53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam antara lain dalam bidang sosial, politik, pendidikan, dan budaya. Masjid menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat muslim, tidak terkecuali di Indonesia. Besarnya populasi muslim di Indonesia mengakibatkan banyaknya bangunan masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan yang selalu ada di dalam sistem tata kota di Indonesia. Bahkan tidak hanya skala tingkat kota, masjid dapat dengan sangat mudah ditemukan di tiap desa atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan. Islam tidak memiliki konsep arsitektur yang bersifat memaksa yang menyatakan bahwa bangunan masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam, misalnya harus memiliki ciri seragam seperti kubah atau bentuk lainnya. Tidak ada luas minimum, tidak ada aturan khusus tentang warna/cat, ataupun bentuk wajib yang harus dipatuhi dalam pembangunan masjid. Namun begitu, ada beberapa hal yang bersifat disarankan atau dianjurkan ada dalam sebuah bangunan masjid, dengan tujuan untuk mengikuti ajaran bentuk awal masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam dan masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir dalam Islam. 54 Arsitektur masjid berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi. Beberapa fasilitas tambahan disediakan dalam masjid dengan tujuan untuk memudahkan umat dalam menjalankan ibadah. Arsitektur masjid juga berubah sesuai dengan adat dan kebudayaan masyarakat tempat dimana masjid tersebut dibangun, tentu saja dengan tanpa melanggar aturan-aturan Islam. Masjid-masjid di setiap negara mempunyai karakter khusus yang menunjukkan ciri khas dan kebudayaannya. Masyarakat Indonesia yang kaya akan tradisi dan kebudayaan daerah tentu juga mempunyai ciri khusus yang ikut dituangkan dalam arsitektur masjid. Arsitektur masjid antara daerah satu dengan daerah lain di Indonesia berbeda-beda, sesuai dengan keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia adalah salah satu masjid di Indonesia yang mempunyai ciri khas tersendiri. Masjid ini dipengaruhi oleh kebudayaan Tionghoa. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia dibangun oleh perkumpulan muslim Tionghoa yang memang sudah lama berada di Indonesia dan ikut berperan dalam penyebaran Islam di Indonesia. Nama Cheng Hoo dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana muslim Cina yang diyakini mempunyai andil masuknya Islam ke Indonesia. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia adalah masjid pertama yang menggunakan identintas Tionghoa di Indonesia. Yang dimaksudkan dengan identitas Tionghoa adalah, masjid ini merupakan perwujudan budaya dan komunitas muslim Tionghoa di Indonesia. Masjid ini dibangun dengan 55 maksud untuk mempererat hubungan antara muslim Tionghoa dengan muslim lainnya serta bentuk tenggang rasa dan saling menghargai antar suku dan bangsa. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia terbuka untuk umum, tidak ada orientasi khusus siapa saja yang boleh mengunjungi dan beribadah di masjid ini. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia juga tidak berorientasi atau berpihak pada aliran tertentu, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, ataupun yang lainnya. Arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia merupakan perpaduan antara budaya Timur Tengah, dengan Budaya Tionghoa, dan sedikit sentuhan budaya lokal (Jawa). Perpaduan warna yang ada dalam Masjid Muhammad Cheng Hoo adalah warna merah yang merupakan warna khas kebudayaan Cina, warna kuning dan hijau yaitu warna khas yang sering dipakai dalam masjid bergaya Timur Tengah, dan warna biru sebagai simbol Indonesia sebagai negara kepulauan. Ukiran-ukiran yang menghiasi bagian dalam masjid sangat kental dengan nuansa Cina, namun begitu kaligrafikaligrafi Arab juga ikut menghiasi masjid ini. Beberapa bagian masjid mempunyai makna-makna tertentu yang diambil dari kepercayaan dan budaya Cina, Islam, dan Jawa. Aktivitas-aktivitas di Masjid Muhammad Cheng Hoo meliputi aktivitas religius dan non-religius. Aktivitas-aktivitas yang bersifat religius di masjid ini pada dasarnya tidak berbeda dengan masjid-masjid lainnya. Shalat lima waktu, shalat Jum’at, pengajian, buka bersama dan shalat Tarawih saat Bulan Ramadhan adalah agenda rutin masjid. Aktivitas non-religius yang ada di 56 masjid dan area sekitarnya yang dikelola oleh yayasan adalah lembaga pendidikan Bahasa Mandarin dan taman kanak-kanak. Keberadaan Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia merupakan salah bentuk keeksistensian masyarakat muslim Tionghoa di Indonesia. Masjid ini dapat dijadikan bukti bahwa muslim Tionghoa mempunyai andil dalam penyebaran dan pengembangan Islam di Indonesia. Keberadaan masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia di Surabaya juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik bagi wisatawan asing maupun wisatan domestik. 5.2 Saran Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan, secara keseluruhan kondisi Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia di Surabaya sudah sangat baik. Namun begitu, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan demi kemajuan masjid pada khususnya dan lingkungan di sekitarnya pada umumnya. 1. Keadaan bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia sudah sangat terjaga dengan baik dan bersih. Namun ada beberapa hal yang hendaknya lebih diperhatikan, antara lain fasilitas kamar kecil. Ada beberapa toilet yang tidak dapat dipergunakan. Akan lebih baik apabila fasilitas tersebut segera diperbaiki. Selain itu, area yang diperuntukkan jamaah perempuan terlalu kecil dibandingkan dengan area untuk jamaah laki-laki. Apabila area tersebut dapat diperluas, akan lebih nyaman bagi jamaah perempuan. 57 2. Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia dengan ciri khas aristekturnya yang unik mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan daerah tujuan utama wisata di Surabaya. Sehingga akan lebih baik apabila pemerintah kota Surabaya ikut serta dalam pengembangan dan promosi Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia agar lebih dikenal. 3. Adanya ketertarikan wisatawan asing untuk mengunjungi Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia hendaknya dibarengi dengan ketersediaan penerjemah atau interpreter bahasa asing, terutama Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, untuk menjelaskan lebih jauh tentang seluk beluk Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia kepada wisatawan asing.