Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 1 PENGARUH INFORMASI KEUANGAN TERHADAP KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN FARMASI Siti Rohma Indah Alfajarina [email protected] Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of research is to test the significant influence both simultaneously and partially of financial information which include: current ratio, debt ratio, return on asset, return on equity, and earning per share to the investment gain at pharmaceutical company in the Indonesia Stock Exchange. The type of research is using quantitative paradigm since this research is emphasizing on research variable test with numbers and conducting data analysis by using statistic procedures. The populations are pharmaceutical companies which were listed in Indonesia Stock Exchange during 4 years period from 2009 to 2012. The sample selections by conducting purposive sampling method and with the total of 7 pharmaceutical companies. Based on the result of analysis it can be concluded that: (1) the simultaneous test result which include: current ratio, debt to total asset ratio, return on asset, return on equity, earnings per share have significant influence to the stock return at pharmaceutical companies; (2) Current ratio has no significant influence to the stock return at pharmaceutical companies; (3) Debt to Total Asset has significant influence to the stock return at pharmaceutical companies; (4) Return on asset has significant influence to the stock return at pharmaceutical companies; (5) Return on equity has significant influence to the stock return at pharmaceutical companies; (6) Earnings per share has significant influence to the stock return at pharmaceutical companies. Keywords: financial information, financial report, and stock return ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial informasi keuangan yang meliputi: current ratio, debt ratio, return on asset, return on equity, dan earning per share terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kuantitatif karena penelitian ini menekankan pada pengujian variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 4 tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 7 perusahaan farmasi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil pengujian secara simultan current ratio, debt to total asset ratio, return on asset, return on equity, earning per share, secara berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; (2) Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; (3) Debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; (4) Return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; (5) Return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; (6) Earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi Kata kunci: informasi keuangan, laporan keuangan dan return saham Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 2 PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan adanya alokasi dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan serta menambah pilihan investasi, yang dapat juga diartikan kesempatan untuk memperoleh tambahan dana bagi perusahaan semakin besar. Terkait peran dan fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. Perkembangan pasar modal di Indonesia mulai membaik setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia mulai tahun 1997. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dipicu oleh depresiasi nilai rupiah yang berakibat pada kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan termasuk pasar modal. Pasar Modal Indonesia memiliki peranan yang signifikan dalam proses penyaluran dana dari investor kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana). Pertimbangan investor dalam melakukan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka untuk saat ini ataupun di masa yang akan datang. Jadi, investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan investor memperoleh keuntungan ekonomis dari penanaman modal tersebut. Bila investor memutuskan untuk membeli saham tertentu sebagai investasi, maka hasil yang diharapkan adalah mendapat keuntungan dari operasi harga saham (capital gain) serta dividen yang akan dibayar perusahaan. Gerak dan perkembangan pasar modal salah satunya ditentukan oleh kecenderungan masyarakat sebagai pemilik modal dalam menyikapi berbagai isu-isu yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu transparancy dari pihak emiten dianggap sangat penting dan diperlukan untuk dapat mengembalikan kepercayaan pihak investor dalam melakukan investasi. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Menurut pengertian tersebut, jika kita memegang uang kas, hal itu bukan merupakan investasi karena kas tidak memberi penghasilan dan jika terjadi inflasi nilainya akan menurun. Sementara itu dengan menempatkan kas pada tabungan di bank merupakan investasi karena hal itu akan memberi penghasilan dalam bentuk bunga. Demikian pula pembelian saham merupakan investasi karena saham memberi penghasilan dalam bentuk dividen dan nilainya diharap meningkat di masa datang. Investasi dalam saham merupakan investasi berisiko tinggi, investor dapat memperoleh keuntungan yang banyak dan sebaliknya bisa menderita kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu investor dituntut untuk jeli dan harus semakin berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi serta selalu menganalisis terlebih dahulu saham-saham yang akan di beli. Para investor juga memerlukan informasi yang relevan tentang harga saham suatu perusahaan karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan yang menjual saham tersebut. Kinerja perusahaan terutama untuk perusahaan yang telah go public dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi investor. Investor memainkan peranan utama di pasar modal. Dalam berinvestasi, investor akan memilih saham yang memberi return tinggi karena tujuan mereka adalah untuk mendapat return yang maksimal dengan risiko yang kecil. Return memungkinkan seorang investor membandingkan antara tingkat pengembalian sebenarnya dengan pengembalian harapan oleh beberapa saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan. Pasar modal yang efisien akan bereaksi cepat terhadap adanya informasi yang relevan khususnya informasi yang dapat mempengaruhi saham. Oleh sebab itu, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 3 informasi apapun yang dimiliki baik yang tersedia di publik maupun privasi sangat berharga bagi investor. Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Dari laporan keuangan tersebut diperoleh informasi tentang kinerja keuangan (financial performance) suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian untuk memilih saham-saham perusahaan yang mampu memberi tingkat pengembalian (return yang tinggi). Untuk dapat menginterpretasi informasi keuangan yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakai dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasi. Salah satu teknik yang populer diaplikasi dalam praktik bisnis adalah analisis rasio keuangan. Hasil rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Beberapa penelitian tentang informasi keuangan banyak dilakukan di Indonesia, diantaranya penelitian Susilo, Djiwanto, dan Jaryono (2004). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dilihat dari nilai kandungan informasi publikasi laporan keuangan, menunjukkan bahwa ada peningkatan abnormal return pada satu hari setelah hari publikasi (event date) dibandingkan hari sebelumnya, hal ini berarti bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan, hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap perilaku return saham, sehingga pelaku saham kurang merespon publikasi laporan keuangan. Sofilda dan Fatta (2006) melakukan penelitian untuk menguji laporan keuangan terhadap harga saham. hasil penelitian menyimpulkan: (1) secara parsial keenam variabel (ROE, ROI, PBV, PER, QR, CR) mempunyai pengaruh signifikan dan tidak signifikan terhadap harga saham; (2) Publikasi laporan keuangan berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan LQ-45 yang berarti para investor masih banyak yang tidak memperhatikan masalah fundamental perusahaan atau faktor intern perusahaan yang bersangkutan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ulupui (2006). Variabel independen penelitian ini menggunakan empat rasio keeuangan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return saham yaitu rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Pemilihan beberapa rasio dalam penelitian ini karena melihat beberapa hasil penelitian tentang pengaruh informasi keuangan terhadap keuntungan investasi sangat bervariatif, sehingga penelitian ingin menganalisis kembali penelitian sebelumnya dari sudut fundamental perusahaan yaitu rasio-rasio yang berhubungan dengan keuntungan investasi untuk mewakili keseluruhan kelompok rasio. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuantemuan empiris mengenia rasio keuangan khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi keuntungan yang akan datang. Alasan pemilihan keuntungan investasi karena tujuan untuk memperoleh capital gain yang mencerminkan nilai perusahaan. Dari capital gain maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang baik atau tidak. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor perubahan keuntungan investasi di masa yang akan datang, temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio keuangan tidak cukup signifikan dalam memprediksi keuntungan investasi di masa yang akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang inkonsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya khususnya di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 4 Berdasar dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah informasi keuangan (current ratio, debt ratio, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia?; 2) Apakah informasi keuangan (current ratio, debt ratio, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia?. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk menguji pengaruh signifikan secara simultan informasi keuangan yang meliputi: current ratio, debt ratio, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia; 2) Untuk menguji pengaruh signifikan secara parsial informasi keuangan (current ratio, debt ratio, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi kepada pihak di luar perusahaan.Laporan ini memberikan suatu sejarah yang berkesinambungan yang di kuantifikasikan dalam satuan uang berkenaan dengan sumberdaya ekonomi dan kewajiban dari suatu perusahaan bisnis dan aktivitas ekonomi yang mengubah sumberdaya dan kewajiban ini. Laporan keuangan yang paling sering disajikan adalah neraca, perhitungan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas pemilik. Selain itu, pengungkapan dalam catatan merupakan bagian yang terpadu dari masing–masing keempat laporan keuangan dasar ini (Kieso dan Weygandt, 2010:1). Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut (Harahap, 2011:1). Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Laporan keuangan memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan kebijakan perusahaan dan harus diterapkan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Pernyataan tersebut didukung pendapat oleh Harahap (2011:133), menggambarkan tujuan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan umum, menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima; 2) Tujuan khusus, memberi informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahaan kekayaan dan kewajiban, serta informasi yang relevan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:9). Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 5 dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan diharapkan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan, dan pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Hanafi, 2011:27). Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan analisis perusahaan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dijelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan didisain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba-rugi) (Atmaja, 2008:415). Menurut Harahap (2011:297-299) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti), misalnya: antara hutang dengan modal, antara kas dengan total aset, antara harga pokok produksi dan total penjualan. Munawir (2012:37) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Tampubolon (2005:6) mendefinisikan pasar modal adalah tempat pertemuan antara pencari dana dan penanam modal untuk melaksanakan transaksi. Di pasar modal dilakukan transaksi jual beli antara lain seperti saham dan obligasi yang diukur jangka waktunya dari waktu ke waktu atas modal yang diperjualbelikan. Investasi Menurut Tandelilin (2006:6) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan Sunariyah (2006:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2006:4) tujuan investasi secara luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan disini adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Sedangkan tujuan investasi secara khusus adalah 1) Mendapatkan keuntungan yang lebih layak di masa yang akan datang; 2) Mengurangi tekanan inflasi; 3) Motivasi untuk menghemat pajak. Saham Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan (Hanafi, 2011:124). Menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 6 diperdagangkan di pasar bursa. sedangkan Tandelilin (2006:18) saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Menurut Tandelilin, (2006:124) pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham yaitu 1) Dividen; dan 2) Capital gains. Return Saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Return ini dibedakan menjadi (Husnan, 2006:21): 1) Return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis; 2) Return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2004:131). Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang juga sering disebut actual return (Jogiyanto, 2004:132). Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Keuntungan Investasi Pengaruh current ratio terhadap return saham Likuiditas perusahaan yang tercermin dalam current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini memprediksi bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil resiko, secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil resikonya (Munawir, 2012:62). Current Ratio memberi indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, karena apabila kewajiban lancar melebihi aset lancar berarti perusahaan tidak akan membayar tagihan kewajiban. Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar (current ratio) yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Jadi semakin tinggi current ratio yang tidak diikuti dengan tingginya profitabilitas perusahaan maka dapat pula menurunkan return saham saham di bursa. Jika nilai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancar maka current ratio akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai aktiva lancar lebih kecil daripada hutang lancar maka nilai current ratio akan semakin rendah. Dengan demikian semakin tinggi current ratio berarti semakin kecil resiko yang harus ditanggung oleh investor. Pengaruh debt ratio terhadap return saham Rasio ini memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap kekayaan yang dimiliki. Menurut Ridwan dan Barlian (2009:117), mengukur besarnya total aset yang di biayai oleh kreditur perusahaan, maka akan semakin tinggi rasio tersebut dan semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka risiko keuangan pemegang saham/kreditor juga semakin tinggi. Rasio ini menggambarkan dana total yang berasal dari kreditor, jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak liabilitas, yang tentunya akan menimbulkan risiko kesulitan membayar. Adanya pengaruh yang negatif antara debt ratio dengan return saham atau tidak Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 7 searah. Artinya semakin tinggi Debt ratio ini maka return saham yang diterima investor akan semakin rendah. Meskipun investor mengharapkan pendapatan yang semakin besar jika rasio ini meningkat untuk mengcover risiko yang mereka tanggung. Pengaruh return on asset terhadap return saham Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu (Hanafi, 2011:42). Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan asset, yang berarti semakin baik. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Dari hasil perhitungan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian yang baik, penilaian yang masih kurang baik, dan dapat diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap return saham. Hasil positif rasio profitabilitas mengindikasikan bahwa tinggi earning power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, dan implikasinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Pengaruh return on equity terhadap return saham Return on equity (ROE) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat hasil investasi yang dilakukan investor dengan membandingkan antara laba bersih dengan modal sendiri. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi, 2011:42). ROE dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan. Semakin tinggi ROE berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik modal dan sebaliknya. Dari keterangan tersebut para investor melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Apabila perusahaan dapat menghasilkan ROE tinggi, maka investor menganggap bahwa perusahaan telah menggunakan modalnya dengan efisien dan efektif, maka harga saham akan mengalami kenaikan dan akan meningkatkan return. Hasil positif rasio profitabilitas mengindikasikan bahwa tinggi earning power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, dan implikasinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio ini dapat memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kontrol biaya ataupun pengelolaan aset. Pengaruh earning per share terhadap return saham Menurut Syamsuddin (2008:66) pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik akan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Semakin besar EPS berarti semakin besar pula keuntungan yang diperoleh perusahaan dan juga berarti bahwa perusahaan telah mampu memberi tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham. Sebaliknya, semakin kecil EPS berarti semakin kecil pula keuntungan yang diperoleh perusahaan dan hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan telah gagal dalam memberi manfaat sebagaimana yang diharapkan oleh para pemegang saham. Jika permintaan saham Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 8 meningkat sedangkan penawaran relatif tetap akan menyebabkan naiknya harga pasar saham. Sebaliknya, jika EPS perusahaan menurun akan menyebabkan investor enggan untuk membeli saham. Jika permintaan saham menurun sedangkan penawaran saham relatif tetap akan menyebabkan turunnya harga pasar saham. Rasio EPS dapat dijadikan sebagai tolok ukur atau perbandingan untuk melakukan investasi bagi investor ataupun calon investor. Rasio EPS yang semakin meningkat memberikan indikasi bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh per lembar saham, dengan asumsi outsanding shares tetap. Atau perusahaan semakin besar dalam memperoleh laba sehingga kemungkinan membayarkan dividen juga semakin besar ataupun jika diinvestasikan lagi (retained earning), maka diharapkan aakan memperoleh hasil yang semakin besar dimasa mendatang. Penelitian Terdahulu Susilo, Djiwanto, dan Jaryono (2004) meneliti “Dampak Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perilaku Return Saham Di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian menyimpulkan dilihat dari nilai kandungan informasi publikasi laporan keuangan, menunjukkan bahwa ada peningkatan abnormal return pada satu hari setelah hari publikasi (event date) dibandingkan hari sebelumnya, hal ini berarti bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai kandungan informasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar grafik yang ada. Tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Hal ini didasarkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji peringkat bertanda wilcoxon (wilcoxon-sign-rank test), dihasilkan bahwa penelitian menerima (tidak menolak) Hipotesis nol, baik model rata-rata disesuaikan maupun model pasar. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap perilaku returns aham, sehingga pelaku saham kurang merespon publikasi laporan keuangan. Sofilda dan Fatta (2006) meneliti “Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian menyimpulkan: (1) secara parsial keenam variabel (ROE, ROI, PVB, PER, QR, CR) mempunyai pengaruh signifikan dan tidak signifikan terhadap harga saham; (2) semua varibel tersebut dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 99,5% atau 0,5% saja harga saham dipengaruhi variabel lain; (3) Publikasi laporan keuangan berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan LQ-45 yang berarti para investor masih banyak yang tidak memperhatikan masalah fundamental perusahaan atau factor intern perusahaan yang bersangkutan. Ulupui (2006) meneliti “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ”. Hasil penelitian menyimpulkan: variabel current ratio dan return on asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan, sedangkan variabel total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Rerangka Pemikiran Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Ditinjau dari kompensasi, return merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan seperti yang tersaji pada gambar berikut ini: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 9 Pasar Modal Obligasi Saham Instruman Derivatif Reksadana Faktor Internal Informasi Keuangan CR DR ROA ROE EPS Return Saham Gambar 1 Rerangka Pemikiran Perumusan Hipotesis H1: Informasi keuangan current ratio, debt ratio, return on asset, return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2a: Current ratio berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2b: Debt to total asset ratio berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2c: Return on asset berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2d: Return on equity berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2e: Earning per share berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kuantitatif (Quantitative Paradigma). Paradigma kuantitatif ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2006:12). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 9 perusahaan yang terdiri atas PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Tempo Scan Pasifik Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Merck Indonesia Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT. Schering Plough Indonesia, dan PT Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 10 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria atau pertimbanganpertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti terhadap obyek yang akan diteliti (Sugiyono, 2012:126). Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Obyek penelitian adalah perusahaan farmasi; 2) Perusahaan farmasi yang memberikan laporan keuangan di Bursa Efek secara berurutan selama tahun 2009-2012; 3) Perusahaan farmasi yang memperoleh laba positif secara berurutan selama tahun 2009-2012; 4) Perusahaan farmasi yang membagikan deviden secara berurutan selama tahun 2007-2011. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas, maka ada tujuh perusahaan farmasi yang memenuhi kriteria tersebut yang dapat digunakan menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Kalbe Farma Tbk , PT Pyridam Farma Tbk, PT Merck Indonesia Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Tempo Scan Pasifik Tbk Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2006:147). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan dan harga saham yang bersumber dari Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya tahun 2009-2012. Sumber data Di dalam penelitian ini data yang digunakan peneliti bersumber data dokumenter, adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan (Indriantoro dan Supomo, 2006:146). Data tersebut berupa harga saham dan laporan keuangan perusahaan farmasi tahun 20092012. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan laporan keuangan dan harga saham perusahaan farmasi di Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya dari tahun 2009–2012. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Variabel independen: yaitu informasi keuangan (current ratio, debt ratio, return on asset, return on equity dan earning per share); 2) Variabel dependen yaitu keuntungan investasi yang diproksi dengan return saham. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel terkait dengan permasalahan dapat dijelaskan dalam Tabel 1 berikut ini. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 11 Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Current Ratio (Variabel X1) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Rasio ini memperlihatkan proporsi liabilitas terhadap total aset yang dimiliki. Aset lancar Kewajiban lancar Rumus : mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam mengelola ekuitas yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih analisis dari sudut pandang pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. Laba bersih setelah pajak Total asset Selisih harga saham dari closing price/akhir tahun dari perusahaan yang dijadikan sampel Harga saham t Harga saham t-1 Rumus: Debt to total asset ratio (Variabel X2) Return on asset (Variabel X3) Return on equity (Variabel X4) Earning pershare (Variabel X5) Keuntungan investasi (Variabel Y) Indikator Current Ratio Aset Lancar Liabilitas Lancar Total kewajiban Total asset Rumus : Total Liabilitas Debt Ratio = Total Aset ROA Laba Bersih setelah Pajak Jumlah Aset Skala Rasio Laporan Keuangan Tahun 2009-2012 Rasio Laporan Keuangan Tahun 2009-2012 Rasio Laporan Keuangan Tahun 2009-2012 Rasio Laporan Keuangan Tahun 2009-2012 Laba bersih setelah pajak Ekuitas ROE Laba Bersih setelah Pajak Ekuitas Laba bersih Jumlah lembar saham Rumus : EPS Rasio Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Lembar Saham Beredar Return saham Rasio Pt Pt 1 Pt 1 Sumber Data Laporan Keuangan Tahun 2009-2012 Harga saham Tahun 2008 -2012 Teknik Analisis Data 1. Menghitung Variabel-variabel yang akan diregresikan 2. Menentukan regresi linier Berganda Penentuan regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh informasi keuangan terhadap keuntungan investasi. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan persamaan regresi. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Ferdinand (2006:295), analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 12 independen (X) terhadap variabel dependen (Y) bentuk umum persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: Ki = a + b1CR + b2DR + b3ROA + b4ROE + b5EPS + e Keterangan: Ki= Keuntungan investasi yang diproksi dengan return saham; a= Konstanta; b1,b2, b3, b4,b5= Koefisien regresi variabel bebas; CR= Current ratio; DR= Debt to total asset ratio; ROA= Return on asset; ROE= Return on equity; EPS= Earning per share; e = standart error 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolineritas bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolineritas dapat di deteksi dari output SPSS pada tabel Coefficients dengan suatu model (Nugroho, 2005:58). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b. Uji Heterokedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:69). Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu: Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2002:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. d. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2002:212). Dasar pengambilan keputusan uji normalitas adalah (1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; (2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. 4. Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interpretasi: (a) Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 13 variabel dependen secara simultan semakin kuat.; (b) Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan semakin lemah. 5. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Uji secara simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Adapun kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan α = 5% yaitu (1) Jika nilai signifikan uji F > 0,05 maka, H0 diterima yang berarti informasi keuangan (CR, DR, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia; (2) Jika nilai signifikan uji F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti informasi keuangan (CR, DR, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan investasi perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. b. Uji t (Uji secara parsial) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Untuk melakukan uji t (parsial) ada beberapa langkah yang diperlukan seperi berikut ini (Suharyadi dan Purwanto, 2007:525). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 5% yaitu sebagai berikut (Santoso, 2009:331): (1) Jika Sig > () 0,05, maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat; (2) Jika Sig < () 0,05, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Perkembangan Current Ratio Periode 2009-2012 (dalam Kali) No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah 2009 3.0502 2.9870 2.0993 5.0382 1.9984 1.5421 3.4684 Tahun 2010 2011 3.7167 4.8933 4.3936 3.6759 3.0088 2.5399 6.2275 7.5152 2.4255 2.7475 1.5523 1.5380 3.2898 2.9835 2012 4.3102 3.4054 2.4134 3.8712 2.8031 2.1025 3.0933 Ratarata 3.9926 3.6155 2.5154 5.6630 2.4936 1.6837 3.2088 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi selama periode penelitian adalah current ratio (CR) PT Merck Indonesia, Tbk dan yang terkecil adalah current ratio (CR) PT Indofarma, Tbk. Nilai current ratio (CR) yang tinggi menunjukkan bahwa PT Merck Indonesia, Tbk memiliki tingkat likuiditas yang paling baik dibandingkan dengan keenam perusahaan farmasi lainnya, semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin kecil risiko, secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan maka semakin kecil risiko yang harus ditanggung oleh investor. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 14 Tabel 3 Perkembangan Debt to Total Asset Ratio Periode 2009-2012 (dalam Kali) No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah 2009 0.2918 0.3351 0.2693 0.1839 0.3630 0.5897 0.2618 Tahun 2010 2011 0.2500 0.2113 0.2359 0.2125 0.2323 0.3019 0.1650 0.1544 0.3278 0.3019 0.5759 0.4536 0.2632 0.2834 2012 0.2169 0.2173 0.3544 0.2681 0.3057 0.4531 0.2762 Rata-rata 0.2425 0.2502 0.2895 0.1929 0.3246 0.5181 0.2712 Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai debt to total asset ratio (DR) tertinggi selama periode penelitian adalah debt to total asset ratio (DR) PT Indofarma Tbk, yaitu sebesar 0,5897x dan yang terkecil adalah debt to total asset ratio (DR) PT Merck Indonesia, Tbk yaitu sebesar 0,1544x. Secara rata-rata untuk seluruh sampel selama empat tahun periode pengamatan nilai debt to total asset ratio (DR) terbesar PT Indofarma, Tbk yaitu sebesar 0,5181x. proporsi hutang yang semakin tinggi akan menyebabkan fixed payment yang tinggi dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan atau terlikuidasi. Perusahaan sampel dengan nilai rata rata debt to total asset ratio (DR) terkecil adalah PT Merck Indonesia, Tbk yaitu sebesar 0,1929x. Tabel 4 Perkembangan Return on Asset Periode 2009-2012 (dalam %) No Nama Perusahaan 1 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 2 PT Kalbe Farma Tbk 3 PT Pyridam Farma Tbk 4 PT Merck Indonesia Tbk 5 PT Kimia Farma Tbk 6 PT Indofarma Tbk 7 PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah (lampiran 4) 2009 0.0922 0.1433 0.0378 0.3380 0.0400 0.0029 0.1103 Tahun 2010 2011 0.1298 0.1310 0.1829 0.1861 0.0417 0.0438 0.2732 0.3956 0.0837 0.0957 0.0171 0.0332 0.1362 0.1377 2012 0.1386 0.1882 0.0391 0.1893 0.0991 0.0357 0.1389 Ratarata 0.1229 0.1751 0.0406 0.2990 0.0796 0.0222 0.1308 Berdasarkan Tabel 4 diketahui nilai return on asset (ROA) tertinggi selama periode penelitian adalah return on asset (ROA) PT Merck Indonesia Tbk, yaitu sebesar 27,32%, semakin tinggi erning power maka akan semakin tinggi pula tingkat efisiensi perputaran aktiva dan semakin tinggi pula profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan dan mengakibatkan return saham meningkat dan yang terkecil adalah return on asset (ROA) PT Indofarma Tbk yaitu sebesar 0,29%. Secara rata-rata untuk seluruh sampel selama empat tahun periode pengamatan nilai return on asset (ROA) tertinggi adalah PT Merck Indonesia, Tbk yaitu sebesar 29,90%. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 15 Tabel 5 Perkembangan Return on Equity Periode 2009-2012 (dalam %) No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah 2009 0.1302 0.2155 0.0517 0.4142 0.0628 0.0071 0.1494 Tahun 2010 2011 0.1731 0.1661 0.2394 0.2363 0.0544 0.0628 0.3272 0.4678 0.1245 0.1371 0.0403 0.0607 0.1849 0.1922 2012 0.1769 0.2404 0.0605 0.2587 0.1427 0.0652 0.1919 Rata-rata 0.1616 0.2329 0.0574 0.3670 0.1168 0.0433 0.1796 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai return on equity (ROE) tertinggi selama periode penelitian adalah return on equity (ROE) PT Merck Indonesia Tbk, yaitu sebesar 46,78% dan yang terkecil adalah return on equity (ROE) PT Indofarma Tbk yaitu sebesar 0,71%. Secara rata-rata untuk seluruh sampel selama empat tahun periode pengamatan nilai return on equity (ROE) tertinggi adalah PT Merck Indonesia Tbk yaitu sebesar 36,70%. Tabel 6 Perkembangan Earning per Share Periode 2009-2012 (dalam Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah 2009 129.06 99.11 7.05 6.55 11.25 187.54 79.99 Tahun 2010 2011 198.00 107.96 126.66 151.61 7.85 9.67 5.30 10.32 24.98 30.93 4.05 11.93 108.64 130.30 2012 132.95 34.90 9.92 4.81 37.05 13.68 141.15 Rata-rata 141.99 103.07 8.62 6.75 26.05 54.30 115.02 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa nilai earning per share (EPS) tertinggi selama periode penelitian adalah earning per share (EPS) PT Indofarma Tbk, yaitu sebesar Rp 187,54 dan yang terkecil adalah earning per share (EPS) PT Indofarma Tbk yaitu sebesar Rp 4,05. Secara rata-rata untuk seluruh sampel selama empat tahun periode pengamatan nilai earning per share (EPS) tertinggi adalah PT Darya varia Laboratoria Tbk yaitu sebesar Rp 141,99,-. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 16 Tabel 7 Perkembangan Return Saham Periode 2009-2012 (dalam Kali) No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk Sumber: data diolah Tahun 2009 2010 2011 2012 0.0775 0.5294 -0.0171 0.4696 0.0169 0.0166 0.0082 -0.0040 0.0282 0.1096 0.0165 -0.0283 0.0833 -0.0615 0.1967 -0.2603 0.0583 0.2520 1.1384 1.1765 0.0247 -0.0361 1.0375 1.0245 1.3425 0.4912 0.4608 1.3425 Rata-rata 0.2649 0.0094 0.0315 -0.0105 0.6563 0.5127 0.9093 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa PT Merck Indonesia Tbk adalah perusahaan sampel yang return saham terendah yaitu sebesar minus 0,2603x sedang return saham yang tertinggi adalah PT Tempo Scan Pasifik Tbk sebesar 1,3425x. Perusahaan yang rata-rata return saham terendah PT Merck Indonesia Tbk yaitu sebesar minus 0,0105x, sedangkan perusahaan yang rata-rata return sahamnya tertinggi selama periode pengamatan yaitu sebesar 0,9093x adalah PT Tempo Scan Pasifik Tbk, karena selama empat tahun periode pengamatan return saham selalu bernilai positif. Uji Asumsi Klasik Uji normalitas Dalam pengujian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dari hasil keseluruhan data yang telah diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat disimpulkan bahwa data perusahaan kontruksi memiliki data normal, hal tersebut dikarenakan semua data tersebut memiliki Asymp. Sig > (α) 0,05. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi gejala korelasi antar variabel bebas. Uji Heterokedastisitas Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual versus fit, dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas tidak terjadi gejala heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka model kurang akurat dalam memprediksi. Hasil perhitungan autokorelasi sebagaimana Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 17 yang tersaji pada Tabel 13, diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,878. Dengan demikian model regresi yang akan digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 7.301 1.470 Current ratio .155 .356 .181 Debt to asset -7.059 2.299 -.641 ROA 48.075 20.631 3.881 ROE 32.522 14.766 3.034 EPS .010 .002 .519 a. Dependent Variable: Return saham t 4.966 .436 -3.070 2.331 2.202 3.880 Sig .000 .667 .006 .016 .030 .001 Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan Tabel 8, maka prediksi return saham dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 7,301 + 0,155CR – 7,059DR + 48,075ROA + 32,522ROE + 0,010EPS Analisis Koefisien Determinasi Tabel 9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary Model 1 R R Square .794a .631 Adjusted R Square .547 a. Predictors: (Constant), EPS, ROE, Debt to Asset, Current ratio, ROA b. Dependent Variable: Return saham Std. Error of The Estimate .80074 Sumber: Hasil output SPSS Berdasar tabel 9 diketahui nilai Adjusted R-Square (R2) sebesar 0,547 atau 54,7% yang berarti bahwa kontribusi informasi keuangan: current ratio (CR), debt ratio (DR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap return saham sebesar 54,5%, sedang sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 18 Pengujian Hipotesis Uji F (Simultan) Tabel 10 Hasil Pengujian Secara Simultan ANOVAb Sum of Squares df Mean Square Regression 24,085 5 4,817 Residual 14,106 22 .641 Total 38,191 27 a Predictors: (Constant), EPS, ROE, Debt to asset, Current ratio, ROA b Dependent Variable: Return saham Model 1 F 7,513 Sig. .000a Sumber: Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 10 hasil perhitungan uji statistik F tersebut di atas dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 7,513 dengan sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka Ha tidak berhasil ditolak. Sehingga kesimpulannya informasi keuangan (current ratio (CR), debt to total asset ratio (DR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi Uji statistik t (Parsial) Variabel CR DR ROA ROE EPS Sumber: Hasil Output SPSS Tabel 11 Hasil Uji Parsial (Uji t) t .436 -3.070 2.331 2.202 3.880 Coefficients(a) Sig. Keterangan .667 Tidak berpengaruh signifikan .006 Berpengaruh signifikan .016 Berpengaruh signifikan .030 Berpengaruh signifikan .001 Berpengaruh signifikan Dari hasil uji t sebagaimana yang tersaji pada tabel 11 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Untuk current ratio hasil perhitungan tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 0,436 dengan sig 0,667 > (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 atau sebesar 0,667 maka Ho tidak berhasil ditolak berarti bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan; 2) Untuk debt to total asset hasil perhitungan tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar -3,070 dengan sig 0,006 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 atau sebesar 0,006 maka Ho berhasil ditolak berarti bahwa debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 3) Untuk return on asset hasil perhitungan tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 0,2,331 dengan sig 0,016 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,016 maka Ho berhasil ditolak berarti bahwa return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 4) Untuk return on equity hasil perhitungan tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 2,202 dengan sig 0,030 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,030 maka Ho berhasil ditolak berarti bahwa return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 19 Indonesia; 5) Untuk earning per share hasil perhitungan tersebut diatas diketahui nilai thitung sebesar 3,880 dengan sig 0,001 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,001 maka Ho berhasil ditolak berarti bahwa earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasar perhitungan uji statistik F dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 7,513 dengan sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka Ho tidak berhasil ditolak, sehingga informasi keuangan (current ratio (CR), debt to total asset ratio (DR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (t) sebagai berikut: 1) Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; 2) Debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; 3) Return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; 4) Return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi; 5) Earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan farmasi. Saran Perusahaan farmasi hendaknya mempertahankan kemampuan dalam menghasilkan laba yang dicapai selama ini, karena ROA dan ROE merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam mendayagunakan aset maupun equity untuk menghasilkan laba, dimana semakin besar laba yang dihasilkan semakin besar pula kemungkinan dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Disarankan untuk penelitian berikutnya meneliti perusahaan dari sektor lain (perbankan, asuransi, transportasi, perdagangan, dan sebagainya) agar hasil penelitian nantinya mampu menggambarkan secara menyeluruh keadaan perusahaan go public di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama yang akan datang untuk dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat lebih mencerminkan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, L. S. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Andi Offset. Yogyakarta. Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Balai Pustaka. Jakarta. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Cetakan kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafi, M.M. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi satu. Cetakan keempat. BPFE. Yogyakarta. Hanafi, M., dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Husnan, S. 2006. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit UPP-AMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Jogianto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Yogyakarta. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013) 20 Kieso, D. E., dan J. Weygandt. 2010. Akuntansi Intermediate. Terjemahan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga Munawir, S. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan kelima. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta Ridwan, S dan I. Barlian. 2009. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Ghalia Indonesia. Jakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta. Santoso, S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. Solfida, E., dan I. Fatta. 2006. Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Penelitian. http://www.jurnalpenelitian.com. 8 Juni 2011 (19.11). Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung. ________, 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Cetakan kedua. Alfabeta. Bandung. Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Salemba Empat. Jakarta. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi pertama. Cetakan ketujuh. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Susilo, D., T. Djiwanto, dan Jaryono. 2004. Dampak Publikasi laporan Keuangan Terhadap Perilaku Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Smart. 2(2): 97-110. Syamsudin, L. 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi baru. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Tambupolon, M.P. 2005. Manajemen Keuangan; Konseptual, Problem & Studi Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Tandelilin, E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFEUGM. Yogyakarta. Ulupui, IG.K.A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Jurnal Penelitian. Universitas Udayana. Bali. http://www.jurnalpenelitian.com. 10 Juni 2011 (20.45). Warsono. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi ketiga. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.