III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Menurut

advertisement
III.
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2005:129) pengumpulan data dilakukan dengan berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh
dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus.
Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:
1.
Sumber data primer, yaitu pelaku yang terlibat langsung dengan objek
penelitian.
2.
Sumber data sekunder, yaitu pelaku yang tidak langsung berhubungan
dengan objek penelitian, tetapi bersifat membantu dan memberikan
informasi bagi penelitian. Data sekunder dari pihak lain yang berasal
dari buku-buku, majalah, literatur, artikel, internet, dan tulisan-tulisan
ilmiah.
Penelitian ini menggunakan data tabel SNSE dan data sekunder dari beberapa
instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Jakarta, Kementrian
Perhubungan khususnya Perkeretaapian bagian perencanaan, data-data dari internet,
perpustakaan perhubungan Jakarta, dan literatur lain yang terkait dengan
permasalahan ini. Data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah Tabel SNSE
28
2008 dengan mendisagregasi sektor perhubungan sehingga memungkinkan sektor
perhubungan kereta api ini dapat dianalisis. Penulis juga mendisagregasi sektor
perhubungan menjadi angkutan darat dan kereta api.
3.2. Metode Analisis
3.2.1. Sistem Neraca Social Ekonomi (SNSE) Indonesia 2008
Social Accounting Matrix (SAM) atau Sistem Neraca Sosial Ekonomi
(SNSE) adalah suatu sistem data yang memuat data-data sosial dan ekonomi dalam
sebuah perekonomian (Thorbecke, 1988). SAM adalah salah satu sistem pendataan
dan juga alat analisis penting yang dikembangkan untuk memantau dan menganalisa
berbagai hal, diantaranya: untuk mengamati apakah sebuah kebijakan ekonomi dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuat distribusi pendapatan semakin
merata di suatu negara. SNSE adalah sebuah neraca ekonomi masukan ganda
tradisional berbentuk matriks partisi yang mencatat segala transaksi ekonomi antar
agen, terutama sekali antar sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor di
dalam blok institusi (termasuk di dalamnya rumahtangga), dan sektor-sektor di dalam
blok faktor produksi, di suatu perekonomian (Pyatt dan Round, 1979; Hartono dan
Resosudarmo, 1998).
Selain itu SNSE merupakan suatu sistem pendataan yang baik karena: (1)
SNSE merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi yang terjadi di suatu
perekonomian untuk sebuah kurun waktu tertentu, dengan demikian SNSE dapat
dengan mudah memberikan gambaran umum mengenai perekonomian suatu wilayah;
29
dan (2) SNSE memotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomian, dengan
demikian SNSE diantaranya dapat memberikan gambaran tentang kemiskinan dan
distribusi pendapatan di perekonomian tersebut.
SNSE juga merupakan suatu sistem kerangka data yang disajikan dalam
bentuk matriks, yang memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi dan sosial
masyarakat dan keterkaitan antara keduanya secara komprehensif, konsisten dan
terintegrasi. Sebagai suatu sistem kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi,
SNSE mencakup berbagai data ekonomi dan social secara konsisten karena menjamin
keseimbangan transaksi dalam setiap neraca yang terdapat didalamnya. SNSE juga
bersifat modular karena dapat menghubungkan berbagai variabel ekonomi dan social
di dalamnya, sehingga keterkaitan antar variabel-variabel tersebut dapat diperlihatkan
dan diperjelas. SNSE yang merupakan alat analisis penting, karena: (1) analisa
dengan menggunakan SNSE dapat menunjukkan dengan baik dampak dari suatu
kebijakan ekonomi terhadap pendapatan masyarakat, dengan demikian dengan Social
Accounting Matrix (SAM) dapat diketahui dampak dari suatu kebijakan ekonomi
terhadap masalah kemiskinan dan distribusi pendapatan; dan (2) analisa dengan
SNSE relatif sederhana, maka penerapannya dapat dilakukan dengan mudah
diberbagai negara.
3.2.2. Tabel SNSE Indonesia 2008
Tabel SNSE 2008 terdiri atas empat neraca utama yaitu neraca faktor
produksi, neraca institusi, aktivitas/sektor produksi, dan neraca eksogen. Neraca
faktor produksi terdiri atas 17 neraca, neraca institusi terdiri atas 10 neraca, yaitu 8
neraca rumahtangga, 1 neraca perusahaan, dan 1 neraca pemerintah. Neraca aktivitas
30
atau sektor produksi terdiri atas 24 neraca, juga terdiri dari 1 neraca margin
perdagangan, 1 neraca margin pengangkutan, dan 24 neraca komoditas domestik.
Neraca eksogen sendiri terdiri dari 24 neraca komoditi impor, neraca kapital, pajak
tidak langsung, subsidi, dan luar negeri. Total neraca keseluruhan adalah 105 neraca.
Langkah Konstruksi dan Disagregasi Tabel SNSE Indonesia 2008 adalah:
Pengolahan data dilakukan dengan cara agregasi dan disagregasi Tabel SNSE
Indonesia 2008 hingga menyerupai kerangka dasar Social Accounting Matrix dengan
matrix 56 x 56. Ini bermanfaat dalam proses analisis. Tahapan dari agregasi Tabel
SNSE adalah:
1. Masukkan baris dan kolom baru di neraca eksogen SNSE Indonesia 2008
yang akan disebut sebagai ROW (Rest Of the World)
2. Jumlahkan baris dan kolom dari komoditi impor agar mendapat nilai ROW
(Rest Of the World)
3. Hapus baris dan kolom dari komoditi impor
4. Hapus nilai matrix diagonal yang menghubungkan sektor produksi dan
komoditi domestik
5. Jumlahkan kolom dari sektor produksi dan komoditi domestik untuk membuat
blok aktivitas produksi pada SAM (Social Accounting Matrix), demikian pula
pada barisnya
6. Masukkan nilai pada baris margin perdagangan ke baris sektor perdagangan
7. Hapus baris dan kolom margin perdagangan
8. Masukkan nilai baris margin pengangkutan ke baris sektor angkutan darat,
sektor angkutan udara, air, dan komunikasi, dan sektor penunjang angkutan
31
dan pergudangan sesuai dengan proporsi pengeluaran kolom margin
pengangkutan ke setiap sektor tersebut
9. Hapus baris dan kolom margin pengangkutan.
Neraca sektor produksi dalam SNSE Indonesia 2008 ini terdiri dari 24 sektor, dimana
kereta api dan angkutan darat merupakan sub sektor yang termasuk dalam sektor
angkutan darat. Dengan demikian dilakukan disagregasi pada sektor angkutan darat
agar sub sektor kereta api ini dapat diteliti. Data yang digunakan untuk melengkapi
neraca sub sektor yang didisagregasi diambil dari data Tabel Input-Output 2008 yang
terdiri dari 66 sektor.
3.2.3. Kerangka Dasar Social Accounting Matrix (SAM)
Salah satu tujuan menyusun SAM adalah untuk memperluas gambaran sistem
pendapatan nasional, dimana SAM lebih terfokus kepada pembahasan mengenai
tingkat kesejahteraan dari kelompok-kelompok sosial ekonomi yang berbeda
(MaGrath, 1987). Menurut Wagner (1999) ada beberapa keuntungan yang didapatkan
dengan menggunakan model SAM dalam suatu perencanaan ekonomi. Pertama,
SAM mampu menggambarkan struktur perekonomian, keterkaitan antara aktivitas
produksi, distribusi pendapatan, konsumsi barang dan jasa, tabungan investasi, serta
perdagangan luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa SAM dapat menjelaskan
keterkaitan antara permintaan, produksi, dan pendapatan di dalam suatu kawasan
perekonomian. Kedua, SAM dapat memberikan suatu kerangka kerja yang dapat
menyatukan dan menyajikan seluruh data perekonomian wilayah. Ketiga, dengan
SAM dapat dihitung multiplier perekonomian wilayah yang berguna untuk mengukur
dampak dari suatu aktivitas terhadap produksi, distribusi pendapatan, dan permintaan,
32
yang menggambarkan struktur perekonomian. Sementara BPS (2003) mengemukakan
bahwa perangkat SAM dapat digunakan sebagai data sosial ekonomi yang
menjelaskan mengenai :
1. Kinerja pembangunan ekonomi suatu negara, seperti distribusi Produk Domestik
Bruto (PDB), konsumsi, tabungan, dan sebagainya.
2. Distribusi pendapatan faktorial, yaitu distribusi pendapatan yang dirinci menurut
faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja dan modal.
3. Distribusi pendapatan rumahtangga yang dirinci menurut berbagai golongan.
4. Pola pengeluaran rumahtangga.
5. Distribusi tenaga kerja menurut sektor atau lapangan usaha dimana mereka bekerja,
termasuk distribusi pendapatan tenaga kerja yang mereka peroleh sebagai
kompensasi atas keterlibatannya dalam proses produksi.
Ada enam tipe neraca dalam sebuah Matrix SAM yang lengkap yaitu. 1. aktivitas, 2.
Komoditas, 3. faktor-faktor produksi (tenaga kerja dan modal), 4. Institusi domestic
yang terdiri dari rumahtangga, perusahaan dan pemerintah, 5. Modal, 6. Rest of the
world. Lima neraca pertama dikelompokkan sebagai neraca endogen, sedangkan
neraca keenam menjadi neraca eksogen yang dapat mempengaruhi besar kecilnya
perubahan neraca endogen ketika dilakukan injeksi pada neraca.
Dalam kerangka dasar SAM Indonesia terdapat 4 neraca utama, yaitu: 1.
neraca faktor produksi, 2. neraca institusi, 3. neraca sektor produksi, 4. neraca
eksogen yang terdiri neraca modal dan rest of the world (ROW) (Daryanto, 2001b).
Masing-masing neraca tersebut menempati lajur baris dan kolom. Neraca faktorfaktor produksi, termasuk didalamnya tenaga kerja dan modal. Dalam baris neraca ini
33
menunjukkan penerimaan-penerimaan yang berasal dari upah dan sewa, selain itu
menunjukkan pendapatan modal, sedangkan kolom menunjukkan adanya revenue
yang didistribusikan ke rumahtangga sebagai pendapatan tenaga kerja, distribusi ke
perusahaan, dan keuntungan yang bukan dari perusahaan, serta keuntungan
perusahaan setelah dikurangi pembayaran pemerintah.
Neraca institusi mencakup rumahtangga, perusahaan, dan pemerintah.
Rumahtangga didisagregasikan kedalam kelompok-kelompok sosial ekonomi yang
berbeda tingkatnya. penerimaan rumahtangga antara lain datang dari pendapatan
faktor-faktor produksi, berbagai macam bentuk transfer seperti transfer pendapatan,
diantara rumahtangga, transfer pendapatan dari pemerintah, dari perusahaan atau dari
luar negeri. Sementara pengeluaran rumahtangga ditujukan untuk konsumsi barangbarang dan pajak pendapatan, serta sebagian dimasukkan untuk saving dalam neraca
modal. Pada perusahaannya, penerimaannya berasal dari keuntungan yang diperoleh
dan sebagian dari transfer, sedangkan pengeluarannya kepada pembayaran pajak dan
transfer. Untuk pemerintah, pengeluarannya berupa subsidi, konsumsi barang dan
jasa, transfer ke rumahtangga dan perumahan. Sebagian ada yang berupa saving.
Penerimaannya sendiri berasal dari pajak dan transfer pendapatan dari luar negeri.
Neraca aktivitas atau sektor produksi merupakan neraca yang menjelaskan
tentang transaksi pembelian bahan-bahan mentah, barang-barang antara dan sewa
untuk memproduksi suatu komoditas. Kolom terdiri dari semua transaksi pengeluaran
yang meliputi permintaan antara, upah, sewa, dan value added dari pajak. Baris
menunjukkan semua transaksi penerimaan yang meliputi penjualan domestik, subsidi
ekspor, dan penerimaan.
34
Neraca terakhir adalah neraca eksogen yang memuat neraca modal, dan
transaksi luar negeri atau rest of world (ROW). Dalam neraca modal, penerimaan
berupa pemasukan dalam bentuk tabungan rumahtangga, swasta, dan pemerintah.
Sementara dari sisi pengeluaran, pada neraca komoditas berupa investasi. Transaksi
antara domestik dengan luar negeri juga dicatat dalam neraca terakhir yang memuat
segala penerimaan yang berhubungan dengan luar negeri yang datang dari ekspor,
transfer pendapatan institusi dari luar negeri, transfer pendapatan dari faktor-faktor
produksi, dan pemasukan modal dari luar negeri. Sedangkan pengeluaran berupa
impor, pembayaran faktor-faktor produksi dan transfer ke luar negeri. Jumlah
pengeluaran dan penerimaan pada masing-masing neraca harus sama. Hal ini untuk
menunjukkan bahwa dalam tabel SAM selalu terdapat keseimbangan dari masingmasing neraca.
3.2.4. Perhitungan Matriks Pengganda dan dekomposisi
Dalam melakukan analisis dengan menggunakan SNSE, perhitungan matriks
pengganda (analisis multiplier) dan dekomposisi matriks pengganda merupakan suatu
teknik atau langkah penting. Dengan mendapatkan matriks pengganda dari suatu
SNSE dapat dilihat dampak dari suatu kebijakan terhadap berbagai sektor di dalam
suatu perekonomian , termasuk di dalamnya dampak suatu kebijakan terhadap
distribusi pendapatan. Dekomposisi matriks pengganda tersebut dilakukan untuk
memperjelas proses pengganda dalam suatu perekonomian, dengan kata lain
dekomposisi matriks pengganda dapat menunjukkan tahapan dampak yang terjadi
akibat penerapan sebuah kebijakan terhadap berbagai sektor dalam suatu
perekonomian. Dari beberapa macam matriks pengganda, dekomposisi matriks
35
pengganda yang dikembangkan oleh Pyatt (1979) yang relatif banyak digunakan.
Pada dekomposisi pengganda tersebut, Pyatt dan Round memecah matriks pengganda
menjadi tiga buah matriks pengganda closed loop. Secara umum matriks pengganda
transfer, matriks pengganda open loop, dan matriks pengganda closed loop. Secara
umum matriks pengganda transfer menunjukkan dampak langsung aktivitas sebuah
sektor terhadap sektor lainnya di dalam blok yang sama. Matriks pengganda open
loop menunjukkan dampak aktivitas sebuah sektor terhadap sektor-sektor di blok
lainnya. Sedangkan matriks closed loop menunjukkan dampak aktivitas sebuah sektor
terhadap sektor lainnya di dalam blok yang sama setelah terlebih dahulu
mempengaruhi sektor-sektor di blok lain.
3.2.5. Analisis Efek Pengganda Neraca
Aliran penerimaan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan moneter di
tabel SNSE ditunjukkan oleh matriks transaksi T. Jika setiap sel dalam matriks T
dibagi dalam jumlah kolomnya, maka akan didapat sebuah matriks baru yang
menunjukkan besarnya kecenderungan pengeluaran rata-rata yang dinyatakan dalam
proporsi (perbandingan). Matriks baru tersebut disebut matriks A, unsur-unsurnya
adalah Aij yang merupakan hasil pembagian nilai T pada baris ke I dan kolom j (Tij)
oleh jumlah kolom j, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Matrix A
Dimana :
𝐴𝑖𝑗 = 𝑇𝑖𝑗 𝑌�𝑗−1
A ij : kecenderungan pengeluaran rata-rata baris ke-i dan kolom ke-j,
36
T ij : nilai neraca baris ke-i dan kolom ke-j
𝑌�𝑗−1:total kolom ke j atau total pengeluaran kolom ke j
Dalam hal ini 𝑌�𝑗−1 adalah matriks diagonal dari nilai-nilai jumlah kolom,
sehingga :
0
𝐴 = �𝐴21
0
0
𝐴22
𝐴32
2. Matrix Identitas (I)
𝐴13
0 �
𝐴33
3. Multiplier SAM
maka :
𝑌 = 𝐴𝑌 + 𝑋, atau
𝑌 = (𝐼 − 𝐴)−1 𝑋
Jika 𝑀𝑎 = (𝐼 − 𝐴)−1, maka :
𝑌 = 𝑀𝑎 𝑋
Dimana :
Ma
: pengganda neraca total (Multiplier SAM)
Y
: Neraca endogen (faktor produksi, institusi, dan aktivitas produksi)
X
: Neraca eksogen
Model ini menunjukkan bahwa dalam perubahan neraca eksogen (X) akan
menyebabkan atau berpengaruh terhadap neraca endogen (Y) sebesar Ma.
37
3.2.6. Simulasi Kebijakan dan Justifikasinya
Social Accounting Matrix dapat mengkaji serta menganalisis bagaimana
pengaruh dari penerapan revitalisasi perkeretaapian terhadap perekonomian
Indonesia, dengan melakukan beberapa simulasi sehingga nantinya dapat terlihat
bagaimana pengaruhnya terhadap pengalokasian sumberdaya (modal dan tenaga
kerja), pendapatan institusi, serta hubungan antar sektor produksi (aktivitas produksi).
Adapun skenario dari penelitian ini adalah: Simulasi Penerapan Kebijakan
Revitalisasi Perkeretaapian.
Justifikasi dari kebijakan revitalisasi perkeretaapian sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, dimana Pemerintah
berkewajiban untuk menyediakan biaya pembangunan dan pemeliharaan prasarana
perkeretaapian. Sebaliknya untuk pengadaan sarana merupakan kewajiban operator
sebagai
penyelenggara
sarana
perkeretaapian.
Revitalisasi
perkeretaapian
membutuhan dana sebesar Rp 19,3 triliun, sebagai bagian dari implementasi UndangUndang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Revitalisasi digunakan
dengan cara meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perkeretaapian serta
penyehatan P.T. Kereta Api. Penyehatan tersebut dilakukan dengan menginventrisasi
aset, audit kinerja, dan audit keuangan dengan batas waktu hingga tiga tahun ke
depan.
Download