BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saat ini petani industri rakyat di kawasan pedesaan berbukit seperti Desa Tlahap telah dihadapkan oleh berbagai pilihan sarana dan prasarana transportasi untuk distribusi produk pertanian. Namun, sarana dan prasarana transportasi distribusi produk pertanian tersebut belum direncanakan dengan mempertimbangkan kualitas aksesibilitas, frekuensi dan kontinyuitas, serta belum menyesuaikan kebutuhan petani. Hal ini berbeda dengan perusahaan pertanian yang telah mampu menyediakan sarana dan prasarana transportasi dengan mempertimbangkan aksesibilitas, frekuensi dan kontinyuitas, serta kebutuhan perusahaan. Akibatnya manfaat ketersediaan pilihan transportasi yang didapat petani rakyat lebih rendah jika dibandingkan dengan manfaat yang diterima oleh perusahaan pertanian. Selain itu, manfaat ketersediaan transportasi di kawasan pertanian rakyat tidak dapat dinikmati oleh seluruh level pelaku pertanian secara merata. Hal ini terjadi karena penyediaan transportasi tidak dapat diakses secara bebas oleh petani berskala kecil. Adanya perbedaan kemampuan akses pilihan transportasi menyebabkan munculnya pola mobilitas distribusi produk pertanian yang beragam. Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua pola mobilitas tersebut bersifat menguntungkan bagi petani. Hal ini terjadi karena besarnya usaha yang harus dikeluarkan petani untuk distribusi tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan. Keuntungan maksimal hanya bisa didapatkan jika kemampuan akses pilihan transportasi sesuai dengan skala produksi pertanian. Apabila skala produksi petani besar dan petani memiliki kemampuan akses pilihan transportasi secara bebas, maka pola mobilitas petani akan efektif. Hal ini terjadi karena petani dapat meminimalisir biaya transportasi, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan memberikan keleluasaan pemanfaatan sumberdaya waktu. Namun apabila skala produksi tidak berbanding lurus dengan kemampuan akses pilihan transportasi maka petani harus mengeluarkan waktu perjalanan, dan tenaga kerja yang lebih banyak. Bahkan pada beberapa kasus 145 petani harus menyerahkan distribusi produk pertanian ke lembaga pemasaran level terendah (tengkulak) dan mendapatkan penekanan harga yang tinggi. Ketersediaan pilihan transportasi yang mempertimbangkan aksesibilitas, frekuensi dan kontinyuitas, serta kebutuhan masyarakat juga dapat memberikan kebebasan bagi petani untuk memilih tujuan pemasaran yang lebih luas. Keleluasaan petani dalam memilih tujuan pemasaran tersebut akan mendorong perkembangan ekonomi secara signifikan. Namun penyediaan pilihan transportasi tersebut juga harus didukung oleh ketersediaan aset institusi ekonomi. Dalam penelitian ini terbukti bahwa di kawasan pedesaan yang memiliki ketersediaan transportasi yang sama memberikan pengaruh perkembangan ekonomi yang berbeda pada dua komoditas yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kemampuan institusi ekonomi dalam memasuki sturktur pasar. Pada komoditas kopi dengan struktur pasar yang terbuka, institusi ekonomi milik petani mempunyai kesempatan yang sama dengan lembaga pemasaran lain untuk mengakses pasar, sehingga tujuan distribusi lebih luas dan petani mampu mempersingkat rantai pemasaran. Sedangkan pada komoditas tembakau dengan sturktur pasar monopoli, kedudukan institusi ekonomi miliki petani tidak memiliki kedudukan yang baik dalam rantai pemasaran. Akibatnya petani tidak memiliki kemampuan untuk memperluas tujuan distribusi dan meningkatkan kedudukan dalam rantai pemasaran. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis merekomendasikan bahwa saat ini sudah semestinya pembangunan di kawasan pedesaan tidak hanya berfokus pada peningkatan aksesibilitas menuju fasilitas sosial, namun harus mulai memperhatikan aksesibilitas di kawasan pertanian rakyat. Hal ini dibutuhkan karena ketersediaan transportasi di kawasan pertanian rakyat mampu mempengaruhi kapabilitas dan perekonomian petani. Dengan adanya akses yang baik, maka petani dapat meningkatkan kapabilitas pengangkutan, sehingga perekonomiannya dapat terangkat. Namun karena kemampuan akses ketersediaan transportasi setiap petani 146 berbeda, maka pemerintah perlu menyediakan berbagai pilihan transportasi, sehingga nilai transportasi dapat dinikmati oleh seluruh petani secara merata. Dalam hal ini seharusnya pemerintah tidak hanya memberikan bantuan berupa dana pembangunan jalan, namun pemerintah juga perlu memberikan pendampingan perencanaan jalan agar jalan usaha tani dapat meningkatkan keuntungan bagi petani rakyat secara maksimal. Selain itu diperlukan pula intervensi dari pemerintah untuk memperbaiki pola pemasaran produk pertanian industri rakyat, agar petani memiliki kebebasan akses pasar. Apabila petani memiliki kebebasan akses pasar maka petani memiliki kesempatan untuk mengembangkan perekonomiaannya secara signifikan. 147