1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latarbelakang Masalah
Kewirausahaan menurut Sailah (2008) dapat diberikan melalui beberapa
cara. Salah satunya diberikan melalui mata pelajaran tersendiri atau diselipkan
pada semua mata pelajaran yang relevan menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang membangun spirit kewirausahaan.
Pembelajaran kewirausahaan juga dapat diterapkan pada masing-masing
bidang ilmu selain ekonomi yaitu biologi. Pembelajaran kewirausahaan berbasis
bidang
ilmu
biologi
sering
disebut
dengan
bioentrepreneurship.
Bioentrepreneurship di Indonesia pada saat ini masih menjadi bidang ilmu
pengetahuan yang relatif baru. Bioentrepreneurship dalam pembelajaran biologi
berbasis pada aplikasi-aplikasi atau proses biologi yang memanfaatkan makhluk
hidup menjadi produk-produk usaha yang dapat dipasarkan atau diperdagangkan.
Menurut Meyers & Hurley (2008) pada pembelajaran bioentrepreneurship
memiliki 3 pilar yaitu: ilmiah dan bakat manajerial, teknologi, dan uang. Pada
pilar ilmiah pembelajaran bioentrepreneurship dapat membantu melatih siswa
melakukan kegiatan ilmiah melalui keterampilan proses sains (KPS). Pada bakat
manajerial, bioentrepreneurship banyak terfokus pada penemuan bahan-bahan
organik yang memiliki potensi wirausaha, kemampuan perencanaan usaha,
mengorganisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia,
mengontrol usaha dan mengintegrasikan operasi perusahaan. Pada pilar
1
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
2
teknologi, bioentrepreneurship dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
produksi baik di sekolah maupun masyarakat sehingga dapat membantu
meningkatkan ekonomi. Sedangkan pada pilar uang, bioentrepreneurship
mendukung peningkatan pendapatan masyarakat.
Pembelajaran berbasis bioentrepreneurship diIndonesia masih difokuskan
pelaksanaannya di peguruan tinggi dan belum diarahkan pada mekanisme pasar,
manajerial, maupun pengelolaan keuangan. Sampai saat ini pembelajaran
bioentrepreneurship terbatas untuk memulai usaha produktif dan keterampilan
hidup (life skill). Sedangkan di SMA pembelajaran bioentrepreneurship masih
sebatas teoritis saja. Pembelajaran entrepreneurship di sekolah menengah di
Indonesia banyak diterapkan di sekolah menengah kejuruan (SMK) tetapi tidak
berbasis bioentrepreneurship karena materi biologi yang diajarkan di SMK lebih
sedikit dan hanya sebatas pada pengetahuan biologi umum. Dengan demikian
pembelajaran entrepreneurship di SMK masih sebatas pada sistem perdagangan
dan jasa, alat-alat mekanik dan elektronik.
Berbagai potensi materi pembelajaran biologi yang dapat memberikan
pembelajaran bioentrepreneurship yaitu keanekaragaman hayati, dunia tumbuhan,
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Materi bioentrepreneurship yang terkait
dengan bioteknologi antara lain: daur ulang limbah, jamur, dan pemanfaatan
mikroorganisme. Pada materi keanekaragaman hayati bioentrepreneurship dapat
diterapkan melalui kegiatan pembuatan terarium. Kegiatan ini juga dapat sebagai
usaha melestarikan keanekaragaman hayati secara ex-situ. Pada materi dunia
tumbuhan bioentrepreneurship dapat diterapkan melalui kegiatan pembuatan
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
3
bioplastik dengan cara pengawetan tumbuhan paku dan lumut. Semua kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan di laboratorium yang terintegrasi dengan kegiatan
praktikum dan ekstrakurikuler.
Berdasarkan uraian di atas Bioentrepreneurship memiliki beberapa
keunggulan, antara lain: 1) pengembangan materi biologi dikontekskan dengan
potensi-potensi daerah, 2) siswa diberi bekal keterampilan dalam membuat produk
atau membudidayakan tanaman atau hewan melalui kegiatan praktikum
(Anwar et al., 2012), 3) pembelajaran dengan berbasis bioentrepreneurship
menguatkan minat siswa untuk terjun ke dunia usaha, 4) pembelajaran berbasis
bioentrepreneurship membantu melatih siswa melakukan kegiatan ilmiah
sehingga memiliki keterampilan proses sains (KPS).
Keterampilan proses sains menurut Rustaman et al. (2003) merupakan
keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan
menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori sains,
baik berupa keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.
Keterampilan kognitif atau intelektual diperoleh karena siswa menggunakan
pikirannya dalam melakukan keterampilan proses sains. Keterampilan manual
diperoleh karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan atau perakitan alat dalam melakukan keterampilan proses sains.
Sedangkan keterampilan sosial diperoleh karena siswa berinteraksi dengan
temannya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan
proses sains. Rustaman juga berpendapat bahwa terdapat beberapa keterampilan
lain yang dikuasai siswa dalam melakukan proses sains, diantaranya adalah:
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
4
mengamati atau observasi, mengelompokkan atau klasifikasi, menafsirkan atau
interpretasi, meramalkan atau prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan percobaan atau penelitian, menggunakan alat atau bahan,
menerapkan konsep,
berkomunikasi,
dan
melaksanakan
percobaan atau
eksperimentasi.
Keterampilan Proses Sains di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto belum
terlaksana secara optimal. Hal ini diketahui berdasarkan keterangan guru dan hasil
observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran biologi di
SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto kurang menekankan terhadap kreativitas dan
inovasi siswa. Disamping itu guru juga belum pernah menerapkan pembelajaran
biologi yang berorientasi pada kewirausahaan (entrepreneurship). Hasil penelitian
Anwar et al. (2012) menyebutkan pembelajaran bioentrepreneurship dapat
meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa biologi MA Al’Irsyad dengan
skor rata-rata 94,16% pada kelas eksperimen dan 92,53% pada kelas kontrol.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini mengambil judul:
“Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA
Muhammadiyah 1 Purwokerto?
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
5
2.
Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis bioentrepreneurship terhadap
peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Muhammadiyah
1 Purwokerto pada mata pelajaran biologi?
Tujuan Penelitian
1.3.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan
yaitu:
1.
Mengetahui teknik penerapan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship
diSMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.
2.
Mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis bioentrepreneurship terhadap
peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Muhammadiyah
1 Purwokerto pada mata pelajaran biologi.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat antara lain:
a.
Bagi Siswa
Melalui penerapan pendidikan bioentrepreneurship dapat meningkatkan:
1) keterampilan berpikir ilmiah siswa,
2) hasil belajar dan prestasi siswa,
3) minat siswa untuk berwirausaha.
b.
Bagi Guru
1) memperkenalkan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship.
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
6
2) memotivasi
guru
untuk
menerapkan
dan
menciptakan
metode
pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains.
c.
Bagi Sekolah
1) sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
2) memberikan gambaran pembelajaran berbasis bioentrepreneurship.
d.
Bagi Peneliti
1) sebagai salah satu rujukan untuk penelitian selanjutnya yang berbasis
bioentrepreneursip.
2) menjadi dasar pembelajaran yang sama pada kompetensi dasar yang
berbeda yang berbasis bioentrepreneursip.
Pembelajaran Berbasis Bioentrepreneurship..., Iin Mutia Dewi, FKIP UMP, 2016
Download