BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
SIARAN LUAR DAN SISTEM MULTIMEDIA
Pengertian perancangan siaran luar menurut Michael Keith bahwa
Outside Broadcasting is the production of television or radio
programmes from a mobile studio. This mobile control room provide real
time voice communication between both venue or studio (Michael Keith,
2010). Berdasar pengertian diatas, bahwa perancangan siaran luar adalah
tahapan persiapan program produksi radio dari sebuah studio bergerak,
sehingga tujuan untuk komunikasi informasi berupa suara secara langsung
dapat tercapai.
Untuk dapat memahami pentingnya kualitas suara dalam
melaksanakan siaran luar, maka berikut mengutip definisi audio yang
dikemukakan
dalam
buku
Sistem
Multimedia
dan
Aplikasinya
mengatakan bahwa “Suara adalah sesuatu yang dihasilkan oleh getaran
yang berasal dari benda yang mengalami getaran sehingga menghasilkan
gelombang yang berada diudara dan bersifat berulang-ulang pada waktu
tertentu” (Tri Daryanto, 2005). Suara yang dapat ditangkap atau didengar
oleh manusia normal mempunyai lebar frekwensi dari 20 Hertz sampai
dengan 20 kiloHertz, jenis-jenis frekwensi terbagi menjadi tiga kategori
adalah sebagai berikut: Infra-sound (antara 0– 20 Hz), Ultra-sound
(antara 20 kHz – 1 Ghz) dan Hyper-sound (antara 1 GHz – 10 Thz).
Standar kualitas suara terbaik yang didengar manusia adalah CD
Audio. Karena kualitas suara CD (Compact Disc) mempunyai frekwensi
sample rate sebesar 44.100 Hertz, bit per sample 16 dan data rate tanpa
kompresinya 176.400 Bits per detik. Artinya syarat untuk memenuhi
standar digitalisasi suara tanpa kerugian yaitu sedikitnya dua kali besar
frekwensi dengar manusia normal sudah terpenuhi.
Dalam hal ini audio digital diterjemahkan sebagai hasil dari cara
memanipulasi gelombang suara analog kedalam bentuk digital yang
diproses oleh komputer. Resolusi atau kuantisasi dari isi sample adalah
satuan bit yang mewakili amplitudo. Amplitudo adalah tinggi suatu
gelombang yang mengisyaratkan ukuran besar kecilnya suara yang
dihasilkan. Pada proses komputerisasi dan komunikasi sinyal audio,
sinyal elektik yang berkelanjutan harus diubah kedalam bentuk sinyal
digital dengan ADC (analog to digital converter).
Tabel 2.1 Perbandingan kualitas suara dengan data rate
Digital audio adalah representasi digital dari sebuah gelombang
suara. Digital audio di dapat dari sampling magnitude sebuah analog
signal suara beberapa kali per detik. Ini dapat menjadi konsep pemikiran
dalam melakukan perekaman, pemprosesan dan penyimpanan suara
secara modern. Prinsipnya adalah data suara disimpan sebagai urutan
samples yang diambil dari signal suara menggunakan interval waktu yang
konstan. Sebuah sample akan merepresentasikan besarnya signal yang
aktual saat langkah penakaran banyak gelombang per satuan detik.
Metode kompresi ada dua jenis yaitu lossless dan lossy. Dalam kompresi
lossless data akan dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil dan pada
akhirnya dipersatukan kembali. Contohnya format FLAC (Free Lossless
Audio Codec) Sedangkan dalam kompresi lossy, ada bit data yang
dieliminasi. Keuntungan lossy atas lossless adalah ukuran file menjadi
lebih kecil, namun terjadi generation loss karena data yang telah
dikompresi tidak akan sama dengan data aslinya. Ciri–ciri dari metoda
kompresi lossy pada audio antara lain :
3. Adaptive Differetial Pulse Code Modulation, contohnya adalah
CCITT G.721,16 atau 32 KiloBit per detik. Yaitu dengan
melakukan encode dua atau lebih sinyal yang berbeda, perbedaan
kuantisasi pada encode tersebut adalah kehilangan sinyal data
suara serta mengadaptasi terhadap kuantisasi terhadap beberapa
bit dapat digunakan asalkan isi data sinyal suara sedikit.
4. Linier Predective Coding (LPC) difungsikan untuk speech
(pidato), dimana LPC menyesuaikan sinyal data yang ada dengan
sinyal suara manusia, kemudian mengirimkan parameter model
suara tersebut ketempat tujuan, seperti sebuah komputer yang
dapat berbicara dengan bahasa manusia dengan kecepatan 2,4
kiloBit per detik.
5. Code Excited Linear Predicaker (CELP) bekerja mirip seperti
LPC, tetapi ada tambahan CELP dapat memancarkan data suara
yang salah, sedangkan LPC tidak, contohnya mutu percakapan
audio pada kecepatan 4,8 kiloBit per detik.
Tujuan dibelakang kegiatan kompresi suara ini adalah untuk
membuat sekecil mungkin semua angka dan ukuran dengan cara
menghilangkan sebanyak mungkin korelasi yang mungkin timbul antara
data-data dalam array angka binari tersebut. Setelah korelasi antar angka
binari dapat dihilangkan maka angka tersebut disimpan dalam disk.
Pertanyaan mengapa lebih kecil jumlah angka binari sebuah data berarti
lebih baik, karena data tersebut akan hanya membutuhkan sedikit bits
untuk direpresentasikan.
Pada tabel terlampir daftar beberapa teknik kompresi suara yang
sering digunakan dengan beberapa parameter yang mencerminkan kinerja
dari
teknik
kompresi
memperlihatkan
berapa
suara
tersebut.
Kolom
lebar
bandwidth
yang
Kbps
di
dibawah
ambil
untuk
mengirimkan suara yang dipadatkan menggunakan teknik kompresi
tertentu. MIPS (Mega Instruction Per Second) memperlihatkan berapa
kebutuhan waktu pemrosesan data pada saat melakukan kompresi suara
dalam jutaan instruksi per detik.
Tabel 2.2 Kompresi Suara
Kompresi
G.711PCM
G.726 ADPCM
G.728 LD-CELP
G.729 CS-ACELP
G.729 x2 Encoding
G.729 x3 Encoding
G.729a CS-ACELP
G.723.1 MPMLQ
G.723.1 ACELP
Kbps
64
32
16
8
8
8
8
6.3
5.3
MIPS
0.34
14
33
20
20
20
10.5
16
16
ms
0.125
0.125
0.625
10
10
10
10
30
30
MOS
4.1
3.85
3.61
3.92
3.27
2.68
3.7
3.9
3.65
Sedangkan kolom waktu milidetik (ms) adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kompresi. MOS (Mean Opinion Score)
adalah
nilai
opini
pendengar
oleh
penerima.
Misal
saat
kita
berkomunikasi & berkonferensi menggunakan Microsoft NetMeeting
biasanya G.729 atau G.723.1 akan digunakan untuk mengkompresi suara
kita agar menghemat bandwidth saluran komunikasi pada jaringan.
Sementara jika menggunakan perbandingan kompresi dengan format
MPEG (Moving Picture Expert Group) dapat dilihat tabel nilai
efektivitasnya.
Tabel 2.3 Perbandingan nilai efektivitas format MPEG
Nilai efektivitas dari MPEG
Lapisan
Target
Bit-rate
Rasio
Kualitas
dengan
64 kb/s
Layer 1
192 kb/s
4:1
Layer 2
128 kb/s
6:1
2.1 to 2.6
4+
35 ms
Layer 3
64 kb/s
12:1
3.6 to 3.8
4+
59 ms
Kualitas
dengan
128 kb/s
Teori
minimum
delay
19 ms
Pengujian menunjukan bahwa bahkan dengan suatu rasio
kompresi 12:1 yang telah dimampatkan dan dibawah kondisi pendengaran
optimal, pendengar ahli tidak mampu membedakan antara suara klip asli
dengan yang telah dikompresi. MPEG Layer ke 4 berikutnya yang
menjadi dasar munculnya format baru dalam pilihan audio codec internet,
wireless dan digital broadcast adalah AAC (Advanced Audio Codec).
Dengan dukungan kompresi yang lebih efisien sampai 48 frekuwensi
channel dan sample rate hingga 98 kHz , ukuran file lebih kecil dari MP3
namun memiliki kualitas setara CD Audio.
2.2
JARINGAN KOMPUTER
Dalam
hubungannya
perancangan
siaran
luar
dengan
menggunakan jaringan komputer dalam buku yang berjudul Pengantar
Ilmu Komputer menjelaskan bahwa jaringan komputer adalah sebuah
sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Jaringan
komputer bertujuan menghubungkan jaringan-jaringan yang ada dalam
jaringan tersebut sehingga informasi dapat ditransfer dari satu lokasi ke
lokasi lain (Drs. Daryanto, 2003). Karena suatu perusahaan memiliki
keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda maka terdapat berbagai cara
jaringan
terminal-terminal
dapat
dihubungkan.
Sedangkan
dalam
pengantar Jaringan Komputer dan Internet dijelaskan bahwa jaringan
komputer diartikan sebagai dua atau lebih node yang terhubung oleh link
dan dua atau lebih jaringan yang terhubung oleh dua atau lebih node (oleh
Aceng Sobana, 2006). Node sendiri diartikan sebagai suatu perangkat
dengan fungsi khusus seperti PC (Personal Computer), sedangkan Link
adalah media penghubung antar interface node seperti kabel Unshielded
Twist Pair (UTP), Fiber Optic (FO) atau perangkat Wireless lainnya.
Gambar 2.1 Node – node yang terhubung oleh link
Gambar 2.2 Link – Link yang terhubung oleh node -node
Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi
sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki
komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain
sebagai client. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis
jaringan komputer.
1. Client-Server
Yaitu jaringan dengan komputer yang didedikasikan khusus
sebagai server. Sebuah layanan bisa diberikan oleh sebuah
komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti
www.okezone.com yang dilayani oleh banyak komputer web
server. Atau bisa juga banyak service atau layanan yang diberikan
oleh
satu
komputer.
Contohnya
adalah
server
kk.mercubuana.ac.id yang merupakan satu komputer dengan
multi service seperti mail server, web server, file server, database
server dan lainnya.
2. Peer to Peer
Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server
dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file
sharing
antar
komputer
di
Jaringan
Windows
Network
Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E)
yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu
saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan
juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A
mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A
memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server.
Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka
jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.
Gambar 2.3 Komunikasi data dalam jaringan komputer
Komunikasi Data adalah salah satu bagian dari ilmu komunikasi
yang hanya meliputi ruang lingkup datanya berupa infrormasi yang telah
diolah oleh komputer. Data tersebut bisa berupa teks, gambar dan gambar
bergerak. Komponen utama pada komunikasi data adalah :
4. Sumber (Transmitter)
5. Media Transmisi
6. Tujuan (Receiver)
7. Informasi berupa data
8. Protokol
Metode dalam komunikasi data dapat di kategorikan berdasarkan
arah atau jalur yang digunakan dalam sistem pengiriman data dalam
satuan waktu dari sebuah jaringan komputer atau lebih. Berikut adalah
ilustrasinya. Pertama adalah Metode Simplex yaitu komunikasi transmisi
satu arah, satu buah komputer berfungsi sebagai pengirim dan komputer
lain sebagai penerima. Kedua metode Half Duplex yaitu komunikasi data
transmisi dan penerima dapat dilakukan secara bergantian. Dan terakhir
adalah metode transmisi Full Duplex dimana pengiriman dan penerimaan
data antara keduanya dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Transmiter (TX)
Transmiter (TX)
Recivier (RX)
Metode Transmisi simplex
Transmiter (TX)
Recivier (RX)
Metode Transmisi Half Duplex
Recivier (RX)
Metode Transmisi Full Duplex
Gambar 2.4 Macam – macam metode transmisi data
Sedangkan mode pengiriman data multimedia berbasis jaringan komputer
dapat di kategorikan sebagai berikut :
4. Broadcast
5. Multicast
6. Unicast
7. Multiunicast
Selanjutnya beberapa parameter yang dapat dijadikan acuan dalam
sistem komunikasi data adalah :
3. TRIB (Transfer Rate of Information Bits)
4. BER (Bit Error Rate)
5. Channel Troughput
6. Kemampuan tahan uji
7. Faktor ketersediaan jalur data
8. Channel Transfer Delay
9. Turnaround Time
10. Channel Estabilishment Time.
Sedangkan jaringan komunikasi data di kategorikan berdasarkan
cakupan area dari sebuah jaringan komputer atau lebih adalah:
2
LAN (Local Area Network), jaringan komunikasi data yang terhubung dalam
satu dan antar ruangan atau antar gedung
3
MAN (Metropolitan Area Network), jaringan komunikasi data yang
terhubung antar daerah dalam satu kota
4
WAN (Wide Area Network), jaringan komunikasi data yang terhubung antar
kota, antar negara maupun antar benua
Dalam
Pengantar
Jaringan
Komputer,
Tri
Daryanto
mendefinisikan Protokol jaringan komputer sebagai tatacara antar
peralatan komunikasi data untuk melaksanakan pertukaran informasi
dengan keandalan yang tinggi. Protokol Model OSI (Open System
Interconection) dikeluarkan tahun 1978, oleh ISO (International
Standard Organization), berisi sejumlah spesifikasi yang menguraikan
arsitektur jaringan untuk menghubungkan perlatan yang tidak sejenis.
Sebab sebelum munculnya standard ini jaringan komputer sangat
tergantung protokol pada masing-masing pemasok. Tahun 1984, Standard
ISO mengeluarkan revisinya yang disebut dengan OSI (Open System
Interconnection) reference model. Ternyata revisi ini diakui sebagai
standar
internasional
dan
dijadikan
sebagai
pentunjuk
dalam
pengembangan jaringan. OSI membagi aktivitas komunikasi dalam
jaringan kedalam 7 (tujuh) lapis atau layer sebagai berikut :
4.1 Lapisan Physical.
Lapisan ini berkomunikasi langsung dengan media jaringan
misalnya kabel jaringan, maka ia berfungsi mendefinisikan media
transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronasi bit, arsitektur
jaringan dan pengkabelan melalui media fisik jaringan. Layer ini
berhubungan dengan pulsa listrik, pulsa optik, frekwensi radio
atau proses yang mengatur antarmuka terhadap media fisik
4.2 Lapisan Data Link
Berfungsi menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan
menjadi format yang disebut sebagai frame. Pada level ini terjadi
koreksi kesalahan, flow control, MAC address dan peralatanperalatan yang dapat berkomunikasi pada suatu jaringan seperti
hub, bridge, repeater dan switch layer kedua beroperasi. Dengan
kata lain lapisan ini yang menjamin bahwa frame tersebut sampai
ke alamat yang benar. Spesifikasi IEEE 802 membagi level ini
menjadi dua yaitu LLC ( Logical Link Control ) sebagai pengatur
frame, alur data, pengecekan error dan pengalamatan. Kemudian
MAC ( Media Access Control ) sebagai pengatur akses ke media
fisik.
4.3 Lapisan Network
Fungsi lapisan ini adalah mendefinisikan alamat alamat IP,
membuat header untuk paket-paket dan kemudian melakukan
routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan
switch lapis ketiga. Proses meneruskan paket ke segmen atau
jaringan dengan alamat yang benar disebut dengan proses routing
4.4 Lapisan Transport.
Pada lapisan ini data dibagi-bagi atau dipecah dalam paket-paket
data serta memberikan nomer urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
Selain itu level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket
diterima dengan sukses atau disebut dengan acknowlegement dan
mengirim ulang paket-paket yang hilang ditengah jalan. Pada
sistem pengirimannya frame data harus berurutan, namun pada
kenyataannya proses komputer adalah multitasking sehingga ada
kemungkinan beberapa jenis data diterima dan diproses dengan
urutan yang barangkali saling tumpang tindih sehingga ada
kemungkinan frame-frame tersebut tercampur sehingga sulit
dibedakan kelompok datanya. Untuk mengatasi hal ini standard
OSI menambahkan identitas SAP (Service Access Point) untuk
membedakan kelompok data satu dengan lainnya, pada TCP/IP
disebut port.
4.6 Lapisan Session
Lapis ini bertanggung jawab untuk mengendalikan dialog antar
node, dialog adalah percakapan formal dimana kedua node sepakat
untuk
melakukan
pertukaran
data.
Setiap
percakapan
mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara atau
dihancurkan. Selain itu juga dilakukan resolusi nama agar proses
komunikasi dapat berjalan
secara teratur.
Setiap
session
mempunyai tiga langkah yaitu: pembentukan hubungan antar
node, Pemindahan data saat node melakukan pertukaran data dan
pemutusan hubungan.
4.7 Lapisan Presentation
Lapis ini bertanggung jawab untuk menterjemahkan dan
menyajikan pada lapis aplikasi. Dalam beberapa kasus lapis ini
menterjemahkan langsung dari format tertentu ke format yang
berbeda. Misalnya komputer berbasis EBCDIC (Extended Binary
Coded Decimal Interchange Code) ke ASCII (American Standard
Code for Information Interchange). Fungsi lain yang dapat
dilakukan oleh lapis ini adalah enkripsi atau dekripsi dan kompresi
atau dekompresi. Lapisan persentasi pada OSI merupakan lapisan
yang jarang diterapkan, sedikit Protokol yang mendifinisikan lapis
ini secara formal. Pada umumnya lapis ini dispesifikasikan
langsung pada lapis aplikasi. Protokol yang berada di level ini
adalah perangkat lunak redirector software semacam VNC
(Virtual Network Computing) atau RDP (Remote Desktop
protocol).
4.8 Lapisan Aplikasi
Lapisan ini menyediakan layanan aplikasi yang digunakan untuk
berkomunikasi antarmuka pada fungsi jaringan. Layanan pada
lapis aplikasi ini berupa aturan-aturan yang dapat digunakan pada
paket-paket program yang dirancang dan membuat pesan-pesan
kesalahan.
Gambar 2.5 Protokol TCP/IP yang disejajarkan dengan OSI
Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mengatur dua atau
lebih mesin dalam suatu jaringan dalam melakukan interaksi pertukaran
format data. Protokol memiliki suatu fungsi yang spesifik satu sama lain
pada sebuah hubungan telekomunikasi. TCP/IP (Transmision Control
Protocol/Internet Protocol) merupakan sekumpulan protokol yang
dikembangkan untuk mengijinkan komputer-komputer agar dapat saling
membagi sumber daya yang dimiliki masing-masing melalui media
jaringan. Aturan tersebut terdapat pada hasil pengkajian DARPA
(Defence Advance Research Project Agency).
Selanjutnya TCP/IP dimasukkan pada distribusi software UNIX.
Sekarang
TCP/IP
telah
digunakan
sebagai
standar
komunikasi
internetwork dan telah menjadi protokol transport bagi internet, sehingga
memungkinkan jutaan komputer berkomunikasi secara global. TCP/IP
memungkinkan komunikasi di antara sekumpulan interkoneksi jaringan
dan dapat diterapkan pada jaringan LAN ataupun WAN. Tidak seperti
namanya, TCP/IP tidaklah hanya memuat protokol di layer ketiga dan
keempat dari OSI layer (seperti IP dan TCP), tetapi juga memuat
protokol-protokol aplikasi lainnya seperti email, remote login, FTP,
HTTP dan sebagainya.
TCP/IP dapat diterima oleh masyarakat dunia karena memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol
yang terbuka.
2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request For Comment
(RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya.
3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem
operasi atau perangkat keras tertentu.
4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak
tergantung pada vendor tertentu.
5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat
dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dialup, jaringan X.25, dan praktis jenis media transmisi apapun.
6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan
cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya
seluas internet sekarang ini.
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga
dapat diterapkan pada internetwork.
8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.
Salah satu hal penting dalam IP dalam pengiriman informasi
adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat
standar pengalamatan yang sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat
terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat yang diciptakan dengan IPv4
diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan pengalamatan IP sehingga
sekarang sudah tersedia sistim pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang
menggunakan sistim pengalamatan 128 bit.
Protokol UDP yang merupakan salah satu protocol utama diatas IP
merupakan transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan
TCP. Protokol UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan
mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya berisi empat field yaitu
source port, destination port, length dan UDP checksum dimana
fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP
bersifat opsional.
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang
dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada
pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih
mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa
memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai setengah
dari jumlah paket yang dikirimkan.
Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan cepat,
maka dalam teknologi VoIP UDP merupakan salah satu protokol penting
yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP (Real
Time Protocol) dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat
pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang)
maka pada teknolgi H.323 pengiriman data banyak dilakukan pada
private network.
Protokol RTP menyediakan transfer media secara real-time pada
jaringan paket. Protokol RTP mengunakan Protokol UDP dan header RTP
mengandung informasi kode bit yang spesifik pada tiap paket yang
dikirimkan, hal ini membantu penerima untuk melakukan antisipasi jika
terjadi paket yang hilang. RTP adalah protokol yang dibuat untuk
megkompensasi jitter dan desequencing yang terjadi pada jaringan IP.
Protokol RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream yang
realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data
yang dikirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara
percakapan terdengar seperti sebagaimana diucapkan, dan sequence
numbers yang digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi
adanya paket yang hilang.
Protokol RTCP merupakan protokol yang mengendalikan transfer
media. Protokol ini bekerja sama dengan Protokol RTP. Dalam satu sesi
komunikasi, protokol RTP mengirimkan paket RTCP secara periodik
untuk memperoleh informasi transfer media dalam memperbaiki kualitas
layanan. Terdapat dua komponen penting pada paket RTCP, yang pertama
adalah sender report yang berisikan informasi banyaknya data yang
dikirimkan, pengecekan timestamp pada header RTP dan memastikan
bahwa datanya tepat dengan timestamp masing-masing. Elemen yang
kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh penerima panggilan.
Receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket yang hilang
selama sesi percakapan, menampilkan timestamp terakhir dan delay sejak
pengiriman sender report yang terakhir.
2.3
SISTEM WIRELESS
Wireless dapat diartikan sebagai pertukaran informasi tanpa kabel
(www.whatis.com), lebih lanjut dalam buku Wireless Networks
membahas hal ini “Interconections between nodes are implemented
without the use of wires. Wireless networkstransmit data over a networks
medium. The medium is a form of electromagnetic radiation. It is use on
mobile networks..” (Matthew Gast, 2005). Dalam melakukan hubungan
telekomunikasi
dengan
menggunakan
gelombang
elektromagnetik
sebagai pengganti kabel, saat ini teknologi wireless berkembang dengan
pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya
pemakaian telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocoll) dan
PDA (Personal Data Assistance).
Selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan
untuk akses internet dengan menggunakan titik akses atau dikenal dengan
hotspot. WLAN (Wireless Local Area Network) diharapkan berlanjut
menjadi sebuah bentuk penting dari sambungan di banyak area bisnis.
Perangkat ini (WLAN) sangat mahal dan hanya digunakan untuk
alternatif jaringan (LAN) kabel di tempat dimana jalur pengkabelan
sangat sulit dilakukan atau tidak memungkinkan. Spesifikasi terbaru
sedang disusun untuk memenuhi kebutuhan peningkatan jangkauan luas
cakupan hingga kecepatan transfernya. WIFI (Wireless Fidelity Alliance)
dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11 dengan empat variasi.
Tabel 2.4 Spesifikasi Wi-Fi
SPESIFIKASI KECEPATAN
FREQ
KOMPATIBEL JARAK
802.11b
11 Mb/s
-2.4 GHz b
30-100m
802.11a
54 Mb/s
-2.4 GHz a
35-110m
802.11g
54 Mb/s
-2.4 GHz b, g
35-110m
802.11n
100 Mb/s
-5 GHz
70-160m
B, g, n
Untuk sementara di Indonesia para pengguna Wi-fi tidak
diperlukan untuk mendapatkan ijin dari badan pengatur komunikasi lokal.
Dengan demikian ijin operasi dibagi dalam channel yang lebarnya 5 MHz
yang berpusat di frekwensi berikut ini.
Tabel 2.5 Pembagian kanal 802.11 b/g
CHANNEL
FREKWENSI
Ch 1
2.412 MHz
Ch 2
2.417 MHz
Ch 3
2.422 MHz
Ch 4
2.427 MHz
Ch 5
2.432 MHz
Ch 6
2.437 MHz
Ch 7
2.442 MHz
Ch 8
2.447 MHz
Ch 9
2.452 MHz
Ch 10
2.457 MHz
Ch 11
2.462 MHz
Wireless yang sudah memenuhi syarat kualitas kapasitas
interoperasi yang lazim disebut frekwensi ISM (Indistrial, Scientific,
Medical) mendapat alokasi frekwensi 2.4 Mhz atau 802.11b. Sedangkan
spesifikasi 8802.15 untuk PAN (Personal Area Network) dan 802.16
diperuntukan untuk masa depan WI-MAX. Masalah kurangnya keamanan
dari hubungan nirkabel telah menjadi topik perdebatan. Sistem keamanan
yang digunakan oleh WLAN awalnya adalah WEP (Wired Equivalent
Privacy), tetapi standarisasi ini memiliki kelemahan dan kemudian
digantikan dengan WPA (Wi-Fi Protected Access) dan SSL (Secure
Socket Layer) atau SSH (Secure Shell). Meskipun dalam penelitian masih
terdapat celah dan kelemahan pada infrastruktur namun minimal ada tiga
pilihan yang wajib diisi oleh administrator jaringan seperti perangkat
lunak otorisasi server open RADIUS (Remote Authentications Dial-in
User Service), nomor port yang digunakan dan kunci akses pengguna.
Pada umumnya terdapat dua model koneksi Wi-Fi, yaitu Ad-Hoc
atau yang lebih dikenal dengan Peer-to-peer dan model Infrastuktur.
Mode ini adalah metode dari perangkat nirkabel dari sebuah komputer
untuk secara langsung berkomunikasi dengan satu dan lainnya. Operasi di
mode ad-hoc membolehkan perangkat nirkabel dengan jarak satu sama
lain untuk melihat dan berkomunikasi dalam bentuk peer-to-peer tanpa
melibatkan titik akses pusat. Ini menjadikan kelebihan dari sisi
kemudahan instalasi dan hemat dalam pembiayaan tanpa access point.
Model yang kedua adalah akses dengan infrastruktur access point sebagai
pengatur lalu lintas data, hingga memungkinkan banyak client yang dapat
saling terhubung.
Para produsen perangkat keras berusaha membangun teknologi
yang handal tanpa merubah penguatan daya dan bandwidth sesuai aturan
main. Teknologi tersebut adalah antenna MIMO (Multiple Input Multiple
Output), yang berfungsi menangkap sebaran signal-signal pantulan
dengan penggabungan beberapa antena sebagai penguat bukan sebaliknya
saling meniadakan seperti yang dikenal dengan multipath. Ketika sulit
mendapat jangkauan layanan, hal itu dapat juga mungkin teratasi dengan
memasang titik akses sebagai repeater.
Dalam hubungannya perancangan siaran luar dengan melalui
media wireless. Jaringan selular juga telah dikembangkan seiring
teknologi yang dapat mengalirkan data yang dilapisi dengan jaringan
suara seperti UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) dan
HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). Masing-masing evolusi
pada umumnya mengarah pada kemampuan menyediakan berbagai
layanan baru atau mengarah pada layanan yang mampu menyalurkan
suara, gambar dan data secara bersamaan (triple play). Sehingga strategi
pengembangan layanan broadband wireless dibedakan menjadi MNO
(Mobile Network Operator) dan BP (Broadband Provider).
Tabel 2.6 Perbandingan Teknologi Wireless
WiFi
Jarak
100 meter
WiMAX
UMTS
HSDPA
5 Km
12 Km
12 Km
Kecepatan 54 Mbps
30 Mbps
2 Mbps
10 Mbps
Frekwensi 2.4 GHz
2 – 6 GHz
400-1800 MHz 1800-2100MHz
Aplikasi
Fixed
Mobile
LAN
Mobile
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access)
adalah sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok
dan sesuai dengan standar IEEE 802.16. WiMAX merupakan teknologi
nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh.
WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses
yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari
teknologi BWA (Broadband Wireless Access) sebelumnya dengan fitur
yang lebih menarik. Dengan kecepatan data yang sangat besar bahkan
sampai 70 MBps, WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’
broadband connections, backhaul, dan high speed enterprise.
Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis
yang bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE
802.11 dengan ETSI (European Telecommunications Standards Intitute)
HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN,
sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE
802.16 dengan standar ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak
digunakan secara luas di daerah asalnya Amerika. Sedangkan standar
keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya.
Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka
diciptakanlah WiMAX. Kedua standar yang disatukan ini merupakan
standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk
menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau
dikenal dengan BWA. Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas
keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar
dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMAX memberikan koneksi
tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Para
operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena
kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang
lebih luas dan tingkat kecocokan dengan perangkat lain lebih tinggi.
Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi
celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable
dan DSL (Digital Subscriber Line).
2.4
KEPENYIARAN RADIO
Kepenyiaran radio menurut Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia
Nomor 03 Tahun 2007 tentang Standar Program Siaran adalah media
komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gaasan informasi dalam
bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.
Sedangkan
Penyiaran
adalah
kegiatan
pemancarluasan siaran atau rangkaian pesan dalam bentuk suara melalui
sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum frekwensi radio melalui udara,
kabel atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
Spektrum Frekuensi Radio merupakan sumber daya alam yang
terbatas yang mempunyai nilai strategis dalam penyelenggaraan
telekomunikasi dan dikuasai oleh negara. Pemanfaatan Spektrum
Frekuensi Radio sebagai sumber daya alam tersebut perlu dilakukan
secara tertib, efisien dan sesuai dengan peruntukannya sehingga tidak
menimbulkan gangguan yang merugikan. Spektrum Frekuensi Radio
adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil
dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik
merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa).
Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia ditetapkan dengan mengacu
kepada alokasi Spektrum Frekuensi Radio Internasional untuk wilayah
tiga (region 3) sesuai Peraturan Radio yang ditetapkan oleh Himpunan
Telekomunikasi Internasional.
Tabel alokasi frekuensi nasional Indonesia disusun berdasarkan
hasil Final Act World Radio Communication Conference-1997 yang
berlangsung di Jenewa, pada bulan November 1997. Berikut adalah
Peraturan Menkominfo no 29/PER/M.KOMINFO/07/2009 tentang tabel
alokasi frekwensi.
Tabel 2.7 Tabel Frekwensi yang di sederhanakan
NO PITA
SIMBOL
RENTANG
FUNGSI
4
VLF
3 s/d 30 kHz
Navigasi Maritim
5
LF
30 s/d 300 kHz
Penerbangan
6
MF
300 s/d 3000 kHz
Siaran MW/AM
7
HF
3 s/d 30 MHz
Radio Amatir, SW
8
VHF
30 s/d 300 MHz
Siaran FM
9
UHF
300 s/d 3000 MHz Siaran TV, Cellular
10
SHF
3 s/d 30 GHz
WiFi, Satelit
11
EHF
30 s/d 300 GHz
Penelitian
Spektrum frekwensi juga dapat diartikan sebagai jalur atau jalan
tempat merambatnya signal yang membawa suara atau gambar dan
sebagainya. Jalur ini tersebar di udara dan tidak terlihat atau terasa oleh
indera manusia, tidak semua dapat menggunakan spektrum frekwensi
radio karena jumlahnya terbatas. Oleh karena itu penggunaannya harus
diatur dan diawasi. Menurut undang-undang Peyiaran, spektrum
frekwensi radio adalah kumpulan pita frekwensi radio yang berbentuk
gelombang elektromagnetik, serta memiliki lebar tertentu. Spektrum
frekwensi radio terdiri atas kanal frekwensi radio yang ditetapkan untuk
suatu statiun radio. Di Indonesia pengatur spektrum radio adalah
Departemen Komunikasi dan Informasi. Persyaratan umum yang perlu
diperhatikan dalam merancang sistim peralatan siaran radio, baik dari
peralatan produksi, peralatan penyiaran maupun perangkat teknik umum
lainnya adalah :
1. Memenuhi persyaratan internasional dan nasional
2. Adanya jaminan kesinambungan dukungan suku cadang (biasanya
sekitar 10 tahun) dan layanan purna jual
3. Mempunyai daya tahan (reliabilitas) yang tinggi
4. Kemudahan memperoleh suku cadang
5. Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharaan
6. Kemudahan pengintegrasiannya dengan sistem peralatan lainnya
7. Populasi pengguna peralatan secara internasional maupun nasional
8. Lokasi keagenan terdekat
9. Pengalaman pengguna sebelumnya
10. Peralatan yang digunakan kompetitor
11. Kemampuan manusia yang mungkin dapat disediakan
12. Tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan
13. Kemudahan pengembangan sistem peralatan di kemudian hari
Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya,
susunan daftar kebutuhan peralatan siaran luar radio dengan disertai
gambaran secara garis besar mencakup beberapa fungsi utama :
3. Pembangkit daya listrik:
a. Stationary atau tidak bergerak (seperti PLN)
b. Mobile atau protable generator sets sebagai kelengkapan unit
produksi
4. Alat pendingin ruangan untuk studio dan ruang peralatan
5. Alat komunikasi pendukung antara lain,
a. Stationary atau tidak dapat berpindah tempat (PSTN)
b. Protable seperti audio codec, pemancar atau cellphone.
6. Komputer untuk data pesan singkat, data lagu dan akses internet
7. Mobil untuk transportasi tim produksi dan penyiaran serta reporter
Lembaga Penyiaran menurut Undang-undang Penyiaran diartikan
sebagai penyelenggara penyiaran yang dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundangan yang
berlaku. Kesimpulan broadcasting sebagai suatu kesatuan yang diberi ijin
pemerintah untuk mengorganisir dan menjadwal program bagi komunitas
tertentu, sesuai dengan rencana yang sudah disetujui dan menyiarkannya
untuk penerima radio tertentu sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan. Pada umumnya unsur-unsur dan elemen stasiun penyiaran
radio meliputi :
1. Izin Siaran Radio
2. Kepemilikan
3. Fungsi
4. Kegiatan Penyiaran
Dengan penjabaran seperti diatas maka ada lima syarat utama agar
dapat terlaksananya kegiatan kepenyiaran yaitu
1. Ketersediaan spektrum frekwensi radio
2.
Ketersediaan sarana perangkat siaran dan pemancar bersertifikat
3. Adanya program atau urutan mata acara
4. Ketersediaan struktur organisasi dan kepegawaian
5. Harus dapat diterima secara serentak oleh masyarakat
2.5
DASAR-DASAR ANTENA
Pada Prinsipnya semua radio baik ketika memancarkan dan
memancarkan signal membutuhkan antena. Antena menerima tenaga
keluaran dari pemancar dan melemparkannya ke udara sebagai
gelombang elektromagnetik atau gelombang radio. Pada sisi penerima,
antena yang akan mengumpulkan gelombang elektromagnetik dan
mengubah menjadi arus atau signal yang dapat dideteksi oleh penguat
radio penerima.
Antena pemancar yang baik mengubah energi RF (Radio
Frequency) yang diproduksi oleh pemancar radio menjadi medan
elektromagnetik yang akan dipancarlan ke udara (Wowok, 2008).
Beberapa contoh antena dalam berbagai bentuk dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 2.6 Contoh berbagai bentuk antena
Untuk dapat memilih antenna yang sesuai, maka kita wajib
memahami konsep dan istilah-istilah terkait dengan antena antara lain:
1. Polarisasi Antena
Elektromagnetic field meninggalkan antena pemancar menuju
antena penerima. Elektromagnetic field dikenal juga dengan nama
e-field atau medan elektromagnetik berada pada bidang yang sama
dengan elemen antena. Bidang e-field merupakan polarisasi dari
antena. Jika elemen antena vertikal terhadap permukaan tanah, efield juga vertikal, berarti polarisasi antena adalah vertikal. Jika
elemen antena horison (sejajar) terhadap permukaan tanah, e-field
juga horisontal, berarti polarisasi antena tersebut adalah
horisontal. Dalam jaringan wireless, penguna dapat memilih
polarisasi untuk mengoptimalkan penerimaan signal, mengurangi
derau (noise) dan interferensi dari signal yang tidak diinginkan.
Pada umumnya ada empat macam polarisasi yaitu polarisasi
vertikal, polarisasi horisontal, polarisasi circular dan polarisasi
cross.
2. Karakterisrik Antena
Sseperti
ilustrasi
cahaya
lampu
senter
yang
dipantulkan
reflektornya yaitu mengumpulkan energi ke arah tertentu dengan
fokus sehingga energi yang dihasilkan akan lebih terang dan lebih
kuat. Gain Antenna diperoleh dengan mengukur tenaga keluaran
pada main lobe dan membandingkan tenaga keluarannya dengan
tenaga keluaran pada antena referensi. Antena gain diukur dalam
decibel, dBi dan dBd. Jika antena referensi adalah sebuah dipole,
antena diukur dalam dBd. “d” disini mewakili dipole dan “i” akan
mewakili isotropic apabila gain antena diukur relatif terhadap
sebuah antena isotropic.
3. Tipe Antena
Beberapa tipe antena yang sering digunakan pada jaringan
nirkabel
dan
banyak
tersedia
dipasaran
adalah
antena
omnidirectional (omni), antena yagi, antena parabola, antena panel
dan antena helix. Pembuatan antena secara garis besar jangkauan
wilayah dapat dibagi menjadi tiga yaitu omnidirectional, sektoral
dan unidirectional atau pengarah (Onno W. Purbo, 2006).
Referensi antena seperti ini banyak terdapat di internet. Misalnya
dapat
diambil
http://www.flakey.info/antenna/omni/quarter/.
dari
Jenis turunan dari antena omni yang cukup terkenal adalah omni
groundplane, omni collinear, omni waveguide. Untuk antena
sektoral mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan sudut
pancaran dan lebar sektor yang dapat dilayani seperti antena
sektoral 60, 90, 120 dan 180 derajad. Antena sektoral pada
dasarnya adalah antena dipole dengan sebuah reflektor, penerapan
sistem collinear adalah untuk meningkatkan penguatan (gain) dari
antena tersebut. Terakhir adalah antena unidirectional dimana
sesuai namanya antena ini menerima dan memancarkan signal dari
satu arah. Kemampuan sebagai penggarah ini yang membuat
antena ini banyak digunakan untuk koneksi jarak jauh karena
direktivitas berbanding lurus dengan gain antena dan gain
berbanding terbalik dengan beamwidth atau lebar sebaran signal.
Bentuk antena directional antara lain adalah brick antenna, tin can
antenna atau antena kaleng, biquad antenna, antena double biquad
dan antena wajanbolik.
Adakalanya antena yang digunakan tidak match atau sesuai
dengan frekwensi kerjanya. Akibatnya baik daya keluaran atau signal
masukan akan tertahan dan berpengaruh terhadap radiasi yang
dipancarkan. Sebaiknya impedansi antara kabel pengumpan dari
pemancar ke antena juga harus sama, sebab jika tidak antena justru akan
menjadi penghalang hingga kekuatan signal (RF) akan habis.
2.6
ANALISA SISTEM
Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah, hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan
yang
diharapkan
sehingga
dapat
diusulkan
perbaikannya (Ian Sommerville, 2003). Langkah-langkah yang dilakukan
pada analisa sistem adalah sebagai berikut :
1. mengidentifikasi masalah (Identify)
2. memahami sistem kerja yang ada (Understand)
3. menganalisis sistem (Analyze)
4. membuat laporan hasil analisis (Report)
2.7
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan atau desain sistem dapat didefinisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan utuh (Ian
Sommerville, 2003). Desain sistem merupakan penjelasan secara detail
bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi diimplementasikan
sebuah proses yang terdiri dari beberapa kegiatan (Kendall, 2003).
1. Menentukan secara tepat dan rinci kebutuhan dan bentuk–bentuk
informasi
yang
sebenarnya
diperlukan
untuk
menunjang
keberhasilan operasional perusahaan yang berkaitan dengan
kegiatan pengolahan data berbasis komputer.
2. Mengatur seluruh kebutuhan serta membaginya secara sistematis
pada beberapa tahap dan bagian, yang nantinya akan dioperasikan
secara standar untuk menghemat waktu dan biaya.
3. Menghilangkan
sebanyak
mungkin
pekerjaan
yang
akan
menghambat implementasi sistem, seperti terjadinya duplikasi
atau penggulangan mengenai fungsi, tujuan, operasi, data, serta
mengurangi hal yang tidak bermanfaat, yang mungkin terdapat
pada sistem dan prosedur aliran data yang tidak efisien.
Sedengkan tahapan perancangan sistem dibagi menjadi dua
macam bagian penting, yaitu :
1. Perancangan komunikasi data
Merupakan penjabaran suatu teknologi jaringan komunikasi data
yang mengefisiensikan aliran data berdasarkan pola manajemen
trafik dan mengklasifikasikan data berdasarkan aplikasinya
sebelum dikirim. Prioritas pengiriman dilakukan berdasarkan pada
IP yang dituju dan identitas label, dimana label tesebut berfungsi
sebagai penunjuk rute aliran data sehingga membentuk jalur maya.
2. Perancangan proses
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi,
estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya
didapatkan dari riset, pemikiran, brainskerming, maupun dari
desain yang sudah ada sebelumnya.
Download