KAJIAN DIMENSI EKSTRA DAN APLIKASINYA PADA EFEK CASIMIR Oleh : Heru Sukamto Pembimbing : Agus Purwanto, D.Sc ABSTRAK Dimensi ekstra pertama kali dimunculkan untuk menggabungkan interaksi elektromagnetik dan gravitasi. Pada mulanya hanya merupakan manipulasi matematis. Namun kemudian dimensi ekstra menjadi objek saintifik yang riel ketika muncul permasalahan hierarki skala interaksi. Di sini dimensi ekstra dimunculkan sebagai objek riel yang memiliki ukuran dan kemungkinan dapat dikonfirmasi oleh eksperimen dengan akselerator partikel masa depan. Sementara efek Casimir merupakan suatu kajian tentang kemunculan gaya dari ketiadaan partikel(vakum). Keberadaan dimensi ekstra juga dapat dilacak dengan kajian efek Casimir, dengan menganalisa perilaku efek Casimir dalam ruang-waktu dengan dimensi ekstra. Kata kunci : Efek Casimir, Dimensi Ekstra I. PENDAHULUAN Ide akan keberadaan dimensi di luar dimensi ruang sudah ada sebelum Masehi. Namun baru menjadi objek saintifik riel pada awal abad 20. Pertama digunakan unifikasi interaksi gravitasi dan elektromagntik. Setelah itu, berlanjut digunakan pada teoriteori fisika modern, seperti teori string, teori gravitasi kuantum. Didung dengan eksperimen akselerator partikel energi tinggi yang tidak menemukan keberadaan partikel Higgs, maka dimensi ekstra semakin diminati untuk memecahkan persoalan suku massa pada model standar. Keberadaan dimensi ekstra dapat dilacak dengan efek Casimir. II. DIMENSI KLEIN EKSTRA KALUZA- Kesuksesan unifikasi listrik dan magnet pada persamaan Maxwell, para ilmuwan termotivasi menggabungkan interaksi 1 gravitasi dan interaksi elektromagnet. Hal ini dikarenakan kedua interaksi tersebut mirip (keduanya memenuhi hukum invers kuadrat, F 1/ r 2 . Ide unifikasi yang pertama kali dilakukan oleh Gunard Nordstrom pada tahun 1914[1]. Idenya adalah membuat semacam persamaan Maxwell 5 dimensi untuk menggabungkan interaksi gravitasi dan elektromagnetik. Namun, idenya terlupakan karena popularitas teori Einstein pada saat itu. Setelah itu, terinspirasi oleh kesuksesan teori relativitas umum Einstein yang menjelaskan gravitasi adalah kurvatur ruang-waktu, secara independen, Oscar Klein dan Theodor Kaluza pada tahun 1926[2][3], mengusulkan ide unifikasi interaksi elektromagnetik dan gravitasi. Idenya dengan menaruh medan gauge Abelian pada metrik 5-dimensi. g µν + κ 2φ 2 Aµ Aν κφ 2 Aµ g AB = κφ 2 Aν φ2 Dengan menggunakan teori relativitas umum, akan diperoleh suku aksi sebagai berikut 1 1 4 d 4 x − g R[ g µν ] − d x − g F µν Fµν 16π G 4 (1) Persamaan di atas menjelaskan unifikasi interaksi gravitasi dan elektromagnetik. Dengan suku pertama mendeskripsikan aksi gravitasi 4-D secara umum, sementara suku kedua menggambarkan aksi elektromagnet. Interaksi gravitasi dan elektromagnetik muncul dalam sebuah aksi secara bersamaan, yang diturunkan dari satu metrik yang menggambarkan struktur ruang-waktu. S= III. DIMENSI EKSTRA BESAR Pada mulanya konsep dimensi ekstra besar pertama kali diusulkan oleh Arkani-Ahmed, Dvali, dan Dimopoulus untuk menyelesaikan permasalahan divergensi kuadratik suku massa boson Higgs. Yang kemudian berlanjut untuk menyelesaikan persoalan hierarki konstanta kopling. Seperti yang diketahui pada fisika energi tinggi, konstanta kopling relatif interaksi gravitasi memiliki nilai relatif rendah ( α G ~ 10−39 ). Sedangkan interaksi yang lainnya, yaitu interaksi elektromagnetik ( α EM ~ 10−2 ), oleh mekanika kuantum. Analog dengan ini, dalam kerangka berpikir relativistik, sistem dengan ukuran relatif kecil (mendekati skala Planck) dikaji dengan teori gravitasi kuantum. Sedangkan untuk sistem dengan ukuran yang relatif besar(jauh lebih besar dari skala Planck), dikaji dengan teori relativitas umum klasik. Karena digunakan dimensi ekstra besar, maka digunakan teori relativitas umum klasik untuk mengetahui dinamika sistem ini. Dan diperoleh 1 S= d 4 x − g R[ g µν ] 16π G4 1 4 d x − g g µν ∇ µφ ( x)∇ν φ ( x) 2 2δ + M Pl d 4 x − g g µν ∇ µ ∇ν φ ( x) δ +2 − + M Pl2 δ (δ − 1)κ d 4 x − ge + d x −g 4 e − 2(δ + 2) φ ( x ) M Pl δ − 2(δ + 2) φ ( x ) M Pl δ matter (3) Dengan persamaan ini dimensi ekstra muncul pada ruang 4-dimensi sebagai ”fluktuasi kuantum” dari medan skalar φ ( x) . Medan φ ( x) disebut dilaton atau radion, yang memberikan karakteristik dimensi ekstra [8]. IV. DIMENSI EKSTRA UNIVERSAL interaksi lemah ( α weak 10−2 ), interaksi kuat ( α strong 1 ) memiliki nilai yang relatif jauh Model dimensi ekstra universal pertama kali diperkenalkan oleh Appelquist, Cheng, dan Dobrescu dan pada intinya merupakan versi dimensi ekstra dari model standar dari fisika partikel. Akan diambil kasus paling sederhana dengan mengasumsikan hanya terdapat satu dimensi ekstra universal terkompaktifikasi melingkar. Terdapat beberapa konsekuensi dari dimunculkannya versi dimensi ekstra ini pada model standar, di antaranya adalah akan terbentuk menara Kaluza-Klein, yang kedua akan terdapat medan skalar tak bermassa sebagai di atasnya. Antara interaksi gravitasi dan interaksi lemah terdapat selisih yang cukup besar. Sehingga menimbulkan pertanyaan, mengapa konstanta gravitasi relatif kecil. Persoalan mencari jawaban pertanyaan ini dikenal sebagai persoalan hierarki. M Pl2 = M Dδ + 2 (2π r )δ (2) Mekanika klasik mengkaji dinamika sistem fisis yang memiliki ukuran besar. Sedangkan untuk sistem fisis yang relatif kecil, semisal gerak elektron mengelilingi inti atom dikaji 2 komponen kelima dari medan gauge[9]. Namun medan ini tidak teramati secara eksperimen. Oleh karena itu, diambil solusi bahwa dimensi ekstra terkompaktifikasi orbifold S 1 / Z 2 , daripada terkompaktifikasi melingkar. Dalam arti, selain simetri terhadap transformasi y → y + 2π r , juga simetri terhadap pencerminan y → − y . Sehingga dapat dikatakan bahwa kompaktifikasi membuat hanya terdapat segmen garis efektif sebesar [0, π r ] . Untuk lagrangian kinetik U(1) diperoleh 1 ∂ µ Bν(0) − ∂ν Bµ(0) ∂ µ Bν (0) − ∂ν B µ (0) 4 = − 4 1 ∞ − ∂ µ Bν( n ) − ∂ν Bµ( n ) ∂ µ Bν ( n ) − ∂ν B µ ( n ) 4 n =1 ( )( ( − 1 2 ∞ n =1 n (n) Bµ r ∂ µ B 5( n ) + 1 κ ( M 53 1 − e −2πκ yh ) Untuk model RSII, akan diperoleh 1 M Pl2 = M 53 κ VI. EFEK CASIMIR DIMENSI EKSTRA (5) (6) DENGAN Nilai energi Casimir dalam ruang 3-dimensi diperoleh π2 c ε =− (7) 720a 3 dan gaya Casimir Fs ∂ε π2 c =− =− (8) L2 ∂a 240a 4 sedangkan nilai energi Casimir dengan dimensi ekstra Kaluza-Klein diperoleh cL2π 2 cL2 E (a, r )Casimir = − p + ( p − 2) 1440a 3 1440π r 3 ) )( ∂ µ B5( n ) + M Pl2 = ) n µ ( n) B r (4) cL2 −p 2 2 4π r a ∞ ∞ 2 n 2nma K2 r n =1 m =1 m (9) dan niali Gaya Casimir dengan dimensi ekstra randall-Sundrum Kaluza-Klein diperoleh F 2π 1 π π = ζ (7) (10) 3 3 6 A κ 10π R l 64 V. DIMENSI EKSTRA LENGKUNG Dua model alam semesta 5-dimensi dibangun oleh Lisa Randall dan Raman Sundrum untuk menjelaskan permasalahan hierarki dan penjelasan konstanta kopling gravitasi yang kecil dibandingkan dengan interaksi yang lainnya. Yang pertama dimodelkan dua brane sejajar, brane visible pada y = 0 dan brane hidden pada y = yh . Koordinat kelima memiliki terkompaktifikasi lingkaran, dengan periode 2π yh . Namun ada yang berbeda dari dimensi ekstra kelima ini dari dimensi ekstra Kaluza-Klein. Yaitu selain terkompaktifikasi lingkaran, dimensi ekstra kelima juga memiliki simetri paritas. Dalam arti y → − y . Dua sifat yang diperlakukan pada dimensi ekstra kelima ini memaksa sistem hanya efektif pada [o, π yh ] [10]. Dengan model RSI, akan bisa diatasi permasalahan hierarki interaksi gravitasi. VII. KESIMPULAN Dimensi ekstra memiliki peranan dalam fisika. Beberapa peranan yang dimiliki dimensi ekstra yang dibahas di tesis ini adalah unifikasi interaksi gravitasi dan elektromagnet oleh dimensi ekstra KaluzaKlein, serta alternatif penyelesaian permasalahan hierarki dengan konstanta kopling gravitasi yang bergantung pada ukuran dimensi ekstra, dengan model dimensi ekstra kaluza-Klein, dimensi ekstra besar, dan dimensi ekstra lengkung. Model dimensi ekstra besar, memberikan pesan keberadaan dimensi ekstra besar sebagai 3 fluktuasi medan skalar. Model dimensi ekstra universal menimbulkan munculnya medan gauge skalar pada dimensi ekstra dan memberikan perubahan konstanta kopling interaksi elektrolemah. Keberadaan dimensi ekstra bisa dilacak dengan efek Casimir. Dengan cara menghitung gaya dan energi Casimir dalam ruang dengan dimensi ekstra. Nilai gaya dan energi Casimir memberikan nilai yang berbeda untuk model dimensi ekstra yang berbeda. Thesis Ph.D., Stockholm University, Sweden, hal. 20-26. [10]Maartens, R. (2004), "Brane-World Gravity", lrr-2004-7. [11]Bordag, M. Mohideen, U. dan Mostepanenko, V.M. (2001), "New Development in the Casimir Effect", quantph/010645v1. [12]Mandl, F. Shawn, G. (1984), Quantum Field Theory, John Wiley and Sons, Newyork, hal 1-20. [13]Milton, K.A. (2001), Casimir Force Between Parallel Plates, World Scientific, New Jersey. hal 19-44. [14]Wehus, I.K. dan Ravndal, F. (2002), "Dynamics of the Scalar Field in 5dimensionel Kaluza Klein Theory", hepph/0210292. [15]Pascoal, F. Oliveira, F.A. Rosa, F.S.S. Farina, C. (2008), "Estimate for Size of the Compactification Radius of a One Extra Dimension Universe", Brazilian Journal of Physics, vol. 38, No.4, hal. 581-584 [16]Linares, R. Morales, H.A. dan Pedraza, O. (2007), "Casimir Force for a Scalar Field in Warped Brane Worlds "arXiv:0712.3963v1. [17]Bell, W.W. (1968), Special Function for Scientist and Enginers, D.Van Nostrand Company, Ltd., London, hal. 23-40 dan 92154. [18]Gradsbiegn, L.S. dan Ryzbik, L.M, (1996), Tables of Integral series, Academic Press, Inc. hal 793. [19]Peskin, M.E. dan Schroeder, D.V. (1995), An Introduction to Quantum Field Theory, Addion-Wesley Publishing, Company., Massachusetts, hal. 29-31. [20]Latifah, E. (2004), Formulasi Integral Lintas Feynman Bagi Efek Casimir, Thesis M.Si., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, hal. 63-65. DAFTAR PUSTAKA [1]Nordstrom,G.(2007),"On A Theory of Electricity and Gravitation",arXiv:physics/070222v1 [2]Kaluza, T. (1921),"Zum Unit¨atsproblem in der Physik",Sitzungsber. Preuss.Akad.Wiss.Berlin 966972 [3]Klein, O. (1926),"Quantentheorie und f¨unfdimensionale Relativit¨atstheorie",Z. Phys.37, 895-906 [4]Casimir, H. B. G. (1948),"On the Atraction between Two Perfectly Conducting Plates",Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen Prodeedings, vol. 52,.hal 793-795. [5]Sparnayy, M.J. (1958),"Measurements of Atractive Forces between Plat Plates", Physica XXIV, hal 751-764. [6]Carroll, S. (2004), Spacetime and Geometry An Introduction to General relativity, Addison Wesley, Chicago, hal. 1192. [7] Biggio, C. (2003), Symmetry Breaking in Extra Dimensions, Thesis Ph.D., Universita di Padova, Italy, hal. 11-14. [8]Carroll, S.M. Geddes, J. Hoffman, M.B. dan Wald, R.M. (2008), "Classical Stabilization oh Homogeneous Extra Dimensions ", hep-th/0110149. [9]Bringmann, T. (2005), Cosmological Aspects of Universal Extra Dimensions, 4