Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk Oleh: Mia Noviyanti Abstrak Analisis rasio modal saham digunakan untuk membantu pihak investor atau calon investor dalam menilai kinerja manajemen sebuah perusahaan (dalam hal ini PT Kalbe Farma Tbk) untuk kemudian dijadikan pertimbangan dalam penentuan kelayakan investasi saham pada perusahaan tersebut. Dari rasio modal saham dapat diketahui tingkat rasio laba atas ekuitas, rasio pendapatan per lembar saham, rasio harga laba, tingkat kapitalisasi, dan pendapatan dividen selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen perusahaan PT Kabe Farma Tbk dengan menggunakan analisis rasio modal saham. Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen PT Kalbe Farma Tbk masih kurang maksimal dan perlu perbaikan dalam hal pencapaian kepentingan para pemegang sahamnya. Hal ini dapat dilihat dari rasio modal saham perusahaan berada dibawah rasio rata-rata industri farmasi sejenis, yaitu untuk rasio laba atas ekuitas (ROE), rasio pendapatan per lembar saham (EPS), rasio tingkat kapitalisasi dan rasio pendapatan deviden. Tetapi secara histories setiap tahun mengalami kenaikan. Sedangkan untuk rasio harga laba (PER) berada diatas rasio rata-rata industri farmasi. Dari nilai PER ataupun Deviden Yieldnya dapat menarik minat seorang calon investor pada perusahaan ini. Angka PER yang ada diatas rata-rata industri sejenis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi bagi para calon investor. Para calon investor tentunya akan memilih saham tidak hanya berdasarkan harga namun juga berdasarkan prospek perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Kata Kunci : Rasio Modal Saham PENDAHULUAN Di era globalisasi seperti sekarang dimana perdagangan bebas sangat gencar dilaksanakan, kita dituntut untuk bisa bersaing dengan para pelaku bisnis lainnya. Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan baik besar maupun kecil memiliki tujuan jangka panjang yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, selain tujuan perusahaan pada umumnya, yaitu memaksimalkan laba.. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, diperlukan usaha dan kemampuan dalam penanganan sumber-sumber yang ada pada perusahaan secara efektif dan efisien. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi dan atau perluasan usaha dengan menganekaragamkan jenis produksi. Biasanya setiap langkah yang diambil dalam hal pengembangan usaha-usaha tersebut akan membutuhkan dana yang cukup besar. Pada kenyataannya, sebagian pandangan para pemilik perusahaan kini mengarah pada pasar modal. Sebagai sarana mempertemukan pihak yang Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 1 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) membutuhkan dana dan pihak yang ingin menanamkan modalnya, pasar modal tentu akan menjadi suatu fenomena yang memegang peranan penting. Untuk mendapatkan modal melalui penjualan saham, perusahaan tersebut harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui proses go public. Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai, yang disajikan dalam laporan keuangan. Dari informasi laporan keuangan inilah umumnya para investor mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan sebagai sarana penentu kinerja perusahaan tidak hanya ditujukan untuk pihak internal perusahaan, tetapi juga untuk pihak eksternal perusahaan. Elemen laporan keuangan akan mempunyai makna yang lebih bila dianalisis dengan berbagai model yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi. Beberapa model rasio keuangan di antaranya yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, rentabilitas dan rasio modal saham. Manajemen selaku pihak yang bertanggung jawab tentang pencapaian tujuan perusahaan berkompeten untuk mengetahui, mengukur, merencanakan, dan mengendalikan semua risiko keuangan. Oleh karena itu, manajer pada suatu perusahaan harus mempunyai alat yang dapat membuat investor percaya bahwa dananya akan lebih produktif dan menguntungkan bila ditanam dalam perusahaan mereka. Dalam hal ini, pihak manajemen harus berupaya keras meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan. Termasuk dalam lingkup tanggung jawab tersebut, manajemen harus menciptakan rasio keuangan yang sehat sehingga dapat memberikan jaminan pencapaian kepentingan semua pihak, baik internal maupun eksternal. Modal saham merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan pada Perseroan Terbatas. Pihak manajemen berkewajiban melaporkan keadaan perusahaan kepada para pemegang saham. Pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk mengetahui apakah mereka akan mendapatkan keuntungan atau mendapatkan risiko dalam menanamkan dananya pada perusahaan yang bersangkutan. Alat yang biasanya digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah Analisa Rasio Keuangan. Analisa laporan keuangan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan dan keadaan keuangan perusahaan. Salah satu teknik yang digunakan untuk penyajian analisis ini adalah rasio modal saham. Dari analisis inilah dapat terbentuk opini internal perusahaan terhadap kinerja manajemen selama periode tertentu dalam suatu perusahaan dan dari sini pula dapat dilakukan evaluasi terhadapnya. Sebagaimana halnya pihak internal, pihak-pihak luar perusahaan juga dapat mengetahui kinerja dan menilai prospek sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja manajemen perusahaan PT Kabe Farma Tbk dengan menggunakan analisis rasio modal saham. Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 2 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Akuntansi dapat di definisikan dan dipahami dari tiga sudut pandang, yaitu sebagai (a) kegiatan jasa, (b) bidang studi, dan (c) proses atau kegiatan. Sebagai kegiatan jasa, akuntansi merupakn kegiatan jasa penyediaan informasi kuantitatif mengenai unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik. Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomik, Sebagai suatu proses, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, peringkasan dan pengkomunikasian informasi keuangan entitas ekonomik dengan cara tertentu. Entitas ekonomik merupakan lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan melakukan kegiatan ekonomik dengan tujuan memperoleh laba. (Giri, 19931). Accounting Principles Board dalam Accounting Terminology Bulletin No.1 menyebutkan bahwa Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, penggolongan, pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan sebagai dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban dan lainnya. Sedangkan didalam Statements of Accounting Principles Board No.4 (1970) definisi Akuntansi adalah merupakan kegiatan penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik. Untuk menjadi informasi data harus diproses terlebih dahulu dan disajikan sesuai dengan kebutuhan pemakai tertentu. Suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang mempunyai manfaat bagi para pemakainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menjadi informasi, suatu data harus mempunyai nilai informasi dan kualitas tertentu. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai laporan keuangan, lebih dahulu perlu diketahui pengertian dari laporan keuangan itu sendiri. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 3 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 1997:17). Laporan keuangan perusahaan bertujuan meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan diharapkan memberi informasi mengenai profitabilitas, risiko dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan mempengaruhi harapan pihakpihak yang berkepentingan, dan pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan (Hanafi, 2004:27). Laporan keuangan biasanya terdiri atas neraca atau laporan posisi keuangan yang menggambarkan likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan yang terdiri dari aktiva, kewajiban serta modal perusahaan pada waktu tertentu, laporan rugi laba yang memberikan gambaran tetntang besarnya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan serta besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang bersangkutan, dan laporan perubahan modal yang berisikan tentang perubahan besarnya modal pada saat tertentu akibat adanya pendapatan dan penarikan modal untuk kepentingan pemiliknya (prive). Seperangkat laporan keuangan yang lengkap tidak hanya terdiri atas tiga jenis laporan tersebut di atas, tetapi termasuk di dalamnya adalah laporan aliran kas yang memberikan gambaran tentang ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu, dan juga laporan-laporan pelengkap lain dan penjelasan tentang laporan keuangan (Ali Machmud, 1993:21). Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai account dari beberapa laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Analisis Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis) yang sering digunakan di pasar modal, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasio saham) (Rusdin, 2006:140). Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang disebut rasio. Rasio merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan di antara angka-angka tertentu. Dalam analisis rasio keuangan angka-angka yang dianalisis berasal dari data keuangan. Agar rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari variable-variabel yang mampu memberikan arti. Jadi, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai suatu kondisi keuangan Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 4 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) dan dapat dipakai sebagai dasar perbandingan dari waktu ke waktu. (Miswanto, 1998:81) Bentuk rasio keuangan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan analisis, analisis rasio keuangan pada dasarnya terdiri atas dua macam perbandingan yaitu: ¾ Dengan cara memperbandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri) dalam waktu yang sama. ¾ Dengan cara memperbandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio-rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan informasi perusahaan rasio dari waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang. ( Miswanto, 1998:81) Menurut Gill (2003:36), rasio keuangan terbagi atas empat jenis model rasio yaitu : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah uang yang tersedia untuk membayar biaya jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur dan membantu mengendalikan pendapatan, yaitu dengan cara memperbesar penjualan, memperbesar margin, mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pengeluaran biaya-biaya, dan atau kombinasi ketiga hal ini. 3. Rasio Efisiensi (Efficiency Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur dan mengendalikan operasi perusahaan. Rasio ini melengkapi rasio lainnya untuk membantu perusahaan meningkatkan pendapatan dengan menilai transaksi-transaksi penting, seperti penggunaan pinjaman, pengendalian persediaan, dan manajemen asset. 4. Rasio Modal Saham Rasio ini digunakan terutama oleh investor untuk menentukan apakah ia membeli saham sebuah perusahaan atau tidak. Dari keempat jenis rasio diatas yang akan dibahas lebih lanjut pada penulisan ini adalah rasio yang terakhir yaitu rasio modal saham yang berkaitan dengan investor. Rasio Modal Saham (Market Ratio) Rasio pasar merupakan perhitungan keuangan yang digunakan oleh para investor untuk mengevaluasi kinerja perusahaan go public. Para pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan pada analisis rasio keuangan perusahaan. Dalam proses memulai suatu bisnis, seluruh uang yang berasal dari penjualan saham akan terlihat pada “Modal Pemegang Saham“ sebagai modal disetor atau saham biasa, dan pada “Aktiva Lancar“ sebagai kas. Selama perusahaan berjalan, mungkin sebagian jumlah uang tersebut dimasukkan dalam “Laba Ditahan“ (Gill, 2003:68). Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 5 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Rasio modal saham atau rasio pasar ini terbagi dalam empat jenis rasio yang terdiri dari : 1. Laba atas Ekuitas (Return on Equity) Laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik saham. Rasio rendah : Menunjukkan bahwa para pemilik atau investor sebenarnya bisa menghasilkan lebih banyak uang jika melakukan investasi di tempat lain. Namun demikian, rasio ini harus dipertimbangkan dalam sudut pandang apa yang sedang terjadi selama siklus usaha yang sedang berlangsung, seperti perluasan usaha, hutang atau perubahan ekonomi. Rasio tinggi : Berarti manajemen telah melakukan tugasnya dengan baik. Pada umumnya, semakin tinggi rasio semakin baik. 2. Rasio Pendapatan per Lembar Saham (Earning Per Share) Rasio pendapatan per lembar saham digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio rendah : Berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Rasio tinggi : Perusahaan yang sudah mapan dan atau yang memiliki lembar saham yang terbatas. Rasio ini bergantung pada keadaan ekonomi secara umum, industri khusus, usia perusahaan, dan jumlah saham yang beredar. Biasanya, para pemegang saham kurang menyukai penurunan pendapatan per lembar saham. Penurunan pendapatan per lembar saham menunjukkan adanya penurunan laba perusahaan dan menyita perhatian lebih banyak terhadap pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, peningkatan pendapatan perlembar saham dianggap baik sepanjang peningkatan tersebut diikuti dengan harapan pasar. 3. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Rasio harga laba digunakan untuk mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Rasio rendah : Berarti para investor tidak akan mau membayar terlalu banyak untuk selembar saham. Para pemegang saham potensial akan berpikir bahwa perusahaan terlalu riskan. Namun demikian, jika seorang investor menginginkan saham ini dan yakin bahwa saham ini akan berkembang, maka semakin rendah rasio semakin baik bagi investor tersebut. Rasio yang rendah bisa juga berarti belum berkembangnya pasar yang baik untuk saham ini. Rasio tinggi : Membuat para investor yakin bahwa perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang potensial tinggi. Namun jika rasionya terlalu tinggi, investor mungkin akan mencari sesuatu yang lebih beralasan. Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 6 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Rasio harga laba (PER) merupakan rasio yang sangat umum dipergunakan untuk mengevaluasi perusahaan saat ini. Rasio ini dan berbagai rasio lainnya memberikan suatu indikasi bagi manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor tentang kinerjanya saat ini, di masa lalu dan di masa mendatang. Pada umumnya, jika seluruh rasio memperlihatkan kinerja yang baik dan stabil, maka nilai sahamnya akan tinggi. Rasio ini untuk perusahaan go public tercantum dalam beberapa surat kabar, seperti surat kabar Media Indonesia dan Bisnis Indonesia. 4. Rasio Tingkat Kapitalisasi Rasio tingkat kapitalisasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Jika rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan menurun. Rasio rendah : Berarti para investor tidak menuntut tingkat pengembalian yang sangat tinggi atas uang mereka karena beranggapan bahwa perusahaan tersebut akan menjadi suatu investasi yang baik. Rasio tinggi : Berarti para investor menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi untuk setiap nilai yang diinvestasikan. Dengan kata lain, dibutuhkan pengeluaran yang besar untuk menarik para investor. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi umumnya memiliki biaya yang tinggi sehubungan dengan pendapatan, demikian pula sebaliknya. Tingkat kapitalisasi melaporkan hal ini sebagai persentase pengembalian berdasarkan pada harga jual per lembar saham dan jumlah yang diperoleh perusahaan untuk saham tersebut. 5. Rasio Pendapatan Deviden Rasio pendapatan deviden digunakan untuk mengukur hubungan antara deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dan harga pasar per lembar saham biasa. Rasio rendah : Tingkat laba investasi saham yang rendah. Peningkatan laba dapat dilakukan dengan menjual saham dan membeli pendapatan investasi yang lebih tinggi. Rasio tinggi : Investasi yang bagus. Sepanjang pendapatan deviden tetap tinggi, tidak diperlukan perubahan pada investasi. Deviden merupakan suatu hal penting bagi para pemegang saham yang bergantung pada deviden perusahaan untuk pendapatan kas yang tetap. Secara umum, semakin tinggi pendapatan deviden semakin rendah modal yang diraih melalui peningkatan harga saham. Para investor merespon sangat negatif ketika sebuah perusahaan mengurangi devidennya, karena secara umum pembayaran deviden yang dikurangi, akan diikuti oleh penurunan harga pasar per lembar saham. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 7 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Objek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan go public yang ada di BEJ, yaitu PT Kalbe Farma Tbk. Data Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang bertempat di Jakarta Stock Exchange Building, Tower I, jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 dan data yang digunakan adalah data empiris, yakni sampel emiten dari PT Kalbe Farma Tbk. Data tersebut berupa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Tabel 1 PT Kalbe Farma Tbk Ikhtisar Data Keuangan 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2007 ( dalam rupiah ) Penjelasan/Description 2003 2004 2005 2006 2007 Penjualan Bersih Net Sales 2.889.209.192.878 5.042.817.551.843 5.870.938.590.836 6.071.550.437.967 7.004.909.851.908 Laba Usaha Operating Income 566.335.240.161 923.671.629.864 1.106.300.745.333 1.071.271.451.115 1.129.354.542.486 Laba (Rugi) Bersih Net Income (Loss) 322.884.550.887 450.697.877.983 653.329.399.498 676.581.653.872 705.694.196.679 Jumlah Aktiva Total Assets 2.448.390.202.890 4.231.054.215.670 4.728.368.509.889 4.624.619.204.478 5.138.212.506.980 Jumlah Kewajiban Total Liabilities 1.364.124.530.951 2.283.647.741.750 1.821.583.815.287 1.080.170.510.223 1.121.188.133.752 Jumlah Ekuitas Total Stockholders Equity 828.957.856.341 1.598.650.449.192 2.389.006.139.774 2.994.816.751.748 3.386.861.941.228 8.121.600.000 8.121.600.000 10.156.014.422 10.156.014.422 10.156.014.422 1100 1100 1100 1200 1300 1 2 3 0 10 Jumlah Saham Total Shares Harga Pasar Per Lembar Saham Biasa Deviden Kas per Lembar Saham Biasa Sumber : BEJ, data diolah Alat analisis yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis kuantitatif atas data kuantitatif dengan menggunakan rasio modal saham. • Laba atas Ekuitas (Return on Equity / ROE) Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 8 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik saham. Rumus : pendapatan setelah pajak laba atas ekuitas = X 100 % modal pemegang saham = ……. % Rasio di atas menunjukkan bahwa Rp.1,- modal pemegang saham menghasilkan laba bersih sebesar Rp.xxx,-. Atau untuk menghasilkan Rp.1,- laba bersih diperlukan modal pemegang saham sebesar Rp.xxx,• Rasio Pendapatan Per lembar Saham (Earning per Share) Rasio pendapatan per lembar saham digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rumus : pendapatan setelah pajak rasio pendapatan per lembar saham = = a jumlah saham biasa yang beredar Rp ……. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. • Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Rasio harga laba digunakan untuk mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Rumus : harga pasar per lembar saham biasa rasio harga laba = a pendapatan per lembar saham = ……. X Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 9 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Rasio diatas menunjukkan bahwa investor bersedia membayar sebesar X dari setiap Rp.1,- pendapatan per lembar saham biasa yang dilaporkan. • Rasio Tingkat Kapitalisasi Rasio tingkat kapitalisasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan. Jika rasio harga laba meningkat, maka tingkat kapitalisasi akan menurun. Rumus: pendapatan per lembar saham biasa rasio tingkat kapitalisasi = aX 100 % harga pasar per lembar saham biasa = ……. % Rasio diatas menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang dituntut oleh para pemegang saham biasa sebesar xxx untuk setiap Rp.1,- harga pasar per lembar saham biasa yang bersedia dibayar oleh para investor. • Rasio Pendapatan Deviden (Devidend Yield) Rasio pendapatan deviden digunakan untuk mengukur hubungan antara deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dan harga pasar per lembar saham biasa. Rumus : deviden per lembar saham biasa rasio pendapatan deviden = aX 100 % harga pasar per lembar saham biasa = ……. % Rasio di atas menunjukkan bahwa Rp.1,- harga pasar per lembar saham biasa menghasilkan deviden per lembar saham biasa sebesar Rp.xxx,-. Atau untuk menghasilkan Rp.1,- deviden per lembar saham biasa investor bersedia membayar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham biasa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan rumus rasio di atas maka dapat diilustrasikan hasil perhitungan seperti dalam tabel berikut ini : Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 10 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Tabel 2 Analisis Rasio Modal Saham PT Kalbe Farma Tbk Rasio 2003 2004 2005 2006 2007 Laba atas ekuitas (ROE) 38,95 % 28,19 % 27,35 % 22,59 % 20,84 % Pendapatan per lembar saham biasa (EPS) Rp 39,76 Rp 55,49 Rp 64,33 Rp 66,62 Rp 69,49 Harga laba (PER) 27,67 X 19,82 X 17,10 X 18,01 X 18,71 X Tingkat kapitalisasi 3,61 % 5,04 % 5,85 % 5,55 % 5,35 % Pendapatan deviden 0,09 % 0,09 % 0,18 % 0% 0,77 % Sumber : BEJ, Data diolah Dari tabel di atas dapat kita lihat nilai rasio laba atas ekuitas (ROE) mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Rasio ini sangat bergantung pada pencapaian laba bersih pada periode perhitungan. Untuk tahun 2003 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 322.884.550.887,- kemudian tahun 2004 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 450.697.877.983,naik sebesar Rp 127.813.327.096,- dari tahun 2003. Pada tahun 2005 keuntungan yang di dapat sebesar Rp 653.329.399.498,- naik sebesar Rp 202.631.521.515,dari tahun 2004. Pada tahun 2006 keuntungan yang di dapat sebesar Rp 676.581.653.872,- naik sebesar Rp 23.252.254.374,- dari tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2007 keuntungan yang di dapat perusahaan sebesar Rp 705.694.196.679,- naik sebesar Rp 29.112.542.807,- dari tahun 2006, Sedangkan nilai pendapatan per lembar saham (EPS) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Naiknya pendapatan juga berimbas pada naiknya rasio ini. Semakin besar nilai pendapatan per lembar saham ini menunjukkan bahwa manajemen berupaya menghasilkan kinerja yang baik dalam memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang dicapai cukup baik karena penjualan yang cukup lancar atau biaya yang tinggi dapat ditekan. Nilai rasio harga laba (PER) dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami penurunan, tetapi kemudian nilainya naik kembali pada tahun 2006 dan 2007. Hal ini disebabkan manajemen resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval kedalam perseroan sehingga menjadikan perusahaan farmasi yang cukup besar. Rasio PER sangat penting untuk dipahami bagi para investor saham. Jumlah laba perusahaan yang dihasilkan akan mempengaruhi jumlah deviden yang bisa dibayarkan kepada pemegang saham. Jika labanya meningkat, potensi deviden yang akan diberikan juga akan meningkat, walaupun belum tentu selalu demikian, karena terdapat kebijakan perusahaan yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham mengenai jumlah laba yang dibayarkan (deviden) kepada pemegang saham. RUPS dapat Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 11 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) memutuskan bahwa tidak ada pembagian deviden karena seluruh laba akan ditahan. Semantara itu, nilai rasio tingkat kapitalisasi naik dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005, kemudian turun pada tahun 2006 dan 2007. Rasio ini semakin kecil semakin baik untuk perusahaan, namun tidak untuk para investor, demikian pula sebaliknya. Nilai yang terbaik untuk keduanya adalah berada pada kisaran yang relatif stabil, sekalipun berfluktuasi namun tetap dalam kisaran berimbang. Rasio pendapatan deviden tidak mengalami peningkatan di tahun 2004 tetapi naik pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 nilai pendapatan deviden sebesar 0 % karena di tahun ini perusahaan tidak membagikan deviden dengan alasan ada sejumlah laba ditahan dan akan membayarkan devidennya pada tahun berikutnya.hal ini terbukti karena di tahun 2007 nilai rasionya meningkat menjadi 0, 77 %. Rasio inilah yang paling dekat dengan kepentingan investor, semakin tinggi rasio ini semakin baik untuk investor, dan berdampak baik pula bagi perusahaan karena dapat menjaga kepercayaan para investor. Sementara itu, untuk mengetahui kondisi dan kinerja PT Kalbe Farma Tbk kita harus membandingkan dengan perusahaan farmasi sejenis lainnya yang tercatat di BEJ. Dari data perusahaan farmasi sejenis yang telah terkumpul dan kemudian di olah sehingga di peroleh hasil analisis sebagai berikut: Tabel 3 Rata-rata Industri Farmasi RATA-RATA (MEAN) INDUSTRI FARMASI RASIO 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata ROE (%) 40.37 14.61 0.13 49.7 42.42 29.45 EPS (Rp) 611.53 524.29 507.49 667.84 975.29 657.29 PER (X) 12.04 7.89 10.46 13.27 13.43 11.42 Rasio Tk Kapitalisasi(%) 62.41 28.8 25.57 27.52 57.02 40.26 Rasio Pend Deviden (%) 36.23 15.1 15.2 6.18 7.38 16.02 Dari tabel di atas dapat dilihat nilai ROE Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe Hal ini disebabkan pencapaian laba bersih pada periode perhitungan yang belum maksimal. Nilai EPS Rata-rata industri juga lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe. Pada periode tahun perhitungan Kalbe masih melakukan outsourcing untuk produk makanan kesehatannya. Ini mengakibatkan tingginya biaya produksi sehingga margin tidak maksimal. Pendapatan yang dicapai rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi di bandingkan perusahaan sejenis yang telah berhasil menekan biaya poduksinya. Nilai PER Rata-rata industri lebih rendah dari nilai PER Kalbe. Hal ini disebabkan manajemen resmi Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 12 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval kedalam perseroan sehingga menjadikan Kalbe sebagai perusahaan farmasi yang cukup besar. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai Tingkat Kapitalisasi Kalbe. Begitu juga dengan nilai rasio Pendapatan Deviden Rata-rata industri lebih tinggi dari nilai rasio Pendapatan Deviden Kalbe. Dari tabel di atas juga dapat di buat grafik sebagai pembanding atas kinerja PT Kalbe Farma Tbk dengan Ratarata industri farmasi sebagai berikut: Gambar 4.1. Grafik Perbandingan ROE Kalbe dengan ROE Ratarata Industri Dari grafik di atas, Rasio Laba Atas Ekuitas / Return on Equity (ROE) PT Kalbe menunjukkan angka yang semakin menurun begitupun dengan Rata-rata industri yang juga mengalami penurunan. Dari tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2005 nilai ROE PT Kalbe di atas rata-rata industri. Pencapaian yang baik ini disebabkan oleh hasil operasional yang baik juga didukung oleh meningkatnya penghasilan bunga dan berhasil mengurangi jumlah kewajibannya. Sementara pertengahan tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 nilai ROE dibawah rata-rata industri.Penurunan ini disebabkan oleh kenaikkan beberapa bahan baku dan biaya operasional yang meningkat sebesar 19,5% di tahun 2007. (www.kalbe.co.id) Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 13 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Gambar 4.2. Grafik Perbandingan EPS Kalbe dengan EPS Rata-rata Industri Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai Rasio Pendapatan per Lembar Saham / Earning per Share (EPS) PT Kalbe berada di bawah nilai EPS Rata-rata Industri. Pergerakan grafik stabil, jika dilihat dari rasio ini menunjukkan bahwa kinerja PT Kalbe masih kurang maksimal, sehingga hal ini harus memotivasi manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Gambar 4.3. Grafik Perbandingan PER Kalbe dengan PER Rata-rata Industri Dari grafik diatas menunjukkan nilai Rasio Harga Laba / Price Earning Ratio (PER) PT Kalbe berada di atas Rata-rata Industri Farmasi. Berdasarkan rasio ini kinerja manajemen PT Kalbe Farma Tbk cukup baik. Perusahaan yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi (yang berarti mempunyai prospek yang baik), biasanya mempunyai nilai PER yang tinggi. ( Mamduh M. Hanafi, 2004:43). Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 14 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Tk. Kapitalisasi Kalbe dengan Tk. Kapitlisasi Rata-rata Industri Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa nilai tingkat Kapitalisasi PT Kalbe berada di bawah rata-rata industri. Hal ini menunjukkan kinerja PT Kalbe Farma Tbk masih kurang maksimal bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Pend. Deviden Kalbe dengan Pend. Deviden Rata-rata Industri Dari gambar grafik diatas manunjukkan nilai rasio Pendapatan Deviden / dividend yield PT Kalbe Farma Tbk masih berada di bawah rata-rata industri. Pergerakannya relatif stabil. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. ( Mamduh M. Hanafi, 2004:43). Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 15 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Dari tabel dan grafik di atas penulis akan menganalisis rasio modal sahamnya yaitu sebagai berikut : Analisis Rasio Laba Atas Ekuitas (ROE) Dari tabel di atas dapat dilihat nilai ROE Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka 40,37%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 38,95%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka 14,61%. Angka ini lebih rendah dari nilai ROE Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar 28,19%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka 0,13%. Angka ini lebih rendah dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 27,35%. Nilai ROE Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka 49,7%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 22,59%. Sedangkan nilai ROE Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka 42,42%. Angka ini lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar 20.84%. Sedangkan secara historis, rasio laba atas ekuitas pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 10,76 % dari tahun 2003. tahun 2005 terjadi penurunan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar 0,84 %. Tahun 2006 terjadi penurunan sebesar 4,76 % dibandingkan tahun 2005 dan untuk tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 1,75 % dibandingkan tahun 2006. Rasio ini sangat bergantung pada pencapaian laba bersih pada periode perhitungan. Untuk tahun 2004 perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 450.697.877.983,- naik sebesar Rp 127.813.327.096,- dari tahun 2003. Pada tahun 2005 keuntungan yang di dapat sebesar Rp 653.329.399.498,- naik sebesar Rp 202.631.521.515,- dari tahun 2004. Pada tahun 2006 keuntungan yang di dapat sebesar Rp 676.581.653.872,- naik sebesar Rp 23.252.254.374,- dari tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2007 keuntungan yang di dapat perusahaan sebesar Rp 705.694.196.679,- naik sebesar Rp 29.112.542.807,- dari tahun 2006, ini merupakan angka yang cukup logis untuk menyatakan bahwa kinerja manajemen di dalam perusahaan cukup baik. Beberapa hal yang menyebabkan kenaikan laba bersih tiap tahunnya pada perusahaan yang penulis teliti adalah sebagai berikut : a. Manajemen berusaha seoptimal mungkin dalam membaca pasar, b. Fungsi cost accounting dalam perusahaan berjalan dengan baik, sehingga kontrol biaya terkendali, dan c. Keberhasilan dalam perluasan usaha yang memungkinkan bertambahnya keuntungan perusahaan. Untuk perihal yang terakhir ini didukung dengan pemberitaan di situs internet yang menyatakan bahwa selama tahun 2005, Kalbe telah menjalankan berbagai langkah-langkah strategis guna memastikan Perseroan selalu memiliki daya saing yang tinggi serta menguntungkan meskipun terjadi perubahan lingkungan bisnis. Dan langkah yang paling signifikan adalah pada tanggal 16 Desember 2005, manajemen Kalbe resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval ke dalam Perseroan. Sebagai bagian dari upaya untuk memberikan serangkaian pelayanan bernilai tambah guna membantu penduduk Indonesia serta Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 16 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) konsumen lain meraih taraf hidup yang lebih berkualitas, Kalbe telah menjalankan program Direct-to-Customer, dimana dukungan serta informasi mengenai berbagai produk Perseroan disediakan langsung bagi para pemakai. Analisis Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (EPS) NIlai EPS Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka Rp 611,53. Angka ini jauh lebih tinggi dari nilai ROE Kalbe yaitu sebesar Rp39,76. Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka Rp 524,29. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar Rp 55,49. Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka Rp 507,49. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp 64,33 Nilai EPS Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka Rp 667,84. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp66,62. Sedangkan nilai EPS Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka Rp 975,29. Angka ini lebih tinggi dari nilai EPS Kalbe yaitu sebesar Rp69,49. Perbandingan nilai yang cukup signifikan ini dikarenakan beberapa perusahaan berpangsa pasar lebih besar dari Kalbe. Bertambahnya pendapatan juga berimbas pada naiknya rasio ini. Semakin besar nilai pendapatan per lembar saham ini menunjukkan bahwa manajemen menghasilkan kinerja yang baik dalam memperhatikan pendapatan. Secara historis, untuk tahun 2004 terjadi kenaikan Rp 15,74 dibandingkan tahun 2003, sedangkan tahun 2005 kenaikannya sebesar Rp 8,84 dibandingkan tahun 2004. Tahun 2006 terjadi kenaikan Rp 2,29 dibandingkan tahun 2005, dan tahun 2007 kenaikannya sebesar Rp 2,87 dibandingkan tahun 2006. Dari kenaikan nilai tersebut dapat dikatakan kinerja manajemen di dalamnya sudah cukup baik jika dinilai berdasarkan rasio ini. Namun. bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis nilai EPS Kalbe di bawah rata-rata industri. Sehingga hal ini harus memotivasi manajemen untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Analisis Rasio Harga Laba (PER) Nilai PER PT Kalbe Farma Tbk selama 5 tahun berturut-turut lebih tinggi dari nilai PER Rata-rata Industri. Rasio harga laba (PER) pada tahun 2003 menunjukkan nilai sebesar 27,67 X. Tahun 2004 nilai PER sebesar 19,82 X turun 7,85 dari tahun 2003. Tahun 2005 nilai PER sebesar 17,10 X turun 2,72 dari tahun 2004. Namun di tahun 2006 nilai PER mengalami peningkatan kembali sebesar 0,91 di banding tahun 2005 dan tahun 2007 nilai PER naik 0,7 dibandingkan tahun 2006. Dapat dikatakan bahwa saham perusahaan ini “ramai pengunjung”, karena harga sahamnya pun cenderung naik terlebih lagi pada tanggal 16 Desember 2005, manajemen Kalbe resmi mengumumkan penggabungan Dankos dan Enseval ke dalam Perseroan, sehingga banyak menarik minat para investor untuk berinvestasi. Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 17 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Agar tidak mengalami kekecewaan dalam berinvestasi, rasio PER sangat penting untuk dipahami bagi para investor saham. Cara menggunakan PER adalah dengan membandingkan PER perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya serta memperhatikan PER perusahaan itu sendiri dalam suatu periode. Rasio ini adalah rasio yang paling sering digunakan oleh para investor dalam penilaian sebuah saham. Sebaiknya kita menggunakan dan melihat rasio PER sebuah perusahaan dalam suatu periode yang cukup lama. Pada kasus PT Kalbe Farma Tbk, nilai PER cenderung meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajemen di dalamnya cukup baik berdasarkan rasio ini dan perusahaan ini cukup prospektif.. Analisis Rasio Tingkat Kapitalisasi Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2003 menunjukkan angka 62,41%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio tingkat kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 3,61%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2004 menunjukkan angka 28,8%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe tahun yang sama yaitu sebesar 5,04%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2005 menunjukkan angka 25,57%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,85%. Nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2006 menunjukkan angka 27,52%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,55%. Sedangkan nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Rata-rata pada tahun 2007 menunjukkan angka 57,02%. Angka ini lebih tinggi dari nilai rasio Tingkat Kapitalisasi Kalbe yaitu sebesar 5,35%. Secara historis, tahun 2003 nilai tingkat kapitalisasi PT Kalbe Farma sebesar 3,61%. Tahun 2004 nilainya naik menjadi 5,04%. Tahun 2005 tingkat kapitalisasi naik menjadi 5,85%. Tahun 2006 nilai tingkat kapitalisasi turun menjadi 5,55 %. Tahun 2007 nilainya kembali turun menjadi 5,35%. Rasio yang menunjukkan tingkat tuntutan pengembalian yang diharapkan para investor ini menunjukan nilai yang relatif stabil dari pengujian selama 5 tahun. Dapat dilihat pada grafik walaupun nilainya masih dibawah rata-rata industri, namun pergerakan turunnya lebih stabil dibandingkan rata-rata industri. Hal ini menandakan bahwa para investor dapat mengharapkan kompensasi yang sesuai dari investasi yang telah mereka keluarkan pada perusahaan ini. Rasio ini semakin kecil semakin baik untuk perusahaan, namun tidak untuk para investor, demikian pula sebaliknya. Nilai yang terbaik untuk keduanya adalah berada pada kisaran yang relatif stabil, sekalipun berfluktuasi namun tetap dalam kisaran berimbang. Untuk kasus perusahaan ini dapat dikatakan stabil, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan beserta manajemen di dalamnya cukup baik dalam mengelola investasi untuk pencapaian kepentingan para investornya. Analisis Rasio Pendapatan Deviden (Devidend Yield) Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 18 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Dari semua rasio di atas, rasio inilah yang paling dekat dengan kepentingan investor, semakin tinggi rasio ini semakin baik untuk investor, dan berdampak baik pula bagi perusahaan karena dapat menjaga kepercayaan para investor. Pada kasus PT Kalbe Farma, tahun 2006 rasio ini bernilai nol (0), disebabkan perusahaan tidak membagikan deviden dengan alasan ada sejumlah laba ditahan dan akan membayarkan devidennya pada tahun berikutnya. Hal ini terlihat pada tahun 2007 deviden yang dibagikan kepada pemegang saham lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Hal inilah yang menjadi respon positif bagi para investor. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan mengenai analisis rasio modal saham untuk menilai kinerja PT Kalbe Farma Tbk yaitu: 1. Berdasarkan perhitungan dan analisis rasio modal saham selama 5 tahun dihasilkan kesimpulan bahwa kinerja PT Kalbe Farma Tbk beserta manajemen di dalamnya masih kurang maksimal dan perlu perbaikan dalam hal pencapaian kepentingan pemegang sahamnya. Hasil perhitungan dari analisis rasio modal saham ini menunjukkan bahwa nilai ROE, EPS, tingkat kapitalisasi dan pendapatan deviden masih di bawah rata-rata industri farmasi sejenis. 2. Seorang calon investor dalam menilai laporan keuangan perusahaan go public umumnya akan melihat nilai Price Earning Ratio dan Devidend Yield. Dari nilai inilah penilaian investor akan semakin tajam untuk menentukan kelayakan calon perusahaan yang akan diinvestasikan olehnya. Dalam kasus PT Kalbe Farma Tbk, nilai PER yang ada di atas rata-rata industri sejenis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para calon investor, juga nilai Devidend Yield yang meningkat tiap tahunnya. Dari hasil perhitungan rasio modal saham yang penulis buat, maka PT Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan yang cukup prospektif. Saran Berdasarkan perhitungan dan analisis rasio modal saham untuk menilai kinerja PT Kalbe Farma Tbk, saran yang dapat penulis berikan kepada perusahaan antara lain 1. Meningkatkan kinerja perusahaan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar perusahaan dapat lebih baik lagi. 2. Menciptakan produk baru yang lebih inovatif dan berdaya saing tinggi, 3. Mengoptimalkan fungsi akuntansi biaya dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 19 Rasio Modal Saham untuk Mengukur Pengembalian Investasi Suatu Uji Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk (Mia Noviyanti) Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting, 7th. ed. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Gill, James O and Moira Chantton. 2003. Memahami Laporan Keuangan, terj. Dwi Prabaningtyas. Jakarta: PPM. Giri, Efraim Ferdinan. 1993. Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Universitas Gunadarma. Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan Edisi I. Yogyakarta: BPFE. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ed. VI. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Machmud, Ali. 1993. Pengantar Akuntasi 1. Jakarta: Universitas Gunadarma. Miswanto dan Eko Widodo. 1998. Manajemen Keuangan 1. Jakarta: Universitas Gunadarma. Rusdin. 2006. Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Sjahrir. 2002. Analisis Pasar Modal, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. http://www.kalbe.co.id/?go=annual_report Skripsi Sidang Sarjana S1 Universitas Gunadarma, Januari 2010 20