World AIDS Day, 1 December 2009 HIV and AIDS According to WHO, 33 million people live with HIV/AIDS worldwide. Two million people died from HIV/AIDS worldwide. In Indonesia, according to Health Ministry of Indonesia, cumulative AIDS cases up to June 2009 are 17,699 cases, with 3586 deaths. (taken from www.who.int/hiv/en and www.spiritia.or.id) AIDS stands for "acquired immune deficiency syndrome". This serious and often fatal disease is caused by the human immunodeficiency virus (HIV). Because it is a virus, HIV does not respond to treatment with typical antibiotics. TRANSMISSION OF HIV HIV virus is contained in blood and fluids/secretions. It can be transmitted through: • • • • • other body unprotected sexual intercourse (vaginal and anal) transfusion with contaminated blood or contaminated blood components shared syringes and needles acupuncture, tattooing and ear piercing when the instruments have not been sterilized from infected mother to unborn infant A person cannot contract HIV through casual contact. It is safe to share a room with, hug, kiss and touch an infected person. THE THREE STAGES OF INFECTION PRIMARY INFECTION: This occurs soon after the patient contracts the virus and consists of flu-like symptoms that last a week or so. This phase can be so mild that an infected person may not notice it. CHRONIC PHASE (HIV POSITIVE): On average, this phase lasts for about ten years, during which the patient appears to be quite well. The patient can infect others, since HIV is present in the blood, body fluids and secretions. The immune system becomes progressively weaker. ADVANCED STAGE (AIDS): A patient is said to have AIDS when the immune system has become so weak that the patient develops serious infections and/or cancers that a healthy person's immune system can resist. Medications slow the progress of this stage. However, the patient is likely to die. TREATMENT AND PREVENTION There are now a number of antiviral drugs that slow the rate at which HIV damages the immune system. However, there is no vaccine and no "miracle drug" to cure the illness. Prevention remains the key to the control of the disease. The use of condoms and sterile injection equipment are key in the prevention of the spread of the HIV virus. Travelers should always use condoms during any sexual encounter. If using drugs, inject with disposable, singleuse, sterile needles and syringes. Avoid sharing needles. Patients whose treatment requires frequent injections (e.g. diabetics) should carry enough syringes, needles and disinfectant swabs to last their entire trip. TRAVELERS WITH HIV/AIDS Travelers with HIV/AIDS may be exposed to unusual infections. Also, the standard of care at the destination may be significantly lower than that available in your home country. Carefully assess the importance of the trip as related to your condition. Seek medical advice both before and after the trip. VACCINATIONS Most vaccinations do not contain live virus and are safe for HIV positive people. However, because an HIV positive person has a suppressed immune system, vaccination may not give optimal protection against the disease. HIV positive people should avoid vaccines containing live virus such as polio, measles, mumps and rubella vaccine, yellow fever and BCG. Severe complications may result. Discuss vaccination with your health advisor. QUARANTINE Some countries require an HIV test before issuing a visa for an extended stay (workers, students). Travelers should seek information from the embassy or consulate of the country they plan to visit. *Prepared by International SOS in conjunction with WHO Calendar: and reviewed by Djati Pratignyo, MD. Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2009 HIV dan AIDS Menurut data WHO, 33 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS, dimana dua juta di antaranya meninggal dunia. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, perhitungan kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia hingga Juni 2009 adalah sebanyak 17,699 kasus, dengan 3586 diantaranya meninggal dunia. (dari www.who.int/hiv/en dan www.spiritia.or.id) AIDS merupakan singkatan dari “acquired immune deficiency syndrome”. Penyakit yang serius dan sering fatal ini disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). Karena HIV merupakan virus, HIV tidak memberikan respons terhadap pengobatan dengan antibiotik PENULARAN HIV Virus HIV terdapat di dalam darah dan cairan/sekresi tubuh. Virus HIV dapat ditularkan melalui: • hubungan seksual yang tidak memakai alat pengaman (baik vaginal maupun anal) • transfusi dengan darah yang terkontaminasi atau komponen darah yang terkontaminasi • berbagi syringe dan jarum suntik yang sama • menggunakan peralatan yang tidak steril untuk akupuntur, tattoo dan tindik telinga • dari ibu yang terinfeksi ke bayi dalam kandungan Seseorang tidak dapat tertular HIV melalui kontak biasa. Adalah aman bila berpelukan, berciuman, bersentuhan dan berada di dalam ruangan yang sama dengan orang yang terinfeksi. HIV semakin merusak dan akhirnya menghancurkan sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh dari infeksi dan kanker. Laju perkembangan penyakit berbeda pada setiap individu. Perkembangannya juga tergantung pada jenis HIV dan apakah obat anti HIV sudah diberikan. TIGA TAHAPAN INFEKSI Tahap Infeksi Awal: Infeksi ini terjadi sesudah pasien mengidap virus dan mengalami gejala seperti flu yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Fase ini dapat sangat ringan sehingga orang yang terinfeksi tidak menyadarinya. Tahap Kronis (HIV positif): Rata-rata, fase ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh tahun dan selama itu pasien tampak sehat. Pasien dapat menularkan ke orang lain karena HIV ada di dalam darah, cairan dan sekresi tubuh. Sistem kekebalan menjadi semakin melemah secara progresif. Tahapan yang lebih parah (AIDS): Pasien dikatakan mengidap AIDS bila sistem kekebalan menjadi sangat lemah sehingga pasien mengalami infeksi yang serius dan /atau kanker dimana sistem kekebalan seseorang yang sehat dapat melawan. Obat-obatan memperlambat perkembangannya pada tahapan ini. Namun demikian, kemungkinan besar pasien akan meninggal. PENGOBATAN Sekarang ada sejumlah obat-obatan antivirus yang memperlambat laju dimana HIV merusak sistem kekebalan. Meskipun demikan, tidak ada vaksin dan tidak ada “obat mukzizat” untuk menyembuhkan penyakit ini. Pencegahan tetap merupakan kunci dalam mengontrol penyakit. Resiko bagi mereka yang bepergian Infeksi AIDS dan HIV terjadi di seluruh dunia. Resiko bagi mereka yang bepergian ke luar negeri ditentukan lebih pada perilaku seksual dan penggunaan narkoba daripada segi geografisnya. PENCEGAHAN Walaupun HIV/AIDS biasanya ditemukan di beberapa daerah dan diantara populasi tertentu, tetapi penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Penggunaan kondom dan peralatan suntik yang steril merupakan kunci pencegahan penyebaran virus HIV. Bagi mereka yang bepergian harus selalu menggunakan kondom selama melakukan hubungan seksual. Gunakanlah suntikan yang sekali pakai, steril dan hindari berbagi suntikan dengan orang lain. Pasien yang pengobatannya memerlukan suntikan yang sering dan berulang kali (misalnya diabetes) harus membawa alat suntik dan kapas desinfeksi yang cukup selama perjalanan. PENGIDAP HIV/AIDS YANG BEPERGIAN Pengidap HIV/AIDS yang bepergian dapat terkena infeksi yang tidak biasa. Selain itu kemungkinan standar perawatan di tempat tujuan lebih rendah daripada di negara asal Anda. Hati-hati menilai pentingnya perjalanan sehubungan dengan kondisi anda. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum dan sesudah perjalanan Anda. VAKSINASI Kebanyakan vaksinasi tidak mengandung virus hidup dan aman untuk pengidap HIV positif. Bagaimanapun karena pengidap HIV positif memiliki sistim kekebalan yang terbatas, kemungkinan vaksinasi tidak memberikan proteksi yang optimal melawan penyakit. Pengidap HIV positif harus menghindari vaksin yang mengandung virus hidup seperti vaksin polio, cacar, gondongan dan rubella, yellow fever dan BCG. Komplikasi yang hebat bisa terjadi. Konsultasikan masalah vaksinasi dengan dokter Anda. KARANTINA Di beberapa negara, sebelum visa diberikan perpanjangan ijin tinggal (baik bagi pekerja maupun mahasiswa), tes HIV diwajibkan. Mereka yang bepergian harus mendapatkan informasi dari kedutaan atau konsulat dari negara yang akan dikunjungi. *Disiapkan oleh International SOS sesuai dengan Kalender Kesehatan dari WHO dan direview oleh Dr. Djati Pratignyo