Analisis Keputusan Pembelian melalui Kualitas Produk, Desain

advertisement
Analisis Keputusan Pembelian melalui Kualitas Produk,
Desain Produk, Harga, Motivasi dan Lokasi di Planet
Reebok Mal Ciputra Semarang
ERIKA YOLA NOVIANA
Program Studi Manajemen – S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL : http://dinus.ac.id/
Email : [email protected]
ABSTRACT
Customer's need of sport should be supported by good sports products to increase the
performance. One of the ancillary products is the sports shoes and sports clothes. The
population in this study are all the consumers who bought Reebok shoes at Planet Reebok
Mal Ciputra Semarang. With the samples as many as 100 people. Method of data collection
was conducted using a questionnaire. Technique of data analysis in this study using multiple
regression analysis. The results of the analysis show that: product quality, product design,
pricing and motivation a positive and significant effect on the purchasing decision.
Keywords: Product Quality; Product Design; Pricing; Motivation; Purchase Decisions
ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, harus didukung dengan memakai suatu produk
olahraga yang nyaman dan baik supaya penampilan bertambah baik. Salah satu produk
penunjang olahraga adalah sepatu dan pakaian olahraga. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang pernah membeli sepatu Reebok di Planet Reebok Mal Ciputra
Semarang. Dengan sampel sebanyak 100 orang. Metode pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa: Kualitas produk, desain produk, harga
dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: Kualitas Produk; Desain Produk; Harga; Motivasi; Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Dewasa ini olahraga mulai menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Olahraga merupakan
setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisi perjuangan melawan unsur-unsur alam,
orang lain, ataupun diri sendiri, UNESCO. Olahraga yang pada mulanya hanya berfungsi
sebagai kegiatan untuk menjaga kesehatan tubuh, perlahan bertransformasi menjadi sebuah
gaya hidup modern (Secawardaya, 2015). Kebutuhan pun semakin meningkat untuk membeli
sepatu lari dari berbagai merek, pakaian olahraga dengan teknologi terkini, hingga aksesorisaksesoris penunjang kegiatan lari lainnya seperti aplikasi pada smartphone, headset, armband
atau headband hingga smartwatch (Secawardaya, 2015).
Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, harus dilengkapi dengan produk olahraga yang
baik dan tepat nyaman dan baik supaya penampilan bertambah baik. Salah satu produk
penunjang olahraga adalah sepatu dan pakaian olahraga. Menurut Kotler (2013), produk
dibagi menjadi beberapa kelas produk, yaitu kelas konsumsi dan bisnis. Sepatu dan pakaian
olahraga merupakan barang konsumsi yang bisa dipakai dalam waktu yang lama dan
kualitasnya selalu dibandingkan berdasarkan harga, kualitas, dan desain saat proses
pemilihan dan pembelian.
Terdapat beberapa merek olahraga terkenal di dunia yang terus bersaing merebut
konsumen. Tercatat merek seperti Puma, Adidas, Reebok, Nike, Fila, Converse, Asics,
Umbro, K Swiss, dan New Balance masih tetap bersaing di dunia. Dan dengan
bermunculannya merek-merek produk olahraga akan membuat persaingan produk menjadi
sangat kompetitif, dan konsumen pun akan semakin selektif pada saat akan mengambil
keputusan pembelian terhadap suatu produk dengan melihat pada segi harga, desain produk,
kualitas produk, dan banyak pilihan dalam memilih produk yang diinginkan (Gerry, 2014).
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Reebok adalah produk yang unik. Keunikan tersebut
merupakan keunggulan dari produk Reebok jika dibanding dengan merek yang lainnya.
Sepatu Reebok dibuat sangat nyaman untuk dipakai jogging. Reebok memiliki harga yang
lebih terjangkau dibandingkan pesaing terbesarnya Nike dan Adidas. Namun, kualitas yang
ditawarkan Reebok tetap bersaing. Fitur teknologi yang ada di sepatu Reebok pun selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Reebok menyediakan lebih banyak variasi pilihan model
sepatu baik untuk laki-laki atau perempuan dibandingkan Nike yang model sepatunya lebih
banyak untuk laki-laki. Reebok mematok target pasar para remaja yang dinamis, menyukai
hal baru, dan berstandar tinggi. Gaya hidup remaja yang ingin mengikuti mode memicu
Reebok untuk mengatur tren yang dapat menarik minat para remaja sehingga membuat merek
Reebok semakin unggul.
Dapat dilihat pada tabel 1.2 tahun 2013 Reebok menduduki tempat ketiga dari semua
merek yang ada di top brand index dan pada posisi top brand index 7,6%. Di tahun 2014,
tingkat top brand index Reebok menurun menjadi 4,1%. Dan dengan segala keunggulan yang
dimiliki Reebok, pada tahun 2015 Reebok berhasil naik ke posisi ketiga top brand index dan
pada tingkat top brand index sebesar 6,3% dibawah pesaing terbesarnya Nike dan Adidas
yang ada diposisi pertama dan kedua.
Banyaknya merek perlengkapan olahraga yang beredar di pasaran membuat
persaingan yang semakin ketat dalam industri perlengkapan olahraga. Selain itu, produsen
harus memperhatikan kualitas produknya menurut Jackson R.S Weenas (2013), konsumen
akan melakukan pembelian suatu produk apabila telah memiliki pembandingan kualitas
produk yang sesuai keinginan dan kebutuhan. Menurut Fifyanita Ghanimata dan Mustafa
Kamal (2013) membuktikan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Pengetahuan yang didapat pelanggan dalam memakai barang atau jasa akan menciptakan
penilaian konsumen, apabila produk dan jasa dianggap memuaskan konsumen maka
konsumen akan melakukan pembelian ulang sehingga dapat menumbuhkan loyalitas
konsumen.
Konsumen memiliki banyak faktor yang dipertimbangkan sebelum membeli suatu
barang, termasuk faktor keindahan, kenyamanan, prestise, dan lain sebagainya. Aspek desain
produk menjadi salah satu daya pikat pada produk karena menjadi ciri khas pada merek
sebuah produk, begitu juga produk Reebok. Reebok memiliki banyak pilihan desain sepatu,
jaket, pakaian, dan tas. Selain itu produk Reebok selalu didominasi dengan warna yang cerah.
Pada akhirnya ciri khas produk tersebut dapat membedakan dengan produk lainnya. Menurut
penelitian Raden Rara Ayu Widaningsih, Handoyo Djoko W dan Sari Listyorini (2014)
menunjukkan bahwa desain produk yang semakin menarik akan mempengaruhi tingginya
keputusan pembelian.
Harga yang ditawarkan Reebok lebih rendah dibandingkan kompetitor dekatnya.
Menurut Jackson R.S Weenas (2013), harga yang ditetapkan saat proses pembelian dapat
membantu konsumen untuk menentukan pembelian poduk. Sebelum menentukan pembelian
konsumen akan lebih dulu membandingkan harga produk dengan perusahaan lain. Dan
apabila konsumen merasa kesesuaian harga dengan kualitas produk yang diinginkan maka
akan terjadi keputusan pembelian.
Menurut Suryani (2013) motivasi adalah disaat konsumen memiliki keinginan
terhadap sesuatu dan ingin untuk membeli. Dan memicu keinginan untuk membeli produk.
Penelitian yang dilakukan Gricha Joseph (2013) dan Merna M. M. Tompunu (2014)
membuktikan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Reebok berlokasi di Mal Ciputra Semarang, lokasinya yang sangat strategis dan
mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia disekitar Mal Ciputra Semarang akan
mempengaruhi kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian. Lokasi yang semakin baik
dan memadai, semakin tinggi keputusan pembelian yang didapatkan. Menurut Fifyanita
Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013) membuktikan lokasi memiliki pengaruh yang terhadap
keputusan pembelian. Namun penelitian dari Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth
Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) mengungkapkan bahwa lokasi tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan kebenaran
pengaruh kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi terhadap keputusan
pembelian. Produk Planet Reebok yang dapat menjadi salah satu pembentukan nilai kualitas
produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi dalam melakukan suatu keputusan
pembelian.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti membuat judul “ANALISIS
KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK,
HARGA, MOTIVASI DAN LOKASI DI PLANET REEBOK MAL CIPUTRA
SEMARANG”.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pemasaran
Pemasaran memiliki nilai yang penting dalam suatu usaha, karena pemasaran adalah
kegiatan perusahaan untuk mengembangkan usahanya, dan mendapatkan keuntungan.
Pemasaran bertujuan memenuhi kepentingan dan keperluan pelanggan lewat suatu prosedur
perputaran. Sehingga perusahaan dituntut untuk memperhatikan dan mengembangkan sistem
pemasarannya.
Pemasaran sering diidentikkan dengan penjualan karena sebagian besar perusahaan
berorientasi untuk mengkonversi semua yang mereka produksi menjadi uang. Perusahaan
harus dapat bertahan dan memperoleh keuntungan dari produk yang dihasilkan, baik barang
atau jasa, karena dasar didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan.
Namun pemasaran bukan hanya tentang penjualan yang berfokus pada keuntungan saja,
karena pemasaran lebih menitikberatkan kepada kebutuhan konsumen.
Kotler dan Amstrong (2012) pemasaran tidak hanya berorientasi kepada penjualan dan
iklan, tetapi lebih menitikberatkan kepada pemuasan kebutuhan pelanggan melalui penciptaan
dan penyampaian nilai dengan menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggan sehingga
akan dapat diperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya.
Definisi Perilaku Konsumen
Kegiatan mempelajari suatu kondisi dan kebiasaan seseorang dalam membeli suatu
produk dengan merek terntu itulah yang disebut perilaku konsumen. Menurut Schiffman dan
Kanuk (2008) studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang
individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang,
usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia
meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan
sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mempelajari
bagaimana konsumen berperilaku.
Menurut Kotler dan Keller (2008) perilaku konsumen merupakan studi tentang cara
individu, kelompok, dan suatu organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan, dan
menempatkan barang, jasa, ide atau pengetahuan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
mereka
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) perilaku konsumen memperlihatkan bagaimana
cara seseorang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia
bagi mereka dalam membeli barang yang berkaitan dengan konsumsi.
Keputusan Pembelian
Tindakan yang dilakukan konsumen ketika muncul suatu dorongan atau motif untuk
memenuhi kebutuhan itulah yang disebut keputusan pembelian. Dengan mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen diharapkan perusahaan mewujudkan produk sesuai
dengan ekspektasi konsumen sehingga konsumen tergerak membeli.
Proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009) melalui lima
tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pascapembelian. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap
pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa
tahap.
Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah “the ability of a product
to perform its functions, it include the product’s overall durability, reliability, precision, ease
of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Ketika suatu perusahaan ingin tetap mempertahankan keputusan konsumen dalam
rangka peningkatan volume penjualan, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk atau
barang dengan kualitas yang baik. Apabila kualitas barang tersebut menjadi turun maka dapat
membuat konsumen merasa kecewa juga mengakibatkan pelanggan berpaling ke produk lain.
Kualitas produk digunakan untuk menempati kedudukan produk. Kualitas menerangkan
kedudukan diri dari suatu brand dalam menampilkan fungsinya. Kualitas produk dapat dilihat
dari waktu tahan lamanya suatu produk dan tahan lamanya produk saat digunakan dan
pemeliharaan. Produk disediakan dalam empat tingkat kualitas yaitu kualitas rendah, kualitas
rata-rata (kualitas sedang), kualitas baik (tinggi), dan kualitas sangat baik. Kualitas tinggi
akan diikuti dengan tingkat harga yang relatif tinggi kepada konsumen oleh perusahaan.
Sedangkan produk kualitas rendah akan diikuti dengan harga yang relatif rendah juga.
Desain Produk
Desain produk menjadi perhatian serius dalam mengembangkan suatu produk baru,
karena sasaran konsumen yang sangat banyak. Dan permintaan konsumen agar perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler (2005) desain produk
merupakan keseluruhan fitur yang mempengaruhi penampilan serta kegunaan produk yang
diperlihatkan dari kebutuhan pelanggan. Oleh perusahaan produk didesain baik agar mudah
dalam proses produksi. Namun, untuk pelanggan produk yang mempunyai desain baik adalah
produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan,
diperbaiki, serta dibuang.
Harga
Menurut Kurniawan (2014) harga merupakan nilai tukar yang dikeluarkan oleh
pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang mempunyai nilai guna beserta
pelayanannya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) yang diterjemahkan oleh Sabran, harga merupakan
sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
Dapat disimpulkan harga merupakan nilai atas suatu produk atau jasa yang harus
dibayarkan pelanggan atas pembelian atau penggunaannya, dan merupakan salah satu dari
bauran pemasaran yang membawa keuntungan kepada perusahaan.
Motivasi
Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan mewujudkan suatu tingkah laku
yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang
dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong
inilah yang kita sebut motivasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) motivasi adalah “The driving force within
individuals that impels them to action”. Artinya: Kekuatan pendorong dalam individu yang
mendorong mereka untuk bertindak. Sedangkan Dharmmesta dan Handoko (2008)
mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Lokasi
Menurut Kotler (2008) salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai
dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan
ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik dan sebagainya. Lokasi merupakan tempat
yang digunakan oleh suatu jenis usaha untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan dan digunakan oleh suatu jenis usaha untuk melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Lupiyoadi (2009) lokasi berhubungan dengan dimana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
yang mempengaruhi lokasi yaitu konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting, perusahaan sebaiknya memilih
tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis,
selanjutnya pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tapi
yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus berkualitas, lalu pemberi jasa dan
konsumen tidak bertemu secara langsung berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi
melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.
Penelitian Terdahulu
Kerangka Konseptual (Pemikiran)
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S.
Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015)
menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Yudhi Soewito (2013), Agnes
Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) yang mengemukakan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan
keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut:
H1: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Pengaruh Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut penelitian Raden Rara Ayu Widaningsih, Handoyo Djoko W, dan Sari
Listyorini (2014) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara desain
produk terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Yudhi Soewito
(2013) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
desain produk dengan keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis
sebagai berikut:
H2: Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S.
Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015)
menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Agnes Ligia Pratisitia Walukow,
Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) juga Christina Sagala, Mila Destriani, dan Ulffa
Karina Putri (2014) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan
suatu hipotesis sebagai berikut:
H3: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut penelitian Merna M. M. Tompunu (2014) menyatakan bahwa adanya
pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Selanjutnya penelitian terdahulu dari Gricha Joseph (2013) yang mengemukakan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan
pembelian.Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut:
H4: Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
5. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013) menyatakan
bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan
pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut:
H5: Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka atau konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah
nilainya (Siregar, 2013).
Populasi
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh konsumen yang pernah membeli
sepatu Reebok di Planet Reebok Mal Ciputra Semarang.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang relatif sama
dan dianggap dapat mewakili populasi. Teknik sampel yang dipakai adalah non probability
sampling yaitu purposive sampling, karena ada pertimbangan kriteria yaitu konsumen
minimal berusia 17 tahun yang pernah membeli sepatu di Planet Reebok Mal Ciputra
Semarang. Dalam menentukkan jumlah sampel digunakan rumus (Widiyanto, 2008):
Dimana:
: Jumlah sampel
: Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%. Pada penentuan ini
pada α = 0,5 adalah 1,98.
: Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoreransi, ditentukan
sebesar 10%.
Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100
responden.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer, merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan.
2. Data Sekunder, merupakan data bukan dari informasi perusahaan melainkan dari sumber
lain, yaitu dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa tanggapan konsumen tentang kualitas
produk, desain produk, harga, motivasi dan lokasi terhadap keputusan pembelian kepada 100
responden yang kemudian hasil tersebut dianalisis.
Metode Pengumpulan Data
Kuesioner
Data diperoleh melalui pengisian kuesioner kepada responden mengenai kualitas
produk, desain produk, harga, motivasi, lokasi dan keputusan pembelian produk Reebok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Uji Validitas
Tabel 4.11 memperlihatkan semua indikator dikatakan valid karena memiliki koefisien
korelasi yang lebih besar dari r tabel = 0,165.
Uji Reliabilitas
Tabel 4.12 memperlihatkan semua vaiabel memiliki Cronbach Alpha diatas 0,60 maka
dikatakan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
GAMBAR 4.1 HASIL PENGUJIAN NORMALITAS DATA
Gambar 4.1 menyatakan titik-titik nilai residual menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arahnya, sehingga dapat dikatakan data normal.
Dari hasil uji normalitas menunjukkan besarnya Kolmogorov Smirnov sebesar 0,415
dan nilai asymp. Sig 0,995 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan data yang
digunakan sudah berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan seluruh nilai tolerance diatas 0,10 dan
nilai VIF dibawah 10 yang berarti variabel-variabel penelitian tidak terdapat gejala
multikolinieritas. Artinya bahwa tidak ditemukan korelasi yang kuat antar variabel
independen.
Uji Heteroskedastisitas
GAMBAR 4.2 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan Scatter plot pada model memperlihatkan
tidak terdapat pola yang jelas (menyebar) diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dimana
memperlihatkan tidak memiliki gejala heteroskedatisitas. Artinya varian residual kualitas
produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi terdapat kesamaan dengan pengamatan
yang lain dan layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian.
Hasil uji glejser menunjukkan semua nilai sig. > 0,05. Artinya tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dibuat persamaan regresi liniear yang
mencerminkan hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 0,256 + 0,316X1 + 0,181X2 + 0,311X3 + 0,141X4 – 0,005X5
a. Konstan sebesar 0,256 berarti apabila variabel kualitas produk (X1), desain produk (X2),
harga (X3), motivasi (X4), dan lokasi (X5) konstan maka keputusan pembelian (Y) adalah
positif.
b. Koefisien regresi untuk variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,316 bernilai positif,
artinya semakin tinggi kualitas produk (X1) maka semakin meningkat keputusan
pembelian (Y).
c. Koefisien regresi untuk variabel desain produk (X2) sebesar 0,181 bernilai positif, artinya
semakin tinggi desain produk (X2) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y).
d. Koefisien regresi untuk variabel harga (X3) sebesar 0,311 bernilai positif, artinya semakin
tinggi desain harga (X3) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y).
e. Koefisien regresi untuk variabel motivasi (X4) sebesar 0,141 bernilai positif, artinya
semakin tinggi motivasi (X4) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y).
f. Koefisien regresi untuk variabel lokasi (X5) sebesar -0,005 bernilai negatif, artinya
semakin tinggi lokasi (X5) maka semakin menurun keputusan pembelian (Y).
Uji Hipotesis Penelitian
Uji F (Uji Fit Model)
Dari hasil uji F diketahui nilai F 93,000 dengan signifikansi 0,000b. Diperoleh nilai
sig. < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa variabel kualitas produk (X1), desain produk (X2),
harga (X3), motivasi (X4) dan lokasi (X5) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
Uji t (Uji Parsial)
Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen ada masing-masing koefisien regresi secara parsial digunakan uji t (Ghozali, 2009).
Pengujian uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel.
H0 :
0, artinya tidak ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen.
Ha :
0, artinya ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi ( ) =0,05 ditentukan sebagai berikut:
Mencari nilai kritis:
df = n (jumlah sampel) – k (jumlah variabel independen) – 1
df = 100 - 5 – 1 = 94, diketahui nilai t tabel sebesar 1,6612
Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
1. Uji hipotesis 1 (Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian)
Hasil pengujian hipotesis 1 mengenai pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,316 dan nilai t hitung sebesar 3,732.
Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu
3,732>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel kualitas produk
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Uji hipotesis 2 (Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian)
Hasil pengujian hipotesis 2 mengenai pengaruh desain produk terhadap keputusan
pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,181 dan nilai t hitung sebesar 2,403.
Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu
2,403>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,018 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis 2 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel desain produk
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Uji hipotesis 3 (Harga terhadap Keputusan Pembelian)
Hasil pengujian hipotesis 3 mengenai pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
diperoleh koefisien regresi arah positif 0,311 dan nilai t hitung sebesar 3,442. Dimana nilai t
tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 3,442>t tabel.
Dengan signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 3 dalam
penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel harga mempunyai pengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Uji hipotesis 4 (Motivasi terhadap Keputusan Pembelian)
Hasil pengujian hipotesis 4 mengenai pengaruh motivasi terhadap keputusan
pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,141 dan nilai t hitung sebesar 2,188.
Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu
2,188>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,031 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis 4 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel harga
mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
5. Uji hipotesis 5 (Lokasi terhadap Keputusan Pembelian)
Hasil pengujian hipotesis 5 mengenai pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian
diperoleh koefisien regresi arah negatif -0,005 dan nilai t hitung sebesar -0,112. Dimana nilai
t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih kecil daripada t tabel, yaitu -0,112>t tabel.
Dengan signifikansi sebesar 0,911 > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 5 dalam
penelitian ini ditolak, yang artinya secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Koefisien Determinasi (R2)
Pada tabel 4.18 ditunjukkan nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,823 yang
artinya 82,3% variasi dari keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independen yaitu kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi sedangkan
sisanya 17,7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dapat dijelaskan pembahasan sebagai berikut:
Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin baik kualitas produk maka akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Jawaban responden terhadap variabel kualitas produk (X1) dengan nilai rata-rata total
sebesar 3,83 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator kemampuan produk
untuk melakukan fungsinya menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,95 berada dalam
kategori baik, dilanjutkan dengan indikator kenyamanan sebesar 3,88 berada dalam kategori
baik, dan indikator keawetan sebesar 3,78 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator
kualitas bahan baku menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,69 tetapi masih berada
dalam kategori baik.
Hasil penelitian kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok
Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita Ghanimata dan
Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu
Hidayat, dan Sari Listyorini (2015) juga Yudhi Soewito (2013), Agnes Ligia Pratisitia
Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014).
Hubungan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin menarik desain produk maka akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Jawaban responden terhadap variabel desain produk (X2) dengan nilai rata-rata total
sebesar 3,81 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator fitur menunjukkan nilai
rata-rata tertinggi sebesar 3,92 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator
bentuk sebesar 3,80 berada dalam kategori baik, dan indikator model terbaru sebesar 3,77
berada dalam kategori baik, sedangkan indikator sesuai dengan keinginan konsumen
menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,76 tetapi masih berada dalam kategori baik.
Hasil penelitian desain produk terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal
Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Raden Rara Ayu Widaningsih,
Handoyo Djoko W, dan Sari Listyorini (2014) juga Yudhi Soewito (2013).
Hubungan Harga terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian artinya, semakin kompetitif harga maka akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen.
Jawaban responden terhadap variabel harga (X3) dengan nilai rata-rata total sebesar
3,82 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator kesesuaian harga dengan
kualitas produk menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,86 berada dalam kategori baik,
dilanjutkan dengan indikator terjangkau atau tidaknya harga sebesar 3,84 berada dalam
kategori baik, dan indikator persaingan harga sebesar 3,83 berada dalam kategori baik,
sedangkan indikator potongan harga menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,75 tetapi
masih berada dalam kategori baik.
Hasil penelitian harga terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra
Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita Ghanimata dan Mustafa
Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan
Sari Listyorini (2015) juga Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje
Sepang (2014) juga Christina Sagala, Mila Destriani, dan Ulffa Karina Putri (2014).
Hubungan Motivasi terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian artinya, semakin tinggi motivasi maka akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen.
Jawaban responden terhadap variabel motivasi (X4) dengan nilai rata-rata total sebesar
sebesar 3,80 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator prestise menunjukkan
nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,89 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator
menunjang kegiatan sebesar 3,80 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator menunjang
penampilan menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,72 tetapi masih berada dalam
kategori baik.
Hasil penelitian motivasi terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal
Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Merna M. M. Tompunu (2014)
dan Gricha Joseph (2013).
Hubungan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Jawaban responden terhadap variabel lokasi (X5) dengan nilai rata-rata total sebesar
sebesar 3,80 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator lokasi strategis
menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,88 berada dalam kategori baik, dilanjutkan
dengan indikator tersedia lahan parkir sebesar 3,85 berada dalam kategori baik, dan indikator
kedekatan lokasi dengan pusat keramaian sebesar 3,78 berada dalam kategori baik, sedangkan
indikator tersedia transportasi publik menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,69 tetapi
masih berada dalam kategori baik.
Hasil penelitian lokasi terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra
Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agnes Ligia Pratisitia Walukow,
Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014).
SIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada
Planet Reebok Mal Ciputra Semarang.
2. Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada
Planet Reebok Mal Ciputra Semarang.
3. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet
Reebok Mal Ciputra Semarang.
4. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet
Reebok Mal Ciputra Semarang.
5. Lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra
Semarang.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan terdapat beberapa saran sebagai evaluasi Planet
Reebok Mal Ciputra Semarang yaitu:
1. Kualitas produk memiliki koefisien regresi paling besar dan berpengaruh kuat terhadap
keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel kualitas produk diketahui bahwa jawaban
responden terhadap indikator kualitas produk dengan pernyataan “Sepatu Reebok
berfungsi dengan baik saat dipakai” menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya
harus dipertahankan dengan cara Reebok harus memberikan beberapa alternatif pilihan
bahan kulit berkualitas yang lebih banyak agar kualitas produk semakin tinggi yang pada
akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian.
2. Desain produk menjadi variabel paling besar ketiga yang memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel desain produk diketahui bahwa jawaban
responden terhadap indikator desain produk dengan pernyataan “Sepatu Reebok memiliki
fitur yang modern” menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya harus dipertahankan
dengan cara memberikan lebih banyak pilihan desain terbaru yang disesuaikan dengan
keinginan konsumen dan desain yang berbeda dengan merek sepatu lainnya agar desain
produk semakin menarik yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian.
3. Harga menjadi variabel paling besar kedua yang memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Dari deskripsi variabel harga diketahui bahwa jawaban responden terhadap
indikator harga dengan pernyataan “Harga sepatu Reebok sesuai dengan kualitas”
menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya harus dipertahankan dengan cara
mengadakan lebih banyak potongan harga pada waktu-waktu tertentu dan memberikan
harga yang terjangkau namun tetap bersaing dengan merek sepatu lainnya agar harga
semakin kompetitif yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian.
4. Motivasi menjadi variabel paling besar keempat yang memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel motivasi diketahui bahwa jawaban
responden terhadap indikator motivasi dengan pernyataan “Sepatu Reebok dapat
menunjang penampilan” menunjukkan nilai rata-rata terendah. Hendaknya harus
ditingkatkan dengan cara memperbaiki model sepatu menjadi lebih unik dan menarik
agar motivasi semakin tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan
pembelian.
5. Lokasi menjadi variabel yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hendaknya Reebok tidak harus menempatkan lokasinya di tempat sewa yang harganya
mahal, karena konsumen akan tetap membeli produk Reebok walaupun lokasinya jauh
dan tidak strategis.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmmesta, B. S. (2008). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Edisi pertama.
Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFF.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gerry, L. (2014). "10 Merek Olahraga Terbaik di Dunia". http://sport.10terbaik.com/2015/03/10merek-olahraga-terbaik-di-dunia.html.
Ghanimata, F. d. (2012). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang).
Dipnegoro Journal of Management. Vol 1. No 2.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan keempat.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Joseph, G. (2013). Motivasi, Persepsi, Kualitas Layanan, dan Promosi Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen
Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 1 No. 4, 2253-2262.
Kotler, P. (2008). Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, P. d. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas. Jilid 1. Erlangga.
Kotler, P. d. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.
Larasrini, M. A. (2015). Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Toyota Kijang Inova di Kota Semarang (Studi kasus pada
pengguna Toyota Kijang Innova di Kota Semarang). Diponegoro Journal Of Social And
Political Of Science.
Lupiyoadi, R. d. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Mowen, J. d. (2002). Perilaku Konsumen. The Millnennium Edition 1: Pretince Hall International.
Sagala, C. M. (2014). Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision
toward Fast Food sector: A survey on University Students in Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) Indonesia. International Journal of Scientific and
Research Publications. Vol. 4. Issues 1.
Schiffman, L. G. (2010). Customer Behavior. Edisi 10. Prentice Hall: Pearson.
Secawardaya, T. (2015). "Lebih Dari Sekedar Sehat". http://markaround.net/2015/03/31/lebih-darisekedar-sehat/.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perhitungan Manual SPSS. Edisi
Pertama. Cetakan ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soewito, Y. (2013). Kualitas Produk, Merek, dan Desain Pengaruhhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi
(EMBA), 218-229.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Cetakan keempat. Bandung:
Alfabeta.
Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasinya pada Strategi Pemasaran.
Edisi pertama. Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tompunu, M. M. (2014). Analisis Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, dan Sikap Konsumen
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di KFC Bahu Mall Manado. Jurnal
Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 2 No. 3, 610-621.
Walukow, A. L. (2014). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, promosi, dan Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen di Bentenan Center Sonder Minahasa. Jurnal Ekonomi
Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 2 No. 3, 1737-1749.
Weenas, J. R. (2013). Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta pada PT Massindo Sinar
Pratama Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol.1 No.4,
607-618.
Widaningsih, R. R. (2014). Pengaruh Promosi, Desain Produk, dan Kesadaran Merek Terhadap
Keputusan Konsumen Untuk Membeli Mobil Toyota Yaris (Studi kasus pada PT
Nasmoco Pemuda Semarang). Diponegoro Journal Of Social and Political, 1-10.
Widiyanto, I. (2008). Pointers Metodologi Penelitian. Semarang: CV Dikalia.
Download