Analisis Keputusan Pembelian melalui Kualitas Produk, Desain Produk, Harga, Motivasi dan Lokasi di Planet Reebok Mal Ciputra Semarang ERIKA YOLA NOVIANA Program Studi Manajemen – S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL : http://dinus.ac.id/ Email : [email protected] ABSTRACT Customer's need of sport should be supported by good sports products to increase the performance. One of the ancillary products is the sports shoes and sports clothes. The population in this study are all the consumers who bought Reebok shoes at Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. With the samples as many as 100 people. Method of data collection was conducted using a questionnaire. Technique of data analysis in this study using multiple regression analysis. The results of the analysis show that: product quality, product design, pricing and motivation a positive and significant effect on the purchasing decision. Keywords: Product Quality; Product Design; Pricing; Motivation; Purchase Decisions ABSTRAK Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, harus didukung dengan memakai suatu produk olahraga yang nyaman dan baik supaya penampilan bertambah baik. Salah satu produk penunjang olahraga adalah sepatu dan pakaian olahraga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah membeli sepatu Reebok di Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. Dengan sampel sebanyak 100 orang. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa: Kualitas produk, desain produk, harga dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kata Kunci: Kualitas Produk; Desain Produk; Harga; Motivasi; Keputusan Pembelian PENDAHULUAN Dewasa ini olahraga mulai menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Olahraga merupakan setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisi perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri, UNESCO. Olahraga yang pada mulanya hanya berfungsi sebagai kegiatan untuk menjaga kesehatan tubuh, perlahan bertransformasi menjadi sebuah gaya hidup modern (Secawardaya, 2015). Kebutuhan pun semakin meningkat untuk membeli sepatu lari dari berbagai merek, pakaian olahraga dengan teknologi terkini, hingga aksesorisaksesoris penunjang kegiatan lari lainnya seperti aplikasi pada smartphone, headset, armband atau headband hingga smartwatch (Secawardaya, 2015). Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, harus dilengkapi dengan produk olahraga yang baik dan tepat nyaman dan baik supaya penampilan bertambah baik. Salah satu produk penunjang olahraga adalah sepatu dan pakaian olahraga. Menurut Kotler (2013), produk dibagi menjadi beberapa kelas produk, yaitu kelas konsumsi dan bisnis. Sepatu dan pakaian olahraga merupakan barang konsumsi yang bisa dipakai dalam waktu yang lama dan kualitasnya selalu dibandingkan berdasarkan harga, kualitas, dan desain saat proses pemilihan dan pembelian. Terdapat beberapa merek olahraga terkenal di dunia yang terus bersaing merebut konsumen. Tercatat merek seperti Puma, Adidas, Reebok, Nike, Fila, Converse, Asics, Umbro, K Swiss, dan New Balance masih tetap bersaing di dunia. Dan dengan bermunculannya merek-merek produk olahraga akan membuat persaingan produk menjadi sangat kompetitif, dan konsumen pun akan semakin selektif pada saat akan mengambil keputusan pembelian terhadap suatu produk dengan melihat pada segi harga, desain produk, kualitas produk, dan banyak pilihan dalam memilih produk yang diinginkan (Gerry, 2014). Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Reebok adalah produk yang unik. Keunikan tersebut merupakan keunggulan dari produk Reebok jika dibanding dengan merek yang lainnya. Sepatu Reebok dibuat sangat nyaman untuk dipakai jogging. Reebok memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan pesaing terbesarnya Nike dan Adidas. Namun, kualitas yang ditawarkan Reebok tetap bersaing. Fitur teknologi yang ada di sepatu Reebok pun selalu berkembang dari waktu ke waktu. Reebok menyediakan lebih banyak variasi pilihan model sepatu baik untuk laki-laki atau perempuan dibandingkan Nike yang model sepatunya lebih banyak untuk laki-laki. Reebok mematok target pasar para remaja yang dinamis, menyukai hal baru, dan berstandar tinggi. Gaya hidup remaja yang ingin mengikuti mode memicu Reebok untuk mengatur tren yang dapat menarik minat para remaja sehingga membuat merek Reebok semakin unggul. Dapat dilihat pada tabel 1.2 tahun 2013 Reebok menduduki tempat ketiga dari semua merek yang ada di top brand index dan pada posisi top brand index 7,6%. Di tahun 2014, tingkat top brand index Reebok menurun menjadi 4,1%. Dan dengan segala keunggulan yang dimiliki Reebok, pada tahun 2015 Reebok berhasil naik ke posisi ketiga top brand index dan pada tingkat top brand index sebesar 6,3% dibawah pesaing terbesarnya Nike dan Adidas yang ada diposisi pertama dan kedua. Banyaknya merek perlengkapan olahraga yang beredar di pasaran membuat persaingan yang semakin ketat dalam industri perlengkapan olahraga. Selain itu, produsen harus memperhatikan kualitas produknya menurut Jackson R.S Weenas (2013), konsumen akan melakukan pembelian suatu produk apabila telah memiliki pembandingan kualitas produk yang sesuai keinginan dan kebutuhan. Menurut Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013) membuktikan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pengetahuan yang didapat pelanggan dalam memakai barang atau jasa akan menciptakan penilaian konsumen, apabila produk dan jasa dianggap memuaskan konsumen maka konsumen akan melakukan pembelian ulang sehingga dapat menumbuhkan loyalitas konsumen. Konsumen memiliki banyak faktor yang dipertimbangkan sebelum membeli suatu barang, termasuk faktor keindahan, kenyamanan, prestise, dan lain sebagainya. Aspek desain produk menjadi salah satu daya pikat pada produk karena menjadi ciri khas pada merek sebuah produk, begitu juga produk Reebok. Reebok memiliki banyak pilihan desain sepatu, jaket, pakaian, dan tas. Selain itu produk Reebok selalu didominasi dengan warna yang cerah. Pada akhirnya ciri khas produk tersebut dapat membedakan dengan produk lainnya. Menurut penelitian Raden Rara Ayu Widaningsih, Handoyo Djoko W dan Sari Listyorini (2014) menunjukkan bahwa desain produk yang semakin menarik akan mempengaruhi tingginya keputusan pembelian. Harga yang ditawarkan Reebok lebih rendah dibandingkan kompetitor dekatnya. Menurut Jackson R.S Weenas (2013), harga yang ditetapkan saat proses pembelian dapat membantu konsumen untuk menentukan pembelian poduk. Sebelum menentukan pembelian konsumen akan lebih dulu membandingkan harga produk dengan perusahaan lain. Dan apabila konsumen merasa kesesuaian harga dengan kualitas produk yang diinginkan maka akan terjadi keputusan pembelian. Menurut Suryani (2013) motivasi adalah disaat konsumen memiliki keinginan terhadap sesuatu dan ingin untuk membeli. Dan memicu keinginan untuk membeli produk. Penelitian yang dilakukan Gricha Joseph (2013) dan Merna M. M. Tompunu (2014) membuktikan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Reebok berlokasi di Mal Ciputra Semarang, lokasinya yang sangat strategis dan mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia disekitar Mal Ciputra Semarang akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian. Lokasi yang semakin baik dan memadai, semakin tinggi keputusan pembelian yang didapatkan. Menurut Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013) membuktikan lokasi memiliki pengaruh yang terhadap keputusan pembelian. Namun penelitian dari Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) mengungkapkan bahwa lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi terhadap keputusan pembelian. Produk Planet Reebok yang dapat menjadi salah satu pembentukan nilai kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi dalam melakukan suatu keputusan pembelian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti membuat judul “ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, HARGA, MOTIVASI DAN LOKASI DI PLANET REEBOK MAL CIPUTRA SEMARANG”. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pemasaran Pemasaran memiliki nilai yang penting dalam suatu usaha, karena pemasaran adalah kegiatan perusahaan untuk mengembangkan usahanya, dan mendapatkan keuntungan. Pemasaran bertujuan memenuhi kepentingan dan keperluan pelanggan lewat suatu prosedur perputaran. Sehingga perusahaan dituntut untuk memperhatikan dan mengembangkan sistem pemasarannya. Pemasaran sering diidentikkan dengan penjualan karena sebagian besar perusahaan berorientasi untuk mengkonversi semua yang mereka produksi menjadi uang. Perusahaan harus dapat bertahan dan memperoleh keuntungan dari produk yang dihasilkan, baik barang atau jasa, karena dasar didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan. Namun pemasaran bukan hanya tentang penjualan yang berfokus pada keuntungan saja, karena pemasaran lebih menitikberatkan kepada kebutuhan konsumen. Kotler dan Amstrong (2012) pemasaran tidak hanya berorientasi kepada penjualan dan iklan, tetapi lebih menitikberatkan kepada pemuasan kebutuhan pelanggan melalui penciptaan dan penyampaian nilai dengan menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggan sehingga akan dapat diperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya. Definisi Perilaku Konsumen Kegiatan mempelajari suatu kondisi dan kebiasaan seseorang dalam membeli suatu produk dengan merek terntu itulah yang disebut perilaku konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku. Menurut Kotler dan Keller (2008) perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan suatu organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan, dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengetahuan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) perilaku konsumen memperlihatkan bagaimana cara seseorang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia bagi mereka dalam membeli barang yang berkaitan dengan konsumsi. Keputusan Pembelian Tindakan yang dilakukan konsumen ketika muncul suatu dorongan atau motif untuk memenuhi kebutuhan itulah yang disebut keputusan pembelian. Dengan mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen diharapkan perusahaan mewujudkan produk sesuai dengan ekspektasi konsumen sehingga konsumen tergerak membeli. Proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009) melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Kualitas Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it include the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Ketika suatu perusahaan ingin tetap mempertahankan keputusan konsumen dalam rangka peningkatan volume penjualan, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk atau barang dengan kualitas yang baik. Apabila kualitas barang tersebut menjadi turun maka dapat membuat konsumen merasa kecewa juga mengakibatkan pelanggan berpaling ke produk lain. Kualitas produk digunakan untuk menempati kedudukan produk. Kualitas menerangkan kedudukan diri dari suatu brand dalam menampilkan fungsinya. Kualitas produk dapat dilihat dari waktu tahan lamanya suatu produk dan tahan lamanya produk saat digunakan dan pemeliharaan. Produk disediakan dalam empat tingkat kualitas yaitu kualitas rendah, kualitas rata-rata (kualitas sedang), kualitas baik (tinggi), dan kualitas sangat baik. Kualitas tinggi akan diikuti dengan tingkat harga yang relatif tinggi kepada konsumen oleh perusahaan. Sedangkan produk kualitas rendah akan diikuti dengan harga yang relatif rendah juga. Desain Produk Desain produk menjadi perhatian serius dalam mengembangkan suatu produk baru, karena sasaran konsumen yang sangat banyak. Dan permintaan konsumen agar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler (2005) desain produk merupakan keseluruhan fitur yang mempengaruhi penampilan serta kegunaan produk yang diperlihatkan dari kebutuhan pelanggan. Oleh perusahaan produk didesain baik agar mudah dalam proses produksi. Namun, untuk pelanggan produk yang mempunyai desain baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang. Harga Menurut Kurniawan (2014) harga merupakan nilai tukar yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang mempunyai nilai guna beserta pelayanannya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) yang diterjemahkan oleh Sabran, harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Dapat disimpulkan harga merupakan nilai atas suatu produk atau jasa yang harus dibayarkan pelanggan atas pembelian atau penggunaannya, dan merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang membawa keuntungan kepada perusahaan. Motivasi Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) motivasi adalah “The driving force within individuals that impels them to action”. Artinya: Kekuatan pendorong dalam individu yang mendorong mereka untuk bertindak. Sedangkan Dharmmesta dan Handoko (2008) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Lokasi Menurut Kotler (2008) salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik dan sebagainya. Lokasi merupakan tempat yang digunakan oleh suatu jenis usaha untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan digunakan oleh suatu jenis usaha untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Lupiyoadi (2009) lokasi berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting, perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis, selanjutnya pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus berkualitas, lalu pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik. Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual (Pemikiran) Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Yudhi Soewito (2013), Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut: H1: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Pengaruh Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Menurut penelitian Raden Rara Ayu Widaningsih, Handoyo Djoko W, dan Sari Listyorini (2014) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara desain produk terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Yudhi Soewito (2013) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara desain produk dengan keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut: H2: Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) juga Christina Sagala, Mila Destriani, dan Ulffa Karina Putri (2014) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut: H3: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Menurut penelitian Merna M. M. Tompunu (2014) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian terdahulu dari Gricha Joseph (2013) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan keputusan pembelian.Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut: H4: Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 5. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Menurut penelitian Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut: H5: Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka atau konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya (Siregar, 2013). Populasi Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh konsumen yang pernah membeli sepatu Reebok di Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi. Teknik sampel yang dipakai adalah non probability sampling yaitu purposive sampling, karena ada pertimbangan kriteria yaitu konsumen minimal berusia 17 tahun yang pernah membeli sepatu di Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. Dalam menentukkan jumlah sampel digunakan rumus (Widiyanto, 2008): Dimana: : Jumlah sampel : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%. Pada penentuan ini pada α = 0,5 adalah 1,98. : Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoreransi, ditentukan sebesar 10%. Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan. 2. Data Sekunder, merupakan data bukan dari informasi perusahaan melainkan dari sumber lain, yaitu dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data primer berupa tanggapan konsumen tentang kualitas produk, desain produk, harga, motivasi dan lokasi terhadap keputusan pembelian kepada 100 responden yang kemudian hasil tersebut dianalisis. Metode Pengumpulan Data Kuesioner Data diperoleh melalui pengisian kuesioner kepada responden mengenai kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, lokasi dan keputusan pembelian produk Reebok. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji Validitas Tabel 4.11 memperlihatkan semua indikator dikatakan valid karena memiliki koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel = 0,165. Uji Reliabilitas Tabel 4.12 memperlihatkan semua vaiabel memiliki Cronbach Alpha diatas 0,60 maka dikatakan reliabel. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas GAMBAR 4.1 HASIL PENGUJIAN NORMALITAS DATA Gambar 4.1 menyatakan titik-titik nilai residual menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arahnya, sehingga dapat dikatakan data normal. Dari hasil uji normalitas menunjukkan besarnya Kolmogorov Smirnov sebesar 0,415 dan nilai asymp. Sig 0,995 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan data yang digunakan sudah berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan seluruh nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 yang berarti variabel-variabel penelitian tidak terdapat gejala multikolinieritas. Artinya bahwa tidak ditemukan korelasi yang kuat antar variabel independen. Uji Heteroskedastisitas GAMBAR 4.2 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan Scatter plot pada model memperlihatkan tidak terdapat pola yang jelas (menyebar) diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dimana memperlihatkan tidak memiliki gejala heteroskedatisitas. Artinya varian residual kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi terdapat kesamaan dengan pengamatan yang lain dan layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian. Hasil uji glejser menunjukkan semua nilai sig. > 0,05. Artinya tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dibuat persamaan regresi liniear yang mencerminkan hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 0,256 + 0,316X1 + 0,181X2 + 0,311X3 + 0,141X4 – 0,005X5 a. Konstan sebesar 0,256 berarti apabila variabel kualitas produk (X1), desain produk (X2), harga (X3), motivasi (X4), dan lokasi (X5) konstan maka keputusan pembelian (Y) adalah positif. b. Koefisien regresi untuk variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,316 bernilai positif, artinya semakin tinggi kualitas produk (X1) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y). c. Koefisien regresi untuk variabel desain produk (X2) sebesar 0,181 bernilai positif, artinya semakin tinggi desain produk (X2) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y). d. Koefisien regresi untuk variabel harga (X3) sebesar 0,311 bernilai positif, artinya semakin tinggi desain harga (X3) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y). e. Koefisien regresi untuk variabel motivasi (X4) sebesar 0,141 bernilai positif, artinya semakin tinggi motivasi (X4) maka semakin meningkat keputusan pembelian (Y). f. Koefisien regresi untuk variabel lokasi (X5) sebesar -0,005 bernilai negatif, artinya semakin tinggi lokasi (X5) maka semakin menurun keputusan pembelian (Y). Uji Hipotesis Penelitian Uji F (Uji Fit Model) Dari hasil uji F diketahui nilai F 93,000 dengan signifikansi 0,000b. Diperoleh nilai sig. < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa variabel kualitas produk (X1), desain produk (X2), harga (X3), motivasi (X4) dan lokasi (X5) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Uji t (Uji Parsial) Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen ada masing-masing koefisien regresi secara parsial digunakan uji t (Ghozali, 2009). Pengujian uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. H0 : 0, artinya tidak ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Ha : 0, artinya ada pengaruh positif dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi ( ) =0,05 ditentukan sebagai berikut: Mencari nilai kritis: df = n (jumlah sampel) – k (jumlah variabel independen) – 1 df = 100 - 5 – 1 = 94, diketahui nilai t tabel sebesar 1,6612 Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 1. Uji hipotesis 1 (Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian) Hasil pengujian hipotesis 1 mengenai pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,316 dan nilai t hitung sebesar 3,732. Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 3,732>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Uji hipotesis 2 (Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian) Hasil pengujian hipotesis 2 mengenai pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,181 dan nilai t hitung sebesar 2,403. Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 2,403>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,018 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 2 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel desain produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Uji hipotesis 3 (Harga terhadap Keputusan Pembelian) Hasil pengujian hipotesis 3 mengenai pengaruh harga terhadap keputusan pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,311 dan nilai t hitung sebesar 3,442. Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 3,442>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 3 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel harga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Uji hipotesis 4 (Motivasi terhadap Keputusan Pembelian) Hasil pengujian hipotesis 4 mengenai pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian diperoleh koefisien regresi arah positif 0,141 dan nilai t hitung sebesar 2,188. Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu 2,188>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,031 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 4 dalam penelitian ini diterima, yang artinya secara parsial variabel harga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 5. Uji hipotesis 5 (Lokasi terhadap Keputusan Pembelian) Hasil pengujian hipotesis 5 mengenai pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian diperoleh koefisien regresi arah negatif -0,005 dan nilai t hitung sebesar -0,112. Dimana nilai t tabel sebesar 1,6612. Sehingga t hitung lebih kecil daripada t tabel, yaitu -0,112>t tabel. Dengan signifikansi sebesar 0,911 > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 5 dalam penelitian ini ditolak, yang artinya secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Koefisien Determinasi (R2) Pada tabel 4.18 ditunjukkan nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,823 yang artinya 82,3% variasi dari keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu kualitas produk, desain produk, harga, motivasi, dan lokasi sedangkan sisanya 17,7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dapat dijelaskan pembahasan sebagai berikut: Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin baik kualitas produk maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Jawaban responden terhadap variabel kualitas produk (X1) dengan nilai rata-rata total sebesar 3,83 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator kemampuan produk untuk melakukan fungsinya menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,95 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator kenyamanan sebesar 3,88 berada dalam kategori baik, dan indikator keawetan sebesar 3,78 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator kualitas bahan baku menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,69 tetapi masih berada dalam kategori baik. Hasil penelitian kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015) juga Yudhi Soewito (2013), Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014). Hubungan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin menarik desain produk maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Jawaban responden terhadap variabel desain produk (X2) dengan nilai rata-rata total sebesar 3,81 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator fitur menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,92 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator bentuk sebesar 3,80 berada dalam kategori baik, dan indikator model terbaru sebesar 3,77 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator sesuai dengan keinginan konsumen menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,76 tetapi masih berada dalam kategori baik. Hasil penelitian desain produk terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Raden Rara Ayu Widaningsih, Handoyo Djoko W, dan Sari Listyorini (2014) juga Yudhi Soewito (2013). Hubungan Harga terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin kompetitif harga maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Jawaban responden terhadap variabel harga (X3) dengan nilai rata-rata total sebesar 3,82 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator kesesuaian harga dengan kualitas produk menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,86 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator terjangkau atau tidaknya harga sebesar 3,84 berada dalam kategori baik, dan indikator persaingan harga sebesar 3,83 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator potongan harga menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,75 tetapi masih berada dalam kategori baik. Hasil penelitian harga terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal (2013), Jackson R.S. Weenas (2013), Mreta Azizah Larasrini, Wahyu Hidayat, dan Sari Listyorini (2015) juga Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014) juga Christina Sagala, Mila Destriani, dan Ulffa Karina Putri (2014). Hubungan Motivasi terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian artinya, semakin tinggi motivasi maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Jawaban responden terhadap variabel motivasi (X4) dengan nilai rata-rata total sebesar sebesar 3,80 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator prestise menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,89 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator menunjang kegiatan sebesar 3,80 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator menunjang penampilan menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,72 tetapi masih berada dalam kategori baik. Hasil penelitian motivasi terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Merna M. M. Tompunu (2014) dan Gricha Joseph (2013). Hubungan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Jawaban responden terhadap variabel lokasi (X5) dengan nilai rata-rata total sebesar sebesar 3,80 berada dalam kategori tinggi (3,41-4,20). Pada indikator lokasi strategis menunjukkan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,88 berada dalam kategori baik, dilanjutkan dengan indikator tersedia lahan parkir sebesar 3,85 berada dalam kategori baik, dan indikator kedekatan lokasi dengan pusat keramaian sebesar 3,78 berada dalam kategori baik, sedangkan indikator tersedia transportasi publik menunjukkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,69 tetapi masih berada dalam kategori baik. Hasil penelitian lokasi terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan Jantje Sepang (2014). SIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. 2. Desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. 3. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. 4. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. 5. Lokasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Planet Reebok Mal Ciputra Semarang. Saran Berdasarkan hasil pembahasan terdapat beberapa saran sebagai evaluasi Planet Reebok Mal Ciputra Semarang yaitu: 1. Kualitas produk memiliki koefisien regresi paling besar dan berpengaruh kuat terhadap keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel kualitas produk diketahui bahwa jawaban responden terhadap indikator kualitas produk dengan pernyataan “Sepatu Reebok berfungsi dengan baik saat dipakai” menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya harus dipertahankan dengan cara Reebok harus memberikan beberapa alternatif pilihan bahan kulit berkualitas yang lebih banyak agar kualitas produk semakin tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian. 2. Desain produk menjadi variabel paling besar ketiga yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel desain produk diketahui bahwa jawaban responden terhadap indikator desain produk dengan pernyataan “Sepatu Reebok memiliki fitur yang modern” menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya harus dipertahankan dengan cara memberikan lebih banyak pilihan desain terbaru yang disesuaikan dengan keinginan konsumen dan desain yang berbeda dengan merek sepatu lainnya agar desain produk semakin menarik yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian. 3. Harga menjadi variabel paling besar kedua yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel harga diketahui bahwa jawaban responden terhadap indikator harga dengan pernyataan “Harga sepatu Reebok sesuai dengan kualitas” menunjukkan nilai rata-rata tertinggi. Hendaknya harus dipertahankan dengan cara mengadakan lebih banyak potongan harga pada waktu-waktu tertentu dan memberikan harga yang terjangkau namun tetap bersaing dengan merek sepatu lainnya agar harga semakin kompetitif yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian. 4. Motivasi menjadi variabel paling besar keempat yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari deskripsi variabel motivasi diketahui bahwa jawaban responden terhadap indikator motivasi dengan pernyataan “Sepatu Reebok dapat menunjang penampilan” menunjukkan nilai rata-rata terendah. Hendaknya harus ditingkatkan dengan cara memperbaiki model sepatu menjadi lebih unik dan menarik agar motivasi semakin tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan pembelian. 5. Lokasi menjadi variabel yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hendaknya Reebok tidak harus menempatkan lokasinya di tempat sewa yang harganya mahal, karena konsumen akan tetap membeli produk Reebok walaupun lokasinya jauh dan tidak strategis. DAFTAR PUSTAKA Dharmmesta, B. S. (2008). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Edisi pertama. Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFF. Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gerry, L. (2014). "10 Merek Olahraga Terbaik di Dunia". http://sport.10terbaik.com/2015/03/10merek-olahraga-terbaik-di-dunia.html. Ghanimata, F. d. (2012). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang). Dipnegoro Journal of Management. Vol 1. No 2. Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan keempat. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Joseph, G. (2013). Motivasi, Persepsi, Kualitas Layanan, dan Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 1 No. 4, 2253-2262. Kotler, P. (2008). Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, P. d. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas. Jilid 1. Erlangga. Kotler, P. d. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. Larasrini, M. A. (2015). Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Toyota Kijang Inova di Kota Semarang (Studi kasus pada pengguna Toyota Kijang Innova di Kota Semarang). Diponegoro Journal Of Social And Political Of Science. Lupiyoadi, R. d. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Mowen, J. d. (2002). Perilaku Konsumen. The Millnennium Edition 1: Pretince Hall International. Sagala, C. M. (2014). Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision toward Fast Food sector: A survey on University Students in Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) Indonesia. International Journal of Scientific and Research Publications. Vol. 4. Issues 1. Schiffman, L. G. (2010). Customer Behavior. Edisi 10. Prentice Hall: Pearson. Secawardaya, T. (2015). "Lebih Dari Sekedar Sehat". http://markaround.net/2015/03/31/lebih-darisekedar-sehat/. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perhitungan Manual SPSS. Edisi Pertama. Cetakan ke 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soewito, Y. (2013). Kualitas Produk, Merek, dan Desain Pengaruhhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA), 218-229. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Cetakan keempat. Bandung: Alfabeta. Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasinya pada Strategi Pemasaran. Edisi pertama. Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tompunu, M. M. (2014). Analisis Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, dan Sikap Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di KFC Bahu Mall Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 2 No. 3, 610-621. Walukow, A. L. (2014). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, promosi, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Bentenan Center Sonder Minahasa. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol. 2 No. 3, 1737-1749. Weenas, J. R. (2013). Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta pada PT Massindo Sinar Pratama Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (EMBA) Vol.1 No.4, 607-618. Widaningsih, R. R. (2014). Pengaruh Promosi, Desain Produk, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Membeli Mobil Toyota Yaris (Studi kasus pada PT Nasmoco Pemuda Semarang). Diponegoro Journal Of Social and Political, 1-10. Widiyanto, I. (2008). Pointers Metodologi Penelitian. Semarang: CV Dikalia.