ANNEALLING, PYROLISIS, SINTERING DAN HIDROLISIS Zuhdi Ismail (M0208062) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta A. Annealling Annealing adalah satu teknik yang dikenal dalam bidang metalurgi, digunakan dalam mempelajari proses pembentukan kristal dalam suatu materi. Agar dapat terbentuk susunan kristal yang sempurna, diperlukan pemanasan sampai suatu tingkat tertentu, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang perlahan-lahan dan terkendali dari materi tersebut. Pemanasan materi di awal proses annealing, memberikan kesempatan pada atom-atom dalam materi itu untuk bergerak secara bebas, mengingat tingkat energi dalam kondisi panas ini cukup tinggi. Proses pendinginan yang perlahan-lahan memungkinkan atom-atom yang tadinya bergerak bebas itu, pada akhirnya menemukan tempat yang optimum, di mana energi internal yang dibutuhkan atom itu untuk mempertahankan posisinya adalah minimum. Pada pembuatan lapiran tipis annealing ialah cara menurunkan kekerasan suatu material dengan jalan memanaskan material tersebut pada temperatur diatas temperatur krisis maksimumnya dan kemudian dinginkan secara perlahan-lahan di udara (sampai dingin). Tujuan dari annealing ialah untuk : a. Memperbaiki keuletan. b. Menurunkan atau menghilangkan ketidak homogenan stuktur. c. Memperhalus ukuran butir. d. Menghilangkan tegangan dalam. e. Menyiapkan struktur material untuk proses perlakuan panas. B. Pyrolisis Pirolisis adalah proses pemanasan bahan organik tanpa oksigen untuk merubah hidrokarbon. Pada proses pirolisis akan terjadi proses pengeringan yaitu menguapnya kadar air (moisture content) dan devolatilisasi yaitu zat yang mudah menguap (volatile matter) ke luar dari dalam bahan. Produk dari pirolisis tersebut mempunyai kandungan energi yang tinggi, seperti char yang berwujud padatan, tar yang berwujud cairan, dan gas. Seperti yang telah disinggung di atas bahwa, pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Pirolisis adalah kasus khusus dari thermolysis terkait dengan proses kimia charring, dan yang paling sering digunakan untuk organik bahan.. Hal ini terjadi secara spontan pada temperatur tinggi (misalnya, di atas 300 °C untuk kayu, itu berbeda untuk bahan lainnya), misalnya dalam kebakaran atau ketika vegetasi terjadi kontak dengan lava dalam letusan gunung berapi. Secara umum, gas dan cairan menghasilkan produk dan meninggalkan residu padat kaya kandungan karbon. Extreme pirolisis, yang meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Hal itu tidak melibatkan reaksi dengan oksigen atau reagen lainnya. Pirolisis yang banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk mengubah ethylene dichloride menjadi vinil klorida untuk membuat PVC, untuk memproduksi kokas dari batubara, untuk mengubah biomassa menjadi gas sintesis, untuk mengubah limbah menjadi bahan sekali pakai dengan aman, dan lain sebagainya. Ini adalah proses kimia penting di beberapa memasak prosedur seperti memanggang, menggoreng, memanggang, dan karamel. Pirolisis juga merupakan alat analisis kimia, misalnya dengan pirolisis kromatografi gas spektrometri massa dan memperkirakan umur mahluk yang telah mati dengan carbon-14. Memang, banyak zat kimia penting, seperti fosfor dan asam sulfat, pertama kali diperoleh dengan proses ini. Selain yang di jabarkan di atas dikenal pula adanya spray pyrolisis, Spray Pyrolysis adalah sebuah proses aerosol yang biasa digunakan untuk membuat berbagai macam bahan dalam bentuk bubuk berstruktur nano yang mengandung logam, oksida logam, keramik, super konduktor. Material berukuran nano memiliki sejumlah sifat fisika dan kimia yang lebih unggul dan memiliki sifat-sifat yang lebih kaya yang tidak dimiliki oleh material berukuran besar. C. Sintering Sinter (sintering) adalah proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan, setelah pemampatan. Selain itu sintering juga dapat diartikan sebgai proses pembakaran dan pemadatan sesuatu yang dibentuk dari partikel serbuk. Pada pemadatan terjadi proses ikatan antar partikel dan partikel yang sudah berikatan tumbuh bergerak mendesak porositas atau rongga antar partikel. Pembakaran dimaksudkan untuk meningkatkan energi aktivitasi dan energi transportasi atom. Proses sintering dapat diartikan juga sebagai suatu proses pemadatan dari sekumpulan serbuk pada suhu tinggi mendekati titik leburnya hingga terjadi perubahan struktur mikro seperti pengurangan jumlah dan ukuran pori, pertumbuhan butir, peningkatan densitas dan penyusutan. Proses sintering keramik ada beberapa tahapan yaitu: a. Tahapan awal Pada tahap ini partikel-partikel keramik akan saling kontak setelah proses pencetakan. Di sini serbuk dalam keadaan bebas. b. Tahapan mulai sintering Adalah tahap pembentukan ikatan, dimana sintering mulai berlaku dan permukaan kontak kedua partikel semakin lebar. Perubahan ukuran butiran maupun pori belum terjadi c. Tahapan pertengahan sintering Merupakan tahap antar pembentukan batas butiran. d. Tahapan akhir sintering Pada tahap ini terjadi densifikasi dan eliminasi pori sepanjang batas butir, yaitu terjadi pembesaran ukuran butiran sampai kanal-kanal pori tertutup dan sekaligus terjadi penyusutan butiran, dan terbentuklah fasa baru. D. Hidrolisis Hidrolisis merupakan penguapan kandungan air dengan menggunakan panas tertentu sehingga kadar air pada larutan menjadi berkurang. Pada tahap pertama logam perkursor (alkoksida) dilarutkan dalam alcohol dan terhidrolisis dengan penambahan air pada kondisi asam, netral atau basa menghasilkan sol koloid. Hidrolisis menggantikan ligan (–OR) dengan gugus hidroksil (–OH) dengan reaksi sebagai berikut : M(OR)z + H2O M(OR)(z-1)(OH) + ROH (1) Faktor yang berpengaruh terhadap proses hidrolisis adalah rasio air/prekursor dan jenis katalis hidrolisis yang digunakan. Peningkatan rasio pelarut/prekursor akan meningkatkan reaksi hidrolisis. Reaksi berlangsung cepat sehingga waktu gelasi lebih cepat. Katalis yang digunakan pada proses hidrolisis adalah jenis katalis asam atau katalis basa, namun proses hidrolisis juga dapat berlangsung tanpa menggunakan katalis. Dengan adanya katalis maka proses hidrolisis akan berlangsung lebih cepat dan konversi menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh: Reaksi hidrolisis akan selesai saat semua grup (O– CH2CH3) digantikan dengan golongan (–OH). Reaksi hidrolisis menghasilkan sol yang terdiri dari Si(OH)4 dan CH3CH2OH. Reaksi hidrolisis tersebut dapat dilihat pada persamaan 2. Si(OCH2CH3)4 + 4H2O Si(OH)4 + 4CH3CH2OH (2)