PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN EQUAL

advertisement
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RIZKI WIBOWO
NIM: 1111081000069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RIZKI WIBOWO
NIM: 1111081000069
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Suhendra, S.Ag., MM
NIP. 19711206 200312 1 001
Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed
NIP. 19770608 201101 2 003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa 10 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
Nama
: Rizki Wibowo
NIM
: 1111081000069
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Judul Skripsi
: Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal
Employment Opportunity terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2015
1. Arif Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 1 003
(
2. Drs. Slamet Riyadi, MM
NIP.
(
3. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed
NIP. 19770608 201101 2 003
(
)
Ketua
)
Sekretaris
)
Penguji Ahli
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis, 28 Mei 2015, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama
: Rizki Wibowo
NIM
: 1111081000069
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Judul Skripsi
: Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal
Employment Opportunity terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Mei 2015
4. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA
NIP. 2011077201
(
5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si
NIP. 19731221 200501 2 002
(
6. Hemmy Fauzan, SE., MM
NIP. 19760822 2007011 014
(
7. Dr. Suhendra, S.Ag., MM
NIP. 19711206 200312 1 001
(
8. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed
NIP. 19770608 201101 2 003
(
)
Ketua
)
Sekretaris
)
Penguji Ahli
)
Pembimbing I
)
Pembimbing II
iii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Rizki Wibowo
No. Induk Mahasiswa
: 1111081000069
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 5 Juni 2015
Yang menyatakan,
(Rizki Wibowo)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1. Nama
: Rizki Wibowo
2. Tempat, tanggal lahir : Tegal, 11 Juli 1992
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jl. Pedongkelan RT 005 RW 05 No. 7 Kelurahan
Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara,
14120
6. No. Telepon
: 089630903883
7. E-mail
: [email protected]
B. Pendidikan
1. MI Miftakhul Ulum Kebandingan Tegal
(Tahun 1998-2004)
2. SLTPN 143 Jakarta Utara
(Tahun 2004-2007)
3. MAN 5 Marunda Jakarta Utara
(Tahun 2007-2010)
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Tahun 2011-2015)
C. Pengalaman Organisasi
1. 2007 – 2011
: Anggota RISMAZ (Remaja Islam Masjid Jami’
Masrotut Tanzih) Semper Timur – Jakarta Utara.
2. 2008 – 2009
: Anggota Ekskul Rohis MAN 5 Jakarta Utara.
3. 2008 – 2010
: Anggota Ekskul Futsal MAN 5 Jakarta Utara.
4. 2012 – 2013
: Anggota Divisi Kesenian dan Kebudayaan - HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurusan) FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
v
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP, WORKING
ENVIRONMENT AND EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
ON EMPLOYEES PERFORMANCE
(Case Study in PT. BPR Arthapuspa Mega)
By: Rizki Wibowo
ABSTRACT
The aim of this study is to see the influence of leadership, working
environment and equal employment opportunity on employees performance in PT.
BPR Arthapuspa Mega. The sample in this study amounted 56 employees. The
analysis method used is multiple regression. Data were analyzed using SPSS 22.0
statistical software. The significant level (alpha) used in this study is 5%.
The results of this study showed F test that leadership, working
environment and equal employment opportunity simultaneously affect employees
performance with sig F 0,000 < alpha 0,05 and F count value of 27,014 > F tabel
value of 2,78. Than the result of t test, leadership partially affect on employees
performance with value of sig t 0,000 < alpha 0,05 and t count value of 5,515 > t
tabel value of 1,675. Working environment partially affect on employees
performance with value of sig t 0,036 < alpha 0,05 and t count value of 2,154 > t
tabel value of 1,675. Equal employment opportunity partially affect on employees
performance with value of sig t 0,026 < alpha 0,05 and t count value of 2,288 > t
tabel value of 1,675. So it can be concluded that leadership, working environment
and equal employment opportunity simultaneously or partially affect on
employees performance in PT. BPR Arthapuspa Mega.
Keywords:
Leadership,
Working
Environment,
Opportunity and Employees Performance.
vi
Equal
Employment
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Oleh: Rizki Wibowo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap Kinerja
Karyawan di PT. BPR Arthapuspa Mega. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
56 karyawan. Metode analisis yang digunakan adalah Regeresi Linier Berganda
(Multiple Regretion). Data dianalisis dengan menggunakan software statistik
SPSS 22.0. Tingkat signifikansi (alpha) yang digunakan pada penelitian ini adalah
5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji F bahwa Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity secara simultan
mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig F 0,000 < alpha 0,05 dan nilai
Fhitung sebesar 27,014 > Ftabel sebesar 2,78. Kemudian hasil uji t, Kepemimpinan
secara parsial mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,000 < alpha
0,05 dan nilai thitung sebesar 5,515 > ttabel 1,675. Lingkungan Kerja secara parsial
mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,036 < alpha 0,05 dan nilai
thitung sebesar 2,154 > ttabel 1,675. Equal Employment Opportunity secara parsial
mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,026 < alpha 0,05 dan nilai
thitung sebesar 2,288 > ttabel 1,675. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity mempengaruhi Kinerja
Karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega baik secara simultan maupun secara
parsial.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Equal Employment
Opportunity, Kinerja Karyawan
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN
EQUAL
EMPLOYMENT
OPPORTUNITY
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)” ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Penulisan skripsi ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa do’a, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih saya berikan kepada:
1. Secara khusus saya mengucapkan terimakasih yang amat mendalam kepada
kedua orang tua tercinta, ibu Koridah dan bapak Daryoko yang senantiasa
mendidik, membimbing, memotivasi dan mendoakan saya dengan tulus agar
selalu sukses dalam segala hal. Keduanya adalah permata hati yang tak ternilai
harganya bagi saya.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga
telah berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Adik-adikku tercinta, Nia dan Rizki serta seluruh keluarga besar dan saudarasaudara saya yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat “PEJANTAN KOSTAN” tercinta; Novian Adhi, Agung
Setiawan, Abdul Karim, Subhan, Mulki, Eka Januar, Rizky Wijaya, Tri Roger,
Willian, Heri, dan Fahrudin, yang selalu mengisi hari-hari saya menjadi sangat
menyenangkan dan berkesan selama masa perkuliahan dan juga menjadi
sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam segala hal.
10. Untuk Nisa, Nia, Lila, Tasya, Monik, Ina, Ela, Tika, Nca, Syifa, Weni, Tio,
Eki, Fachmi, Habibur, Eka Saputra dan seluruh teman-teman Manajemen
ix
Angkatan 2011 khususnya Manajemen C yang juga telah memberikan
motivasi dan kisah-kisah yang tak terlupakan.
11. Untuk Marwan dan Ahya, sahabat yang telah menemani, memberikan
dukungan dan do’a dalam segala hal.
12. Untuk teman-teman KKN GREAT 2014 yang telah memotivasi dan
mendukung saya.
13. Ka Aris Setiawan, dan para senior-senior yang lain yang memberikan arahan
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi dan membantu saya dalam hal-hal
tentang perkuliahan.
14. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada saya.
15. Seluruh pihak yang turut mendo'akan, mendukung dan membantu dalam
pembuatan skripsi ini, namun tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
Jakarta, 5 Juni 2015
Penulis,
(Rizki Wibowo)
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..............................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...............................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
v
ABSTRACT .......................................................................................................
vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
D. Batasan Masalah ...................................................................................
9
E.
9
Manfaat Penelitian ................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 11
A. Landasan Teori ..................................................................................... 11
1. Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................ 11
xi
2. Kinerja ............................................................................................ 18
3. Kepemimpinan................................................................................ 26
4. Lingkungan Kerja ........................................................................... 34
5. Equal Employment Opportunity ..................................................... 39
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 44
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 46
D. Hipotesis ............................................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 49
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 51
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 62
1. Sekilas Mengenai PT. BPR Arthapuspa Mega ................................ 62
2. Visi dan Misi PT. BPR Arthapuspa Mega ....................................... 63
3. Falsafah Kerja PT. BPR Arthapuspa Mega ..................................... 63
4. Struktur Organisasi PT. BPR Arthapuspa Mega .............................. 65
5. Tingkat Pengembalian Kuesioner .................................................... 66
6. Deskriptif Demografi Responden .................................................... 66
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................................. 68
1. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................... 68
xii
a. Uji Validitas ............................................................................... 68
b. Uji Reliabilitas ........................................................................... 71
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 72
a. Uji Normalitas ............................................................................ 72
b. Uji Multikolinieritas ................................................................... 74
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 75
d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 77
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 77
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................... 77
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ............................. 79
4. Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 84
A. Kesimpulan ............................................................................................ 84
B. Implikasi ................................................................................................. 85
C. Saran ....................................................................................................... 86
1. Saran Bagi PT. BPR Arthapuspa Mega ........................................... 86
2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89
LAMPIRAN ...................................................................................................... 92
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Perkembangan Jumlah BPR di Seluruh Indonesia ........................
2
1.2
Jumlah Nasabah PT. BPR Arthapuspa Mega ................................
4
2.1
Penelitian Terdahulu .....................................................................
44
3.1
Operasional Variabel Penelitian ....................................................
60
4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner .................................................
66
4.2
Deskriptif Demografi Responden .................................................
66
4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan ................................
68
4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja ............................
69
4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Equal Employment Opportunity ......
70
4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan............................
70
4.7
Hasil Uji Reliabilitas .....................................................................
71
4.8
Uji Multikolinieritas ......................................................................
74
4.9
Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser ........................................
76
4.10
Uji Autokorelasi ............................................................................
77
4.11
Uji F ..............................................................................................
78
4.12
Uji t ...............................................................................................
79
4.13
Koefisien Determinasi (R2) ...........................................................
83
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ......................................................................
46
4.1
Struktur Organisasi PT. BPR Arthapuspa Mega ...........................
65
4.2
Histogram (Uji Normalitas) ..........................................................
73
4.3
Normal P-P Plot (Uji Normalitas) .................................................
73
4.4
Scatterplot (Uji Heteroskedastisitas) .............................................
75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Kuesioner ......................................................................................
93
2.
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepemimpinan ................
98
3.
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja ............ 100
4.
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel EEO ................................. 102
5.
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan............ 104
6.
Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepemimpinan .................... 106
7.
Output SPSS Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja ............... 107
8.
Output SPSS Uji Validitas Variabel EEO ..................................... 108
9.
Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ............... 109
10.
Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan ................ 110
10.
Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja ........... 110
10.
Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel EEO ................................. 110
10.
Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan ........... 110
11.
Output SPSS Uji Normalitas ......................................................... 111
11.
Output SPSS Uji Multikolinieritas ................................................ 112
11.
Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ............................................ 112
11.
Output SPSS Uji Autokorelasi ...................................................... 113
12.
Output SPSS Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................ 114
12.
Output SPSS Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .......... 114
12.
Output SPSS Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 114
13
Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 115
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dan
memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian suatu
negara termasuk Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Salah satu jenis Bank yang ada di Indonesia adalah Bank Perkreditan
Rakyat (BPR). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank
Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam kerangka perbankan
nasional, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan untuk berperan serta
dalam mendorong pembangunan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dengan memberikan akses finansial kepada mereka. Peran Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) ini menjadi penting karena sejalan dengan program
pemerintah
untuk
mendukung
dan
mengembangkan
sektor
UMKM
sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Oleh karena itu,
1
kinerja BPR menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada
pertumbuhan sektor UMKM. Dalam tujuh tahun terakhir (2007-2013) jumlah
Bank Perkreditan Rakyat mengalami penurunan, namun pada tahun 2014
mengalami peningkatan meskipun hanya meningkat sejumlah dua BPR dari
tahun sebelumnya, seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah BPR di seluruh Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah BPR
1.817
1.771
1.733
1.706
1669
1.663
1.634
1.636
(Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, diolah kembali)
Kinerja Bank Perkreditan Rakyat secara umum sangat bergantung pada
kualitas penyediaan dana pada aktiva produktif. Kondisi penyediaan dana
pada aktiva produktif yang buruk akan mengakibatkan memburuknya kinerja
bank dan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR tersebut. Namun
karena sumber dana Bank Perkreditan Rakyat yang dipinjamkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit tersebut bukan hanya dana milik bank sendiri,
melainkan merupakan dana-dana masyarakat yang disimpan pada Bank
Perkreditan Rakyat, sehingga Bank Perkreditan Rakyat berusaha dan
berlomba-lomba menarik nasabah untuk menabung dan menggunakan layanan
Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini tentunya sangat bergantung bagaimana
2
kinerja karyawannya dalam menarik nasabah dan juga dalam memberikan
suatu pelayanan yang baik dan memuaskan kepada para nasabahnya, sehingga
banyak nasabah yang menggunakan layanan di suatu Bank Perkreditan Rakyat
tersebut. Dengan demikian, peran Sumber Daya Manusia dalam suatu
perusahaan khususnya Bank Perkreditan Rakyat sangat penting karena kinerja
suatu perusahaan secara umum sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan yang
dimilikinya. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik pada suatu
perusahaan adalah cara yang sangat tepat untuk meningkatkan kinerja
karyawan yang akan sangat berdampak terhadap tujuan perusahaan secara
umum. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan sebaikbaiknya untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan secara umum.
PT. BPR Arthapuspa Mega merupakan salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang beralamat di Jalan Raya Selatan No. 21 Adiwerna, Tegal. Dari
hasil laporan yang dibuat oleh PT. BPR Arthapuspa Mega tentang jumlah
nasabah, diketahui adanya perkembangan jumlah nasabah yang tidak stabil
dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini adalah tabel 1.2 yang menunjukkan
data jumlah nasabah kredit yang dimiliki oleh PT. BPR Arthapuspa Mega.
3
Tabel 1.2
Jumlah Nasabah PT. BPR Arthapuspa Mega
TAHUN
2010
2011
2012
2013
2014
JUMLAH NASABAH
1.596
1.648
1.386
1.194
1.129
(Sumber: PT. BPR Arthapuspa Mega)
Data jumlah nasabah yang tidak stabil bahkan cenderung menurun
tersebut dimungkinkan karena faktor kinerja para karyawan yang kurang baik.
Kinerja para karyawan tentunya dipengaruhi
oleh bagaimana para
pemimpinnya memberikan arahan, motivasi dan bimbingan terhadap
pekerjaan yang diberikan terhadap para karyawannya tersebut. Seperti
menurut Artana (2012) yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang baik
dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan kinerja para karyawan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan
setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat
dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Hasibuan, 2007). Kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan,
dimana pemimpin yang baik dan dibutuhkan adalah pemimpin yang bukan
hanya memerintah namun juga dapat memberikan teladan dan bersedia
memberikan arahan yang baik terhadap kesulitan yang dialami para
karyawannya.
4
Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap
jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi tersebut. Peran
pemimpin dalam suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa
keadilan bagi karyawan. Karakteristik pemimpin akan berpengaruh terhadap
iklim kerja dalam suatu perusahaan. Seorang pemimpin akan berusaha
mempengaruhi karyawannya agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan, diantaranya dengan memberikan arahan,
bimbingan, pujian, memberikan hadiah dan penghargaan tertentu atas prestasi
karyawannya, melakukan tindakan korektif, dan lain sebagainya.
Selain kepemimpinan, lingkungan kerja di perusahaan juga dapat
mempengaruhi kinerja yang dilaksanakan oleh karyawan. Seperti yang
dikemukakan oleh Potu (2013), bahwa Lingkungan kerja yang nyaman, aman
dan menyenangkan, akan membentuk budaya kerja yang harmonis dan
produktif sehingga setiap anggota selalu termotivasi untuk memberikan
performa terbaiknya untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya sesuai
dengan peran mereka, dengan demikian maka akan meningkatkan kinerja
karyawan.
Menurut Nitisemito dalam Hasibuan (2007), lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja
ini sendiri terdiri atas fisik dan nonfisik yang melekat dengan karyawan
sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha peningkatan kinerja karyawan.
Lingkungan kerja fisik yang baik, nyaman, dan memenuhi standar kebutuhan
5
layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan dan semangat
karyawan dalam melakukan tugasnya. Sama pentingnya dengan lingkungan
kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik yang meliputi komunikasi kerja atasan
dengan bawahan, keramahan sikap antara para karyawan, sikap saling
menghargai diwaktu berbeda pendapat, dan lain sebagainya juga adalah salah
satu cara untuk terus meningkatkan kenyamanan dan semangat kerja karyawan
sehingga kinerja karyawan pun akan meningkat.
Dalam suatu perusahaan, karyawan juga harus mendapatkan perlakuan
yang sama dalam pekerjaannya, dengan kata lain tidak ada diskriminasi dalam
semua aspek yang berhubungan dengan pekerjaan atau yang biasa disebut
dengan
Equal
Employment
Opportunity
(EEO).
Bangun
(2012)
mengemukakan Equal Employment Epportunity (EEO) adalah suatu tindakan
yang dilakukan pemberi kerja atas pemberian kesempatan dan perlakuan sama
dalam semua aspek pekerjaan kepada setiap insan di dunia. Equal Employment
Opportunity merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap orang yang
bekerja di suatu organisasi. Oleh karena itu, program kesempatan dan
perlakuan sama atas pekerjaan sangat penting dilakukan dalam suatu
organisasi untuk menghilangkan diskriminasi dalam pekerjaan atas dasar ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, kepercayaan, politik, status sosial dan lainlain.
Prinsip-prinsip non-diskriminasi dan kesetaraan telah menjadi amanat
Konstitusi Indonesia yaitu dalam UUD 1945, dan secara khusus prinsip nondiskriminasi di tempat kerja juga telah diatur dalam Undang-Undang No. 13
6
Tahun 2003 Pasal 5 dan 6 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 5 menyatakan
bahwa “setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan”, kemudian pasal 6 menyatakan
bahwa: “setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha”.
Equal Employment Opportunity yang baik pada suatu perusahaan akan
mempengaruhi kenyamanan serta semangat kerja karyawan sehingga
berdampak terhadap kinerja karyawan. Seperti yang dikemukakan oleh Aisyah
dan Azzuhri (2014), bahwa kinerja karyawan akan meningkat seiring semakin
baiknya penerapan Equal Employment Opportunity dalam semua aspek yang
berkaitan dengan pekerjaan dalam suatu perusahaan, dimana semua karyawan
mendapatkan kesempatan yang sama tanpa adanya diskriminasi. Penghapusan
diskriminasi pada semua elemen dalam perusahaan akan membuat karyawan
nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya dan memiliki loyalitas kepada
perusahaan tersebut karena semua karyawan mendapat kesempatan yang sama
untuk terus mengembangkan potensi dirinya dan memberikan inovasi-inovasi
yang baik untuk perusahaan sehingga akan membuat kinerjanya meningkat.
Dari latar belakang di atas maka penulis akan mengadakan penelitian
dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY TERHADAP KINERJA
KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan?
4. Apakah Equal Employment Opportunity berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja karyawan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal
Employment Opportunity secara simultan terhadap kinerja karyawan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan secara parsial terhadap
kinerja karyawan.
3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap
kinerja karyawan.
4. Untuk menganalisis pengaruh Equal Employment Opportunity secara
parsial terhadap kinerja karyawan.
8
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Penulis dalam hal ini membatasi masalah kinerja
karyawan yang berhubungan dengan kepemimpinan, lingkungan kerja dan
Equal Employment Opportunity yang ada di perusahaan. Sehingga masalah
yang diteliti hanya sekitar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja dan
Equal Employment Opportunity terhadap kinerja karyawan di suatu
perusahaan, dalam hal ini adalah PT. BPR Arthapuspa Mega.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan lanjutan dari proses belajar mengajar dalam
rangka mencoba menerapkan ilmu yang pernah penulis terima dengan
keadaan yang ada dilapangan, sehingga penulis harapkan dengan
penelitian ini dapat menjadi pengalaman praktis dan mengetahui sejauh
mana kemampuan teoritis tersebut dapat diterapkan dalam praktik seharihari.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu manajemen
sumber daya manusia dalam kaitannya pengaruh kepemimpinan,
lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap kinerja
karyawan.
9
3. Bagi Perusahaan (PT. BPR Arthapuspa Mega)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. BPR
Arthapuspa Mega khususnya bagi para pimpinan PT. BPR Arthapuspa
Mega dalam mengambil kebijakan-kebijakan di waktu mendatang.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar untuk melakukan
penelitian berikutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2007), manajemen sumber daya manusia
(MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien untuk membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Peranan MSDM diakui sangat
menentukan bagi terwujudnya tujuan perusahaan, sehingga perusahaan
harus memiliki MSDM yang baik jika ingin mencapai tujuantujuannya.
Sedangkan menurut Mondy (2008), manajemen sumber daya
manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya, para manajer di setiap
tingkat harus melibatkan diri mereka dengan MSDM. Pada dasarnya,
semua manajer membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui
upaya-upaya orang lain, sehingga memerlukan MSDM yang efektif.
Para individu yang berurusan dengan masalah-masalah sumber daya
manusia menghadapi sejumlah besar tantangan, mulai dari tenaga kerja
yang berubah secara terus menerus hingga peraturan-peraturan
pemerintah yang selalu ada, revolusi teknologi, dan lain-lain. Karena
11
pentingnya isu-isu manajemen sumber daya manusia, masalah-masalah
tersebut harus mendapat perhatian besar dari manajemen tingkat atas.
Mangkunegara (2001) mengatakan bahwa manajemen sumber
daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas
jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia
dapat
didefinisikan
pula
sebagai
suatu
pengelolaaan
dan
pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai),
pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara
maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan
pengembangan individu pegawai.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni untuk
mengatur sumber daya manusia secara efektif dan efisien didalam
suatu organisasi sehingga tercapai tujuan bersama yang diinginkan.
Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk
meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap
organisasi. Hal ini dapat dipahami bahwa semua kegiatan organisasi
dalam mencapai tujuannya bergantung kepada manusia-manusia yang
mengelola organisasi itu. Oleh karena itu karyawan tersebut harus
dikelola dengan baik sehingga dapat membantu organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
12
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2007), fungsi manajemen sumber daya
manusia
meliputi
pengendalian,
perencanaan,
pengadaan,
pengorganisasian,
pengembangan,
pengarahan,
kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.
1) Perencanaan
Perencanaan
(Human
Resources
Planning)
adalah
merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk
mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian
kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan
koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3) Pengarahan
13
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan
semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta
efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan
dan
masyarakat.
Pengarahan
dilakukan
pimpinan
dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan
baik.
4) Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan
semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan
atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan
rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan.
5) Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik
akan membantu terwujudnya tujuan.
14
6) Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan
melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
7) Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang
kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil
diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsistensi.
8) Pengintegrasian
Pengintegrasian
(integration)
adalah
kegiatan
untuk
mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
Perusahaan
memperoleh
laba,
karyawan
dapat
memenuhi
kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal
yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.
15
9) Pemeliharaan
Pemeliharaan
(maintenance)
adalah
kegiatan
untuk
memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas
karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan
yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10) Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan
kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial.
11) Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan
kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini
disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.
16
Kemudian menurut Mondy (2008), ada 5 area fungsional yang
terasosiasi dengan keefektifan sumber daya manusia yakni:
1) Susunan Kepegawaian
Susunan kepegawaian adalah proses di dalam sebuah organisasi
yang memastikan organisasi tersebut memiliki ketepatan jumlah
karyawan dengan keahlian yang tepat, untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen
sumber daya manusia yang utama mencakup tidak hanya pelatihan
dan pengembangan tetapi perencanaan karir dan kegiatan
pengembangan organisasi, manajemen kinerja dan penilaian.
3) Kompensasi
Kompensasi mengacu pada total dari semua penghargaan yang
diberikan kepada karyawan atas jasa pelayanannya. Penghargaan
yang diberikan berupa salah satu atau kombinasi dari:
a) Kompensasi keuangan langsung
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan
dalam bentuk upah, gaji, komisi dan bonus.
17
b) Kompensasi keuangan tidak langsung
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan
dalam bentuk tunjangan rekreasi, sakit, tunjangan hari libur,
jaminan kesehatan dan lain sebagainya.
4) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari
kecelakaan kerja. Kesehatan mencakup kegiatan yang melindungi
karyawan dari penyakit fisik dan emosional. Aspek ini penting
karena karyawan yang bekerja di dalam lingkungan yang aman dan
menikmati hidup yang sehat dapat menjadi lebih produktif dan
memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
5) Hubungan Kekaryawanan dan Perburuhan
Hubungan antara karyawan dan pekerja-pekerja lain ini dahulu
dianggap sebagai jalan hidup banyak karyawan. Kebanyakan
perusahaan akan lebih menginginkan sebuah lingkungan yang
mempunyai hubungan kuat.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja
(performance).
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Mangkunegara
(2001), bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau
actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
18
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut,
Mangkunegara menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan
kinerja kelompok.
Menurut Wibowo (2007), Pengertian performance sering
diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil
kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya.
Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja merupakan
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator
suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Suatu
pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya
indikator pekerjaan seorang manajer adalah merencanakan pekerjaan,
mengorganisasi pekerjaan, memimpin pelaksanaan pekerjaan dan
mengontrol pelaksanaan pekerjaan. Wirawan menambahkan bahwa
19
kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor-faktor
yang terdiri dari faktor lingkungan organisasi, faktor lingkungan
eksternal dan faktor internal pegawai atau karyawan.
Dari beberapa pengertian mengenai kinerja diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang telah dicapai
karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh
perusahaan dimana ia bekerja.
Kinerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu
instansi perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena kinerja
karyawan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan secara umum.
Apabila kinerja para karyawannya tinggi, kinerja perusahaan secara
umum pun akan meningkat begitu juga sebaliknya jika kinerja para
karyawannya rendah, kinerja perusahaan secara umum pun akan
menurun. Untuk itu setiap perusahaan harus mengoptimalkan kinerja
para karyawan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Karena tanpa adanya karyawan yang kompetitif, mustahil suatu
perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
b. Dimensi Kinerja
Menurut Wibowo (2007), terdapat tujuh dimensi kinerja, dua di
antaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif.
Kinerja ditentukan oleh tujuan organisasi yang hendak dicapai dan
untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif
20
untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Namun, kinerja
memerlukan adanya dukungan sarana, kompetensi, peluang, standar
dan umpan balik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuh
dimensi kinerja tersebut (Wibowo, 2007):
1) Tujuan (Goal)
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari
oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah persyaratan,
juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu
keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai oleh organisasi di masa
yang akan datang. Dengan demikian tujuan menunjukkan arah
kemana kinerja harus dilakukan.
2) Standar (Standart)
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan
dapat dicapai. Tanpa standar, tidak akan dapat diketahui kapan
suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan
sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila
mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama
antara atasan dan bawahan.
3) Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk
mengukur kemajuan kinerja, standar kerja dan pencapaian tujuan.
21
Umpan balik dilakukan sebagai evaluasi terhadap kinerja dan
sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4) Alat atau Sarana (Mean)
Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat dan
sarana akan berguna sebagai pendukung kelancaran pencapaian
tujuan. Tanpa alat dan sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat
dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana
seharusnya.
5) Kompetensi (Competence)
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan
baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang
sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
6) Motif (Motive)
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada
karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan,
menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,
meminta
umpan
balik,
memberikan
kebebasan
melakukan
22
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan
sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang
mengakibatkan disintensif.
7) Peluang (Opportunity)
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan
prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya
kekurangan
kesempatan
untuk
berprestasi
yaitu
ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.
Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih
banyak, dan mengambil waktu yang tersedia. Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas atau kepuasan
konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi.
Menurut
Wirawan
(2009),
dimensi
kinerja
dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan
sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
1) Hasil kerja
Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa
yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.
2) Perilaku kerja
Ketika berada di tempat kerjanya, seorang karyawan mempunyai
dua perilaku yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja.
23
3) Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
Yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kemudian Bernadin (2001) dalam Sudarmanto (2009),
mengatakan bahwa ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur
kinerja yaitu:
1) Quality (Kualitas), terkait dengan prestasi kerja dan proses atau
hasil mendekati sempurna/ideal dalam memenuhi maksud atau
tujuan.
2) Quantity (Kuantitas), satuan jumlah atau kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan, terkait dengan beban kerja.
3) Timeliness (Waktu) terkait dengan waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan aktivitas dan ketepatan waktu atau kedisiplinan
dalam bertugas.
4) Cost-Effectiveness (Kefektifan Biaya) terkait dengan penggunaan
sumber-sumber organisasi (orang, uang, material, teknologi sistem
informasi) dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau
pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber
organisasi.
5) Need for supervision (Kemampuan tanpa pengawasan) terkait
dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau
fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi
pengawasan pimpinan.
24
6) Interpersonal impact (Perilaku individu) terkait dengan kompetensi
dan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri,
keinginan baik, motivasi dan kerjasama antara rekan kerja dan
anak buah.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2001), faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor
motivasi (motivation).
1) Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right man on the right place, the right man on the
right job).
2) Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong
25
diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang
siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan
situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara
fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai
serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2007), faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sebagai berikut:
1) Personal factor, ditunjukan oleh tingkat keterampilan, kompetensi
yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
2) Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan,
dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.
3) Team factor, ditunjukan oleh kualitas dukungan yang diberikan
oleh rekan kerja.
4) System factor, ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas
yang diberikan organisasi.
5) Contextual/situational factor, ditunjukan oleh tingginya tingkat
tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
3. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2007) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara
26
efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan Robbins (2003) mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sumber dari pengaruh ini bisa
formal, seperti misalnya yang disajikan oleh pemilikan peringkat
manajerial dalam suatu organisasi. Karena posisi manajemen muncul
bersama suatu tingkat wewenang yang dirancang secara formal,
seseorang dapat menjalankan suatu peran kepemimpinan semata-mata
karena kedudukannya dalam organisasi tersebut.
Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan
manajemen yang baik untuk efektivitas yang optimum. Dalam dunia
yang dinamis dewasa ini, organisasi membutuhkan pemimpin untuk
menciptakan visi tentang masa depan, dan menginspirasi para anggota
organisasi agar mau mencapai visi itu. Suatu organisasi juga
membutuhkan para manajer untuk merumuskan rencana rinci,
menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi operasi
organisasi setiap harinya.
Kemudian menurut Armstrong (1990), kepemimpinan adalah
mengerjakan segala sesuatu melalui orang lain – jika ada sasaran untuk
dicapai, jika suatu tugas harus dilaksanakan dan jika lebih dari satu
orang diperlukan untuk melakukannya. Armstrong juga mengatakan
bahwa semua manajer adalah pemimpin, dalam arti bahwa mereka
hanya akan dapat mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan
27
dengan dukungan kelompoknya, yang harus tergerak atau dibujuk
untuk mengikuti mereka. Karena itu, kepemimpinan adalah sesuatu
mengenai mendorong dan membangkitkan individu dan kelompok
untuk berusaha sebaik-baiknya demi mencapai hasil yang diinginkan.
Kepemimpinan memainkan peranan penting dalam manajemen sumber
daya manusia. Pencapaian keunggulan dalam usaha dan manajemen
sangat tergantung kepada kemampuan pimpinan untuk menyampaikan
pandanganngannya (visi), antusiasme, dan rasa memiliki tujuan kepada
kelompoknya.
Hersey
dan
Blanchard
(1982),
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau
sekelompok orang dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu. Hersey & Blanchard juga menyatakan bahwa studi-studi
empirik cenderung menunjukkan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan
normatif atau terbaik. Pemimpin yang efektif mengadaptasi perilaku
mereka untuk memenuhi kebutuhan pengikut mereka dan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok
dalam organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk
mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Kepemimpinan disini dapat
dipandang sebagai suatu sarana untuk mempengaruhi sekelompok
orang agar mau bekerjasama, mentaati segala peraturan yang ada
28
dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan sifatsifat kepribadian yang baik, agar menjadi teladan bagi yang dipimpin.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam
organisasi tersebut. Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan
kepribadian yang menyatu dalam ucapan, sikap dan prilakunya
sehingga apapun tugas yang dibebankan kepada bawahannya akan
diselesaikan dengan rela dan penuh semangat. Setiap pimpinan yang
memberikan motivasi secara tepat dan terarah akan berpengaruh
terhadap perubahan tingkah laku bawahannya. Mereka akan bersedia
menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung jawab
serta tidak merasa terpaksa.
b. Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin perusahaan, seorang pemimpin tidak bisa
lepas dari gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan itu timbul
berdasarkan cara bertindak atau bertingkah laku dari pimpinan yang
bersangkutan. Seorang pemimpin dapat meningkatkan efektifitas
kepemimpinannya
dengan
menggunakan
gaya
yang
berbeda
tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Berbagai
tipe dan gaya kepemimpinan banyak dijumpai dalam kehidupan seharihari. Dalam melakukan kegiatan menggerakan atau memberikan
29
motivasi kepada bawahannya, berbagai cara dapat dilakukan oleh
seorang pemimpin yakni dengan melakukan tindakan-tindakan yang
selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Cara atau teknik
seseorang
dalam
menjalankan
kepemimpinan
disebut
gaya
kepemimpinan.
Menurut Hasibuan (2007), terdapat 3 gaya kepemimpinan
yaitu:
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang,
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau
pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan
keputusan dari kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pimpinan, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran,
ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
2) Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang
serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan.
Pimpinan memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan.
30
3) Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif adalah dimana seorang pemimpin
mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan cukup
lengkap, dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan
dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil
keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan.
Sedangkan macam-macam gaya kepemimpinan menurut
Robbins (2011) terdiri dari:
1) Gaya Otokratis
Gaya
otokratis
menggambarkan
pemimpin
yang
biasanya
cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja,
membuat
keputusan
unilateral,
dan
membatasi
partisipasi
karyawan.
2) Gaya Demokratis
Gaya demokratis menggambarkan pemimpin yang cenderung
melibatkan
karyawan
mendelegasikan
dalam
wewenang,
mengambil
mendorong
keputusan,
partisipasi
dalam
memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan
balik sebagai peluang untuk melatih karyawan.
31
3) Gaya Laissez Faire
Dalam gaya laisezz faire, pemimpin umumnya memberi kelompok
kebebasan penuh untuk membuat keputusan dan menyelesaikan
pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai.
c. Model-Model Kepemimpinan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan
suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang
mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat
universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi
adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus
dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu. Dari berbagai teori yang
berkembang, berikut ini adalah beberapa model kepemimpinan
situasional:
1) Model Kepemimpinan Hersey-Blanchard
Model kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard ini
dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard. Model
kepemimpinan situasional Harsey-Blanchard didasarkan atas
perilaku tugas dan perilaku hubungan yang diberikan oleh
pimpinan kepada para bawahannya. Perilaku tugas adalah suatu
perilaku seorang pemimpin untuk menetapkan tujuan yang perlu
dicapai, mengorganisasi situasi kerja yang kondusif, menetapkan
batas waktu yang wajar dan memberikan arahan spesifik bagi
karyawan agar para karyawan mampu menyelesaikan pekerjaannya
32
dengan baik. Perilaku hubungan adalah perilaku seorang pemimpin
yang ingin memelihara hubungan-hubungan pribadi diantara
dirinya dengan para karyawan atau bawahannya dengan berbagai
jalan seperti memberi dukungan dan dorongan kepada karyawan
agar semangat dalam bekerja, memberikan kesempatan untuk
berpendapat, membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi
karyawan, serta memberikan penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi dalam bekerja (Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard,
1982).
2) Model Kepemimpinan Kontingensi Fiedler
Model kepemimpinan kontingensi Fiedler dikemukakan
oleh Fred E. Fiedler. Model ini menjelaskan bahwa pemimpin akan
berhasil menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya
kepemimpinan yang berbeda dalam menghadapi situasi yang
berbeda. Tidak ada pemimpin yang berhasil dengan hanya
menerapkan satu macam gaya untuk segala situasi. Terdapat tiga
sifat situasi yang berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan,
yaitu:
a) Hubungan antara pemimpin dan anggota, merupakan variabel
yang
sangat
kritis
dalam
menentukan
situasi
yang
menguntungkan.
b) Derajat susunan tugas, merupakan masukan kedua yang sangat
penting untuk situasi yang menguntungkan.
33
c) Kedudukan kekuasaan pemimpin yang diperoleh melaui
wewenang formal, adalah dimensi sangat kritis yang ketiga dari
situasi.
3) Model Kepemimpinan Jalur Tujuan (Path-Goal)
Model kepemimpinan jalur tujuan ini dikemukakan oleh
Evans dan House. Pendekatan model kepemimpinan jalur tujuan
berdasarkan pada model pengharapan yang menyatakan bahwa
motivasi individu berdasarkan pada pengharapannya atas imbalan
yang menarik. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemimpin
sebagai sumber imbalan dan mencoba memprediksi bagaimana
perbedaan tipe imbalan dan perbedaan gaya kepemimpinan
mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan bawahan. Model
ini dianggap sebagai “path-goal” karena terfokus pada bagaimana
pemimpin mempengaruhi persepsi dari pengikutnya tentang tujuan
pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan
4. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak
melaksanakan
proses
produksi
secara
langsung
dalam
suatu
perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
34
Lingkungan kerja yang kondusif dan memuaskan bagi karyawannya
akan membuat karyawan tersebut nyaman dan semangat dalam bekerja
sehingga kinerjanya pun meningkat. Sebaliknya lingkungan kerja yang
tidak memadai akan membuat karyawan tidak nyaman dan tidak
semangat dalam bekerja sehingga akan menurunkan kinerjanya.
Menurut Sedarmayanti (2011), lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Kondisi lingkungan
kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
pekerjaannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman.
Nitisemito dalam Hasibuan (2007), mengungkapkan bahwa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan. Kemudian Nitisemito juga menambahkan bahwa
perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung
kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki
status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya
diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan
pengendalian diri.
Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar karyawan pada saat bekerja, baik berbentuk fisik maupun non
35
fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya. Baik
lingkungan fisik maupun non fisik, keduanya harus diperhatikan oleh
perusahaan karena akan mempengaruhi kenyamanan dan semangat
kerja para karyawannya sehingga berdampak pada kinerjanya.
b. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar,
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu :
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Adapun menurut Sedarmayanti, yang termasuk lingkungan fisik
dalam perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Penerangan/Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi
karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)
yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang
jelas, mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan tentu
saja pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit
dicapai.
36
b) Tata Warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak
dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat
dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap
perasaan. Sifat dan pengaruh warna terkadang menimbulkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena didalam sifat
itu
sendiri dapat merangsang perasaan manusia.
c) Ventilasi/Pengaturan Udara
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang dan
efisien, apabila mereka bekerja di ruangan yang udaranya
panas, pengap sehingga sulit bernafas. Ruangan pekerjaan
dengan suhu udara yang dianggap baik adalah berkisar 13-24
derajat Celcius. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya
ventilasi cukup, yang dapat membantu pertukaran udara dengan
lancar, sehingga para pegawai di ruang kerjanya tetap
mendapat udara segar dan nyaman.
d) Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik,
karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan
ruangan kerja saja tetapi juga harus diperhatikan cara mengatur
tata letak, susunan, dan tata warna perlengkapan yang akan
dipasang atau diatur untuk bekerja.
37
e) Suara Bising
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama
dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan
yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
f) Keamanan
Perlu diingat bahwa didalam merencanakan tata ruang kerja
hendaknya selalu diperhatikan adanya keamanan dalam
bekerja, oleh karena itu faktor keamanan perlu betul-betul
dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti.
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik hubungan dengan
atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini tidak bisa
diabaikan, karena juga dapat mempengaruhi kinerja para karyawan.
38
5. Equal Employment Opportunity (EEO)
Menurut
Mathis
dan
Jackson
(2001)
Equal
Employment
Epportunity merupakan konsep yang luas yang menunjukkan bahwa setiap
orang harus mendapat perlakuan yang sama pada semua tindakan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Setiap orang yang berada dibawah
undang-undang kesetaraan kesempatan bekerja dilindungi dari perlakuan
diskriminasi yang menentang hukum yang muncul pada saat orang-orang
yang memiliki karakteristik umum mendapat perlakuan diskriminasi
berdasar karakteristik itu.
Berbagai undang-undang telah dilalui untuk melindungi orang
dengan berbagai karakteristik tertentu, seperti ras, usia, jenis kelamin,
agama dan lain-lain. Mereka memiliki karakteristik yang sudah dirancang
dan diarahkan sebagai kelompok yang dilindungi. Kelompok yang
dilindungi terdiri dari kumpulan orang yang ada pada suatu kelompok
yang diidentifikasikan untuk perlindungan dibawah undang-undang
kesetaraan kesempatan bekerja. Banyak dari kelompok ini secara historis
telah mengalami diskriminasi yang bertentangan dengan hukum.
Pemerintah pada berbagai Negara telah menciptakan berbagai
undang-undang dan peraturan-peraturan untuk mewujudkan program
kesempatan sama atas pekerjaan. Di Indonesia, prinsip-prinsip nondiskriminasi dan kesetaraan telah menjadi amanat Konstitusi yaitu dalam
UUD 1945, dan secara khusus prinsip non-diskriminasi di tempat kerja
juga telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 5 dan 6
39
tentang Ketenagakerjaan. Pasal 5 menyatakan bahwa “setiap tenaga kerja
memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh
pekerjaan”, kemudian pasal 6 menyatakan bahwa: “setiap pekerja/buruh
berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha”.
Bangun (2012) mengemukakan pendapat yang memiliki maksud
atau inti yang sama dari pendapat Mathis dan Jackson mengenai Equal
Employment Epportunity diatas, yaitu suatu tindakan yang dilakukan
pemberi kerja atas pemberian kesempatan dan perlakuan sama dalam
semua aspek yang berhubungan dengan pekerjaan kepada setiap insan di
dunia. Equal Employment Epportunity dilakukan untuk mengurangi atau
menghapuskan diskriminasi dalam organisasi. Melalui Equal Employment
Epportunity ini pula kesenjangan satu golongan dengan golongan lain akan
terkikis secara perlahan, sehingga ketidakadilan yang dirasakan setiap
karyawan akan hilang dengan sendirinya. Equal Employment Epportunity
akan berakibat pada peningkatan produktivitas, kinerja, juga berdampak
pada pemerataan dan peningkatan pendapatan para karyawan.
Equal Employment Epportunity merupakan salah satu faktor
penting untuk pencapaian tujuan perusahaan secara berkelanjutan.
Penghapusan diskriminasi pada semua elemen dalam organisasi akan
membantu peningkatan kinerja dan produktivitas para karyawan melalui
peningkatan keterampilan pada semua karyawan tersebut. Pelaksanaan
Equal Employment Epportunity harus dilaksanakan pada setiap kegiatan
40
dasar manajemen sumber daya manusia, seperti rekrutmen, seleksi dan
penempatan, pelatihan, penilaian kinerja, dan pemberian kompensasi.
Kemudian menurut
Bangun pula, setiap fungsi dalam manajemen
sumber daya manusia yang dilaksanakan berdasarkan Equal Employment
Epportunity tersebut memiliki beberapa sifat dalam meningkatkan kinerja
dan produktivitas, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Terbuka
Informasi tentang pekerjaan harus disampaikan secara jelas kepada
setiap pencari kerja sesuai dengan jenis dan persyaratan pekerjaan,
waktu dan tempat pendaftaran, serta upah. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya perselisihan jika calon karyawan itu diterima
sebagai
karyawan.
Dalam
melaksanakan
kegiatan
rekrutmen,
diinformasikan kepada setiap orang secara jelas dengan tidak
membedakan golongan dan diperlakukan sama.
b. Bebas
Para pencari kerja bebas memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Demikian pula, pemberi kerja bebas memilih pekerja
yang terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini
kedua belah pihak, baik pekerja maupun pemberi kerja, tidak dipaksa
untuk
menentukan
pilihannya.
Seleksi
dilaksanakan
dengan
menerapkan prinsip EEO yaitu secara bebas, berarti pemberi kerja
secara bebas menentukan metode seleksi dengan maksud memperoleh
pekerja terbaik tanpa diskriminasi. Setiap calon pekerja yang
41
memenuhi syarat mempunyai kesempatan sama untuk mengikuti
seleksi dan diterima sebagai pekerja.
c. Merata
Untuk meningkatkan kinerja, setiap pekerja harus mempunyai
kesempatan
yang sama untuk mengikuti pelatihan. Pelatihan
merupakan kesempatan yang diinginkan oleh setiap pekerja untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atas pekerjaannya
sebagai persyaratan untuk menduduki posisi lain, baik untuk
kepentingan promosi maupun perpindahan ke pekerjaan lain yang
setara (mutasi pekerjaan). Oleh karena itu, para penentu kebijakan
harus memberikan kesempatan kepada setiap pekerja dalam pelatihan.
d. Objektif
Pemberi kerja dan orang yang memiliki wewenang melakukan
penilaian kinerja agar melaksanakan tugasnya secara objektif.
Penilaian dilakukan sesuai dengan indikator-indikator penilaian yang
berlaku
pada
perusahaan
itu.
Hasil
pekerjaan
yang dicapai
dibandingkan dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan, atas
dasar itu dapat ditentukan tingkatan kinerja setiap pemangku
pekerjaan.
e. Adil
Setiap pekerja yang memiliki kontribusi besar atas pekerjaannya, tentu
harus diberikan penghargaan
yang setimpal pula.
Pemberian
kompensasi harus sesuai dengan besarnya jasa yag mereka
42
sumbangkan
atas
pekerjaannya.
Selain
itu,
setiap
pekerja
membutuhkan perlakuan adil dalam segala aktivitas yang mereka
lakukan dalam organisasi. Perlakuan adil dapat juga dalam bentuk
pemberian kesempatan untuk promosi jabatan, pelatihan dan
pengembangan, serta kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi.
f. Peduli
Manusia sebagai pekerja adalah aset yang paling berharga dan
memiliki kontribusi besar dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan keselamatan dan kesehatan setiap
karyawan. Dengan demikian karyawan akan nyaman dan memiliki
loyalitas pada perusahaan karena merasa dilindungi oleh perusahaan
dalam bekerja.
43
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO
1.
2.
3.
4.
NAMA
PENELITI
Nazma
Amalia
JUDUL DAN TAHUN
PENELITIAN
Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi, serta
Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan
dan Aset
Kabupaten Barito Timur
(2014)
METODE
ANALISIS
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Diana
Khairani
Sofyan
Pengaruh Lingkungan
Kerja terhadap Kinerja
Kerja Pegawai
BAPPEDA. (2013)
Analisis
Regresi
Sederhana
Lingkungan Kerja
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja
Pegawai.
Analisis Jalur
Equal Employment
Opportunity (EEO)
memiliki pengaruh
terhadap Kinerja
Karyawan.
Analisis
Regresi Linier
Berganda dan
Korelasi
Matriks
Hasil menunjukkan
bahwa Kepemimpinan
Transformasional dan
Lingkungan Kerja
berpengaruh signifikan
dan positif terhadap
Kinerja Karyawan.
.
Aggri Hapsari Pengaruh Persepsi Equal
Nur Aisyah Employement Opportunity
dan
terhadap Kinerja
Misbahuddin Karyawan Melalui Proses
Azzuhri
Rekrutmen dan Proses
Seleksi pada PT. Enciety
Binakarya Cemerlang.
(2014)
Imran et al.
How to Boost Employee
Performance:Investigating
the Influence of
Transformational
Leadership and Work
Environment in a
Pakistani Perspective.
(2012)
HASIL
Kepemimpinan,
Motivasi dan
Lingkungan Kerja
secara simultan dan
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
Kinerja Pegawai.
44
NAMA
PENELITI
Aurelia Potu
JUDUL DAN TAHUN
PENELITIAN
Kepemimpinan, Motivasi,
dan Lingkungan Kerja
Pengaruhnya terhadap
Kinerja Karyawan pada
Kanwil Ditjen Kekayaan
Negara Suluttenggo dan
Maluku Utara di Manado.
(2013)
METODE
ANALISIS
Analisis
Regresi Linier
Berganda
6.
I Wayan Arta
Artana
Pengaruh Kepemimpinan,
Kompensasi, dan
Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan Studi Kasus Di
Maya Ubud Resort & Spa
(2012)
Analisis
Regresi Linier
Berganda
7.
Munparidi
Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi, Pelatihan, dan
Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan pada
Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Musi
Kota Palembang. (2012)
Analisis
Regresi Linier
Berganda
NO
5.
HASIL
Kepemimpinan,
Motivasi dan
Lingkungan Kerja
berpengaruh Positif
dan Signifikan
terhadap Kinerja
Karyawan.
Kepemimpinan,
Kompensasi dan
Lingkungan Kerja
berpengaruh signifikan
secara simultan
maupun parsial
terhadap Kinerja
Karyawan Maya Ubud
Resort & Spa.
Variabel Pelatihan dan
Lingkungan
Kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan,
sedangkan Variabel
Kepemimpinan dan
Motivasi tidak
berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan.
Sumber: dari berbagai jurnal
45
C. Kerangka Pemikiran
Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini, yaitu
mengenai pengaruh kepemimpian, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
PT. BPR ARTHAPUSPA MEGA
KEPEMIMPINAN
LINGKUNGAN
KERJA
EQUAL EMPLOYMENT
OPPORTUNITY
KINERJA KARYAWAN
UJI KUALITAS DATA
UJI VALIDITAS
UJI RELIABILITAS
UJI ASUMSI KLASIK
UJI NORMALITAS
UJI MULTIKOLINIERITAS
UJI HETEROSKEDASTISITAS
UJI AUTOKORELASI
UJI HIPOTESIS
UJI R2
UJI t
UJI F
PEMBAHASAN
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
46
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H01: Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha1: Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT.
BPR Arthapuspa Mega.
2. H02: Kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha2: Kepemimpinan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
3. H03: Lingkungan kerja tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha3: Lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
4. H04: Equal Employment Opportunity tidak mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha4: Equal Employment Opportunity mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BPR Arthapuspa Mega yang
kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Selatan No 21 Adiwerna Tegal.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel
independen yaitu kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012), populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui jumlah karyawan PT. BPR
Arthapuspa Mega sebanyak 56 karyawan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
48
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Metode penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, yaitu metode penentuan
sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dengan demikian maka sampel dalam
penelitian ini berjumlah 56 karyawan.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data).
1. Data Primer (primary data)
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya. Data primer ini dikumpulkan melalui kuesioner dan
wawancara.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Kuesioner
didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan semua responden dapat
menjawab semua pertanyaan. Kuesioner yang dibagikan disertai surat
permohonan pengisian kuesioner dan penjelasan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian. Skala yang digunakan dalam
kuesioner adalah skala likert dengan jawaban bertingkat dalam lima
49
kategori mulai dari penilaian sangat setuju sampai penilaian yang
sangat tidak setuju. Selain itu dalam kuesioner penelitian ini juga
terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan data diri atau
identitas responden.
b. Wawancara/Interview Langsung
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011).
2. Data Sekunder (secondary data)
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
baik berupa keterangan maupun literatur yang berhubungan dengan
penelitian yang bersifat melengkapi atau mendukung data primer. Dalam
hal ini data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian kepustakaan
yang dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dari buku-buku teks
pendukung, jurnal-jurnal ilmiah, internet serta sumber lainnya yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
50
D. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
22.0. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi
linier berganda.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Uji validitas
ini dapat dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu
dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat
memiliki nilai signifikansi kurang dari alpha 0,05 berarti data yang
diperoleh valid, sedangkan jika Pearson Correlation yang didapat
memiliki nilai signifikansi lebih dari alpha 0,05 berarti data yang
diperoleh tidak valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap
selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dari instrumen
penelitian. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner
51
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011). Menurut Ghozali, Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang
Dimana seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu
yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten
dengan jawabannya.
2) One shot atau pengukuran sekali saja
Dimana pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban
pertanyaan.
Kriteria
pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan pengujian Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,70 (Nunnally
dalam Ghozali, 2011).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas,
uji
multikolinieritas,
uji
heteroskedastisitas
dan
uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).
52
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat
histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal. Selain dengan melihat histogram, dapat juga
dengan melihat Normal Probability (P-P Plot). Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi
normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normal (Ghozali, 2011).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah dilihat dari
besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL).
Regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika nilai tolerance (TOL)
 0,10 dan nilai VIF  10 (Ghozali, 2011).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
53
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
(Ghozali,
2011).
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari
ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, menyempit) maka mengindikasikan bahwa
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Selain dengan
melihat grafik scatterplot, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Glejser dengan
melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual
sebagai variabel dependen dengan variabel independen. Jika variabel
independen
signifikan
secara
statistik
mempengaruhi
variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2011).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
54
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena “gangguan” pada seseorang individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama
atau pada periode berikutnya (Ghozali, 2011).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Metode pengujian yang
sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW). Caranya
adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson (d) yang ada pada
output SPSS dengan nilai dL (batas bawah) dan nilai dU (batas atas)
pada tabel test Durbin Watson menggunakan nilai signifikan 5%,
jumlah sampel (n) sebesar 56 dan jumlah variabel independen sebesar
3 (K=3). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2011):
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4–dL), berarti
terdapat autokorelasi.
2) Jika d lebih besar dari dU dan kurang dari (4–dU), berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4–dU) dan (4–dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
55
3. Uji Hipotesis
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu pengaruh
kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
terhadap kinerja karyawan adalah metode regresi linier berganda (multiple
regression). Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:
Y =  + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana:
Y = Kinerja Karyawan
 = Konstanta
X1 = Kepemimpinan
X2 = Lingkungan Kerja
X3 = Equal Employment Opportunity
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
e = Error
Untuk mengetahui hasil uji hipotesis, digunakan uji statistik
terhadap output yang dihasilkan oleh model regresi linier berganda, yaitu
meliputi:
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan
membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika
56
nilai probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi
tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan
kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Sebaliknya jika nilai
probability F lebih kecil dari alpha 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai
Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai Fhitung
lebih kecil dari Ftabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
(Ghozali, 2011).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha) 5%
(0,05). Jika nilai probability t lebih besar dari alpha 0,05 maka tidak
ada pengaruh secara parsial dari variabel independen terhadap variabel
dependen, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari alpha 0,05
maka terdapat pengaruh secara parsial dari variabel independen
terhadap
variabel
dependen.
Selain
itu,
dapat
juga
dengan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila nilai thitung lebih besar
57
dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. (Ghozali, 2011).
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 saat mengevaluasi
model regresi terbaik (Ghozali, 2011).
58
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005), operasional variabel penelitian adalah suatu
konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu
penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti
secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Variabel-vaiabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen atau vaiabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan, yang dinotasikan dengan X1
b. Lingkungan Kerja, yang dinotasikan dengan X2
c. Equal Employment Opportunity yang dinotasikan dengan X3.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
tergantung dari variabel independen. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah Kinerja Karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega yang dinotasikan
dengan Y.
Untuk lebih jelas, akan ditampilkan mengenai operasionalisasi
variabel penelitian ini dalam bentuk tabel berikut ini:
59
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
NO
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
SKALA
1.
Kepemimpinan
(X1)
1. Perilaku Tugas
1. Menetapkan tujuan yang
perlu dicapai
Ordinal
2. Mengorganisasi situasi kerja
yang kondusif
Paul Hersey dan
Kenneth H.
Blanchard
(1982)
3. Menetapkan batas waktu
yang wajar
4. Memberikan arahan spesifik
bagi karyawan
2. Perilaku
Hubungan
1. Memberi dukungan dan
dorongan
2. Memberikan kesempatan
untuk berpendapat
3. Membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi
karyawan
2.
Lingkungan
Kerja (X2)
1. Lingkungan
Kerja Fisik
4. Memberikan penghargaan
bagi karyawan yang
berprestasi
1. Pencahayaan/penerangan
yang memadai
Ordinal
2. Ventilasi/pengaturan udara
yang baik
Sedarmayanti
(2011)
3. Dekorasi ruangan kerja yang
baik
4. Tidak ada suara bising yang
mengganggu bekerja
5. Jaminan keamanan yang
diberikan perusahaan
2. Lingkungan
Kerja Non
Fisik
1. Komunikasi kerja antara
pimpinan dan bawahan
2. Kerjasama antar sesama
karyawan
60
NO
VARIABEL
3.
Equal
Employment
Opportunity
(X3)
DIMENSI
1. Terbuka
2. Bebas
Wilson Bangun
(2012)
3. Merata
4. Objektif
5. Adil
6. Peduli
4.
Kinerja (Y)
1. Hasil Kerja
Wirawan (2009)
2. Perilaku
Kerja
3. Sifat Pribadi
yang Berhubungan
dengan Pekerjaan
INDIKATOR
1. Memberikan informasi yang
terbuka dan jelas dalam
proses rekrutmen tanpa
diskriminasi
1. Memberikan kebebasan
kepada calon karyawan
dalam memilih pekerjaan
yang sesuai
1. Semua karyawan
berkesempatan untuk
mengikuti pelatihan kerja
SKALA
Ordinal
1. Penilaian kinerja dilakukan
secara objektif
1. Semua karyawan yang
berprestasi berhak menerima
penghargaan
1. Semua karyawan
mendapatkan jaminan
keselamatan dan kesehatan
kerja
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Kuantitas hasil kerja
Kualitas hasil kerja
Ketepatan waktu
Disiplin kerja
Ketelitian
Inisiatif
Ordinal
1. Kreativitas
2. Kejujuran
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
F. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sekilas Mengenai PT. BPR Arthapuspa Mega
PT. BPR Arthapuspa Mega memulai kiprahnya di dunia perbankan
Indonesia ditandai dengan disetujui izin prinsip No A-1911/MK.17/1993
tanggal 30 November 1993 dan izin operasonal No. Kep.-158/KM.17/1994
tanggal 22 Juni 1994. PT. BPR Arthapuspa Mega beroperasi sejak tanggal
15 Juli 1994.
Kantor pusat PT. BPR Arthapuspa Mega berada di Jalan Raya
Selatan No. 21 Adiwerna – Tegal. Selain kantor pusat, PT. BPR
Arthapuspa Mega memiliki tiga kantor kas yaitu yang pertama di Jalan
Raya Tuwel No. 21 Bojong – Tegal, yang kedua berada di Jalan Raya
Selapura No. 9 Dukuhwaru – Tegal, dan yang ketiga beralamat di Jalan
Garuda, Kios Kemantran No. 5 – Tegal.
Pendiri dan Pemegang Saham PT. BPR Arthapuspa Mega:
1. Ir. Dekrit Yoelianto
2. K. Mastika, SE.
3. Neni Triastuti, Bsc.
4. H. Dadi Sumarsana Drs. SH.
62
2. Visi dan Misi PT. BPR Arthapuspa Mega
a. Visi
Visi PT. BPR Arthapuspa Mega adalah menjadi Bank
Perkreditan yang sehat, terdepan dan membanggakan serta fokus untuk
melayani UMKM di Pedesaan.
b. Misi
Sedangkan misi PT. BPR Arthapuspa Mega adalah:

Memberikan solusi tepat bagi UMKM dalam masalah modal kerja.

Memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah.

Menjadi tempat yang aman dan menarik untuk berinvestasi.

Menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham

Menjadi tempat bagi karyawan untuk pengembangan karier dan
peningkatan kesejahteraan.
3. Falsafah Kerja PT. BPR Arthapuspa Mega
Sesungguhnya PT. BPR Arthapuspa Mega di dalam pandangannya
terhadap manusia dan lingkungannya bertitik tolak dari prinsip dasar dan
pemikiran bahwa:
1. Pada dasarnya manusia itu sama.
2. Pada azasnya manusia itu baik.
3. Hubungan antar manusia selalu dijaga atas dasar kepentingan bersama.
4. Kebenaran diperoleh melalui proes pembahasan dan pengujian
bersama, didasari prinsip kebebasan mengemukakan pendapat, saran
dan kritik.
63
5. Karyawan dinilai dengan kriteria dan ukuran yang sama, guna
memberi
kesempatan
yang
seluas-luasnya
mengembangkan
perofesionalisme dan karier dalam berkarya untuk mencapai tingkat
prestasi yang setinggi-tingginya.
6. Manusia tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya, untuk itu
selalu berusaha menyesuaikan diri, mempengaruhi lingkungan dalam
rangka mengembangkan diri dan dunia usaha guna bersama-sama
mencapai tujuan hidup yakni sukses dunia akhirat.
Dengan demikian setiap insan PT. BPR Arthapuspa Mega harus
memiliki nilai-nilai pokok yang menunjang dan tepat bagi seorang bankir
profesional yang bekerja di PT. BPR Arthapuspa Mega yakni:
1. Tanggap,
2. Tangguh,
3. Tumbuh,
4. Setia dan
5. Sukses.
Keenam prinsip dasar dan kelima nilai pokok tersebut sebagai satu
kesatuan yang merupakan falsafah kerja PT. BPR Arthapuspa Mega.
64
4. Struktur Organisasi PT. BPR Arthapuspa Mega
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
PT BPR. Arthapuspa Mega
RUPS
DEWAN
KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
INTERNAL
AUDIT
KEPALA
BAGIAN
OPERASIONAL
KEPALA
BAGIAN
UMUM
KEPALA
BAGIAN
DANA
KEPALA
BAGIAN
KREDIT
STAF BAGIAN
OPERASIONAL
STAF BAGIAN
UMUM
STAF BAGIAN
DANA
STAF BAGIAN
KREDIT
65
5. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Identifikasi
Jumlah
Kuesioner yang disebar
56
Kuesioner yang tidak kembali
0
Kuesioner yang kembali namun tidak dapat diolah
0
Kuesioner yang dapat diolah
56
Sumber: Data primer
Persentase
100%
0%
0%
100%
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa kuesioner yang dibagikan kepada
responden sebanyak 56 kuesioner, dengan tingkat pengembalian sebesar 100%
yang berarti bahwa seluruh kuesioner kembali dan dapat diolah.
6. Deskriptif Demografi Responden
Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan
besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir dan lamanya bekerja di perusahaan. Berikut rangkuman data
mengenai karakteristik responden yang ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Deskriptif Demografi Responden
No.
Keterangan
Jumlah
1.
Jenis kelamin
a. Pria
32
b. Wanita
24
2.
Usia:
a. < 21 tahun
12
b. 21 – 30 tahun
24
c. 31 – 40 tahun
14
d. > 40 tahun
6
3.
Pendidikan terakhir:
a. SLTA atau setingkat
27
b. D3
16
c. Sarjana (S1)
13
Persentase
57,1%
42,9%
21,4%
42,9%
25%
10,7%
48,2%
28,6%
23,2%
66
4
d. Pasca Sarjana (S2)
Lama bekerja:
a. < 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. > 10 tahun
Sumber: Data primer
0
0%
21
26
9
37,5%
46,4%
16,1%
Dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden pria
adalah 32 karyawan (57,1%) sedikit lebih banyak dari responden wanita yang
berjumlah 24 karyawan (42,9%). Proporsi terbesar responden berdasarkan usia
adalah karyawan yang masih dalam usia produktif yaitu usia 21 sampai 30
tahun dengan jumlah 24 karyawan (42,9%), karyawan yang berusia 31 sampai
40 tahun sebanyak 14 karyawan (25%), karyawan yang berusia kurang dari 21
tahun sebanyak 12 karyawan (21,4%) sedangkan proporsi yang paling kecil
adalah yang berusia lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 6 karyawan (10,7%).
Untuk responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, jumlah karyawan
paling banyak adalah lulusan SLTA atau setingkat yaitu sebanyak 27
karyawan (48,2%), kemudian D3 sebanyak 16 karyawan (28,6%), dan S1
sebanyak 13 karyawan (23,2%). Kemudian berdasarkan lama bekerjanya,
jumlah karyawan terbesar adalah karyawan yang memiliki masa kerja kurang
dari 5 tahun yaitu sebanyak 21 karyawan (37,5%), lalu karyawan dengan masa
kerja 5 sampai 10 tahun sebanyak 26 karyawan (46,4%), dan karyawan yang
bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 9 karyawan (16,1%).
67
G. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan
Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara
nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson
Correlation yang didapat memiliki nilai signifikansi kurang dari alpha
0,05 berarti data yang diperoleh valid, sedangkan jika Pearson
Correlation yang didapat memiliki nilai signifikansi lebih dari alpha
0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid (Imam Ghazali, 2011).
Tabel 4.3
Uji Validitas
Variabel Kepemimpinan (X1)
Pernyataan
Pearson Correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
KPM 1
0,646**
0,000
Valid
KPM 2
0,578**
0,000
Valid
KPM 3
0,794**
0,000
Valid
KPM 4
0,639**
0,000
Valid
KPM 5
0,683**
0,000
Valid
KPM 6
0,777**
0,000
Valid
KPM 7
0,846**
0,000
Valid
KPM 8
0,665**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
68
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa semua butir
pertanyaan untuk variabel kepemimpinan yang digunakan dalam
kuisioner dinyatakan valid, karena semua butir pertanyaan tersebut
mempunyai nilai pearson correlation dengan nilai signifikansi kurang
dari alpha 0.05, sehingga dapat digunakan pada pengujian selanjutnya.
Tabel 4.4
Uji Validitas
Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Pernyataan
Pearson Correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
LK 1
0,728**
0,000
Valid
LK 2
0,681**
0,000
Valid
LK 3
0,722**
0,000
Valid
LK 4
0,722**
0,000
Valid
LK 5
0,533**
0,000
Valid
LK 6
0,633**
0,000
Valid
LK 7
0,664**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa semua butir
pertanyaan untuk variabel lingkungan kerja yang digunakan dalam
kuisioner dinyatakan valid, karena semua butir pertanyaan tersebut
mempunyai nilai pearson correlation dengan nilai signifikansi kurang
dari alpha 0.05, sehingga dapat digunakan pada pengujian selanjutnya.
69
Tabel 4.5
Uji Validitas
Variabel Equal Employment Opportunity (X3)
Pernyataan
Pearson Correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
EEO 1
0,580**
0,000
Valid
EEO 2
0,518**
0,000
Valid
EEO 3
0,720**
0,000
Valid
EEO 4
0,734**
0,000
Valid
EEO 5
0,670**
0,000
Valid
EEO 6
0,648**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa semua butir
pertanyaan untuk variabel Equal Employment Opportunity yang
digunakan dalam kuisioner dinyatakan valid, karena semua butir
pertanyaan tersebut mempunyai nilai pearson correlation dengan nilai
signifikansi kurang dari alpha 0.05.
Tabel 4.6
Uji Validitas
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Pernyataan
Pearson Correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
KPM 1
0,657**
0,000
Valid
KPM 2
0,655**
0,000
Valid
KPM 3
0,672**
0,000
Valid
70
KPM 4
0,608**
0,000
Valid
KPM 5
0,703**
0,000
Valid
KPM 6
0,720**
0,000
Valid
KPM 7
0,736**
0,000
Valid
KPM 8
0,624**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa semua butir
pertanyaan untuk variabel kinerja karyawan yang digunakan dalam
kuisioner dinyatakan valid, karena semua butir pertanyaan tersebut
mempunyai nilai pearson correlation dengan nilai signifikansi kurang
dari alpha 0.05, sehingga dapat digunakan pada pengujian selanjutnya.
b. Uji Reliabilitas
Suatu variabel penelitian dapat dikatakan reliabel jika memiliki
nilai Cronbach alpha lebih dari 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011).
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s alpha
Keterangan
Kepemimpinan
0,854
Reliabel
Lingkungan Kerja
0,789
Reliabel
Equal Employment Opportunity
0,713
Reliabel
Kinerja Karyawan
0,826
Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
71
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh
pernyataan
dalam
kuesioner
yang
berkaitan
dengan
variabel
independen (kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity) dan variabel dependen (kinerja karyawan) dapat
dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari seluruh variabel yang
digunakan memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7.
Dengan kata lain bahwa seluruh pernyataan pada penelitian ini
memiliki tingkat kehandalan yang baik dan dapat digunakan dalam
analisis selanjutnya pada penelitian ini.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati
normal. Selain dengan melihat histogram, dapat juga dengan melihat
Normal Probability (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika
gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal (Ghozali, 2011).
72
Gambar 4.2
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3
Sumber: Data primer yang diolah
Dengan melihat gambar 4.2 dan gambar 4.3 yang menunjukkan
tampilan grafik histogram dan grafik normal probability (P-P Plot)
diatas, dapat disimpulkan bahwa pada grafik histrogram terlihat pola
73
distribusi yang normal (tidak terjadi kemiringan). Begitu pula pada
grafik normal probability (P-P Plot) terlihat titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Kedua grafik di atas menunjukkan bahwa model regresi
layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation
Factor)
dan
tolerance
(TOL).
Regresi
bebas
dari
masalah
multikolinieritas jika nilai VIF  10 dan nilai TOL  0,10 (Ghozali,
2011).
Tabel 4.8
Uji Multikolinieritas
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
Std. Error
1.909
3.803
Kepemimpinan
.487
.088
Lingkungan_Kerja
.239
.346
Equal_Employment
_Opportunity
a
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
.502
.618
.521
5.515
.000
.841
1.188
.111
.234
2.154
.036
.635
1.575
.151
.238
2.288
.026
.693
1.444
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance (TOL)
variabel kepemimpinan sebesar 0,841, variabel lingkungan kerja 0,635
dan variabel Equal Employment Opportunity 0,693. Kemudian nilai
VIF (Variance Infloating Factor) variabel kepemimpinan sebesar
74
1,188, variabel lingkungan kerja 1,575 dan variabel Equal Employment
Opportunity 1,444. Tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,10
dan tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.4
Sumber: Data primer yang diolah
75
Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
a
Std. Error
-.824
2.231
Kepemimpinan
.022
.052
Lingkungan_Kerja
.009
Equal_Employment_Opportunity
.053
Beta
t
Sig.
-.369
.714
.062
.415
.680
.065
.023
.134
.894
.089
.099
.599
.552
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tampilan gambar 4.4 yang menunjukkan grafik
scatterplot diatas, dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y, serta
tidak mempunyai pola yang jelas atau tidak membentuk suatu pola.
Kemudian pada hasil uji Glejser yang terlihat pada tabel 4.9 diatas,
juga tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari
probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (Sig.>).
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
76
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.780
a
.609
.587
1.962
Durbin-Watson
1.718
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan,
Lingkungan_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, didapat nilai Durbin Watson (d)
sebesar 1,718. Dengan melihat tabel test Durbin Watson, Nilai Durbin
Watson (d) ini lebih besar dari nilai dU yaitu sebesar 1,68 dan lebih
kecil dari nilai 4–dU (4–1,68) yaitu sebesar 2,32. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Hipotesis 1:
H01 : Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity tidak mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha1 : Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment
Opportunity mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
77
Tabel 4.11
Uji F
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
311.870
3
103.957
Residual
200.112
52
3.848
Total
511.982
55
F
Sig.
27.014
.000
b
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
b. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan, Lingkungan_Kerja
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan
tabel
4.12
diatas,
dapat
dilihat
nilai
signifikansinya yaitu 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Selain itu juga
dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 27,014. Nilai Fhitung ini lebih besar dari
nilai Ftabel yaitu sebesar 2,78. Ftabel 2,78 diperoleh dengan melihat tabel
F dengan derajat df1 = k-1 (4-1) dan df2 = n-k (56-4) pada  = 0,05
(F0,05(3)(52)). Jadi hipotesis pertama mengenai pengaruh kepemimpinan,
lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity secara bersamasama (simultan) terhadap kinerja karyawan dapat disimpulkan yaitu
bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh secara
bersama-sama (simultan) antara variabel kepemimpinan, lingkungan
kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap kinerja karyawan
PT. BPR Arthapuspa Mega.
78
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tabel 4.12
Uji t
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1.909
3.803
Kepemimpinan
.487
.088
Lingkungan_Kerja
.239
Equal_Employment_Opportunity
.346
a
Beta
t
Sig.
.502
.618
.521
5.515
.000
.111
.234
2.154
.036
.151
.238
2.288
.026
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 di atas maka diperoleh persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = 1,909 + 0,487X1 + 0,239X2 + 0,346X3
Dimana:
Y
= Kinerja Karyawan
1,909
= Konstanta
0,487, 0,239, 0,346 = Koefisien Regresi
X1 = Kepemimpinan
X2 = Lingkungan Kerja
X3 = Equal Employment Opportunity
Dengan melihat tabel 4.13 diatas, berikut ini adalah
pembahasan hasil uji parsial (uji t) masing-masing variabel
kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan Equal Employment
Opportunity (X3) terhadap variabel kinerja karyawan (Y):
79
Hipotesis 2:
H02 : Kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha2 : Kepemimpinan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, variabel kepemimpinan (X1)
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.
Selain itu juga dapat dilihat nilai thitung sebesar 5,515. Nilai thitung ini
lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 1,675. Jadi hipotesis mengenai
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan seecara parsial
dapat disimpulkan yaitu bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya
kepemimpinan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Potu (2013), Artana (2012) dan Amalia (2014) yang menyatakan
bahwa
kepemimpinan
mempunyai
pengaruh
terhadap
kinerja
karyawan. Semakin baik kepemimpinan yang ada, maka akan semakin
meningkatkan kinerja karyawannya. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan
teladan terhadap bawahannya, sehingga para bawahannya mampu
menjalankan pekerjaannya dengan baik dan meningkatkan kinerjanya.
80
Hipotesis 3:
H03 : Lingkungan kerja tidak mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha3 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Berdasarkan tabel 4.13, variabel lingkungan kerja (X2)
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,036 lebih kecil dari alpha 0,05.
Kemudian juga dapat dilihat nilai thitung sebesar 2,154. Nilai thitung ini
lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 1,675. Jadi hipotesis mengenai
pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan
dapat disimpulkan yaitu bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya
lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Munparidi (2012), Sofyan (2013), Potu (2013) dan Amalia (2014)
yang menyatakan bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja fisik yang segar,
nyaman, dan memenuhi standar kebutuhan layak akan memberikan
kontribusi terhadap kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya.
Kemudian lingkungan kerja nonfisik yang meliputi komunikasi yang
baik antara pimpinan dan bawahan, keramahan sikap para karyawan,
sikap saling menghargai diwaktu berbeda pendapat, dan lain
sebagainya adalah syarat wajib untuk terus membina kualitas
81
pemikiran karyawan yang akhirnya bisa meningkatkan kinerja mereka
secara terus-menerus.
Hipotesis 4:
H04 : Equal Employment Opportunity tidak mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa
Mega.
Ha4 : Equal Employment Opportunity mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Berdasarkan
tabel
4.13,
variabel
Equal
Employment
Opportunity (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,026 lebih
kecil dari alpha 0,05. Selain itu juga dapat dilihat nilai thitung sebesar
2,288. Nilai thitung ini lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 1,675. Jadi
hipotesis mengenai pengaruh Equal Employment Opportunity secara
parsial terhadap kinerja karyawan dapat disimpulkan yaitu bahwa H04
ditolak dan Ha4 diterima, ini berarti Equal Employment Opportunity
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan PT.
BPR Arthapuspa Mega.
Hasil analisis ini dikung penelitian yang dilakukan oleh Aisyah
dan Azzuhri (2013) yang menyatakan bahwa Equal Employment
Opportunity mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Semakin perusahaan memberikan kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi kepada para karyawannya dalam semua aspek pekerjaan,
maka para karyawan tersebut akan semakin merasa dihargai dan
82
diperlakukan dengan adil. Dengan demikian maka para karyawan akan
memiliki loyalitas yang tinggi dan nyaman serta semangat dalam
bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan, sehingga
akan meningkatkan kinerjanya.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
R
1
.780
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.609
.587
1.962
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan,
Lingkungan_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui nilai Adjusted R2 sebesar
0,587 (58,7%). Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel
dependen yaitu kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh tiga variabel
independen yang terdiri dari kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal
Employment Opportunity dengan nilai sebesar 58,7%. Sedangkan sisanya
0,413 (41,3%) dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
83
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
E. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega baik secara parsial
maupun simultan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
2. Kepemimpinan mempunyai pengaruh secara individu (parsial) terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Potu (2013), Artana (2012) dan
Amalia (2014) yang menyatakan bahwa kepemimpinan mempunyai
pengaruh terhadap kinerja karyawan.
3. Lingkungan Kerja memiliki pengaruh secara individu (parsial) terhadap
kinerja karyawan kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munparidi
(2012), Sofyan (2013), Potu (2013) dan Amalia (2014) yang menyatakan
bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan
84
4. Equal Employment Opportunity mempunyai pengaruh secara individu
(parsial) terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega. Hasil
analisis ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dan Azzuhri
(2013) yang menyatakan bahwa Equal Employment Opportunity
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
5. Kepemimpinan adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi
kinerja karyawan. Ini terbukti dari nilai koefisien regresi yang paling
tinggi pada hasil uji t yaitu sebesar 0.487. Sedangkan lingkungan kerja dan
Equal Employment Opportunity masing-masing sebesar 0.239 dan 0.346.
F. Implikasi
Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
perlu diperhatikan oleh pihak manajemen PT. BPR Arthapuspa Mega demi
kemajuan perusahaan, karena dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega
baik secara simultan maupun parsial. Oleh karena itu penelitian ini dapat
menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen PT. BPR
Arthapuspa Mega untuk strategi pengembangan perusahaan di masa yang akan
datang, terutama dalam hal meningkatan kinerja karyawannya.
85
G. Saran
1. Saran Bagi PT. BPR Arthapuspa Mega
Peningkatan kinerja karyawan tentu tidak lepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya seperti dalam penelitian ini terdapat tiga faktor
yaitu
kepemimpinan,
lingkungan
kerja
dan
Equal
Employment
Opportunity. Sebagaimana hasil analisis dan pembahasan diatas, bahwa
kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun
simultan. Kemudian nilai koefisien regresi pada hasil uji t semuanya
bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan akan meningkat
apabila ketiga faktor tersebut baik dan meningkat, namun sebaliknya jika
ketiga faktor tersebut menurun maka dapat menurunkan kinerja karyawan.
Dengan demikian, dalam upaya meningkatkan kinerja karyawannya, pihak
manajemen PT. BPR Arthapuspa Mega sebaiknya terus memperbaiki dan
meningkatkan semua hal yang berkaitan dengan kepemimpinan,
lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity dengan baik.
Dalam hal kepemimpinan, yang dapat dilakukan oleh pihak
manajemen PT. BPR Arthapuspa Mega diantaranya adalah dengan terus
dan selalu memberikan bimbingan kepada bawahan, memberikan
masukan-masukan agar para karyawan mampu mengatasi setiap masalah
dalam pekerjaan, selalu memberikan motivasi sebagai pemberian
semangat dan pantang menyerah dalam menjalankan pekerjaan, kemudian
pemimpin juga harus mempunyai sikap dan tanggung jawab di dalam
86
perusahaan. Selain itu, pemimpin juga harus memberikan kesempatan
kepada para karyawan untuk berpendapat dalam mengambil keputusan
sehingga para karyawan akan lebih merasa dihargai dan semangat dalam
bekerja yang kemudian akan menumbuhkan loyalitasnya terhadap
perusahaan dan meningkatkan kinerjanya.
Kemudian mengenai lingkungan kerja, pihak manajemen PT. BPR
Arthapuspa Mega sebaiknya terus mengkatkan kualitas lingkungan kerja
fisik yang segar, nyaman, dan memenuhi standar kebutuhan layak karena
akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan dan semangat
karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Misalnya adalah penerangan
ruang kerja yang baik, pengaturan udara ruang kerja yang baik, keamanan
yang terjamin, dan lain-lain. Selain itu perlu adanya budaya kerja yang
harmonis di lingkungan kerja misalnya hubungan kerja antara sesama
karyawan yang terjalin baik dan hubungan kerja antara atasan dan
bawahan yang harus berjalan dengan baik pula, sehingga akan membuat
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega nyaman dan semangat dalam
bekerja dan akan meningkatkan kinerjanya.
Untuk hal
Equal
Employment
Opportunity
(EEO),
pihak
manajemen PT. BPR Arthapuspa Mega harus selalu menerapkan
kebijakan-kebijakan yang adil dalam semua aspek organisasi. Kebijakankebijakan yang terdapat diskriminasi didalamnya akan membuat karyawan
tidak nyaman dalam bekerja. Sebaliknya kebijakan-kebijakan yang
membuat semua karyawan merasa diperlakukan sama dan adil seperti
87
misalnya semua karyawan berkesempatan sama untuk mengikuti pelatihan
kerja, semua karyawan berkesempatan sama untuk mengembangkan
karirnya, semua karyawan mendapatkan kompensasi sesuai dengan
kinerjanya dan kebijakan-kebijakan positif lainnya, maka akan membuat
karyawan nyaman, memiliki loyalitas tinggi dan semangat dalam bekerja
untuk memberikan yang terbaik bagi PT. BPR Arthapuspa Mega sehingga
akan meningkatkan kinerja para karyawan tersebut.
2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji atau
menambahkan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja karyawan
sehingga menambah pengetahuan dan wawasan lebih luas. Kemudian
diharapkan pula agar peneliti selanjutnya menggunakan model penelitian
yang berbeda.
88
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Aggri Hapsari Nur dan Azzuhri, Misbahuddin. Pengaruh Persepsi Equal
Employement Opportunity terhadap Kinerja Karyawan Melalui Proses
Rekrutmen dan Proses Seleksi Pada PT. Enciety Binakarya Cemerlang.
Malang: Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen
Universitas Brawijaya, 2014
Amalia, Nazma. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, serta Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kabupaten Barito Timur. Barito Timur: Jurnal Administrasi Publik
dan Birokrasi Vol. 1 No. 3, 2014.
Armstrong, Michael. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman
Manajemen. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1990.
Artana, I Wayan Arta. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Di Maya Ubud Resort &
Spa. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Vol.2 No.1 hal.66, 2012.
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga, 2012.
Bimantari, Lovina. Penerapan Equal Employment Opportunity Berdasarkan
Ratifikasi Konvensi Ilo No. 111 terhadap Penghapusan Diskriminasi
Gender (Studi Kasus pada Bank X Cabang Kediri). Malang: Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya,
2013.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
89
Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2007.
Hersey, Paul dan Blanchard, Kenneth H. Manajemen Perilaku Organisasi:
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga,
1982.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Mondy, R. Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kesepuluh Jilid 1.
Jakarta: Erlangga, 2008.
Munparidi. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Musi Kota Palembang. Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VII, 2012.
Potu, Aurelia. Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya
terhadap Kinerja Karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara
Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado. Manado: Jurnal EMBA Vol.1
No. 4 Desember 2013, hal. 1208-1218, 2013.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT
Indeks Gramedia, 2003.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT Indeks
Gramedia, 2011.
90
Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
Sedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran.
Bandung: CV. Mandar Maju, 2009.
Sofyan, Diana Khairani. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kerja
Pegawai BAPPEDA. Aceh: Malikussaleh Industrial Engineering Journal
Vol.2 No.1 (2013), hal 18-23, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2011.
Sujarweni, V. Wiratna dan Endrayanto, Poly. Statistika untuk Penelitian.
Yohyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
91
Lampiran-Lampiran
92
Lampiran 1
KUESIONER
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 15 Maret 2015
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia, saya:
Nama: Rizki Wibowo
NIM: 1111081000069
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment
Opportunity
terhadap
Kinerja
Karyawan”.
Untuk
itu
saya
sangat
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi
lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf apabila
mengganggu waktu luangnya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan tidak digunakan untuk kepentingan diluar penelitian,
sehingga saya akan menjaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terimakasih.
Hormat Saya,
Peneliti
Rizki Wibowo
1111081000069
93
Kuesioner tentang
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment
Opportunity terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor:
a. STS
= Sangat Tidak Setuju (1)
b. TS
= Tidak Setuju (2)
c. RG
= Ragu-ragu (3)
d. S
= Setuju (4)
e. SS
= Sangat Setuju (5)
B. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
(
) Laki-laki
(
) Perempuan
2. Usia
(
) < 21 tahun
(
) 31 – 40 tahun
(
) 21 – 30 tahun
(
) > 40 tahun
3. Pendidikan Terkahir
(
) SLTA Setingkat atau Sederajat
(
) D3
(
) S1
(
) S2
(
) Lainnya
4. Pengalaman kerja di PT. BPR Arthapuspa Mega
(
) < 5 tahun
(
) > 10 tahun
(
) 5 – 10 tahun
5. Jabatan:
94
1. PERNYATAAN MENGENAI KEPEMIMPINAN (X1)
No.
1.
2.
Pernyataan
STS
TS
RG
S
SS
S
SS
Pimpinan saya menetapkan tujuan
yang akan dicapai dengan jelas.
Pimpinan saya dapat menciptakan
suasana kerja yang kondusif.
Pimpinan saya memberikan batas
3.
waktu yang wajar untuk suatu
pekerjaan.
4.
5.
Pimpinan saya memberikan arahan
yang jelas kepada para karyawan.
Pimpinan saya memberikan dukungan
dan dorongan kepada para karyawan.
Pimpinan saya memberikan
6.
kesempatan kepada para karyawan
untuk memberikan pendapat.
Pimpinan saya selalu membantu
7.
mengatasi permasalahan yang
dihadapi para karyawan.
Pimpinan saya memberikan
8.
penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi.
2. PERNYATAAN MENGENAI LINGKUNGAN KERJA (X2)
No.
1.
2.
Pernyataan
STS
TS
RG
Pencahayaan/penerangan pada
ruangan kerja saya sudah memadai.
Ventilasi/pengaturan udara pada
ruangan kerja saya baik.
95
Dekorasi ruangan kerja saya membuat
3.
saya nyaman dalam bekerja.
Tidak ada suara bising yang
4.
mengganggu saya dalam bekerja.
Perusahaan menjamin keamanan bagi
5.
para karyawan dalam bekerja.
Saya dan pimpinan saya memiliki
6.
komunikasi yang baik dalam bekerja.
Saya dan rekan kerja mampu bekerja
7.
sama dengan baik dalam bekerja.
3. PERNYATAAN MENGENAI EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
(X3)
No.
Pernyataan
STS
TS
RG
S
SS
Perusahaan memberikan informasi
1.
lowongan kerja yang jelas tanpa
diskriminasi saat proses rekrutmen.
Perusahaan memberikan kebebasan
2.
kepada calon karyawan dalam
melamar pekerjaan yang sesuai.
Perusahaan memberikan kesempatan
3.
kepada semua karyawan untuk
mengikuti pelatihan kerja.
4.
5.
Perusahaan melakukan penilaian
kinerja secara objektif.
Perusahaan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berprestasi.
Perusahaan memberikan jaminan
6.
keselamatan dan kesehatan kerja
kepada seluruh karyawan.
96
4. PERNYATAAN MENGENAI KINERJA (Y)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
STS
TS
RG
S
SS
Proses kerja yang saya lakukan sesuai
standar kerja perusahaan.
Saya selalu mencapai hasil kerja
sesuai target.
Pekerjaan yang saya lakukan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Saya selalu menaati peraturan
perusahaan dalam bekerja.
Saya teliti dalam melaksanakan
pekerjaan.
Saya memiliki inisiatif dalam
6.
menyelesaikan pekerjaan tanpa harus
diminta pimpinan.
7.
8.
Saya memiliki kreativitas yang baik
dalam bekerja.
Saya selalu jujur dalam kondisi
apapun dalam bekerja.
97
Lampiran 2
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepemimpinan (X1)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
KEPEMIMPINAN (X1)
X1.2
X1.3
X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8
X1.1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
5
4
4
5
4
4
4
3
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
X1
31
32
30
33
33
33
32
37
34
36
39
40
40
40
31
34
40
31
32
31
33
34
35
33
39
35
32
39
38
38
40
30
33
35
32
98
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
3
4
4
5
3
4
4
3
5
4
5
5
5
5
3
4
4
5
4
4
5
3
4
4
5
3
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
3
4
4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
3
4
5
5
4
3
5
4
5
4
5
4
4
5
32
32
37
40
30
34
38
33
37
36
38
38
33
39
29
34
32
37
32
36
39
99
Lampiran 3
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja (X2)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
LINGKUNGAN KERJA (X2)
X2
X2.2
X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7
X2.1
4
4
4
4
4
4
4
28
4
4
4
4
4
4
4
28
4
4
4
4
4
5
5
30
2
3
2
3
4
4
4
22
2
3
2
3
4
4
4
22
5
4
3
3
4
4
4
27
4
2
4
4
4
4
4
26
3
3
5
3
5
5
5
29
4
4
4
5
4
4
4
29
4
4
4
4
4
4
5
29
5
5
4
4
4
4
5
31
4
4
3
4
4
4
4
27
4
4
3
4
4
4
4
27
5
5
5
5
5
5
5
35
4
4
4
4
4
4
3
27
4
2
4
3
4
4
4
25
5
4
4
4
4
5
4
30
4
4
4
4
4
4
4
28
4
4
4
4
4
4
4
28
4
3
4
4
4
5
5
29
2
3
4
3
4
4
4
24
4
4
4
4
4
5
5
30
5
4
3
4
4
4
4
28
4
2
4
4
4
4
5
27
3
4
5
5
5
5
5
32
5
4
4
5
4
4
4
30
4
4
4
4
4
4
5
29
5
5
4
4
5
4
5
32
3
4
3
4
4
4
4
26
4
4
3
4
4
4
4
27
5
5
5
5
5
5
5
35
3
3
4
4
4
4
3
25
4
3
4
3
4
4
4
26
3
3
4
4
4
5
4
27
4
4
4
4
4
4
4
28
100
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
5
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
2
4
5
4
3
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
3
3
5
4
4
3
3
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
2
3
5
5
3
4
3
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
5
33
28
32
35
28
29
32
32
32
32
31
23
26
30
32
25
27
30
28
29
31
101
Lampiran 4
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Equal Employment Opportunity (X3)
EQUAL EMPLOYMENT
OPPORTUNITY (X3)
NO
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
6
3
3
4
5
5
5
7
3
4
3
4
4
4
8
4
4
5
5
5
5
9
4
4
5
4
5
4
10
3
3
4
4
4
5
11
4
4
5
5
5
5
12
3
3
4
4
5
4
13
3
3
4
4
5
4
14
5
5
5
5
5
5
15
3
4
4
5
5
4
16
4
4
4
4
4
4
17
4
4
5
5
5
5
18
4
4
4
5
5
5
19
4
4
4
4
4
4
20
3
3
5
5
4
4
21
4
4
4
4
4
4
22
5
4
4
4
4
4
23
4
4
4
5
4
5
24
4
4
4
4
4
4
25
4
3
5
5
5
5
26
5
5
5
4
4
4
27
4
4
4
4
4
4
28
3
4
5
5
5
5
29
4
4
4
4
4
4
30
3
3
4
3
3
4
31
5
5
5
5
5
5
32
3
3
4
4
5
5
33
4
5
4
4
4
4
34
4
5
5
5
5
5
35
4
4
4
4
4
4
X3
24
24
27
24
24
25
22
28
26
23
28
23
23
30
25
24
28
27
24
24
24
25
26
24
27
27
24
27
24
20
30
24
25
29
24
102
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
25
24
27
25
25
24
24
26
27
28
27
23
22
28
27
28
25
24
26
23
28
103
Lampiran 5
Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan (Y)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
KINERJA KARYAWAN (Y)
Y.2
Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8
Y.1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
5
3
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
3
5
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
3
5
3
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
5
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
Y
32
31
36
30
32
31
31
36
33
35
40
39
38
40
33
33
40
32
35
36
31
35
33
34
38
35
35
40
37
34
40
32
32
40
32
104
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
5
4
3
3
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
5
4
4
3
4
4
5
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
3
5
5
5
5
5
3
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
32
32
33
40
32
30
35
36
35
34
35
32
29
34
35
34
32
35
32
35
40
105
Lampiran 6
Output Spss Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1)
Correlations
KEPEMI
KPM 1 KPM 2
KPM
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
1
56
*
KPM
Pearson Correlation
.322
2
Sig. (2-tailed)
.016
N
KPM
Pearson Correlation
3
Sig. (2-tailed)
N
KPM
Pearson Correlation
4
Sig. (2-tailed)
N
.322
*
.530
**
KPM 5
**
.302
.448
*
56
56
56
56
56
56
56
1
**
**
.188
.313
*
**
.110
.000
.000
.164
.019
.002
.419
.000
56
56
56
56
56
56
56
1
**
**
**
**
**
**
.542
.542
.000
.000
56
56
56
**
**
**
.467
.502
.001
.000
.000
56
.467
.502
.000
56
56
56
56
56
56
1
**
.259
**
.228
.005
.054
.003
.090
.000
56
56
56
56
56
1
**
**
**
56
.188
**
**
56
56
56
56
**
*
**
.259
**
7
Sig. (2-tailed)
N
.370
.370
56
.618
.618
56
56
56
1
**
**
56
56
56
56
56
56
**
**
**
**
**
**
.707
.001
.002
.000
.003
.000
.000
56
.707
.601
**
.000
.000
56
56
56
1
**
.576
**
.000
56
56
56
56
56
56
56
.110
**
.228
**
**
**
1
Pearson Correlation
.317
8
Sig. (2-tailed)
.017
.419
.003
.090
.001
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
56
**
**
**
**
**
**
**
**
1
KEPE Pearson Correlation
MIMP Sig. (2-tailed)
INAN N
.646
.578
.794
.639
.683
.777
.846
.665
**
KPM
N
.576
.846
.000
56
.601
.777
.000
*
.434
**
56
.000
.387
.683
.000
.054
.575
.434
**
.001
.000
.390
.575
.639
.000
.019
.657
.390
.000
.007
.401
**
.003
.005
.440
.794
.000
.005
Pearson Correlation
.387
**
.000
56
.454
.657
.578
.005
56
.313
.454
.401
.000
*
.367
.367
.164
KPM
**
56
.024
N
.646
.000
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
*
.017
5
6
.317
.001
56
.355
**
.440
MPINAN
.007
.302
Pearson Correlation
**
KPM 8
.024
Pearson Correlation
KPM
.355
KPM 7
.001
KPM
N
KPM 6
.000
**
.448
KPM 4
.016
56
.530
KPM 3
.000
.665
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
56
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
106
Lampiran 7
Output Spss Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Correlations
LINGKUNGAN
LK 1
Pearson Correlation
LK 1
LK 2
1
.549
Sig. (2-tailed)
N
LK 2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
LK 3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
LK 4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
LK 5
**
.098
.220
.303
KERJA
*
.728
**
.000
.473
.103
.023
.000
56
56
56
56
56
56
56
.206
**
.185
.178
.253
.127
.000
.171
.189
.060
.000
56
56
56
56
56
56
1
**
**
**
**
1
56
.206
.004
.127
56
56
56
**
**
**
.539
LK 7
.004
**
.379
.539
LK 6
.000
.000
56
**
LK 5
.560
.356
.560
.356
.541
.722
**
**
.001
.000
.000
.000
56
56
56
56
56
1
*
*
.235
.033
.043
.082
.000
56
56
56
56
1
**
**
.000
.007
56
56
56
56
**
*
.286
.286
.185
Sig. (2-tailed)
.473
.171
.001
.033
56
56
56
56
56
**
*
**
.588
.588
.681
.007
.000
.426
.426
.098
Pearson Correlation
.220
.178
Sig. (2-tailed)
.103
.189
.000
.043
.000
56
N
LK 7
.549
**
.379
LK 4
Pearson Correlation
N
LK 6
56
**
LK 3
.272
.473
.272
.473
.440
.722
.533
**
**
.000
.001
.000
56
56
56
1
**
.570
.633
**
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
Pearson Correlation
.303
*
.253
**
.235
**
**
1
Sig. (2-tailed)
.023
.060
.000
.082
.001
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
**
**
**
**
**
**
**
1
N
LINGKU Pearson Correlation
NGAN
Sig. (2-tailed)
KERJA
N
.728
.681
.541
.722
.722
.440
.533
.570
.633
.664
**
.000
.664
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
107
Lampiran 8
Output Spss Uji Validitas Variabel Equal Employment Opportunity (X3)
Correlations
Equal
Employment
EEO 2
EEO 3
EEO 4
EEO 5
EEO 6
Opportunity
**
.269
*
.045
-.011
.108
.580
.000
.045
.741
.936
.426
.000
56
56
56
56
56
56
56
**
1
.213
.066
-.052
-.055
.114
.627
.705
.686
.000
56
56
56
56
56
1
**
**
**
EEO 1
EEO 1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
EEO 2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
EEO 3
.213
Sig. (2-tailed)
.045
.114
56
56
56
**
**
.000
56
56
56
56
1
**
**
.741
.627
.000
56
56
56
56
-.011
-.052
**
**
.936
.705
.000
.000
56
56
56
56
**
**
.684
.597
.734
**
.000
.000
.000
56
56
56
1
**
.597
.670
**
.000
.000
56
56
56
**
1
-.055
Sig. (2-tailed)
.426
.686
.007
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
**
**
**
**
**
**
1
Employment Sig. (2-tailed)
N
.580
.518
.720
.734
.597
.670
.648
**
.108
Pearson Correlation
.597
.684
Pearson Correlation
N
Opportunity
.720
.007
Sig. (2-tailed)
.354
.354
**
.000
.066
.461
.461
.518
**
.000
.045
Pearson Correlation
.526
.526
Pearson Correlation
N
Equal
56
.269
Sig. (2-tailed)
EEO 6
56
Pearson Correlation
N
EEO 5
.000
*
N
EEO 4
.703
.703
.000
.648
.000
.000
.000
.000
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
Lampiran 9
Output Spss Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
KINERJA
KARYAW
KK 1
KK 1
Pearson Correlation
KK 2
1
Sig. (2-tailed)
N
KK 2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KK 3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.081
56
56
1
**
.420
.000
56
56
**
**
.482
.420
.006
.070
.040
.000
56
56
56
56
56
56
**
**
*
*
.130
.435
.341
.000
56
56
56
56
56
56
56
1
*
**
.200
**
.176
.046
.000
.140
.001
.195
.000
56
56
56
56
56
56
1
*
*
**
*
.268
.081
.001
.046
56
56
56
56
**
**
**
*
.268
.486
.332
.486
.332
.341
56
56
56
56
56
1
**
.258
.302
*
.001
.055
.024
.000
56
56
56
56
1
**
**
.417
56
56
56
56
**
*
.200
.341
*
**
.006
.034
.140
.010
.001
56
56
56
56
56
56
Pearson Correlation
.244
.302
*
**
**
.258
**
Sig. (2-tailed)
.070
.024
.001
.001
.055
.000
56
56
56
56
56
56
*
*
**
N
**
.000
56
.442
.608
.026
.012
.440
.298
**
.001
.000
N
.442
.672
.010
.000
.283
.440
.012
.000
.364
**
.024
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
.655
**
.034
.235
.460
.302
.657
.000
Pearson Correlation
.470
.283
*
.001
*
Pearson Correlation
.460
.364
.001
56
.435
AN
.000
**
Sig. (2-tailed)
KK 8
.000
KK 8
.275
.470
**
KK 7
.244
56
N
KK 7
.000
KK 6
**
56
Sig. (2-tailed)
KK 6
.235
.482
.001
N
KK 5
.453
**
KK 5
**
.453
**
KK 4
.000
N
KK 4
56
KK 3
.417
.668
.668
.661
.703
.720
**
**
.000
.000
.000
56
56
56
1
**
.640
.736
**
.000
.000
56
56
56
**
1
Pearson Correlation
.275
*
.130
.176
.298
Sig. (2-tailed)
.040
.341
.195
.026
.024
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
56
**
**
**
**
**
**
**
**
1
N
KINERJA Pearson Correlation
KARYA
Sig. (2-tailed)
WAN
N
.657
.655
.672
.608
.302
.703
.661
.720
.640
.736
.624
**
.000
.624
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
56
56
56
56
56
56
56
56
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109
56
Lampiran 10
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.854
8
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.789
7
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Equal Employment Opportunity (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.713
6
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.826
8
110
Lampiran 11
Output SPSS Uji Asumsi Klasik
a. Output Spss Uji Normalitas
111
b. Output Spss Uji Multikolinieritas
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
Std. Error
1.909
3.803
Kepemimpinan
.487
.088
Lingkungan_Kerja
.239
.346
Equal_Employment
_Opportunity
a
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
.502
.618
.521
5.515
.000
.841
1.188
.111
.234
2.154
.036
.635
1.575
.151
.238
2.288
.026
.693
1.444
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
c. Output Spss Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Coefficients
Model
1 (Constant)
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
-.824
2.231
Kepemimpinan
.022
.052
Lingkungan_Kerja
.009
Equal_Employment_Opportunity
.053
Beta
t
Sig.
-.369
.714
.062
.415
.680
.065
.023
.134
.894
.089
.099
.599
.552
a. Dependent Variable: AbsUt
112
d. Output Spss Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
.780
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.609
.587
Durbin-Watson
1.962
1.718
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan,
Lingkungan_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
113
Lampiran 12
Output SPSS Uji Hipotesis
a. Output Spss Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
311.870
3
103.957
Residual
200.112
52
3.848
Total
511.982
55
Sig.
27.014
.000
b
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
b. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan, Lingkungan_Kerja
b. Output Spss Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
1 (Constant)
Std. Error
1.909
3.803
Kepemimpinan
.487
.088
Lingkungan_Kerja
.239
.346
Equal_Employment
_Opportunity
a
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
.502
.618
.521
5.515
.000
.841
1.188
.111
.234
2.154
.036
.635
1.575
.151
.238
2.288
.026
.693
1.444
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Output Spss Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
.780
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.609
.587
Durbin-Watson
1.962
1.718
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan,
Lingkungan_Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
114
115
Download