Bab II Teori Dasar II.1 Gerak Jatuh Bebas Benda jatuh bebas disekitar bumi dipengaruhi oleh dua gaya yang berlawanan arah yaitu gaya tarik ke bawah oleh gravitasi bumi (W) dan gaya angkat ke atas oleh tahanan udara (Fg). Resultan gaya pada benda ( F) diekspresikan dalam gambar II. 1 sehingga diperoleh persamaan : F = W – Fg (II. 1) Gambar II. 1. Gaya yang bekerja pada benda jatuh bebas Besarnya gaya ke bawah akibat gravitasi dirumuskan: W = m.g (II. 2) dengan m = massa benda (kg) dan g = konstanta gravitasi (m/s2) Gesekan udara dapat diformulasikan melalui berbagai macam cara. Pendekatan yang paling sederhana dengan mengasumsikan proporsional linear terhadap kuadrat kecepatan dan bekerja ke atas. Untuk benda ringan dengan kecepatan terminal yang besar pendekatan yang lebih baik, digunakan rumus II.3 berikut. Fg b.v 2 (II. 3) dengan b = tetapan dan v = kecepatan benda jatuh Gaya resultan adalah selisih antara gaya ke atas dan gaya ke bawah. Persamaan (II.1) – (II.3) dapat dikombinasikan sebagai berikut : F m.g b.v 2 4 (II.4) Sesuai hukum II Newton untuk benda yang bergerak bahwa F = m.a maka rumus di atas dapat dituliskan menjadi : m.g b.v 2 m.a Karena a (II.5) dv maka, dt dv dt m.g b.v 2 dv dt g m b 2 v m (II. 6) Persamaan 6 adalah sebuah model yang menghubungkan percepatan benda jatuh bebas dengan gaya yang bekerja padanya. Dengan menggunakan solusi matematika, jika yo= 0, vo = 0 saat t = 0, persamaan 6 dapat diselesaikan menjadi persamaan berikut. gm bg tanh t b m v Untuk t m persamaan (7) menjadi : bg v Karena v (II. 7) gm b (II. 8) dy maka persamaan (7) dapat dituliskan menjadi persamaan (II. 9) dt dy dt dy gm bg tanh t b m gm bg tanh t dt b m (II.9) Dengan mengintegrasikan persamaan (9) dengan yo = 0 saat t = 0 dan y saat t maka, y pada t m bg ln cosh t b m (II. 10) m persamaan posisi benda jatuh bebas menjadi : bg 5 mg t b y m ln 2 b (II. 11) Dengan membuat grafik hubungan y dengan t, dapat ditentukan besar tetapan gesekan udara (b) pada benda jatuh bebas tersebut. Besarnya koefisien gesekan udara dapat ditentukan dengan rumus gaya gesek udara 1 cAv 2 2 Fg Karena Fg (II. 12) bv 2 , maka b 1 cA 2 (Symon, 1980) (II. 13) Rumus tersebut dapat disusun kembali menjadi c 2b .A (II. 14) Dengan ρ = kerapatan udara dan A = Luas area yang dilalui benda (m 2) maka koefisien gesek udara (c) setiap benda jatuh bebas dapat ditentukan. Selanjutnya hasil tersebut dapat digunakan untuk menghitung besarnya gaya gesek udara ke persamaan (II. 3) II.2 Komponen Elektronik II.2.1 Resistor Resistor atau biasa disebut dengan Werstand (Belanda) adalah suatu komponen elektronika yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron. Resistor disingkat dengan huruf R, kemampuan resistor menghambat muatan disebut resistensi, besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila untuk mengalirkan arus sebesar 1 ampere memerlukan beda potensial 1 Volt, atau sebanyak 6,241506 X 10 18 elektron per detik mengalir berlawanan dengan arah arus listrik. 6 Hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik dapat ditulis dalam persamaan matematika sebagai berikut: R V i (II. 15) Dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung benda penghambat; i adalah besar arus yang melewati benda penghambat dan R adalah besarnya hambatan benda penghambat tersebut. Gambar II. 2. Bentuk fisik resistor dan Lambang Resistor Berdasarkan penggunaannya resistor dapat dibagi menjadi: resistor tetap, resistor variabel, resistor NTC (Negatif temperatur coefisien) dan PTC (Positif temperatur coefisien); yakni resistor yang nilainya akan berubah nilainya bergantung suhunya. dan LDR (Light dependent resistor); yakni resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Nilai resistor dapat dilihat dari 4 gelang warnanya; gelang pertama dan gelang ke dua menunjukkan angka, gelang ke tiga adalah faktor pengali, sedangkan gelang ke empat menunjukkan toleransi hambatan. Pertengahan 2006 perkembangan komponen elektronika terjadi pada jumlah gelang warna menjadi lima; dimana pada gelang ke empat menyatakan multiplier, sedang gelang ke lima baru toleransi. Berikut adalah tabel nilai dari gelang warna resistor, mulai dari warna hitam, coklat, merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu abu-abu, putih, emas, perak dan tanpa warna. 7 Tabel II. 1. Kode warna dan toleransi resistor Gelang Pertama Gelang Kedua Gelang Ketiga (multiplier) Hitam 0 0 ×100 Coklat 1 1 ×101 ±1% (F) 100 ppm Merah 2 2 ×102 ±2% (G) 50 ppm Jingga 3 3 ×103 15 ppm Kuning 4 4 ×104 25 ppm Hijau 5 5 ×105 ±0.5% (D) Biru 6 6 ×106 ±0.25% (C) Ungu 7 7 ×107 ±0.1% (B) Abu-abu 8 8 ×108 ±0.05% (A) Putih 9 9 ×109 Warna Gelang ke Empat Temp. (toleransi) Koefisien Emas ×0.1 ±5% (J) Perak ×0.01 ±10% (K) Polos ±20% (M) 8 II.2.2 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik sementara, struktur dasar kapasitor terbuat dari 2 plat logam yang dipisahkan oleh suatu bahaan dielektrik, bahan-bahan dielektrik umum yang telah dikenal misalnya; udara, keramik, gelas dan lain-lain. Ujung plat logam diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan berkumpul pada salah satu elektroda logamnya dan pada saat bersamaan muatan yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang isolator, muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Gambar II. 3. Foto berbagai Kapasitor dan Lambang Kapasitor II.2.3 Dioda Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai penyearah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wafe Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar ilustrasi dioda dan lambangnya. Displetion layer Struktur Dioda P Anoda N Katoda Gambar II. 4. Struktur Dioda dan Lambangnya 9 Sisi positif (P) disebut Anoda dan sisi negatif (N) disebut katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor. Dioda memiliki sifat yang unik yakni hanya mengalirkan arus ke satu arah. Struktur dioda terdiri atas sambungan semikonduktor P dan N, satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisi lainnya adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N. Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer) dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Pada sisi P banyak terdapat hole-hole yan siap menerima elektron sedangkan si sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas. Lalu bila diberi bias positif, artinya dengan diberi tegangan sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta-merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu elektron mengisi hole di sisi P, maka akan terbentuk hole di sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, kalau menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N. Gambar II. 5. Dioda dengan bias maju dan Dioda dengan bias mundur Sebaliknya jika tegangan dibalik, yaitu dengan memberikan bias mundur (Reverse bias) dalam hal ini sisi N mendapat polaritas lebih besar dari sisi P tidak terjadi aliran elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutub berlawanan. Bahkan lapisan deplesi semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Untuk dioda yang terbuat dari bahan silikon tegangan konduksi hádala di atas 0,7 volt. Dan tegangan 0,3 untuk dioda yang terbuat dari germanium. 10 II.2.4 LED LED singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen elektronika yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya, untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus, jenis doping yang berbeda mengasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Berikut ini merupakan gambar dan lambang LED. Gambar II. 6. Foto LED dan Simbol LED Aplikasi LED umumnya sebagai indikator, LED dengan dalam bentuk susunan bisa menjadi display yang besar, juga dikenal juga LED dalam bentuk segment seven 7 segmen yang umum digunakan untuk menampilkan angka numerik. II.2.6 Seven Segment Seven segment merupakan peraga angka yang dapat memperagakan angka dari 0 sampai 9. Seven Segment ini dibentuk oleh 7 buah segmen yang tersusun sedemikian rupa sehingga jika ada beberapa segmen tertentu yang aktif maka akan membentuk sebuah angka. Jika segment A, B, dan C hidup, maka angka yang akan ditampilkan adalah 7. demikian seretusnya. Gambar II. 7. Foto Seven Segment dan Struktur Segmen 11 Prinsip Kerja Seven Segment Jika saklar di a ditutup, maka arus mengalir dari Ground melalui tahanan pembatas hingga LED segmen-a dan keluar melalui hubungan anoda biasa ke catu daya. Dengan demikian hanya segmen a saja yang menyala. Jika kita ingin menampilkan angka 8 desimal pada peraga, saklar a, b, c, d, e, f, dan g ditutup, sehingga pada rangkaian akan menyala decimal 8. Dalam hal ini tegangan ground (LOW) mengaktifkan segmen LED. II.2.5 Transistor Transistor merupakan komponen elektronika aktif yang menggunakan aliran elektron sebagai prinsip kerjanya di dalam bahan, sebuah transistor memiliki tiga kaki yaitu; basis, emiter dan kolektor. Transistor terdiri atas dua jenis, yakni; NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan; satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis, karenanya transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu; dioda-emiter-basis atau disingkat emitter dioda dan dioda kolektor-basis. Berikut ini adalah gambar transistor dan lambangnya: Gambar II. 8. Foto Berbagai Transistor dan Lambang tansistor PNP 12 PNP