BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1 Komunikasi Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. II.1.1.1 Pengertian Komunikasi Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Professor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Cangara,2004:1-2). Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi adalah banyaknya defenisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, mislnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan lain sebagainya. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Universitas Sumatera Utara “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004:17-18). Steven mengajukan sebuah defenisi komunikasi yang lebih luas. Steven menyatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta mengubah sikap dan tingkah laku itu”. Menurut M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara,2004:18-19). Ada banyaknya defenisi dari komunikasi membuat Fisher (1986) membuat 5 (lima) kategori dari defenisi yang berhasil ditemukannya. Kelima kategori itu adalah: 1) Defenisi yang memusatkan perhatian pada penyampaian atau pengoperan 2) Defenisi yang menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial 3) Defenisi yang memandang komunikasi sebagai fenomena stimuli-respons 4) Defenisi yang menekankan pada unsur kebersamaan arti 5) Defenisi yang melihat komunikasi sebagai integrator sosial (Arifin,1988:25). Universitas Sumatera Utara II.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi a. Sumber Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan dokumen ataupun sejenisnya. Bila diklasifikasikan, maka sumber dapat berbentuk: a) Lembaga : universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan lain-lain. b) Persona : rektor, dekan, direktur, dan lain-lain. c) Nonlembaga/nonpersona : buku pedoman universitas, buku pedoman fakultas, undang-undang dasar, dan lain-lain. b. Komunikator Dalam komunikasi, setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator. a) Penampilan Seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan sesuai dengan tata krama dan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat. b) Penguasaan Masalah Seseorang yang tampil/ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya. Dalam suatu Universitas Sumatera Utara proses timbal balik, yang lebih menguasai masalah akan cenderung memenangkan tujuan komunikasi. c) Penguasaan Bahasa Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Tanpa penguasaan bahasa secara baik dapat menimbulkan kesalahtafsiran atau menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator. c. Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu. d. Channel/Saluran Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian: a) Media Umum Media umum ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya adalah radio CB, OHP, dan sebagainya. b) Media Massa Universitas Sumatera Utara Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi missal. Disebut demikian karena sifatnya yang missal, misalnya: pers, radio, film, dan televisi. e. Komunikasi Komunikasi dapat digolongkan dalam tiga jenis, yakni persona, kelompok, dan massa. Dari segi sasarannya, maka komunikasi ditujukan/diarahkan ke dalam: a) Komunikasi Persona Komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal. Komunikasi persona efektivitasnya paling tinggi karena komunikasinya timbal balik dan terkonsentrasi. b) Komunikasi Kelompok Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok adalah: ceramah, brifing, penyuluhan, indoktrinasi, penataran, dan lain-lain. Komunikasi kelompok lebih efektif dalam pembentukan sikap persona daripada komunikasi komunikasi massa, namun kurang efisien. Sebaliknya kurang efektif disbanding dengan komunikasi persona, tapi lebih efisien. c) Komunikasi Massa Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tak terbatas, namun komunikasi massa kurang Universitas Sumatera Utara efektif dalam pembentukan sifat persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa. f. Efek Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka itu berarti komunikasi berhasil, demikian juga sebaliknya. Efek ini sesungguhnya dapat dilihat dari: a) Personal Opinion Pendapat pribadi, hal ini dapat merupakan akibat/hasil yang diperoleh dari komunikasi. Personal opinion adalah sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu. b) Public Opinion Sering diartikan sebagai pendapat umum. Pengertiannya adalah penilaian sosial mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan individu secara sadar dan rasional. Public opinion mengandung nilai-nilai psikologis dalam rangka mengarahkan personal opinion. c) Majority Opinion Pendapat sebagian terbesar dari publik atau masyarakat. Jika berbicara tentang opini atau pendapat, maka kita sering mendengar opinion leader. Opinion Leader ialah orang yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini Universitas Sumatera Utara tertentu kepada masyarakat. Opinion Leader merupakan tempat bertanya. II.1.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi a. Fungsi Komunikasi Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut: a) Informasi, pengumpulan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. b) Sosialisasi pengetahuan (pemasyarakatan), yang penyediaan memungkinkan orang sumber ilmu bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat. c) Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek dan jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d) Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau Universitas Sumatera Utara menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperkuat untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. e) Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. f) Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imajinasi dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, music, olahraga, kesenagan kelompok, dan individu. g) Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain. b. Tujuan Komunikasi Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain: a) Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. Universitas Sumatera Utara b) Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya. c) Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak. d) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu bertujuan: mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan; setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita (Widjaja,2000:66-67) II.1.1.4 Dampak Komunikasi Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentu juga diharapkan menimbulkan suatu akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil dari komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal. b. Aspek afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai. c. Aspek psikomotor, yaitu menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang). II.1.2 Komunikasi Massa II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat pada isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen (Vardiansyah,2004:33). Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi (dikenal Universitas Sumatera Utara sebagai media elektronik); surat kabar dan majalah (disebut sebagai media cetak); serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Defenisi komunikasi massa dari Meletzke memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam defenisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung atau satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat. Defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Wright nampaknya merupakan defenisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-carak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relative besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya yang besar. Universitas Sumatera Utara Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin & Tankard Jr., seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk (1999), dalam bukunya Communication Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Media yang defenisinya telah diterjemahkan oleh Uchjana sebagai berikut: “Komunikasi masa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokoskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikatbagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”. Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto,2004:3-7). II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Melalui defenisi komunikasi massa kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto,2004:7-13): Universitas Sumatera Utara a. Komunikator terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya relatif. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpersona yang begitu sederhana. b. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. c. Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. Universitas Sumatera Utara d. Media massa menimbulkan keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa adalah komuniksi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi alat indra “terbatas” Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam Universitas Sumatera Utara komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. h. Umpan balik tertunda (delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Mengenai fungsi komunikasi massa, maka fungsinya adalah sebagai berikut (Effendy,2000:29-31): a. Pengawasan (surveillance) Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis: 1) Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis. 2) Pengawasan instrumental (instrumental surveillance) Universitas Sumatera Utara Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretasi (interpretation) Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran. c. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contaoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang positif konstruktif maupun yang negative destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya. Universitas Sumatera Utara d. Sosialisasi Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. e. Hiburan (entertainment) Bagi Dominick hiburan merupakan fungsi media massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar. II.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Tayangan televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satrllite (DBS). Universitas Sumatera Utara Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dngan indra penglihatan. 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acara siaran berita harus dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita. 2. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi Universitas Sumatera Utara (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: 1. Pemirsa Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirs perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa maupun orang-orang. Hal ini perlu, karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. Universitas Sumatera Utara 2. Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secra proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju. 3. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. 4. Metode penyajian Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidk berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa, caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengandung unsur hiburan. Universitas Sumatera Utara II. 3 Teori S-O-R Pada awalnya teori ini dikenal dengan teori Stimulus-Respon, akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi SOR. Unsur-unsur dasar dalam teori ini terdiri dari Stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism yakni manusia atau seorang penerima (receiver). Response yaitu reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Teori stimulus-respons (R-S), atau yang dikenal dengan teori SOR adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin ilmu Psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respons (Mulyana, 2005:132). Teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience (Bungin, 2006:275). Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari: a) Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Universitas Sumatera Utara c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu: a) Perhatian, b) Pengertian, dan c) Penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:255-256). Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi Universitas Sumatera Utara dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Dalam prinsip SOR secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi ketertarikan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima (receiver) akibat pesan tersebut (Amir, 2006:55). Teori SOR ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni tentang tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, maka: a. Stimulus atau pesannya adalah tayangan Kick Andy di Metro TV yang hadir setiap hari Jumat dan ditayangkan ulang pada hari Minggu. b. Organism atau komunikannya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi USU stambuk 2006-2008. c. Stimulus atau efeknya adalah adanya perubahan yang dialami oleh komunikan atau mahasiswa Fakultas Psikologi USU stambuk 20062008. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah adanya motivasi pengembangan diri yang dirasakan oleh komunikan setelah menyaksikan tayangan Kick Andy tersebut. Acara Kick Andy yang hadir di Metro TV setiap hari Jumat dan Minggu ini menghadirkan nara sumber dari berbagai golongan usia, status ekonomi dan dari berbagai keterbatasan fisik yang dialami. Dengan menghadirkan nara sumber Universitas Sumatera Utara yang kemudian menceritakan pengalaman pribadi yang dialaminya, memberikan satu pembelajaran bagi setiap orang yang mendengarkannya. Keterbatasan yang dimiliki oleh seseorang tidak membatasi dirinya untuk kemudian berprestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Pengalaman yang diceritakan oleh narasumber dalam tayangan tersebut kemudian memberikan efek bagi para penonton yang menyaksikan tayangan tersebut. Dalam penelitian ini, penonton atau komunikan yang diteliti adalah mahasiswa Fakultas Psikologi satambuk 2006-2008. Sedangkan efek yang ditimbulkan tayangan Kick Andy tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah adanya motivasi pengembangan diri yang dirasakan oleh komunikan. II.4 Motivasi Pengembangan Diri Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi (Rismawaty,2008:49). Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam sendiri. Energi Universitas Sumatera Utara pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul (http://www.sumpahpalapa.com/blog/?p=86). Pada dasarnya segala sesuatu itu mesti tumbuh dan berkembang. Jika tidak maka ia akan layu dan mati. Demikian juga dengan manusia. Kita perlu dan harus terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri agar bisa tetap bertahan hidup, tumbuh dan berkembang di tengah dunia yang makin hari makin cepat perubahan dan perkembangannya ini (http://motivasi-arif.blogspot.com/). Bagi kebanyakan orang pengembangan diri masih merupakan kata yang abstrak. Dari sekian banyak pengertian mengenai pengembangan diri, dapat disimpulkan bahwa pengembangan diri dimulai dari pengetahuan tentang: 1. Siapa diri kita 2. Apa yang kita mau dan tujuan kita 3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu Tiga hal ini menjadi peta dasar untuk pengembangan diri. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha, dan bekerja (http://www.pengembangandiri.com/blogs/15/Pengembangan-Diri--Dimulai-dari-mana.html). Pengembangan diri adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek/ranah (Rismawaty, 2008:37-38): a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan kemampuan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang. Universitas Sumatera Utara b. Afektif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan/mengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna. c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik. d. Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya. Universitas Sumatera Utara