BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan promosi oleh Public Relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013:8). Dalam penelitian kuantitatif, akan selalu ada asumsi mengenai hubungan sebab akibat dari beberapa variabel. Namun, peneliti dapat memfokuskan kepada beberapa variabel saja untuk diteliti dan disebut sebagai paradigma penelitian. Sugiyono mengatakan, paradigma adalah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerinkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2013:42). Dibawah ini akan digambarkan bentuk paradigma sederhana yang terdiri dari dua variabel. Paradigma penelitian ini terdiri atas suatu variabel independen dan dependen (Sugiyono,2013:42). Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Paradigma Sederhana 31 32 Bentuk paradigma diatas, memperlihatkan dua variabel yang akan diuji. Yaitu variabel Kegiatan promosi oleh public relations (X) dan juga variabel Citra Garuda Indonesia (Y). penelitian ini akan mengukur apakah ada hubungan dan pengaruh diantara kedua variabel diatas. 3.2. Tipe Jenis Penelitian Jenis atau tipe penelitian adalah jenis penelitian Eksplanatif, karena merupakan penelitian yang berusaha menjelaskan korelasi antara suatu gejala sosial satu (variabel X) dengan gejala sosial lain (variabel Y), sekaligus menjawab mengapa itu terjadi melalui pengujian hipotesis (Berger, dalam Kriyantono,2006:384). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif karena ingin mengetahui hubungan dan pengaruh kegiatan promosi oleh Public Relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan professional. Untuk waktu penelitian atau Time Horizon dalam penelitian ini adalah menggunakan data Cross Sectional, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. Pada penelitian ini dilakukan satu kali penyebaran kuesioner terhadadap responden pada bulan April 2014. Berikut adalah tabel yang menunjukan desain penelitian dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Desain Penelitian Jenis Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian Penelitian T1 Eksplanatif Survey Individu→ Pelanggan Cross-Sectional T2 Eksplanatif Survey Individu→ Pelanggan Cross-Sectional (Sumber : Penulis 2014) 33 Keterangan: T-1 : Untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kegiatan promosi oleh public relations dengan citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. T-2 : Untuk mengetahui seberapa erat pengaruh antara kegiatan promosi oleh public relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. 3.3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah survey. Survey adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu (Kriyantono, 2006:59). Secara umum, metode survey terbagi menjadi dua jenis, yaitu deskriprif dan eksplanatif. Pada penelitian ini, digunakan metode survey eksplanatif (analitik). Jenis survey ini diggunakan bila periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang memengaruhi terjadinya sesuatu. Survey eksplanatif terbagi menjadi dua sifat, yaitu komparatif dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan survey eksplanatif yang bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antara variabel (Kriyantono,2006:60). 3.4. Variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel tak bebas (Dependent Variable). Menurut Kriyantono (2006:21), variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Sedangkan variabel tak bebas adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. 34 Terkait dengan judul penelitian yang diangkat oleh penulis, yaitu Pengaruh kegiatan promosi oleh Public Relations terhadap Citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional, Penulis menggunakan dua (2) variabel untuk kerangka konsep pemikiran ini, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel Independent (X) atau disebut stimulus dimana variabel ini memberikan rangsangan sehingga terjadi akibat dari stimulus tersebut. Juga dikatakan predictor karena variabel ini digunakan untuk memprediksi variabel akibat atau sering kali peneliti menyebutnya sebagai variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel dependen (Triswanto,2010:75). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan promosi oleh Public Relations. 2. Variabel tak bebas (Dependent Variable) Variabel dependent (Y) atau variabel output, kriterium, konsekuen, atau disebut sebagai variabel terikat dimana variabel ini dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Triswanto,2010:76). Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah Citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. 3.5. Populasi dan Sampel Sugiyono menyebutkan, populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2013:215). Sedangkan teknik sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan fokus pada Accidental Sampling dimana cara ini merupakan teknik pengambilan sampel tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang 35 yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan pertimbanganpertimbangan tertentu oleh periset (Kriyantono,2006:158). Accidental Sampling (Sampling Kebetulan) adalah teknik memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk menjadi sampel. Teknik ini digunakan karena periset merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diriset adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya. (Kriyantono,2006:160). Penelitian ini menyebarkan kuesioner di PT.Gada Jaya Perkasa, dengan responden pelanggan Garuda Indonesia atau setidaknya dia pernah menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Dipilihnya PT.Gada Jaya Perkasa karena, PT.Gada Jaya Perkasa merupakan perusahaan yang memiliki bidang usaha dibidang travel, sehingga dapat digeneralisasikan bahwa pelanggan travel akan mengerti mengenai informasi terbaru atau setidaknya informasi umum mengenai maskapai penerbangan yang ada sebagai pembanding dalam keputusan pembelian. Populasi dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat penjualan tiket Garuda Indonesia di PT.Gada Jaya Perkasa pada periode Maret 2014 yaitu sebesar 724 tiket. Dengan demikian, peneliti mengasumsikan tingkat penjualan dalam bulan April tidak berbeda jauh dengan tingkat penjualan dalam bulan Maret 2014, maka peneliti menjadikan angka penjualan tiket dalam bulan Maret 2014 sebagai jumlah populasi dalam penelitian ini Sementara untuk menentukan sampel, penelitian ini menggunakan rumus slovin. Rumus Slovin: Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya, rumusnya adalah : 36 dibulatkan menjadi 88 responden Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan sekitar 2%. Batasan kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%. (Umar, 2002:134) dalam Kriyantono (2006:164) 3.6. Teknik Pengumpulan Data Menurut Triswanto, Teknik bisa diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Bagaimana cara mengumpulkan data dan bagaimana cara penganalisisan data (Triswanto, 2010:21). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) Data Primer : a. Kuesioner (angket) Kuesioner atau biasa disebut angket berisi daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna mengumpulkan data. b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada beberapa Public Relations officer Garuda Indonesia guna mengetahui strategi yang diterapkan di perusahaan tersebut. c. Riset lapangan (Field Research) 37 Penelitian ini mengamati objek penelitian secara langsung. Peneliti mengamati kinerja dan kegiatan Public Relations Garuda Indonesia selama 3 bulan dan juga beberapa kali mendatangi travel untuk menyebarkan kuesioner. 2) Data Sekunder a. Studi Kepustakaan (Library Research) Untuk menambah informasi dan pengetahuan dalam melakukan penelitian ini, penulis membaca, mempelajari, dan mencari referensi dari buku, jurnal, maupun blog yang terkait dengan pembahasan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk menambah teori-teori dan menambah pemahaman untuk menulis penelitian ini. b. Website resmi Garuda Indonesia www.garuda- indonesia.com c. 3.7. Annual report dan data internal perusahaan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data . Dalam riset kuantitatif dikenal metode pengumpulan data kuesioner (angket), wawancara (biasanya berstruktur) dan dokumentasi. (Kriyantono,2006:95) 3.7.1. Instrumen Riset Instrument pengumpulan data atau disebut saja sebagai instrument riset adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh periset dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu menjadi 38 sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, dalam Kriyantono,2006:96) Penellitian ini menggunakan instrumen riset Kuesioner (angket). Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden (Kriyantono,2006:97). Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013:142) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu : prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik. Yang dimaksud diatas adalah, setiap pertanyaan atau pernyataan harus mewakili variabel-variabel yang diteliti. Bahasa yang digunakan dalam angket harus menyesuaikan tingkat pendidikan responden, tipe dan bentuk pertanyaan harus dipikirkan, tidak boleh memiliki dua arti, jangan terlalu panjang. Terakhir, penampilan fisik angket harus baik, tidak buram dan kotor. 3.7.2. Skala Pengukuran Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2013:95) Yang dimaksud dengan sikap menurut Thurstone ialah “1) pengaruh atau penolakan, 2) penilaian, 3) suka atau tidak suka 4) kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu obyek psikologis”. Biasanya sikap dalam skala Likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke yang paling positif dalam bentuk sbb: sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat setuju. ". Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala interval. Besarnya kelas interval untuk setiap kategori tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini: (Supranto, 2008:74) 39 Kelas Interval : Kelas Interval = 0,8 Dari hasil di atas, jarak kelas interval senilai 0,8 dapat dikelompokkan menjadi: Tabel 3.3 Kelas Interval Sumber : Statistika untuk Penelitian (Sugiyono,2009) 3.8. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Bivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (terikat). Kemungkinan yang terjadi dari analisis ini adalah: (Kriyantono, 2006:168) • Simetris Ada hubungan tetapi sifat hubungan adalah simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi. Perubahan 40 pada variabel satu tidak disebabkan oleh variabel lainnya. • Dua variabel mempunyai hubungan dan saling memengaruhi (timbal balik) • Asimetris Sebuah variabel memengaruhi variabel yang lain atau sebuah variabel berubah disebabkan variabel lain. 2. Analisis hubungan (Asosiatif) Menurut Kriyantono (2006:172) Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dia atau lebih dari dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). 3.8.1. Uji Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2007: 100). Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Menurut Kenneth Bailey, ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu: (Siregar,2013:46) 1. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Menurut Kenneth Hopkin penentuan 41 validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrument yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar. 2. Validitas Konstruk (Construct Validity) Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. 3. Validitas Kriteria (Criterion Validity) Adalah validasi suatu instrument dengan membandingkannya dengan instrument pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliable dengan cara mengkorelasikannya. Bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Setelah didapat hasilnya maka nilai validitas akan berada dalam rentang 0-1. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20 for Windows. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Kriteria penilaian uji validitas tersebut adalah sebagai berikut: a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 10%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid. 42 Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment: Keterangan: rxy : rhitung X : Skor variabel item X (jawaban responden) Y : Skor total dari variabel (jawaban responden) n : Jumlah responden 3.8.2. Uji Realibilitas Reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Djaali, 2008,p.55). Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Pemeriksaan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pemeriksaan reliabilitas eksternal. Reliabilitas ini diperoleh dengan menguji coba ulang kuesioner pada responden yang sama, kemudian hasil dari uji coba yang pertama dikorelasikan dengan hasil uji coba yang kedua sehingga teknik ini juga disebut sebagai teknik single test double trial. Cara ini memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Untuk mengatasinya, dilakukan pemeriksaan reliabilitas internal. Pada penelitian, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan internal consistency 43 reliability yang menggunakan Cronbach Alpha untuk mengidentifikasikan seberapa baik item-item dalam kuisioner berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Teknik ini menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: = koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alpha) k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = total varians butir = total varians Setelah memasukkan nilai varians untuk tiap x dan y yang telah dihitung ke dalam rumus Cronbach Alpha, maka nilai reliabilitas harus berada dalam rentang 0-1. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai r alpha lebih besar dari 0,6 (Usman dan Purnomo, 2008:201). Tabel 3.4 Tingkat Reabilitas Metode Cronbach Alpha Sumber : Statistika untuk Penelitian (Sugiyono,2009) 3.8.3. Uji Normalitas Penggunaan rumus korelasi Pearson Product Moment yang penulis gunakan untuk melihat hubungan antara variable dependent 44 dengan variabel independent, memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Menurut Usman dan Purnomo (2008:109), asumsi atau persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah: a. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal. b. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linier. c. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak (random). d. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama). e. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Priyatno (2012) uji ini digunakan untuk menguji data yang berskala interval dan ratio. Karena skala data yang penulis gunakan adalah skala interval, maka untuk menguji normalitas data kali ini, digunakan metode uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan yang di dapat dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut (Sarwono, 2012:96): a. Jika nilai sig < taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan tidak normal. b. Jika nilai sig > taraf signifikansi 10% (0,1), maka distribusi data dikatakan normal. 45 3.9. Analisis Korelasi dan Regresi 3.9.1. Koefisien Korelasi Sebelum dilakukan pengujian regresi, dilakukan uji korelasi terlebih dahulu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependent dengan variabel independent. Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Kuncoro dan Riduwan, 2007: 61-62). Menurut Umar (2004:314) nilai koefisien korelasi berkisar antara 1 sampai +1, yang criteria pemanfaatannya sebagai berikut: 1. Jika, nilai r >0, artinya telah terjadi hubungan yang korelasi positif, yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y atau makin kecil X makin kecil pula nilai variabel Y. 2. Jika, nilai r < 0, arnya telah terjadi hubungan yang korelasi negatif, yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y. 3. Jika, nilai r=0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y. 4. Jika, nilai r= 1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjaadi di hubungan linier hubungan linier hubungan linier sempurna berupa garis lurus , sedangkan untuk r yang makin mengaran untuk r yang makin mengarah angka 0 (nol) maka garis akan makin tidak lurus. Menurut Nugroho (2005:36) batas-batas nilai koefisien korelasi adalah: 46 a. 0,0 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah b. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah c. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat d. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat e. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali f. Untuk 1,00 berarti korelasinya sempurna mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung korelasi (r-corrected item-total correlation) yang kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan r-tabel (r-kritis) yang ada pada taraf signifikansi 0,1 dengan memakai rumus korelasi product moment, sebagai berikut: Rumus Korelasi Sederhana: Keterangan: Rxy = Koefisien Korelasi X = Skor Item X Y = Skor Item Y n = banyaknya sampel dalam penelitian 47 3.9.2. Koefisien Determinasi (R) Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung (Sarwono, 2012:205). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi Pearson Nilai penting dalam keluaran ini ialah: nilai R Square, besaran R square berkisar 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Sedangkan sisa dari besaran R square adalah dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi. 3.9.3 Analisis kausalitatif dengan regresi sederhana Tujuannya untuk mengetahui pengaruh kegiatan promosi oleh public relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. Untuk analisis regresi, maka rumus yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dimana sederhananya adalah sebagai berikut: Y = a + bx Dimana: y = variabel terikat yaitu citra Garuda Indonesia persamaan regresi 48 x = variabel bebas yaitu kegiatan promosi oleh public relations a = nilai konstanta atau tetap yaitu apabila tidak ada kegiatan promosi oleh public relations (x=0), maka nilai yang dihasilkan konstan atau tetap b = koefisien regresi yaitu tambahan nilai pada variabel Y sebagai akibat bertambahnya nilai X sebanyak 1 unit Koefisien a dapat diperoleh dengan rumus: a = Y- bX , dimana Y= dan X= Sedangkan untuk rumus koefisien regresinya adalah sebagai berikut b= 3.10. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono,2007:51). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum termasuk jawaban empirik. Menurut Sutrisno Hadi dalam Triswanto (2010:73), ada dua kategori penelitian yang memiliki implokasi terhadap hipotesis, yaitu : • Pertama, penelitian komparatif dimana sasaran utamanya membandingkan dua kelompok atau lebih, dua peristiwa atau lebih, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok-kelompok atau peristiwa-peristiwa yang dibandingkan. • Kedua, penelitian korelatif memiliki sasaran untuk mengkaji ada tidaknya korelasi antara peristiwa dengan peristiwa yang 49 lain, suatu peristiwa dengan peristiwa lain, suatu gejala dengan gejala lainnya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis untuk penelitian korelatif, karena akan menguji hubungan dan pengaruh kegiatan promosi oleh public relations terhadap citra Garuda Indonesia sebagai perusahaan profesional. Sehingga untuk menjawab rumusan maslaah dalam penelitian ini, hipotesisnya adalah: H01: Tidak terdapat hubungan antara kegiatan promosi oleh Public Relations dengan citra Garuda Indonesia Ha1: Terdapat hubungan antara kegiatan promosi oleh public relations dengan citra Garuda Indonesia H02: Tidak terdapat pengaruh antara kegiatan promosi oleh public relations terhadap citra Garuda Indonesia. Ha2: Terdapat pengaruh antara kegiatan promosi public relations terhadap citra Garuda Indonesia 50 3.11. Operasional Konsep 1. Variabel (X) Kegiatan Promosi Oleh Public Relations Tabel 3.5 Operasional Variabel (X) (Sumber : Penulis 2014) 51 2. Variabel (Y) Citra Garuda Indonesia Sebagai Perusahaan Profesional Tabel 3.6 Operasional Variabel Y Sumber : Penulis 2014 52