23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Abnormal

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Abnormal Return
Return adalah pengembalian dari kepemilikan suatu investasi
dalam waktu tertentu (Horne, 2007).Sedangkanabnormalreturnatau
excess return adalah kelebihan dari returnyang sesungguhnyaterjadi
terhadap return normal (Jogiyanto, 2003).Return normalmerupakan
returnexpektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan
demikan yang dimaksud dari return tidak normal(abnormalreturn)
adalahselisihantara
returnsesungguhnyayangterjadi
dengan
returnekspektasi.
Returnsesungguhnyamerupakan returnyang terjadipadawaktuketyang merupakanselisih hargasekarang relative tehadaphargasebelumnya
(Jogiyanto,
2003).
MenurutBrown
(dalam
Jogiyanto,
2003)Returnekspektasi dapat dihitung menggunakan 3model estimasi
yakni mean adjusted model, market model dan marketadjusted model.
1. Mean adjusted Model(Model DisesuaikanRata-rata)
Model ini beranggapan bahwareturnekspektasi bernilai
konstanyang
sama
returnrealisasisebelumnyaselama
period).
Periode
denganrata-rata
periodeestimasi
(estimation
estimasi umumnya merupakan periode
sebelumperiodeperistiwa.
Periodeperistiwa
(eventperiod)
23
disebutjuga denganperiode pengamatanataujendela peristiwa
(eventwindow).
Menggunakanmodel
ini,returnekspektasisuatusekuritaspadaperiode
tertentudiperolehmelaluipembagian
return
realisasisekuritastersebut
denganlamanyaperiodeestimasi.Lamanyajendelatergantung
darijenis peristiwanya.Jikaperistiwanya merupakan peristiwa yang
nilai
ekonomisnya
(misalnya
dapatditentukandenganmudaholehinvestor
pengumumanlabadanpembagiandividen),periode
jendela dapatpendek, disebabkan investordapat bereaksi dengan
cepat (Jogiyanto, 2003)
2. Market model(ModelPasar)
Perhitunganreturnekspektasidenganmodelpasar
(marketmodel) ini dilakukan dengan duatahap,yaitu:
a) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi.
b)
Menggunakan
modelekspektasiuntuk
mengestimasireturnekspektasi
diperiode
jendela.Modelekspektasidapatdibentukmenggunakan regresi
OLS(OrdinaryLeast Square).
3. Market Adjusted Model (Model DisesuaikanPasar)
Model disesuaikan pasarberanggapan bahwapendugaterbaik
untuk mengestimasireturn satu sekuritasadalah return indekspasar
24
pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, makatidak
perlu
menggunakan
periode
estimasiuntukmembentukmodelestimasi,karena
returnsekuritas
yangdiestimasi adalahsana denganreturnindekspasar (Jogiyanto,
2003)
Misalnya
padaharipengumumanpersitiwa,returnindekspasar
adalah sebesar18%, dengan menggunakan metodedisesuaikan
pasar
inimaka
returnekspektasisemuasekuritasdihariyangsama
tersebutadalahsama dengan returnindeks pasarnya, yaitu sebesar
18%.
Jika
return
haripengumumanadalah35%,maka
suatu
sekuritaspada
besarnyaabnormal
returnyangterjadi(35%-18%)yaitu 17%(Jogiyanto, 2003).
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasireturnsuatusekuritasadalahreturnindekspasar
padasaat tersebut. Dengan menggunakan model ini, makatidak
perlu
menggunakan
periodeestimasiuntukmembentukmodelestimasikarena
returnsekuritas
yang
samadenganindekspasar.Indekspasaryang
diestimasiadalah
dapat
dipilih
untuk
pasarBEJmisalnyaIHSG(indekshargasahamgabungan).Pengukuran
abnormal return dengan metodemarket adjusted model sebagai
berikut :
Arit=Rit– E(Rit)
25
dimana:
Arit=Abnormal return saham i pada periodet
Rit=Actual return saham i pada periodet
E(Rit)=Expectedreturn saham i padaperiodet
Return realisasi (sesungguhnya) yang digunakan dalam
metode
market
adjusted
modeladalahcapitalgain
/
lossyangseringjugadisebutactualreturn.Besarnyaactualreturn(Ri)d
apat dihitungdengan rumus sebagai berikut:
(Pi −P )
Rit= it it−1
Pit−1
dimana :
Rit =Actual return saham i padawaktu t
Pit =Closing pricepada periode t
Pit-1 =Closing pricepada periode t-1
Expected return atau return yang diestimasidalam metode
market
adjusted
modelsama
denganreturnindekspasarnya.Sehinggadalampenelitianini
expectedreturn dapat dihitungdengan rumus :
IHSGt −IHSGt−1
Rmt=
IHSGt−1
dimana :
Rmt
=Return indeks pasar(market return)pada periode estimasi t
IHSGt =Indeks HargaSaham Gabunganperiode estimasi t
26
IHSGt-1 =Indeks Harga Saham Gabungansebelum periodeestimasi t
2.1.2 IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan
Menurut Anoraga (2001), Indeks Harga Saham Gabungan adalah
indeks yang menunjukan pergerakan harga secara umum yang tercatat di
bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar
modal.
Indeks
hargasaham
menjadi
yangmenunjukkanpergerakanharga
sahammembandingkanperubahanharga
apakah
suatu
indikator
utama
saham.Indeksharga
sahamdariwaktu
hargasahammengalamikenaikan
atau
kewaktu,
penurunan
dibandingkansuatu waktu tertentu. Penentuan indeks hargasaham
dibedakanmenjadidua,yaituindeksharga
dan
sahamindividu(indeksindicidu)
IndeksHarga
Saham
Gabungan(IHSG).Indeksindividualmerupakanindeks
masing-
masingsahamterhadaphargadasarnya(Darmaji,2001),indeksini
tidakdapatmengukurharga
darisuatusahamperusahaantertentuapakah
mengalami perubahan kenaikan atau penurunan.
IndeksHarga SahamGabungan(IHSG) disebutjugaIndeks Pasar
(market
index),yaitualatukurkinerjasekuritaskhususnyasahamyanglistingdibursa
yangdigunakanolehbursa-bursadidunia.Indeksdipasarmodalmempunyai
fungsiantara
lainsebagaibenchmark
kinerja
portofolio,indikator
27
trendpasar,
indikator
tingkatkeuntungan,dan
sebagaifasilitasperkembangan
produkderivatif.
IHSGjugamenunjukkanpergerakanhargasahamsecara
umumyangtercatatdi
bursa
efek(Anoraga,2001).Indeksinimelibatkanseluruhharga
sahamyang
terdaftar di bursa dan paling banyak digunakan sebagai acuan tentang
perkembangankegiatandipasar modal.IHSG dapatdigunakanuntukmenilai
situasi pasar
secara
umum atau mengukur
apakah harga saham
mengalami kenaikan atau penurunan.
Secara khusus,dapatdiamatibahwa kebanyakansahamcenderung
mengalamikenaikanharga,jika
indeks
hargasahamnaik.
Sebaliknyajikaindeks
hargasahamturun,kebanyakansahamcenderungmengalamipenurunanharga
.
Halinimenggambarkanbahwareturn-
returndarisekuritas,mungkinberkorelasi
karenaadanyareaksiumumterhadapperubahanperubahannilaipasar(Jogiyanto,2003).
IHSGdiIndonesia,merupakansalah satuindeksyang merangkum
perkembangan
harga-harga
sebagaigambaran
sahamdiBEI.IHSGdapatdibaca
ekonominasionalIndonesia,jikaIHSG
menunjukkanpeningkatanmenjelaskan
dalamsiklus
membaik
bahwakeadaanekonomisedang
dan
sebaliknyajikaIHSG
menurun,menjelaskanbahwakeadaanekonomiIndonesiasedang
28
mengalami
kesulitan.
IndeksHargaSahamGabunganberubahsetiapharikarenaperubahanharga
pasaryangterjadi
setiaphari
dan
adanyasaham
tambahan.Pertambahanjumlah
sahamberedarberasaldariemisibaru,yaitumasuknyaemitenbaruyangtercata
t
di
BursaEfek,atauterjadi
tindakancorporateactionberupasplit,right,waran,
dividen
saham,sahambonus,dan sahamkonversi.
Selainindeksharga
sahamindividudanIHSG,
ada
dua
jenisindeksharga sahamyang digunakan dalamkegiatandiBEIyaituindeks
LQ45danindekshargasaham sektoral.IndeksLQ45 adalah indeks yang
dihitung atas dasar 45 saham terlikuid (Sawidji, 2004). Indeks LQ
45menggunakan45saham
yang
terpilihberdasarkanlikuiditasperdagangansahamdandisesuaikansetiap
enambulan,dengan
demikiansahamyang
terdapatdalamindekstersebutakan
selalu
berubah.
Indeksharga
sahamsektoralmenggunakansemua sahamyang termasukdalammasingmasingsektor.
Indeks
harga
saham
sektoral
terdiridarisembilan
sektorindustriyaitu:
1.
Indeks sektorpertanian
2.
Indekssektor pertambangan
3.
Indeks sektorindustridasardankimia
29
4.
Indekssektor anekaindustri
5.
Indeks sektorindustribarangkonsumsi
6.
Indekssektor propertidanrealestate
7.
Indeks sektorinfrastruktur, utilitas dantransportasi
8.
Indeks sektorkeuangan
9.
Indekssektor perdagangan,jasa,dantransportasi
2.1.3 Analisis Variabel Fundamental
Analasis fundamental adalah salah satu analisis yang dipakai dalam
menentukan harga saham selain analisis teknikal Menurut Husnan (2005),
analisis
fundamental
mencoba
memperkirakan
harga
saham
dimasayangakandatangdengan;mengestimasinilaifaktorfaktorfundamentalyang
mempengaruhihargasaham
dimasayangakandatang,danmenerapkanhubunganvariabelvariabeltersebutsehinggadiperoleh
taksiran
hargasaham.Pendapat
lain
mengenai analisis fundamental disampaikan oleh Jogiyanto (2003) yang
menyatakan bahwa analisis fundamental mencoba menghitung nilai
instrinsiksuatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan,
sehingga disebut juga dengan analisis perusahaan.Sedangkan menurut
Wild(2010) analisis fundamental merupakan proses menetukan nilai
perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan faktor-faktor kunci
untuk ekonomi, industri dan perusahaan. Bagian paling utama dalam analisis
ini adalah evaluasi atas posisi kinerja dan keuanga perusahaan.
30
Analisisfundamentalselalu berpedoman bahwanilaisuatusahamsangat
dipengaruhiolehkinerjaperusahaanyang menerbitkansaham tersebut. Menurut
Ang
(dalam
Nugroho,
2009),
jikakinerjaperusahanpubliktersebutberadadalam
kondisibaik
makahargasaham
perusahaandapatdiperkirakanakanmerefleksikankekuatantersebut
dengan
ditandai dengan meningkatnya harga saham Untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan,
analisis
fundamental
bertumpu
pada
informasi
fundamental.Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan
dengan kondisi perusahaan yang pada umumnya ditunjukkan dalam laporan
keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Dari laporan
keuangan dapat diketahui beberapa faktor fundamental, antara lain: (1) rasiorasio keuangan, (2) arus kas, (3) serta ukuran-ukuran kinerja lainnya yang
dihubungkan dengan return saham (Elton, 1995).
Melalui analisis fundamental yang mendalam dan menyeluruh atas
kinerja keuangan suatu perusahaan, maka investor dapat menentukan mana
saham yang dinilai terlalu rendah dan mana saham yang dinilai terlalu tinggi.
Faktor-faktor fundamental yang mencerminkan kinerja keuangan suatu
perusahaan dapat dianalisis dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara
periodik yang tercermin melalui rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan adalah
perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu
indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Rasio berperan sebagai
alat yang membantu dalam menyediakan pandangan kondisi keuangan
31
perusahaan.Bila dinterpretasikan dengan tepat rasio keuangan dapat
mengidentifikasi area yang membutuhkan investigasi lebih lanjut. Analisis
rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar dalam
menemukan kondisi tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio Wild (2010)
Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan dapat
menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Terdapat perbandingan yang berarti dalam dua hal yang dapat dibuat melalui
rasio keuangan (Purnomo, 1998). Pertama, dapat dibandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati
kecenderungan (trend) yang sedang terjadi. Kedua, dapat dibandingkan rasio
keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak
pada
industri
yang relatif sama
pada
periode tertentu.
Penilaian
keunggulandan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain dalam industri tertentu atau antara perusahaan
dengan rata-rata perusahaan dalam industri yang sama dapat diketahui dengan
cara yang kedua ini.
Ang (1997) menyatakan bahwa, analisis faktor fundamental
didasarkan pada analisis keuangan yang tercermin dalam rasio-rasio
keuangan yang terdiri dari lima rasio, yaitu Rasio Likuiditas, Rasio
Rentabilitas (profitabilitas), Rasio Solvabilitas (solvency), Rasio Pasar, dan
Rasio Aktivitas.
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
32
Menurut Fred Weston (dalam Sugiyono, 2009), rasio ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio likuiditas ini terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick
ratio, dan networking capital.
2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini menggambarkan tingkat pendayagunaan harta atau sarana modal
yang dimilki perusahaan (Sugiyono, 2009). Rasio aktivitas ini terdiri dari :
total asset turnover, fixed asset turnover,accounts receivable turnover,
inventory turnover, averagecollection period (day’s sales inaccounts
receivable) dan day’ssales in inventory.
3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini bertujuan untuk menugkur efektifitas manajemen yang tercermin
pada
imbalan
atas
hasil
investasi
melalui
kegiatan
perusahaan
(Sugiyono,2009).Rasio rentabilitas ini terdiri dari: grossprofit margin, net
profit margin, operating return on assets, returnon assets, return on equity,
dan operating ratio.
4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya (Wild,2005). Rasio ini juga disebut leverageratios,
karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman
33
(debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: debt
ratio, debt to equity ratio, long-termdebt to equity ratio, long-term debt to
capitalization ratio, timesinterest earned, cash flow interest coverage, cash
flow to netincome, dan cash return on sales.
5) Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan
dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: dividend yield, dividend
per share, earning per share, dividendpayout ratio, price earning ratio,
book value per share, dan priceto book value.
2.1.3.1 Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio
ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Suatu
angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan
yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan
dapat dengan mudah menarik dana. Hal itu juga akan memungkinkan
perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai
dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar (Walsh,
2004).
Perhitungan rasio ini menggunakan rumus:
𝑅𝑂𝐸 =
NIAT
π‘€π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–
34
2.1.3.2 Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan
laba per saham sehingga semakin tinggi rasio ini akan mengindikasikan
bahwa kinerja perusahaan akan semakin membaik (Sugiyono, 2009).
Makin
besarP/ERatiosuatusaham,makasaham
tersebutakansemakinmahalterhadappendapatan
bersihperlembarsahamnya.JikadikatakansahammempunyaiP/ERatio10kal
i,berarti
hargasaham
nya(pendapatanbersihperlembarsaham).
tersebut10kalilipatterhadapEPSSaham
yangmempunyaiP/ERatiosemakinkecilakansemakinbagus,yangberartisah
am tersebutsemakinmurah.Perhatikanbahwa P/ERatioinimerupakansalah
satusegi memandangkinerjareturnsaham.Biasanya,P/E Ratiosuatusaham
dibandingkandenganP/E
Rasioindustrinya,untukmelihatkinerjasaham
tersebutterhadapkinerjasaham rata-ratapada industri tersebut(Ang, 1997).
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya
mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini
menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa
mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula.
Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau
murah harganya untuk diinvestasikan. Price earning ratio menjadi
rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau
karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai
35
price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan
semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba
bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan
mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus
yang digunakan untuk mengukur price earning ratio adalah sebagai
berikut (Arifin, 2002) :
𝑃𝐸𝑅 =
PER = Price Earning Ratio
π‘†π‘‘π‘œπ‘π‘˜ π‘ƒπ‘Ÿπ‘–π‘π‘’π‘ 
𝐸𝑃𝑆
EPS = Earning per Share (Pendapatan bersih per lembar saham)
Stock Prices = Harga saham
2.1.3.3 Price to Book Value
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai
buku
saham
suatu
perusahaan
2009)Nilaibuku(bookvalueper
(Sugiyono,
lembarsaham)
menunjukanaktivabersih(net asset)yangdimilikioleh pemegangsaham
dengan memiliki satulembar saham. Karena
sama
aktivabersih
adalah
dengantotalequitaspemegangsaham,makanilai
bukuperlembarsaham
adalahtotalekuitasdibagidenganjumlahsahamberedar.
Nilai
pasar
adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentuyang
ditentukanoleh
pelakupasar.Nilai
pasarditentukanoleh
36
permintaandanpenawaransahambersangkutandi
pasarbursa.Perusahaan
yang
berjalanbaik,umumnyarasioPBV-
nyamencapaidiatassatu
yang
menunjukanbahwanilaipasarsahamlebihbesardarinilaibukunya.
PBV
adalah indikator lain
yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan, semakin tinggiPBV-nyamaka
semakintinggipula
perusahaan dinilai oleh para pemodal (investor) relatif dibandingkan
dengan dana yang telah ditanamkan diperusahaan.ntuk PBV adalah:
PBVn =
PBVn = Price to Book Value
Pn
BVn
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke –n
BVn = Nilai buku per lembar saham pada tahun ke –n
2.1.3.4 Total Asset
Menurut Rossje (dalam Rosauli, 2007), Total Asset atau disebut
juga dengan Asset Sizemerupakan skala perusahaan yang dilihat dari
total aktiva perusahaan pada akhir tahunSemakin
menunjukkan
semakin
besarpula
besar aktiva
kemampuan
perusahaanuntukmelakukanaktivitasoperasionalnyasehingga
perusahaanmakinbaik.Denganmeningkatnyakinerja
kinerja
perusahaanmaka
harga sahamperusahaandipasar modalcenderungnaik/meningkatdanhal
ituberdampakpada meningkatnya returnsaham.Dengandemikianassets
berpengaruh positifterhadap return saham.
37
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Andinova
(2006)melakukanpengujianpengaruhtotalassets,totalliability,
NPM,danROEterhadapabnormalreturndiBursaEfekIndonesia(BEI)periode200
2-2004. Pengujian dilakukan dengan menggunakananalisis regresi berganda.
Hasilpenelitiannyamenunjukkantotalassets,
NPM
danROEsecaraparsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap abnormal return, sedangkan total
liability tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan, Total Assets, NPM,
ROE, dan Total Liability berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.
Setyowati(2002)
menelitimengenaipengaruhkandunganinformasi
keuangan (Assets, Liabilities, Equity, NetSales, NetIncome) terhadap
abnormal
returnpada
sahamdi
BEI.Hasilpenelitiannyamenunjukkanbahwasecara parsial, hanyaEquity yang
memiliki
pengaruh
merupakanvariabel
sedangkan
signifikan
yang
terhadap
dominan
abnormal
Assets,
dan
untuk
memprediksiabnormalreturn,
variabelAssets,
Liabilites,
NetSales,danNetIncometidakberpengaruhsignifikan.
simultan,
return,
Liabilities,
Equity,
Net
Sedangkansecara
Sales,
dan
Net
Incometidakmenunjukkanpengaruhsignifikanterhadap abnormal return.
Payamta&
Setiawan(2004),menganalisispengaruhmergerdan
akuisisiterhadapkinerjaperusahaanyang
diproksikandenganrasiokeuangandanreturnsahamterhadap53
perusahaandan
yangmasukdalam sampeladalah16 perusahaan.Hasilpenelitianinimenunjukan
38
bahwa pengujiansecara serentakterhadapsemuarasio keuangan(likuiditas,
solvabilitas,aktivitas,danprofitabilitas)
perusahaan
manufaktursetelah
melakukanmergerdan akuisisiternyatatidakmengalamiperbaikandibandingkan
dengan sebelum melaksanakan merger danakuisisi.
Abnormal return
sesudah merger dan akusisi adalah negatif dengan periode jendela 45 hari (
22 hari sebelumdan22sesudah mergerdanakuisisi)
Djaman (2010) meneliti pengaruh informasi keuangan yang terdiri dari
arus kas, informasi laba , ukuran perusahaan terhadap abnormal return. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa arus kas pendanaan memiliki pengaruh
yang positif tetapi tidak signifikan terhadap abnormal return, sedangkan arus
kas investasi dan operasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap abnormal return. Informasi laba berpengaruh positif signifikan
terhadap abnormal return. Informasi size perusahaan juga berpengaruh positif
signifikan terhadap abnormal return.
Peneliti lain, Silalahi (2010) meneliti pengaruh Total Assets, NPM, dan
ROE terhadap abnormal return pada Sektor Telekomunikasi menyimpulkan
bahwa secara parsial Total Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap
abnormal return saham. Sedangkan variabel NPM dan ROE tidak berpengaruh
signifikan terhadap abnormal return saham pada sektor telekomunikasi.
39
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1
Nama
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Setyowati
(2002)
Judul
Analisis
Pengaruh
KandunganInformasi
Keuangan terhadap
Abnormal
Return
Saham
Variabel
Penelitian
Variabel
independen :
Assets,
Liabilities,
Equity, Net Sales,
Net Income
Variabel
dependen:
Anormal Return
Saham
Variabel
independen :
Total Asset, total
liabilities, NPM,
ROE
Variabel
dependen:
Abnormal return
2.
Andinova
(2006)
AnalisisPengaruh
Total Asset, Total
Liabilities,
NPM,
ROE
terhadap
Abnormal Return
3.
Djaman
(2010)
Pengaruh informasi
Laporan Arus Kas,
Laba
dan
Size
perusahaan terhadap
Abnormal
Return
Saham
Perusahaan
sector Manufaktur di
BEI
Variabel
Independen:
Arus Kas, Laba,
Asset Size
Variabel
Dependen:
Abnormal Return
3.
Payamta
Setiawan
(2004)
AnalisisPengaruh
Mergerdan
AkuisisiTerhadap
KinerjaPerusahaa
nPublikdi
Indonesia
Silalahi
(2009)
Analisis
Pengaruh
Laporan Keuangan
terhadap Abnormal
Return saham pada
sector
Telekomunikasi
Variabel
independen :
Rasio Likuiditas,
Aktivitas,
Solvabilitas dan
Profabilitas
Variabel
Dependen:
Abnormal Return
Variabel
independen :
ROE, NPM,
Total Liabilities
Variabel
dependen:Abnor
mal Return
4.
Hasil Penelitian
Secara simultan kelima variabel
independen tidak berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
abnormal return
Sedangkan secara parsial hanya
variabel
Equity
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
abnormal
return,
sedangkan variabel lainnya
tidak.
Secara simultan semua variabel
independen berpengaruh secara
signifikan terhadap abnormal
return , sedangkan secara parsial
hanya variabel Total Asset,
NPM,
dan
ROE
yang
berpengaruh secara signifikan
terhadap
abnormal
return,
sedangkan variabel lain tidak.
Secara parsial, Arus Kas
pendanaan memiliki pengaruh
positif tapi tidak signifikan
terhadap
abnormal
return.
Sedangkan Arus Kas investasi
dan operasi, informasi laba dan
size perusahaan punya pengaruh
positif pada abnormal return
Hasil penelitian ini menunjukkan
pengujian serentak terhadap
semua rasio keuangan setelah
melakukan merger dan akuisisi
tidak mengalami perbaikan
dibandingkan
sebelum
melaksanakan
merger
dan
akuisisi
Secara parsial, variable Total
Liabilities
dan
NPM
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham
di pasar sedangkan variabel
ROE
tidak
mempunyai
pengaruh yang signifikan.
Secara simultan semua variabel
penelitian
berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
40
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangkakonseptualadalahsuatumodelyangmenerangkanbagaimanahubunga
nsuatuteoridenganfaktorfaktoryangpentingyangtelahdiketahuidalamsuatumasalahtertentu.Kerangkakonsep
tualakanmenghubungkansecarateoritisantaravaribelvariabelpenelitianyaituvaribelbebasdenganvariabelterikat.MenurutIndriantorodanS
upomo(2000),kerangkakonseptualmerupakandasarpemikiranpenelitiuntukdikomu
nikasikandenganoranglainsehinggahasilnyadapatdimengertiolehoranglaindanmem
ungkinkanuntukdireplikasiataudiekstensiolehpenelitiyanglain.
Berdasarkanlatarbelakangmasalah,tinjauanpustakadanhasilpenelitianterdah
ulu,makakerangkakonseptualdalampenelitianinidapatdigambarkansebagaiberikut:
Ha2
Ha3
Ha4
Ha5
ROE (X1)
PER (X2)
ABNORMAL
RETURN(Y)
PBV (X3)
Total Asset (X4)
41
Ha1
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Darikerangkakonseptualdiatas,dapatdiketahuibahwadalam
penelitianini,yangmerupakanvariabelindependenadalahReturn
Equity(ROE),PriceEarningRatio(PER),Price
To
On
Bookvalue(PBV),Total
Asset;sedangkanvariabeldependennyaadalahAbnormal Return.
Return on Equity (ROE) mencerminkan kemampuan ekuitas perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Price to Book
Value (PBV) merupakan perbedaan nilai buku asset dengan nilai buku kewajiban.
Total Assets merupakan ukuran perusahaan yang tercermin dari jumlah seluruh
harta perusahaan.
Abnormal Return merupakan selisih return aktual dengan
return ekspektasi. Semua rasio-rasio yang telah disebutkan di atas sebagai
variabel independen merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi investor
dalam menetapkan keputusan investasi pada saham suatu perusahaan. Semakin
baik kinerja perusahaan, yang dicerminkan dengan meningkatnya rasio maka
semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan, akan berpengaruh
terhadap return saham, yang pada akhirnya juga memiliki potensi untuk
mempengaruhi abnormal return saham. Begitu juga dengan Total Assets yang
42
semakin besar berarti sumber daya perusahaan yang besar, yang secara teori,
pendayagunaan assets yang maksimal memungkinkan pengembalian atau return
yang semakin besar, yang pada akhirnya return ini dapat mempengaruhi abnormal
return saham.
2.4HIPOTESIS
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan,
atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang
harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam
persoalan (Donald, 1982).
Hipotesis nol (nully hypothesis) merupakan hipotesis tentang tidak adanya
perbedaan. Hipotesis ini pada umumnya diformulasikan untuk ditolak. Hipotesis
pengganti (Ha) merupakan hipotesis penelitian yang berupa penyataan sementara
atau dugaan yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis penelitian adalah
prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji.
Berdasarkanteoriyangtelahdijelaskan,makadapatdisusunhipotesissebagaibe
rikut:
Ha 1 :AdapengaruhReturnon
Equity(ROE),PriceEarningRatio(PER),PricetoBookValue(PBV),
dan
Total
AssetterhadapAbnormal Return saham
Ha 2 :Returnon Equity(ROE)berpengaruh signifikan terhadapAbnormal Return
saham
43
Ha 3 :Price Earning Ratio(PER)berpengaruh signifikan terhadapAbnormal Return
saham
Ha 4 :Price to Bookvalue (PBV)berpengaruh signifikan terhadap Abnormal
Returnsaham
Ha 5 :Total Assetberpengaruh signifikan terhadapAbnormal Returnsaham
44
Download