Penyakit infeksi pada ibu hamil yang masih tinggi

advertisement
JUDUL
PROGRAM PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
MELAHIRKAN KABUPATEN BANGKA BARAT
(PENINGKATAN PERSENTASE PELAYANAN
KEFARMASIAN UNTUK IBU HAMIL)
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
PETA PERMASALAHAN ........................................................................................................................ 3
ANALISIS SITUASI PROGRAM .............................................................................................................. 4
SOLUSI MASALAH................................................................................................................................ 6
STRATEGI LAMA DAN BARU (ALTERNATIF) ......................................................................................... 8
RINCIAN PROGRAM ALTERNATIF ........................................................................................................ 9
SCORING PRIORITAS.......................................................................................................................... 10
DEFINISI OPERASIONAL PERTIMBANGAN PRIORITAS ....................................................................... 11
DEFINISI NILAI PEMBOBOTAN........................................................................................................... 12
RINCIAN KEGIATAN ........................................................................................................................... 13
GANTT CHART ................................................................................................................................... 14
EKSEKUTIF SUMMARY (RANGKUMAN EKSEKUTIF) ........................................................................... 18
PETA PERMASALAHAN
Sarana transportasi untuk merujuk
yang tidak tersedia 24 jam
Kejadian Terlambat
merujuk yang masih tinggi
Kejadian atonia uteri
masih tinggi
Kejadian retentio
plasenta masih tinggi
Kasus Perdarahan pada Ibu
melahirkan masih tinggi
Kasus Perdarahan post
partum Ibu masih tinggi
Kasus Perdarahan pada Ibu
masih tinggi
Penyakit infeksi pada ibu
hamil yang masih tinggi
Kejadian penyakit menular
pada bumil masih tinggi
Angka kematian Ibu
melahirkan tinggi
Kejadian anemia pada
ibu hamil masih tinggi
Kasus ekslampsia yang
tidak tertangani
Pengetahuan ibu
masih rendah
Keterampilan tenaga
penolong masih kurang
TBC pada bumil
tinggi
bumil yang rentan
kena penyakit
(imunitas rendah)
Malaria pada
bumil tinggi
Pelayanan farmasi ibu
hamil masih rendah
Gizi bumil yang masih
rendah
Gambar 1. Diagram Peta Permasalahan
Pemantauan selama
kehamilan rendah
Pemberian tablet Fe
masih kurang
Ketersediaan obat untuk
bumil masih kurang
ANALISIS SITUASI PROGRAM
Tabel 1. Analisis Situasi Masalah
status kesehatan
BaIS
indikator
bar
2010
Angka
kematian
ibu melahirkan
per 100.000
kelahiran
hidup
220
150
status program
Baindikator
bar
Persentase
Belum
bumil
ada
yang mendapat
data
pelayanan
< 100
farmasi
%
Ketersediaan
Belum
obat sesuai
ada
kebutuhan
data
(untuk ibu
< 100
hamil)
%
Persentase
Cakupan Ibu
hamil yang
mendapat tablet
Fe
95 %
status penyulit
Ideal
indikator
100
%
Waktu
stock
out obat
100
%
100
%
Ba-bar
ideal
Belum
ada data
(pernah)
0
rasio PBF
perjumlah
fasyankes
Belum
ada PBF
di
kabupat
en babar
Belu
m ada
indik
ator
Persentase
Cakupan
K4
87 %
95 %
(IS
2010)
Deskripsi :
Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam angka
kematian ibu melahirkan di Propinsi Bangka Belitung dengan angka sebesar 220 tiap
100.000 ibu melahirkan. Penyebab tingginya angka kematian ibu ini secara umum
ada 3 hal yaitu
1. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kefarmasian belum ada data,
perkirann masih kurang 100 %, idealnya 100 %
2. Ketersediaan obat-obatan sesuai kebutuhan untuk pelayanan ibu hamil, juga
belum ada data, perkiraan 100 %, idealnya 100 %
3. Persentase Cakupan Ibu hamil yang mendapat tablet Fe hanya sebesar 95,
idealnya 100 %
Ketiga masalah di atas terjadi disebabkan oleh dua faktor utama yaitu :
1. Tidak ada PBF (Perusahaan Besar Farmasi) atau distributor obat di Kabupaten
Bangka Barat, sehingga untuk pengadaan obat baik tender atau pun pembelian
langsung masih terkendala jarak akibatnya waktu pengiriman obat lebih lama dan
menyebabkan adanya stock out obat (kekosongan obat) untuk pelayanan ibu
hamil
2. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 masih dibawah target Indonesia
Sehat 2010 yaitu hanya 87 % dari 95 %. Akibatnya ibu hamil tidak mendapatkan
pelayanan kefarmasian, khususnya pemberian tablet Fe, selanjutnya ibu hamil
rentan terkena anemia
Oleh karena itu suatu tantangan besar buat Kabupaten Bangka Barat untuk
memperbaiki beberapa masalah di atas agar kesehatan ibu hamil selalu terjaga dan
dapat melahirkan dengan selamat.
SOLUSI MASALAH
Pemberdayaan
masyarakat
Sarana transportasi untuk merujuk
yang tidak tersedia 24 jam
Kejadian Terlambat
merujuk yang masih tinggi
Peningkatan Sarkes
dengan UGD
kebidanan yang
dapat di akses 24
jam
Kejadian atonia uteri
masih tinggi
Kejadian retentio
plasenta masih tinggi
Kasus Perdarahan pada Ibu
melahirkan masih tinggi
Kasus Perdarahan post
partum Ibu masih tinggi
Kasus Perdarahan pada Ibu
masih tinggi
Peningkatan akses
ketersediaan darah
untuk bulin
Penyakit infeksi pada ibu
hamil yang masih tinggi
Kejadian penyakit menular
pada bumil masih tinggi
Peningkatan Cakupan
bumil risti/komp yang
tertangani tuntas
Peningkatan sarana
kesehatan PONED dan
PONEK
Angka kematian Ibu
melahirkan tinggi
Kejadian anemia pada
ibu hamil masih tinggi
Kasus ekslampsia yang
tidak tertangani
Pengetahuan ibu
masih rendah
Penyuluhan
Pentingnya K1 dan K4
Keterampilan tenaga
penolong masih kurang
TBC pada bumil
tinggi
Malaria pada
bumil tinggi
Pemantauan selama
kehamilan rendah
Peningkatan ketr & komp nakes
Pemberian tablet Fe
masih kurang
Peningkatan cakupan Fe
bumil yang rentan
kena penyakit
(imunitas rendah)
Pelayanan farmasi ibu
hamil masih rendah
Perbaikan Gizi Bumil
Gizi bumil yang masih
rendah
Ketersediaan obat untuk
bumil masih kurang
Peningkatan
persentase yanfar
Gambar 2. Diagram Usulan Solusi Permasalahan
Peningkatan
ketersediaan
obat bumil
Keterangan Diagram 2 :
A. Kematian Ibu : Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan
masa nifas. Rumus :
Angka Kematian Ibu per =
100.000 kelahiran hidup
Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin
dan nifas di suatu wilayah tertentu selama satu tahun
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama
B. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan : Tingkat persediaan obat di instalasi farmasi
Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di suatu Kabupaten/Kota
pada kurun waktu tertentu. Rumus :
Ketersediaan obat sesuai =
kebutuhan
Jumlah item obat yang dapat disediakan oleh pemda
untuk yankesdas kab pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah item obat yang dibutuhkan oleh yankesdas di kab
pada kurun waktu tertentu
C. Cakupan ibu hamil mendapat Fe 1 (3) : Jumlah Ibu hamil yang mendapat 30 (90) tablet
Fe selama periode kehamilannya di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di bagi
jumlah ibu hamil kemudian dikalikan 100 %
D. Risti/Komplikasi : Keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, meliputi : Hb < 8 g%, tekanan
darah tinggi (systole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg), oedema nyata, ekslampsia,
perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32
minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature
E. Ibu hamil risti/komp yang tertangani : ibu hamil risti/komplikasi disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED
dan PONEK
F. PONED : Pelayanan Obsetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
G. PONEK : Pelayanan Obsetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif
H. Sarana Kesehatan dengan kemampuan pelayanan Gawat Darurat yang dapat diakses
masyarakat : cakupan sarana kesehatan (Rumah bersalin, Puskesmas dan RS) yang telah
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standard
dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu
I. Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan
bumil : ibu hamil dan post pastum yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan
sesuai kebutuhannya di Rumah Sakit pemerintah dan swasta
J. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 : Cakupan ibu hamil yang mendaptkan pelayanan
antenatal care sesuai standar paling sedikit 4 kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
K. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau nakes yang memiliki kompetensi
kebidanan : cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
STRATEGI LAMA DAN BARU (ALTERNATIF)
Sistem pengadaan obat untuk
ibu hamil dengan tender di Dinas
Kesehatan
Sumber
Sama
Pengadaan khusus untuk obat
ibu hamil diserahkan total di
Puskesmas dengan penunjukan
langsung
Pengadaan obat ibu hamil
Swakelola oleh masyarakat
kerjasama dengan
Puskemas/Polindes
Gambar 3. Diagram Strategi Lama dan Baru
Ketersediaan obatobatan untuk ibu hamil
RINCIAN PROGRAM ALTERNATIF
Tabel 2. Rincian Program Alternatif
CARA ALTERNATIF
SWA KELOLA PKM
PELELANGAN UMUM PENUNJUKAN LANGSUNG DAN MASYARAKAT
Pemberdayaan
EFEKTIFITAS sentralistik di dinkes desentralsitik di PKM
masyarakat
Proses cepat
Proses lebih lama
proses cepat
EFESIENSI
Biaya lebih kecil
biaya besar
biaya lebih kecil
CARA LAMA
CARA BARU
SCORING PRIORITAS
Tabel 3. Skoring Prioritas
CARA LAMA
PERTIMBANGAN
ketersediaan dana operasional
kesesuaian dengan kebutuhan
ketersediaan tenaga pengadaan
keberlanjutan program
lama pengadaan
waktu pengiriman barang
keberadaan distributor (PBF) di
Kab
ketersediaan sarana pengiriman
ketersediaan tenaga pengiriman
dukungan stakeholder
TOTAL
ALTERNATIF 2
1
1
2
1
1
1
ALTERNATIF 1
PENUNJUKAN
LANGSUNG
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
13
1
1
1
2
15
1
1
1
1
14
LELANG
SWA KELOLA
2
2
1
1
2
2
DEFINISI OPERASIONAL PERTIMBANGAN PRIORITAS
Tabel 4. Definisi Operasional Pertimbangan Prioritas
PERTIMBANGAN
PENJELASAN
ketersediaan dana
operasional
kesesuaian dengan
kebutuhan
ketersediaan
tenaga pengadaan
keberlanjutan
program
lama pengadaan
Jika program membutuhkan dana lebih kecil maka nilainya adalah 2,
sedangkan yang lebih besar nilainya adalah 1
Jika program menghasilkan output yang lebih sesuai dengan
kebutuhan klien maka nilainya adalah 2 dan tidak sesuai nilainya 1
Jika tenaga pengadaan tersedia di tempat program dilaksanakan maka
nilainya adalah 2, jika tidak nilainya 1
Jika pelaksanaan program lebih sustainable maka nilainya 2, jika tidak
nilainya 1
Jika waktu pelaksanaan program lebih cepat maka nilainya adalah 2,
jika lebih lama nilainya 1
Jika program dengan waktu pengiriman barang lebih cepat maka
nilainya 2, jika lebih lama nilainya 1
Jika distributor ada di tempat pelaksanaan program maka nilainya 2,
jika tidak nilainya 1
waktu pengiriman
barang
keberadaan
distributor (PBF) di
Kab
ketersediaan
sarana pengiriman
ketersediaan
tenaga pengiriman
dukungan
stakeholder
Jika sarana pengiriman barang untuk mendukung pelaksanaan
program ada maka nilainya 2, jika tidak ada nilainya 1
Jika tenaga pengiriman barang untuk mendukung pelaksanaan
program ada maka nilainya 2, jika tidak ada nilainya 1
Jika program lebih banyak di dukung oleh stakeholder maka nilainya 2,
jika lebih sedikit nilainya 1
DEFINISI NILAI PEMBOBOTAN
Tabel 5. Definisi Nilai Pembobotan
PERTIMBANGAN
BOBOT
CARA
LAMA
LELANG
ketersediaan dana
operasional
kesesuaian dengan
kebutuhan
ketersediaan tenaga
pengadaan
keberlanjutan program
lama pengadaan
waktu pengiriman
barang
keberadaan distributor
(PBF) di Kab
ketersediaan sarana
pengiriman
ketersediaan tenaga
pengiriman
dukungan stakeholder
ALTERNATIF 1
PENUNJUKAN
LANGSUNG
ALTERNATIF 2
SWA KELOLA
4
4
8
8
3
3
6
6
3
2
1
6
2
1
3
2
2
3
2
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
4
2
2
4
3
29
2
6
34
2
3
31
2
3
TOTAL
RINCIAN KEGIATAN
Tabel 6. Rincian Kegiatan
PELAYANANAN KEFARMASIAN UNTUK BUMIL
INPUT
DANA, FASYANKES, OBAT, SDM
PROSES
POA
OUTPUT
LAYANAN KEFARMASIAN UNTUK IBU HAMIL
OUTCOME IBU HAMIL MENDAPAT LAYANAN KEFARMASIAN
KLIEN
IBU HAMIL YANG INGIN BEROBAT DI FASYANKES
GANTT CHART
ID Task Name
1
2
Duration
Start
Finish
Rp 501,983,000.00
Fri 1/1/10 Fri 3/25/11
75 days
Rp 500,620,000.00
Fri 1/1/10 Thu 4/15/10
Layanan Kefarmasian untuk ibu 321 days
hamil
Persiapan
Biaya
2009
2010
2011
Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Persiapan
3
Anggaran Pengadaan
1 mon
Rp 140,000.00
Fri 1/1/10 Thu 1/28/10
Anggaran Pengadaan
4
Administrasi
2 wks
Rp 100,000.00
Fri 1/29/10 Thu 2/11/10
Administrasi
5
Panitia Pengadaan
1 wk
Rp 380,000.00
Fri 2/12/10 Thu 2/18/10
Panitia Pengadaan
6
Proses Pengadaan
2 mons
Rp 500,000,000.00
Fri 2/19/10 Thu 4/15/10
295 days
Rp 443,000.00
Mon 2/8/10 Fri 3/25/11
Pelaksanaan
Fri 4/16/10 Fri 3/25/11
Layanan Farmasi Di PKM
7
Pelaksanaan
8
Layanan Farmasi Di PKM
12.3 mons
Rp 123,000.00
9
Pengiriman dan penerimaan barang
175 days
Rp 180,000.00
Fri 4/16/10
Thu 12/16/10
10
Pengiriman Barang ke-1
1 wk
Rp 60,000.00
Fri 4/16/10
Thu 4/22/10
11
Pengiriman Barang ke-2
1 wk
Rp 60,000.00
Mon 8/9/10
Fri 8/13/10
12
Pengiriman barang ke-3
1 wk
Rp 60,000.00
Fri 12/10/10
Thu 12/16/10
12 mons
Rp 140,000.00
Mon 2/8/10
Fri 1/7/11
20 days
Rp 920,000.00
Mon 1/10/11
Fri 2/4/11
13
14
Layanan Complain Yanfar
Evaluasi
Proses Pengadaan
Pengiriman Barang ke-1
Pengiriman Barang ke-2
Pengiriman barang ke-3
Layanan Complain Yanfar
Evaluasi
15
Pengumpulan Data
1 wk
Rp 170,000.00
Mon 1/10/11 Fri 1/14/11
Pengumpulan Data
16
Pertemuan Evaluasi
1 wk
Rp 310,000.00
Mon 1/17/11 Fri 1/21/11
Pertemuan Evaluasi
17
Penulisan Laporan
1 wk
Rp 170,000.00
Mon 1/24/11 Fri 1/28/11
Penulisan Laporan
18
Publikasi atau penyebaran
laporan
1 wk
Rp 270,000.00
Mon 1/31/11
Fri 2/4/11
Gambar 4. Gantt Chart
Publikasi atau penyebaran laporan
Keterangan :
Nama Kegiatan : Pelayanan Kefarmasian Untuk Ibu hamil
Hasil/output Kegiatan :
1. Peningkatan persentase pelayanan kefarmasian ibu hamil
2. Peningkatan persentase cakupan pemberian tablet Fe
3. Peningkatan persentase ketersediaan obat untuk ibu hamil
Waktu Kegiatan : 1 Tahun Anggaran
Pelaksana Kegiatan : Pengelola Obat Puskesmas, Petugas Gudang Obat Kabupaten, Kepala
Puskesmas, Tim/Panitia Pengadaan
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan
- Anggaran Pengadaan : dapat berasal dari APBD atau APBN (DAK)
- Administrasi Pengadaan : pembuatan kartu stok gudang/kamar obat puskesmas,
pembuatan buku panduan pelayanan kefarmasian dan pembuatan buku panduan
pengobatan rasional
- Panitia Pengadaan : harus memiliki sertifikat pengadaan barang jasa BAPENAS,
di tetapkan dengan SK PA/KPA dan dibantu oleh beberapa orang staf sekretariat
- Proses Pengadaan : Proses pengadaan mengikuti Kepres No. 80 tahun 2003
tentang pedoman pengadaan barang jasa beserta perubahannya
2. Pelaksanaan
- Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas :
 Obat ibu hamil diberikan setelah mendapat resep
 Waktu pelayanan resep kurang dari 20 menit
 Pemberian obat disertai Komunikasi, Informasi dan Edukasi kpd ibu hamil
 Jika Adverse Drug Reaction harap melapor ke Puskemas
- Pengiriman dan Penerimaan barang :
 Pengiriman dan Penerimaan barang 1 :
 Pengiriman barang dilakukan saat jam kerja
 Setiap pengiriman harus ada berita acara serah terima barang
 Berita acara harus ditandangani pihak yang berwenang
 Harus dilakukan Pengecekan/Pemeriksaan barang dilaporan secara tertulis
 Pengiriman di lakukan pada bulan April
 Pengiriman dan Penerimaan barang 2 :
 Pengiriman barang dilakukan saat jam kerja
 Pengiriman barang dilakukan setelah ada LPLPO catur wulan 1
 Setiap pengiriman harus ada berita acara serah terima barang
 Berita acara harus ditandangani pihak yang berwenang
 Harus dilakukan Pengecekan/Pemeriksaan barang dilaporan secara tertulis
 Pengiriman di lakukan pada bulan Awal Agustus
 Pengiriman dan Penerimaan barang 3 :
 Pengiriman barang dilakukan saat jam kerja
 Pengiriman barang dilakukan setelah ada LPLPO catur wulan 2
 Setiap pengiriman harus ada berita acara serah terima barang
-
 Berita acara harus ditandangani pihak yang berwenang
 Harus dilakukan Pengecekan/Pemeriksaan barang dilaporan secara tertulis
 Pengiriman di lakukan pada bulan Awal Desember
Layanan Complain Pelayanan Kefarmasian :
 Layanan complain harus ditangani dalam waktu 1 x 24 jam
 Layanan complain harus disertai pencatatan dan pelaporan (administrasi)
 Layanan complain harus disosialisasikan kepada pasien
 Evaluasi Layanan Complain dilakukan tiap tahun
3. Evaluasi
 Pengumpulan data
 Data dikumpulkan di akhir tahun
 Data meliputi data yanfar, complain, pengiriman dan penerimaan barang
 Data pengadaan
 Pertemuan evaluasi
 Penyampaian evaluasi proses pengadaan antara PPK/PPTK, Panitia dan
User
 Penyampaian evaluasi yanfar, complain yanfar
 Penyampaian evaluasi LPLPO (distribusi obat)
 Penulisan laporan
 Laporan disusun pada akhir tahun
 Laporan disusun oleh bagian pelaporan yanfar
 Publikasi atau penyebaran laporan
 Publikasi melalui media elektronik atau majalah
 Publikasi oleh bagian Promosi
 Waktu publikasi setahun sekali saat Musrenbang/Penyusunan RKT
Rincian Biaya Kegiatan : Rp. 152.350.000,1. Persiapan
: Rp. 150.700.000,- Anggaran Pengadaan
(Honorarium perencana 2 orang)
- Administrasi Pengadaan
(Biaya Fotocopy)
- Panitia Pengadaan
(Honorarium)
- Proses Pengadaan
(Biaya Obat)
2. Pelaksanaan
: Rp. 700.000,- Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
(Honorarium petugas farmasi 2 orang)
- Pengiriman dan Penerimaan barang
(Honorarium petugas farmasi 1 orang)
 Pengiriman dan Penerimaan barang 1
 Pengiriman dan Penerimaan barang 2
 Pengiriman dan Penerimaan barang 3
- Layanan Complain Pelayanan Kefarmasian
(Honorarium petugas farmasi 2 orang)
: Rp. 200.000,: Rp. 100.000,: Rp. 400.000,: tiap 3 bulan x Rp. 50.000.000,-
: Rp. 200.000,-
:
: Rp. 100.000,: Rp. 100.000,: Rp. 100.000,: Rp. 200.000,-
3. Evaluasi
: Rp. 950.000,- Pengumpulan data
: Rp. 150.000,( Honorarium pengelola data dan biaya fotocopy)
- Pertemuan evaluasi
: Rp. 300.000,(Biaya pertemuan dan honorarium)
- Penulisan laporan
: Rp. 200.000,(Biaya fotocopy dan honorarium)
- Publikasi atau penyebaran laporan
: Rp. 300.000,- (Biaya Fotocopy dan honorarium)
EKSEKUTIF SUMMARY (RANGKUMAN EKSEKUTIF)
Kematian ibu merupakan salah satu sasaran pembangunan global yang disepakati dalam
MDGs (Millenium Development Goals) oleh 198 negara anggota PBB pada tahun 2000.
Selain itu upaya ini juga dilakukan oleh WHO lewat kebijakannya yang terkenal dengan
sebutan MPS (Making Pregnancy Safer). Berdasarkan dua kebijakan ini isu tentang perbaikan
status kesehatan wanita menjadi salah satu agenda pokok di setiap negara termasuk
Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia menurut data SDKI menurun dari 318 (1997)
menjadi 228 per 100.000 kelahiran (2007). Target AKI MDGs pada tahun 2015 adalah
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2008 sebesar 220 per
100.000 kelahiran hidup, masih di bawah sedikit angka nasional. Jika dibandingkan dengan
target MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015 maka angka ini masih jauh dan perlu upaya
keras untuk mencapainya. Jika dibandingkan dengan indikator Indonesia sehat 2010 yaitu
AKI sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup maka AKI di Kabupaten Bangka Barat masih
cukup tinggi, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk
menurunkan AKI ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan baik Indonesia Sehat 2010
atau target MDGs 2015.
Menurut data SKRT 2001 penyebab langsung kematian ibu melahirkan adalah 28 % karena
perdarahan, 24 % ekslamsia, 11 % karena infeksi, 5 % karena abortus, 5 % karena macet, 3 %
karena emboli obsteri, 8 % karena komplikasi dan 11 % karena lain-lain. Penyebab tidak
langsung kematian ibu yaitu anemia dan penyakit menular lainnya TBC, malaria, HIV/AIDS.
Anemia pada ibu hamil mempunyai dampak meningkatkan resiko keguguran, kelahiran
premature, BBLR dan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Selain itu ada
juga faktor demografi dan geografi yang mempengaruhi angka kematian ibu ini.
Data di Kabupaten Bangka Barat memang menunjukkan penyebab kematian ibu yang
terbesar adalah perdarahan. Tetapi kalau dilihat angka cakupan pemberian tablet Fe juga
masih 95 % idealnya 100 % atau semua ibu hamil di Kabupaten Bangka Barat mendapatkan
tablet Fe. Cakupan pemberian tablet Fe yang belum 100 % ini dapat menyumbang terjadinya
anemia pada ibu hamil. Demikian juga dengan pelayanan kefarmasian ibu hamil dan
ketersediaan obat-obatan untuk ibu hamil di Kabupaten Bangka Barat diperkirakan masih di
bawah 100 % (belum ada data pasti). Hal ini dapat meningkatkan kejadian infeksi atau sepsis
pada ibu hamil atau bersalin yang dapat berujung kepada kematian juga. Selain itu ada satu
faktor lagi yang ikut menyumbang secara tidak langsung yaitu cakupan kunjungan K4 masih
87 % dari target Indonesia sehat 95 %. Cakupan K4 yang rendah ini menyebabkan ibu hamil
tidak mendapatkan tablet Fe dan kalau ada yang resiko tinggi tidak dapat terdeteksi. Sehingga
perlu dilakukan upaya tertentu untuk meminimalisir penyebab-penyebab tidak langsung
kematian ibu hamil di Kabupaten Bangka Barat ini.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan pelayanan kefarmasian
kepada ibu hamil. Pelayananan kefarmasian menurut PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Hal ini penting karena di dalam pelayanan
kefarmasian mencakup pemberian informasi dan edukasi kepada ibu hamil tentang obat-
obatan yang seharusnya dan tidak boleh di minum selama kehamilan. Selain itu sebelum
dilakukan pelayanan kefarmasian dilakukan juga pekerjaan kefarmasian yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pengadaan, distribusi dan penyimpanan obat-obatan untuk ibu
hamil. Obat-obatan tersebut meliputi suplemen ibu hamil, untuk persalinan, untuk kejadian
infeksi dan komplikasi termasuk didalamnya makanan tambahan.
Selama ini pelayanan kefarmasian dan pekerjaan kefarmasian untuk ibu hamil di Kabupaten
Bangka Barat belum dilakukan secara integral dan optimal. Seharusnya ada upaya yang
optimal agar fokus untuk mendukung program penurunan angka kematian ibu ini. Sebagai
langkah awal yang perlu dilakukan adalah masalah pengadaan obat-obatan untuk ibu hamil,
yang selama ini dilakukan dengan proses tender 1 tahun sekali di Dinas Kesehatan, sebaiknya
dilakukan dengan 2 metode alternatif berikut :
1. Metode Penunjukan langsung langsung diserahkan kepada Puskesmas
2. Swa kelola dengan melibatkan kerjasama Puskesmas/Polindes dengan masyarakat
Berdasarkan pertimbangan prioritas maka akan di gunakan metode penunjukan langsung.
Jika menggunakan metode ini maka pengadaan obat akan disesuaikan dengan kebutuhan,
karena kita tidak tahu seberapa pasti jumlah ibu hamil di Kabupaten Bangka Barat (yang
hamil, akan hamil dan melahirkan), setiap tahunnya pasti berubah, jadi kalau pengadaan obat
dilakukan dengan penunjukan langsung tiap 3 atau 4 bulan sekali maka dapat disesuaikan
dengan jumlah ibu hamil yang membutuhkan obat di wilayah kerjanya.
Selain itu biaya pengadaan juga dapat diminimalisir sesuai kebutuhan. Perkiraan biaya setiap
pengadaan sebanyak 3 atau 4 kali selalu di bawah 50 juta rupiah dan ini pun disesuaikan
dengan stok yang tersisa dengan ibu hamil yang membutuhkan di setiap pengadaan. Kalau
dengan tender hanya dapat dilakukan 1 tahun sekali dengan biaya yang cukup besar sekitar 1
milyar ke atas karena digabung juga dengan obat-obatan lain untuk pelayanan kesehatan
dasar, nah kalau ternyata jumlahnya kurang maka akan ada ibu hamil yang tidak
mendapatkan obat, kalau lebih maka akan terjadi pemborosan uang, ada kemungkinan akan
menyimpan obat kadaluarsa nantinya. Kalau dengan penunjukan langsung antara stok dan
kebutuhan lebih fleksibel untuk mengaturnya.
Oleh karena itu dengan sistem ini diharapkan obat-obatan untuk ibu hamil selalu tersedia
untuk mendukung pelayanan kefarmasian ibu hamil. Dengan harapan akan ada peningkatan
cakupan pemberian tablet Fe, penurunan kejadian infeksi ibu hamil dan melahirkan serta
penurunan kejadian komplikasi kehamilan sehingga angka kematian ibu dapat ditekan.
Download