7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan percobaan dilaksanakan di perkebunan sagu PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Propinsi Riau. Percobaan dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Januari sampai Juni 2012. Bahan dan Alat Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini antara lain: bahan tanam yaitu bibit sagu (abut) sesuai dengan kriteria yang diperlukan, pupuk dasar pada saat penanaman berlangsung yaitu Rock Phosphate. Adapun alat-alat yang digunakan selama percobaan berlangsung yaitu: Pisau /golok, cangkul, meteran, alat tulis (pensil, bolpoin, penggaris, spidol, papan jalan), kamera, dan kertas. Metode dan Pelaksanaan Percobaan yang dilakukan yaitu tentang pengaruh jumlah daun bibit sagu setelah dilakukan persemaian terhadap pertumbuhan bibit setelah tanam. Rancangan percobaan yang diterapkan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor (Lampiran 1). Dalam percobaan digunakan empat perlakuan yang berbeda. Dari empat perlakuan yang berbeda masing-masing dilakukan pengulangan dalam enam blok, sehingga percobaan berjumlah 24 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman, sehingga total tanaman yang digunakan 480 tanaman. Bibit yang digunakan dalam percobaan terdiri atas bibit berdaun ≥ 3 (D3) sebagai kontrol, bibit berdaun 2 (D2), bibit berdaun 1 (D1), dan bibit tanpa daun (D0) (Lampiran 2). Penanaman dilakukan di lahan dengan menggunakan jarak tanam 8 m x 8 m dengan lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Model rancangan percobaannya yaitu : Yij = µ + τi + βj + εij ; ( i = 1,......4; j =1,....6 ) µ = nilai tengah umum τi = pengaruh tanaman berjumlah daun -i 8 βj = pengaruh ulangan ke- j εij = pengaruh galat perobaan perlakuan -i, kelompok ke- j Apabila ditemukan pengaruh nyata jumlah daun bibit sagu terhadap pertumbuhan dengan pengujian ANOVA, dilakukan pengujian lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf nyata 5 % (Gomez dan Gomez, 2007). Percobaan diasumsikan memiliki pengaruh aditif, galat percobaan saling bebas dan menyebar normal, dengan sifat keragaman yang homogen. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penanaman dan sesudah penaman antara lain : Seleksi bibit Bibit diperoleh dari tempat persemaian. Bibit yang diambil merupakan bibit yang telah disemai di atas rakit, memiliki perakaran yang cukup dan memiliki kriteria : bibit sudah memiliki 1, 2, 3 helai daun (daun yang telah mekar), dan bibit yang tidak memiliki helai daun yang mekar. Bibit berdaun 1 adalah bibit tanaman sagu yang memiliki satu helai daun yang sudah mekar sempurna. Demikian juga dengan bibit berdaun 2 dan 3. Untuk bibit berdaun 0, bibit yang digunakan adalah bibit yang baru memiliki daun tombak yang belum terjadi pemekaran. Persiapan lahan Persiapan lahan dimulai dengan melakukan pembersihan lahan dari gulma. Lahan yang digunakan kurang lebih seluas 30 000 m2. Pada lahan dipasang ajir dengan jarak 8 meter tiap ajir. Setelah pemasangan ajir, dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm (Lampiran 3) Penanaman Penanaman sagu dilakukan sesaat setelah pembuatan lubang tanam yang berukuran 40 x 40 x 40 cm3. Sampah atau daun serta ranting kayu pada tempat untuk lubang tanam terlebih dahulu dibersihkan untuk mengurangi serangan hama 9 dan penyakit. Sebelum bibit ditanam, pada lubang tanam terlebih dahulu dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu rock phosphate dengan dosis 500 gram per lubang tanam. Bibit sagu yang telah ditanam kemudian diberikan dua potong kayu (sampiang) secara bersilang pada bibit. Tujuan pemberian sampiang untuk menegakkan bibit dan agar bibit tidak hanyut ketika terjadi penggenangan. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan pembersihan piringan yang ditumbuhi gulma, pengendailan hama dan penyakit, dan perbaikan label yang rusak pada tanaman contoh. Pengamatan dan Pengumpulan Data Untuk memperoleh hasil dari tujuan percobaan ini, maka beberapa peubah diamati sebagai respon dari pertumbuhan tiap perlakuan jumlah daun pada tanaman sagu, diantaranya: tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, jumlah, panjang, dan lebar anak daun, panjang rachis, dan persentase hidup tanaman. Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai bagian teratas bibit. Pertambahan jumlah daun dihitung pada tiap bibit tanaman dan jumlah anak daun dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan anak daun yang ada pada daun yang diamati. Panjang anak daun diukur pada anak daun terpanjang (bagian tengah daun) dari daun yang diamati, yaitu dari pangkal anak daun hingga ujung. Lebar anak daun diukur pada bagian tengah anak daun dari daun yang sama pada pengukuran panjang anak daun. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan dengan waktu pengamatan dua minggu sekali atau dua kali pengamatan per bulan untuk pengamatan tinggi tanaman; jumlah, panjang, lebar anak daun; panjang rachis; persentase hidup tanaman. Untuk pertambahan jumlah daun dilakukan pengamatan setiap 4 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali.