MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI TEORI – TEORI TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI DISUSUN OLEH : FEBRI GALUH PRATAMA 115120207111008 MUHAMMAD WILDAN ADI KARA 115120207111026 LINTANG AULIA YUDHITIASARI 115120207111064 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Bab I Latar Belakang Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang dilakukan untuk mengkondisikan suatu organisasi supaya dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan yang sifatnya internal maupun eksternal. Menurut Morgan dalam bukunya Littlejhon (2008) memberikan metafora tentang organisasi. Metafora pertama adalah mesin. Mesin dapat dikatakan berjalan apabila semua komponen berjalan secara bersama- sama sehingga menghasilkan gerak yang dinamis. Metafora kedua adalah otak. Organisasi di ibaratkan sebagai otak karena dapat mengolah informasi, memiliki kecerdasan, mengkonsep, dan membuat rencana. Terakhir organisasi dimetaforakan sebagai kebudayaan. Kebudayan yang dimaksud adalah kebudayaan yang bersifat global dengan karakteristik yang berbeda seperti kebangsaan, ras, dll. Kebudayaan adalah identitas karena adaanya nilai-nilai, norma-norma, keyakinan dan kebiasaan bersama. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman yang bersifat umum sehingga memudahkan identifikasi dan mempunyai kesamaan presepsi tentang organisasi. Maka para ahli kemudian merumuskan teori-teori dalam komunikasi organisasi. Teori ini diharapakan akan memberikan kemudahan kepada semua tidak terbatas dari ras, kebudayaan yang berbeda – beda. Kerena kebudayaan setempat mempengaruhi pemahaman tentang organisasi. Bab II Teori Komunikasi Organisasi Teori Organisasi di kelompokkan dalam 3 teori besar yaitu Teori Struktural Klasik, Teori Transisional dan Teori Mutakhir. Teori tersebut merupakan kumpulan dari teori – teori komunikasi organisasi. A. TEORI STRUKTURAL KLASIK Teori struktural klasik di bagi menjadi 3 paradigma yaitu Organisasi Sosial, Organisasi Formal dan Manajemen Ilmiah Taylor 1. ORGANIASI SOSIAL Organisasi sosial menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2010) adalah organisasi yang merujuk pada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang ; kecenderungan mengawali kontak ; arah pengaruh antara orang-orang ; derajat kerja sama ; perasaan tertarik, hormat, dan permsuhan ; dan perbedaan status) dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang-orang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh karakteristik fisiologi atau psikologi mereka sebagai individu. Menurut Berlo (1960) dalam R. Wayne Pace dan Don F. Faules organisasi yang berhubungan dengan organisasi sosial melalui 3 cara yaitu : a. Sistem sosial dihasilkan melalui komunikasi. b. Bila suatu sistem sosial telah berkembang maka ia menentukan komunikasi anggotaanggotanya. c. Pengetahuan mengenai sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa duduk dalam sistem. 2. ORGANISASI FORMAL (BIROKRASI) Teori ini menjelaskan tentang proses-proses sosial dalam sebuah cara yang menghubungkan motivasi individu dengan hasil-hasil sosial. Weber memberikan kerangka kerja untuk padangan tradisional tentang susunan organisasi sebagai sesuatu yang hirarki dan diatur oleh aturan. Dalam melakukan organisasi tidak dapat dilakukan tanpa 3 hal yaitu : a. Otoritas Otoritas yang dimaksud disini adalah kemampuan yang diberikan oleh orang tertentu untuk mengatur dan menetukan kebijakan yang harus dipatuhi oleh semua anggota organisasi. b. Spesialisasi Spesialisasi ini digunakan untuk membagi tugas antar elemen – elemen organisasi. Setiap bagian mempunyai tugas masing – masing dalam melakukan fungsinya. Jadi unsur-unsur organisasi seperti ketua, wakil, bendahara, sampai dengan anggota saling mempunyai peran sehingga dapat berjalan sendiri secara kesinambungan. c. Aturan Aturan ini di gunakan untuk memberikan pedoman kepada masing-masing elemen supaya melakukan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dalam teorinya Weber menjelaskan bahwa Organisasi formal dapat dikatakan dapat dikatakan ideal apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. b) Tujuan atau rencana organisasi terbagi dalam tugas-tugas ; tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi. c) Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. d) Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hirarkis. e) Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi. f) Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal. g) Sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi. h) Anggota harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi. i) Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan klasifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga atau koneksi lainnya. j) Meskipun pekrjaan dalam birokrasi dilakukan menggunakan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja. 3. MANAJEMEN ILMIAH TAYLOR Unsur kunci : a) Pembagian Kerja : berkenaan denan bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaanorganisasi didistribusikan (disinilah bagaimana jalur dan pola komunikasi berlangsung). b) Proses Skalar – fungsional : berkenaan dengan rantai perintah / dimensi vertical organisasi yang menunjukkan proses fungsional dan jalur horisontal organisasi. c) Struktur : hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Teori klasik fokus pada dua stuktur dasar : lini (garis komando / pimpinan/decition maker) & staf (garis koordinatif / pelaksana tugas/follower). d) Rentang Kendali/pengawasan (span of control) : menunjukkan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan. Efektifitas pengawasan organisasi tergantung pada besar kecilnya jumlah rentang kendali yang ada. B. TEORI TRANSAKSIONAL Teori transisional ini merupakan teori yang bertranformasi dari teori-teori klasik. Teori transisional diantaranya : 1. TEORI PERILAKU a. Teori komunikasi-kewenangan Chaster Barnard Teori ini memandang bahwa teori klasik tentang birokrasi adalah sebuah keburukan, dan teori ini menekankan bahwa organisasi adalah sistem orang bukan struktur yang direkayasa secara mekanik. Sebagai pelopornya Barnad (1938) dalam R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2010) mengatakan bahwa eksistensi sebuah organisasi (sebagai sistem kerja sama) bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Dengan premis lain kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama. a) Organisasi formal : suatu sistem kegiatan dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terkoordinasikan. b) Menitikberatkan konsep sistem dan konsep orang. Eksistensi organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama. c) Fungsi utama pimpinan adalah mengembangkan & memelihara suatu sistem komunikasi. Empat syarat seseorang mau menerima pesan otoritatif : a) Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud. b) Orang tersebut percaya bahwa pesan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. c) Orang tersebut percaya (pada saat memutuskan bekerja sama) bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya. d) Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan (sesuai dengan kompetensi dirinya). b. Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo Menurut Mayo (1945) dalam R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2010) membuat kesimpulan atas percobaan yang dia lakukan dikenal dengan The Hawthorne effect yaitu (1) Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi mengubah sikap dan perilaku mereka. (2) Moral dan produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain teori ini menjelaskan bahwa interaksi dengan orang lain akan menambah produktivitas kerja. c. Teori Fusi Bakke dan Argyris Teori ini bertitik tumpu pada keterkaitan antara kepentingan individu dan organisasi sehingga menimbulkan sebuah perselisihan dalam sistem organisasi. Masalah ini dapat menjadikan konflik yang berujung dengan tidak adanya kesepahaman antara individu (pegawai) dengan oraganisasi tempat dia bekerja. Proses Fusi : a) Organisasi, hingga tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individupun mempengaruhi organisasi. b) Organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap ndividu pegawai dan individu yang disosialisaikan oleh organisasi. Karena itu setiap menunjukkan ciri individu yang mendudukinya. Setelah fusi, setiap pegawai tampak menyerupai organisasi, dan setiap jabatan dalam organisasi dimodifikasi sesuai dengan minat khusus individu d. Teori Peniti Penyambung Likert Sumber : http://3.bp.blogspot.com/i6VXLMYfOnA/T3GsTmH6MhI/AAAAAAAAACg/Bn7UntYETxw/s1600/we.png Teori ini menjelaskan tentang adanya keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lain atau kelompok yang tumpang tindih dalam peran ( sebagai pemimpin yang lebih rendah dan sebagai anggota unit yang lebih tinggi). Selai itu organisasi beroreientasi pada hubungan ke atas dala hal : komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan organisasi. 2. TEORI SISTEM Menurut Scott (1961) “ satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah sebagai suatu sistem “ Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, berhubungan antara bagian-bagian dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan atau keseluruhan. Menurut Fisher (1978) bahwa “ teori sistem adalah seperangakat prinsip yang terorganisasi secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pemikiran kita namn terikat dalam berbagai penafsiran”. Teori sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : a) Nonsumativitas, yaitu suatu sistem tidak sekedar jumlah dari bagianbagiannya. Namun dia akan memperoleh identitas yang terpisah dari masing-masing hubungan. b) Unsur-unsur struktur, fungsi dan evlusi. Sturktur merujuk pada hubungan antarkomponen suatu sistem. Struktur mencerminkan keteraturan. c) Keterbukaan. Organisasi adalah sistem sosial. Batas-batasnya dapat ditembus, yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungannya sehingga memperoleh energi dan informasi. d) Hierarki. Suatu sistem merupakan suatu suprasistem bagi sistem-sistem lain di dalamnya, atau sebagai subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar. 3. TEORI SITEM SOSIAL KATZ & KHAN Teori memandang bahwa komunikasi sebagai penghubung. Kebanyakan dari kita dan orang lain menggunakan komunikasi (verbal/non verbal, bicara /diam). Pertukaran informasi ini adalah inti dari suatu sistem sosial atau suatu organisasi. Organisasi disini dalam artian luas termasuk penularan sosial dan kepemimpinan. C. TEORI MUTAKIR (subjektivis) 1. TEORI PENGORGANISASIAN (Carl Weick) Menurut Weick (1979) pengorganisasian adalah sebuah proses dan aktivitas/kegiatan. Walaupun organisasi memiliki struktur namun bagaimana organisasi bertindak dan bagaimana organisasi tersebut tampil ditentukan oleh struktur yang ditetapkan oleh pola-pola regular perilaku yang saling bertautan. Manusia tidak hanya menjalankan organisasi tetapi, dia merupakan organisasi itu sendiri. Pengorganisasian adalah suatu gramatika (aturan, konvensi, praktik organisasi) yang disahkan secara mufakat untuk mengurangi ketidakpastian dengan menggunakan perilaku bijaksana (pengalaman) yang saling bertautan. (penga Proses / Tahapan Pengorganisasian : 1) Tahapan Enacment secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan makna khusus dari suatu peristiwa. 2) Tahapan seleksi aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan pengurangan yang sesuai dengan ketidakjelasan. 3) Tahap retensi, memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara organisasi itu memberi respon atas berbagai situasi. 2. TEORI BUDAYA KOMUNIKASI Menurut Brown (1998 : 34 ) budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi. Sedangkan menurut Robbins, (2003: 525) budaya organisasi itu merupakan suatu system nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari (essence) dari budaya organisasi, 7 karakteristik adalah: 1) Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk taking). Tingkatan dimana para karyawan terdorong untuk berinovasi dan mengambil risiko. 2) Perhatian yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan dimana para karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada rincian. 3) Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil. 4) Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil – hasil pada orang–orang anggota organisasi itu. 5) Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim – tim, bukannya individu – individu. 6) Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang – orang (anggota organisasi) itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai – santai. 7) Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan di pertahankannya status quo daripada pertumbuhan. Konsep Budaya Organisasi Menurut Sackmann (1991) dalam Pace dan Faules (2010 : 90) membagi budaya organisasi dalam 3 prespektif yaitu : 1) Prespektif Holistik yaitu memandang budaya merupakan cara-cara terpola mengenai berfikir, menggunakan perasaan dan bereaksi. 2) Prespektif Variabel terpusat pengekspresian budaya. 3) Preespektif Kognitif memberi penekanan pada gagasan konsep, cetak biru. keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma “pengetahuan yang diorganisasikan” yang ada dalam pikiran orang-orang untuk memahami realitas. Jadi budaya organisasi ini lebih menekankan bagaimana organisasi tertentu membuat kesepakatan dalam melaksanakan organisasi dan menata organisasinya. DAFTAR PUSTAKA Pace, R. Wayne dan Faules Don F.2010. Komunikasi Organisasi. Remaja Rosdakarya : Bandung. STUDI KASUS LSO Seni FISIP UB. salah satunya Societo Sineklub adalah organisasi yang berfokus pada videografi atau pembuatan film pendek / film indie di lingkup Fakiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Menurut analisa kami tentang teori komunikai organisasi yang telah dijelaskan sesuai materi diatas, Societo dalam teori struktural klasik atau objektivisme, Societo merupakan organisasi formal dimana terdapat jabatan-jabatan dan kewenangan serta hierarki dalam organisasi demi mencapai satu tujuan sama. pada teori transaksional, dimana teori prilaku dalam organisasi Societo mencakup ketiga teori sub bahasan teori prilaku yaitu: 1) Dalam Teori Komunikasi-Kewenangan oleh Chester Barnard, Societo sebagai suatu sistem kegiatan dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terkoordinasikan, Menitikberatkan konsep sistem dan konsep orang karena eksistensi organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama. serta fungsi utama ketua umum adalah mengembangkan & memelihara suatu sistem komunikasi selalu dikembangkan. 2) Dalam Teori Hubungan Manusia oleh Elton Mayo “kondisi kerja yang menyenangkan, bebas dan membahagiakan dapat meningkatkan produktifitas” jelas-jelas terjadi karena dalam Societo, terutama saat berproduksi atau syuting film kami bekerja secara senang-senang.