BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Analisis Rasio PT Mayora Indah Tbk
Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa
angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi ini
akan lebih bermakna jika mengetahui maksud dari angka-angka tersebut.
Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan
diperlukan sebuah alat analisis. Alat analisis yang digunakan biasanya adalah
analisis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio keuangan. Melalui rasio
keuangan ini dapat diketahui kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja.
Rasio menggambarkan suatu hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca
atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan
keuangan tersebut.
Dari hasil perhitungan terhadap rasio keuangan PT Mayora indah Tbk
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, diperoleh perhitungan rasio untuk
Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas.
1.1.1
Rasio Pengukuran Likuiditas.
Yaitu analisis rasio untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah
jatuh tempo:
33
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar yaitu untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar berdasarkan assets yang tersedia.
Tabel 4.1
Current Ratio
PT Mayora Indah Tbk
( Dalam Jutaan Rupiah )
Tahun
Current Assets
Current Liabilities
Persentasi
2006
2007
2008
2009
2010
796.222.895
1.043.842.501
1.684.852.655
1.750.424.018
2.684.853.762
203.672.606
356.122.762
768.800.272
764.230.447
1.040.333.647
390,93%
293,11%
218,87%
229,04%
258,07%
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora indah Tbk yang sudah diolah
Grafik 4.1
Current Ratio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber : Data yang telah diolah
34
Semakin tinggi Current Rationya, maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar jangka pendeknya. Rasio Lancar PT Mayora
Indah Tbk pada tahun 2006 sebesar 390,93% atau 3,90. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- hutang lancar yang diberikan oleh kreditor dijamin oleh assets
lancar perusahaan sebesar Rp 3,90. Nilai rasio yang berada di atas satu ini
menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban lancar
sepenuhnya dengan menggunakan aktiva lancar yang ada.
Rasio lancar PT Mayora Indah tbk pada tahun 2007 sebesar 293,11%
atau 2,93. Pada tahun ini rasio lancar perusahaan menurun sebesar 0,97 dari
pada tahun 2006 hal ini disebabkan jumlah penurunan hutang lancar dan juga
aktiva lancar juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2008 Rasio lancar PT Mayora Indah Tbk sebesar 218,87
atau 2,19. Pada tahun ini juga mengalami penurunan nilai rasio sebesar 0,74
dari tahun 2007.
Pada tahun 2009 rasio lancar PT Mayora Indah Tbk mengalami
kenaikan nilai rasio dari tahun 2007 yaitu sebesar 229,04 % atau 2,29. Hal ini
disebabkan karena peningkatan jumlah hutang lancar yang proporsinya lebih
kecil dari pada penambahan total current assets.
Pada tahun 2010 PT Mayora Indah Tbk mengalami peningkatan nilai
rasio sebesar 258,07% atau 2,58. Mengalami kenaikan sebesar 0,29.
Secara umum Likuiditas PT Mayora Indah Tbk di katakan cendrung
menurun, tetapi jika dilihat dari current rasio yang masih di atas 100% maka
disimpulkan bahwa perusahaan dinyatakan likuid dan mempunyai kemampuan
35
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penurunan Likuiditas tersebut
justru menunjukkan efisiensi yang semakin baik, karena dana yang
menganggur tidak terlalu besar.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat yaitu untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan
dalam membayar utang lancar dengan assets yang lebih likuid, atau
rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.
Tabel 4.2
Quick Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Current Assets
Current Liabilities
Inventory
Persentasi
2006
796.222.895
203.672.606
230.680.555
277,76%
2007
1.043.842.501
356.122.762
266.716.380
218,21%
2008
1.684.852.655
768.800.272
534.328.833
149,45%
2009
1.750.424.018
764.230.447
468.602.867
169,03%
2010
2.684.853.762
1.040.333.647
498.464.228
210,16%
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah.
36
Grafik 4.2
Quick Ratio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
Semakin tinggi nilai Quick Rasio maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio cepat PT Mayora
Indah Tbk pada tahun 2006 sebesar 277,76% atau 2,77. Ini berarti bahwa dengan
meniadakan nilai persediaan, perusahaan mampu untuk menjamin setiap Rp 1,hutang lancar dengan 2,77 assets lancarnya. Nilai ini menunjukkan perusahaan
mempunyai kemampuan yang besar membayar hutang lancarnya.
Rasio cepat PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2007 sebesar 218,21 atau
2,18. Nilai ini lebih mengalami penurunan sebesar 0,59 dari pada tahun 2006. Hal
ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah hutang yang bertolak belakang
dengan jumlah assets lancar yang mengalami penurunan
Nilai rasio cepat tahun 2008 sebesar 149,45% atau 1,49. Nilai ini juga
mengalami penurunan nilai rasio sebesar 0,69 dari pada tahun 2007 adanya
37
peningkatan persediaan yang diiringi dengan assets lancar. Dengan adanya
peningkatan hutang maka beban yang ditanggung semakin besar.
Nilai rasio cepat tahun 2009 sebesar 169,03% atau 1,69. Nilai ini
mengalami kenaikan nilai rasio sebesar 0,21.
Pada tahun 2010 nilai rasio
mengalami peningkatan kembali sebesar 210,16% atau 2,10. Nilai rasio ini naik
0,41 dari tahun 2009.
Secara umum likuiditas PT Mayora Indah Tbk dikatakan cendrung
menurun, tetapi jika dilihat dari quick rasionya masih diatas 100% maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan likuid dan mempunyai kemampuan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya. Penurunan likuiditas tersebut justru
menunjukkan efisisensi yang semakin baik, karena dana yang menganggur tidak
terlalu besar.
1.1.2
Rasio Pengukuran Leverage
Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar semua hutangnya ( baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan /dilikuidasi).
1) Rasio Hutang (Debt To Assets Ratio)
Rasio hutang yaitu pengukuran jumlah assets perusahaan yang
dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini
memperlihatkan promosi antara kewajiban yang dimiliki dengan
keseluruhan kekayaan yang dimiliki.
38
Tabel 4.3
Debt To Assets Rasio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2006
Total Debt
562.444.841
Total assets
1.553.376.827
Persentasi
36,20%
2007
2008
2009
2010
785.033.927
1.646.322.490
1.662.969.566
2.358.692.153
1.893.175.020
2.922.998.415
3.246.498.516
4.399.191.135
41,46%
56,46%
49,99%
53,61%
Sumber:Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah.
Grafik 4.3
Debt To Assets Rasio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
39
Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai debt rasio dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2010. Rasio Debt to Assets Rasio PT Mayora Indah
Tbk menunjukkan trend meningkat, artinya rasio hutang terhadap assets
meningkat pada periode 2006 sampai dengan periode 2010, namun
peningkatan rasio tidak menghawatirkan karena masih dibawah 1. Pada
tahunn 2006 nilai rasio sebesar 36,20%, artinya berarti bahwa setiap Rp 1,dari asset perusahaan di jadikan jaminan hutang Rp 0,36 atau dengan kata
lain bahwa assets perusahaan didanai oleh para kreditur sebesar 36,20%
dari total assets.
Nilai debt rasio PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2007 naik
menjadi 41,46% atau 0,41. Nilai ini mengalami kenaikan dari pada tahun
2006 sebesar 0,05. Nilai debt to assets rasio pada tahun 2008 naik lagi
menjadi 56,46% atau 0,55. Naiknya rasio ini dikarenakan adanya kenaikan
total debt yang lebih besar dari pada kenaikan total assetsnya.
Nilai debt to asset rasio pada tahun 2009 yaitu sebesar 49,99% atau
0,49 rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 0,06. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mulai membaik. Pada tahun 2010
nilai rasio perusahaan mengalami kenaikan yaitu 53,61% atau 0,53. Rasio
ini mengalami kenaikan sebesar 0,04 dari pada tahun 2009.
Jika dilihat dari nilai debt to assets rasio dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010, Ini menunjukkan adanya kenaikan nilai rasio yang
semakin meningkat,sehingga resiko yang dihadapi perusahaan dinilai lebih
beresiko.
40
2) Rasio Hutang Terhadap Modal ( Total Debt to Equity Ratio)
Rasio hutang terhadap modal yaitu menghitung perbandingan hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Tabel 4.4
Debt To Equity Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Total Debt
562.441.841
785.033.927
1.646.322.490
1.662.969.566
2.358.692.153
Total Equity
969.476.149
1.081.794.982
1.245.109.325
1.581.755.458
1.991.294.908
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah
Grafik 4.4
Debt To Equity Ratio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah.
41
Rasio DER
58,01%
72,56%
132,22%
102,60%
118,45%
Dari perhitungan di tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat
Debt to Equity rasio (DER) memiliki trend positif (meningkat). Nilai Debt To
Equity Ratio pada tahun 2006 adalah sebesar 58,01% atau 0,58. Ini berarti setiap
Rp 1,- modal dapat melunasi hutang sebesar Rp 0,58.
Nilai Debt to Equity Rasio pada tahun 2007 sebesar 72,56% atau 0,72. Ini
menunjukkan peningkatan nilai rasio sebesar 0,14 dari pada tahun 2006 artinya:
kinerja perusahaan tidak terlalu baik dibandingkan tahun 2006, ini dikarenakan
jumlah hutang peusahaan yang bertambah lebih besar dari pada penambahan
jumlah equitas pada perusahaan di tahun ini. Ditahun 2008 nilai DER sebesar
132,22% atau 1,32. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 0,60 dari pada tahun
2007. ini dikarena kenaikan hutang yang lebih besar dari pada total equity.
Nilai DER pada tahun 2009 sebesar 102,60% atau 1,02. Ini menunjukkan
penurunan nilai rasio sebesar 0,30 dari pada tahun 2008. Ini menunjukkan kinerja
perusahaan mulai membaik dibandingkan tahun 2008, ini dikarenakan adanya
penembahan total hutang yang lebih besar dari total equitasnya
Nilai DER pada tahun 2010 sebesar 118,45% atau 1,18. ini menunjukkan
nilai rasio yang meningkat sebesar 0,16. Artinya kinerja perusahaan tidak terlalu
baik dibandingkan tahun 2009.
Secara umum nilai Debt To Equity Rasio Rasio PT Mayora Indah Tbk
cenderung meningkat. Berarti resiko pemilik modal semakin besar.
42
1.1.3
Rasio Pengukuran Aktivitas
Yaitu analisis rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pemakaian assets yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan.
1) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva ( Total Assets Turnover Ratio)
Rasio perputaran jumlah aktiva yaitu mengukur beberapa kali dana yang
tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun, rasio ini juga
menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam
rangka menghasilkan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
Tabel 4.5
Total Assets Turn Over Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Sales
1.971.513.231
828.440.024
3.907.674.046
4.777.175.386
7.224.164.991
Total Assets
1.553.376.827
1.893.175.020
2.922.998.415
3.246.498.516
4.399.191.135
Sumber: Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah.
43
Perputaran
1,27
1,49
1,34
1,47
1,64
Grafik 4.5
Total Assets Turn Over Ratio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah.
Dari perhitungan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat
bahwa ada kenaikan dalam nilai Total Assets Turn Over Rasio. Pada tahun 2006
nilai total assets turn over ratio yaitu sebesar 1,27 kali artinya dana yang di
investasikan selama satu tahun berputar 1,27 kali, atau setiap Rp 1,- dana yang
diinvestasikan dalam total assets selama satu tahun dapat menghasilkan penjualan
sebesar Rp 1,27.
Rasio Perputaran Total Assets PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2007
sebesar 1,49 kali, nilai ini lebih baik dari pada tahun 2006. Peningkatan jumlah
penjualan memiliki proporsi lebih besar dari pada jumlah peningkatan yang terjadi
pada total assets.
Rasio Perputaran Total Aktiva PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2008
sebesar 1,34 kali. Nilai rasio ini mengalami penurunan dan tidak sebaik dari tahun
44
2007 hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah penjualan yang tidak
proporsional dibandingkan dengan jumlah total assets yang juga mengalami
peningkatan.
Rasio Perputaran Total Assets PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2009
mengalami peningkatan menjadi 1,47. Hal itu disebabkan oleh peningkatan
penjualan perusahaan yang disertai dengan peningkatan total aktiva.
Rasio Perputaran Total Assets PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2010
juga mengalami peningkatan sebesar 1,67. hal ini menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan memiliki peningkatan kemampuan dalam menggunakan
assets yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai rasio
maka semakin baik.
Selama lima tahun perbandingan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
nilai TATO PT Mayora Indah Tbk cenderung meningkat. Artinya perusahaan
semakin baik aktivitas dalam pemanfaatan assetsnya untuk menghasilkan
penjualan.
2.) Rata-rata umur piutang ( Average Collection Periode )
Yaitu untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk
melunasi piutang. Semakin lama rata-rata waktu yang diperlukan,
semakin besar dana yang tertanam pada piutang.
45
Tabel 4.6
Average Collection Periode
PT Mayora indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Receivable
Sales
Hari
2006
448.651.328
1.971.513.231
80,3
2007
585.999.492
828.440.024
76,65
2008
760.625.607
3.907.674.046
69,35
2009
880.905.508
4.777.175.386
65,7
2010
1.328.533.916
7.224.164.991
65,7
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah
Grafik 4.6
Average Collection Periode
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
Nilai Average Collection Periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
menunjukkan penurunan nilai rasio. Pada tahun 2006 nilai Average Collection
Periode adalah sebesar 80 hari, yang berarti waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan piutang perusahaan adalah 80 hari atau 2 bulan 20 hari dana
tertanam dalam piutang.
46
Pada tahun 2007 nilai Average Collection Periode adalah 77 hari. Hal ini
menunjukkan pengumpulan piutang lebih cepat dari pada tahun 2006. Pada tahun
2008 nilai Average Collection Periode menurun lagi menjadi 69 hari. Penurunan
nilai rasio ini menunjukkan perusahaan semakin cepat mengumpulkan piutangnya.
Pada tahun 2009 nilai Average Collection Periode adalah 66 hari. Berarti
perusahaan semakin cepat mengumpulkan piutangnya. Tahun 2010 nilai Average
Collection Periode adalah 66 hari, sama dengan tahun 2009. Kemungkinan 66
hari (sekitar 2 bulan) adalah periode optimal bagi perusahaan untuk
mengumpulkan piutangnya. Secara keseluruhan rasio periode penagihan rata-rata
atas piutang PT Mayora Indah Tbk selama periode 2006-2010 semakin cepat.
Artinya perusahaan semakin baik dalam mengelolah piutangnya.
1.1.4
Rasio Pengukuran Profitabilitas
Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan untuk memperoleh laba
melalui semua kemampuan dari sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal dan sebaliknya.
1) Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva ( return on assets ratio/ ROA)
Yaitu pengukuran tingkat penghasilan yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan, rasio ini juga memberikan pengembalian kepada kreditor
maupun pemegang saham.
47
Tabel 4.7
Return On Assets Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Net Income
Total Assets
Persentasi
2006
2007
2008
2009
2010
93.575.798
141.589.138
196.230.050
372.157.912
484.086.202
1.553.376.827
1.893.175.020
2.922.998.415
3.246.498.516
4.399.191.135
6,02%
7,47%
6,71%
11,46%
11,00%
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang talah diolah
Grafik 4.7
Return On Assets Ratio/ROA
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
48
Nilai rasio Return On Assets Rasio PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2006 sebesar 6,02% atau 0,06, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- dana
yang diinvestasikan di dalam assets dapat menghasilkan 0,06 keuntungan
bersih bagi perusahaan.
Nilai rasio Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2007 adalah sebesar 7,47 % atau 0,07.
Rasio ini mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2006. Hal tersebut dikarenakan meskipun
ada peningkatan pada total assets. Namun peningkatan jumlah laba bersih
yang didapat perusahaan lebih tinggi peningkatanya. Artinya perusahaan
semakin baik memanfaatkan assetsnya untuk menghasilkan laba.
Nilai rasio Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2008 sedikit menurun menjadi 6,71% atau 0,06 ini sebenarnya laba
bersih yang didapat perusahaan ditahun 2008 meningkat dibandingkan
laba bersih tahun 2007, namun peningkatan laba bersih tersebut lebih kecil
dibandingkan peningkatan assets perusahaan.
Nilai rasio Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2009 sebesar 11,46%. Rasio ini mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2008. Namun di tahun 2010 ROA menurun sedikit menjadi 11,00%.
Secara umum, pada periode 2006 hingga 2010 kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan penggunaan assetsnya
meningkat. Hal ini berarti perusahaan semakin profitable. Sekaligus
menunjukan perusahaan semakin baik kinerjanya.
49
2) Ratio Pengembalian atas Modal (Return on Equty Ratio)
Yaitu mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh
pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Rasio ini juga
memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelolah mengelolah
modal sendiri secara efektif.
Tabel 4.8
Return On Equty Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Net Income
93.575.798
141.589.138
196.230.050
372.157.912
484.086.202
Total Equity
969.476.149
1.081.794.982
1.245.109.325
1.581.755.458
1.991.294.908
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah
50
Persentasi
9,56%
13,08%
15,76%
23,52%
24,31%
Grafik 4.8
Return On Equity Ratio /ROE
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
Rasio ini menunjukkan berapa persen laba bersih yang diperoleh
perusahaan bila diukur dari modal pemilik. Semakin tinggi rasio maka semakin
baik. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya pengembalian yang diberikan
oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. ROE merupakan salah
satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan
bisnis yang dijalani.
Nilai Return On Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk tahun 2006 sebesar
9,56% atau 0,09. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- dana yang diinvestasikan oleh
para pemilik perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian (laba) sebesar
0,09.
Nilai Return On Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk tahun 2007 sebesar
13,08% atau 0,13. Rasio ini menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun 2006.
Hal tersebut dikarenakan meskipun ada peningkatan total equitas. Namun
51
peningkatan laba bersih yang didapat perusahaan lebih tinggi peningkatanya.
Artinya perusahaan semakin baik memanfaatkan equitynya dalam menghasilkan
laba.
Nilai Return On Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk tahun 2008 sebesar
15,76% atau 0,15. Rasio ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007. Pada
tahun 2009 naik kembali menjadi 23,52% atau 0,23. Ini menunjukkan kenaikan
nilai rasio sebesar 0,08 dari taun 2008. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
pada total equitas. Namun peningkatan jumlah laba bersih yang didapat
perusahaan lebih tinggi peningkatanya. Artinya perusahaan semakin baik
memanfaatkan equitasnya untuk menghasilkan laba.
Nilai Return On Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk tahun 2010 sebesar
24,31% atau 0,24. Ini menunjukkan kenaikan nilai rasio 0,01 dari tahun 2009.
Secara umum, pada periode 2006 hingga periode 2010 kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkanpenggunaan equitasnya semakin
profitable. Sekaligus menunjukan perusahaan semakin baik kinerjanya.
3) Rasio Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin Rasio )
Yaitu untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan
volum penjualan rasio ini juga menunjukkan kemampuan setiap rupiah
penjualan menghasilkan laba bersih net profit marjin tersebut.
52
Tabel 4.9
Net Profit Margin Ratio
PT Mayora Indah Tbk
(Dalam jutaan Rupiah)
Tahun
Net Income
Sales
Persentasi
2006
93.575.798
1.971.513.231
4,75%
2007
141.589.138
828.440.024
5,00%
2008
196.230.050
3.907.674.046
5,02%
2009
372.157.912
4.777.175.386
7,80%
2010
484.086.202
7.224.164.991
6,70%
Sumber: Laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk yang telah diolah
Grafik 4.9
Net Profit Margin Ratio
PT Mayora Indah Tbk
Sumber: Data yang telah diolah
Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada
setiap penjualan yang dilakukan. Nilai rasio yang rendah menggambarkan sedikit
penerimaan keuntungan bersih untuk setiap kali penjualan begitu juga sebaliknya.
53
Rasio yang semakin tinggi berarti perusahaan mampu mendapatkan laba yang
semakin tinggi untuk menghasilkan penjualannya.
Nilai Net Profit Margin Ratio pada tahun 2006 sebesar 4,75% atau 0,05.
Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan yang terjadi menghasilkan 0,05
keuntungan bersih bagi perusahaan. Dengan kata lain laba bersih bagi perusahaan
atau laba bersih sesudah pajak yang dicapain adalah sebesar 4,75% dari penjualan.
Nilai Net Profit Margin Ratio pada tahun 2007 sebesar 5,00% atau 0,05.
Rasio ini relatif sama besarnya dengan nilai rasio tahun 2006. Nilai Net Profit
Margin Ratio pada tahun 2008 meningkat sedikit, menjadi 5,02% atau 0,05.
Rasio ini hampir sama dengan nilai rasio pada tahun 2006.
Nilai Net Profit Margin Ratio pada tahun 2009 sebesar meningkat cukup
besar, menjadi 7,80% atau 0,07. Peningkatan nilai rasio pada tahun 2009 itu
disebabkan peningkatan laba bersih yang didapat perusahaan lebih tinggi dari
pada peningkatan penjualannya.
Nilai Net Profit Margin Ratio pada tahun 2010 adalah 6,70%. Artinya
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Sebenarnya laba bersih ditahun
2010 meningkat dibandingkan tahun 2009, namun peningkatan penjualan jauh
lebih tinggi dibandingkan peningkatan laba bersih.
Nilai Net Profit Margin Ratio PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006
sampai tahun 2010 cenderung meningkat. Berarti kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan penjualannya meningkat. Nilai NPM
ditahun 2010 yang menurun perlu mendapat perhatian. Apakah penurunan
54
tersebut disebabkan meningkatnya HPP (harga pokok penjualan) atau karena
meningkatnya biaya operasional.
55
1.2 Perbandingan rasio PT Mayora Indah Tbk dengan rasio rata-
rata industri sejenis.
Dalam penelitian ini perusahaan yang telah diteliti adalah PT. Mayora
Indah Tbk dan tiga belas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI. Dalam penelitian ini terdapat satu perusahaan yang dianomali yaitu PT
Davomas Abadi Tbk karna data yang kurang lengkap sehingga yang
dianalisis menjadi tiga belas perusahaan termasuk PT Mayora Indah Tbk.
a. Rasio Pengukuran Likuiditas
Yaitu analisis rasio untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar yaitu untuk menghitung berapa kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang lancar dan aktiva yang
tersedia.
Tabel 4.10
Current Ratio
PT Mayora Indah Tbk Dengan Rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
390,93%
293,11%
218,87%
229,04%
258,07%
278,00%
Sumber: lampiran 3
56
Rata-Rata industri
169,44%
161,07%
190,20%
203,18%
193,76%
183,53%
Grafik 4.10
Current Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
Dilihat dari petumbuhan analisis rasio yang dimiliki, perusahaan secara
umum dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, memiki rasio lancar yang
cenderung menurun. Berbeda dengan Current ratio industri yang cenderung
meningkat. Namun dengan demikian PT Mayora Indah Tbk selalu berada pada
kondisi likuid. Artinya perusahaan tidak kesulitan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan assets lancar yang dimilikinya.
Jika dilihat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 nilai rasio PT
Mayora Indah Tbk selalu berada di atas rata-rata industri. Hal ini menunjukkan
assets lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya relatif terlalu besar
dibandingkan rata-rata industri. Artinya perusahaan terlalu besar nilai assets
lancarnya, yang berarti ada sumber daya yang kurang dimanfaatkan secara
optimal.
57
Dari kedua fakta diatas, PT Mayora Indah Tbk masih memiliki
kesempatan untuk meningkatkan hutang jangka pendeknya, dengan catatan hutang
tersebut digunakan sebagai modal kerja yang bermanfaat bagi perusahaan.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio
cepat
yaitu
untuk
menghitung
berapa
kemampuan
perusahaan dalam membayar utang lancar dengan assets yang lebih
liquid. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar
hutang
jangka
pendek
tanpa
memperhitungkan
persediaan.
Tabel 4.11
Quick Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-Rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
277,67%
218,21%
149,45%
169,03%
210,16%
204,90%
Sumber: Lampiran 3
58
Rata-Rata industri
113,89%
109,68%
132,36%
141,33%
135,42%
126,54%
Grafik 4.11
Quick Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-rata industri
Sumber: data yang telah diolah
Dilihat dari analisa pertumbuhan rasio yang dimiliki, peusahaan secara
umum dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, memiliki Quick Ratio yang
cenderung menuru. Berbeda dengan Quick Ratio industri yang cenderung
meningkat. Namun dengan demikian PT Mayora Indah Tbk selalu berada pada
kondisi likuid. Artinya perusahaan tidak kesulitan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan assets lancar yang dimilikinya.
Jika dilihat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 nilai rasio PT
Mayora Indah Tbk selalu berada di atas rata-rata industri. Hal ini menunjukan
assets lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya relatif terlalu besar
dibandingkan dengan rata-rata industri. Artinya perusahaan terlalu besar nilai
assets lancarnya, yang berarti ada sumber daya yang kurang dimanfaatkan secara
optimal.
59
Dari kedua fakta diatas, PT Mayora Indah Tbk masih memiliki
kesempatan untuk meningkatkan hutang jangka pendeknya, dengan catatan hutang
tersebut digunakan sebagai modal kerja yang bermanfaat bagi perusahaan.
b. Rasio Pengukuran Leverage
Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar semua hutangnya ( baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan /dilikuidasi).
1) Rasio Hutang (Debt To Assets Ratio)
Rasio hutang yaitu pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini
memperlihatkan promosi antara kewajiban yang dimiliki dengan
keseluruhan kekayaan yang dimiliki.
Tabel 4.12
Debt To Assets Ratio
PT Mayora indah Tbk dengan Rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
36,20%
41,46%
56,46%
49,99%
53,61%
47,54%
Sumber: Lampiran 3
60
Rata-Rata industri
59,08%
51,61%
57,83%
56,85%
48,90%
54,85%
Grafik 4.12
Debt To Assets Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
Rata-rata Debt to assets Rasio PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 yaitu sebesar 47,54% berada di bawah nilai rata-rata
industri yang nilainya 54,85%. Hal ini
menunjukkan bahwa total kewajiban
perusahaan terhadap assetsnya lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
industriny. Artinya penggunaan total utang perusahaan terhadap assetsnya masih
bisa ditingkatkan.
Sebagaimana diketahui, penggunaan utang dapat memberi manfaat pajak
(tax shield). Apabila nilai debt to assets perusahaan masih di bawah 1 (satu),
bahkan dibawah rata-rata industri.
61
2) Rasio Hutang Terhadap Modal ( Total Debt to Equity Ratio)
Rasio hutang terhadap modal yaitu menghitung perbandingan hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Tabel 4.13
Total Debt to Equity Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
58,01%
72,56%
132,22%
102,60%
118,45%
96,77%
Rata-Rata industri
117,43%
149,35%
145,46%
169,79%
117,91%
139,99%
Sumber: Lampiran 3
Grafik 4.13
Total Debt to Equity Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan Rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
62
Rata-rata Debt To Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 yaitu sebesar 96,77% berada dibawah nilai rata-rata
industri yang nilainya 139,99%. Artinya penggunaan total utang PT Mayora
Indah Tbk terhadap equitasnya hampir maksimal dan masih relatif aman. Secara
umum industri lebih beresiko, karena total hutang lebih besar dari pada total
equitasnya.
Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 trend Debt To Equity Ratio PT
Mayora Indah Tbk meningkat, bahkan melebihi 100%. Nilai Debt To Equity
Ratio yang lebih besar dari 100% menunjukan perusahaan beresiko cukup tinggi.
Ini dikarenakan total equitas yang dimiliki tidak mencukupi untuk memenuhi total
hutangnya.
Dari kedua fakta diatas PT Mayora Indah Tbk, perlu perhatiaan manajemen
dalam mengelola hutang terhadap equitasnya agar perusahaan mendapat
kesejahteraan yang optimal.
c. Rasio Pengukuran Aktivitas
Yaitu analisis rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemakaian
assets yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan.
1)
Rasio Perputaran Jumlah Aktiva ( Total Assets Turnover Ratio)
Rasio perputaran jumlah aktiva yaitu mengukur beberapa kali dana
yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun,
rasio ini juga menunjukkan cepatnya efektivitas penggunaan
63
seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan
bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam bentuk harta perusahaan.
Tabel 4.14
Total Assets Turn Over Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
1,27
1,49
1,34
1,47
1,64
1,44
Rata-Rata industri
1,32
1,32
1,5
1,3
1,28
1,34
Sumber: Lampiran 3
Grafik 4.14
Total Assets Turn Over Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
64
Dilihat dari pertumbuhan Total Assets Turnover Ratio PT Mayora Indah
Tbk pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 cenderung meningkat dan
industrinya relatif stabil. Secara rata-rata PT Mayora Indah Tbk lebih tinggi yaitu
1,44 dibandingkan
industrinya yaitu 1,34. Hal ini menunjukkan bahwa PT
Mayora Indah Tbk lebih baik aktivitasnya dalam penggunaan assetsnya untuk
menghasilkan penjualan dari pada industrinya.
Trend Total Assets Turnover Ratio PT Mayora Indah Tbk yang terus
meningkat (Trend Positif). Hai ini menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
baik dalam mengelola assets untuk menghasilkan penjualan.
2.) Rata-rata umur piutang ( Average Collection Periode )
Yaitu untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk
melunasi piutang. Semakin lama rata-rata waktu yang diperlukan,
semakin besar dana yang tertanam pada piutang.
Tabel 4.15
Average Collection Periode
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
80,3
76,65
69,35
65,7
65,7
71,54
Sumber: Lampiran 3
65
Rata-Rata industri
54,01
44,9
55,69
39,69
56,01
50,06
Grafik 4.15
Average Collection Periode
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
Dilihat dari analisis pertumbuhan rasio nilai Average Collection Periode
tahun 2006 sampai dengan 2010, Trend jumlah hari pengumpulan piutang PT
Mayora Indah Tbk semakin panjang, sementara industri makin pendek. Ini
menunjukan bahwa industri lebih baik dalam pengumpulan piutangnya dari pada
PT Mayora Indah Tbk.
Secara rata-rata, dibutuhkan 72 hari untuk mengumpulkan piutang PT
Mayora Indah Tbk atau (1,5 bulan), sementara industri membutuhkan 50 hari
(hampir 1,2 bulan).
Dari kedua fakta tersebut, PT Mayora Indah Tbk perlu meningkatkan
kemampuan penagihan piutangnya agar resiko piutang tak tertagih dapat di
perkecil.
66
d. Rasio Pengukuran Profitabilitas
Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan untuk memperoleh laba
melalui semua kemampuan dari sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal dan sebaliknya.
1) Rasio Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin Ratio )
Yaitu untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan
volum penjualan rasio ini juga menunjukkan kemampuan setiap rupiah
penjualan menghasilkan laba bersih net profit marjin tersebut.
Tabel 4.16
Net Profit Margin Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
4,75%
5,00%
5,02%
7,80%
6,70%
5,85%
Sumber: Lampiran 3
67
Rata-Rata industri
0,76%
-3,25%
8,82%
9,29%
11,27%
5,38%
Grafik 4.16
Net Profit Margin Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
Dilihat dari analisis pertumbuhan Net Profit Margin Ratio pada tahun
2006 sampai dengan tahun 2010, NPM PT Mayora Indah Tbk dengan industri
cenderung sama-sama meningkat. NPM PT Mayora Indah Tbk sebesar 5,85%
berada diatas rata-rata industri sebesar 5,38%.
Jika dilihat dari nilai rasio PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010 cendrung mengalami kenaikan, Dikarena terjadinya peningkatan pada
penjualan sehingga laba bersih pun mengalami peningkatan, sehingga perusahaan
dapat memperoleh laba yang tinggi pula.
Dilihat dari perbandingan nilai Net Profit Margin rasio PT Mayora Indah
Tbk dengan rata-rata industri.. Hal ini menunjukkan kinerjanya industri lebih baik
dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan PT Mayora Indah Tbk.
68
2) Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva ( return on assets ratio/ ROA)
Yaitu pengukuran tingkat penghasilan yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan, rasio ini juga memberikan pengembalian kepada kreditor
maupun pemegang saham.
Tabel 4.17
Return On Assets Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
PT Mayora Indah Tbk
6,02%
7,47%
6,71%
11,46%
11,00%
8,53%
Rata-Rata industri
14,85%
3,74%
12,57%
14,98%
15,08%
12,24%
Sumber: Lampiran 2
Grafik 4.17
Return On Assets Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
69
Dilihat dari analisis pertumbuhan Return On Assets Ratio pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010, trend Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk
serupa dengan industrinya positif (meningkat). ROA PT Mayora Indah Tbk
sebesar 8,33% berada dibawah nilai rata-rata industri yaitu sebesar 9,56%. Ini
menunjukan bahwa ROA industri lebih tinggi dari pada PT Mayora Indah Tbk.
Dari kedua fakta tersebut, PT Mayora Indah Tbk perlu meningkatkan
kemampuan dalam pemanfaatan assetsnya meningkatkan laba bersih.
3) Ratio Pengembalian atas Modal (Return on Equty Ratio)
Yaitu mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang di investasikan, rasio ini juga memperlihatkan
sejauh mana perusahaan mengelolah mengelolah modal sendiri secara
efektif.
Tabel 4.18
Return on Equty Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Tahun
PT Mayora Indah Tbk
2006
24,41%
2007
36,94%
2008
51,19%
2009
97,09%
2010
126,29%
Rata-rata
67,18%
Sumber:Lampiran 2
70
Rata-Rata industri
22,24%
1,26%
19,80%
46,60%
28,57%
23,69%
Grafik 4.18
Return on Equty Ratio
PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata industri
Sumber: Data yang telah diolah
Dilihat dari analisis pertumbuhan Return On Equity Ratio pada tahun
2006 sampai dengan tahun 2010, PT Mayora Indah Tbk cenderung meningkat
terus, sedangkan ROE industri juga cenderung meningkat namun ditahun 2010
terjadi penurunan nilai rasio. Hal ini menunjukan PT Mayora Indah Tbk lebih
baik kemampuan menghasilkan laba bersih berdasarkan penggunaan equitasnya
sebesar (67,18%) dibandingkan dengan rata-rata industri (23,69%). Dari kedua
fakta diatas PT Mayora Indah Tbk perlu mempertahankan atau meningkatkan
Return On Equitynya.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut
adalah kesimpulan dari hasil analisis kinerja keuangan PT Mayora indah Tbk
pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, dan juga hasil perbandingan
rasio keuangan PT Mayora Indah Tbk dan ke dua belas perusahaan industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
jangka waktu 2006 sampai dengan 2010.
1. Analisis kinerja keuangan PT Mayora Indah Tbk pada periode 2006
sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan rasio likuiditas yaitu current ratio dan quick ratio
menunjukkan kinerja keuangan dalam keadaan likuid yaitu keadaan
dimana perusahaan mampu untuk membayar hutang-lancarnya dengan
menggunakan assets lancar. Current ratio dan quick ratio PT Mayora
Indah Tbk turun dari tahun ke tahun tetapi
masih di atas 100%
sehingga perusahaan tetap berada dalam kondisi likuid. Penurunan
likuiditas dengan nilai rasio tetap di atas satu, menunjukkan bahwa
perusahaan semakin efisien dalam mengelola assets lancar.
b. Perhitungan rasio Leverage yang digunakan yaitu Debt To Assets Ratio
dan Debt To Equity Ratio.
72
Debt To Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk cenderung meningkat dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, namun jumlah hutang lebih
rendah dari pada jumlah assets. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan
rasio hutang terhadap assets PT Mayora Indah Tbk solvabel. Nilai Debt
To Assets Ratio semakin besar, namun tetap dibawah 1, menunjukkan
perusahaan semakin besar menggunakan utang untuk membiayai
assetsnya.
Debt To Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk cenderung meningkat dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menunjukkan jumlah
hutang perusahaan bertambah besar dari dibandingkan jumlah ekuitas.
Peningkatan rasio mencapai lebih besar dari pada 1, yang artinya
berdasarkan DER PT Mayora Indah Tbk cenderung tidak solvabel.
Resiko yang dihadapi perusahaan semakin besar, karena ekuitas
pemegang saham tidak mampu memenuhi total kewajibannya.
c. Perhitungan rasio Aktivitas yang digunakan yaitu Total Assets
Turnover Ratio, dan Average Collection Periode.
Hasil perhitungan Total Assets Turnover Ratio PT Mayora Indah Tbk
cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010, sehingga dapat disimpulkan perusahaan semakin efisien
dalam
memanfaatkan
assetsnya.
Perusahaan
meningkatkan
penggunaan assets, namun peningkatan penjualan lebih tinggi dari
pada peningkatan assets.
73
Hasil perhitungan Average Collection periode PT Mayora Indah Tbk
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, secara umum dikatakan
menurun. Ini dikarenakan jumlah hari yang digunakan untuk
mengumpulkan piutang semakin pendek. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan semakin efisien dalam melakukan penagihan piutangnya.
d. Perhitungan rasio Profitabilitas yang digunakan yaitu net profit margin
ratio, return on assets ratio, dan retun on equity ratio.
Berdasarkan Net Profit Margin Ratio PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, secara umum cenderung
meningkat. Peningkatan Net Profit Margin Ratio ini dikarenkan net
income maupun sales meningkat, namun peningkatan laba bersih lebih
besar dari pada peningkatan seles. Hal ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba semakin baik.
Berdasarkan Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2010 cenderung meningkat. Peningkatan
nilai Return On Assets Ratio dikarenakan net income maupun total
Assets meningkat, namun peningkatan laba bersih lebih tinggi dari
pada peningkatan assetsnya.
Berdasarkan Return On Equity Rasio PT Mayora Indah Tbk pada tahun
2006 sampai dengan tahun 2010, cenderung meningkat. Net income
mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan
74
modal. Dengan adanya kenaikan tersebut kesejahteraan pemilik modal
semakin baik.
2. Analisis kinerja keuangan PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata indusrti
sejenis pada periode 2006 sampai dengan 2010.
a. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas yaitu current ratio dan quick
ratio secara umum rasio PT Mayora Indah Tbk cenderung lebih besar
dibandingkan dengan nilai rata-rata industri sejenis. Dengan demikian
PT Mayora Indah Tbk lebih likuid jika dibandingkan dengan rata-rata
industri sejenis.
b. Rasio Laverage yang digunakan yaitu Debt To Assets Ratio, Debt To
Equity Ratio.
Debt To Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk jika dibandingkan dengan
rata-rata industri sejenis pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010,
yaitu berada di bawah nilai rata-rata industri. Ini menunjukkan bahwa
resiko tidak terbayarnya hutang-hutang PT Mayora Indah Tbk
dibandingkan assets lebih kecil dari rata-rata industri sejenis. PT
Mayora Indah Tbk dikatakan lebih solvabel dari pada rata-rata
industrinya.
Debt To Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk jika dibandingkan dengan
rata-rata industri sejenis pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010,
75
yaitu berada di bawah rata-rata industri sejenis. Ini menunjukkan
bahwa resiko tidak terbayarnya hutang-hutang PT Mayora Indah Tbk
dibandingkan ekuitasnya lebih kecil dari pada rata-rata industrinya. PT
Mayora Indah Tbk dikatakan lebih solvabel bila dibandingkan dengan
rata-rata industri sejenis.
c. Perhitungan rasio Aktivitas yang digunakan yaitu Total Assets
Turnover Ratio, dan Average Collection Periode.
Total Assets Turnover Ratio PT Mayora Indah Tbk bila dibandingkan
dengan rata-rata industri sejenis pada tahun 2006 sampai dengan tahun
2010, yaitu berada di atas rata-rata industri. Ini menunjukkan bahwa
PT Mayora Indah Tbk dalam memanfaatkan assetnya cukup efisien
dari
pada
industri
sejenis,
karena
kemampuan
perusahaan
mendatangkan penjualan diatas nilai assetsnya, lebih tinggi dari pada
aktivitas yang dilakukan perusahaan sejenis.
Average Collection Periode PT Mayora Indah Tbk jika dibandingkan
dengan rata-rata industri sejenis pada tahun 2006 sampai dengan tahun
2010 yaitu berada di atas nilai rata-rata industri. Ini menunjukkan
bahwa industri lebih efisien dalam pengumpulan piutangnya lebih
cepat jika dibandingkan dengan PT Mayora Indah Tbk.
76
d. Rasio Profitabilitas.
Berdasarkan Net Profit Margin Ratio PT Mayora Indah Tbk jika
dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis yaitu pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010, berada di atas rata-rata industri. Hal ini
menunjukkan bahwa industri lebih baik kemampuan menghasilkan
laba bersihnya jika dibandingkan PT Mayora Indah Tbk.
Berdasarkan Return On Assets Ratio PT Mayora Indah Tbk jika
dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis yaitu pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010, berada dibawah rata-rata industri. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Mayora Indah Tbk kurang baik kemampuan
mengahasilkan laba bersihnya jika dibandingkan rata-rata industri.
Return On Equity Ratio PT Mayora Indah Tbk memiliki rasio di atas
rata-rata industri. Hal ini menunjukan bahwa PT Mayora Indah Tbk
mempunyai kemamapuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba
atas modal yang dimiliki dibandingkan rata-rata industri sejenis.
77
5.2 Saran-saran
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan serta kesimpulan yang
dapat penulis peroleh dari laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk, maka
saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain:
1. Rasio Likuiditas
Dengan keadaan yang cukup likuid ini, maka perusahaan telah dapat
melunasi seluruh hutang lancarnya dengan assets yang dimilikinya.
untuk tahun yang akan datang perusahaan masih dapat meningkatkan
hutang lancarnya untuk kegiatan produknya, sehingga produksi dan
penjualanya dapat ditingkatkan.
2. Rasio Leverage
Leverage perusahaan PT Mayora Indah Tbk menunjukkan bahwa
perusahaan solvable. PT Mayora Indah Tbk juga harus meningkatkan
sumber-sumber pendanaan yang dapat diperoleh dari perusahaan
maupun dari dalam perusahaan antara modal sendiri dengan modal
pinjaman harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban
perusahaan terhadap pemiliki modal.
3. Rasio Aktivitas
Aktivitas yang dijalankan oleh PT Mayora Indah Tbk secara
keseluruhan cukup baik.
PT
78
Mayora Indah Tbk juga berhasil
meningkatkan penjualan. Hal ini menunjukan kinerja yang baik harus
dipertahankan atau ditingkatkan dimasa yang akan datang.
4. Rasio Profitabilitas
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan menghasilkan labanya
agar nilainya dapat meningkat bahkan melebihi nilai rata-rata industri.
Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menekan tingkat
biaya-biaya, seperti biaya bunga dan menetapkan harga pokok
penjualan yang lebih efisien. Dengan itu perusahaan akan mampu
untuk meningkatkan laba perusahaan.
79
Download