International Tbk. (ASII)
4.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
5.
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)
6.
PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)
7.
PT. United Tractors Tbk. (UNTR)
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulis dalam mengukur hasil
penelitian ini adalah:
1.Uji Asumsi Klasik
Santoso (2012) mengemukakan bahwa sebuah model regresi akan
digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah
model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Oleh karena
41
itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa
asumsi yang biasa disebut dengan asumsi klasik, yaitu: Uji Normalitas, Uji
Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji heteroskedastisitas. Uji ini
dimaksudkan agar persamaan model regresi yang dihasilkan tidak bias dan
mempunyai sifat “BLUE” (Best, Linier, Unbias, Estimator).
a. Normalitas, sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji kenormalan data. Kenormalan data atau distribusi normal
dilakukan
untuk
regresi,variabel
mengetahui
dependen,
apakah
variabel
dalam
independen
sebuah
atau
model
keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Santoso (2012) untuk menguji normalitas data dapat dilakukan
dengan
menggunakan program SPSS, yaitu dengan menggunakan
Normal Probability Plot dan Grafik Histogram. Dalam pengujian
Normal Probability Plot ini ditunjukan penyebaran titik-titik dan garis
diagonal yang terbentang antara variabel dependen dan variabel
independen. Dasar pengambilan keputusan adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan untuk grafik histogram apabila gambar menunjukan
bentuk lonceng normal maka menunjukan distribusi normal.
42
b. Multikolinearitas, masalah multikolinearitas dianggap sebagai suatu
kelemahan yang dapat mengurangi keyakinan dalam uji signifikansi
konvensional
terhadap
penaksir
kuadrat
terkecil.
Adanya
multikolinearitas dapat terdeteksi dengan melihat beberapa gejala
dalam penghitungan statistik, yaitu:
1) Multikolinearitas seringkali diduga ketika R² tinggi (misalnya antara
0,7 dan 1) dan ketika korelasi derajat nol juga tinggi.
2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10 (sepuluh).
Priyanto (2011) mengemukakan bahwa gejala multikolinearitas
dapat dideteksi atau terlihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dan angka tolerance. jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih
dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Heterokedastisitas, artinya varians semua variabel adalah konstan
(sama). Heterokedastisitas dilakukan untuk mengamati ada tidaknya
perubahan varian residu dari satu sampel ke sampel yang lain, deteksi
adanya heteroskedastisitas dengan melihat kurva heteroskedastisitas
atau diagram pencar (chart), dengan dasar pemikiran sebagai berikut:
1) Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian
menyempit maka terjadi heteroskedostisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar baik di
bawah atau di atas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi
heteroskedostisitas.
43
d. Autokorelasi, Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi
bahwa data haruslah bersifat bebas, dalam pengertian bahwa data
pada periode tertentu tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi data
pada periode sebelumnya ataupun pada periode sesudahnya. Apabila
terjadi gejala autokorelasi, pengujian dengan menggunakan uji t
statistik dan uji F statistik sudah tidak efektif lagi. Bilamana uji ini
tetap dilaksanakan maka hasil kesimpulan yang didapat akan bersifat
meragukan. Pengujian terhadap autokorelasi dapat dilakukan dengan
uji statisatik Durbin-Watson. Bahwa untuk mendeteksi adanya
autokorelasi, metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan
cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Keterangan
kriteria Uji
Tidak Du<dw<4-du
Tidak ada autokorelasi
Dw<dl atau dw>4-dl
Ada autokorelasi
Dl<dw<du atau 4-du<dw<4-dl
Tidak ada kesimpulan
2. Uji Hipotesis
a. Uji koefisien secara serempak (Uji-F)
44
Uji-F adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang nyata (signifikan) atau tidak terhadap variabel terikat. Santoso
(2012) menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan Uji F,
pengujian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Membandingkan antara F hitung dengan F table:

Bila Fhitung < Ftabel ; maka variabel bebas secara
serentak
tidak
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen.

Bila Fhitung > Ftabel ; maka variabel bebas secara
serentak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Berdasarkan Profitabilitas
Bila profitabilitas lebih besar daripada 0,05 (α),
maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh
terhadap beta risiko. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (α), maka variabel bebas secara serentak
berpengaruh terhadap risiko.
b.
secara individu (Uji-t)
Uji t adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah
secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh
yang nyata (signifikan) atau tidak terhadap variabel terikat. Santoso
(2012) menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan Uji t,
pengujian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
45
1) Membandingkan antara t hitung dengan t tabel :

Bila thitung < ttabel ; variabel bebas secara individu
tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas.

Bila thitung > ttabel ; variabel bebas secara bebas
individu berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
2) Berdasarkan profitabilitas
Bila profitabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka
variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap
risiko. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada 0,05
(α), maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap
risiko.
3.Analisis Linier Regresi Berganda
Priyanto (2011) mengemukakan bahwa analisis regresi linier
berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel
independen dengan variabel dependen.
Y= ß0+ ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+e
Dimana:
Y
ß0
ß1, ß2, ß3
X1
X2
X3
e
= Dividen Tunai
= konstanta
= koefisien regresi
= Current Ratio
= Return on Investment
= Earning per share
= error term, diasumsikan 0
Download