return - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Stock Return
a. Pengertian Stock Return
Menurut Jogianto (2003:109), “ return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi”.
Menurut Hardiningsih (2000:284), “Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return
ekspektasi (expected return)”. Menurut Ang (1997:23), “Stock return adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang
dilakukannya”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return saham
adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor yang menanamkan
dananya di pasar modal yang berupa return realisasi dan return ekspektasi.
b. Komponen stock return
Menurut Ang (1997:20.2), komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran yang bersifat pembayaran yang bersifat periodik
seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan
sebagainya.
2) Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara
harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa
instrumen investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain
dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang
diinginkan.
c. Jenis-jenis Return
Menurut Jogiyanto (2003) return dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Return Realisasi
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi
(expected return) dan risiko dimasa datang.
2) Return Ekspektasi
Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi.
d. Rumus Stock Return
Return saham biasanya didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t +1
dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama
periode t tersebut. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham
terdiri dari capital gain (loss) dan Yield. Capital gain merupakan selisih untung
(rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield
merupakan persentase penerimaan kas periode terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi (Jogiyanto,2003:110). Konsep return saham dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan berbagai konsep antara lain return realisasi (actual return) yang
merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih antara harga saham periode
saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Capital gain
merupakan selisih dari investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi
periode
tertentu
dari
suatu
investasi.
Dalam
penelitian
ini
hanya
memeperhitungkan return saham yang berasal dari capital gain tanpa
memperhitungkan adanya deviden yield. Karena pada dasarnya dividen yang
dibagikan nilainya kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut
diperhitungkan. Selain itu tidak selamanya perusahaan membagikan dividen
secara periodik pemegang sahamnya. Return yang digunakan dalam penelitian ini
adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi
merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini
juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return
yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Besarnya actual return dapat
dihitung dengan rumus:
RIT=
Keterangan:
Rit
= Tingkat keuntungan saham i pada periode t
Pit
= Harga penutupan saham i pada periode t (periode akhir)
Pit-1 = harga penutupan saham i pada periode sebelumnya (awal)
Dt = dividen pada penutupan periode t
Universitas Sumatera Utara
2.
Pengertian dan Rumus Net Working Capital (Modal Kerja bersih)
Dalam operasional kegiatan keseharian perusahaan, modal memiliki peran
utama sehingga kelangsungan hidup perusahaan bisa terjamin. modal kerja
menunjukan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama
kreditur jangka pendek. modal kerja yang cukup dapat memungkinkan perusahaan
beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami
kesulitan akibat krisis-krisis atau kekacauan keuangan. Menurut Bambang
Riyanto (2001:58). yang dimaksud modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar dalam kaitanya dengan hutang lancar.
modal kerja merupakan
sumber pembiayaan jangka panjang yang khusus membiayai kegiatan perusahaan
sehari-hari. menurut Munawir (2001:115) modal kerja adalah kelebihan nilai
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya .
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja
merupakan sejumlah dana yang tertanam untuk membiayai kegiatan operasional
keseharian perusahaan. Menurut Darsono (2005:53) Net Working capital (Modal
Kerja bersih) Adalah Rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih
terhadap kewajiban lancar. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net
Working capital (NWC) adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
3. Pengertian dan Rumus Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Darsono (2005: 54) Debt to Equity Ratio adalah rasio yang
menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi
pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin endah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut:
4.
Pengertian dan Rumus Return on Asset Ratio (ROA)
Menurut Darsono (2005: 54) Return on Asset Ratio adalah rasio yang digunakan
untuk menghitung perbandingan antara laba bersih rata-rata dengan total aktiva
suatu perusahaan. Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun
ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua. Return on Asset bisa diperoleh dari
net profit margin dikalikan asset turn over. Asset turn over penjualan bersih
dibagi rata-rata total aktiva. Return on asset disebut juga earning power menurut
sistim Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui
rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan
Universitas Sumatera Utara
efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Return on Asset Ratio(ROA) adalah
sebagai berikut:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007) yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”, Artatik
(2007) yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio(PER) terhadap return saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta” dan ulupui (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (studi pada
perusahaan makanan dan minuman di BEJ)”. Variabel yang menjadi kesamaan
diantara variabel penenulis dengan variabel penelitian terdahulu adalah variabel
debt to equity ratio (DER) dan Return on Asset (ROA). Perbedaan penelitian
penulis dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan pada segi jumlah periode
yang digunakan di dalam penelitian ini. Tabel penelitian terdahulu dapat dilihat
pada table 2.1 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
peneliti
(Tahun)
Trisnaeni
( 2007)
Artatik
(2007)
ulupui
(2009)
Judul
Variabel
penelitian
⋅ pengaruh
⋅ Variabel
kinerja
Independen :
keuangan
EPS, PER,
terhadap return
DER, ROI,
saham
dan ROE
perusahaan
⋅ Variabel
manufaktur
Dependen :
yang terdaftar
return saham
di BEJ
⋅ Pengaruh
Earning Per
Share (EPS)
dan
Price
Earning
Ratio(PER)
terhadap
return saham
pada
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa
Efek
Jakarta
⋅ pengaruh
analisis
pengaruh
rasio
likuiditas,
leverage,
aktivitas, dan
profitabilitas
terhadap return
saham (studi
pada
perusahaan
makanan dan
minuman
di
BEJ)
⋅ Variabel
Independen :
Earning Per
Share dan
Price
Earning
Ratio
⋅ Variabel
Dependen :
Return
saham
⋅ Variabel
Independen :
Current
Ratio, Debt
to Equity
Ratio, Return
On Equity,
Return On
Asset,
Inventory
Turn Over
dan Price
Earning
Ratio
⋅ Variabel
Hasil penelitian
EPS, PER, DER,
ROI, dan ROE tidak
berpengaruh secara
serentak terhadap
return saham
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Per
berpengaruh secara
parsial terhadap
return saham
EPS dan PER
berengaruh secara
simultan terhadap
return saham. l EPS
berpengaruh
Secaraparsial
terhadap return
saham sedangkan
PERtidakberpengaru
h secara parsial
terhadap return
saham
current ratio dan
return on asset,
berpengaruh positif
dan signifikan
sedangkan debt to
equity rasio
berpengaruh positif,
tetapi tidak
signifikan dan total
asset turn over
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap return
saham. current ratio,
debt to equity ratio
Universitas Sumatera Utara
Dependen :
Return
saham
asset turn over,
return on asset)
secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
”Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori
dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang
diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis.” (Fakultas Ekonomi, 2004 : 13). Kerangka konseptual
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Net Working capital
Debt to Equity Ratio
Stock Return
Return on Asset Ratio
Gambar.2.1 kerangka konseptual
Debt to equity ratio adalah rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan. Rasio
ini menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005: 54).
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan
jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan
sangat tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam
menanamkan dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak
pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga total return semakin menurun
(Robert Ang, 1997:18.35). Dari teori ini dapat diambil kesimpulan bahwa DER
berpengaruh negative terhadap return saham.
Net working capital (rasio modal kerja) merupakan rasio modal kerja
terhadap kewajiban lancar. Rasio ini menunjukan persentase dari modal kerja
terhadap kewajiban lancar perusahaan. Peningkatan pada rasio ini terjadi karena
peningkatan pada modal kerja disebabkan pada peningkatan aktiva lancar. Modal
kerja merupakan aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari. Kondisi modal kerja yang berlebihan akan menurunkan
tingkat efisiensi perusahaan karena banyak dana yang mengganggur. Sebaiknya
kekurangan modal kerja akan dapat mengganggu kelancaran aktivitas usaha
perusahaan, hal ini akan mengurangi laba atau tingkat profitabilitas. Hal tersebut
berdampak terhadap penurunan tingkat pengembalian perusahaan (return)
ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara net income
after tax (NIAT) terhadap average total asset. NIAT merupakan pendapatan
bersih sesudah pajak, tetapi kalau ada keuntungan hak minoritas harus ikut
Universitas Sumatera Utara
diperhitungkan. Average total assets merupakan rata-rata total asset awal tahun
dan akhir tahun. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang
semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang, 1997:18.33).
Dengan demikian semakin tinggi ROA meningkatkan daya tarik investor,
sehingga harga saham meningkat. Dengan demikian ROA berhubungan positif
dengan total return
2. Hipotesis penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan “hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan
kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka
koseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara bahwa ada
pengaruh net working capital, debt to equity ratio dan return on asset Ratio
terhadap stock return pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia .
Universitas Sumatera Utara
Download