Membangun “BALINISASI” Produk Hasil Karya Masyarakat Bali Oleh Arya Pageh Wibawa Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia terkenal memiliki keanekaragaman adat istiadat, seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya. Hal ini yang menyebabkan masyarakat dunia sangat kagum terhadap masyarakat Bali. Selain keanekaragaman adat istiadat, seni dan budaya, masyarakat Bali juga memiliki keanekaragaman produk yang belum banyak dikenal oleh masyarakat dunia. Penyebabnya adalah masih kurang optimalnya pembangunan brand yang dimiliki akibat masih minimnya pengetahuan tentang teknik-teknik brand oleh para produsen. Sehingga perlu adanya upaya-upaya agar produk-produk yang dimiliki masyarakat Bali juga dapat dikenal selain adat istiadat, seni dan budayanya. Produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat Bali sudah terbilang cukup banyak. Mulai dari lukisan, patung hingga karya-karya berbentuk monumental. Permasalahan yang timbul adalah masyarakat di luar negeri adalah hanya mengenal Bali dari sisi seni budaya dan upacara-upacara yang dilakoni masyarakatnya tanpa mengenal banyak tentang produk-produk dan hasil karya seni yang berasal dari Bali. Disamping itu, seniman-seniman dan pengrajin yang ada di Bali terbilang hanya beberapa gelintir saja yang dikenal oleh masyarakat luar negeri. Potensi besar dari hasil karya tersebut tidak serta merta memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian masyarakat Bali akibat kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Brand untuk kepentingan memasarkan produk-produk hasil karya tersebut secara luas dan berkesinambungan. Masyarakat Bali masih terkukung dengan cara tradisional yaitu hanya mengandalkan kedatangan tamu dari pariwisata yang sudah berjalan. Masyarakat Bali tidak secara agresif membangun pasar dan memperluas potensi yang dimiliki dan hanya pada mengandalkan dari satu sisi yaitu pariwisata. Banyak orang menganggap Brand adalah sebuah pencitraan terhadap sebuah merek ataupun logo yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan sebagai sebuah identitas padahal brand lebih dari itu. Brand tidak terbatas hanya merek dan logo, tetapi brand bisa membuat sebuah produk menjadi bertahan dan bahkan mampu memperluas pasar yang sudah ada. Menurut Wheeler (2009:3) mengatakan bahwa untuk membangun sebuah brand perlu adanya suatu teknik-teknik pemasaran yang jitu dengan memanfaatkan dan mengoptimalisasi mediamedia yang ada dan cukup dikenal oleh masyarakat luas. Gambar Teknik-Teknik membangun Brand Pentingnya mengetahui teknik-teknik brand ini adalah untuk menanamkan kedalam pikiran konsumen secara terus-menerus tentang sebuah produk ataupun jasa. Menanamkan brand kedalam pikiran konsumen bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan suatu produk ataupun jasa tertentu untuk terus-menerus digunakan. Setelah kesadaran untuk menggunakan produk ataupun jasa tersebut dimiliki oleh konsumen dan konsumen menggunakan secara sadar produk ataupun jasa tersebut tanpa ada paksaan dari berbagai pihak maka yang terjadi adalah pada benak konsumen akan timbul rasa suka terhadap brand tersebut yang pada akhirnya menimbulkan kesetiaan terhadap brand tertentu yang merupakan tujuan akhir dari sebuah brand. Gambar Tujuan dari Teknik Brand Sehingga dapat disimpulkan bahwa brand bukanlah sebuah merek atau logo tertentu tetapi brand adalah sebuah cara pemasaran yang dilakukan oleh seseorang ataupun perusahaan dalam memperkenalkan produk atau jasa kepada masyarakat luas. Cara memasarkan produk tersebut tidak hanya dengan membuat poster, brosur dan kartu nama saja, tetapi lebih dari itu. Brand bertujuan adalah membangun kesadaran, kesukaan dan kesetiaan pada diri konsumen. Setelah semua itu ada dalam benak konsumen maka tujuan brand akan terpenuhi. Bagaimana membangun brand untuk Bali dengan skala cakupan yang luas ? seperti diketahui bahwa Bali sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat luar negeri. Seniman-seniman Bali telah lama berkiprah di luar negeri. Artinya bahwa, Bali sudah menjadi Brand bagi masyarakat luar negeri secara luas. Bahkan beberapa produk sudah memberi nama “Bali” seperti “Bali” Hai Beer yang katanya banyak disuguhkan di kedai-kedai minuman hingga café-café yang ada di Bali. Tetapi pencitraan yang dilakukan oleh para seniman Bali tersebut sebatas membangun Brand Bali hanya dari satu sisi yaitu Seni dan Budaya. Banyak yang belum bisa dilakukan terhadap produk-produk kerajinan lokal yang ada. Globalisasi sebenarnya adalah kunci yang tepat dalam membangun brand Bali lebih jauh. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang saat ini dapat digunakan sebagai sarana yang sangat ampuh dalam membangun brand Bali lebih luas. Disamping itu, peran masyarakat Bali sangat diperlukan yaitu untuk lebih agresif menjaring pasar ekspor yang lebih luas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kualitas produk juga perlu dijaga dengan melakukan standarisasi kualitas produk serta pengetahuan produsen akan peluang pasar yang akan dilakukan ekspansi seperti psikologi konsumen, sosial dan budaya serta teknik-teknik pemasaran terbaru yang akan membuat pencitraan baru terhadap Bali selain hanya seni dan budaya tetapi produk-produk kerajinan yang punya daya saing di pasar dunia sehingga akan memunculkan “BALINISASI” baru yang lebih positif serta dapat meningkatkan perekonomian dan menjaga kelangsungan seni dan budaya di masyarakat.