7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi 2.1.1. Pengertian

advertisement
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Teori Komunikasi
2.1.1. Pengertian Teori
Diperlukan adanya suatu teori dan gagasan dalam penyelesaian suatu
permasalahan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat.Fungsi dari teori
adalah sebagai lat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk
bimbingan penelitian.Untuk menjelaskan dan mengembangkan variable yang ada didlam
suatu penelitian ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang dapat mendukung
penelitian ini.
Definisi teori adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada
abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bias dihasilkan yang dapat
diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku.
(Effendi. 2003:241)
2.1.2. Komunikasi
Manusia selalu berusaha berkomunikasi antara satu dengan yang lain dan
mereka berinteraksi dalam keperluan melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan
yang
mereka
miliki
guna
beradaptasi
dengan
lingkungan.
Semakin
sering
berkomunikasi, maka semakin sering mereka mendapatkan sesuatu yang baru dalam
membangkitan rasa keingintahuannya.Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication, berasal dari kata latin communicatio
yang bersumber dari kata
8
communis berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi
terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2004:9).
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui sarana
atau
media
komunikasi
kepada
komunikan
yang
dituju.
Menurut
Hovland
“Communication is the process to the modify the behavior of other individuals”
Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Effendi, 2004:10).
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi perhatian
pada riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi
bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Cangara,
2008:20)
Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D.
Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan
tiba pada saling pengertian yang mendalam.” (Cangara, 2008:20)
Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua
definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita
telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan
Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interkasi manusia yang saling mempengaruhi
satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi.
9
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami bahwa berkomunikasi dapat
mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu,
mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada penerima
pesan. (Widjaja, 2002:13)
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan
mengharapkan feedback atau umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa gagasan
dan harapan yang disampaikan melalui simbol kepada khalayak.
2.1.3. Komponen Komunikasi
Seperti yang kita ketahui , komunikasi mempunyai beberapa komponen yang
mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun komponen-komponen
tersebut adalah :
1)
Komunikator/Penyampai pesan/Sumber/Source
Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat berupa
perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan) atau seorang
dengan beberapa orang di suatu lembaga atau organisasi atau orang yang
dilembagakan (komunikasi dengan media massa). Dalam penelitian ini,
yang menjadi pihak pengirim pesan adalah acara ’Stand Up Comedy
Show’ di Metro TV.
2)
Pesan/Message
Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang
10
disampaikan secara verbal maupun non verbal baik secara langsung
maupun tidak langsung (misalnya melalui media massa). Pesan dapat
berupapesan verbal (bahasa/kata-kata lisan atau tertulis), pesan non
verbal (isyarat, gambar, warna) dan pesan paralinguistik (kualitas
suara,tekanan suara, kecepatan suara, vokalisasi). Humor atau lawakan
menjadi pesan dalam acara ’Stand Up Comedy Show’ di Metro TV.
3)
Saluran/Media/Channel
Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang disampaikan
sehingga bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan. Misalnya: media
massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dll.) telepon ataupun surat.
Melalui stasiun televisi Metro TV, acara ’Stand Up Comedy Show’
ditampilkan kepada audiens.
4)
Komunikan/Penerima pesan/Receiver
Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa terdiri dari
seseorang atau beberapa orang atau suatu lembaga/organisasi. Pada
penelitian ini, pihak pengunjung Comedy Cafe Kemang yang menjadi
komunikan atau penerima pesan tersebut.
5)
Tujuan/Destination/Efect
Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi, merupakan tujuan
dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi. Tujuan dari iklan ini
agar para remaja pria memahami pesan tersebut dan mempersepsikan
yang sama dengan para pembuat iklan untuk kemudian berniat mencoba
membeli ataupun tetap menggunakannya. Tujuan acara ’Stand Up
11
Comedy Show’ adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
hiburan.
6)
Umpan Balik/Feedback
Feedback
merupakan
tanggapan
atas
pesan
komunikan
apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Umpan balik yang
diberikan adalah dengan terus menyaksikan setiap episode ’Stand Up
Comedy Show’ di Metro TV.
7)
Gangguan/Noise
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
2.1.4. Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Harold D.Laswell, salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi, menyebutkan
tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi
(Cangara, 2008:59):
1. Dasar manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia
dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan
mneghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi,
manusia dapat mengetahui suatu kejadian atas peristiwa. Bahkan melalui
komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni elajar dari
pengalamnnya maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan
sekitarnya.
12
2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kelanjutan suatu masayarakat sesunggguhanya tergantung bagaimana masyarakat
itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian disini bukan saja
terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alamyang
dapat mempengaruhi perilaku manusia tetapi jugal ingkungan masyarakat tempat
manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti itu diperlukan
penyesuaian, gar manusai dapat hidup dalam suasana yang harmonis.
3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat
yang ingin memperthankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya
dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan.
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi utama
komunikasi adalah sebagai mediasi antara individu atau kelompok, dimana komunikator
menyampaikan informasi kepada komunikan dan terdapat umpan balik dari komunikan
terhadap komunikator.
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar bagi setiap masing-masing induvidu
ataupun kelompok. Menurut peneliti, fungsi komunikasi adalah sebagai media
penghubung, komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun
tidak langsung.
Komunikasi memiliki tujuan-tujuan, yaitu (Severin & Tankard, 2005:13) :
- Mengubah sikap (to change the attitude)
- Mengubah opini atau pendapat (to change the point)
- Mengubah perilaku (to change the behaviour)
- Mengubah masyarakat (to change the society)
13
2.1.5. Bentuk-bentuk Komunikasi
Proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk (Mulyana,
2006:72), yaitu:
1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari maupun
tidak disadari. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan sebagainya, karena
sebelum
berkomunikasi
dengan
orang
lain,
biasanya
individu
berkomunikasi terlebih dahulu dengan diri sendiri. (mempersepsikan dan
memastikan makna suatu pesan dari orang lain).
2. Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication)
Proses pertukanan informasi antara seseorang dengan orang lain atau lebih.
Komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang
komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam komunikasi
ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut komunikasi
diadik. Efektifitas dalam komunikasi ini paling tunggi karen sifatnya yang
timbal balik dan terkonsentrasi.
3. Komunikasi kelompok (Group communication)
Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap
muka.
4. Komunikasi publik (Public communucation)
Komunikasi antara seseorang dengan sejumlah besar orang atau khalayak,
yang tidak dapat dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering disebut
dengan pidato, ceramah, kuliah dan lain-lain. Pada umumnya, komunikasi
14
publik bersifat formal dan lebih sulit, karena menuntut persiapan pesan
yang cermat, keberanian dan kemampuan dalam menghadapi sejumlah
besar orang atau khalayak.
5. Komunikasi media massa (Mass Media Communication)
Atau disebut juga sebagai komunikasi massa dimana komunikasi
berlangsung dengan adanya media sebagai perantara. Dalam penelitian ini,
komunikasi massa yang menjadi fokus bagi peneliti karena yang menjadi
objek penelitian adlah sebuah program yang disiarkan di televisi.
2.2
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah salah satu konteks komunikasi antar manusia yang
sangat besar peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebgai salh satu
konteks komunikasi, komunikasi massa adalah pemanfaatan media sebagai alat
komunikasi antar manusia.
Joseph A. Devito memaparkan definisi komunikasi massa sebagai berikut :
“Pertama, komunikasi mssa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan
pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Pemancar akan lebih muda dan lebih
logis bila didefinisikan menurut bentukanya televisi, surat kabar, radio, majalah, film,
buku dan pita.” (Effendi, 2004 : 21)
15
Berdasarkan definisi Joseph A. Devito diatas tergambar bahwa komunikasi
massa dibedakan berdasarkan jenis suatu komunikasi lainnya dengan knyataan bahwa
komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan
bukan hanya itu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. (Effendi, 2004 :
21)
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan-pesan
yang dihasilkan, pembaca / penderngar / penonton yang akan coba diraihnya, dan
efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2007:2). Menurut Jay Black dan Frederick C.
Whitney, dikatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan
yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima
pesan yang luas, anonim dan heterogen (Nurudin, 2007:12).
Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble, sesuatu dapat didefinisikan
sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007:8):
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kaba, majalah, televisi, radio atau
gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyerbarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak slaing mengenal atau mengetahui satu sama lain.
Anonimitas
aiudience
dalam
komunikasi
massa
inilah
yang
membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan
pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
16
3. Pesan adalah milik publik. Yang artinya bahwa pesan ini bisa didaptkan
dan diterima oleh orang banyak. Pleh karena itu, diartikan sebagai milik
publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi
formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain
komunikator tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan
yang disebarkan atau dipancarkan, dikontrol oleh sejumlah individu
dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Media massa dan jumlah komunikan telah menjadi bagian tererat dalam
komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan komunikan dalam jumlah yang besar
dengan tingkat geografis yang luas namun memiliki minat yang sama terhadap suatu isu.
Media massa memiliki peranan sebagai penyalur pesan dan informasi. Oleh karena itu,
agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, digunakan media massa,
seperti surat kabar, radio atau televisi.
2.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa menurut Effendi (2004:18) adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator.
17
b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Sebagai konsekuensidari sifat
komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi
ditunjang oleh orang-orang lain. Kemunculan dalam media komunikasi
tidak sendirian, tetapi bersama orang lain.
c.
Pesan pada komunikasi bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public)
karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi
tidak dipertunjukkan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang
tertentu.
d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari komunikasi massa adalah kemampuannya untuk
menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam
menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal ini yang merupakan ciri
hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.
e. Komunikan bersifat heterogen
Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang
terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator
bersifat heterogen. Dalam keberadaannya yang terpencar-[encar dimana satu sama
lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing
berbeda dalam berbagai hal : jenis, usia, agama dan sebagainya.
18
2.2.2. Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Yoseph R. Dominick, fungsi komunikasi dibagi menjadi 5 (Effendi,
2003:29), yaitu :
1. Pengawasan (surveillance)
Fungsi ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance)
Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan kriminal,
bencana alam, kondisi ekonomi negara dan sebagainya.
b. Pengawasan instrmental (instrument surveillance)
Pengawasan ini berkaitan dengan penyebaran informasi bagi kehidupan
sehari-hari.
2. Interpretasi (interpretation)
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi
beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu.
3.
Hubungan (linkage)
Media massa mamou menghubungkan unsur-unsur yang terdapat didalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung dalam saluran
perseorangan.
4.
Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nila-nilai yang mengacu kepada cara-cara
dimanaseseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok.
Media massa menyajikan penggambaran maka seseorang mempelajari
bagaimana khalayak berperilaku dan nilai=nilai apa saja yang penting.
19
5. Hiburan
Hal ini jelas bahwa fungsi dari komunikasi adalah untuk memberikan
hiburan kepada masyarakat. Media massa elektronik dapat memberikan
hiburan berupa audio atau visual.
2.3.
Media Massa
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisir untuk
berkomunikasi secara terbuka dan salam jarak jauh kepada banyak orang dalam jawak
waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga
institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh
warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatankesepakatan lain.
Arti penting media massa menurut Dennis Mcquail (Bungin, 2007:34) dengan
beberapa asumsi pokok berikut :
1.
Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain
yang terkait. Medua juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan
dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebutdengan masyarakat dan
institusi lainnya. Di pihak lain, intrusi medua diatur oleh masyarakat.
2.
Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen dan
inovasi dalam msyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan
atau sumber daya lainnya.
20
3.
Media merupakan lokasi (atau norma ) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional.
4.
Media sering kali berperan sebagai wahan pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pegembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tata cara ,mode, gaya hidup dan norma-norma.
5.
Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi msyarakat dan
kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.3.1. Karakteristik Media Massa
Sebagai bentuk komunikasi massa, media massa memiliki karakter yang bisa kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Publisitas, yakni bahwa media massa adalah produk pesan dan
informasi yang disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang
banyak, massa;
2. Universalitas, yaitu bahwa pesannya bersifat umum dan tidak dibatasi
pada tema-tema khusus, berisi segala aspek kehidupan. Dan semua
peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum
karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum)
3. Perioderitas, waktu terbit atau tayangnya bersifat tetap atau berkala,
misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam perhari.
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus.
21
2.3.2. Peranan Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent od change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan (Bungin, 2007:85). Ini adalah paradigma utama
media massa. Dalam menjalankan paradigmnya media massa memiliki peranan sebagai:
1.
Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik
masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat
yang maju.
2.
Media massa menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat,
maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi,
masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat
akan
menjadi
masyarakat
informatif,
masyarakat
yang
dapat
menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.
3.
Media massa sebagai hiburan, sebagai agent of change, media massa
juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of
change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan
budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah,
juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang
justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
22
2.4.
Televisi
Televisi
merupakan
perkembangan
medium
berikutnya
setelah
radio
diketemukan dengan karakternya yang sepesifik yaitu audio visual atau peletak dasar
utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman tahun 1884 dan diberi
nama Jantra Nipkow (Muda, 2004:4)
Sedangkan Effendi mengatakan, televisi adalah media komunikasi jarak jauh
dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara
elektromagnetik tanpa kawat. Kata televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang
berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan (2005;361).
Dari beberapa pendapat mengenai televisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
televisi adalah alat komunikasi jarak jauh tanpa dibatasi ruang, yang mampu
menayangkan suara sekaligus gambar bergerak melalui udara secara elektromagnetik.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat
informatif, pendidikan, dan hiburan bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.Televisi
yaitu perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di
rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, jika tidak terdapat unsur radio dan
tidak dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi jika tidak ada
unsur film.
2.4.1. Karakteristik Televisi
Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan
media massa lainnya (Ardianto, 2007:128), yaitu :
1. Televisi sebagai media komunikasi
Televisi termasuk jenis komunikasi massa yang memiliki ciri
23
komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikator melembaga,
pesan yang disampaikan bersifat umum, dan komunikan yang
heterogen.
2. Televisi sebagai media elektronik
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit
elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan
penangkap gelombang penyiaran.Televisi merupakan perpaduan antara
audio dan video, memungkinkan perolehan informasi lebih banyak dan
cenderung menetap lebih lama dalam memori komunikan.
3. Televisi sebagai media audiovisual
Komponen-komponen televisi sebagai media visual meliputi pemain,
set, properti, dan tata cahaya.
2.4.2. Dampak Televisi
Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya,
yaitu :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan
pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang
ditayangkan televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menirunya.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan di acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan seharihari.
24
Secara perlahan-lahan namun tetap efektif, media membentuk pandangan
pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
pesan yang akan disampaikan melalui media televisi adalah pemirsa, waktu, durasi dan
metode penyajian (Ardianto, 2007:131).
2.4.3
Program Acara Televisi
Jenis program acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi setiap harinya
ada berbagai macam, tetapi program-program tersebut dapat digolongkan menjadi dua
jenis ( Baksin, 2006 : 47) , yaitu :
2.4.3.1 Program Jurnalistik
Program jurnalistik adalah program yang memiliki tujuan untuk memberikan
informasi, dan biasanya dikemas dalam bentuk news atau berita, tujuannya yaitu
untuk memberi tambahan pengetahuan (informasi) kepada masyarakat luas. Ciri
sebuah program jurnalistik adalah bersumber dari sebuah permasalahan yang
sedang hangat, aktual, lalu disusun menurut aturan jurnalistik, dan disiarkan
dalam program acara yang tersedia. Diproduksi berdasarkan informasi dan fakta
atas kejadian- kejadian yang menyangkut sosial, politik, ekonomi, maupun
budaya yang ada disekitar masyarakat.Format ini memerlukan nilai-nilai faktual
yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu.
Pada prinsipnya program jurnalistik dalam berita harus terdapat unsur-unsur
5W 1H yaitu :
(1) What – apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who – siapa yang terlibat di dalamnya?
25
(3) Where – di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When – kapan terjadinya?
(5) Why – mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How – bagaimana terjadinya?
Program Jurnalistik pun juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Hard news
Hard news ialah segala laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung
unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis
berita.Hard news dalam penyajiannya haruslah disiarkan secara ringkas, aktual
serta akurat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan etika
jurnalistik, kelengkapan data dan obyektivitas. Peran televisi sebagai sumber
utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat.Media
televisi biasanya menyajikan hard news secara reguler yang ditayangkan dalam
suatu program berita.
b. Soft news
Soft news ialah segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam (indepth) namun penayangannya tidaklah seperti hard news yang
bersifat harus segera ditayangkan. Misalnya news magazine dan lain- lain. Berita
lunak atau soft news bisa berupa perbincangan (talkshow) penyampaian berbagai
pendapat, adu argumentasi antar pengisi acara pada topic tertentu.
26
2.4.3.2.Program Artistik
Berbeda dengan karya jurnalistik, program Artistik biasanya disajikan dalam
bentuk program hiburan. Penekanan aspek keindahan dan lebih memainkan
imajinasi senimannya seperti musik, komedi, acara panggung, dan sejenisnya
merupakan acara hiburan yang banyak di produksi dengan lokasi studio TV
ataupun dipanggung. program artistik memiliki isi pesan bisa fiksi maupun
nonfiksi, penyajiannya tidak terikat waktu, yang menjadi sasaran adalah
kepuasan pemirsa, mengutamakan bahasa bebas (dramatis), atau improvisasi
serta disertai dengan refleksi daya khayal kuat.
Pada prinsipnya program hiburan tidak membebani penonton untuk
berpikir.Produksi dibuat dengan dekorasi, tata artistik, tata lampu maupun
properti meriah.Misalnya : acara komedi, sinetron, variety show
2.4.3.3 Variety Show
Variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan
berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, kuis, game show,
music concert, drama dan sit-kom (komedi situasi). Variasi acara tersebut di
padukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun
siaran rekaman.(Naratama, 2004:109).Program variety show merupakan sebuah
program acara di televisi yang memadukan antara berbagai jenis acara hiburan
panggung televisi seperti lawak, lagu dan drama.
27
2.4.4
Stand Up Comedy
Stand Up Comedy adalah bentuk dari seni komedi atau melawak yang
dipertunjukkan kepada penonton secara langsung dengan seorang komedian di atas
panggung sebagai komunikatornya. Dalam sejarahnya, Stand Up Comedy sendiri telah
ada si abad ke 18 di Eropa dan Amerika. Pelaku atau komedian ini biasa disebut dengan
“stand up comic” atau “comic”. Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita
humor, lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang
sifatnya cenderung umum dengan sajian gerakan yang penuh ekspresi dan gaya bertutur
yang seringkali cepat. Beberapa komik pun bahkan menggunakan alat peraga untuk
meningkatkan performa mereka di atas panggung. Stand Up Comedy biasanya dilakukan
di kafe, bar, universitas dan teater.
Stand Up adalah suatu seni pertunjukkan yang dimaksudkan untuk langsung
memancing tawa dari penonton. Tidak seperti theatrical comedy , dimana menciptakan
comedy dari sebuah drama terstruktural dengan karakter-karakter dan situasi tertentu.
(Papana, 2012:5)
Dalam Stand Up Comedy, feedback dari penonton berlangsung instan dan
penting bagi aksi seorang comedian. para penonton mengharapkan seorang Comic untuk
menghadirkan tawa yang intens dan para comic ini selalu berada dibawah tekanan yang
besar dalam membawakan dan menyampaikan bahan stand up mereka. Jika seorang
comic tidak dapat memancing tawa penonton, biasanya penonton yang bosan dapat
menganggu sang comic, dan aksi ini biasanya disebut dengan heckling. Namun sang
28
comic dapat melakukan serangan balik atau yang disebut dengan ripping. (Papana,
2012:6).
Di Indonesia sendiri, Stand Up Comedy juga sebenarnya telah ada dari zaman
dulu kala. Nama-nama terkenal seperti (alm.) Taufik Savalas, Butet Kertaradjasa dan
Ramon P. Tommybens telah lama berkiprah dalam Stand Up Comedy di Indonesia. Era
belakangan ini, muncul nama-nama seperti Iwel, Pandji Pragiwaksono, Sammy D. Putra
dan Raditya Dika. Namun mungkin di Negara ini masyarakat cenderung lebih suka akan
“physical comedy” ketimbang Stand Up Comedy ini. Walaupun dulu popularitasnya
berkurang, kini Stand Up Comedy telah melambungkan namanya kembali di muka
publik. Ketika dulu sempat timbul-tenggelam karena pertunjukannya yang kurang di
ekspos, sekarang Stand Up Comedy telah sedikit demi sedikit memperlihatkan daya
tariknya lagi. Terbukti, beberapa waktu yang lalu, Stand Up Comedy muncul kembali di
acara stasiun televisi Indonesia.
2.5.
Teori Pendukung
2.5.1. Minat
2.5.1.1.Pengertian Minat
Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut.
Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin
29
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Hardjana, 2004:88).
Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu hasil
belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi penerimaan
minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan adanya minat,
seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.
Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan mudah untuk
mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu
aktivitas (Sandjaja, 2004:2).
Pada dasarnya minat oleh para ahli dimasukan sebagai aspek psikologi yang
dapat mempengaruhi seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan
tertentu dan
sekaligus mendorong seseorang untuk terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dari beberapa definisi tentang minat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan suatu rasa suka yang berupa sikap yang positif dan menunjukan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas dan akan mendorong seseorang untuk terlibat
dalam kegiatan tersebut.
2.5.1.2.
Aspek Minat
3 aspek/efek minat yang digunakan dalam penelitian ini dan akan dilihat
pengaruh menonton program variety show ”Stand Up Comedy Show” terhadap minat
menonton (Syaiful R, 2009:183), yaitu:
1.
Efek kognitif yaitu efek yang berhubungan dengan pengetahuan agar
memotivasi dirinya terhadap lingkungan ataupun sesuatu hal. Agar yang
tadinya khalayak tidak tahu atau bingung menjadi merasa jelas.
30
2.
Efek afektif yaitu efek yang berhubungan dengan emosi atau perasaan
tertentu terhadap khalayak. Misalnya dari menonton televisi, atau
mendengarkan radio, semua itu dapa menimbulkan emosi atau perasaan
tertenti pada khalayak.
3.
Efek Konatif yaitu efek yang berhubungan dengan kecenderungan
khalayak untuk melakukan suatu perilaku dan tindakan dengan cara
tertentu terhadap suatu hal yang bermanfaat bagi dirinya ataupun orang
lain.
2.5.2
Teori Uses and Gratifications
Teori yang digunakan sebagai acuan dasar penelitian ini adalah teori Uses and
Gratifications.Berdasarkan sejarahnya, pendekatan Uses and Gratifications dimulai
pada awal dekade 1940-1950 an, para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak
terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi melalui media. Pendekatan uses and
gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi
massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Bungin,
2007:286). Teori Uses and Gratifications memfokuskan pada proses pendekatan tentang
kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan
kepuasan.
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratifications yang
diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Haas (Effendi, 2003:293) , yaitu :
31
Gambar 2.1
Uses and Gratifications Model
Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang
menentukan kebutuhan kita.Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi
kelompok dan ciri-ciri kepribadian.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1.Cognitive needs (Kebutuhan kognitif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan
pemahaman mengenai lingkungan.Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat
untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa
penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.
2.Affective needs (Kebutuhan afektif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang
estetis, menyenangkan, dan emosional.
32
3.Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan
harga diri.
4.Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif)
Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
kontak
dengan
keluarga,teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk
berafiliasi.
5.Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)
Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
upaya
menghindarkan
tekanan,
ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
2.5.3
Teori Stimulus Organisme Respons
Prinsip teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon
merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang
dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media
massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari
Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian
menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi
dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy, 2003:225)
33
Dalam teori ini terdapat tiga elemen penting, yaitu :
a.Pesan (Stimuli, S)
b.Penerima (Prganisme, O)
c.Efek (Respon, R)
Model ini menggambarkan bahwa media massa mempunyai efek yang sangat
kuat dalam masyarakat. Pendapat ini didukung kenyataan bahwa tingkat konsumsi
masyarakat atas media massa terutama media elektronik berupa televisi cukup tinggi,
sehingga apabila setiap hari diterpa oleh informasi yang sama dari televisi dalam jangka
waktu yang lama akan tercipta efek yang diharapkan.
Hosland mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama
dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebutmenggambarkan proses belajar
pada individu yang terdiri dari :
•Stimulus
(rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak.Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti
stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti
disini.Tetapi bila stimulusditerima oleh organisme berarti ada perhatian
dari individu dan stimulus tersebut efektif.
•Apabila
stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)
maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
•Setelah
itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).
•Akhirnya
dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut
34
(perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.Stimulus
yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat
meyakinkan organisme.Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement
memegang peranan penting.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
STIMULUS
ORGANISME
-
Perhatian
Pengertian
Penerimaa
n
RESPONS
Minat
Menonton
Gambar 2.2 Teori S-O-R
Sumber : Effendi. 2003, p.255
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.
Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan,
gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang,
kelompok atau masyarakat.
2.6
Kerangka Konsep
35
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan
rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji
kebenarannya.Agar konsep-konsep
dapat
diteliti
secara empiris,
maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
“Pengaruh Program Acara ‘’Stand Up Comedy Show” di Metro TV Terhadap Minat
Menonton Pengunjung Comedy Café”
1.Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari
variabel lain (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengaruh
Program ‘’Stand Up Comedy Show” di Metro TV.
2.Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sevagai akibat atau yang dipengaruhi oleh
variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah minat menonton Pengunjung Comedy Café yang berlokasi di Kemang, Jakarta
Selatan.
2.7
Operasional Konsep
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
caranya untuk mengukur suatu variabel. (Singarimbun 2002:46). Definisi operasional
dalam penelitian ini adalah variabel minat menonton. Tingginya ketertarikan penonton
terhadap program acara Stand Up Comedy Show yang disiarkan oleh Metro TV.
Tabel 2.1
36
Operaional Variabel
Variabel X
Variabel Y
Tayangan Program Stand Up
Minat Menonton Pengunjung
Comedy Show di Metro TV
Comedy Cafe
Dimensi
Indikator
1.Program Stand
-Mengetahui program Stand
Up Comedy
Up Comedy.
Dimensi
1. Kognitif
Indikator
- Penonton yang
memberikan
perhatian terhadap
-Pernah menonton program
acara “Stand Up
Stand Up Comedy
Comedy Show” di
Metro TV.
2. Program “Stand
- Pernah menyaksikan acara
- Jam tayang
Up Comedy Show”
“Stand Up Comedy Show”
program “Stand Up
di Metro TV
di Metro TV.
Comedy Show” di
Metro TV.
- Tayangan “Stand Up
Comedy Show” di Metro
TVmenarik
2. Afektif
- Seberapa suka
penonton dengan
tayangan “Stand
- Unsur menghibur pada
Up Comedy Show”
tayangan program “Stand
di Metro TV
Up Comedy Show” di
Metro TV
- Seberapa besar
penonton yang
3. Penampilan
- Kemampuan comic
sering meluangkan
Comic
membawakan jokes
waktu untuk
menonton “Stand
- Cara berpakaian Comic
Up Comedy Show”
cenderung santai dan tidak
di Metro TV
berlebihan.
- Comic sudah cukup
- Acara “Stand Up
komunikatif dan menarik
Comedy Show” di
37
Metro TV telah
dalam membawakan jokes
memenuhi
4. Frekuensi
- Puas terhadap durasi
kebutuhan
Penayangan
tayang Stand Up Comedy
penonton
Show
- Spot iklan disetiap
3. Konatif
- Setelah
episodenya tidak
menyaksikan
menganggu kepuasan
program “Stand Up
pemirsa untuk tetap
Comedy Show” di
menonton
Metro TV memiliki
keinginan untuk
terus mengikuti
5. Pemahaman
-Responden dapat mengerti
program di minggu
Pesan
dan memahami setiap jokes
depannya.
yang disampaikan oleh
Comic
- Materi humor dapat
dijadikan sebagai contoh
kritik sosial melalui humor
.
- Memiliki
keinginan untuk
menyaksikan acara
secara langsung di
studio.
Download