Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERCOBAAN UNTUK MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI Kusnadi SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA setelah menggunakan metode demonstrasi. 2) Apakah metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa proses pembelajaran IPA. 3) Untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang berjumlah 26 terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan pada tahun pelajaran 2011/2012 semester genap. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Target dimana ini merupakan model yang tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan re eksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi nilai rata rata kelas pada siklus I sebesar 73,46 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 77%, siswa cukup aktif dalam pembelajaran, kinerja guru dalam kategori baik. Nilai rata rata kelas pada siklus II sebesar 80 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 88%, siswa aktif dalam pemebelajaran, kinerja guru dalam kategori aktif. © 2012 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar IPA; Metode Demonstrasi PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran pendidikan terhadap peserta didik. Di lain pihak, proses belajar merupakan hal yang dialami peserta didik, sebagai suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang disisipkan atau diprogramkan pendidik. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada kegiatan belajar tersebut yaitu bahan belajar, suasana belajar, media atau sumber belajar dan pendidik itu sendiri. Kenyataannya hasil yang dicapai atau hasil penyampaian guru di dalam kelas masih jauh. Hasil ini ditunjukkan oleh masih rendahnya penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran IPA di SD Negeri Kebandingan 01, factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar rendah bias dilihat dari dua unsure yaitu siswa dan guru. Metode demonstrasi dipilih dengan alasan bahwa peneliti merasa metode demonstrasi tersebut dapat membangkitkan motivasi siswa terhadap pembelajaran IPA, sehingga siswa tidak mempunyai persepsi yang negative terhadap pemelajaran IPA yang selalu monoton dan membosankan. Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini pertama apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI di SD Negeri Kebandingan 01 pada mata pelajaran IPA tentang percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak, apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA, apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kompetensi diri menuju profesionalitas guru. Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia dan kemampuannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya cara melego ke suatu perusahaan atau instansi, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian adalah pihak yang terlibat dalam penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang berjumlah 26 terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan pada tahun pelajaran 2011/2012 semester genap. Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti. Secara garis besar empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) re eksi (Suharsimi Arikunto, 2007:15). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Target dimana ini merupakan model yang tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan re eksi (Wiraatmadja, 2009:6). Perencanaan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, indicator, kegiatan pembelajaran, sumber/ bahan, alat, media, dan penilaian; 2) Membuat lembar observasi; 3) Membuat lembar kerja siswa. Pelaksanaan Tindakan Secara garis besar kegiatannya meliputi : 1) Kegiatan awal, meliputi apersepsi, menginformasikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi; 2) Kegiatan inti, meliputi menyampaikan materi sub materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak. Guru bersama siswa mendemonstrasikan percobaan untuk membuktikan perpindahan panas secara konduksi, dan konveksi dan percobaan tentang perambatan bunyi melalui benda padat dilanjutkan dengan memberi lembar kerja siswa; 3) Kegiatan akhir, meliputi kegiatan membahas lembar kerja siswa secara bersama-sama dan menyimpulkan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran apakah semua rencana 14 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012) yang telah dibuat dengan baik tidak ada hambatan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal. Observasi dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran termasuk hasil belajarnya, kemudian dari hasil pembelajaran tersebut hasilnya akan dianalisis. Re eksi dilkukan setelah melakukan observasi tentang kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir, kemudian menganalisisnya, maka peneliti dan pengamat menetapkan : 1) Sampai mana siswa memahami materi tentang bahasanpercobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak; 2) Sampai mana siswa yang belum memahami materi tentang Bahasan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak; 3) Apa yang akan diperbaiki dalam pembelajaran siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sikkus I Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi maka hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian materi energi panas dan bunyi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Keterangan Jumlah Rata-rata Jumlah siswa tuntas Nilai 1910 73.46 77 Jumlah siswa tidak tuntas 13 Pembelajaran IPA dengan materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak menggunakan metode demonstrasi pada siklus pertama ini sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelumnya. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata rata kelas sebesar 73,46 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 77%. Namun masih ada 6 anak yang masih mendapat nilai di bawah KKM. Adapun untuk menganalisi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Tingkat Aktivitas Siswa Siklus I Tingkat Keaktifan Jumlah Siswa Persentase Sangat aktif 0 0% Aktif 3 12% Cukup aktif 16 62% Kurang aktif 7 26% Tidak aktif 0 0 Jumlah 26 100% Berdasarkan tabel aktivitas siswa pada siklus I. Pada siklus I siswa yang sangat aktif tidak ada sedangkan, siswa yang aktif sebanyak 3 siswa (12%), siswa yang cukup aktif sebanyak 16 siswa (62%), siswa yang kurang aktif sebanyak 7 siswa (26%) dan tidak ada siswa yang tidak aktif. Kinerja atau penampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I juga dapat dikatakan sudah dalam kategori baik. Re eksi Siklus I dapat dijelaskan bahwa Pembelajaran IPA dengan materi percobaan untuk PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERCOBAAN UNTUK MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI Kusnadi 15 menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak menggunakan metode demonstrasi pada siklus pertama ini sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelumnya. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata rata kelas sebesar 73,46 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 77%. Namun masih ada 6 anak yang masih mendapat nilai di bawah KKM. Adanya anak yang belum bisa mencapai KKM disebabkan karena anak tersebut lambat dalam menerima pelajaran, juga saat melakukan demonstrasi anak tersebut kurang serius dalam mengamati demonstrasi percobaan tersebut. Dengan demikian, karena masih ada 6 anak yang belum mencapai nilai di atas KKM, maka peneliti bersama teman sejawat (observer) memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran ke siklus berikutnya atau siklus yang ke II. Hal ini dimaksudkan agar taraf serap atau ketuntasan belajar siswa dapat mencapai 85% atau bahkan lebih. Siklus II Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi maka hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Keterangan Jumlah Rata-rata Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas Nilai 2080 80 88 12 Pembelajaran IPA dengan materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak menggunakan metode demonstrasi pada siklus pertama ini sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal dan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 80,00 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 88%. Namun masih ada 2 anak yang masih mendapat nilai di bawah KKM. Tabel 4. Tingkat Aktivitas Siswa Siklus I Tingkat Keaktifan Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif Jumlah Jumlah Siswa Persentase 2 8% 12 46% 11 42% 1 4% 0 0 26 100% Berdasarkan tabel aktivitas siswa pada siklus II. Pada siklus II siswa yang sangat sebanyak 2 siswa (8%) sedangkan, siswa yang aktif sebanyak 12 siswa (46%), siswa yang cukup aktif sebanyak 11 siswa (42%), siswa yang kurang aktif sebanyak 1 siswa (4%) dan tidak ada siswa yang tidak aktif. Kinerja atau penampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II juga dapat dikatakan sudah dalam kategori sangat baik. 16 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012) Re eksi pada siklus II adalah Pembelajaran IPA dengan materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak menggunakan metode demonstrasi pada siklus pertama ini sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal dan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 80,00 dengan taraf serap atau ketuntasan sebesar 88%. Namun masih ada 2 anak yang masih mendapat nilai di bawah KKM. Adanya anak yang belum bisa mencapai KKM disebabkan karena anak tersebut lambat dalam menerima pelajaran, juga saat melakukan demonstrasi anak tersebut kurang serius dalam mengamati demonstrasi percobaan tersebut. Dengan demikian, karena ketuntasan belajar sudah melampaui ketuntasan belajar yang sudah ditetapkan (85%) maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya dengan alasan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya penelitian. Dengan demikian untuk metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pada siklus I hasil belajar siswa ada peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal. Kondisi awal ketuntasan belajar siswa hanya 62% dengan nilai rata-rata 62,5. Sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar siswa naik menjadi 77% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 73,46; 2) Pada siklus II hasil belajar siswa lebih meningkat dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus I. hal ini dibuktikan dengan adanya ketuntasan belajar siswa mencapai 88%, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80,00; Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa. Namun seringkali terjadi penafsiran yang salah dimana guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa hanya menerima saja apa-apa yang disampaikan guru. Sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menghindari hal tersebut, perlu adanya suatu metode pembelajaran yang dapat menarik kreativitas dan keaktifan siswa. Salah satu diantaranya yaitu dengan metode demonstrasi. Dalam pelaksanaan pembelajarannya dengan menggunakan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak di Kelas VI SD Negeri Kebandingan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Peningkatan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil ulangan harian siswa, dimana dalam setiap siklusnya menunjukkan peningkatan skor. Selain dapat meningkatkan hasil belajar ternyata metode demonstrasi juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi siswa selama pembelajaran dapat disimpulkan dalam kategori yang baik/memuaskan. Artinya secara umum, siswa sudah termotivasi dalam menerima pelajaran. Motivasi siswa terlihat dari beberapa siswa yang antusias dalam melakukan demonstrasi dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Begitu juga sebaliknya para siswa antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tingkat aktivitas siswa juga dalam kategori aktif dan kinerja atau penampilan guru PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERCOBAAN UNTUK MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI Kusnadi 17 dalam melaksanakan pembelajaran juga dapat dikatakan sudah dalam kategori sangat baik. Dari pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, dapat digambarkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah menggambarkan perbaikan yang cukup signi kan. Ini terlihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi dan dalam membimbing siswa sudah sangat baik. Penggunaan alat peraga dalam demonstrasi juga sudah sesuai dengan materi yang ada, dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa serta dapat menarik perhatian dan minat siswa. Kekurangan yang ada hanya pada kemampuan guru dalam melakukan re eksi terhadap hasil demonstrasi yang sudah dilakukan. Guru terkesan terburu-buru dalam menutup pelajaran dan kadang lupa dalam menarik kesimpulan tentang materi yang sudah diajarkan. Dengan kata lain dalam melakukan penguatan materi yang diajarkan masih belum maksimal. Akan tetapi kekurangan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kinerja guru dan tentunya tidak mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa, karena pada dasarnya secara umum pelaksanaan pembelajaran demonstrasi sudah sangat baik. PENUTUP Simpulan pada penelitian ini pertama pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dengan materi percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tercermin pada motivasi, sikap, dan kemampuan kognitif siswa sebagai wujud dari pembelajaran IPA yang berkualitas pada siswa kelas VI SD Negeri Kebandingan 01 pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Kedua Penerapan pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar IPA, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Ketiga Pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kinerja guru dalam kategori sangat baik. Saran penelitian ini pertama bagi guru perlu memberikan bimbingan yang optimal dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi agar siswa lebih memahami keterkaitan antara materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, perlu menanamkan konsep berpikir mandiri dan kreatif agar mereka tertarik untuk menggali sendiri pengalamannya tanpa meminta bantuan dari orang lain, lebih kreatif dalam mencari solusi pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, dapat bekerjasama dengan teman sejawat di dalam dan di luar sekolahnya untuk dapat meningkatkan kinerja. Kedua bagi siswa pandai-pandailah membagi waktu antara belajar, bermain, beribadah dan beristirahat, usahakan selalu aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran, kerjakanlah tugas dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu/disiplin. Ketiga bagi sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran, sehingga dapat digunakan pada semua mata pelajaran demi meningkatkan mutu pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Budhi, Henry Setya. 2010. Metode Demonstrasi Untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa Pada Arus Dan Tegangan Listrik. Skripsi tidak diterbitkan. Undip. Poerwadarminta. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prabawati, Ainul Ati. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengenal Pecahan Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas 3 MI Nurul Huda Mulyorejo Malang. Skripsi tidak diterbitkan. UNM. 18 Dinamika Vol. 3. No. 1. (2012)