9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1

advertisement
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Lingkungan Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di
mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses investasi berkenaan dengan
bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan mengenai pemilihan
sekuritas, seberapa ekstensif investasi sebaiknya dilakukan dan kapan investasi
seharusnya dilaksanakan. Investasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dollar
sekarang untuk dollar masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat: risiko
dan waktu. Pengorbanan terjadi saat sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasil
baru akan diperoleh kemudian dan besarnya tidak pasti. Di beberapa kasus,
elemen waktu merupakan faktor yang mendominasi misalnya obligasi pemerintah.
Di kasus lain, risiko menjadi atribut yang dominan misalnya option call pada
saham biasa. Namun bisa juga baik waktu maupun risiko menjadi faktor yang
penting misalnya jumlah saham di saham biasa.
2.1.2 Pengertian Reksa Dana Saham
Bagi investor reksa dana, memahami jenis reksa dana adalah sesuatu yang sangat
penting, karena setiap jenis reksa dana memiliki karakteristik yang berbeda-beda
di mana setiap investor dapat memilih dan menyesuaikan maksud tujuan investasi
yang diinginkan, toleransi atas tingkat risiko yang dihadapi serta kondisi
keuangan yang dimilikinya berdasarkan dari masing-masing karakteristik dari
setiap jenis reksa dana yang beredar saat ini.
9
Universitas Sumatera Utara
10
Pengertian reksa dana saham menurut Mangansa Simatupang (2010)
adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas atau saham. Sedangkan
menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa
dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
2.1.3 Bentuk Reksa Dana
Dilihat dari bentuknya, reksa dana dapat dibedakan menjadi (Mangansa, 2010):
a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (PT)
Reksa Dana berbentuk perseroan adalah suatu perusahaan yang kegiatan
usahanya secara khusus menghimpun dana dengan menjual saham reksa
dana, dan selanjutnya dana yang diperoleh dari penjualan saham reksa
dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan
di pasar modal dan pasar uang seperti saham-saham, surat utang obligasi,
deposito dan lain lain.
b. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksa dana berbentuk kolektif (KIK) adalah kontrak antara manajer
investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan
di mana manajer investasi
diberikan wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberikan wewenang
untuk melaksanakan penitipan kolektif.
2.1.4 Sifat Reksa Dana
Jika dilihat dari sifatnya, reksa dana dibagi menjadi:
a. Reksa Dana Tertutup (Closed Ended)
Reksa dana tertutup adalah reksa dana di mana manajer investasi sebagai
pengelola reksa dana maupun direksi sebagai pihak yang menerbitkan
10
Universitas Sumatera Utara
11
reksa dana tidak dapat membeli kembali unit saham reksa dana yang telah
terjual kepada investor, atau dengan kata lain investor tidak dapat menjual
kembali unit saham reksa dana dan jual beli reksa dana dilakukan melalui
bursa efek tempat di mana unit saham reksa dana tersebut dicatatkan.
b. Reksa Dana Terbuka (Openned Ended)
Menurut undang-undang pasar modal, reksa dana terbuka adalah reksa
dana yang menawarkan atau menjual unit penyertaan reksa dana serta
dapat membeli kembali unit penyertaan tersebut dari investor. Unit
penyertaan reksa dana terbuka ini tidak dicatatkan di Bursa Efek karena
jual beli dapat berlangsung secara terus-menerus yang dilakukan antara
manajer investasi dengan investor. Manajer investasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku wajib membeli reksa dana yang dijual investor
(redemtion).
2.1.5 Jenis Reksa Dana
Pada awalnya perkembangan reksa dana di Indonesia, hanya terdapat 4 jenis reksa
dana yaitu reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang dan campuran
sehingga keempat jenis reksa dana, dikelompokkan sebagai jenis reksa dana
konvensional. Kemudian sejalan dengan perkembangan waktu dan sangat
dinamisnya produk-produk investasi pasar modal, berkembang lagi beberapa jenis
reksa dana yaitu reksa dana syariah, reksa dana terstruktur yang meliputi reksa
dana terproteksi, reksa dana penjaminan dan reksa dana indeks, kemudian yang
terakhir saat ini reksa dana Exchange Trade Fund (ETF) yang berbentuk KIK dan
diperdagangkan di Bursa Efek serta reksa dana real estate.
a. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya dalam efek bersifat
ekuitas atau saham. Reksa dana ini mengupayakan untuk memperoleh
capital gain dalam jangka panjang. Dengan komposisi saham sebagai
komposisi utama dalam portofolio reksa dana saham, maka secara teoritis
11
Universitas Sumatera Utara
12
pergerakan harga atau NAB reksa dana saham akan lebih fluktuatif atau
lebih berisiko dibanding dengan jenis reksa dana lainnya seperti reksa
dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan lain-lainnya, namun
sejalan dengan tingkat risiko yang relatif lebih tinggi tersebut, dalam
jangka panjang reksa dan saham akan memberikan potensi pertumbuhan
NAB yang lebih besar dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang portofolio efeknya
sekurang-kurangnya 80% terdiri dari efek-efek yang bersifat utang. Reksa
dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara
tetap. Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan
instrumen obligasi sebagai bagian terbesar dari investasinya. Komposisi
demikian pada umunya sangat menarik bagi investor yang konservatif
terhadap risiko karena secara teoritis transaksi perdagangan instrumen
obligasi relatif jauh lebih stabil dari pada saham.
c. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang adalah reksa dana di mana portofolio asetnya
terdiri dari sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat utang
jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Reksa dana ini
mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan
orientasi pendapatan jangka pendek, seperti deposito, Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan surat-surat utang jangka pendek lainnya.
d. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran adalah yang komposisi portofolionya tidak
mengacu kepada komposisi sekurang-kurangnya 80% untuk saham, surat
utang dan pasar uang pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana
pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang.
e. Reksa Dana Terproteksi
12
Universitas Sumatera Utara
13
Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang memberikan jaminan
kepada para investor bahwa dana yang diinvestasikan tidak akan
mengalami kerugian, karena dana yang diinvestasikan para investor pada
produk reksa dana terproteksi diharapkan sekurang-kurangnya tetap sama
dengan jumlah investasi awal.
f. Reksa Dana Penjaminan
Reksa Dana Penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan atas
nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan tidak
dilakukan oleh manajer investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak
ketiga seperti bank asuransi dan sebagainya.
g. Reksa Dana Indeks
Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas
efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya.
Sekurang-kurangnya 80% dari NAB diinvestasikan pada efek yang
merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. Di
mana pembobotan masing-masing efek antara 80% - 120%.
h. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah merupakan produk keuangan yang harus mengacu
pada sistim keuangan Islam sebagaimana yang digariskan. Reksa dana
syariah muncul karena semakin tingginya animo masyarakat untuk
berinvestasi terhadap produk-produk investasi yang berpedoman pada
kaidah-kaidah Islam.
i. Reksa Dana Exchanged Trade Fund (ETF)
Reksa dana Excanged Trade Fund (ETF) adalah suatu bentuk reksa dana
saham di mana aset portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu,
misalnya Indeks Standart and Poor 500, kemudian unit penyertaannya
dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek dengan menggunakan jasa
13
Universitas Sumatera Utara
14
broker seperti halnya saham yang dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa
Efek.
j. Reksa Dana Real Estate (Dire)
Reksa dana real estate adalah suatu jenis reksa dana di mana manajer
investasi membeli dan mengelola gedung, seperti misalnya gedung
perkantoran atau apartemen. Selanjutnya para investor akan menerima
secara periodik pendapatan dari uang sewa gedung tersebut, setelah
dibebani biaya pengelolaan gedung. Uraian lebih lanjut terkait dengan
reksa dana dire belum dapat diberikan mengingat bahwa ketentuan
perizinan jenis reksa dana dire pada pasar modal Indonesia masih baru
dikeluarkan dan sampai saat ini belum ada manajer investasi yang telah
meluncurkan jenis produk reksa dana dire.
2.2 Pengertian dan Konsep Dasar Portofolio
Asas pendekatan Markowitz adalah menggunakan perubahan atau variabel
keuntungan sebagai taksiran untuk risiko investasi. Markowitz mencoba
membentuk konsep risiko dengan menggunakan konsep statistik yaitu varian. Satu
masalah dengan model Markowitz jika digunakan secara praktikal adalah untuk
mengidentifikasi satu kedudukan portofolio yang efisien, yaitu seseorang perlu
mengetahui keuntungan yang diharapkan untuk setiap sekuritas. Berikut
penjelasan statistik untuk satu sekuritas:
a. Tingkat Keuntungan
Tingkat keuntungan merupakan peningkatan dalam persentase kekayaan
dengan memegang saham untuk suatu jangka waktu. Persentase tingkat
keuntungan adalah sama dengan peningkatan dalam rupiah dibagi oleh
nilai pasaran saham pada awal jangka tertentu, yaitu:
5 =
LM KNM KNO NO
2.1
di mana:
14
Universitas Sumatera Utara
15
P
QH
Q
= dividen untuk jangka waktu investasi
= harga atau nilai pasaran pada awal jangka panjang
= harga pada akhir jangka waktu investasi
Tingkat keuntungan rata-rata dapat diperoleh dengan rumus adalah sebagai
berikut:
5=
R∑T
#UM S# V
2.2
di mana n adalah jumlah keuntungan sampel.
b. Varian dan Deviasi Standar
Varian
keuntungan
menerangkan
kecenderungan
sekuritas
untuk
menghasilkan keuntungan yang berada di atas atau di bawah rata-rata
sampel. Model varian sebagai dasar portofolio sebagai berikut:
W455 =
7=Z
[∑T
#UMS# GS ]
G
[∑T
#UMS# GS \
G
2.3
2.4
di mana:
W455
7
5
5
= varian reksa dana saham
= deviasi standar reksa dana saham
= return bulanan reksa dana saham i
= rata-rata return reksa dana saham i
c. Kovarian
Kovarian menerangkan hubungan antara keuntungan dan sekuritas. Untuk
menghitung kovarian perlu menghitung deviasi yang berlaku daripada
rata-rata keuntungan setiap saham pada setiap bulan. Kovarian dapat
dihitung berdasarkan rumus (2.5):
]^351 , 52 =
[∑# ∑$S# GS@# S_ GSC$ ]
G
2.5
15
Universitas Sumatera Utara
16
di mana:
]^351 , 52 = kovarian return A dan return B
5
51
5
52
= return bulanan reksa dana saham i
= rata-rata return reksa dana saham i
= return bulanan reksa dana saham j
= rata-rata return reksa dana saham j
Dengan kovarian yang positif, ini berarti apabila satu sekuritas
menghasilkan keuntungan yang melebihi keuntungan rata-rata, maka
sekuritas yang satu lagi juga mempunyai kecenderungan untuk bertindak
dengan cara yang sama, yaitu melebihi keuntungan rata-ratanya.
d. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi diperoleh dengan membagi kovarian dengan hasil kali
deviasi standar.
5=
[`abS@ ,SC ]
M
[cdS S@ " cdS SC ] 2.6
di mana:
5
]^351 , 52 = kovarian return reksa dana saham A dan B
W45 51 W45 52 = koefisien korelasi
= varian return reksa dana saham A
= varian return reksa dana saham B
2.3 Konsep Return dan Risiko
Ada dua unsur penting dalam melakukan investasi yaitu return dan risiko. Dalam
melakukan suatu investasi, investor diharapkan pada trade off antara keduanya.
Apabila investor mengharapkan return yang tinggi, maka ia akan dihadapkan
pada risiko yang tinggi pula. Demikian juga sebaliknya.
16
Universitas Sumatera Utara
17
Tingkat keuntungan
yang diharapkan
Tingkat
keuntungan bebas
Risiko
Gambar 2.1 Hubungan Antara Risiko dan Tingkat Keuntungan
Dalam investasi ditegaskan bahwa investor selalu berpikir rasional, di
mana investor akan memilih return tertinggi bila dihadapkan pada risiko yang
sama dan juga akan memilih investasi dengan risiko terendah bila dihadapkan
pada return yang sama.
Teori portofolio mendasarkan diri atas pengamatan bahwa para investor di
bursa melakukan diversifikasi (Van Horne, 1989). Dengan kata lain mereka
membentuk portofolio. Investor melakukan diversifikasi karena ingin mengurangi
risiko. Diversifikasi yang membentuk portofolio melalui simulasi dapat
memperkecil tingkat risiko dan mencapai return tertentu. Dalam teori portofolio
ada dua hal penting yang perlu diketahui lebih jauh mengenai return dan risiko:
a. Return
Return yang diperoleh investor berasal dari berbagi sumber, antara lain:
1. Dividen adalah bagian laba yang diberikan manajer investasi selaku
pengelola reksa dana kepada para pemegang unit penyertaannya.
2. Capital Gain (loss) adalah return yang diperoleh para pemegang unit
penyertaan yang berasal dari perubahan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
aset-aset yang dipegangnya. Apabila perubahan NAB tersebut positif
maka disebut capital gain dan apabila perubahannya negatif maka
17
Universitas Sumatera Utara
18
disebut capital loss. Pengertian NAB menurut UU Nomor 8 Tahun
1995 Pasal 23 Tentang Pasar Modal adalah:
Nilai pasar yang wajar dari suatu efek dan kekayaan lain dari reksa
dana dikurangi seluruh kewajibannya.
Dengan adanya dua komponen di atas, maka return total yang diterima
oleh investor adalah penjumlahan dari dua komponen tersebut. Sehingga
formulanya adalah:
efg5h i^f4j = Pk3keh + Qe5gl4ℎ4h nop
Di mana komponen dividen biasanya merupakan nol atau positif.
Dikatakan nol apabila reksa dana saham tersebut tidak membagikan
dividen dan dikatakan positif apabila reksa dana saham tersebut
membagikan dividen. Untuk komponen perubahan harga, nilainya bisa
dibagi negatif, nol, positif. Dikatakan negatif apabila NAB reksa dana
tersebut mengalami penurunan dan positif apabila mengalami kenaikan.
b. Risiko
Risiko didefinisikan sebagai actual return suatu investasi menyimpang
dari expected return-nya (Jones, 1996). Salah satu pengukuran risiko
adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang
merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko portofolio juga dapat
diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai
pengembalian sekuritas-sekuritas tunggal yang ada didalamnya.
2.4 Terminologi Reksa Dana Saham dan Portofolio
Terminologi reksa dana saham berdasarkan PT. Bursa Efek Indonesia.
a. Anggota Bursa Efek
Perusahaan Efek yang telah memiliki izin usaha sebagai perantara
perdagangan efek dari Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa.
b. Bursa Efek
18
Universitas Sumatera Utara
19
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistim dan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
c. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin
usaha dari BAPEPAM sebagai pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistim dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan
permintaan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan
efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 UU
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
d. Capital Gain
Keuntungan yang diperoleh karena perbedaan antara harga beli dan harga
jual suatu efek. Apabila perbedaan tersebut bersifat negatif (rugi) disebut
capital loss.
e. Closed-End Investment Fund (Reksa Dana Tertutup)
Reksa dana yang melakukan emisi saham yang tidak dijual kepada atau
dapat dibeli kembali oleh reksa dana yang bersangkutan.
f. Dividen
Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi (dan
disahkan oleh rapat pemegang saham) untuk dibagikan kepada pemegang
saham. Pembayarannya diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku pada
jenis saham yang ada.
g. Efek
Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
19
Universitas Sumatera Utara
20
h. Emiten
Perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal, baik dengan
menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada
masyarakat.
i. Expected Return
Merupakan return yang diharapkan investor atas investasi.
j. Kustodian
Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya.
k. Manajer Investasi
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
l. IPO (Intial Public Offering)/ Go Public
Penawaran perdana saham kepada masyarakat umum. Tindakan itu
dilakukan oleh perusahaan emiten, dan untuk selanjutnya saham-saham
yang IPO dicatat di Bursa Efek Indonesia.
m. Right Issue
Mekanisme bagi sebuah perusahaan yang sudah IPO untuk mengeluarkan
saham baru. Di sini ada hak bagi pemegang saham lama untuk membeli
saham baru sebelum ditawarkan ke masyarakat.
n. NAB (Nilai Aktiva Bersih)
20
Universitas Sumatera Utara
21
Angka yang menyatakan jumlah dana yang dikelola oleh sebuah reksa
dana namun kerap terjadi salah kaprah yang menganggap NAB yang
dalam bahasa Inggris disebut Net Asset Value, sebagai harga reksa dana,
padahal bukan.
o. NAB/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan)
Angka yang menyatakan harga suatu reksa dana, dan transaksi dilakukan
berdasarkan nilai itu. Harap diingat bahwa investor reksa dana baru akan
mengetahui harga reksa dana pada esok harinya sebelum pukul 12.00
setiap hari atau esok harinya lagi bila transaksi dilakukan pukul 12.00.
p. UP (Unit Penyertaan)
Satuan dalam reksa dana di mana saat investor membeli reksa dana itu
artinya investor membeli UP dari MI atau Manajer Investasi. Demikian
pula sebaliknya, saat investor menjual investasi reksa dana investor akan
semakin banyak bila UP semakin besar.
2.5 Metode Pengali Lagrange
Model persamaan fungsi objektif di atas merupakan model permasalahan
pemograman nonlinier. Untuk menyelesaikan masalah pemograman nonlinier,
dapat digunakan pengali Lagrange λ dengan membentuk persamaan Lagrange.
Jika metode pengali Lagrange melibatkan constraint lebih dari satu,
parameter yang dipilih adalah , q atau parameter yang lain. Misalnya untuk
memperoleh nilai ekstrim &, r, ) dengan constraint &, r, ) = 0 dan ℎ = 0
maka sebagai fungsi Lagrange adalah:
s&, r, ), , q = &, r, ) + &, r, ) + qℎ&, r, )
2.7
cara penyelesaiannya adalah :
=t
="
= 0, =u = 0, =. = 0 dan
=t
=t
=t
=v
=0
2.8
21
Universitas Sumatera Utara
22
Metode ini dapat diperluas untuk n variabel & , & , … , & dengan k kendala
w & , & , … , & , w & , & , … , & , … , wx & , & , … , & sebagai Fungsi Lagrangenya adalah:
s& , & , … , & , , , … , = + w + w + ⋯ + x wx
2.9
dengan cara penyelesaiannya:
=t
="M
= 0, =" = 0, … , =" = 0, =. = 0, … , =. = 0
=t
=t
=t
T
M
di mana , , … , x adalah Pengali Lagrange.
=t
z
2.10
Kerangka Teoritis:
Data Return
Portofolio
Reksa Dana
Saham
Matriks Pers.
Lagrange
Invers
Matriks
Porsi 0
Evaluasi
Keputusan
Matriks VarianKovarian
Gambar 2.5 Kerangka Teoritis Penelitian
22
Universitas Sumatera Utara
Download