BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Assauri (2010:5) : Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan Kotler dan Amstrong (2008:6), mendefinisikan pemasaran adalah sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Kemudian, menurut Asosiaran Amerika (American Marketing Assosiciation/AMA), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa pemasaran yang tepat itu harus mampu memenuhi apa yang konsumen butuhkan dan inginkan dengan proses transaksi antar individu, kelompok, atau organisasi yang saling menguntungkan. 7 8 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2008:10), manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar. Philip Kotler dan Keller (2009:6) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan konsumen dengan menciptakan,dan menyertakan dan mengkomunikasikan nilai konsumen yang tunggal. Sedangkan menurut Assauri (2010:12), manajeman pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian programprogram yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. Dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah keterpaduan antara fungsi manajemen dengan strategi pemasaran secara manajerial untuk mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan konsumen. 2.3 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler dan Keller, 2009:23). 9 Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasaran (Assauri, 2010:198). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran. Empat P yang dimaksud adalah produk, harga, tempat dan promosi. Keempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu Strategi Acuan/Bauran. Sedangkan strategi bauran pemasaran nin merupakan bagian dari strategi pemasaran, dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabelvariabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran. Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller ,2009 bauran pemasaran dapat digambarkan melalui gambar seperti di bawah ini 10 Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran Produk -Ragam Produk -Kualitas -Desain Produk -Fitur / ciri -Nama Merek -Kemasan -Ukuran -Jamian -Pengembalian Harga Distribusi Promosi -Daftar harga -Diskon -Saluran pemasaran -Periode pembayaran -Cakupan -Promosi penjualan -Periklanan -Tenaga penjualan -Lokasi -Syarat kredit -Pemasran langsung -Persediaan -Transportasi Sumber: Philip Kotler dan Kevin Keller, 2009 Empat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan 11 konsumen. Jadi, di dalam bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. 1. Produk (Product) Menurut perspektif pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Muslichah Erma (2010:37). Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas suatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.Produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Thamrin & Francis (2012:153) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa produk terdiri dari barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran berpandangan bahwa kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan 12 anggapan yang diyakini oleh perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatan dalam melayani konsumen. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan terhadap konsumen, pemasar perlu memperhatikan lima tingkat produk. Di dalam tiap tingkat menambahkan lebih banyak nilai bagi pelanggan dan kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Adapun lima tingkat produk menurut Muslichah Erma (2010:43) terdiri dari : a. Produk Utama Yaitu produk yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen b. Produk Generik Yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi/manfaat produk yang sebenarnya. c. Produk harapan Yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan konsisinya secara layak diharapkan dan disepakati untuk dibeli. d. Produk pelengkap Yaitu berbagai produk dilengkapi atau ditambahi manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. e. Produk potensial Yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang dikembangkan untuk suatu produk dimasa yang akan datang. mungkin 13 Klasifikasi produk bisa dilakukan berbagai macam sudut pandangan. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok utama Muslichah Erma (2010:44), yaitu : 1. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/ disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu : a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang terwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu kali pakai atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian yang normal kurang dari satu tahun. b. Barang Tahan Lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang terwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). 2. Jasa (service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Produk dapat digolongkan ke dalam dua golongan Muslichah Erma (2010:46), yaitu : 14 1. Barang Konsumsi Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh konsumen akhir sendiri. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Barang konsumsi dapat digolongkan kedalam empat golongan, yaitu : a. Barang konvenien (Convenience Goods) Barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Barang konvenien dapat digolongkan menjadi tiga golongan : 1. Staples adalah barang yang dibeli konsumen secara regular atau rutin, misalnya pasta gigi, sabun. 2. Impuls goods merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan terlebih dahulu atau pun usaha-usaha mencarinya. Biasanya impuls goods tersedia dan dipajang dibanyak tempat yang tersebar, sehingga konsumen tidak perlu repoot-repot untuk mencarinya. 3. Emergency goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebtuhan dirasa konsumen sangat mendesak. b. Barang Shopping (Shopping Goods) Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi, mutu, harga, model, warna. 15 c. Specialty Goods Barang-barang yang memiliki karakteristik dan atau identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. d. Unsought Goods Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun kalau sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. 2. Barang industri Barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu : a. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali (oleh produsen). b. Untuk dijual kembali (oleh pedagang) tanpa dilakukan transformasi baik fisik (proses produksinya). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produk diperlukan untuk mempertemukan hasil perusahaan dengan permintaan yang ada agar produk yang diperlukan oleh konsumen memberikan kepuasan pada konsumen dan sekaligus menguntungkan perusahaan. 2. Harga (Price) Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba atau pun tidak akan selalu dihadapkan pada penentuan harga produk yang dihasilkan. Di mana sebelumnya perusahaan terlebih dahulu merumuskan mengenai penetapan harga 16 yang ingin dicapai. Harga menurut Muslichah Erma (2010:59) adalah sejumlah uang yang ditambahkan untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa.dapat juga disampaikan harga adalah nilai dari produk atau jasa yang duharapkan bersama pelayannnya, yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan sejumlah produk. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk. Ada empat tujuan dalam penetapan harga : 1. Mendapatkan laba maksimum Harga ditentukan oleh penjual dan pembeli.Makin besar daya beli , semakin besar pula kemungkinan bagi si penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi.Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. 2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bila mana harga jauh lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan. 3. Mencegah atau mengurangi persaingan 17 Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bila mana penjual menawarkanbarang dengan harga yang yang sama. 4. Mempertahankan atau memperbaiki market share Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, di samping juga kemampuan dalam bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Menurut Kotler dan Keller ( 2009 : 347 ), harga adalah satu satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menimbulkan biaya. Sedangkan Kotler dan Amstrong ( 2008 : 266 ) mendifisinikan harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian.Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Dari definisi tersebut, dapat kita ketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual, bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. 3 Saluran Distribusi Menurut Assauri (2010:223), distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Saluran distribusi, adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen 18 Terdapat lima saluran yang ditujukan untuk menyalurkan barang konsumsi ke konsumen, yaitu : 1. Produsen – konsumen Pada jenis saluran ini produsen tidak menggunakan perantara.Produsen langsung menjual produknya ke konsumen. 2. Produsen – pengecer – konsumen Pada jenis saluran ini pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen, kemudian dijual ke konsumen.ada pula produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga langsung dapat melayani konsumen. 3. Produsen – pedagang besar- pengecer – konsumen Saluran distribusi ini sering dipakai oleh produsen, dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Di sini produsen hanya menjual kepada pedagangbesar saja.Pembelian pengecer dilayani di pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. 4. Produsen – agen – pengecer – konsumen Di sini produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Agen menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasarannya penjualnya pada pengecer besar. 5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen Dalam saluran ini, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. 19 4 Promosi (Promotion) Menurut Mursid (2010:95) promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, meyakinkan. Ciri dari komunikasi persuasif adalah ada komunikator yang secara terencana mengatur berita dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah lakunya si penerima (target pendengar). Meskipun secara umum, bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Tugas khusus itu sering disebut bauran promosi. Macam-macam bauran promosi, yaitu : a. Iklan Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barangatau jasa non personal oleh sponsor yang jelas. Iklan memiliki empat fungsi utama,yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informatif), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (remin-ding), serta menciptakan suasana 20 yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertaiment). b. Promosi Penjualan Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/ atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Customer promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/ mendorong pelanggan untuk membeli. 2. Trade promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/ mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor. 3. Sales-Force promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. 4. Bussiness promotion Promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan 21 produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan membidik pelanggan. c. Publisitas Sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor. d. Penjualan Pribadi Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Menginformasikan Kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan. b.Membujuk pelanggan sasaran Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini diarahkan untuk mendorong pembelian. 22 c. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk dalam masa kedewasaan produk. d.Modifikasi tingkah laku konsumen Promosi diarahkan untuk merubah kebiasan pembelian konsumen, misal iklan pemakaian pasta gigi Pepsodent yang menginformasikan kalau pemakaian pastagigi diletakkan penuh di bulu sikat. 2.4 Keputusan Konsumen Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen sering kali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut, kemudian diproses dalam diri seusai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses 23 rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi untuk membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan suatuproses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:188), menyebutkan terdapat lima tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, yaitu : Gambar 2.2 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Pengenalan Masalah Perilaku Pasca Pembelian ↓ Pencarian Informasi ↑ → Evaluasi Alternatif → Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Keller, 2009: 188 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat timbul berdasarkan rangsangan secara internal maupun eksternal. 24 2. Pencarian informasi Pada tahap ini konsumen digerakkan untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan semakin meningkat. Sumber pencarian informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Pengaruh sumber-sumber informasi sesorang berbeda-beda tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Melalui pengumpulan informasi, konsumen kemudian mempelajari merek-merek yang bersaing dengan beragam fitur yang ditampilkan. 3. Penilaian alternatif Beberapa konsep dasar dalam memenuhi proses evaluasi konsumen : pertama konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memendang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. 25 4. Keputusan pembelian Berdasarkan tahap evaluasi, konsumen akan membentuk preferensi atas merekmerek yang ada dalam sekumpulan pilihan. Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merek yang disukai namun terdapat dua faktor di antara niat membeli dan keputusan pembelian. Sikap orang lain biasanya bersumber dari pengamat film, buku, serta ruang obrolan dengan sejumlah orang yang membahas tentang produk, layanan dan perusahaan yang dapat mempengaruhi evaluasi seseorang dalam mengambil keputusan. Faktor situasi yang tidak terantisipasi seperti keadaan yang tidak terduga misalnya, saat kita ada niat melakukan pembelian tiba-tiba pelayan toko menghilangkan selera niat beli kita karena tidak ada di tempat saat akan membayar. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen puas. Jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau pengenalan masalah-masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian. Ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Menurut Philip Kotler (2003:202) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terdiri dari: 26 a. Kebudayaan Kebudayaan ini sifatnya sangatlah luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari genersi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada. b.Kelas Sosial Pembagian kelompok ke dalam golongan atau kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, missal tingkat pendapatan, macam perumahan dan lokasi tempat tinggal. c. Kelompok referensi kecil Kelompok “kecil” di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelopok pertemuan. d.Keluarga Lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut: - Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli - Siapa yang membuat keputusan untuk membeli - Siapa yang melakukan pembelian - Siapa yang memakai produknya e. Pengalaman 27 Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh sesorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. f. Kepribadian Kepribadian dapat didifinisikan sebagai pola sikap individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. g.Sikap dan kepercayaan Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya. Menurut Kotler (2005), dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima peranan yang dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi : 1. Pemrakarsa (Initiator) Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2. Pemberi pengaruh (Influencer) Influencer adalah orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan (Decider) Decider adalah orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau di mana membelinya. 4. Pembeli (Buyer) 28 Buyer adalah orang yang melakukan pembelian secara aktual (nyata). 5. Pemakai (User) User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli. 2.5 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian A study uses Procter & Gamble’s & G;value pricing strategy as an opportunity to examine consumer and competitor response to a major, sustained change in marketing-mix strategy. The study estimates an econometric model to trace how consumers and competitors react to such change. For the everage brand, the study find that deals and coupons increase market penetration and surprisingly have little impact on customer retention as measured by share-ofcategory requirements and category usage. For the average brand, advertising works primarily by increasing penetration, but its effect is weaker than that of promotion. The study finds that competitor response is related to how strongly the competitor’s market share is effected by the change in marketing mix and the competitor’s own response and to structural factors such as market share position and multimarket contact. The net impact of these consumer and competitor responses is a decrease in market share for the company that institutes sustained decreases in promotion coupled with increasea in advertising. (Ailawadi, Kusum L.,Lehman, Donald R.& Neslin, Scott A. (2001). 29 “ Market response to a major police change in the marketing mix : learning from Procter & Gamble’s value pricing strategy”. Journal of marketing, Vol35, No. 4,pp.0022-2429). The influence of product and supplier attributes on hardwood lumber purchases by wood furniture manufacturers was determined, and differesnces across mnufacturer type, geographic region, firm size, and kiln ownership was investigated. Acoording to professional lumber buyers, load-to-load consistency, accurate grading no warp, crook and bogw, accurate moisture content, and competitive price were the attributes that most influenced their purchasing decisions. Although no differences wetre detected between purchase influence scores across geographic regions, differences werw detected based on furniture manufacturer type, firm size, and kiln ownership. Manufacturers of wood office and wood household furniture were more influenced by appearance attributes that were upholstered furniture manufacturers. Larger firms’ purchases were more influenced by attributes related to production scheduling and efficiency. Compared to non-owners, kiln owners were more influenced by attributes affecting kiln scheduling. Yhe information gained from this research can be used by supplier of hardwood lumber to aid in developing more effective marketing strategies. ( Forbes, Craig L., Sinclair, Steven A., Bush, Robert J. & Araman, Philip A. (1994). “ influence of product and supplier attributes on hardwood lumber purchase decisions in the furniture industry”. Forest products journal, Vol. 43, No.1,pp. 0015-7473). 30 2.6 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah produk (X1), harga (X2), distribusi (X3), dan promosi (X4) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Produk (X1) Harga (X2) Keputusan Pembelian (Y) Distribusi (X3) Promosi (X4)